Вы находитесь на странице: 1из 11

Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No.

x, 20xx: xxx - xxx

PENGARUH KOMBINASI ANKLE PUMPING EXERCISE DAN


CONTRAST BATH TERHADAP PENURUNAN EDEMA KAKI PADA
PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD SOEDARSONO
PASURURAN

Mochammad Faqih Fat chur 1 ) , Sulast yawat i S. Kep., Ns., M. Kep 2 ) , dan
Lingling M.P. S.Kep., Ns., M. Kep 2 )

1)
Mahasiswa Sarjana Terapan Keperawatan Lawang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
2)
Dosen Sarjana Terapan Keperawatan Lawang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
E - mail : faqihfatchur09@gmail.com1 )

THE EFFECT OF THE COMBINATION OF ANKLE PUMPING EXERCISE AND


CONTRAST BATH ON DECREASING LEG EDEMA IN PATIENTS WITH CHRONIC
RENAL FAILURE AT RSUD DR. R. SOEDARSONO PASURUAN

Abstract: Chronic kidney failure is a progressive and irreversible disorder of kidney


function, in which the body is unable to maintain metabolism and fails to maintain
electrolyte fluid balance. One manifestation of excess fluid volume is edema. So that in
CRF if left untreated it causes various kinds of complications. Giving ankle pumping
exercises is by the way the patient is positioned as comfortably as possible, then taught
how to push the foot forward and backward on the ankle which has edema and contrast
bath, soaking the legs as far as the calf alternately using warm water and continued with
cold water. The purpose of this study was to determine the effect of a combination of
ankle pumping exercise and contrast bath on the reduction of edema in patients with
chronic renal failure in Interna 1 and 2 RSUD dr. R. Soedarsono, Pasuruan City. The
research design used was Pre Experimental Design using the design of the One Group
Pre-Post Test Design. The sampling technique used was accidental sampling, the number
of samples taken was 20 people. The results stated that the combination of ankle pumping
exercise and contrast bath had a significant decrease in edema. This can be seen from the
Wilcoxon test with a P value of 0.001 <0.05 with a mean decrease of 1.50 mm. It was
concluded that there was a significant effect on the combination of ankle pumping
exercise and contrast bath in decreasing leg edema in patients with GGK.

Keywords: Edema, Ankle pumping exercise, Contrast bath, Kidney Failure Chronicle

Abstrak: Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
irreversible, dimana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme dan gagal memelihara
keseimbangan cairan elektrolit. Salah satu manifestasinya pada kelebihan volume cairan
adalah edema. Edema pada GGK jika tidak ditangani menimbulkan berbagai macam
komplikasi. Pemberian latihan ankle pumping yaitu dengan cara pasien diposisikan
senyaman mungkin, kemudian diajarkan cara mendorong kaki ke depan dan kebelakang
pada pergelangan kaki yang mengalami edema dan pemberian contrast bath yaitu
rendam kaki sebatas betis secara bergantian dengan menggunakan air hangat dan
dilanjutkan dengan air dingin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh kombinasi ankle pumping exercise dan contrast bath terhadap penurunan

131
Mochammad Faqih, Pengaruh Kombinasi Ankle Pumping ….

edema pada pasien gagal ginjal kronik di ruang Interna 1 dan 2 RSUD dr. R. Soedarsono
Kota Pasuruan. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperimental Design
dengan menggunakan rancangan One Group Pre-Post Test Design. Teknik sampling
yang digunakan adalah accidental sampling, jumlah sampel yang diambil sebanyak 20
orang. Hasil penelitian menyatakan kombinasi ankle pumping exercise dan contrast bath
terjadi penurunan edema yang bermakna. Hal ini dapat dilihat dari uji Wilcoxon dengan
nilai P = 0,001 < 0,05 dengan rerata penurunan 1,50 mm. Disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan kombinasi ankle pumping exercise dan contrast bath terhadap
penurunan edema kaki pada pasien GGK.

Kata kunci: Edema, Ankle pumping exercise, Contrast bath, Gagal Ginjal Kronik

PENDAHULUAN gagal ginjal pada tahun 1995-2025 sebesar


41,4%.
Perkembangan teknologi dan
pembangunan berdampak pada perubahan pola Data dari Persatuan Nefrologi Indonesia
hidup dan pola makan yang menyebabkan (PERNEFRI) diperkirakan terdapat 70.000
peningkatan beban metabolik sehingga terjadi penderita gagal ginjal di Indonesia, angka ini
peningkatan beban ginjal. Bila ginjal terganggu akan terus meningkat sekitar 10% setiap
akan terjadi gangguan ekskresi metabolisme dan tahunnya (Tandi, Mongan, & Manoppo, 2014).
zat-zat toksik tidak dapat dikeluarkan, akibatnya Di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 499.800
terjadi penurunan fungsi ginjal dan bila terus- penduduk Indonesia menderita penyakit gagal
menerus akan terjadi kegagalan ginjal yang ginjal dan sebanyak 1.499.400 penduduk
bersifat kronik atau menahun. GGK biasanya menderita Batu Ginjal (Rikesda, 2013). Penderita
ditandai dengan adanya kelebihan volume cairan, gagal ginjal kronik di provinsi Jawa Timur pada
salah satu manifestasinya adalah edema, edema tahun 2014 sebanyak 3621 penderita (Report
yang sering terjadi pada gagal ginjal adalah Renal Registry, 2014).
edema di daerah tungkai dan mata (jaringan
Hasil survey data dari rekam medik
longgar), edema pada GGK dapat mempengaruhi
RSUD dr. R. Soedarsono didapatkan 199
kualitas hidup pasien yang berpotensi terjadinya
penderita GGK dan 168 penderita GGK dengan
komplikasi salah satunya gangguan pada sistem
edema selama bulan Januari hingga September
pernapasan yaitu adanya pernapasan kussmaul
2018. Data survey menyatakan upaya penurunan
yang merupakan respon asidosis metabolik, efusi
edema kaki pada pasien GGK adalah dengan
pleura, edema paru (Sari, 2006; Kozier, 2011
elevasi kaki, dan belum dilakukan kombinasi
dalam Sukmana, 2016; Thomas & Tanya, 2012).
ankle pumping exercise dan contrast bath.
Prevalensi gagal ginjal kronik
Aini (2011), mendefinisikan GGK adalah
mempengaruhi sekitar 10-16% orang dewasa
gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
diseluruh dunia khususnya di benua Asia, Eropa,
irreversible yang mengakibatkan perubahan
Australia dan Amerika. Di negara berkembang
fisiologis. Gagal ginjal kronik yang tidak dapat
diperkirakan kurang lebih 40-60 kasus perjuta
diatasi lagi dengan cara konservatif, akan
penduduk pertahun. Indonesia diperkirakan
membutuhkan terapi pengganti ginjal. (Tovazzi
terdapat sekitar 20.000 kasus dalam setahun
& Mazzoni, 2012 dalam Istanti, 2014). Pada
(Gupita, 2015).
penderita GGK sering kita jumpai edema, edema
United State Renal Data System di pada GGK bisa disebabkan oleh
Amerika Serikat menyatakan, prevalensi penyakit ketidakmampuan mengeksresikan cairan
ginjal kronis meningkat 20-25% setiap tahun. (sindrom nefritik). Pada penderita GGK sering
World Health Organization (WHO) menjelaskan kita jumpai pada kondisi edema, edema pada
di Indonesia akan terjadi peningkatan penderita GGK disebabkan oleh kadar albumin (protein
dalam darah) lebih rendah dari normal.

132
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx

Akibatnya tekanan penghisap (tekanan osmotik) Ankle pumping exercise dapat


di jaringan sekitar pembuluh kapiler lebih tinggi, memperlancar sirkulasi darah balik dari distal.
menyebabkan air dan pembuluh kapiler masuk ke Hal ini dapat mengakibatkan penurunan
dalam jaringan dan menyebabkan bengkak. pembengkakan distal akibat sirkulasi darah yang
Bengkak terjadi di daerah tungkai dan mata lancar (Kwon, et al, 2003 dalam Utami, 2014).
(jaringan longgar) (Tamsuri, 2009 dalam Penelitian yang pernah dilakukan membuktikan
cherynasari, 2014; Guyton & Hall, 2007). beberapa efek positif dari pemberian ankle
pumping exercises, diantaranya penelitian dari
Edema yang tidak diatasi mengakibatkan
Ruspolina, Delila (2006) hasil penelitian tersebut
pada sistem pernapasan adanya pernapasan
menyatakan bahwa ankle pumping exercise pada
kussmaul yang merupakan respon asidosis
pasien long bed rest memberikan pengaruh
metabolik, efusi pleura, edema paru. Sistem
terhadap pengurangan derajat edema.
kardiovaskular seperti hipertensi, gagal jantung.
Sistem neurologi adanya sakit kepala, kesulitan Contrast bath merupakan perawatan
tidur, tremor di tangan. Sistem hematologi dengan rendam kaki sebatas betis secara
adanya anemia dengan hemoglobin rendah, bergantian dengan menggunakan air hangat dan
kerusakan sel darah putih menyebabkan infeksi dilanjutkan dengan air dingin, dimana suhu air
(Sari, 2016). Kerusakan jaringan kulit, nyeri dan hangat antara 36,6ºC – 43,3ºC dan suhu air
lebih rentan terhadap cedera jika dibandingkan dingin antara 10ºC - 20ºC (Sabelman, 2004).
dengan jaringan normal karena kurangnya asupan Merendam kaki yang edema dengan terapi ini
nutrisi, oksigen, dan zat-zat sisa (Kozier, 2011 akan mengurangi tekanan hidrostatik intra vena
dalam Sukmana, 2016). yang menimbulkan pembesaran cairan plasma ke
dalam ruang intersitium dan cairan yang berada
Penyokong terapi untuk mengurangi
di intersitium akan kembali ke vena sehingga
edema adalah dengan membatasi asupan cairan
edema dapat berkurang (Mcnelius, 2004 dalam
dan natrium, hemodialisis proses pembersihan
Purwadi, 2015)
produk sampah dan air dalam darah, dan
pemberian obat golongan diuretika dengan cara Berdasarkan latar belakang dan hasil
menghambat reabsorbsi natrium pada tubulus penelitian sebelumnya penulis tertarik untuk
distal. Terapi lain yang dapat dilakukan untuk melakukan penelitian tentang kombinasi ankle
mengurangi edema adalah latihan ankle pumping pumping exercise dan conrast bath terhadap
exercise, latihan mendorong cairan yang ada di penurunan edema kaki pada pasien GGK.
ekstrasel ke dalam pembuluh darah dan kembali Penerapan ankle pumping exercise dan contrast
ke jantung, dan latihan contast bath dengan bath ini dapat dilakukan oleh perawat, mengingat
merendam kaki yang edema untuk mengurangi tidak diperlukan energi dan biaya yang besar
tekanan hidrostatik intra vena (Toya & Sasano, untuk melakukan intervensi tersebut.
2016; Arif Rahman, 2014; PIONAS, 2015;
Mcnelius, 2004).
METODE PENELITIAN
Ankle pumping exercise, yaitu latihan
Penelitian ini menggunakan jenis
yang bertujuan untuk perbaikan sirkulasi
penelitian Pre Eksperimental Design dengan
peredaran darah, latihan pemompaan pergelangan
pendekatan Pre Test and Post Test One Group
kaki sering digunakan untuk menghilangkan
Design. Pre Test dan Post Test One Group
edema (Toya & Sasano, 2016). Ruspolina Delila,
Design merupakan penelitian yang tidak
(2006), mendefinisikan Ankle pumping exercise
menggunakan kontrol tetapi telah dilakukan
merupakan langkah yang efektif untuk
observasi pertama sebelum perlakuan diberikan,
mengurangi edema karena akan menimbulkan
lalu memungkinkan peneliti melakukan
efek muscle pump sehingga akan mendorong
manipulasi dan mengobservasi pada post test
cairan yang ada di ekstrasel ke dalam pembuluh
(Notoatmodjo, 2010).
darah dan kembali ke jantung.
Peneliti memilih jenis penelitian tersebut
guna mengetahui pengaruh kedalaman edema

133
Mochammad Faqih, Pengaruh Kombinasi Ankle Pumping ….

kaki pada pasien gagal ginjal kronik sebelum dan responden perempuan berjumlah 10 orang.
sesudah dilakukan kombinasi latihan ankle Sedangkan hasil data pengkajian stadium GGK
pumping exercise dan contrast bath di RS Dr. R. diketahui sebagian besar responden pada stadium
Soedarsono. V berjumlah 12 orang dengan presentase 60%
dan stadium IV berjumlah 8 orang dengan
Sampel penelitian ini berjumlah 20 presentase 40%.
responden dan di ambil secara accidental
sampling. Kriteria inklusi responden yaitu : (1) Karakteristik N(20) % Mean Min Max SD
Pasien gagal ginjal kronik yang memiliki edema
ekstremitas bawah (2) Pasien terdiagnosa GGK Usia 49,55 42 58 3,790
dengan stadium 4 sampai 5 (3) Bersedia menjadi Menurut
responden dan telah menandatangai informent Depkes
36-45 Tahun 1 5%
consent (4) Usia pasien 36-65 tahun (5) Pasien
46-55 Tahun 18 90%
sadar penuh (Compos mentis). 56-65 Tahun 1 5%
Jenis Kelamin
Variabel dalam penelitian ini adalah
variabel bebas kombinasi ankle pumping exercise Laki-laki 10 50%
dan contrast bath dan variabel terikat adalah Perempuan 10 50%
kedalaman edema kaki pasien gagal ginjal Stadium GGK
kronik, pengukuran kedalaman edema
Stadium IV 8 40%
menggunakan teknik pitting edema. Stadium V 12 60%
Instrumen yang digunakan dalam Tabel 2. Kedalaman edema sebelum diberikan
penelitian ini adalah SOP ankle pumping intervensi kombinasi ankle pumping exercise dan
exercise, SOP contrast bath, lembar observasi contrast bath di Ruang Interna 1 dan 2 RSUD dr.
edema pitting, handscone, stopwatch, dan R. Soedarsono Kota Pasuruan
penggaris dalam satuan (mm) untuk mencatat
kedalaman edema sebelum dan setelah dilakukan Berdasarkan table 2 diketahui rerata
intervensi. kedalaman edema sebelum dilakukan intervensi
kombinasi ankle pumping exercise dan contrast
Analisa data penelitian ini menggunakan bath adalah 5, 55 mm, dengan nilai minimum
analisa univariat dan bivariat untuk mengetahui kedalaman 3 mm, dan nilai maximum kedalaman
adanya pengaruh kombinasi ankle pumping 8 mm.
exercise dan contrast bath terhadap penurunan
edema kaki dengan menggunakan uji parametrik Mean Min Max St.
Variabel N
yaitu dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test. (mm) Div
Kedalaman 20 5,55 3 8 1,849
Edema
HASIL PENELITIAN
Sebelum
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Intervensi
Jenis Kelamin, Usia, dan Stadium GGK di Ruang
Tabel 3. Kedalaman edema setelah diberikan
Interna 1 dan 2 RSUD dr. R Soedarsono Kota
intervensi kombinasi ankle pumping exercise dan
Pasuruan
contrast bath di Ruang Interna 1 dan 2 RSUD dr.
Berdasarkan data dari tabel 1 tentang usia R Soedarsono Kota Pasuruan
responden, diketahui terdapat 1 orang pada
rentang usia 36-45 tahun, 18 orang pada rentang Berdasarkan table 3 diketahui rerata
usia 46-55 tahun, dan 1 orang pada rentang usia kedalaman edema setelah dilakukan intervensi
56-65 tahun dengan rerata usia 49,55 tahun, usia kombinasi ankle pumping exercise dan contrast bath
adalah 4, 50 mm, dengan nilai minimum kedalaman 2
minimum 42 tahun, dan usia maksimum 58
mm, dan nilai maximum kedalaman 8 mm.
tahun. Presentase jenis kelamin, diketahui 50%
responden laki-laki berjumlah 10 orang dan 50%

134
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx

Variabel N
Mean Min Max St. kronik. Selain itu, semua rerata usia sampel
(mm) Div diatas 49,55 tahun seperti pada tabel 4.1, wajar
Kedalaman 20 4,50 2 8 2,115 jika terjadi peningkatan kedalaman edema,
Edema karena usia berpengaruh terhadap diameter vena,
Setelah diameter vena yang kecil meningkatkan resistensi
Intervensi
aliran darah semakin cepat tetapi membutuhkan
Tabel 4. Kedalaman edema sebelum dengan sesudah waktu yang lama dalam menurunkan edema.
diberikan kombinasi ankle pumping exercise dan
contrast bath diruang interna 1 dan 2 RSUD dr. R. Sesuai dengan teori Smeltzer dan Bare
Soedarsono Kota Pasuruan (2002) bahwa seseorang sesudah usia 40 tahun
akan terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus
Berdasarkan tabel 4 hasil uji normalitas secara progresif hingga usia 70 tahun, kurang
didapatkan kedalaman Pre Test 0,32 mm dan lebih 50% dari normalnya. Fungsi tubulus
kedalaman Post Test 0,22 mm sehingga P < 0,05 termasuk kemampuan reabsorbsi dan pemekatan
yang berarti sebaran data berdistribusi tidak juga berkurang, hal tersebut menyebabkan
normal sehingga analisa pengaruh dilakukan terjadinya penyakit gagal ginjal. Sehingga
dengan uji wilcoxon signed rank test seperti tabel banyak pasien gagal ginjal yang berusia lebih
4.3 bahwa pretest diperoleh P value sebesar 0,001 dari 40 tahun.
< 0,05 dengan penurunan 1,50 mm, yang berarti Edema terjadi bila ada akumulasi cairan
H1 diterima dan disimpulkan bahwa ada yang berlebihan dalam ruangan ekstrasel. Ada
pengaruh yang signifikan kombinasi ankle dua penyebab edema ekstrasel yang umum
pumping exercise dan contrast bath terhadap dijumpai: (1) kebocoran abnormal cairan dari
penurunan edema kaki pada pasien GGK. plasma ke ruang interstisial dengan melintasi
kapiler dan (2) kegagalan system limfatik untuk
mengembalikan cairan dari interstisium ke
Test of Wilcoxon dalam darah. Penyebab klinis akumulasi cairan
Negative Positive Sig. (2 Δ interstisial yang paling sering adalah filtrasi
Ties
Ranks Rank tailed) cairan kapiler yang berlebihan. (Potter & Perry,
N 32 4 0 2005; Guyton & Hall, 2007)
Mean Sebagian besar penyebab besarnya
19,56 10,00 0,00 0,3
Ranks
kedalaman edema pada responden disebabkan
Sum of
626,00 40,00 oleh dua factor, yakni edema yang disebabkan
Ranks
oleh penurunan ekskresi garam dan air. Kedua,
PEMBAHASAN edema yang disebabkan oleh penurunan protein
Hasil penelitian menunjukkan rerata plasma (Guyton & Hall, 2007). Selain itu usia
kedalaman edema sebelum dilakukan intervensi juga mempengaruhi derajat edema pada
kombinasi ankle pumping exercise dan contrast responden proses penuaan terebut dapat
bath adalah 5,55 mm, dengan nilai minimum berpengaruh terhadap perubahan fungsi ginjal
kedalaman 3 mm, dan nilai maximum kedalaman (Sri, 2008). Pada lanjut usia (lansia) sel otot
8 mm. rangka menjadi lebih kecil dan banyak
diantaranya sudah digantikan oleh jaringan ikat
Peneliti berpendapat bahwa edema terjadi fibrosa. Sebagai akibatnya, kekuatan dan massa
karena penyakit gagal ginjal kronik yang otot akan berkurang. (Kowalak, 2011)
menyebabkan beragam faktor kompleks
mempengaruhi peningkatan cairan intrasel, Hasil penelitian diketahui presentase
sehingga menyebabkan kebocoran intrasel yang jenis kelamin, diketahui 50% responden laki-laki
mengakibatkan air dan pembuluh kapiler masuk berjumlah 10 orang dan 50% responden
ke dalam jaringan dan menyebabkan edema. perempuan berjumlah 10 orang.
Beberapa faktor resiko penyebab edema meliputi Peneliti berpendapat bahwa faktor resiko
usia, jenis kelamin, dan stadium gagal ginjal penyebab edema pada GGK, menyatakan jenis

135
Mochammad Faqih, Pengaruh Kombinasi Ankle Pumping ….

kelamin sama-sama beresiko. Hal ini dibuktikan penyakit GGK akan berpengaruh terhadap laju
dengan hasil penelitian presentase jenis kelamin, filtrasi glomerulus, penurunan laju filtrasi
diketahui 10 orang responden laki-laki dan 10 glomerulus yang berujung pada berbagai
orang responden perempuan. komplikasi juga akan menyebabkan penurunan
besar pada ekskresi air dan zat terlarut oleh
Hal ini sedikit berbeda dengan teori
ginjal, dimana ginjal tidak mampu untuk
menurut Ganong, (2014) bahwa laki-laki
mempertahankan keseimbangan cairan serta
beresiko terkena penyakit gagal ginjal kronik
akumulasi sisa metabolisme sehingga
daripada perempuan karena perempuan memiliki
menyebabkan penyakit ginjal stadium akhir
hormon estrogen lebih banyak. Hormone
dengan laju filtrasi glomerulus < 60 ml /min/1,73
estrogen dapat mempengaruhi kadar kalsium
m2 dan atau kerusakan ginjal meliputi
dalam tubuh dengan menghambat pembentukan
albuminuria persisten dengan ditemukannya
cytokhine tertentu untuk menghambat osteoklas
kadar albumin urin >30 mg/gram pada kreatinin
agar tidak berlebihan dalam menyerap tulang,
urin selama lebih dari 3 bulan dan menyebabkan
sehingga kadar kalsium seimbang. Kalsium
kerusakan ginjal yang irreversibel (GGK).
memiliki efek protektif dengan mencegah
Selanjutnya ketika jumlah nefron yang masih
penyerapan oksalat yang bisa membentuk batu
berfungsi semakin berkurang, kapasitas ginjal
ginjal sebagai salah satu penyebab terjadinya
untuk mengeksresi natrium dan kalium juga
terjadinya gagal ginjal kronik. Secara teori empat
semakin menurun. Retensi natrium secara terus
faktor resiko utama dalam perkembangan
menerus menyebabkan tekanan kapiler naik,
penyakit ginjal kronis yaitu usia, ras, jenis
mengakibatkan kelebihan muatan volume
kelamin dan riwayat keluarga. Secara
intrasel. Kelebihan volume intrasel
keseluruhan insiden gagal ginjal kronik lebih
mengakibatkan tekanan penghisap (tekanan
besar pada laki-laki (56,3%) dari pada perempuan
osmotik) di jaringan sekitar pembuluh kapiler
(43,7%)(Price dan Wilson, 2005)
masuk ke dalam jaringan dan menyebabkan
Hasil data pengkajian stadium GGK edema.
diketahui sebagian besar responden pada stadium
Hasil penelitian menunjukkan rerata
V berjumlah 12 orang dengan presentase 60%
kedalaman edema setelah dilakukan intervensi
dan stadium IV berjumlah 8 orang dengan
kombinasi ankle pumping exercise dan contrast
presentase 40%. Selanjutnya hasil pengkajian
bath adalah 4, 50 mm, dengan nilai minimum
rerata derajat edema sebelum perlakuan
kedalaman 2 mm, dan nilai maximum kedalaman
didapatkan 2,95 dan rerata derajat edema sesudah
8 mm.
perlakuan didapatkan 2,50. Sementara hasil
penelitian didapatkan terdapat rerata waktu Berdasarkan analisis peneliti yang
kembalinya edema sebelum perlakuan didapatkan diperkuat oleh penelitian terkait dapat
89,20 detik dan waktu kembalinya edema disimpulkan bahwa pemberian kombinasi ankle
sesudah perlakuan didapatkan 80,00 detik. pumping dan contrast bath dapat menurunkan
kedalaman edema pada pasien gagal ginjal kronik
Peneliti berpendapat bahwa semakin
yang mengalami edema. Pemberian latihan ankle
tinggi klasifikasi stadium penyakit GGK maka
pumping yaitu dengan cara pasien diposisikan
akan mengalami penurunan nilai GFR yang
senyaman mungkin, kemudian diajarkan cara
diketahui dari presentase stadium GGK, derajat
mendorong kaki ke depan dan kebelakang pada
edema, dan waktu kembalinya edema. Sehingga
pergelangan kaki yang mengalami edema,
mengakibatkan akumulasi ureum menumpuk
sehingga dengan pemberian latihan terebut terjadi
didalam darah dan semakin tinggi klasifikasi
kontraksi otot yang menekan vena yang
stadium memiliki gejala salah satunya adalah
kemudian meningkatan regulasi central nervous
kelebihan volume cairan (edema).
system sehingga meningkatkan proses oksidasi
Sesuai dengan teori Corwin, (2009); Natrium, Kalium didorong dalam vena dan
Harun, (2009); Kowalak, (2011) menyatakan dialirkan keseluruh pembuluh darah tubuh maka
bahwa semakin tinggi klasifikasi stadium terjadilah penurunan edema. Pemberian contrast

136
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx

bath yaitu rendam kaki sebatas betis secara gagal jantung kongestif, didapatkan hasil
bergantian dimulai dari mengurangi tekanan didapatkan hasil p value = 0,034 < α (0,05) yang
hidrostatik intra vena yang menimbulkan artinya ada perbedaan edema kaki pada pretest
pembesaran cairan plasma ke dalam ruang dan posttest kelompok kontrol terhadap derajat
interstisium dan cairan yang bererada di edema kaki.
intertisium akan kembali ke vena sehingga edema
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dapat berkurang.
nilai p value = 0,001 < α = 0,05 maka dapat
Latihan ankle pumping pada prinsipnya disimpulkan ada pengaruh rerata (mean)
memanfaatkan sifat vena yang dipengaruhi oleh kedalaman edema sebelum dan sesudah tindakan
pumping action otot sehingga dengan kontraksi ankle pumping.
otot yang kuat, otot akan menekan vena dan
Dari Hasil Uji Statistik pada hasil uji
cairan edema dapat dibawa vena ikut dalam
normalitas dalam penelitian ini didapatkan
peredaran darah sehingga dapat meningkatkan
kedalaman Pre Test 5,55 mm dan kedalaman Post
regulasi central nervous system, kapasitas
Test 4,50 mm sehingga P < 0,05 maka data yang
transport oksigen, proses oksidasi dan jumlah Na
diperoleh berdistribusi tidak normal. Maka Uji
K pump (Utami, 2014).
bivariate dalam penelitian menggunakan uji
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang Wilcoxon. Setelah di Wilcoxon dilakukan,
dilakukan oleh Ruspolina Delila (2006) di Panti didapatkan bila P = 0,001< α=0,05 dengan
Usada Mulia Cengakareng, Jakarta Barat tentang demikian H1 diterima dan disimpulkan bahwa
manfaat penambahan ankle pumping exercise ada pengaruh yang signifikan kombinasi ankle
pada intervensi posisi elevasi terhadap pumping exercise dan contrast bath terhadap
pengurangan oedem tungkai bawah, didapatkan penurunan edema kaki pada pasien GGK. Hasil
hasil p value = 0,028 yang artinya ada pengaruh penelitian ini menunjukkan bahwa ada penurunan
latihan ankle pumping terhadap penurunan kedalaman edema kaki pada responden dengan
kedalaman edema. GGK antara sebelum pemberian intervensi
dengan setelah diberikan intervensi kedalaman
Peneliti berpendapat bahwa kombinasi
edema pada pre test dengan rerata 5,55 mm dan
ankle pumping exercise dan contrast bath yang
nilai rerata pada post test 4,50 mm dengan selisih
dilakukan 3x sehari selama 3 hari dan setiap
1,50 mm.
intervensi dilakukan selama 30 menit dapat
menurunkan kedalaman edema. Dilihat dari perubahan kedalaman edema
maka pemberian kombinasi ankle pumping dan
Contrast bath merupakan perawatan
contrast bath ini efektif dalam menurunkan
dengan rendam kaki sebatas betis secara
derajat edema, banyak factor yang
bergantian dengan menggunakan air hangat dan
mempengaruhi perubahan derajat edema,
dilanjutkan dengan air dingin, dimana suhu dari
meliputi factor usia, jenis kelamin, serta stadium
air hangat antara 36,6 – 43,3°C dan suhu air
ggk.
dingin antara 10 – 20 °C (Sabelman, 2004).
Dengan merendam kaki yang edema dengan Peneliti berpendapat pada umumnya
terapi ini akan mengurangi tekanan hidrostatik kualitas hidup menurun dengan meningkatnya
intra vena yang menimbulkan pembesaran cairan umur. Seiring dengan perkembangan usia
plasma ke dalam ruang interstisium dan cairan semakin banyak permasalahan dan tingkat
yang bererada di intertisium akan kembali ke stressor yang di hadapi dapat mempengaruhi
vena sehingga edema dapat berkurang (Mcneilus, kualitas hidup seseorang. Individu yang telah
2004 dalam Purwadi, 2015) memasuki usia dewasa atau lanjut usia sering
dihadapkan dengan kondisi seperti perubahan
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
fisik yang semakin lemah dan berbagai penyakit
dilakukan oleh Purwadi (2015) di RSUD
mengancam sehingga menyebabkan
Ambarawa, RSUD Ungaran, RSUD Kota
ketidakberdayaan dan dapat mempengaruhi
Salatiga, Jawa Tengah tentang pengaruh terapi
kualitas hidupnya. Selain itu menurut asumsi
contrast bath terhadap edema kaki pada pasien

137
Mochammad Faqih, Pengaruh Kombinasi Ankle Pumping ….

peneliti penurunan edema yang terjadi ini diperkuat pada tabel 4.2 usia rerata reponden
disebabkan pada kedalaman edema serta stadium diatas rentang usia 46-55 tahun.
gagal ginjal masing-masing responden. Stadium
Pada penelitian terdahulu Ruspolina
gagal ginjal kronik memiliki nilai LFG yang
(2006) tentang manfaat penambahan ankle
berbeda, pada setiap responden penelitian
pumping exercise pada intervensi posisi elevasi
sebagian besar stadium 4 dan ESRD yakni
terhadap pengurangan oedem tungkai bawah,
dengan nilai LFG berkisar <15 mL/menit/1,73
didapatkan hasil p value = 0,028 yang artinya ada
m2. Penurunan fungsi LFG mempengaruhi
pengaruh latihan ankle pumping terhadap
homeostatis cairan yang abnormal menyebabkan
penurunan kedalaman edema.
pengaturan fungsi regulasi dan ekskresi yang
buruk sehingga kedalaman edema pada masing- Demikian juga penelitian yang dilakukan
masing responden berbeda. oleh Purwadi (2015) di RSUD Ambarawa, RSUD
Ungaran, RSUD Kota Salatiga, Jawa Tengah
Kaitannya dengan kombinasi latihan
tentang pengaruh terapi contrast bath terhadap
ankle pumping dan contrast bath pada prinsipnya
edema kaki pada pasien gagal jantung kongestif,
meningkatkan regulasi central nervous system,
didapatkan hasil p value = 0,034 < 0,05 yang
regulasi yang baik salah satuya dipengaruhi nilai
artinya ada pengaruh yang signifikan contrast
LFG, jika nilai LFG ini rendah maka
bath terhadap edema kaki pada pasien gagal
memungkinkan daya regulasi tidak optimal dan
jantung kongestif.
menyebabkan terjadinya vasodilatasi pada otot
dan pembuluh darah, sehingga tekanan darah
menurun dan keja otot menurun sehingga edema PENUTUP
dapat berkurang sehingga muncul asumsi
penurunan edema pada masing-masing responden Kesimpulan penelitian ini adalah rerata
dipengaruhi oleh stadium gagal ginjal dengan kedalaman edema sebelum dilakukan kombinasi
indicator nilai LFG. Hal ini diperkuat pada tabel ankle pumping exercise dan contrast bath adalah
4.1 stadium gagal ginjal responden sebagian 5,55 mm dan kedalaman edema setelah dilakukan
stadium V dan sebagianya lagi satadium IV. adalah kombinasi ankle pumping exercise dan
contrast bath adalah 4,50 mm. Besar penurunan
Hasil penelitian ini ada pengaruh yang rerata kedalaman edema pada seluruh responden
signifikan kombinasi ankle pumping exercise dan
adalah 1,50 mm. Sehingga disimpulkan bahwa
contrast bath. Pada responden kombinasi ankle ada pengaruh yang signifikan kombinasi ankle
pumping dan contrast bath yang prinsipnya sama pumping exercise dan contrast bath terhadap
meningkatkan regulasi central venous system penurunan edema kaki pada pasien GGK di
yang satu memanfaatkan sifat vena dan satunya RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan (P-
untuk menurunkan tekanan hidrostatik dalam value = 0,001< α =0,05)
menurunkan edema serta menyebabkan
terjadinya vasodilatasi pada otot dan pembuluh
darah, sehingga tekanan darah menurun dan keja DAFTAR PUSTAKA
otot menuruns. Kaitannya dengan regulasi dapat
dipengaruhi oleh factor usia, usia berpengaruh Aini, Maulina. (2011). Modul Tutor, 1-14.
terhadap diameter vena, semakin bertambahnya Diakses pada 1 September 2017, dari
usia, struktur pembuluh darah mengalami Universitas Haluoleo Kendari.
perubahan menebalnya dinding pembuluh darah (http://scholargoogle.com/home.url)
diikuti dengan menyempitnya diameter lumen,
perubahan fungsi endotel dan kekakuan. Arif, rahman. (2014). Optimalisasi pembatasan
Diameter vena yang kecil meningkatkan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang
resistensi aliran darah semakin cepat tetapi mendapatkan hemodialisis di RSUP dr.
membutuhkan waktu yang lama dalam Cipto mangunkusumo jakarta. Diakses pada
menurunkan edema jika diameter vena kecil. Hal 5 September 2017, dari Universitas
indonesia.
(http://scholargoogle.com/home.url)

138
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx

As’adi, Muhammad. (2012). SerbaSerbi Gagal Tengah. Skripsi. Gombong: Sekolah Tinggi
Ginjal. Yogyakarta: Diva Press Cetakan Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Pertama
Guyton & Hall. (2007). Fisiologi Kedokteran.
Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Jakarta: EGC
Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2. Jakarta : EGC Harun. (2009). Buku Saku Patofisiologi, Edisi 2
:Jakarta: EGC
Byung, H., & Young, H. L. (2010). Angging and
Arterial Stiffness. J.Circulation Society, 74, Horne, Mima M. (2002). Keseimbangan Cairan
2257–2262. Retrieved from http://www.j- dan Elektrolit. Edisi 2. Jakarta: EGC
circ.or.jp
Haryono, R. (2013). Keperawatan Medikal
Corwin, Elizaberth. (2009). Buku Saku Bedah Sistem Perkemihan. Edisi: I.
Patofisiologi, Edisi 3 :Jakarta: EGC Yogyakarta: Rapha Publishing.

Cherynasari, Melyana. (2014). Pemberian Istanti, Yuni Pernatasari. (2014). Hubungan


Peninggi Posisi Kaki 30 Derajat Terhadap Antara Masukan Cairan Dengan
Penurunan Derajat Edema Pada Pasien Interdialytic Weight Gains (Idwg) Pada
CHF. 6-105 Diakses 3 September 2017, dari Pasien Chronic Kidney Diseases Di Unit
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Hemodialisis Rs Pku Muhammadiyah
Husada Surakarta. Yogyakarta. Vol. 10, iss ; pg. 14-20.
(http://scholargoogle.com/home.url)
Irawati, L. (2010). Viskositas darah dan aspek
Engram, Barbara. (1999). Rencana Asuhan medisnya. Majalah Kedokteran Andalas No.
Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 3, 2 Vol. 34, 102– 111.
Jakarta: EGC. Diakses pada 6 September
2017 (http://googlebook.com/home.url) Kowalak. Welsh. Mayer. (2011). Buku Ajar
Patofisiologi. Jakarta: EGC
Eldawati. (2011). Pengaruh Latihan Kekuatan
Otot Pre Operasi Terhadap Kemampuan Luthfia, D. (2016). Pengaruh Dukungan Keluarga
Ambulasi Dini Pasien Pasca Operasi Terhadap Tingkat Depresi Pasien Chronic
Fraktur Ekstremitas Bawah Di Rsup Kidney Disease (Ckd) Stadium 5d Yang
Fatmawati Jakarta. 15-105 Universitas Menjalani Hemodialisis Di Rsd Dr.
Indonesia. Soebandi Jember. Skripsi. 86-114. Diakses
(http://googlebook.com/home.url) pada 31 Agustus 2017 dari Universitas
Jember. (http//:repository.unej.ac.id/handle)
Erwinsyah. (2009). Hubungan Antara Quick of
Blood (Qb) Dengan Penurunan Kadar National Kidney Disease Education Program.
Ureum dan Kreatinin Plasma Pada Pasien (2011). Diakses pada 16 September 2017
CKD Yang Menjalani Hemodialisis. (www.http://niddk.nih.gov/health/program)
Diakses 1 September 2017, dari Universitas Newman, P. Eileen, Zawislanski, Anna. (2010).
Indonesia. Addressing the Growing Need for Chronic
(http://googlebook.com/home.url) Kidney Disease (CKD) Medical Nutrition
Ganong, F, William. (2008). Buku Ajar Fisiologi Therapy in Primary Care Settings: Update
Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC on the National Kidney Disease Education
Program’s CKD Diet Initiative, 29, 1-3,-4.
Gupita, A. F. (2015). Pengalaman pengaturan Diakses 3 September 2017, Web site:
Pola Makan dan Cairan Klien Gagal Ginjal (http://www.renalnutrition.org)
Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RS
PKU Muhammadiyah Gombong Jawa Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Rieka Cipta

139
Mochammad Faqih, Pengaruh Kombinasi Ankle Pumping ….

Notoatmodjo, S. (2014). Metodologi Penelitian Riskesdas. (2013). Pelaksanaan Pengumpulan


Kesehatan. Yogyakarta: Rieka Cipta Data Riset Kesehatan Dasar. Diakses pada
11 September 2017 (www.depkes.go.id ).
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Ruspolina, Delila. (2006). Manfaat penambahan
Salemba Medika ankle pumping exercise pada intervensi
posisi elevasi terhadap pengurangan
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu oedema tungkai bawah akibat long bed rest.
Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba 5 September, 2006.
Medika.
Sabelman, E.E., Cao, Y. Et al. (2004). The
Prabowo, E & Pranata. E. (2014). Buku Ajar Comparison of the Effect of Contrast bath
Asuhan Keperawatan Sistem Perkemiha. on Circulation of Contralateral Lower Limb
Pendekatam NANDA, NIC & NOC. in Leg Edema , J. Biomed, Mater. Res. 47,
Yogyakarta: Nuha Medika 79-84. (http://googlebook.com/home.url)
Penefri. (2011). Konsensus Nutrisi Pada Penyakit Sari, L. R. (2016). Upaya mencegah kelebihan
Ginjal Kronik. Jakarta: Perhimpunan volume cairan pada pasien chronic kidney
Nefrologi Indonesia, (Online), disease di rsud dr. Soehadi prijonegoro, c,
(journal.unair.ac.id/download-fullpapers- 1-18.
cmsnjb9804fc3052full.pdf.diakses 6
September 2017) Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of Medical
Surgical Nursing Vol. 2. Philadelphia:
Pradesya & dr. H. Ahmad Faesol. (2016). Linppincott William & Wilkins.
Relations between Chronik Renal Failure
and Pulmonary Edema in Terms of Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset
Radiologi. Universitas Muhammadiyah Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yogyakarta
Setiadi. (2013). Konsep dan Penulisan Riset
Potter, P.A, Perry, A.G. (2005) Buku Ajar Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fundamental Keperawatan : Konsep,
Siregar, Efendi. (2010). Pengaruh posisi kaki
Proses, Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih ditinggikan diatas tempat tidur terhadap
Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta : EGC pengurangan edema kaki pasien jantung
kongestif di ruangan CVCU RSUP H.
Purwadi, I. K. A. H. (2015). Pengaruh Terapi Adam Malik. Universitas Sumatra Utara, 1-
Contrast Bath (Rendam Air Hangat Dan 42. Diakses pada 13 September 2017.
Dingin) Terhadap Edema Kaki Pada Pasien (http://repository.usu.ac.id)
Gagal Jantung Kongestif di RSUD
Ungaran, RSUD Ambarawa, RSUD Kota Sri, Hidayat. (2008). Asuhan Keperawatan Klien
Salatiga, dan RSUD Tugureji Provinsi Jawa dengan Gangguan Kelebihan Volume
Tengah. Diakses 21 Mei 2019, dari STIKES Cairan. Jakarta: Salemba Medika
Ngudi Waluyo Ungaran.
(http://googlebook.com/home.url) Sugianto, K.M. (2014). Analisis praktik, kartika
mawarsari sugianto, FIK UI, 2014, 102
Rahmawati. (2014). Hubungan Lama
Hemodialisis Dengan Kepatuhan Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian.
Pembatasan Asupan Cairan Pada Klien Bandung. CV. Alfabeta
Hemodialisis. Diakses 21 Mei 2019, dari
STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian.
(http://googlebook.com/home.url) Bandung. CV. Alfabeta

140
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx

Sukarja, I.M., & Purnawan, I.K. (2011). Elevasi pumping exercise terhadap penurunan
kaki efektif menjaga kestabilan tekanan disuse atrofi otot plantar flexor (medial
darah pada pasien dengan spinal anastesi, 5. gastrocnemius dan soleus) pada pasien
frakture femur. Universitas udayana
Sukmana, M. (2016). Penggunaan erless 30º dan
45º terhadap circumference edema, Villeco, J. P., & Otr, L. (2012). Edema : A Silent
kenyamanan dan fungsi pada ulkus kaki but Important Factor. Journal of Hand
diabetes dirumah sakit samarinda. Therapy, 25(2), 153–162.
Universitas muhamadiyah yogyakarta. http://doi.org/10.1016/j.jht.2011.09.008

Suwitra, K. (2006). Penyakit Ginjal Kronik. Rompré, Annie, Pierre Servais, Julia Baudart,
Dalam Sudoyo. A. W, dkk. Editors. Buku Marie Renée De-Roubin, and Patrick
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi Laurent. 2002. “Detection and Enumeration
keempat. Jakarta: Departemen Ilmu of Coliforms in Drinking Water: Current
Penyakit Dalam FKUI, (Online), Methods and Emerging Approaches.”
(https://yayanakhyar.files.com/2009/06/ggk Journal of Microbiological Methods 49 (1):
_files.pdf), diakses 15 September 2017. 31–54. doi:10.1016/S0167-7012(01)00351-7.

Tandi, M., Mongan, A., & Manopo, F. (2014). Milwati, Susi, Sugianto Hadi, and Ngesti W Utami.
Hubungan antara derajat penyakit ginjal 2015. “Penerapan Promosi Kesehatan Metode
kronik dengan nilai agregasi trombosit. Demonstrasi Dan Keterampilan Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Bagi Ibu-Ibu PKK
Jurnal e-biomedik (eBM), 2 (2), 509-513.
Di Kota Malang.” Jurnal Informasi Kesehatan
Indonesia 1 (2): 142–47.
Terry, chynthia lee & Aurora Weaver. (2013).
Keperawatan Kritis. Yogyakarta: ANDI O’connor CT, Soepanto A. 1999. Kunci Bergambar
untuk Anopheles Betina dari Indonesia. Ditjen
Toya, K., & Sasono, K. (2016). Ankle positions P2M & PL Depkes. Jakarta.
and exercise intervals effect on the blood
velocity in the common femoral vein during Baroji dan Federick. 1997. Fauna Anopheles di
Daerah Endemis Malaria Kabupaten Jepara,
ankle pumping exercise, 28 (2), 685-688.
Jawa Tengah. Bull. Penelit. Kesehatan. 20(3): h:
Diakses pada 12 Oktober 2017
34-42
Utami, N. K. D. K. (2014). Pengaruh ankle

141

Вам также может понравиться