Вы находитесь на странице: 1из 3

Berikut perbaikan Abstrak dari saya:

1. Dalam abstrak kamu ada "energi kinetik" , tapi ada energi "naik-turun", dimana energi turun lebih
kepada energi potensial. Ada kontradiksi yang harus diperjelas.

2. Abstrak anda masih berupa cerita dan bukan inti hasil-hasil TA. Berikut saya bantu memperbaiki
Abstrak anda, tolong lebih kuantitatif dengan melengkapi hasil finding kamu dalam abstrak.

Abstrak:

Perhitungan potensi energi dari daya gelombang laut di perairan selatan Pulau Jawa dengan
menggunakan wave energy converter (WEC) telah dilakukan. Jenis alat pengonversi ini memanfaatkan
energy naik-turun gelombang laut yang diambil dari satu titik. Studi ini menggunakan 24 tahun data hasil
model hindcasting wavewatch-III (WW3), yang dilakukan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Model
WW3 telah divalidasi dengan menggunakan data hasil pengukuran di Pantai Santolo (R2???%), Pantai
Baron (R2???%), dan D.I. Yogyakarta (R2???%), serta validasi dengan menggunakan data satelit AVISO
(R2???%). Perhitungan potensi energi dari WEC jenis point absorber ini disesuaikan dengan WEC yang
dikembangkan oleh Balai Pantai di Pantai Santolo, Jawa Barat. Hasil potensi daya gelombang pada
bulan-bulan Juni, Juli, dan Agustus memiliki rata-rata terbesar yaitu 155.929 Watt/m3 sedangkan rata-
rata terkecilnya adalah ketika bulan-bulan Maret, April, dan Mei yaitu 113.899 Watt/m3 .

Ini adalah bagian kesimpulan:

1. Hasil validasi model gelombang WW3 terhadap data hasil pengukuran dan data satelit altimeter menunjukkan
hasil yang baik, yang ditunjukkan dengan nilai 𝑇 yang diperoleh (#?). Dari seluruh data yang memvalidasi, seluruh
nilai 𝑇 lebih besar dari nilai tabel 𝑡 (#?).
 Sebutkan angkanya, buatlah point lebih kuantitatif. Validasi ini penting untuk ditekankan
agar ketika pembaca melihat point dibawahnya lebih tenang.

2. Data hasil model WW3 cenderung underestimate dengan data hasil pengukuran, yaitu 100% untuk data Balai
Pantai[AR1] dan 68% untuk data BPPT. Untuk validasi dengan data satelit altimeter, data hasil model juga
underestimate di Titik Sukabumi yaitu sebesar 72%, namun overestimate di Titik Lumajang dan Titik Wates yang
masing-masing sebesar 94% dan 92%.
 Setelah saya tau bahwa hasil model adalah underestimate, saya tidak butuh tau berapa yang
underestimate dan berapa yang tidak. Apalagi perhitungan ini adalah perhitungan titik random.
Untuk apa informasi ini? Kecuali misalnya jika data awal yang underestimate dan data lainnya
overestimate (berkaitan dgn variabilitas).

3.Dari pola distribusi[AR2] , terlihat bahwa di daerah kajian nilai 𝐻𝑠 dan 𝑇𝑚 cenderung lebih besar daripada di
daerah-daerah lain. Pada Juli, 2013 nilai 𝐻𝑠 di perairan selatan Pulau Jawa bernilai di antara 2 − 2,5 m dan pada
Januari 1992 berada di antara 1 − 1,5 m, dengan nilai 𝑇𝑚 yang cenderung tetap di kedua waktu tersebut, yaitu di
antara 8 − 11 s.
 Berapa Hs dan Tm pengamatan?

4. Dalam perata-rataan bulanan selama 24 tahun, pola distribusi 𝐻𝑠 pada bulan Agustus menampilkan nilai-nilai
yang lebih tinggi dibandingkan dengan distribusi 𝐻𝑠 pada bulan Desember, yang masing-masing berada di nilai
antara 2,5 − 3 m dan 1,5 − 2 m. Hal yang sama juga diperlihatkan oleh pola distribusi 𝑇𝑚. Nilai 𝑇𝑚 bulan Agustus
berada di antara 10 − 14 s sedangkan pada bulan Desember hanya berada di antara 8 − 11 s.
 Kenapa di point atas (no. 3) adalah bulan Juli, sedangkan disini maksimal di bulan Agustus?
Kemudian kenapa Hs rendah diatas dibulan Januari sedangkan disini adalah bulan December?

5. Range data 𝐻𝑠 pada bulan Januari, Februari, dan Desember didominasi oleh rentang 1 − 2 m, dengan sedikit yang
masuk dalam rentang 0 − 1 m. Ketika bulan Maret, mulai terdapat 𝐻𝑠 yang bernilai dalam rentang 2 − 3 m namun
masih sedikit, dan pada bulan April nilai 𝐻𝑠 yang berada dalam rentang 2 − 3 m menjadi hampir sebanyak
nilai 𝐻𝑠 yang berada dalam rentang 1 − 2 m. Dari bulan Mei sampai dengan Oktober nilai 𝐻𝑠 didominasi oleh nilai
yang berada dalam rentang 2 − 3 m, dengan bulan Juli dan Agustus yang memiliki beberapa nilai 𝐻𝑠 yang berada
dalam rentang 3 − 4 m.
 Point ini apakah bisa merangkum 2 points sebelumnya (point 3 dan 4)

6. Perata-rataan daya selama 24 tahun adalah 119.262 Watt/m3 , dengan perata-rataan bulanan yang paling besar
adalah pada bulan Juli dengan nilai daya 155.840 Watt/ m3 , sedangkan perata-rataan yang paling rendah adalah
pada bulan April, dengan nilai daya 93.711 Watt/m3 . Perata-rataan musiman juga menghasilkan nilai-nilai pada
waktu yang sama, dengan nilai tertinggi pada JJA senilai 155.929 Watt/m3 dan nilai terrendah pada MAM senilai
113.899 Watt/m3
 Terus terang saya pusing antara koma dan titik sistem penulisan Indonesia vs English writing. Kenapa bulan
April yang terendah, bukan bulan Januari atau Desember? Kenapa tidak ada analisis mendalam terkait perbedaan
tinggi gelombang terendah dengan daya terendah.
 Kenapa point ini saja yang masuk abstract? Maksud saya apa yang menyebabkan kesimpulan ini dominan
ketimbang yang lain.
 SAYA TIDAK PERCAYA KESIMPULAN INI: perata-rataan bulanan yang paling besar adalah pada bulan Juli
dengan nilai daya 155.840 Watt/ m3, sedangkan nilai tertinggi pada JJA senilai 155.929 Watt/m3!!! Kemudian
sebaliknya. Coba hitung lagi!

7. Kondisi angin pada bulan Juli memiliki nilai kecepatan yang paling besar, yaitu di antara 7 − 10 m/s, sedangkan
pada bulan Maret nilai kecepatan angin hanya di antara 4 − 8 m/s.
 Jika Angin yang menyebabkan daya rendah, tolong dielaborasi dengan lebih baik. Jangan biarkan pembaca
menarik kesimpulan sendiri dari point 6 dan point 7 ini. Anda lebih pantas untuk menggabungkan kedua info ini
dan menganalisis lebih comprehensive.

8. Berdasarkan perhitungan dengan data hasil pengukuran, daya yang dapat dihasilkan di Pantai Santolo adalah
124.136,7 Watt/m3 , sedangkan daya di titik yang sama dengan menggunakan data hasil model WW3 hanya sebesar
55.707,26 Watt/m3 . Hal yang sama juga terjadi ketika menggunakan data hasil pengukuran di Pantai Baron, yang
menghasilkan daya sebesar 6.466,2 Watt/m3 ketika daya yang dihasilkan dengan data model WW3 hanya sebesar
600,8 Watt/m3 . Meskipun data model WW3 valid, namun kurang baik untuk digunakan menghitung daya
gelombang.
 Coba tuliskan ini dengan persentase, sehingga kita mengetahui daya effective antara daya hasil model dengan
daya dari pengukuran.

[AR1]Apa maksudnya? Semua data time-series dibawah hasil pengukuran?

[AR2]Pola distribusi model?


Studi ini dilakukan untuk menghitung potensi dari daya gelombang laut di perairan selatan
Pulau Jawa dengan menggunakan wave energy converter (WEC) jenis point absorber, yaitu salah
satu jenis dari alat pengonversi energi gelombang yang memanfaatkan energi potensial gelombang
laut yang diambil dari satu titik. Point absorber ini bekerja dengan konsep linier magnetik dan
berdasarkan Hukum Archimedes yang memanfaatkan gerak naik dan turun dari WEC yang dilalui
oleh gelombang laut.
Studi ini menggunakan data hasil model hindcasting yang dilakukan oleh Badan Informasi
Geospasial (BIG) selama 24 tahun menggunakan Wavewatch-III (WW3). Data tersebut divalidasi
dengan menggunakan data hasil pengukuran di Pantai Santolo, data hasil pengukuran oleh Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Pantai Baron, D.I. Yogyakarta, dan data satelit
AVISO. Perhitungan daya gelombang laut dilakukan di perairan selatan Pulau Jawa yang
disesuaikan dengan WEC jenis point absorber yang dikembangkan oleh Balai Pantai di Pantai
Santolo, Jawa Barat. Hasil potensi daya gelombang pada bulan-bulan Juni, Juli, dan Agustus
memiliki rata-rata terbesar yaitu 155.929 Watt/m3 sedangkan rata-rata terkecilnya adalah ketika
bulan-bulan Maret, April, dan Mei yaitu 113.899 Watt/m3 .

Вам также может понравиться