Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB IV

KEHAMILAN EKTOPIK

4.1 DEFENISI KEHAMILAN EKTOPIK

Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani,
topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar tempat yang
semestinya”.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus,
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan
umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara
0%-14,6%

4.2 TANDA-TANDA & GEJALANYA

a) Ada riwayat terlambat haid atau amenorrhea dan gejala kehamilan muda.
b) Perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak
jelas sehingga sukar membuat diagnosisnya
c) Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Nyeri perut bagian
bawah, pada ruptur tuba nyeri terjadi tiba-tiba dan hebat, menyebabkan penderita pingsan sampai
shock.
d) Perdarahan pervaginam berwarna cokelat tua
e) Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan, nyeri pada perabaan
dan kavum douglasi menonjol karena ada bekuan darah
f) Keadaan umum ibu dapat baik sampai buruk / syok, tergantung beratnya perdarahan yang
terjadi.
g) Level HCG rendah
h) Pembesaran uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.
i) Gangguan kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangsangan
peritonium oleh darah di dalam rongga perut
Gejala tahap lanjut pada kehamilan ektopik

 Rasa sakit perut yang muncul akan terjadi semakin sering


 Gejala lainnya adalah kulit ibu hamil terlihat lebih pucat
 Adanya tekanan darah rendah (hipotensi)
 Terjadinya denyut nadi yang meningkat
 Shock karena hypovoluemia.
 Perubahan darah: dapat di duga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba
yang terganggu karena perdarahan yang banyak dalam rongga perut.

4.3 DIAGNOSA

Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak(akut) biasanya tidak sulit.
Keluhan yang sering disampaikan ialah haid yang terlambat untuk beberapa waktu atau terjadi
gangguan siklus haid disertai nyeri perut bagian bawah dan penesmus. Dapat terjadi perdarahan
pervaginam.
Yang menonjol ialah penderita tampak kesakitan,pucat,dan pada pemeriksaan ditemukan
tanda-tanda syok serta perdarahan dalam rongga perut. Pada pemeriksaan ginekologik ditemukan
servik yang nyeri bila digerakkan dan kavum douglas yang menonjol dan nyeri raba.
Kesulitan diagnosis biasanya terjadi pada kehamilan ektopik terganggu jenis apitik atau
menahun. Kelambatan haid tidak jelas,tanda dan gejala kehamilan muda tidak jelas,demikian
pula nyeri perut tidak nyata dan sering penderita tampak tidak terlalu pucat. Hal ini dapat terjadi
apabila perdarahan pada kehamilan ektopik yang terganggu berlangsung lambat. Dalam keadaan
demikian,alat bantu diagnostik amat diperlukan untuk memastikan diagnosis.
Kehamilan ektopik lanjut biasa saja terjadi dimana janin dapat tumbuh terus karena mendapat
cukup zat-zat makanan dan oksigen dari plasenta yang meluaskan implantasinya ke jaringan
sekitarnya,misalnya ligamentum latum,uterus,dasar panggul,usus,dan sebagainya.
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain
dengan inspeksi,palpasi.
a) Anamnesis dan gejala klinis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda,adanya perdarahan per vaginam, ada
nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah
yang terkumpul dalam peritoneum.
b) Pemeriksaan umum : keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai buruk. Penderita tampak
kesakitan dan pucat: Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung
dan nyeri tekan pemeriksaan fisis
c) Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
d) Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya
tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding
abdomen.
e) Pemeriksaan ginekologis : perdarahan dalam rongga perut tanda syok dapat di temukan. Tanda
kehamilan muda mungkin ditemukan, pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus
dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang teraba tumor disamping uterus
dengan batas yang sukar ditentukan,seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan
kiri.
f) Diagnosis pasti kehamilan ektopik terganggu hanya bisa ditegakkan dengan laparotomi
g) Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium
Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah
merah dapat meningkat. Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam
menegakan diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam rongga
perut,bahwa kadar Hb pada pasien semakin menurun karena perdarahan yang terus menerus
terjadi didalam rongga perut.
 Pemeriksaan kuldosentesis
Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas
ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
 Pemeriksaan ultra sonografi
Pemeriksaan ini berguna dalam diagnostic kehamilan ektopik terganggu. Diagnosis pastinya
ialah apa bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung
janin. Dan dapat dinilai kavum uteri,kosong atau berisi. Tidak ada kantung kehamilan dalam
kavum uteri,adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri,adanya massa komplek di rongga
panggul.
 Pemeriksaan laparoskopi
Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic terakhir untuk kehamilan ektopik terganggu. Pada
pemeriksaan ini dapat dilihat dengan mata sendiri perubahan-perubahan pada tuba dan darah
yang terkumpul dalam rongga perut terutama pada kehamilan ektopik yang sudah terjadi rupture
pada tuba.
4.4 PENANGANAN

Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah laparotomi. Pada


laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang
menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga
perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan
salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan
pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus
menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik terganggu dapat pula dengan transfusi, infus,
oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa
darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus
dirawat inap di rumah sakit.

a. Setelah diagnosis ditegakan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif laparatomi
b. Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif karena
sumber perdarahan harus dihentikan.
c. Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid NS
atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama (termasuk selama
tindakan berlangsung)
d. Pastikan darah yang dihisap dari rongga obdomen telah melalui alat pengisap dan wadah
penampung yang steril
e. Saring darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan kedalam kantung darah (blood
bag) apabila kantung darah tidak tersedia masukan dalam botol bekas cairan infus (yang baru
terpakai dan bersih) dengan diberikan larutan sodium sitrat 10ml untuk setiap 90ml darah.
f. Transfusikan darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada bagian tabung
tetesan.
g. Tindakan dapat berupa :
 Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi tetapi
pada kehamilan ektopik terganggu jika sudah terjadi ruptur maka tuba harus diangkat.
 Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upaya konservasi dimana tuba tersebut merupakan salah
satu yang masih ada) yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen tuba kemudian diikuti
dengan reparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalah kontrol perdarahan yang kurang
sempurna atau rekurensi (hasil ektopik ulangan).
h. Mengingat kehamilan ektopik terganggu berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba
yang di sebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien di beri anti biotik kombinasi atau
tunggal dengan spektrum yang luas.
i. Untuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan:
 Ketoprofen 100 mg supositoria.
 Tramadol 200 mg IV.
 Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas)
 Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari.
j. Konseling pasca tindakan
 lanjutan fungsi reproduksi.
 Resiko hamil ektopik ulangan.
 Kontrasepsi yang sesuai.
 Asuhan mandiri selama dirumah.
 Jadwal kunjungan ulang
k. Criteria khusus yang diobati dengan cara ini adalah :
 Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah
 Diameter kantong gestasi ≤ 4cm
 Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml

Вам также может понравиться