Вы находитесь на странице: 1из 5

1|w w w . k a m u s k e u a n g a n d a e r a h .

c o m

Keterlambatan APBD
Oleh: Andika Novta B., SE.

APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Pengertian
tersebut merupakan amanah bagi daerah untuk melakukan penyusunan yang baik sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah yang telah disempurnakan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Kenyataan penyusunan APBD yang
terjadi di daerah sering menghadapi kendala baik dari tahap perencanaan, penganggaran sampai
pada tahap penetapan APBD menjadi Peraturan Daerah.

Kendala yang dialami oleh daerah-daerah akhirnya mengakibatkan terlambatnya APBD. Jika
dijabarkan secara rinci, maka ada saja kendala di tiap tahapan penyusunan APBD. Seharusnya kendala
ini tidak sampai terjadi karena SKPD dengan pengalaman yang dimilikinya setiap tahun selalu
menyusun program sehingga seharusnya tidak ada masalah dalam perencanaan dan pembahasan.
Selain itu, proses perencanaan pembangunan mulai dari musyawarah tingkat desa/kelurahan hingga
provinsi sudah menetapkan prioritas pembangunan. Artinya, rutinitas siklus APBD ini seharusnya
bukan menjadi alasan terlambatnya penetapan karena sudah berulangkali dilaksanakan. Namun,
dalam pelaksanaannya sangat berbeda dengan siklus APBD yang diatur di peraturan.

A. Permasalahan
Keterlambatan APBD memiliki penyebab dan akibat yang berdampak pada terlambatnya proses
pembangunan di daerah. Permasalahan timbul ketika keterlambatan penetapan APBD menyebabkan
program-program pembangunan yang seharusnya manfaatnya bisa dirasakan masyarakat menjadi
tertunda. Masalah lain yang dirasakan juga oleh masyarakat adalah berkurangnya jatah
pembangunan yang seharusnya diterima. Hal ini terkait dengan adanya sanksi pemotongan DAU atau
tertundanya pencairan karena daerah terlambat menyerahkan APBD-nya.

Permasalahan lainnya adalah ketika keterlambatan APBD menjadi suatu masalah yang terus menerus
terjadi tiap tahunnya. Jika dilihat dari fenomena ini, perlu dilihat permasalahan dari internal dimana
dalam Pemerintah Daerah setiap tahunnya selalu diadakan restrukturisasi pegawai. Hal ini menjadi

Keterlambatan APBD
2|w w w . k a m u s k e u a n g a n d a e r a h . c o m

permasalahan internal yang menyebabkan kurangnya tenaga yang fokus dalam penyusunan APBD
ini.

Masalah keterlambatan APBD tidak bisa dilihat penyebabnya oleh masalah-masalah teknis belaka
ataupun ketiadaan kemauan politis semata-mata. Terdapat masalah-masalah yang harus ditangani
secara lebih komprehensif. Secara sistem dan kelembagaan, keterlambatan APBD dapat dilihat
dalam beberapa perspektif, mulai dari proses perencanaan, struktur politik, hubungan eksekutif-
legislatif, dan bahkan kondisi kemasyarakatan yang unik di tiap-tiap daerah.

Tahapan perencanaan dan penganggaran di pemerintahan daerah meliputi proses yang panjang
mulai dari Musyawarah Pembangunan di tingkat desa dari bulan Januari, penetapan Rencana Kerja
Tahunan pada bulan Mei, penyusunan usulan anggaran di bulan Agustus, sampai dengan penetapan
APBD sendiri di bulan Desember. Proses yang panjang tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

Tahap
Perencanaan
Tahap
Penganggaran

Dari tahapan-tahapan tersebut, dapat diidentifikasi beberapa faktor yang menjadi penyebab
keterlambatan APBD, yaitu sebagai berikut:

Pertama, Kegagalan sistem perencanaan dalam mengakomodasi transaksi politik. Proses


musyawarah pembangunan, baik di tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten/kota seharusnya
diikuti oleh berbagai unsur masyarakat. Pada proses yang berujung pada dokumen Rencana kerja
Pemerintah tersebut sebagian besar aspirasi masyarakat termasuk pokok-pokok pikiran DPRD
seharusnya telah tersalurkan. Dengan demikian, daftar kegiatan dalam rencana kerja merupakan
kesepakatan seluruh pemangku kepentingan.

Namun, proses tersebut umumnya hanya sekedar menjadi ritual formal belaka karena sebagian besar
kita belum tertarik unuk membahas rencana kegiatan yang logis, tetapi lebih tertarik membahas
besaran uang pada saat pembahasan anggaran. Akibatnya, perencanaan kegiatan yang seharusnya
telah menjadi kesepakatan pada bulan Mei justru tidak mendapatkan perhatian serius. Akhirnya

Keterlambatan APBD
3|w w w . k a m u s k e u a n g a n d a e r a h . c o m

rencana kegiatan dibahas ulang pada tahap penganggaran dan menjadi obyek transaksi yang
mengalami tarik ulur dan kadangkala berlarut-larut sehingga menyebabkan keterlambatan APBD.

Kedua, Kegagalan pemerintah dalam meletakkan kerangka peraturan perundangan yang


komprehensif dan secara sinergis mendorong proses perencanaan dan penganggaran yang terpadu
dan efisien.

Beberapa peraturan perundangan, baik berupa Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Menteri
cenderung tidak saling melengkapi (untuk tidak mengatakan saling bertabrakan) dan
kadangkala membingungkan. Akibatnya, Pemerintah Daerah dalam proses penyusunan APBD lebih
banyak membuang waktu dalam kebingungan pada hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu substansi.
Hal-hal tersebut diperparah oleh kapasitas SDM di Pemerintah Daerah yang secara umum mengalami
kesulitan dalam menerjemahkan substansi-substansi yang dikehendaki pemerintah pada level teknis.

ANALISIS
Berdasarkan faktor-faktor keterlambatan APBD yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat
dianalisis bahwa:
1. Seperti yang telah diketahui bahwa APBD merupakan agenda operasional pemerintah. Dalam
dokumen tersebut termuat prioritas-prioritas pembangunan, terutama prioritas kebijakan dan
target yang akan dicapai sesuai resources atau sumber daya. Persoalan dalam APBD adalah
siklus, mulai dari perencanaan, pembahasan, perubahan, pengesahan sampai pelaksanaan
anggaran dan perubahan anggaran. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen koordinasi yang
baik antar berbagai pihak yang berkepentingan dalam penyusunan APBD. Hal ini sering disalah-
artikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan tersebut karena ternyata tidak jarang pihak-pihak
ini membawa kepentingan politiknya dalam penyusunan APBD. Akibatnya, yang terjadi adalah
konflik kepentingan antara eksekutif dan legislatif.

2. Keterlambatan APBD sudah menjadi hal yang biasa dihadapi oleh banyak Pemerintah Daerah.
Namun bukan berarti permasalahan ini menjadi pembiasaan bagi Pemerintah Daerah dalam
menjalani proses pembangunannya. Faktor-faktor keterlambatan APBD yang telah disebutkan di
awal, juga melibatkan faktor teknis seperti kemampuan eksekutif di daerah dalam menyiapkan
rancangan APBD.

Keterlambatan APBD
4|w w w . k a m u s k e u a n g a n d a e r a h . c o m

Hal ini menjadi masalah yang cukup serius karena pegawai Pemerintah Daerah dituntut memiliki
kemampuan yang sesuai bidangnya. Sementara, banyak di daerah yang memiliki latar belakang
berbeda dengan pekerjaannya. Kondisi ini ditambah pula dengan adanya mutasi pegawai
sehingga membuat proses penyusunan APBD dimulai lagi dari nol karena adanya SDM baru
sementara SDM lama yang menangani dipindahkan ke dinas lain dengan jenis pekerjaan yang
berbeda.

Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang
diperbaharui dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 dan Permendagri Nomor 21 Tahun
2011dituntut pembuatan rencana anggaran secara detil. Dengan penyusunan APBD yang harus
sesuai dengan peraturan tersebut maka dibutuhkan jumlah aparatur pemerintahan daerah yang
menguasai secara matang tentang keuangan dan penganggaran.

3. APBD juga merupakan representasi komitmen Pemerintah Daerah terhadap warganya. Dalam
dokumen APBD tercermin apa yang akan dilakukan Pemerintah Daerah kepada masyarakat.
Untuk itu maka seharusnya lembaga eksekutif dan legislatif dapat lebih disiplin dalam penetapan
anggaran daerah. Keterlambatan APBD yang terjadi dengan demikian dapat menyebabkan
manfaat dari program-program pembangunan dirasakan terlambat oleh masyarakat daerah.
Kondisi ini memiliki efek domino lainnya yang dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena
keterlambatan APBD mendapat sanksi pemotongan DAU atau penundaan pencairan dana
perimbangan oleh Pemerintah Pusat, maka masyarakat akan merasakan berkurangnya jatah
pembangunan yang seharusnya diterima. Penundanaan pencairan juga akan menyebabkan
ketergesaan dalam melaksanakan kegiatan yang dibiayai oleh anggaran. Sebagai contoh adalah
kegiatan pembangunan gedung rumah sakit. Terjadinya penundaan pencairan mengakibatkan
pelaksanaan kegiatan tersebut tidak maksimal karena rendahnya kualitas pembangunan dan
perawatan insfrastruktur.

Dana anggaran yang telah tertuang dalam APBD seharusnya diperuntukan untuk kesejahteraan
rakyat. Untuk itu proses pembangunan yang diawali dari penetapan APBD harus diselesaikan
tepat waktu. Dari sini barulah kinerja aparatur pemerintah bisa dinilai dan masyarakat dapat
menikmati program pembangunan daerah.

Keterlambatan APBD
5|w w w . k a m u s k e u a n g a n d a e r a h . c o m

REKOMENDASI
Berdasarkan faktor keterlambatan APBD dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya maka
beberapa terobosan dalam reformasi kelembagaan perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan tersebut. Berikut adalah rekomendasi dalam reformasi kelembagaan untuk mengatasi
keterlambatan APBD tersebut:

Pertama, perlu dilakukan inovasi-inovasi dalam proses perencanaan partisipatif sedemikian rupa
sehingga aspirasi-aspirasi politik diyakini benar-benar terserap dalam dokumen perencanaan. Dengan
demikian, pembahasan rancangan APBD dapat lebih fokus pada besaran dana yang seharusnya
dialokasikan dan tidak lagi terlalu terbebani dengan transaksi-transaksi politik. Itupun dengan asumsi
bahwa Tim Anggaran baik di pihak eksekutif maupun legislatif mempunyai komitmen untuk menjaga
kesinambungan antara dokumen perencanaan dengan proses anggaran.

Kedua, perlu dikembangkan strategi yang jitu baik berupa dialog ataupun sosialisasi mengenai
perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja. Tujuan utama dilakukannya langkah ini adalah
untuk mengubah paradigma tradisional yang berfokus pada penganggaran uang menjadi paradigma
yang berbasis kinerja yang menitikberatkan pada perencanaan kegiatan yang menjawab akar
permasalahan di masyarakat.

Keterlambatan APBD

Вам также может понравиться