Вы находитесь на странице: 1из 15

BAB I

PENDAHULUAN

Penentuan Umur merupakan salah satu metode identifikasi dalam usaha

pengenalan terhadap seorang individu baik masih hidup dan utuh maupun telah

meninggal dan tinggal sisa jaringan. Identifikasi Forensik merupakan upaya yang

dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas

seseorang.

Penentuan umur sering berdasarkan atas perkiraan yang dijelaskan oleh

beberapa metode atau teknik. Pemilihan teknik yang digunakan untuk masing-

masing kasus tergantung dari umur kematian, keadaan mayat dan kesukaan

peneliti.

Metode yang sering digunakan untuk penentuan umur adalah :

Metode Penentuan Umur

UMUR SAAT MATI METODE KISARAN PENERAPAN


UNTUK UMUR

Di bawah 25 Tahun Erupsi gigi Bayi – 20 Tahun


Ukuran Tulang Fetal – 18 Tahun
Pusat penulangan Fetal – 20 Tahun
Penutupan epiphyse 12 – 25 Tahun

Diatas 25 Tahun Mikroskopis gigi Lebih dari 20Tahun


Mikroskopis Tulang Bayi – 95 Tahun
Simpisis Pubis 18 – 50 Tahun

Bayi sampai usia tua Resorpsi kortex Bayi – 90 Tahun


Ujung Os. Cortae 18 Tahun keatas
Sternum Lebih dari 20 Tahun
Regresi calcaneus 18 Tahun keatas
Tepi sendi 18 Tahun keata

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 1


FK- UNMAL, UMI
Untuk mayat bayi atau anak, ukuran gigi dan ukuran derajat kematangan

tulang-tulang panjang memberikan pertimbangan yang tepat dalam penentuan

umur. Pada usia remaja sampai dewasa muda, penutupan epiphyse lebih tepat

dijadikan metode penentuan umur daripada gigi atau ukuran tulang. Selain itu,

ada pula yang memakai teknik penentuan umur mayat dari tinggi badan, berat

badan, dan dari rahang bawah.

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 2


FK- UNMAL, UMI
BAB II
PENENTUAN UMUR

Umur sesesorang dapat ditentukan berdasarkan hal-hal berikut:

 Pertumbuhan dan perkembangan badan

 Tinggi dan berat badan

 Jumlah gigi yang ada

 Pemeriksaan rahang bawah

 Pusat penulangan ( ossification centre )

 Penutupan garis epiphyse pada tulang panjang

1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BADAN

Proses pertumbuhan dimulai sejak terjadi konsepsi dan berlangsung terus

sampai dewasa, kemudian stabil dan pada umur tua relatif berkurang. Setelah

kelahiran, umur dapat diperkirakan sesuai golongan pertumbuhan dan

perkembangan badan, antara bayi, balita, anak-anak, dewasa muda.

2. TINGGI DAN BERAT BADAN

Pada janin, bayi baru lahir dan anak-anak sampai masa puber, umur dapat

ditentukan berdasarkan tinggi badan dan berat badan. Beberapa faktor harus

dipertimbangkan antara lain keturunan, bangsa, gizi dan lain-lain. Pada orang

dewasa penentuan umur berdasarkan tinggi dan berat badan tidak dapat

dipergunakan lagi.

Berikut ini adalah tabel yang memperlihatkan hubungan antara umur,

tinggi badan, berat badan dan pusat penulangan pada bayi.

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 3


FK- UNMAL, UMI
Tabel Identifikasi umur janin berdasarkan tinggi dan berat badan

PUSAT TANDA
UMUR PANJANG BERAT
PENULANGAN LAIN
4 bulan 6-8 inchi 60 - 120 gr Segmen bawah dari -

(5-20 cm) sacrum

5 bulan 10 inchi 0,5 – 0,75 kg Os calcaneus Vernix

(25 cm) caseosa

7 bulan 14 inchi 1,5 kg Os talus Testis pada

(35 cm) anulus

inguinalis

internae

8 bulan 16 inchi 2,5 kg Ujung bawah dari

(40 cm) vertebrae sacralis -

yang belakang

9 bulan 19 – 20 inchi 2,5 – 3 kg Ujung bawah dari Aterm

( 45 – 50 cm ) femur dan os (cukup bulan )

cuboidea

Panjang bayi baru lahir berkisar antara 47,5 – 52,5 cm (rata-rata 50 cm).

Pada umur 6 -12 bulan, panjang bayi 60 cm, pada umur 1 tahun panjang bayi 67,5

cm dan pada umur 4 tahun panjang bayi ± 2x panjang waktu lahir ( ± 100 cm ).

Umur bayi dalam kandungan bisa ditentukan dengan formula De Haas

yaitu :

 Umur bayi 1 – 5 bulan sama dengan akar pangkat dua dari panjang

badan (dalam centimeter).

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 4


FK- UNMAL, UMI
 Umur bayi 5 – 10 bulan sama dengan panjang badan (dalam centimeter)

dibagi dengan 5.

Sesudah bayi lahir, pada mula berat badannya akan turun, kemudian berat

badannya akan bertambah 120 gr tiap minggu atau 500 gr setiap bulannya. Pada

umur 6 bulan, berat badannya 2 kali berat waktu lahir. Pada umur satu tahun,

berat badannya 3x berat waktu lahir.

3. PENENTUAN UMUR MELALUI GIGI

Manusia mempunyai 2 jenis gigi yaitu gigi susu dan gigi permanen. Gigi

susu ialah gigi yang tumbuh pertama kali sewaktu anak-anak. Gigi ini akan luruh

kesemuanya secara berangsur-angsur apabila digantikan oleh gigi permanen.

Jumlah gigi susu yaitu 4 buah insisipus, 4 buah caninus, dan 4 buah molar disetiap

rahang. Sedangkan gigi permanen pada orang dewasa berjumlah 32 buah yaitu

4 buah insisipus medialis, 4 bauh insisipus lateralis, 4 caninus, 4 premolar I,

4 premolar II, 4 molar I, 4 molar II, dan 4 molar III.

Penentuan umur melalui gigi dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara

lain dengan melihat pertumbuhan dan perkembangan gigi. Diketahui bahwa

perkembangan gigi mulai dapat dipantau sejak mineralisasi gigi sementara yaitu

pada umur 4 bulan dalam kandungan hingga mencapai saat sempurnanya gigi

geraham kedua tetap. Pemanfaatan geraham bungsu mulai terbatas karena

geraham ini sudah mulai banyak yang tidak ditemukan lagi.

Sehubungan dengan itu dikenal beberapa tahap yang dapat dipantau

dengan baik, yaitu :

1. Intra uterin

Dipantau melalui sediaan. Dengan melihat tahap mineralisasi gigi, dapat

diketahui umur kandungan.

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 5


FK- UNMAL, UMI
2. Post natal tanpa gigi

Berkisar antara umur 0 – 6 bulan, yaitu saat tumbuhnya gigi sementara

yang pertama. Penentuan umur secara tepat disini masih memerlukan

sediaan mikroskopis dengan melihat mineralisasi, atau melalui pemeriksaan

bertahap perkembangan gigi yang belum tumbuh atau masih didalam

tulang dengan bantuan foto rontgen.

3. Masa pertumbuhan gigi sementara

Antara umur 6 bulan – 3 tahun yaitu saat bermunculan gigi sementara

kedalam mulut. Dengan memperhatikan gigi mana yang sudah tumbuh dan

belum tumbuh, dan menyesuaikannya dengan jadwal pertumbuhan gigi,

umur dapat ditetapkan dengan kisaran yang relatif sempit.

4. Masa statis gigi sementara

Antara umur 3 tahun – 6 tahun. Pada masa ini penentuan umur melihat

keausan gigi sementara, dan jika diperlukan dengan bantuan foto rontgen

untuk melihat tahap perkembangan gigi tetap.

5. Masa gigi campuran

Antara umur 6 tahun – 12 tahun. Pada masa ini umur dapat dilihat dari gigi

sementara yang tanggal dan gigi tetap yang tumbuh.

6. Masa penyelesaian pertumbuhan gigi tetap

Yaitu saat tidak ada lagi gigi sementara yang tanggal, dan selesainya

pembentukan akar gigi yang terakhir tumbuh, yaitu geraham ke dua tetap.

Penentuan umur berdasarkan jumlah dan jenis gigi hanya dapat ditentukan

secara umum sampai umur 17 – 25 tahun. Diatas umur ini yang diperhatikan

adalah keausan gigi (atrisi), warna dan lain-lain. Gustafson menenemukan formula

penentuan umur diatas 18 – 20 tahun berdasarkan adanya perubahan gigi karena

penuaan dan pembusukan gigi ( Ageing and decaying changes ). Perubahan ini

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 6


FK- UNMAL, UMI
meliput atrisi, periodontosis, dentis sekunder, resorpsi akar, aposisi sementum

dan tranprensi akar gigi. Formula Gustafson ini hanya dapat dipakai untuk

penentuan umur pada orang yang telah meninggal dunia, karena gigi harus dicabut

dari socket gigi, kecuali pada orang hidup pengamatan atrisi dan perodontosis

dapat dilakukan tanpa pencabutan gigi.

Tabel Masa erupsi gigi Susu dan Permanen

No GIGI GIGI SUSU GIGI PERMANEN

1 Incisivus tengah

 Bawah 6 - 9 bulan 6 – 9 tahun

 atas 7 - 9 bulan 6 – 9 tahun

2 Incisivus lateral 10 – 12 bulan 7 – 9 tahun

7 – 9 bulan 7 – 9 tahun

3 Caninus

 bawah & atas 17 – 19 bulan 11 – 12 tahun

4 Premolar I

 nawah & atas Tidak ada 9 – 11 tahun

5 Premolar II Tidak ada 10 – 12 tahun

6 Molar I 12 – 14 bulan 6 – 7 tahun

7 Molar II 12 – 30 bulan 12 – 14 tahun

8 Molar III Tidak ada 17 – 25 tahun

(the wisdom teeth)

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 7


FK- UNMAL, UMI
Penentuan umur dari gigi, misalnya gigi molar permanen pertama sudah

tampak erupsi, maka diperkirakan umur si anak berkisar 6 – 7 tahun. Bila tampak

gigi molar permanen kedua erupsi, maka umur anak berkisar 12 – 14 tahun. Erupsi

gigi molar III tidak bisa dipastikan, biasanya antara umur 17 – 25 tahun.

Untuk mengatasi kesulitan penentuan umur setelah selesainya

pertumbuhan dan perkembangan gigi, maka Gustafson memberikan petunjuk

untuk memperlihatkan 6 hal penting dalam penentuan umur, yaitu dengan

memperhatikan :

a. Atrisi

Keausan adalah terbukanya jaringan gigi yang secara kronis berlangsung

terus. Pertama-tama yang terkena adalah email dan mungkin sementum, kemudian

dentin, disebabkan karena kontak dengan denda asing sebagai akibat kebiasaan-

kebiasan yang persisten.

Keausan menurut sebabnya sebagai berikut :

۞ Atrisi fisiologis : Keausan karena pengunyahan

۞ Atrisi patologis : Keausan tidak fisiologis karena pengunyahan,

terjadi pada geligi-geligi yang rusak.

۞ Abrasi : Keausan sebagai akibat mengunyah atau menggigit

benda asing.

Akibat penggunaan yang rutin pada saat makan, permukaan gigi secara

berlanjut akan mengalami keausan. Ausnya gigi ini akan bertambah sesuai dengan

bertambahnya umur.

b. Penentuan tepi Gusi

Sesuai dengan pertumbuhan gigi dan pertumbuhan umur, maka tepi gusi

(gingival margin-gingival attachment) akan bergerak kearah ujung akar (apikal)

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 8


FK- UNMAL, UMI
c. Pembentukan dentin sekunder

Sebagai upaya perlindungan alami, pada dinding pulpa gigi akan dibentuk

dentin sekunder yang bertujuan menjaga ketebalan jaringan gigi yang melindungi

pulpa. Semakin tua seseorang, semakin tebal jaringan dentin sekunder.

d. Pembentukan semen sekunder

Dengan bertambahnya umur, terjadi pula pembentukan semen sekunder

didaerah ujung akar.

e. Transparansi dentin

Karena proses kristalisasi pada bahan mineral gigi, maka jaringan dentin

gigi berangsur-angsur menjadi transparan. Proses transparan ini dimulai dari

ujung akar gigi meluas kearah mahkota gigi.

f. Penyempitan/Penutupan foramen apikal

Sejalan dengan pertumbuhan umur, foramen apikal akan semakin

menyempit dan tidak jarang menutup sama sekali.

4. PEMERIKSAAN RAHANG BAWAH

Pada rahang bawah terjadi sejalan dengan pertambahan umur. Bisa

dibedakan rahang bayi, dewasa dan orang tua. Rahang bayi corpusnya dangkal dan

ramusnya sangat pendek dan membentuk sudut 140 0 terhadap corpus dari rahang

tersebut.

Pada rahang dewasa corpus menjadi tebal dan panjang, sudut antara

ramus dan corpus mengarah menjadi 900. Pada orang tua batas dari prosesus

alveolaris mulai hilang dan corpus akan mulai dangkal kembali dan sudut antara

ramus dan corpus akan menjadi tumpul.

Foramen mentalis pada anak-anak terletak dekat pinggir bawah corpus,

pada orang dewasa foramen mentalis terletak di pertengahan batas atas dan

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 9


FK- UNMAL, UMI
bawah dari corpus dan pada orang tua letaknya lebih keatas akibat resorpsi

alveolus.

5. PUSAT PENULANGAN ( OSSIFICATION CENTER )

Penentuan umur pada bayi dapat ditentukan berdasarkan adanya pusat

penulangan, ini umumnya berkaitan dengan kasus abortus dan infanticide.

Pemastian ini hanya dapat ditentukan secara radiologis.

Tabel hubungan antara umur dan munculnya pusat penulangan

No UMUR KAKI TANGAN TULANG-TULANG

LAIN
1 5 – 6 bulan Os calcaneus 0 -
2 7 bulan Os talus 0 -
3 Pada waktu Os cuboid 0 Epiphysis bawah dari

lahir femur (kelihatan pd

umur 8 bulan & 0,5

inchidiameternya pada

waktu lahir) dan

epiphysis atas dari tibia

(kadang-kadang)
4 1 tahun External - os magnum Caput dari femur

cuneiform (capitatum)

- os hamatum Caput dari humerus

(uniform) ( 8 bulan)

(6 – 12 bulan)

5 2 tahun Epiphysis bawah dari

tibia (1-2)

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 10


FK- UNMAL, UMI
- - Epiphysis bawah dari

fibula (1 – 2)

Capitulum humerus
6 3 tahun Internal Cuneiform Ujung bawah dari tulang

Cuneiform (triquetrum) dan radius (2-3) patella

(metacarpal) phalanges
7 4 tahun Os Ujung atas dari fibula

scaphoidea teochantermayor dari

middle - femur

Cuneiform

(3-4)
8 5 tahun - Semilunaria (4- -

5) (lunate)

9 6 tahun Os multangulus Ujung atas dari radius

- mayor (5-6)

(trapezium) Ujung bawah dari ulna


10 6-7 tahun Os scaphoidea

Os multangulus

- minor(trapezoid) -

11 8 tahun - - Epicondylus internus

dari humerus (7-8)


12 10 tahun Epiphysis - Olecranon dari ulna
13 11 tahun - - Trochanter minor dari

femur
14 13 tahun Epicondylus lateralis

dari humerus (12-13)

- - muncul secara bersatu

dengan trochlea dan

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 11


FK- UNMAL, UMI
capitulum membentuk

epiphysis

15 14 tahun - - Patella lengkap

6. PENUTUPAN GARIS EPIPHYSE PADA TULANG PANJANG

Penentuan umur dengan menggunakan penutupan epiphyse pada tulang

panjang ini terutama dipakai pada anak-anak yang sedang tumbuh, pemastian ini

hanya dapat ditentukan secara radiologis.

Garis epiphyse pada tulang humerus bagian distal menutup pada umur 13 –

15 tahun pada perempuan dan 14 – 15 tahun pada laki-laki. Pada tulang radius

bagian proksimal menutup pada umur 13 – 14 tahun pada perempuan dan 14 – 15

tahun pada laki-laki. Pada tulang ulna bagian distal menutup pada umur 17 tahun

pada perempuan dan 18 tahun pada laki-laki. Pada tulang clavicula bagian medial

menutup pada umur 20 tahun pada perempuan dan 20 tahun pada laki-laki.

Penulangan tulang rawan pada garis epiphysis pada wanita terjadi lebih dahulu

dari laki-laki. Crista illiaka bersatu pada umur 17 – 19 tahun pada perempuan dan

pada laki-laki 20 – 24 tahun. Tuber isciadika bersatu dengan os ichium pada umur

20 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tedeschi, Eckert, Tedeschi, Forensik Medicine, A Study in Trauma and

Environmental hazard, Udara II, Physical Trauma, hal ; 1104

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 12


FK- UNMAL, UMI
2. Amir. A. Prof, Dr, SpF, DFM, SH. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi

kedua. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran USU, Medan,

2005, hal ; 186-91

3. A.H. B. schhuurs, Keausan dan Gejala-gejala Ketuaan Lainnya dalam Patologi ;

Gigi – gigi, Kelaianan – kelaianan jaringan keras gigi. Penerbit Fakultas

Kedokteran Gigi, Univ. Gadjah Mada, 1992, hal ; 209-31

4. Chadha. P. DR. Ilmu Forensik dan Toksikologi, Edisi kelima, Penerbit Widya

Medika, hal ; 30-39

5. Parjarman. Dr. llmu Kedokteran Kehakiman, Fakultas Kedokteran UNPAD,

Bandung, 2001, hal ; 51-53

6. Idris. AM. Dr. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi Pertama, Penerbit

Bina Rupa Aksara, 1997, hal ; 42-43

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 13


FK- UNMAL, UMI
KATA PENGANTAR

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 14


FK- UNMAL, UMI
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper kami yang

berjudul “ Penentuan Umur Mayat “

Adapun tujuan pembuatan Paper ini adalah sebagai persyaratan


dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Kedokteran Forensik
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang


sebesar – besarnya kepada Prof. Dr. H. Amar Singh. Ds.F yang membimbing
kami didalam penyusunan paper ini.

Kami menyadari bahwa paper ini tentu masih banyak kekurangan.


Oleh karena itu kami dengan senang hati akan menerima kritik dan saran
yang kiranya dapat lebih membangun dan menyempurnakan makalah ini.

Besar harapan kami agar kiranya paper ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Medan, Juni 2005

Penyusun

KKS BAGIAN FORENSIK RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN 15


FK- UNMAL, UMI

Вам также может понравиться