Вы находитесь на странице: 1из 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI CAMPAK

I. PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan mengamanatkan bahwa pemerintah dapat melaksanakan
surveilans terhadap penyakit menular ( pasal 154 ayat 2 ) dan
pengendalian penyakit tidak menular dilakukan dengan pendekatan
surveilans faktor resiko, registri penyakit , dan surveilans kematian (pasal
159 ayat I ).
Peraturan menteri kesehatan RI Nomor 45 Tahun 2014, Tentang
Penyelenggaraan Surveilens Kesehatan, dalam pasal 2, menyebutkan bahwa
penyelenggaraan Surveilens Kesehatan merupakan prasyarat program
kesehatan dan bertujuan untuk :

a. Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit ,


dan faktor resikonyo serta masalah kesehatan mnasyarakat dan
faktor-faktor yang mempengaruhi sebagai bahan pengambilan
keputusan;
b. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan
terjadinya KLB/ Wabah ;
c. Terselenggaranya Investigasinya dan penanggulangan KLB/ wabah;
d. Dasar penyampaian Informasi Kesehatan kepada para pihak yang
berkepentingan sesuai dengan pertimbnagan kesehatan;

Dalam pasal 14 peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 tahun 2014


disebutkan pula bahwa;

1. Kementerian kesehatan, Dinas kesehatan provinsi ,Dinas Kesehatan


kabupaten/Kota, Instansi Kesehatan pemerintah lainya dan fasilitas
pelayanan Kesehatan wajib menyelenggarakan surveilens Kesehatan
sesuai kewenangannya.
2. Penyelenggaraan survellana pada kementrian kesehatan , Dinas
kesehatan provinsi , Dinas kesehatan kabupaten/ kota dan instansi
kesehatan pemerintah lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
dilaksanakan oleh masing-masing pengelola program.
3. Dalam hal belum ada pengelola program terhadap masalah Kesehatan
tertentu dan / atau dalam rangka kewaspadaan dini respon KLB,
tugas penyelenggaraan survallens kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2 ) dilaksanakan oleh unit kerja servailens.
Ditegaskan juga dalam peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2012 tentang
system Kesehatan Nasional pasal 2 ayat (2) yang mengemanatkan agar
pengelola kesehatan dilakukan secara berjenjang nilai dari tingkat daerah
sampai tingkat pusat dengan memperhatikan otonomi daerah dan otonomi
fungsional di bidang kesehatan . Hal ini menegaskan bahwa
penyelenggaraan survaillens Kesehatan harus di laksanakan di setiap
Fasilitas Pelayanan Kesehatan , instasi kesehatan mulai dari tingkat
kabupaten / kota , provinsi dan instansi kesehatan tingkat pusat .

II. LATAR BELAKANG


Sidang World Hearlth Assembly (WHA) pada bulan Mai 2010
menyepakati target pencapaian pengendalian penyakit campak pada tahun
2015 yaitu :
 Mencapai cakupan imunisasi campak dosis pertama lebih >
90% secara nasional dan minimal 80% diseluruh kabupaten/
kota.
 Menurunkan angka insiden campak mencapai < 5 / 1.000.000
setiap tahun dan mempertahankannya.
 Menurunkan angka kematian campak minimal 95% dari
perkiraan angka tahun 2000.

Untuk mencapai tujuan pengendalian penyakit campak tersebut dilakukan


beberapa upaya yaitu imuniasi penyelidikan dan menjamin kasus pada
semua KLB campak serta melaksanakan surveilens campak berbasis
individu ( Case Based Surveilens ) dengan pemeriksaan serelogi terhadap
kasus tersangka campak ( Susped ).
Untuk menilai dampak imunisasi dalam mencapai strategi regional
diperlukan seurveilens campak yang adekuat agar dapat memberikan
arahan kepada program secara epektif dan efisien. Dengan dilkukannya
sebagai upaya maka diharapkan angka kematian akibat penyakit campak
menurun sehingga upaya program dan jumlah specimen campak juga
berkurang.

III. TUJUAN PENYELIDIKAN EPIDIOMOLOGI CAMPAK


Tujuan umum :
 Meindentifikasi daerah maupun populasi resiko tinggi kemungkinan
akan terjadinya trans misi campak
 Memantau kemajuan program pemberantas campak
Tujuan Khusus :
Tujuan surveilens campak adalah sebagai berikut :
1. Terlaksananya pengumpulan data campak untuk mengetahui
gambaran epidiomologi meliputi waktu tempat kejadian umur dan
status imunisasi di setiap puskesmas dan rumah sakit.
2. Terlaksananya PE setiap KLB campak dan komfirmasi laboratorium
3. Terlaksananya analisa data campak dan faktor resiko disetiap tingkat
administrasi kesehatan.
4. Tersedianya hasil analisis / informasi kepada unit terkait.
5. Terwujudnya pengambilan keputusan dengan menggunakan data
surveilens.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok dari surveilens penyakit campak ditingkat puskesmas
adalah :

1. Pengumpulan data kasus aspek campak yang berasal dari


puskesmas-puskesmas pembantu. Praktek swasta dan
masyarakat / posyandu maupun petugas desa siaga lainnya.
2. Pencatatan dan pelaporan dengan mengguanakan format C1.
Setiap minggu direkap dan dilaporkan dalam W2 / SKDR. Dan
setiap kasus yang ditangani diberi nomor epid.
3. Pengambilan spesimen berupa sampel darah untuk diambil
spesimen serumnya.
4. Umpan balik yang berupa laporan hasil pelaksanaaan surveilens
campak yang dilakukan pada saat diadakan mini loka karya
bulanan puskesmas.

V. BENTUK PENYELENGGARAAN SURVEILENS CAMPAK


Kegiatan surveilens campak dalam program eradikasi campak adalah :
a. Surveilens rutin. Surveilens rutin dilaksanakan terutama oleh
Surveilens puskesmas serta Surveilens Kabupaten / Kota.
b. Sistem kewaspadaan dini KLB campak dalam mengantisifasi
kemungkinan terjadinya KLB perlu dilaksanakan kegiatan
kewaspadaan dini KLB strategi dalam SKD-KLB campak adalah :
a) Pemantauan populasi rentan .
Dalam pemantauan populasi rentan dilakukan juga
pemantauan terhadap :
 Status gizi balita
 Keterjangkauan pelayanan kesehatan ( asesibilitas )
 Kelompok pengungsi
b) Pemantauan kasus campak ( PWS campak ).
Apabila ditemukan satu (1) kasus pada kelurahan dengan
cakupan tinggi (>90%) masih perlu diwaspadai pula
mengingat adanya kemungkinan kesalahan rantai dingin
faksin atau karena cakupan imunisai yang kurang dipercaya.

VI.SASARAN SURVEILENS CAMPAK


Sebagai sasaran dalam PE campak adalah :
a. Individu yaitu penderita atau keluarga.
b. Populasi lokal yaitu peningkatan populasi disekitar pemukiman
penderita.

VII.JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Dalam melaksanakan kegiatan Surveilens campak dipuskesmas air
tawar dilakukan berdasarkan atas data dari laporan dari puskesmas.
Puskesmas pembantu dari praktek swasta serta masyarakat maka
pelaksanaan berdasarkan atas kejadian sehingga jadwal pelaksaan kegiatan
adalah setipa ada kasus suspect campak maka petugas kesehatan wajib
melakukan Surveilens campak.

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan untuk mengukur
hasil dari kegiatan Surveilens campak yang telah dilaksanakan pelaporan
dilaksanakan setiap selesai melaksanakan kegiatan yang dilakukan
pemegang program ( Petugas Surveilens, Pembina wilayah, petugas pustu )
serta kepada kepala puskesmas sebelum dilaporkan kepada kepala dinas
kesehatan yang disertai dengan pengiriman specimen serum yang sudah
diambil.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setelah selesai
melaksanakan kegiatan Surveilens campak setelah selesai melaksanakan
kegiatan Surveilens campak meliputi identitas penderita serta tindak lanjut
yang aka dilaksanakan.Evalusi kegiatan dilaksanakan setiap selesai
melaksanakan kegiatan Surveilens campak tersebut. Serta pada saat
dilakukan loka karya mini bulanan puskesmas.

Mengetahui Padang, 2 Januari 2018


Koordinator UKM PJ Program

Drg. Mulyanti Sofiarni, AMK


NIP. 197201162006042010 NIP.197501072002122006

Mengetahui
Kepala Puskesmas Air TAwar

Drg. Primayanti, M. Kes.


NIP : 196901172000122001

Вам также может понравиться