Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
JURNAL
*rizkialdi17@gmail.com
**bambangh@ft.unp.ac.id
Abstract. Based on observations made in eastern pit area PT. AIC Jaya, found rock slopes that
have many weak field structures in the form of burly. In addition, the slope geometry and blasting
activities around the slope area greatly affect slope stability. From this problem it is necessary to
measure the physical and mechanical properties of rocks and the condition of rock mass in the study
area using the Rock Mass Rating (RMR) classification. Furthermore, the analysis of landslide potential
in the study area using dips 6.0 software was used to determine the type of landslide potential then
slope stability analysis was performed using Slide 6.0 Software and using The Hoek and Bray Method.
The rock mass classification results with RMR obtained by rocks included in group III which means the
rock mass is in medium condition. The analysis using software dips obtained by the type of landslide is
plane failure with the possibility of 48,28%. Furthermore, slope stability analysis was carried out using
slide software and slope stability values were obtained in the original conditions of 2,779 and
saturation conditions were 1,117, and analysis used The Hoek and Bray Method for landslide type
plane failure and the slope stability value was 1.032. From the results of the analysis that has been
carried out, it is known that the slopes are prone due to FK <1.25 and need to be protected against
potential rock falls by means of ditch and/or wiremesh.
Keywords: Landslide, Security Factor, Plane failure, Rock Mass Rating (RMR)
Merupakan jarak antara bidang lemah dengan arah tegak Filling atau material pengisi antara dua permukaan bidang
lurus terhadap bidang lemah tersebut. Bentuknya bisa diskontinu mempengaruhi stabilitas bidang diskontinu
berupa kekar, zona shear, patahan minor atau permukaan dipengaruhi oleh ketebalan, konsisten atau tidaknya dan
bidang lemah lainnya. Sesuai dengan peringkat. Terdapat sifat material pengisi tersebut. Filling yang lebih tebal dan
lima klasifikasi spasi diskontinuitas seperti termuat pada memiliki sifat mengembang bila terkena air dan berbutir
Tabel 4. sangat halus akan menyebabkan bidang diskontinu menjadi
lemah.
Ada lima karakteristik kekar yang masuk dalam pengertian 2.2.6.6. Orientasi Diskontinuitas
kondisi kekar, meliputi kemenerusan (persistence), jarak
antar permukaan kekar atau celah (separation/aperture), Nilai strike dan dip merepresentasikan orientasi dan
kekasaran kekar (roughness), material pengisi kemiringan dari bidang diskontinuitas. Nilai strike dan dip
(infilling/gouge), dan tingkat kelapukan (weathering). pada pekerjaan rekayasa batuan berhubungan dengan
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: prediksi stabilitas massa batuan dan arah penggalian, serta
sangat berperan untuk memberikan penilaian kuantitatif
2.2.6.4.1 Roughness bidang diskontinuitas yang kritis pada penggalian
terowongan dan rekayasa lereng pada batuan. Nilai
Roughness atau kekasaran permukaan bidang diskontinu orientasi bidang diskontinuitas terhadap lereng memiliki
variasi penilaian kualitatif dan kuantitatif yang sedikit
merupakan parameter yang penting untuk menentukan
berbeda antara satu dengan lainnya.
kondisi bidang diskontinu. Suatu permukaan yang kasar
akan dapat mencegah terjadinya pergeseran antara kedua
permukaan bidang diskontinu. 2.2.7. Analisis Kesatabilan Lereng Batuan dengan
Metode Hoek and Bray
2.2.6.4.2 Separation
Kemantapan suatu lereng batuan dapat dianalisis dengan
Separation merupakan jarak antara kedua permukaan metode Hoek dan Bray, analisis fektor dan metoda grafis.
Tetapi didalam tulisan ini hanya dibahas metoda Hoek dan
bidang diskontinu. Jarak ini biasanya diisi oleh material
Bray. Metoda Hoek dan Bray dapat digunakan untuk
lainnya atau bisa juga diisi oleh air. Makin besar jarak ini,
menganalisis keempat macam longsoran pada lereng
semakin lemah bidang diskontinu tersebut.
batuan. Khusus untuk longsoran busur tidak akan dibahas
pada penelitian ini karena longsoran tersebut tidak akan
2.2.6.4.3 Continuity
terjadi pada batuan segar (fresh rock). Pada penelitian yang
penulis lakukan, jenis potensi longsor yang terdapat pada
Continuity merupakan kemenerusan dari sebuah bidang
daerah penelitian adalah tipe lonsoran bidang dan
diskontinu, atau juga merupakan panjang dari suatu bidang
longsoran baji. Dalam menganilisis longsoran pada
diskontinu.
daerah penelitian penulis menggunakan metoda Hoek
dan Bray yang dinyatakan sebagai berikut :
2.2.6.4.4 Weathering
Ʃ𝑮𝒂𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒂𝒉𝒂𝒏
Weathering menunjukkan derajat kelapukan permukaan 𝐅𝐊 = (2)
Ʃ𝑮𝒂𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒈𝒆𝒓𝒂𝒌
diskontinu.
Gaya penggerak yang bekerja pada massa batuan yang koordinat S 0056’12,8” E 100022’39,3”' dengan elevasi 54
akan longsor dapat dinyatakan sebagai berikut : mdpl.
Fpenggerak = w.sin ψ + m. a . Cos ψ (3)
Sementara itu, besarnya gaya normal yang bekerja pada
massa batuan dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut :
Fnormal = w.cos ψ – m. A sin ψ (4)
Sehingga tegangan normal (σn) dan kuat geser (τ)
dinyatakan dengan persamaan berikut :
𝐰.𝐜𝐨𝐬 𝛙−𝐦.𝐚 𝐬𝐢𝐧 𝛙
σn = (5)
𝐀
Ʃ𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛
FK =
Ʃ𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘