Вы находитесь на странице: 1из 17

STUDI TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA

SEKOLAH DAN SUPERVISI PENGAWAS TERHADAP


KINERJA GURU

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menempuh Ujian Sidang Magister Pendidikan Program Studi Administrasi
Pendidikan Konsentrasi Administrasi Sistem Pendidikan

Oleh:

IHSANUDDIN RISKAM
NIM. 82321617070

UNIVERSITAS GALUH
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Jl. R.E. Martadinata No. 150 Ciamis 46251
2019
STUDI TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA
SEKOLAH DAN SUPERVISI PENGAWAS TERHADAP
KINERJA GURU

Oleh:

IHSANUDDIN RISKAM
NIM. 82321617070

LEMBAR PENGESAHAN

Artikel ini disetujui untuk dimuat dalam artikel e-Jurnal


Ketua Program Studi
Administrasi Sistem Pendidikan

RUNALAN, Drs, M.Si


NIP. 195710161987031003

Ciamis, …………………… 2019


STUDI TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SUPERVISI
PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU

Oleh:
IHSANUDIN RISKAM
NIM. 82321617070

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberhasilan kinerja mengajar guru di SMP se-
Kota Banjar yang secara keseluruhan aspek pelaksanaan pembelajaran telah dipenuhi oleh
guru dalam proses KBM. Namun demikian rerata perolehan nilai dalam KBM dari guru
yang peneliti amati termasuk dalam kategori sedang sehingga perlu adanya peningkatan.
Melihat fenomena tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang
impelementasi supervisi akademik, dalam usahanya meningkatkan profesionalisme guru
dalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran.
Penelitian ini deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah
suatu metode yang menggambarkan apa yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta atau
kejadian-kejadian pada objek yang diteliti, untuk kemudian diolah menjadi data dan
selanjutnya dilakukan suatu analisis sehingga pada akhirnya dihasilkan suatu kesimpulan.
Pada penelitian ini ditetapkan tiga jenis variable yang akan diukur, yaitu : (1) Variabel
bebas (independent variable) dengan notasi (X) yaitu variabel yang memberikan pengaruh
kepada variabel terikat. Notasi (X) adalahPeran Kepala Sekolah (X1) dan Supervisi Akademik
Kepala Sekolah (X2). (2) Variabel terikat (Dependend Variable) dengan Notasi (Y) yaitu
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas. Variabel
tersebut kinerja guru.
Dari temuan lapangan ditemukan sebagai berikut: (1) Kepemimpinan kepala sekolah
SMP Negeri se-Kota Banjar pada umumnya berada pada kriteria Baik/Cukup Kuat. Namun
demikian ada indikator kemampuan kepala sekolah mencari/menemukan gagasan baru untuk
pembaharuan sekolah. menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berperngaruh
positif terhadap kinerja mengajar guru. Ini berarti semakin efektif kepemimpinan kepala
sekolah maka cenderung meningkat kinerja mengajar guru. (2) Supervisi pengawas di SMP
Negeri se-Kota Banjar pada umunya berada pada kriteria Baik/Cukup Kuat. Namun
demikian ada indikatir yang perlu ditingkatkan yaitu: Indikator membina kepala sekolah dan
guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah. Hasil menunjukkan bahwa
supervisi pengawas berpengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru. Ini berarti semakin
efektif supervisi pengawas maka semakin meningkat kinerja mengajar guru. (3) Kinerja
mengajar guru di SMP Negeri se-Kota Banjar pada umumnya berada pada kriteria Baik.
Namun ada indikator yang perlu ditingkatkan yaitu: indikator mengatur tempat duduk sesuai
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran dan indikator pada tiap awal semester, guru
menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya. Hasil menunjukkan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi pengawas berpengaruh positif rerhadap kinerja
mengajar guru. Ini berarti semakin efektif kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi
penawawas maka cenderung semakin meningkat kinerja mengajar guru. Penelitian ini
memiliki esensi agar para guru mampu melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawab nya di sekolah perlu senantiasa mendapat penyegaran dalam bentuk bantuan teknis.
Bantuan teknis ini diberikan kepada guru sebagai upaya peningkatan kapasitas secara terus
menerus dalam bentuk supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah.

Kata Kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi Pengawas, Kinerja Mengajar


Guru
A. Pendahuluan
Guru merupakan salah satu profesi yang akhir-akhir ini banyak diminati
oleh generasi muda. Sertifikasi guru merupakan salah satu magnet penarik minat
lulusan SMK/SMA untuk dapat menjadi guru. Hal ini dapat dilihat dari
persaingan memasuki perguruan tinggi kependidikan yang sangat tinggi. Lebih
dari lima puluh persen lulusan SMK/SMA yang melanjutkan studi keperguruan
tinggi memilih program studi kependidikan. Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) mencatat bahwa pada tahun 2013 sebanyak 69,4 % atau
407.000 dari 585.789 pendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
(SBMPTN) mendaftar di program studi kependidikan (http://www.bpkp.go.id/).
Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menlilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini, pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sebagai pendidik profesional maka seorang guru harus
memiliki kuaifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Berprofesi sebagai seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah untuk
dilakukan. Tugas guru bukan hanya mendidik dan mengajar siswa, tetapi masih
terdapat tugas untuk membuat administrasi berupa perangkat dan kelengkapan
bahan pengajaran. Tuntutan terberat sebagai seorang guru adalah tanggungjawab
moral. Ketika selesai mengajar, tentunya sering muncul pertanyaan di dalam
benak seorang guru, apakah siswa mengerti dengan apa yang disampaikan, apakah
siswa senang dengan metode yang digunakan. Hal inilah yang sering membuat
tugas sebagai seorang guru semakin berat, karena keberhasilan dalam mengajar
sulit diukur melalui penglihatan. Berbagai macam tuntutan tersebut harus dapat
dipenuhi secara maksimal dan seimbang agar tujuan dari pendidikan dapat
terwujud dengan maksimal.
Seorang guru harus selalu meningkatkan profesionalnya, pengetahuan,
sikap, dan keterampilannya secara terus menerus susuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, termasuk paradigma baru pendidikan yang
menerapkan Manajemen Berbasus Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) serta Kurikulum 2013. Menurut Permendiknas No. 16 Tahun
2007 tentang Kompetensi Guru (2007:2), seorang guru harus memiliki empat
standar kompetensi, diantaranya: (1) Kompetensi Pedagogik, (2) Kompetensi
Kepribadian, (3) Kompetensi Sosial, dan (4) Kompetensi Profesional.
Guru digolongkan kedalam tiga jenis, pertama guru kelas, yakni guru yang
memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam proses
pembelajaran di kelas, kecuali mata pelajaran jasmani dan agama. Kedua guru
mata pelajaran, yaitu guru yang memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang, dan
hak secara penuh dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu sesuai
dengan bidangnya. Ketiga guru bimbingan dan konseling, adalah guru yang
memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan
bimbingan dan konseling terhadap siswa. Agar dapat menghasilkan output berupa
siswa yang berkualitas, guru harus kompeten sesuai dengan bidangnya. Tugas
yang menjadi tanggungjawab seorang guru harus dapat dilaksanakan dengan
maksimal. Usaha guru dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab
disebut dengan kinerja guru. Kinerja guru merupakan faktor atau kunci utama
yang harus dimiliki agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara komprehensif.
Sebab itulah yang menjadi alasan pemerintah menyelenggarakan Penilaia. Kinerja
Guru.
Penilaian Kinerja Guru (PKG) adalah penilaian dari setiap butir tugas
utama guru. Dimata guru dan masyarakat PKG dipandang sebagai suatu hal yang
semakin menyusahkan guru. Sejatinya, tujuan diadakannya PKG adalah untuk
mewujudkan guru yang profesional. Adanya PKG tentunya dapat memudahkan
pemerintah dalam mengawasi kinerja guru di seluruh instansi terkait. PKG secara
tidak langsung menciptakan guru agar memiliki kinerja yang tinggi. Walaupun
awalnya dipaksa, namun lama kelamaan akan menjadi terbiasa bekerja dengan
penuh tanggungjawab tanpa adanya paksaan, sehingga kualitas guru di Indonesia
semakin meningkat.
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannnya mengelola proses pembelajaran demi
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, supervisi akademik merupakan
kegiatan terencana yang ditunjuk membantu guru dalam pembelajaran agar dapat
meningkatkan hasil belajar. Supervsisi lebih menekankan pada “Pembinaan
Profesional Guru” yakni pembinaan yang lebih diarahkan pada upaya
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan profesionalisme guru. Aktivitasnya
dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pembelajaran untuk
diperbaiki, apa yang menjadi penyebabnya dan mengapa guru tidak berhasil
melaksanakan tugas dengan baik. Berdasarkan hal tersebut kemudian diadakan
tindak lanjut berupa perbaikan dalam bentuk pembinaan. Pembinaan merupakan
sebuah pelayanan terhadap guru dalam memperbaiki kinerjanya, dan merupakan
usaha preventif untuk mencegah supaya guru tidak kembali melakukan kesalahan
serupa.
Sebagian guru cenderung melaksanakan pembelajaran secara
konvemsional. Hal ini tampak dari rancangan pembelajaran dalam bentuk RPP
dan hasil observasi KBM pada studi awal supervisi akademik yang peneliti
lakukan, menunjukkan masuh perlunya pembinaan kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran yang ideal di kelas sebagai upaya mendongkrak kualitas
pembelajaran,. Aktifitas guru dakam persiapan maupun pelaksanaan pembelajaran
di SMPN 1 Banjar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1.
Nilai Rerata Pada Penilaian (IPKG-1) di SMPN 1 Banjar

No Aspek Jumlah Rerata


A Merencanakan Pengelolaan Pembelajaran 17,67 2,94
B Mengelola Pengorganisasian Materi 16,50 2,75
Pembelajaran
C Merencanakan Pengelolaan Kelas 16,00 2,67
D Merencanakan Penggunaan Sumber Media 16,50 2,75
Pembelajaran
E Merencanakan Penilaian 17,00 2,83
F Penampilan Fisik Rencana Pembelajaran 17,50 2,92
Rerata 101,17 2,81
Sumber: Bid. Kurikulum SMPN 1 Banjar

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 6 RPP yang telah disusun oleh
guru, telah sesuai dengan kaidah pada aspek penilaian. Semua nilai-nilai yang ada
dari indikator yang ada tergolong kategori sedang sehingga perlu adanya
peningkatan.
Selanjutnya pada tahap pelaksanaan pembelajaran, dari hasil pengamatan
peneliti terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh 6 guru SMPN 1 Banjar dapat
disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.2
Nilai Rata-rata Pelaksanaan Pembelajaran (IPKG-2)
Di SMPN 1 Banjar

No Aspek Jumlah Rerata


A Membuka Kegiatan Pembelajaran 17,33 2,89
B Mengelola Kegiatan Pembelajaran Inti 18,25 3,04
C Mengorganisasi wakti, Siswa, Sumber dan 17,00 2,83
Alat/Media Pembelajaran
D Melaksanakan Penilaian 17,50 2,92
E Menutup Kegiatan Pembelajaran 14,50 2,43
F Penampilan Guru 18,50 3,08
Rara-Rata 103,08 2,86
Sumber: Bid. Kurikulum SMPN 1 Banjar

Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan aspek


pelaksanaan pembelajaran telah dipenuhi oleh guru dalam proses KBM. Namun
demikian rerata perolehan nilai dalam KBM dari 6 guru yang peneliti amati
sebesar 2,86 dan termasuk dalam kategori sedang sehingga perlu adanya
peningkatan. Melihat fenomena tersebut, maka peneliti bermaksud melakukan
penelitian yang lebih mendalam tentang impelementasi supervisi akademik, dalam
usahanya meningkatkan profesionalisme guru dalam mengelola dan melaksanakan
pembelajaran, sehingga judul penelitian adalah : “Peran Kepala Sekolah Dan
Supervisi Akademik Terhadap Meningkatnya Kinerja Guru” (Studi di SMP
Negeri se-Kota Banjar).

Berdasarkan paparan diatas, penulis melakukan identtifikasi masalah


sebagi berikut:
1. Peran Kepala Sekolah yang belum optimal dalam melaksanakan
tugasnya.
2. Supervisi pengawas belum menunjukkan peningkatan kinerja guru
3. Belum meningkatnya kinerja guru yang berdampak pada peningkatan
hasil belajar siswa
Berdasarkan identifiasi masalah di atas maka perumusan masalah
penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh kepala sekolah terhadap menigkatnya kinerja
guru?
2. Bagaimana pengaruh supervisi pengawas sekolah terhadap
meningkatnya kinerja guru?
3. Bagaimana dampak kepala sekolah dan supervisi akademik kepala
sekolah terhadap meningkatnya kinerja guru?

B. Metode
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penyusunan tesis ini adalah
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode
yang menggambarkan apa yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta atau kejadian-
kejadian pada objek yang diteliti, untuk kemudian diolah menjadi data dan
selanjutnya dilakukan suatu analisis sehingga pada akhirnya dihasilkan suatu
kesimpulan.
Disain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian ini
dilaksanakan, disain penelitian yang dilakukan berupa disain kausal. Teknik
kausal ini digunakan untuk mencari pengaruh dan membuktikan pengaruh tiga
variabel bila data ketiga variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data
dari dua variabel atau lebih tersebut sama. Variabel dalam penelitian ini adalah
dua variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat ( dependent
variable). Ketiga variabel tersebut adalah

a. Variabel bebas (x1), yaitu: Peran kepala sekolah


b. Variabel bebas (x2), yaitu: supervisi pengawas
c. Variabel terikat (Y), yaitu kinerja guru
Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 3.1
Hubungan Kausal Antara Variabel Penelitian

e
(X1)

(Y)

(X2)

Keterangan:
X1 = Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah
X2 = Supervisi Pengawas
Y = Kinerja Guru
e = epsilon (variabel lain yang tidak diteliti)

Pada penelitian ini ditetapkan tiga jenis variable yang akan diukur, yaitu :

1. Variabel bebas (independent variable) dengan notasi (X) yaitu variabel yang
memberikan pengaruh kepada variabel terikat. Notasi (X) adalah Peran
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Supervisi Pengawas (X2).
2. Variabel terikat (Dependend Variable) dengan Notasi (Y) yaitu variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas. Variabel
tersebut kinerja guru.

Karena jumlah populasi telah diketahui, yakni jumlah guru sebanyak 327
orang, maka untuk menentukan besarnya ukuran sampel dipakai rumus Slovin
(1960) dan dikutip oleh Sevilla (1964) dan dikemukakan oleh Husen Umar
(2000:108) sebagai berikut :

N
n = __________
1 + N (e) 2

Dimana n = Jumlah sampel


N = Jumlah Populasi
e = Persen kelonggaran ketelitian (10%)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat ditentukan jumlah
sample yang dijadikan responden adalah guru 82 orang.
Untuk langkah selanjutnya adalah besarnya sampel 82 orang responden,
maka ditentukan besarnya secara berimbang dari tiap gugus atau sub populasi,
maka untuk langkah selanjutnya dari n1, n2, …..,sampai n3, pengambilan sampel
dilakukan dengan cara stratified random sampling dengan rumus.

Ni
n1 = ----------- x n
N

n1 = ukuran sampel tiap stratum


Ni = ukuran populasi tiap stratum
N = ukuran populasi
n = ukuran sampel

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada
guru di SMP Negeri Kota Banjar.
Tabel 3.3
Jenis dan Sumber Data

JENIS DATA SUMBER DATA


Kepemimpinan Kepala Sekolah Guru
Supervisi Pengawas Guru
Kinerja Mengajar Guru Guru

Prosedur pengumpulan data diusahakan untuk mendapatkan data yang


dibutuhkan dalam analisis tesis ini. Prosedur tersebut meliputi :
1) Kuesioner, yang diberikan kepada Guru sebagai responden, dengan cara
mengajukan pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah
penelitian dan bersifat pertanyaan tertutup/berstruktur yang menyangkut
pendapat responden.
2) Uji validitas dan reliabilitas instrumen,
Uji validitas angket dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. Uji validitas terhadap tiga instrumen tersebut yaitu instrumen untuk
mengukur kepemimpinan kepala sekolah (X1), supervisi akademik Kepala
Sekolah (X2), dan kinerja mengajar guru (Y); akan diuji masing-masing dengan
uji validitas isi dan validitas konstruk.

Semua data yang telah terkumpul dianalisis sehingga dapat diketahui


makna dari data yang berhasil dikumpulkan dan hasil penelitiannyapun akan dapat
diketahui. Dalam pelaksanaan pengolahan data melalui bantuan computer dengan
program SPSS 17.0 (Statistical Product and Smart Solutions), dengan langkah-
langkah apabila manual sebagai berikut:

(1) Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut dengan memeriksa setiap
jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
(2) Menentukan bobot nilai setiap kemungkinan jawaban pada setiap item,
variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah
ditentukan, kemudian menentukan skornya.
(3) Melihat deskripsi variabel yang diamati, maka setiap indikator dicari ukuran
statistik yang menunjukan gejala pusat pengelompokan (measure of central
tendency). Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata, median, standar deviasi
dan varian data dari masing-masing variabel.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan


1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja
Mengajar Guru
Hasili penelitian menunjukaan bahwa kepemimpinan kepala sekolah di
SMP Negeri se-Kota Banjar pada umumnya berada pada kriteria sering. Namun
demikian ada indikator yang perlu ditingkatkan yaitu: indikator kemampuan
kepala sekolah mencari/menemukan gagasan baru untuk pembaharuan sekolah.
Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positrif terhadap kinerja mengajar
guru. Ini berarti semakin efektif kepemimpinan kepala sekolah maka cenderung
semakin meningkat kinerja mengajar guru.
Hal ini sejalan dengan penelitian Rosdiana (2015) dengan judul “Perilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Kinerja Guru Pada SD Negeri
2 Lambheu Aceh Besar.” Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa: perumusan
kebijakan kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru
pada SD Negeri 2 Lambheu Kabupaten Aceh Besar telah membuat aturan-aturan
trtulis maupun lisan sesuai visi misi sekolah dengan melibatkan guru, sasaran
sekolah dan kepala sekolah merumuskan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan guru. Hasil ini membuat guru-guru dapat mengajar dengan lebih baik
sehingga murik-murid lebih mudah memahami pelajaran dan dapat merasakan
adanya kenyamanan selama di sekolah dan tercapainya mutu pendidiian yang
lebih baik.
Sesuai dengan ciri-ciri sekolah sebagai suatu organisasi yang kompleks dan
unik maka tugas guru, fungsi dan peran kepala sekolah juga akan semakin
kompleks dan luas. Dari sisi tertentu kepala sekolah dapat dipandang sebagai
pejabat formal, sedangkan dari sisi yang lain kepala sekolah dapat berperan
sebagai pemimpin, administrator, sebagai manajer, supervisor dan sebagai
pendidik. Dalam hubungan ini Wahjosumidjo (1999:83) menyatakan bahwa
secara sederhana definisi kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai “seorang
tenaga fungsional sebagai guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah
dimana diselenggarakan proses pembelajaran atau tempat dimana terjadi interaksi
antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.”
Kepemimpinan kepala sekolah dapat diartikan bahwa kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya mutu layanan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
yang telah ditentukan sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan,
Departemen Pendidikan Nasional dalam Mulyasa (2005;53) telah menetapkan
bahwa “Kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai
edukator, manajer, administrator, supervisor, leader; inovator; dan motivator
(EMALSIM)”. Kepala skeolah harus mampu berperan sebagai figur dan mediator
bagi pengembangan masyarakat dan lingkungannya. Peran, fungsi dan tugas
tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena saling mempengaruhi, serta
menyatu dalam pribadi kepala sekolah profesional, sehingga mampu mendorong
visi menjadi aksi dalam paradigma baru manajemen pendidikan.
2. Pengaruh Supervisi Pengawas terhadap Kinerja Mengajar Guru
Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi pengawas di SMP Negeri se-
Kota Banjar pada umumnya berada pada kriteria sering. Namun demikian ada
indikator yang perlu ditingkatkan yaitu: indikator membina kepala sekolah dan
guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah. Hasil pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa supervisi pengawas berpengaruh positif terhadap
kinerja mengajar guru. Ini berarti semakin efektif supervisi pengawas maka
cenderung semakin meningkat kinerja mengajar guru.
Hal ini sejalan dengan penelitian Wiwin Anggita Sari (2018) dengan judul
penelitian: “Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Sebagai Upaya
Peningkatan Profesionalisme Guru.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)
Pengawasn yang dilakukan dalam kegiatan superisi menerapkan tiga model
pendekatan, yakni: menggunakan pendekatan kedinasan, mitra kerja, dan
kekeluargaan serta Teknik yang dikembangkan oleh pengawas dalam
melaksanakan supervisi akademik di SMP Negeri 44 Palembang cukup bervariasi.
Teknik-teknik supervisi itu adalah teknik supervisi individual (observasi kelas,
kunjungan kelas, dan pertemuan individual), dan teknik supervisi kelompok (rapat
supervisi/pertemuan guru, kepanitiaan dan kerja kelompok seperti dalam MGMP).
2) Kendala pengawas dalam melaksanakan supervisi Akademik di SMP Negeri 44
Palembang disebabkan jumlah guru sasaran supervisi yang banyak, masih ada
guru yang enggan untuk disupervisi sehingga kegiatan supervisi kurang berjalan
dengan baik, sehingga terbatas waktu, jadwal kegiatan supervisi yang banyak ada
kalanya sering bentrok dengan kegiatan lain, misalnya seperti rapat guru, rapat-
rapat dinas, ikut workshopm dan kegiatan lainnya baik di tingkat kabupaten
maupun di tingkat provinsi.
Dengan kata lain aspek supervisi pengajaran: “Effective Supervission
requires knowledge, interpersonal skills, and technical skills.” Kutipan di atas
menekankan bahwa pengetahuan, keterampilan berhubungan dan keterampilan
teknis merupakan prasyarat yang harus dimiliki dan dikuasai oleh para pelaksana
supervisi (supervisor) untuk dapat mewujudkan efektifitas pelayanan supervisi
pengajaran. Pengetahuan yang dimaksud disini ialah pengetahuan tentang konsep-
konsep supervisi pengajaran, perilaku guru, dan masalah-masalah proses belajar
mengajar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian.
3. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Supervisi Pengawas
terhadap Kinerja Mengajar Guru
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru di SMP se-Kota
Banjar pada umumnya berada pada kriteria sering (48%). Namun demikian ada
inidkator yang perlu ditingkatkan yaitu: indikator guru mengatur tempat duduk
sesuai karakteristik peserta didik dan mata pelajaran dan indikator pada tiap awal
semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya. Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan
supervisi pengawas berpengaruh positif terhadap kinerja megajar guru. Ini berarti
semakin efektif kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi pengawas maka akan
cenderung semakin meningkat kinerja mengajar guru.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sibirin (2012) dengan judul “Faktor-
Faktor yang Memperngaruhi Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar (studi di
Sekolah Dasar di Wilayah Priangan Timur Jawa Barat.” Hasil penelitian adalah
sebagai berikut: (1) Kepemimpinan utama, motivasi berprestasi , dan kinerja guru
dalam kondisi tengah; sedangkan iklim sekolah dan kepemimpinan kerja dalam
kondisi baik; (2) Ada pengaruh positif dan signifian dari kepemimpinan kepala
sekolah, iklim sekolah, kepuasan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja
guru Sekolah Dasar di Wilayah Priangan Timur, walaupun secara subyektif atau
simultan.
Seorang guru harus selalu meningkatkan kemampuan profesionalismenya,
pengetahuan, sikap dan keterampilannya secara terus menerus sesuai dengan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk paradigma baru
pendidikan yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang kompetensi guru (2007;2), seorang guru
harus memenuhi empat standar kompetensi, diantaranya: (1) Kompetensi
Pedagogik; (2) Komptenesi Kepribadian, (3) Kompetensi Sosial dan (4)
Kompetensi Profesional. Untuk mencapai empat kompetensi tersebut, sekolah
harus melakukan pembinaan terhadap guru baik melalui workshop, PKG, diskusi
dan supervisi pendidikan. Hal itu harus dilakukan secara secara periodik agar
kinerja dan wawasan guru bertambah. Sebab, berdasarkan diskusi yang dilakukan
guru di sekolah binaan, rencahnya kinerja mengajar guru dan wawasan guru
diakibatkan oleh: (1) Rendahnya kesadaran guru menjadi pembelajar, (2) kurang
efektif nya kegiatan MGMP, (3) supervisi akademik yang bertujuan memperbaiki
proses pembelajaran belum dilaksanakan secara optimal.
Agar para guru mampu melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawab nya di sekolah perlu senantiasa mendapat penyegaran dalam bentuk
bantuan teknis. Bantuan teknis ini diberikan kepada guru sebagai upaya
peningkatan kapasitas secara terus menerus dalam bentuk supervisi akademik
yang dilakukan oleh pengawas sekolah.

D. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut:
1. Kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri se-Kota Banjar pada
umumnya berada pada kriteria Baik/Cukup Kuat. Namun demikian ada
indikator kemampuan kepala sekolah mencari/menemukan gagasan baru
untuk pembaharuan sekolah. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa kepemimpinan kepala sekolah berperngaruh positif terhadap kinerja
mengajar guru. Ini berarti semakin efektif kepemimpinan kepala sekolah
maka cenderung meningkat kinerja mengajar guru.
2. Supervisi pengawas di SMP Negeri se-Kota Banjar pada umunya berada
pada kriteria Baik/Cukup Kuat. Namun demikian ada indikatir yang perlu
ditingkatkan yaitu: Indikator membina kepala sekolah dan guru dalam
melaksanakan bimbingan konseling di sekolah. Hasil pengujian hipoteisi
menunjukkan bahwa supervisi pengawas berpengaruh positif terhadap
konerja mengajar guru. Ini berarti semakin efektif supervisi pengawas
maka semakin meningkat kinerja mengajar guru.
3. Kinerja mengajar guru di SMP Negeri se-Kota Banjar pada umumnya
berada pada kriteria Baik. Namun ada indikator yang perlu ditingkatkan
yaitu: indikator mengatur tempat duduk sesuai karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran dan indikator pada tiap awal semester, guru
menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya. Hasil pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi
pengawas berpengaruh positif rerhadap kinerja mengajar guru. Ini berarti
semakin efektif kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi penawawas
maka cenderung semakin meningkat kinerja mengajar guru.
DAFTAR PUSTAKA

A. Tabrani Rusyan, 1989, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah


Dasar. Jakarta: PT. Nusantara Lestari Ceriapratama
A.M., Sardiman, 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Akdon, 2000, Manajemen Stratejik untuk Manajemen Pendidikan. Bandung,
Alfabeta.
Arikunto Suharsimi, 1989, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Bina Aksara
Bafadal, 2003, Peningkatan Profesional Guru, Jakarta: Bumi Aksara
Depdikbud, 1990, Pedoman Supervusu Pendidikan, Jakarta: Depdikbud
Dharma, Agus, 2011, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: Amara Books
Ditjen PMPTK, 2008, Penilaian Kinerja Guru, Jakarta: Depdiknas
Engkoswara, 1987, Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan, Jakarta: Dirjen
Depdikbud
Jalal Fasli, 2007, Sertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan yang Bermutu
Makalah disampaikan pada Seminar Pendidikan yang Diselenggarakan Oleh
Program Pascasarjana UNAIR Tgl 28 April 2007 di Surabaya.
Joko Siswanto, 2011, Kompetensi Kinerja Guru, http://repository.upi.edu. (20
Desember 2011)
Komariah, Aan, 2005, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Bandung:
Alfabeta.
Mantjam W, 2007, Profesionalisasi Tenaga Kependidikan: Manajemen
Pendidikan dan Supervisi Pengajaran, Malang: Elang Mas
Masaong, Kadimm 2013, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas
Guru, Bandung: Alfabeta
Muhibinsyah, 2000, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Вам также может понравиться