Вы находитесь на странице: 1из 19

Kelainan Pewarisan yang Terjadi pada Anak Retinoblastoma dari Orangtua Normal

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

Abstrak
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang hereditas. Unit pembawa hereditas yang
membawa informasi genetik untuk diwariskan kepada generasi berikutnya disebut gen. Gen
terdapat didalam kromosom, dan setiap kromosom memiliki dua alel yaitu alel dominan dan alel
resesif baik itu homozigot maupun heterozigot. Gen dari orangtua akan menurunkan informasi
genetik mulai dari penampilan fisik, sifat, dan kecerdasan kepada anaknya. Selain itu terdapat juga
penyakit bawaan yang juga diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Tidak jarang penyakit
diwariskan dari orang tua yang kelihatan normal secara fisik. Hal tersebut disebabkan karena alel
heterozigot tidak memunculkan sifatnya namun memiliki gen penyebab penyakit sehingga disebut
sebagai gen pembawa yang apabila disilangkan dengan sesamanya akan mendapatkan kromosom
homogizot penyebab penyakit. Selain itu. mutasi juga merupakan salah satu kemungkinan
penyebab kelainan pewarisan tersebut dapat terjadi. Terdapat beberapa kelainan pewarisan yaitu
dominansi, alel ganda, interaksi gen, terangkai pada autosom, gonosom dan gen letal.
Kata kunci: genetika, hereditas, alel, kelainan pewarisan, mutasi

Abstract
Genetics is the study of heredity. The heredity carrying unit that carries genetic information to be
inherited to the next generation is called a gene. Genes are contained in the chromosomes, and
each chromosome has two alleles namely the dominant allele and the recessive allele both
homozygous and heterozygous. Genes from parents will reduce genetic information ranging from
physical appearance, traits, and intelligence to their children. In addition there are also congenital
diseases that are also passed on from parents to their children. It is not uncommon for diseases to
be inherited from parents who appear to be physically normal. This is because heterozygous alleles
do not give rise to their properties but have disease-causing genes that are referred to as carrier
genes which, when crossed with each other, will get homogizot chromosomes that cause disease.
Besides that, mutation is also one of the possible causes of inheritance abnormalities that can
occur. There are several inheritance disorders, namely dominance, multiple alleles, gene
interactions, strung on autosomes, gonosomes and lethal genes.
Keywords: genetics, heredity, alleles, inheritance abnormalities, genetic information, mutation

Pendahuluan

1
Setiap makhluk hidup termasuk manusia tersusun atas sel- sel yang saling berinteraksi
membentuk suatu fungsi tertentu dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari- hari. Semua
aktivitas sel ini diatur oleh inti sel, di dalam inti sel mengandung kromosom yang tersusun oleh
DNA dan protein yang membawa informasi genetik. Informasi genetik ini diturunkan dari
orangtua kepada anaknya melalui gen.1
Gen dari orangtua akan menurunkan informasi genetik mulai dari penampilan fisik, sifat,
dan kecerdasan kepada anaknya. Selain itu terdapat juga penyakit bawaan yang juga diturunkan
dari orang tua kepada anaknya.1 Penyakit bawaan yang diturunkan dari dari orangtua yang memang
menderita suatu penyakit tertentu dapat dikatakan sebagai suatu hal yang lumrah, namun tidak
jarang juga penyakit yang diderita oleh anak diturunkan dari orangtua yang normal secara fisik
sehingga hal tersebut menimbulkan banyak keraguan dan pertanyaan.
Untuk menjawab keraguan dan pertanyaan tersebut dapat dipelajari lebih lanjut mengenai
genetika dan pewarisan sifat melalui hukum mandel, yang nantinya akan didapatkkan bahwa
penyakit bawaan yang diturunkan dari orang tua yang normal secara fisik sangat mungkin terjadi
karena setiap kromosom manusia memiliki dua alel untuk setiap gen, yang apabila kedua alel
tersebut sama disebut homozigot dan jika berbeda disebut heterozigot. Alel dapat dibedakan
sebagai alel dominan dan alel resesif. Ada alel yang ketika bersifat heterozogot dapat
mengekspresikan sifatnya namun ada pula alel heterozigot yang sifatnya tidak muncul akibat
tertutupi oleh alel dominan yang akan dipelajari pada kelainan pewarisan seperti dominansi, gen
terangkai pada kromosom autosom, gonosom, maupun gen letal yang dapat menyebabkan
kematian bagi individu yang memilikinya baik itu letal dominan maupun resesif.2
Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa mutasi dapat menjadi salah satu faktor penyebab
kelainan pewarisan. Oleh karena itu, sesuai dengan skenario maka tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah untuk menjelaskan bagaimana penyakit bawaan terutama penyakit bawaan akibat gen
letal dari orangtua yang normal dan diteruskan kepada generasi berikutnya yang dapat dijelaskan
melalui hukum mandel. Selain itu, juga perlu analisis diagram silsilah keluarga untuk mengetahui
kemungkinan alel yang yang diwariskan dari generasi sebelumnya dan dapat menghitung peluang
kelainan bagi generasi berikutnya.3

Hukum Mandel

2
Hukum Mandel I : Hukum Segregasi

Hukum I Mendel disebut sebagai hukum segregasi (pemisahan) yang menyatakan bahwa
pada saat pembentukan gamet terjadi segregasi alel-alel secara bebas, dari diploid menjadi haploid.
Alel memisahkan diri satu sama lain selama proses pembentukan gamet dan diwariskan secara
berpasangan ke dalam gamet- gamet yang sama jumlahnya. Sebagai dasar segregasi satu pasang
alel terletak pada lokus yang sama dari kromosom homolog. Kromosom ini memisah secara bebas
pada anafase I dari meiosis dan tersebar dalam gamet- gamet yang berbeda. Secara garis besar,
hukum ini mencakup tiga pokok, yaitu:
 Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter.
 Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari induk jantan dan satu dari induk betina.
 Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan terekspresikan. Alel
resesif tidak terekspresikan. Alel resesif yang tidak terekspresikan tetap akan diwariskan pada
gamet yang terbentuk.4
Hukum I Mendel disimpulkan dari percobaan silang monohibrid ( persilangan dengan satu
sifat yang berbeda) yang menghasilkan kesimpulan:
 Persilangan murni akan menghasilkan sifat dominan (alel AA) maupun sifat resesif (alel aa)
dari satu karakter tertentu. Apabila anaknya disilangkan (F1) akan memempunyai sifat dari
kedua macam alel yang menghasilkan individu heterozigot (alel Aa)
 Individu heterogizot ( F1 Aa) menghasilkan gamet-gamet yang apabila disegregasikan akan
menghasilkan setengah alel dominan (A) dan setengah alel resesif (a)
 Individu heterizigot (F1 Aa) apabila disilangkan dengan sesamanya ( F1 Aa) akan menghasilkan
individu sengan perbandingan genotip 1 ( alel AA) : 2 (alel Aa) :1 (alel aa) dengan perbandingan
sifat yang muncul ( fenotipnya) 3 ( dominan ; alel AA dan Aa) : 1 ( resesif ; alel aa). 4
Hukum Mandel II : Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas (The Law Independent
Assortment of Genes)

Hukum II Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih
sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang
lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Faktor alel
yang mengatur karakter yang berbeda memisah secara bebas ketika membentuk gamet. Hukum II
mandel ini dibuktikan dengan persilangan dihibrid yang menghasilkan kesimpulan:

3
 Apabila dua pasang gen yang tidak terpaut terdapat di dalam hibrida, maka perbandingan
fenotipnya pada F2 adalah 9:3:3:1
 Semakin banyak jumlah gen ( pasangan alel) maka akan semakin banyak jumlah kelas fenotip
dan genotip pada F2.4

Kelainan Pewarisan
Dominansi

Dominansi adalah sifat yang mengalahkan atau menutupi sifat yang lain. Dominansi
terbagi 2 yaitu:
- Semidominan yaitu alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif sepenuhnya sehingga
keturunan yang heterozigot memiliki sifat setengah dominan setengah resesif. Pada
semidominan fenotip dan genotip nya adalah 1:2:1. Individu heterozigot memiliki sifat antara
fenotip homozigot resesif dan fenotip homozigot dominan atau dapat dikatakan sebagai
fenotip intermediet .3,5
Contoh: persilangan antara bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dengan kelopak warna
merah disilangkan dengan bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dengan kelopak
warna putih akan menghasilkan bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dengan
kelopak warna merah muda. Kemudian apabila bunga merah muda disilangkan
dengan bunga merah muda akan menghasilkan bunga dengan perbandingan genotip
dan fenotip yang sama yaitu 1:2:1.

Gambar 1. Table persilangan bunga pukul empat. 6

4
- Kodominan yaitu dua alel suatu gen yang menghasilkan produk berbeda dengan alel yang
satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain. Individu bergenotip heterozigot memiliki sifat
campuran diantara kedua genotip homozigot. Perbandingan fenotip dan genotipnya dalah
1:2:1.3,5
Contoh: penggolongan darah ABO
Seseorang dengan golongan darah A homogizot [ IAIA]menikah dengan seseorang
yang bergolongan darah B [IBIB] homozigot akan menghasilkan keturunan dengan
golongan darah IAIB, bukan menghasilkan pertengahan antara golongan darah A atau
B.

Gambar 2. Perkawinan golongan darah A homozigot dan B homozigot.7

Interaksi Gen
Interaksi gen adalah interaksi antara dua pasang gen yang bekerja sama sehingga
membentuk suatu fenotipe baru. Peristiwa interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh W.
Bateson dan R.C. Punnet setelah mereka mengamati pola pewarisan bentuk jengger ayam.
Fenotip F2 yang muncul dari interaksi antara dua alel yang berbeda akan menghasilkan
perbandingan 9:3:3:1.3,5
Contoh: persilangan antara ayam yang berjengger mawar dan ayam berjengger kacang akan
menghasilkan fenotip baru yaitu ayam berjengger walnut hasil penggabungan antara
alel R dominan dari alel ayam berjengger mawar dengan alel P dominan dari alel
ayam berjengger kacang. Kemudian F2 yang dihasilkan dari persilangan F1 nya
akan menghasilkan ayam berjengger baru pula yaitu ayam berjengger tunggal yang
merupakan penggabungan antara semua alel resesif.

5
Gambar 3. Persilangan ayam yang berjengger mawar dan ayam berjengger kacang.8

Modifikasi Persilangan
 Epistasis
Epistasis adalah sebuah atau sepasang gen yang menutupi ekspresi gen lain yang tidak
sealel. gen yang tidak sealel saling berinteraksi mempengaruhi ekspresi gen lainnya,
pengaruhnya dapat menguatkan atau menghalangi ekspresi gen lain.3,8 Ada beberapa jenis
epistasis yaitu:

- Epistasis dominan adalah gen dengan alel dominan yang menutupi kerja gen lain. Pada
peristiwa epistasis dominan terjadi penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang
bukan alelnya. Perbandingan fenotip F2 pada epistasis dominan adalah 12 : 3 : 1.
Contoh: pada pewarisan warna buah waluh besar (Cucurbita pepo). Dalam hal ini terdapat
gen Y yang menyebabkan buah berwarna kuning dan alelnya y yang menyebabkan
buah berwarna hijau. Selain itu, ada gen W yang menghalangi pigmentasi dan w
yang tidak menghalangi pigmentasi. Persilangan antara waluh putih (WWYY)
dan waluh hijau (wwyy) menghasilkan perbandingan fenotipe generasi F2 sebagai
berikut.

6
P1 = WWYY (putih) x wwyy (hijau)
F1 = WwYy (putih)
P2 = WwYy (putih) x WwYy (putih)
F2 = 9 W-Y-_ (putih)
3 W-yy (putih)
3 wwY-_ (kuning)
1 wwyy (hijau)

Putih : kuning : hijau


12 : 3 : 1

- Epistasis resesif adalah gen dengan alel homozigot resesif mempengaruhi gen lain.
Peristiwa epistasis resesif terjadi apabila suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain yang
bukan alelnya. Perbandingan fenotip F2 pada epistasis resesif 9 : 3 : 4.3,8
Contoh: epistasis resesif dapat dilihat pada pewarisan warna bulu mencit (Mus
musculus). Ada dua pasang gen nonalelik yang mengatur warna bulu pada
mencit, yaitu gen A menyebabkan bulu berwarna kelabu, gen a menyebabkan
bulu berwarna hitam, gen C menyebabkan pigmentasi normal, dan gen c
menyebabkan tidak ada pigmentasi. Persilangan antara mencit berbulu kelabu
(AACC) dan albino (aacc).

P1 = AACC (kelabu) x aacc (albino)


F1 = AaCc(kelabu)
P2 = AaCc (kelabu) x AaCc (kelabu)
F2 = 9 A-C- (kelabu)
3 A-cc (albino)
3 aaC- (hitam)
1 aacc (albino)

Kelabu : hitam : albino


9 : 3 : 4

 Hipostasis
Hipostasis adalah adalah sebuah atau sepasang gen yang tertutupi oleh ekspresi gen
lain yang tidak sealel. Ada beberapa jenis hipostasis yaitu:

7
- Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen bukan alel tetapi mempengaruhi
karakteristik sifat yang sama. Semakin banyak gen dominan, maka sifat karakteristik makin
kuat.8
Contoh: persilangan antara gandum berkulit putih dengan gandum berkulit merah tua akan
menghasilkan gandum berkulit merah sedang yang kemudian apabila disilangkan
dengan sesamanya akan menghasilkan perbandingan fenotip 15 (merah):1(putih)

Gambar 3. Persilangan gandum merah dan gandum putih.9

- Kriptomeri adalah peristiwa modifikasi persilangan dimana gen dengan sifat dominan
hanya muncul jika ada bersama dengan gen dominan lainnya.8
Contoh: persilanga bunga Linaria maraccona warna merah dan putih yang akan
menghasilkan F1 warna ungu, yang kemuadian disilangkan dengan sesamanya
akan menghasilkan perbandingan F2 nya adalah 9 (ungu) :3 (merah) :4 (putih)

Gambar 4. Persilangan bunga Linaria maroccana.10

8
- Komplementer adalah peristiwa interaksi antar gen dominan yang apabila bersama- sama
akan muncul fenotip alelnya.3,8
Contoh: persilangan bunga Lathyrus adoratus warna putih 1 dengan genotip ccPP dengan
bunga Lathyrus adoratus warna putih dengan genotip CCpp yang akan
menghasilkan F1 bunga warna ungu, yang apabila disilangkan dengan asesamanya
akan menghasilkan perbandingan F2 10 (ungu) : 3 (krem): 2 (albino): 1 (putih)

Gambar 5. Diagram persilangan Lathyrus adoratus.11

 Alel Ganda
Alel ganda (multiple allelomorf) adalah beberapa alel lebih dari satu gen yang
menempati lokus yang sama pada kromosom homolognya. Contoh sifat yang dikontrol oleh
alel ganda adalah golongan darah ABO , dan golongan darah rhesus.3,12
- Golongan darah ABO ditemukan oleh Karl Landsteiner. Golongan darah ABO
digolongkan berdasarkan jenis antigen yang terdapat pada eritrosit yang mampu
merangsang pembentukan antibodi. Golongan darah (sistem ABO) seseorang dikendalikan
oleh 2 alel yang diwariskan dari orang tuanya tetapi dalam populasi keseluruhan terdapat
tiga alel yang berbeda, yaitu IA,IB,i. Alel IA dan IB masing-masing mengendalikan
pembentukan antigen A dan antigen B, sedangkan alel i tidak membentuk antigen.12

- Golongan darah rhesus ditemukan oleh Karl Landsteiner dan AS Wiener dengan
percobaannya menggunakan kelinci dan kera Macaca rhesus. Pada manusia dapat
dibedakan dalam dua kelompok yaitu orang dengan rhesus positif, yang menyebabkan
9
darah menggumpal apabila dilakukan tes dengan anti Rh. Sedangkan orang dengan rhesus
negatif tidak akan menggumpalkan darah ketika dilakukan tes dengan anti Rh. Landsteiner
berpendapat bahwa golongan darah Rh diatur oleh satu gen yang terdiri dari dua alel yaitu
R dan r, dimana R dominan terhadap r. Sehingga orang yang memiliki rhesus positif
mempunyai genotip RR atau Rr, dan orang dengan rhesus negatif mempunyai genotip rr.
Rhesus darah sangat mempengaruhi ibu hamil dan kandungannya, ibu dengan Rh – (rr)
menikah dengan laki- laki Rh+ (RR) akan menghasilkan anak Rh + (Rr) yang dapat
menyebabkan eritroblastosis fetalis. 12
 Gen Linkage (terangkai)

Gen terangkai (linkage) adalah gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama.
Linkage pertama kali dinyatakan oleh Walter Sutton yang mengatakan bahwa sifat yang
diwariskan lebih banyak daripada jumlah kromosom. Terdapat 2 jenis gen terangkai yaitu
terangkai autosom dan terangkai gonosom. 13
- Terangkai autosom
Gen yang terangkai pada autosom adalah gen yang terangkai pada kromosom tubuh
yaitu kromosom nomor 1-22. Pada manusia, laki-laki dan perempuan memiliki jumlah
autosom yang sama sehingga ekspresi genetik pada laki- laki dan perempuan sama besar.
Gen terangkai autosom dapat bersifat dominan yang pewarisannya tidak selang generasi
maupun gen yang terangkai resesif yang pewarisannya ada selang generasi.
 Autosom dominan
Individu yang menderita penyakit yang terpaut kromosom autosom dominan
memiliki genotip homozigot dominan dan heterozigot, sedangkan individu normal
memiliki genotip homozigot resesif. Beberapa penyakit yang terpaut kromosom
autosom dominan yaitu kemampuan mengecap phenylthiocarbamide (PTC) yang
mana penderita PTC tidak mampu mengecap rasa asin, manis, asam dll. Bagi orang
normal yang bisa mengecap, PTC tidak memiliki rasa ( tawar). Namun bagi penderita
yang tidak bias mengecap, PTC akan terasa pahit. Selanjutnya adalah Dentinogenesis
Imperfektan yang merupakan suatu kelainan pada gigi manusia yang menyebabkan
dentin berwarna putih seperti air susu (opalesen).
Selanjutnya dalah achondroplasia yang merupakan suatu kelainan epifisis
yaitu adanya penulangan pada kartilago sehingga anggota tubuh menjadi pendek.

10
Penyakit achondroplasia juga terpaut gen letal dominan sehingga orang dengan
genotip BB akan meninggal. Selanjutnya adalah Polidaktili yang merupakan kelainan
yang ditandai dengan kelebihan jari pada satu atau dua tangan atau kaki. Selanjutnya
adalah Huntington Disease yang merupakan suatu penyakit degeneratif yang
menyerang sistem saraf yang menyebabkan seseorang kehilangan kontrol pada sistem
koordinasi dan kontrol diri. Penyakit ini disebabkan oleh prosuksi asam quiolinic yang
membunuh sel saraf.Selanjutnya adalah Neurofibromatosis yang merupakan kelainan
genetik pada sistem saraf. Kelainan ini menyebabkan timbulnya benjolan seperti
tumor di sekitar tubuh.3,13
 Autosom resesif
Individu yang menderita penyakit yang terpaut kromosom autosom resesif
memiliki genotip homozigot resesif, sedangkan individu normal memiliki genotip
homozigot resesif dan heterozigot. Adapun penyakit yang terangkai pada autosom
resesif yaitu albino yang merupakan kelainan herediter akibat ketidakmampuan
membentuk enzim tyrosinase yang mengubah asam amino tirosin menjadi pigmen
melanin. Selanjutnya adalah phenylketonuria (PKU) adalah penyakit dengan ciri
kelainan metabolisme asam amino phenylalanin karena tidak adanya enzim
phenylalanin hidrosilase yang merubah phenylalanin menjadi tirosin. Phenylketonuria
ditandai dengan urin yang memiliki bau khas, penderita ini dapat menderita
keterbelakangan mental akibat tingginya tingkat fenilalanin di otak dan cairan tulang
belakang
Selanjutnya adalah bisu tuli yang merupakan kelainan genetik di mana
penderita tidak dapat mendengar atau berbicara. Selanjutnya adalah alkaptonuria
adalah kelainan genetik dengan ciri urin berwarna coklat tua sampai hitam. Kelainan
ini disebabkan karena tubuh tidak memiliki enzim homogentisin oksidase yang akan
mengubah asam homogentisin menjadi asam maleyl asetoasetat sampai menjadi H2O
dan CO2. Selanjutnya adalah cystic Fibrosis adalah kelainan genetik yang ditandai
dengan kerusakan kelenjar yang memprosuksi lender. Lendir yang dihasilkan pada
penderita CF sangat kental seperti permen kapas yang menyumbat paru-paru dan
saluran pencernaan.3,13

11
- Terangkai gonosom
Gen yang terangkai gonosom adalah gen yang terangkai pada kromosom nomor 23
yaitu kromosom X atau Y. Terdapat dua jenis pewarisan yaitu pewarisan terpaut kromosom
X resesif dan kromosom X dominan.
 Terangkai pada kromosom X dominan
Ciri- ciri kelainan yang terangkai pada kelamin X dominan yaitu sifat nya tidak
selang generasi, laki- laki yang menderita berasal dari ibu yang menderita, sedangkan
perempuan yang menderita berasal dari ayah dan ibu yang juga menderita. Adapun
penyakit yang terangkai pada kromosom x dominan adalah sindrom rett yang
merupakan gangguan neurodegeneratif yang progresif diikuti dengan tingkah laku
autistik, demensia, ataksia, hilangnya penggunaan tangan yang bertujuan dengan
pergerakan tangan yang stereotipik, kejang, dan perlambatan pertumbuhan lingkar
kepala disertai retardasi mental. Selain itu juga ada penyakit anenamel yang
merupakan penyakit yang dicirikan dengan ketidakmampuan tubuh dalam membentuk
email gigi yang berfungsi untuk mempertahankan dan menguatkan gigi.3,13

 Terangkai pada kromosom X resesif


Kebanyakan individu yang menderita penyakit yang terangkai pada kromosom
X adalah laki- laki. Adapun beberapa penyakit yang terangkai kromosom x resesif
yaitu hemofilia yang disebabkan karena tidak adanya protein tertentu yang diperlukan
untuk penggumpalan darah. Selanjutnya adalah buta warna yang merupakan kelainan
individu yang tidak mampu membedakan seluruh atau beberapa warna. Selanjutnya
adalah DMD (Duchene Muscular Distrophy) yang merupakan kelainan genetik yang
ditandai dengan makin melemahnya otot- oto dan hilangnya koordinasi. Selanjutnya
adalah anadontia yang merupakan kelainan dimana penderitanya tidak memiliki benih
gigi dalam tulang rahangnya, sehingga gigi tidak dapat tumbuh. Selanjutnya adalah
Lesch- Nyhan Syndrome yang merupakan kelainan yang disebabkan karena
terbentuknya purin yang berlebihan terutama guanin. Kelainan ini menyababkan
seseorang mengalami retardasi mental , dan agresif. Selanjutnya adalah fragile X yang
merupakan kelainan yang ditandai dengan jari mudah patah, kelainan ini juga
menimbulkan retardasi mental.3,13

12
 Terangkai kromosom Y
Penyakit yang terangkai kromosom Y akan mewariskan kepada anak laki-
laki 100%. Adapun penyakit yang terangkai pada kromosom Y adalah Hairy pinnae
adalah kelainan yang ditandai dengan tumbuhnya rambut pada tepi telinga yang
kaku dan Panjang. Penyakit ini hampir sama dengan hypertrichosis yaitu
pertumbuhan rambut yang berlebihan (tidak normal) pada seorang individu. Selain
itu adalah webbed toes yang merupakan kelainan yang ditandai dengan melekatnya
jari kaki nomor dua dan tiga. 3,13

 Gen Letal
Gen letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot (dominan atau resesif) dapat
menyebabkan kematian individu. Kematian pada individu karena tugas gen letal yang
terdapat pada tubuh individu tersebut menumbukkan karakter atau bagain tubuh yang
sangat penting. Terdapat 2 jenis gen letal yaitu letal dominan dan letal resesif. 3,8
- Letal dominan
Letal dominan adalah gen yang bila homozigot dominan akan menyebabkan
kematian individu. Penderita yang terpaut gen letal ini memiliki genotip heterozigot,
genotip homozigot dominan bersifat letal, sedangkan genotip homozigot resesif bersifat
normal. Beberapa kelainan akibat gen letal dominan yang pertama adalah epiola yang
merupakan kelainan genetik yang memiliki karakteristik adanya pembentukan tumor jinak
non invasive yang sangat jarang menjadi lesi metastatik,
Selanjutnya adalah huntington disease yang merupakan kelainan genetik yang
disebabkan oleh sistem saraf pusat yang memburuk yang kemudian menyebabkan
kerusakan sel- sel otak rusak yang selanjutnya memicu rasa depresi yang berujung pada
keinginan untuk bunuh diri. Huntington disease ditandai dengan ciri gerakan tubuh
memutar, merangkak, kejang, membuang barang yang dipegang tanpa disadari.
selanjutnya adalah brakidaktili yang merupakan kelainan genetik pada orang yang berjari
pendek disebabkan karena tulang jari pendek dan tumbuh menjadi satu., keempat adalah
multiple telangiectasia adalah penyakit keturunan yang ditandai oleh membesarnya
pembuluh darah pada bagian muka, hidung, lidah, bibir.

13
Selanjutnya adalah retinoblastoma yang merupakan suatu neoplasma yang berasal
dari neuroretina (sel kerucut sel batang) atau sel glia yang bersifat ganas. Retinoblastoma
juga merupakan tumor ganas intraokuler yang ditemukan pada anak-anak, terutama pada
usia dibawah lima tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional. Salah satu pemicu
retinoblastoma atau kanker retina adalah faktor genetik yang akan diwariskan melalui
kromosom kepada generasi berikutnya. Secara genetik tumor ini berkembang karena
mutasi lengan panjang kromosom pada lokus 13q14 dan mutasi pada kedua alel gen Rb1.
Pasien yang selamat memiliki kemungkinan 50% menurunkan anak dengan
retinoblastoma.
Karena terangkai pada alel letal dominan, maka genotipe penderita retinoblastoma
adalah RR dan Rr sedangkan orang normal memiliki genotipe rr. Secara klinis gejalanya
berupa pupil berwarna putih yang apabila terkena cahaya terlihat seolah- olah bersinar
seperti mata kucing, mata juling, mata merah dan nyeri, gangguan penglihatan, iris pada
kedua mata memiliki warna yang berlainan serta bisa terjadi kebutaan. Pada stadium lanjut
akan muncul benjolan pada mata.3,8
- Letal resesif
Letal resesif adalah gen resesif homozigot yang menyebabkan kematian individu.
Gen dominan homogizot dan heterozigot akan menyebabkan individu normal. Penderita
yang terpaut gen letal ini memiliki genotip heterozigot, genotip homozigot dominan
bersifat normal, sedangkan genotip homozigot resesif bersifat letal. Namun, kebanyakan
penyakit yang terpait gen letal resesif bersifat letal tak lengkap sehingga genotip homozigot
resesif masih bisa bertahan hidup. Beberapa kelainan yang disebabkan oleh gen letal resesif
yaitu ichtyosis congenita yang merupakan suatu kelainan yang memperlihatkan kulit
menjadi kering dan bertanduk seperti sisik. Penyakit ichtyosis congenita hanya dapat
diderita oleh laki- laki karena penyakit ini juga terangkai pada kromosom Y.
Selanjutnya adalah tay sachs disease yang merupakan penyakit yang disebabkan
karena tidak memiliki enzim heksosaminidase A yang dapat menyebabkan kehilangan
penglihatan atau buta.selanjutnya adalah sickle cell anemia yang merupakan kelainan
genetik yang menyebabkan seseorang memiliki bentuk abnormal protein hemoglobin pada
sel darah merahnya.3,8

14
Mutasi

Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi secara tiba- tiba,
acak dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme yang bersifat terwariskan. Terdapat dua
jenis mutasi yaitu mutasi kromosom dan mutasi gen.
 Mutasi kromosom
Mutasi kromosom adalah suatu perubahan yang terjadi pada kromosom yang disertai
dengan perubahan struktur dan jumlah kromosom. Mutasi kromosom dapat dibagi menjadi
lima, yang pertama adalah delesi, mutase kromosom jenis ini dikarenakan hilangnya suatu
segmen materi genetik yang terdapat dalam kromosom. Kedua adalah duplikasi, mutasi jenis
ini menyebabkan karena terulangnya sebuah segmen dari kromosom. Ketiga adalah mutasi
inversi, mutasi jenis ini menyebabkan sebagaian dari suatu kromosom memiliki lokus gen-
gen yang urutannya terbalik. Keempat adalah mutasi translokasi, mutasi jenis ini
menyebabkan terjadinya perpindahan dari suatu bagaian dari suatu kromosom ke bagaian lain
dari kromosom yang bukan homolognya. Kelima adalah mutase isokromosom, mutasi jenis
ini menyebabkan kedua lengan kromosom homolog, karena berasal dari kekeliruan bidang
pembelahan sentromer waktu anafase meiosis II.14
 Mutasi gen
Mutasi gen atau dikenal juga sebagai mutasi titik adalah penggantian satu macam
nukleotida dengan nukleotida lainnya. Ada lima jenis mutasi gen yang pertama mutasi diam
(silent mutation) yaitu mutasi yang terjadi apabila penggantian salah satu nukleotisa tidak
mengubah antikodon. Kedua adalah mutasi salah arti (missense mutation) adalah mutasi yang
berakibat pada perubahan asam amino yang dikode apabila terjadi penggantian nukleotida.
Ketiga adalah mutasi tanpa arti (nonsense mutation) adalah mutasi yang mengubah kodon
asam amino tertentu menjadi kodon stop. Kelima adalah mutasi frame shift adalah mutasi
yang merupakan akibat penambahan atau kehilangan satu atau lebih nukleotida di dalam suatu
gen sehingga menyebabkan bergesernya kerangka pembacaan sehingga menghasilkan kodon
yang sangat berbeda atau baru. 14

15
Penyebab Mutasi (Mutagen)
 Mutagen biologi adalah bahan mutasi yang berasal dari bahan biologi seperti virus dan bakteri
 Mutagen kimia adalah bahan mutasi yang berasal dari bahan kimia seperti pestisida, siklamat
(pemanis buatan) dan zat warna buatan ( golongan arkidin)
 Mutagen fisika adalah bahan mutasi yang berasal dari unsur radioaktif, radiasi sinar x, sinar
alfa, beta, dan gamma. 15

Diagram Silsilah

Diagram sisilah merupakan suatu bagan yang menampilkan hubungan keluarga dalam
suatu struktur pohon. Diagram keluarga berguna untuk mengetahui garis keturunan maupun
generasi terdahulu dari sebuah keluarga serta untuk menentukan pola pewarisan beberapa sifat
manusia dengan mengamati sejarah keluarga. Diagram silsilah biasanya dibuat dengan
menggunakan simbol yang memiliki arti yang berbeda.
Lingkaran mewakili perempuan, kotak melambangkan laki- laki, lingkaran maupun kotak
yang kosong mewakili perempuan maupun laki- laki normal, lingkaran maupun kotak yang diarsir
setengah mewakili perempuan maupun laki- laki pembawa sifat (carrier), lingkaran maupun kotak
yang diarsir penuh mewakili perempuan maupun laki- laki penderita atau menunjukkan sifat yang
ingin diteliti. Garis horizontal yang menghubungkan individu yang berbeda menunjukkan
pernikahan, garis horizontal ganda menunjukkan pernikahan sekerabat, garis vertikal yang ditarik
dari garis horizontal atau garis pernikahan menunjukkan keturunan (anak), saudara kandung dari
orang tua yang sama dihubungkan dengan garis horizontal di atas simbolnya, kembar fraternal atau
tidak identik ditarik dari titik yang sama, kembar identik ditarik dari garis vertikal yang sama dan
pendek yang garisnya dihubungkan dengan garis horizontal. Urutan generasi diberi angka romawi
di sebelah kiri, urutan kelahiran atau urutan saudara diberi angka nomor di bawah simbol.

Gambar 6. Digram silsilah. 17

16
Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa gen adalah unit pembawa hereditas
yang membawa informasi genetik untuk diwariskan kepada generasi berikutnya. Gen terdapat
didalam kromosom, dan setiap kromosom memiliki 2 alel yaitu alel dominan dan alel resesif.
terdapat alel yang ketika bersifat heterozigot dapat mengekspresikan sifatnya namun ada pula alel
heterozigot yang sifatnya tidak muncul akibat tertutupi oleh alel dominan yang disebut sebagai
kelainanpewarisan.
Beberapa kelainan pewarisan tersebut dapat terangkai pada kromosom autosom,
kromosom gonosom, gen letal, dominansi, alel ganda, dan interaksi antargen dapat menyebabkan
kelainan yang menjadi penyebab suatu penyakit. Selain itu mutasi juga merupakan salah satu
faktor penyebab terjadinya kelainan pewarisan yang disebabkan oleh mutagen tertentu. Pada
skenario, kasus anak retinoblastoma merupakan salah satu kelainan pada gen letal dominan yang
diwariskan dari orang tua normal. Hal tersebut tidak mungkin terjadi jika tidak ada faktor mutasi.
Karena penderita retinoblastoma memiliki kromosom heterozigot yang hanya dapat diturunkan
apabila terdapat salah satu dari orang tua memiliki kromosom homozigot dominan. Sedangkan
homozigot dominan tidak mungkin ada karena bersifat letal. Sehingga anak retinoblastoma dari
orang tua normal tersebut disebabkan oleh mutasi yaitu mutasi lengan panjang kromosom pada
lokus 13q14 dan mutasi pada kedua alel gen Rb1 yang apabila anak tersebut kelak menikah akan
mewarisi kepada keturunanya.

17
Daftar Pustaka

1. Alatas Z. Efek pewarisan akibat radiasi pengion. Iptek Ilm Pop. 2015;65–74.
2. Lumbangaol R. Genetika penyimpangan hukum mandel. J Kedokt unsrat [Internet]. 2014;
6(3):615–20.
3. Priastini R, Hartono B. Buku ajar biologi kedokteran, sel dan molekuler. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2015. 373-407.
4. Nugroho G. Genetika dan hukum mendel. Lampung: Universitas Lampung; 2016.
5. Nusantari E. Jenis miskonsepsi genetika yang ditemukan pada buku ajar di sekolah
menengah atas. J Pendidik Sains. 2013;1(1):52–64.
6. Gambar 1. Table persilangan bunga pukul empat. Available from:
https://www.google.com/search?q=persilangan+bunga+pukul+empat&safe=strict&source
=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwitpIabn4HgAhVJMI8KHWH8DPgQ_AUIDigB
&biw=1366&bih=651#imgrc=QiKmj5iVLBVRLM:
7. Gambar 2. Perkawinan golongan darah A homozigot dan B homozigot. Available from:
https://www.google.com/search?q=Gambar+2.+Perkawinan+golongan+darah+A+homozi
got+dan+B+homozigot&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiBn
sCtoIHgAhUHKo8KHVM0BDkQ_AUIDigB&biw=1366&bih=651#imgrc=tMKspcyaR8
eSOM:
8. Wirjosoemarto DK, Sc M. Hukum mendel dan pewarisan sifat. 2016;1–56.
9. Gambar 3. Persilangan gandum merah dan gandum putih. Available from:
https://www.google.com/search?q=Persilangan+gandum+merah+dan+gandum+putih&saf
e=strict&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=VHCNGdF0_Mv11M%253A%252C1hRvR
mrl1tMEZM%252C_&usg=AI4_-
kR18TaLHpysAJu_bEyl3PxEeGTGrg&sa=X&ved=2ahUKEwiTq8-
dpIHgAhXGqY8KHSacA-YQ9QEwAHoECAAQBA#imgrc=VHCNGdF0_Mv11M:
10. Gambar 4. Persilangan bunga Linaria maroccana. Available from:
https://www.google.com/search?safe=strict&tbm=isch&sa=1&ei=LP5GXJC4HMrMvgT
Ot5rYDg&q=Persilangan+bunga+Linaria+maroccana&oq=Persilangan+bunga+Linaria+
maroccana&gs_l=img.3..0i24l5.180080.180666..181714...0.0..0.179.179.0j1......2....1j2..g
ws-wiz-img.....0.Q-WtCgtemZM#imgrc=qzJLTfHyZL90MM:
11. Gambar 5. Diagram persilangan Lathyrus adoratus. Available from:
https://www.google.com/search?safe=strict&tbm=isch&sa=1&ei=4_5GXJ2GDcOFvQTg
oLWIAw&q=Diagram+persilangan+Lathyrus+adoratus&oq=Diagram+persilangan+Lathy
rus+adoratus&gs_l=img.3...85948.86452..87174...0.0..0.129.129.0j1......2....1j2..gws-wiz-
img.....0.Whuzg-q18cM#imgrc=P6zTyXRBDTqUHM:
12. Isbeanny J. Alel ganda dan penentuan frekuensi gen. J Fak sains dan Teknol Fak UIN. 2014.
13. Darmono. Autosomal dominan dan resesif. J Fak sains dan Teknol Fak UIN. 2015;3.
14. Arvin BK. Genetika manusia dalam ilmu kesehatan anak. Jakarta:EGC;2006:374p.
15. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 2013:h.146-
68p.
16. Puspita D, Teknik J, Riau IS, Teknik J, Riau IS, Relasi K. Sistem silsilah keturunan
menggunakan metode komposisi relasi. J Tek Inform STMIK-AMIK Riau. 2017;
17. gambar 6. Diagram silsilah. Available from:
https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=606&tbm=isch&sa=1&ei=I
CZHXKfqGZ6cvQTcyLL4DQ&q=digram+silsilah+yang+benar&oq=digram+silsilah+ya

18
ng+benar&gs_l=img.3...5093.10022..10258...0.0..0.393.5564.0j7j18j1......2....1..gws-wiz-
img.....0..35i39j0i67j0j0i30j0i19j0i10i19j0i8i10i30j0i10i24.IHbtClAFSdM#imgrc=riSet1
YNXgg5lM:

19

Вам также может понравиться