Вы находитесь на странице: 1из 78

BAB I

ALUR PRODUKSI MULTIMEDIA

Tujuan Pembelajaran

Dengan Mempelajari Bab Ini Diharapkan Siswa Dapat :


 Mengetahui alur peoses produksi multimedia ( Pra Produksi, Produksi
Dan Pasca Produksi.
 Mengiplementasikan tahap tahapan produksi multimedia

Kompetensi Dasar

3.1 Memahami alur proses produksi multimedia


4.1 Membuat alur proses produksi multimedia

Menganalisis nteknik pergerakan kamera saat pengambilan


gambar bergerak (perekaman video)

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 1


A PENGERTIAN FILM
MENGENAL VIDEO

1. PENGERTIAN VIDEO

Video yang berarti "Aku lihat", berasal dari kata "videre" bahasa Latin.
Video dapat didefenisikan sebagai sebuah teknologi yang digunakan
untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata
ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal
elektronik, atau media digital.

Video juga bisa dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati


yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu.
Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan
pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan
satuan fps (frame per second). Karena dimainkan dalam kecepatan yang
tinggi maka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate
maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan oleh video.

2. JENIS JENIS VIDEO

I. Jenis-jenis Video berdasarkan fungsinya

Pada dasarnya terdapat dua jenis video dalam layer computer yaitu :

a. Video Analog
merupakan produk dari industri pertelevisian dan oleh
sebab itu dijadikan sebagai standar televisi

b. Video Digital
adalah produk dari industri computer dan oleh sebab itu
dijadikan standar data digital.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 2


II. Jenis-jenis Video berdasarkan tujuan pembuatannya:

a) Cerita Video yang bertujuan untuk memaparkan cerita.


b) DokumenterVideo yang bertujuan merekam sebuah kejadian atau
peristiwa dalam kehidupan
c) BeritaVideo yang bertujuan memaparkan sebuah berita.
d) PembelajaranVideo yang bertujuan untuk memberikan materi
pembelajaran agar mudah diserap dan dapat dimainkan ulang.
e) Presentasi Video yang bertujuan untuk mengomunikasikan ide atau
gagasan

3. Unsur-Unsur pembangun Video


Unsur pembangun adalah segala jenis hal yang ada yang berfungsi
sebagai penentu kualitas baik atau tidaknya suatu video. Berikut ini adalah
unsur pembangun video yang selalu ada dalam sebuah video.

A. Frame Rate
Frame Rate adalah jumlah gambar diam per unit waktu dari
video tersebut, berkisar dari enam atau delapan frame per detik (fps /
frame per second) untuk kamera mekanik tua dan 120 atau lebih frame
per detik untuk kamera profesional yang terbaru. Frame Rate minimum
untuk menghasilkan ilusi gambar bergerak adalah sekitar lima belas
frame per detik.

B. Aspect Ratio

Aspek Rasio merupakan dimensi layar video. Semua format


Aspek Rasio video adalah bujursangkar, sehingga terdapat adanya
rasio antara lebar dan tinggi. Aspek rasio layar Monitor tradisional
adalah 4 : 3, atau sekitar 1.33 : 1. Layar HD menggunakan rasio
aspek 16 : 9, atau sekitar 1.78 : 1.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 3


Lebar Tinggi Standar

1280 720 HD

1600 900 HD+

1920 1080 Full HD

2560 1440 QHD

3200 1800 QHD+

3840 2160 4K UHD

4096 2304 Full 4K UHD

C. Bit Rate

Bit rate adalah ukuran kandungan informasi dalam aliran video. Hal ini
diukur dengan menggunakan bit per detik (bit per second atau bps) unit atau
Megabits per detik (Megabits per second/Mbit). Tingkat bit yang lebih tinggi
dapat menghasilkan kualitas video yang lebih baik. Misalnya VideoCD,
dengan bit rate sekitar 1 Mbit/s, memiliki kualitas lebih rendah daripada DVD,
dengan bit rate sekitar sebesar 5 Mbit/s. HD (High Definition Digital Video dan
TV) memiliki kualitas masih lebih tinggi, dengan bit rate sekitar 20 Mbit/s.

D. Metadata.
Metadata adalah istilah yang digunakan untuk dua konsep
fundamental yang berbeda (Jenis). Tentang contoh data individual aplikasi,
isi data. Dalam hal ini, metadata dapat di deskripsikan sebagai "data tentang
isi data" atau "konten tentang konten". Metadata ini sangat berguna dalam
video, di mana informasi tentang isinya (seperti transkrip percakapan dan
deskripsi teks) yang tidak secara langsung dimengerti oleh komputer,
disimpan dalam file video tersebut.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 4


4. FORMAT VIDEO

Sebelum Kita belajar bagaimana Cara mebuat Video terlebih dahulu


kita harus tahu tentang berbagai format ektensi Video, Ada berbagai
format video yang bisa kita akai di antaranya adalah

1. AVI (Audio Video Interleaved) (*.avi)


“Audio Video Interleaved adalah format standar file video untuk
Microsoft Windows, yang juga format video “tertua” karena
diperkenalkan sejak Windows 3.1. Perangkat dan video-editing .
Format video ini mampu menghasilkan pergerakan 15 frame per detik,
dalam resolusi maksimal 160x120 dengan kualitas suara mencapai
11,025Hz

2. MOV (*.mov)
“format video apple Quick time banyak digunakan untuk
pengiriman melalui jaringan internet, dan dapat menyesuaikan dengan
berbagai bentuk/jenis format video lain”.

3. MPEG 1 (*.mpg)
“jenis format untuk kelas industri video dengan kualitas gambar VHS
dan kualitas suara tingkat CD”.

4. MPEG 2 (*.mpg)
“jenis format untuk kelas industri video dengan kualitas gambar level
siaran dan kualitas suara tingkat DVD”.

5. MPEG 4 (*.mp4)
“jenis format video yang sudah di compress (diperkecil) untuk standard
jaringan penyiaran dan komunikasi video dengan ukuran data yang
kecil tetapi mempunyai kualitas gambar yang cukup baik”.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 5


6. WMV (Window Media Video) (*.wmv)
“pengembangan dari bentuk format video ASF, banyak digunakan pada
pengiriman lewat jaringan”.
7. 3GPP/3GP (3rd Generation Partnership Project) (*.3gp) dan MP4
(*.mp4)

8. DVDRip
"Suatu format film yang merupakan salinan dari DVD Original. Jadi
kualitas gambar dan suaranya baik sekali. DVDRip pasti ada jika DVD
Originalnya beredar di pasaran."

9. DVDScr
"Suatu format film dupiklat dari promo DVD yang akan digunakan
sebagai promosi. DVDScr akan ada sebelum DVD originalnya keluar di
pasaran. Kualitas gambar dan suaranya hampir setara dengan
DVDRip, hanya saja pada gambar video sering terdapat beberapa
tulisan penjelasan yang terpampang di layar tentang DVD tersebut
yang biasanya sedikit menggangu kita."

10. CAM
"Kualitas jenis ini merupakan hasil dari rekaman camera digital,
langsung di bioskop sehingga terkadang penonton yang lalu lalang ikut
terekam. Rekaman kualitas ini biasanya menggunakan mini tripod
sehingga sering terdapat sedikit goncangan. Kualitas video ini sangat
jelek dan tidak dianjurkan."

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 6


LATIHAN 1

Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan benar !

1. Jelaskan Pengertian video menurut pendapat kalian !


2. Jelaskan kelebihan dari format video MP4 !
3. Jelaskan Perbedaan Dari Format Video MPG1 Dan MPG 2 !
4. Jelaskan Perbedaan Dari Video Analog Dan Digital !
5. Jelaskan Pengertian Dadi frame rate !

LATIHAN 2

Buatlah Sebuah Kelompok Dengan 4-5 Siswa Tiap Anggotanya Kemudian


Diskusikanlah Pertanyyan Berikut :

 Menurut Pendapat Kalian Jenis Dari Video Manakah Yang Paling


Mudah Di Buat ! Jelaskan Alasan Klain

 MENURUT PENDAPAT KALIAN UNSUR APAKAH YANG PALING


PENTING DALAM PEMBUATAN VIDEO ! Jelaskan Pendapat kalian

 Dari Berbagai Macam Format Video yang Telah kalian elajari manakah
Format video yang paling mudah Untuk Kalian ! Jelaskan Alasannya

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 7


B MENGENAL FILM

1. Pengertian FILM

Film adalah gambar-hidup yang juga sering disebut movie. Film


secara kolektif sering disebut sebagai sinema. Sinema itu sendiri
bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya
merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para
sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema)
adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos
(cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi
pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat
melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus,
yang biasa kita sebut dengan kamera.

2. Definisi Film Menurut Para Ahli


Menurut Kridalaksana ( 1984 : 32 ) film adalah :

1. lembaran tipis, bening, mudah lentur yang dilapisi dengan


lapisan antihalo, dipergunakan untuk keperluan fotografi.
2. alat media massa yang mempunyai sifat lihat dengar (audio –
visual ) dan dapat mencapai khalayak yang banyak.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 8


3. JENIS FILM
Menurut Naratama (2004) format film acara televisi terdiri dari

tiga bagian yaitu:

a) Fiksi (drama)
merupakan sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta
melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang
direkayasa dan dikreasi ulang. Contoh : Drama percintaan (love story),
Tragedi, Horor, Legenda, Aksi (action), dan sebagainya.

b) Non-fiksi (non-drama)
adalah sebuah format acara televisi yang dproduksi dan dicipta
melaluiproses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan
sehari-hari tanpa harus mengintrepretasikan ulang dan tanpa harus
menjadi dunia khayalan. Contoh : Talk Show, Konser Musik dan
Variety Show.

c) News atau Berita


adalah sebuah acara format televisi yang diproduksi berdasarkan
informasi dan fakta atau kejadian atau peristiwa yang berlangsung
pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Contoh : Berita Ekonomi,
Liputan Siang, dan Laporan Olahraga.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 9


Format Program Televisi

1. PROGRAM SIARAN

Secara umum program siaran televisi terbagi duda bagian, yaitu program
hiburan dan informasi /berita. Program informasi yaitu program yang sangat terikat
dengan nilai aktualitas dan faktualitasnya, pendekatan produksinya menekankan
pada kaidah jurnalistik.Adapun program hiburan yaitu program yang berorientasi
memberikan hiburan kepada penonton, pada program hiburan nilai jurnalistik tidak
diperlukan, tetapi jika ada unsur jurnalistik hanya sebagi pendukung.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 10


A. HIBURAN

Program Hiburan terbagi dua, yaitu program drama dan nondarama. Pemisahan
ini dapat dilihat dalam teknik pelaksanaan produksi dan penyajian materinya.

I. NonDrama : merupakan runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan


unsur hiburan yang dipenuhi aksi,gaya,dan music.

 Music: program ini merupakan pertunjukan yang menampilkan kemampuan


seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik distudio maupun
diluar studio.Program ini sangat ditentukan artis menarik audiens,tidak saja
dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas
penampilannya agar lebih menarik.

 Permainan(Game Show): suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah


orang baik secara individu atau kelompok yang saling bersaing untuk
mendapatkan sesuatu.

 Reality show: progam yang diproduksi berdasarkan fakta apa adanya,tanpa


scenario atau arahan tetapi drama realitasnya program reality show tetap
fleksibel dalam proses kreatif sebagai tontonan yang menghibur.

 Variety show: program yang memadukan berbagai format,diantaranya


music,komedi,lawak,tari,fashion show,interview dan vox vops.

 Pertunjukkan: program yang menampilkan kemampuan seseorang atau


beberapa orang pada suatu lokasi baik distudio maupun diluar studio.

 Lawak: program yang menampilkan guyonan ringan yang mudah disukai


masyarakat iIndonesia.

 Repackaging: program dengan materi video dalam bentuk shot shot yang
sudah ada digabungkan menjadi satu program siaran.

II. Drama: merupakan suatu format acara televise yang diproduksi dan diciptakan
melalui proses imajinasi kreatif dari kisah kisah drama atau fiksi yang direkasa dan
di kreasi ulang.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 11


 Sinetron: merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh
secara bersamaan,masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-
sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan.

 Film: televise menjadi media paling akhir yang dapat menayangkan film
sebagai salah satu programnya karena pada awalnya tujuan dibuatnya film
untuk layar lebar kemudian film itu sendiri di distribusikan menjadi VCD atau
DVD setelah itu fiml baru dapat ditayangkan ditelevisi.

 Kartun: program televise yang menggunakan imajinasi.

III. Talkshow: sebuah program televisi/radio dimana seseorang ataupun grup


berkumpul bersama untuk mendiskripsikan berbagai hal topic dengan suasana
santai tetapi serius yang dipandu oleh seorang moderator.

B. INFORMASI

1. Hard news: segala informasi penting dan menarik yang harus segera
disiarkan oleh media penyiaran,karena sifatnya terikat waktu agar
diketahui oleh pemirsa.

 Straight news: berita yang singkat dengan hanya menyajikan


informasi terpenting yang sedang terjadi di masyarakat.

 On the reporting: berita berupa laporan pandangan mata dari tempat


kejadian yang disiarkan stasiun televise.

 Interview on air: wawancara dengan melihat langsung narasumber


yang diwawancarai atau mendengarkan suaranya.Meskipun hanya
mendengar suaranya,format program wawancara menjadi suatu
program yang diminati penonton.

2. Soft News: segala informasi penting dan menarik yang disampaikan


secara mendalam namun tidak bersifat harus segera tayang.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 12


 Current affair: berita yang berdasarkan pada proses(process centred
news)yang disajikan dengan interpretasi tentang kondisi dan situasi dalam
masyarakat yang dihubungkan dalam konteks yang lebih luas dan melampaui
waktu.

 Documenter: program yang menyajikan cerita nyata dilakukan pada lokasi


sesungguhnya dan didukung narasi.

 Feature: berita ringan namun menarik,tidak terikat dengan waktu dan berita
yang mengangkat human interest atau hal-hal yang dianggap
menarik,bermanfaat,atau mendatangkan rasa simpati dan perlu diketahui
masyarakat luas.

 Infotainment: informasi dan hiburan adalah program informasi yang


menyajikan berita kehidupan orang-orang terkenal yang bekerja pada industri
hiburan

4. UNSUR PEMBANGUN FILM tri angle

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 13


LATIHAN 3

Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan benar !

1. Jelaskan jenis jenis film yang kalian ketahui !

2. Jelaskan kelebihan dari format video MP4 !

3. Jelaskan Perbedaan Dari Format Video MPG1 Dan MPG 2 !

4. Jelaskan Perbedaan Dari Video Analog Dan Digital !

5. Jelaskan Pengertian Dadi frame rate !

Lembar kerja 2

Buatlah Sebuah Kelompok Dengan 4-5 Siswa Tiap Anggotanya Kemudian


Diskusikanlah Pertanyyan Berikut :

 Carilah judul film dengan gender drama dan non drama yang tayang di
televisi Jelaskan Isi dari cerita ( narasi ) dari Film tersebut. ( minimal 3
judul )

 Dari Berbagai Macam gender film menurut kalian mankan yang paling
enarik untuk di tontok ! Jelaskan Alasannya

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 14


C MEMPRODUKSI FILM

1. Tahapan Pembuatan film


Dalam pembuatan film Produksi, berjalan dalam tiga tahap
diantaranya:

 Pra-produksi:
Persiapan perekaman dilakukan, yaitu ketika pemeran dan
crew film dipekerjakan, lokasi dipilih, dan latar dibangun. Ini
juga tahapan ketika ide film diciptakan, hak buku/naskah
dibeli, dll.
 Produksi
Proses Perekaman adegan agegan yang telah di atur dalam
sekenario film secara sistematis.
 Pasca-produksi
Film disunting ( di edit ) suara (dialog) produksi sekaligus
disunting (namun terpisah), runut musik (dan lagu) diubah,
dipentaskan dan direkam, jika film tersebut butuh musik efek
suara dirancang dan direkam efek visual grafis komputer
lainnya ditambahkan secara digital, semua elemen suara
dicampurkan menjadi stem, kemudian sistem dicampurkan
dan disejajarkan dengan gambar dan film tersebut akhirnya
selesai. (“terkunci”).

I. TAHAP PRA PRODUKSI


Ada Beberapa Tahapn Yang erlu di siapkan sebulum kita membuat sebuah
film diantaranya adalah tahap Pra produksi tahap pra produksi trdiri dari
berbagai tahap yaitu :

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 15


II. ANALISIS IDE CERITA

Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya
sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter,
ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan
film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua
detail cerita dan pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan
observasi dan pengumpulan data dan faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel
atau bertanya langsung kepada sumbernya. Ide film dapat diperoleh dari berbagai
macam sumber antara lain:

 Pengalaman pribadi penulis yang menghebohkan.

 Percakapan atau aktifitas sehari-hari yang menarik untuk difilmkan.

 Cerita rakyat atau dongeng.

 Biografi seorang terkenal atau berjasa

 Adaptasi dari cerita di komik, cerpen, atau novel.

 Dari kajian musik, dll

III. MENYIAPKAN NASKAH SKENARIO

Jika penulis naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil
cerita dari cerpen, novel ataupun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi
yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah.
Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan
dibuat film.

IV. MEREKRUT PEKERJA FILM ( CREW )


Setelah sekenario di buat langkah selanjutnya adalah menyusun team
produksi ( Kru ) yang akan bekerja sama dalam pembuatan produksi film, hal-
hal yang perlu di perhatikan dalam memilih kru produksi adalah sebagai
berikut :

 Menyeleksi kru dari tiap departemen.

 Menentukan kru dari hasil show reel ( report produksi).

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 16


 Menetapkan komposisi kru berdasarkan anggaran.

 Menyusun tim produksi.

a. Tim Non Artistik yang meliputi :

 Producer
Executive Producer

 Line Producer

 Production Manager dan Unit Manager

b. Tim Artistik yang meliputi

 Sutradara,

 Asisten Sutradara dan Pencatat Skrip

 Penata Kamera, Asisten Kamera dan Still Photo

 Penata Artistik, Penata Rias dan Busana

 Penata Lampu

 Penata Suara da Penata Musik

 Penata Editing

V. MENYUSUN JADWAL DAN BUDGETING

Jadwal atau working schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja ,
biaya dan peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya.
Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot keberapa yang harus
diambil kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal
pengambilan gambar.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:

 Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan pemain.

 Penyediaan kaset video.

 Penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan.

 Penyediaan property, kostum, make-up.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 17


 Honor untuk pemain, konsumsi.

 Akomodasi dan transportasi.

 Menyewa alat jika tidak tersedia.

VI. HUNTING LOKASI

Memilih dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai


naskah. Untuk pengambilan gambar di tempat umum biasanya memerlukan
surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba
diusir dipertengahan pengambilan gambar karena tidak memiliki ijin.
Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko seperti akomodasi,
transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber listrik, dll. Setting
yang telah ditentukan skenario harus betul-betul layak dan tidak menyulitkan
pada saat produksi. Jika biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang
jauh dan memakan banyak biaya.

VII. MENYIAPKAN KOSTUM DAN PROPERTY


Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita
beserta propertinya. Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer
khusus ataupun cukup membeli atau menyewa namun disesuaikan dengan
cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi tanggung jawab tim property
dan artistik.

VIII. MENYIAPKAN PERALATAN


Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan
yang lengkap dan berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film
minimalis) :
 Clipboard.
 Proyektor.
 Lampu.
 Kabel Roll.
 TV Monitor.
 Kamera video S-VHS atau Handycam.
 Pita/Tape.
 Mikrophone clip-on wireless.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 18


 Tripod Kamera.
 Tripod Lampu.
IX. CASTING PEMAIN
Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita
film. Dapat dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat
diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja.
Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi
budget/pembiayaan yang dimiliki.

B. TAHAP PRODUKSI

Produksi adalah proses yang paling menentukan keberhasilan penciptaan


sebuah karya film. proses yang dalam kata lain bisa disebut dengan shooting
(pengambilan gambar) ini dipimpin oleh seorang sutradara, orang yang paling
bertanggung jawab dalam proses ini. orang yang ikut dalam proses ini antara lain
kameraman atau DOP (Director Of Photography) yang mengatur cahaya, warna,
dan merekam gambar. Artistik yang mengatur set, make up, wardrobe dan lain
sebagainya. dan Soundman yang merekam suara.

Tahapan ini dimana hampir seluruh team work mulai bekerja. Seorang sutradara,
produser atau line produser sangat dituntut kehandalannya untuk mengatasi kru
dalam tiap tahap ini. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan adalah :

I. MANAJEMEN LAPANGAN

Manajemen lapangan mencakup beberapa hal, yaitu:

 Manajemen lokasi ( perijinan, keamanan, keselamatan )

 Talent koordinasi ( koordinasi kostum, make up dll )

 Manajemen waktu ( koordinasi konsumsi, penyediaan alat )

 Crew koordinasi ( koordinasi para kru )

Attitude dalm bekerja merupakan hal yang sangat penting. Kesabaran, pengertian
dan kerjasama merupakan attitude yang diperlukan untuk mencapai sukses. Berdoa
sebelum bekerja dan briefing sebelum memulai merupakan hal yang baik untuk
menyatukan semangat, visi dan attitude yang diinginkan. Jangan pernah kehilangan

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 19


control emosi pada saat syuting. Apalagi semua bekerja dengan keterbatasan
waktu.

B. KEGIATAN SHOOTING

Tahap ini adalah tahap dimana kepiawaian sutradara, DOP, dan kru sangat
menentukan. Kualitas gambar adalah selalu ingin kita capai. Oleh karena itu
penguasaan kamera dan ligthing sangatlah penting. Untuk mencapai hasil maksimal
dengan alat yang kita gunakan, ada beberapa hal yang harus kita ketahui.

1. Shooting Outdoor

Shooting outdoor biasa menekan budget, namun harus berhati-hati


melakukannya karena sangat bergantung dari keadaan cuaca saat syuting
dilakukan. Beberapa yang harus dipersiapkan saat syuting outdoor adalah :

 cahaya matahari ( hard, soft )

 reflector ( silver, gold )

 hujan buatan

 camera setting ( irish, speed, white balance, focus)

 crowd control ( working with ekstras )

2. Shooting Indoor

Shooting indoor lebih cepat terkontrol daripada shooting outdoor, namun


dibutuhkan peralatan yang cukup lengkap. Antara lain :

 penggunaan lighting sederhana

 penggunaan filter

 make up

 pemilihan back ground

 monitor

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 20


3. Visual Efek

Beberapa trik mudah untuk dilakukan untuk membuat video kelihatan lebih
menarik antara lain dengan :

 reserve motion

 fast motion ( normal lipsync )

 slow motion (normal lipsync )

 crhoma key ( blue screen )

Beberapa hal lain pada saat produksi yang juga perlu untuk diperhatikan yaitu

 makan/ logistik

 sewa peralatan

 film

 transportasi

 akomodasi

 telekomunikasi

 dokumentasi

 medis

C. TATA SETTING

Set construction merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan


pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih
menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas
latar peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita secara menarik.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 21


D. TATA SUARA

Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang
tepat dan berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah dibawa,
peka terhadap sumber suara, dan mampu meredam noise (gangguan suara) di
dalam dan di luar ruangan.

E. TATA CAHAYA

Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya


keualitas teknik film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis
dengan menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak
akan dapat merekam objek.

Penataan cahaya dengan menggunakan kamera video cukup memperhatikan


perbandingan Hi light (bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang
tergelap) agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut hight contrast. Sebagai contoh
jika pengambilan gambar dengan latar belakang lebih terang dibandingkan dengan
artist yang sedang melakukan acting, kita dapat gunakan reflektor untuk menambah
cahaya.

Reflektor dapat dibuat sendiri dengan menggunakan styrofoam atau


aluminium foil yang ditempelkan di karton tebal atau triplek, dan ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan.

Perlu diperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera


yang digunakan. Lebih baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal lighting
yang disarankan. Jika melebihi batasan atau dipaksakan maka gambar akan terihat
seperti pecah dan tampak titik-titik yang menandakan cahaya under.

Perlu diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan film yang dibuat
yang disebut white balance. Disebut white balance karena memang untuk mencari
standar warna putih di dalam atau di luar ruangan, karena warna putih mengandung
semua unsur warna cahaya.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 22


F. TATA KOSTUM (WARDROBE)

Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan


gambar dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene
satu ke yang lain. Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil
seluruh shot yang terjadi pada lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat erlu
mengidentifikasi kostum pemain. Jangan sampai adegan yang terjadi berurutan
mengalami pergantian kostum. Untuk mengantisipasinya maka sebelum
pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan kamera digital terlebih
dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan rambut, riasan, kostum dan
asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot
selanjutnya.

G. TATA RIAS

Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada
wajah tetapi juga pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih cantik
atau tampan tetapi lebih ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi
sangat berperan pada teknik tata rias, disesuaikan pula bagaimana efeknya pada
saat pengambilan gambar dengan kamera. Membuat tampak tua, tampak sakit,
tampak jahat/baik, dll.

C. TAHAP PASCA PRODUKSI

A. PROSES EDITING

Secara sederhana, proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat


sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Dalam kegiatan ini
seorang editor akan merekonstruksi potongan-potongan gambar yang diambil oleh
juru kamera.

Tugas editor antara lain sebagai berikut:

 Menganalisis skenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai


kontruksi dramatinya.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 23


 Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai
shooting report.

 Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan


efek suara.

 Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil editingnya.


Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan
suara yang diserahkan kepadanya untuk keperluan editing.

B. REVIEW HASIL EDITING

Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran


film tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam,
dapat menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-
ROM) yang diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display).
Pemutaran intern ini berguna untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat
kekurangan atau penyimpangan dari skenario maka dapat segera diperbaiki.
Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian.
Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir
suatu film.

C. PRESENTASI DAN EVALUASI

Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan
sesuai dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan
kalangan yang lebih luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :

 Ahli Sinematografi :Untuk mengupas film dari segi atau unsur dramatikalnya.

 Ahli Produksi Film : Untuk mengupas film dari segi teknik, baik pengambilan
gambar, angle, teknik lighting, dll.

 Ahli Editing Film (Editor) : Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.

 Penonton/penikmat film : Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli
atau pekerja film. Hal ini dikarenakan mereka mengupas dari sudut pandang
seorang penikmat film yang mungkin masih awam dalam pembuatan film

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 24


2. Kru produksi film
Dalam Pembuatan sebuah film ada beberapa orang yang bekerja di
belakang layar ( Crew?Kru) dan Talent Yang bekerja di depan layar.

A. Kru Produksi film

1. Produser

Produser yaitu orang yang bertanggungjawab atas proses pembuatan

film dari awal hingga akhir. Jadi produser merupakan penanggung jawab

terhadap jalannya proses pembuatan film. "Trus bedanya sama

sutradara?" Sebenarnya Produser dengan Sutradara itu hampir sama.

Bedanya, produser lebih terlibat dalam pra produksi sedangkan sutradara

lebih terlibat pada saat pelaksanaan produksi.

2. Sutradara

Sutradara yaitu orang yang bertugas mengatur atau mengarahkan

aktor/aktris dalam sebuah film sesuai dengan naskah. Istilah Sutradara atau

Director menurut kamus film diartikan sebagai

seseorang yang memegang tanggung jawab tertinggi terhadap aspek kreatif

baik yang bersifat penafsiran maupun teknik pembuatan film. Disamping

mengatur permainan dalam acting dan dialog sutradar juga menetapkan

posisi kamera, suara, prinsip penatacahayaan serra segala bumbu yang

mempunyai efek dalam penciptaan film secara utuh."

Dalam melaksanakan tanggungjawabnya sutradara bekerjasama dengan kru

film dan pemeran film. Diataranya penata fotografi, penata kostum, penata

kamera dan lain sebagainya.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 25


3. Kameramen

Kameramen yaitu orang yang mengoperasikan kamera film dalam

proses pembuatan film. Kameramen bertanggungjawab dalam pengoperasian

kamera sacara fisik dan memelihara seluruh adegan. Dalam proses

pembuatan film kameramen bekerja sama dengan sutradara, penata fotografi,

aktor, dan kru film lainnya untuk membuat keputusan teknis dan kreatif.

4. Penulis Naskah

Penulis naskah atau yang akrab dikenal sebagai penulis skenario

merupakan orang yang bertugas menulis skenario. Seorang penulis skenario

harus memiliki kemampuan dalam penulisan skenario.

5. Editor

Editor merupakan seseorang yang melakukan penyuntingan setelah

selesai syuting

3. SEKENARIO FILM

A. pengertian skenario

Pengertian UMUM : Skenario adalah urutan cerita yang disusun oleh seseorang
agar suatu peristiwa terjadi sesuai dengan yang diinginkan.

Pengertian KHUSUS : Skenario adalah naskah cerita yang ditulis dengan istilah-
istilah kamera yang digunakan sebagai panduan untuk pembuatan sebuah tayangan
(Film, Sinema Elektronik/Sinetron, Drama)

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 26


B. BENTUK BENTUK SKENARIO

Dilihat dari bentuknya skenario di bagi menjadi dua bentuyaitunaskah


sekenario satu kolom dan naskah sekenario dua kolom.

1. Naskah Satu Kolom

Dalam naskah satu kolom, penulisan deskripsi unsur audio dan visual tidak
dipisahkan. Semua ditulis berurutan tanpa pemisahan kolom. Khusus untuk program
yang akan direkam dengan multi kamera televise dan tidak dengan teknik film (satu
kamera) perlu diperhatikan bahwa:

a. Adegan (scene) tidak perlu diberi nomor urut karena

progresi perekaman akan terjadi bersamaan dengan saat penampilan.

b. Pendekatan produksi video (multi kamera) biasanya post produksi tidak terlalu
banyak bekerja. Misalnya, tidak banyak penyuntingan dan unsure dramatik sudah
dilaksanakan pada saat perekaman.

2. Naskah Dua Kolom

Dalam naskah dua kolom penulisan deskripsi visual seperti setting, gerakan kamera,
instruksi acting, dan efek visual dituliskan di kolom yang terpisah dari kolom audio.
Jadi, kolom audio khususuntuk menuliskan unsur-unsur audio termasuk narasi,
dialog, sound effect, musik, dan instruksi auditif.

Pada prinsipnya, dari segi isi, naskah satu kolom dan dua kolom akan menghasilkan
produk yang identik. Namun, dari segi tata letak tampak lebih konvensional.
Walaupun demikian, dalam produksi yang sesungguhnya banyak sutradara lebih
menyukai bentuk satu kolom. Alasannya, bagian kiri naskah yang kosong dapat
digunakan sebagai tempat untuk membubuhkan catatan khusus arahan. Misalnya
kapan harus CUT, atau DISSOLVE dari satu kamera ke kamera lain, tanda atau
CUT gerak kamera atau objek, musik, sound effect, dan catatan sumbernya.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 27


C. ATURAN ATURAN DALAM PENULISAN SEKENARIO

Dalam menulis naskah video, Anda sebaiknya perlu memperhatikan


beberapa hal, seperti judul program dan deskripsi adegan. Judul program sebaiknya
Anda tulis di bagian tangah atas kertas den jangan lupa menggunakan huruf kapital.

Dalam menulis naskah video, anda sebaiknya perlu memperhatikan beberapa


hal ,seperti judul progam dan derskripsi adegan. Judul progam sebaiknya anda tulis
dibagian tengah atas kertas dan jangan lupa menggunakan huruf kapital. Deskripsi
adegan terdiri dari:

1. indikator tempat yaitu menerangkan lokasi pengambilan gambar didalam


atau luar ruangan.Indikator ini ditulis dengan nomor urut dan dengan huruf
kapital.
2. indikator setting yaitu penulisan tempat kejadian dan ditulis secara singkat
dan jelas.
3. Indikator waktu yaitu ditulis singkat dalamhuruf kapital.
4. Instruksi jenis shot
5. Nama tokoh (kecuali bila termasuk dalam dialog), isyarat musik, sound
effect dan instruksi acting semuanya ditulis dalam huruf kapital. Untuk
naskah dua kolom, ketiga hal tersebut ditulis dalam kolom audio.

1. Indikator tempat,
yaitu menerangkan lokasi pengambilan gambar di dalam atau di luar ruang.
Indikator ini ditulis dengan nomor urut dengan kapital.

Contoh:

(biasanya disingkat INT atau EXT)

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 28


2. Indikator setting, yaitu menuliskan tempat kejadian dan dituliskan secara singkat
dan jelas.
Contoh:

3. Indikator waktu kejadian, ditulis singkat dalam huruf kapital.

Contoh:

4. Instruksi jenis shot / gerakan kamera ditulis dalam huruf kapital.

Contoh:

5. Nama tokoh (kecuali bila termasuk dalam dialog), isyarat musik, sound effect dan
instruksi acting semuanya ditulis dalam huruf kapital. Untuk naskah dua kolom,
ketiga hal tersebut ditulis dalam kolom audio. Perhatikan contoh berikut ini:

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 29


B. LANGKAH – LANGKAH MENYUSUN SEKENARIO

1. Merumuskan ide
Ide sebuah cerita yang akan dibuat menjadi program video dan televisi
dapat diambil dari cerita yang sesungguhnya (true story) atau non fiksi dan
rekaan atau fiksi. Banyak sekali sumber ide yang dapat dijadikan inspirasi
untuk menulis sebuah script video dan televisi. Misalnya, novel, cerita nyata,
dan lain-lain. Film JFK merupakan contoh film yang digali dari peristiwa
terbunuhnya salah seorang presiden termuda di Amerika Serikat. Oliver
Stone, penulis sekaligus sutradara menggunakan banyak sumber informasi
untuk membuat film tersebut sehingga dapat bertutur secara objektif.

2. Riset
Riset sangat diperlukan setelah menemukan sebuah ide yang akan
dibuat menjadi sebuah program. Riset dalam konteks ini adalah suatu upaya
mempelajari dan mengumpulkan informasi yang terkait dengan naskah yang
akan ditulis. Sumber informasi dapat berupa buku, koran atau bahan publikasi
lain dan orang atau narasumber yang dapat memberi informasi yang akurat
tentang isi atau substansi yang akan ditulis.

3. Penulisan outline
Setelah memahami hasil riset atau informasi yang terkumpul, anda
dapat membuat kerangka atau outline dari informasi yang akan Anda
tuangkan menjadi sebuah script. Outline pada umumnya berisi garis besar
informasi yang akan Anda akan tulis menjadi sebuah script.

4. Penulisan sinopsis
Langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis atau deskripsi singkat
mengenai tema atau pokok materi program yang akan ditulis. Sinopsis dan
outline akan membantu memfokuskan perhatian pada pengembangan ide
yang telah dipilih sebelumnya. Penulisan sinopsis harus jelas sehingga dapat

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 30


memberi gambaran tentang isi program video atau televis yang akan kita
buat.
5. Penulisan treatment
Menulis naskah harus didasarkan pada rencana yang telah dibuat yang
meliputi outline, sinopsis dan treatment. Seorang penulis harus memiliki
kreatifitas dalam mengembangkan treatment menjadi sebuah naskah.
Treatmen adalah uraian ringkas secara deskriptif, bukan tematis, yang
dikembangkan dari sinopsis dengan bahasa visual tentang suatu episode
cerita, atau ringkasan dari rangkaian suatu peristiwa. Artinya dalam membuat
treatment bahasa yang digunakan adalah bahasa visual. Sehingga apa yang
dibaca dapat memberikan gambaran mengenai apa yang akan dilihat.
Dengan membaca treatment bentuk program yang akan dibuat sudah dapat
dibayangkan.
Treatment yang ditulis dengan baik merupakan fondasi yang kokoh yang
diperlukan untuk menulis sebuah naskah. Sebuah treatment harus berisi
deskripsi yang jelas tentang lokasi, waktu, pemain, adegan dan property yang
akan direkam ke dalam program video. Treatment juga menggambarkan
tentang sistematika atau sequence program audio visual yang akan
diproduksi.

6. Penulisan naskah

Penulisan sebuah naskah harus didasarkan pada treatment yang


dibuat. Walaupun dalam menulis naskah penulis dapat melakukan
perubahan, tetapi sebaiknya perubahan yang dilakukan tidak merupakan
perubahan yang bersifat substantif. Perubahan sebaiknya bersifat kreatif dan
tidak mengubah substansi program. Oleh karena itu treatment harus kokoh
dan jelas. Dalam menulis, penulis harus memperhatikan kaidah-kaidah
penulisan naskah yang benar.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 31


7. Review naskah
Draf naskah yang telah selesai ditulis perlu ditelaah untuk melihat
kebenaran substansinya dan juga cara penyampaian pesannya. Draf naskah
harus ditelaah oleh orang yang mengerti substansi isi program (content
expert) dan ahli media (media specialist).

8. Finalisasi naskah
Finalisasi naskah merupakan langkah akhir sebelum naskah
diserahkan kepada produser dan sutradara untuk diproduksi. Naskah final
merupakan hasil revisi terhadap masukan-masukan yang diberikan
oleh content expert dan ahli media.

Ini contoh skenario:


SANG PRABU
Datang Untuk Kembali
Cerita : Yul Andryono
Skenario : Gola Gong
Fade In
Act 1
01. EXT. TAMAN SARI-PAGI (HARI 1)
Pemain: Kepengen, Putri Malaka, Roh Deni
Kepengen memergoki PUTRI MALAKA sedang bersedih hati. Kepengen menanyakan
kesedihannya. Putri malaka bermuram durja.
Tanpa mereka sadari, roh deni hadir di sini. Mendengarkan percakapan mereka.
KEPENGAN:
Haiya, kenapa putli owe yang cantik ini belmulam dulja?
ROH DENI:
Haiya, putli sedang sedih. Kasihan… ini salahku juga!
PUTRI MALAKA:
Bagaimana Ay tidak sedih? Sekarang Ay tak punya datang! Gusti Prabu belum nyariin Ay
punya dayang! Padahal gengsi seorang putri itu ada pada seorang dayang!
Dialog dan seterusnya….
CUT TO
02. INT. PENDOPO ISTANA – SIANG (HARI 2)

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 32


Pemain: Prabu, Putri Malaka, Woro Denok, Putra Mahkota, Selir, Permaesuri, Mahapatih, Para
Punggawa, Dayang
Prabu duduk di singgasananya. Permaisuri di sebelahnya. Woro Denok dengan genit duduk
sambil memegang Putri Mahkota.
PRABU:
Siang ini sengaja kukumpulkan. Pertemuan ini atas permintaan Putri Bunga Seroja dari
Kerjaan Malaka…
Dst
CUT TO
03…………….
04………………….
FADE OUT

Keterangan:

Fade In : Cerita dimulai


Act 1 : Babak 1
01 : Scene 1
(scene[pemandangan]= potongan peristiwa)
EXT : Exterior
(peristiwa terjadi di luar),
INT : interior
Taman Sari : Lokasi peristiwa
Pagi : Waktu kejadian
Hari 1 : Hari kejadian
(untuk membedakan kostum dll)
Pemain: ….. : Pemain yang main pada film
Kepengen…. : Deskripsi peristiwa
Kepengen : Haiya : Dialog
CUT TO : Pemisah antar scene.
Fade Out : Tanda cerita sudah usai
Selain Cut To masih ada turunannya spt : intercut to, disslove to,
paralel cut to, dll

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 33


PERTANYAAN PENTING

Ada 7 pertanyaan penting yang harus dijawab penulis skenario agar


skenarionya bagus. Tujuh pertanyaan itu ialah:
1. Siapa tokoh utamanya?
2. Apa yang diinginkan oleh tokoh utama?
3. Siapa antaginisnya? Apa hal yang menghalangi tercapainya keinginan
protagonis?
4. Bagaimana protagonis bisa mencapai keinginannya?
5. Apa pesan yang ingin kamu sampaikan dalam cerita itu?
6. Bagaimana kamu nyeritain cerita itu?
7. Bagaimana perubahan nasib tokoh-tokohnya?

C. Istilah istilah dalam sekenario film

1. Standart format naskah pada umumnya:

 Saat menulis Skenario, dibuka dengan FADE IN di halaman pojok kiri


atas.
 Nomor urut scene di mulai dari 01.
 Keterangan tempat di luar EXT (Exterior) sedangkan di dalam INT
(Interior).
 Keterangan tempat kejadian, misal RUANG TENGAH KOST IBU SRI.
 Keterangan tentang waktu kejadian, misal
PAGI/SIANG/SORE/MALAM.
 Jenis Font adalah Courier New ukuran 12.
 Nama karakter memakai huruf kapital pada saat awal.
 Usia Tokoh dicantumkan, misal AYU (20).
 Jika scene usai, gunakan FADE OUT, CUT TO atau DISSOLVED TO.
 Penulisan dialog karakter memakai huruf kapital dan berada di tengah
halaman.
 Beat, diperlukan untuk mengetahui emosi tokoh.
 Jarak antara nomor scene dan CUT TO, 2 spasi.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 34


2. Istilah-istilah yang umum pada saat penulisan naskah:

 CUT BACK TO
Transisi dengan tempo cepat tapi kembali ke adegan yang telah dilihat
sebelumnya.
 CUT TO
Transisi untuk mengambarkan kejadian yang terjadi bersamaan tapi
pada tempat yang berbeda atau bias juga kelanjutan adegan tapi pada
hari yang sama.
 DISSOLVED TO
ransisi ini biasa digunakan pada saat adegan masa lalu (flash back),
masa depan (menerawang) dan mimpi/khalayan.
 FADE OUT
Transisi gambar dari terang ke gelap secara perlahan.
 FREEZE
Menghentikan aksi pada posisi akhir adegan, seperti film MATRIX.
 INSERT
Sisipan adegan pendek tapi penting, misal adegan mengintip pada
saat pemeran utama sedang tidur
 PLIT SCREEN
2 Adegan berbeda yang muncul pada satu scene.
 VOICE OVER
Suara dalam hati, dialog orang berbicara yang terdengar di ruang
sebelah.
 INTERCUT
Adegan penelepon dan yang di telpon.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 35


Ulangan harian 1
I. Berilah Tangda Silang ( X ) Pada Jawaban Yang kamu Anggap Benar !
1. Yang dimaksud dengan resolusi dalam e. e. Pagi – Int.Rumah Mbok Darmi
Video adalah … (Depan Tungku
a. jumlah warna per inci 6. Berikut ini merupakan pegertian tentang
b. jumlah garis per inci frame rate kecuali …….
c. jumlah pixel per inci a. Frame Rate merupakan ukuran
d. kemampuan intensitas per sentimeter kecepatan movie dalam banyaknya
e. jumlah satuan bitmap per sentimeter frame per detik
2. Dalam dunia perfilman terdapat standart b. Semakin besar nilai Frame Rate berarti
kecepatan perputaran frame (standar semakin banyak frame yang digunakan
broadcast). Indonesia menggunakan dalam satuan detik sehingga movie
standar 25 frame per second (25 fps) semakin cepat pula berjalan
yang dikenal dengan istilah … c. Jika Frame rate semakin kecil maka

a. NTSC d. AVI semakin lambat pula movie berjalan


d. Semakin besar nilai Frame Rate berarti
b. SECAM e. MPEG
semakin sedikit frame yang digunakan
c. PAL
dalam satuan detik sehingga movie
3. Format data video yang termasuk vidio
semakin cepat pula berjalan
digital ( VCD ) adalah ….
e. Nilai default untuk Frame rate adalah
a. VHS d. S-VHS
12 frame/detik, yang berarti setiap
b. Hi-8 e. Beta
detiknya ada 12 frame yang dijalankan.
c. MPEG1
7. Rangkaian banyak frame gambar yang
4. suatu teks yang berisi gambaran alur
diputar dengan cepat. Masing-masing
cerita, disebut…
frame merupakan rekaman dari tahapan-
a. Storyboard d. Naskah
tahapan dari suatu gerakan dinamakan ...
b. Sinopsis e. Ide atau Gagasan
a. Animasi d. Storyboard
c. Shoot List
b. b. Iklan e. Video
5. Cara Penulisan Judul Scene yang benar
c. Time Line
dibawah ini adalah…..
8. Yang merupakan alir proses produksi
a. Int. Rumah Mbok Darmi (Depan
produk multimedia adalah..
Tungku) – Pagi
a. pre-production, production, post-
b. Int. Pagi – Rumah mbok Darmi
production
(Depan Tungku) b. production, pre-production, post-
c. Rumah Mbok Darmi (Depan production
Tungku) – Int. Pagi c. production, pre-production, post-
d. d. Rumah Mbok Darmi (Depan production
Tungku) –Pagi – Int.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 36


d. post-production, pre-production, d. ide dan pemilihan konsep
production e. sinopsis
e. pre-production, post-production, 13. Berikut adalah beberapa hal dalam
productio menentukan estimasi penjadwalan
9. Di bawah ini bagian dari pre-production, dilakukan lebih panjang, kecuali ....
kecuali….. a. adanya keadaan diluar kendali dalam
a. hunting lokasi percepatan pekerjaan
b. pembuatan storyboard b. pekerjaan memerlukan waktu yang
c. ide dan konsep panjang
d. pembuatan script c. pengerjaan secara tergesa akan
e. riset desain mengakibatkan penurunan kualitas produk
10. Dibawah ini adalah proses pada pre- d. estimasi pekerjaan yang tidak teralokasi
production, kecuali .... e. konsumen kebanyakan menawar waktu
a. penuangan ide pengerjaan
b. perencanaan produk 14. Ringkasan cerita/film, menjadi bentuk
c. perencanaan proses produksi pemendekan dari sebuah film dengan
d. penyusunan dokumentasi tetap memperhatikan unsur-unsur
e. pengujian beta cerminan film tersebut di sebut ....
11. Proses penyiapan semua elemen yang A. Script
terlibat dalam sebuah produksi (shoting) B. Story line
film/video disebut .... C. Story board
a. pre production D. Shot list
b. per production E. Log
c. production 15. Daftar pengambilan gambar pada setiap
d. post production adegan, dan divisualisasikan dalam
e. pre product bentuk sketsa gambar jika diperlukan
12. Realisasi dari sebuah ide pemikiran dan disebut ....
gagasan yang bertujuan untuk A. Script
menuangkannya kedalam media visual B. Story line
dan audio disebut .... C. Story board
a. story line D. Shot list
b. script E. Log
c. naskah cerita

II. Jawablah Pertanyaan berikut dengan benar !

1. Dalam Proses Produksi Multimedia Terdiri darii 3 tahapan yaitu ! Jelaskan !


2. Jelaskan Yang di makzud dengan aspek rasio pada video !
3. Jelaskan Tugas dari
A. Sutradara D. Editor
B. Scripwriter E. Produser
C. Kmeramen
4. Jelaskan Pengertian dari dengan sekenario !
5. Jelaskan Jenis jenis film Non Drama dan drama !

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 37


Lembar kerja 1

SOAL/TUGAS
Buatlah Sekenario tentang lingkungan sosial di daerahmu !

1. Topik yang disampaikan antara lain tentang (pilih salah satu):


a. Keindahan Alam Desaku
b. Makanan Has daerahku
c. Sejarah Desaku
2. Durasi waktu antara 3 sampai dengan 5 scene
3. Naskah Ditulis Sesuai aturan Penulisan sekenario dengan tehnik naskah dua
kolom

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 38


BAB II
MENGOPERASIKAN KAMERA VIDEO

Tujuan Pembelajaran

Dengan Mempelajari Bab Ini Diharapkan Siswa Dapat :


 Menerapkan Berbagai prosedur dalam pengoperasian kamera video
 Mengoperasikan kamera video sesuai SOP
 Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar
bergerak
 Menerapkan teknik pergerakan kamera berdasarkan ukuran
(framing) dan sudut pandang (angle) kamera

Kompetensi Dasar

3.2 Menerapkan prosedur pengoperasian kamera video


4.2 Dapat Mengoperasikan kamera video sesuai dengan
prosedur
4.3 Menganalisis teknik pergerakan kamera saat
pengambilan gambar bergerak (perekaman video)
4.4 Mampu Menerapkan teknik pergerakan kamera
berdasarkan ukuran (framing) dan sudut pandang (angle)
kamera

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 39


A MENGENAL KAMERA VIDEO

1. JENIS JENIS KAMERA VIDEO

Ada berbagai macam jenis kamera yang beredar, mulai dari


kamera handycam sampai kamera professional broadcast. Kamera
handycam disebut juga kamera keluarga karena lebih banyak
digunakan untuk kepentingan keluarga dan pengoperasiannya juga
mudah, meskipun ada beberapa jenis handycam yang bisa digunakan
untuk kualitas broadcast (seperti : Sony seri DSR DVCam dan Canon
XL-1). Sedangkan kamera professional dipakai oleh seorang yang
professional dibidangnya, karena penggunaannya perlu beberapa
ketrampilan dan pengetahuan khusus tentang fasilitas kamera itu
sendiri. Kamera handycam ada beberapa jenis sesuai dengan format
kasetnya :
 Video 8
 Hi-8
 Digital 8
 VHS-C
 S-VHS-C
 Mini DV
 DVCam

Kamera Professional Broadcast juga ada beberapa jenis :


 Hi-8 Pro
 S-VHS
 U-matic
 Betacam
 DVCPro/DVCam
 Digital-9
 Digital Betacam

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 40


Secara bentuk, design serta konfigurasinya saat ini kamera video professional
terbagai dalam 3 katagori:
 Kamera Studio
 Kamera Modular
 Camcoder

1. Kamera Studio

Type kamera ini biasanya digunakan untuk perekaman gambar yang


menggunakan lebih dari 1 kamera atau “ Multicamera System “. Lebih umum
dipergunakan untuk program2 studio yang permanen, demikian pula dengan
sistem penginstalasiannya. Secara bentuk lebih besar dibandingkan dengan
katagori2 lainnya.
Kelengkapan standardnya adalah pedestal,sebuah perangkat yang selain
berfungsi sebagai penyangga kamera,juga memiliki fasilitas yang memudahkan
kamera tersebut berpindah dari satu sumbu ke sumbu lainnya. Kelengkapan
standard lainnya adalah remote controle yang dapat menjalankan fungsi
zoom,focus secara automatic.Viewfinder dengan fasilitas CRT berukuran 9 inch.

2. Kamera Modular

Kamera yang tergolong pada katagori ini, designnya dirancang untuk dikoneksikan
dengan beragam kelengkapannya sehingga menjadi kamera yang konfigurasinya
bervariatif. Sebagai contoh kamera Betacam Sony DXC-D50, Ikegami HL 45, Phillips
LDK 100 atau produk2 kamera sejenis lainnya, camera head nya bisa dikoneksikan
dengan portable recorder, secara terpisah,maupun dikoneksikan secara

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 41


langsung,sehingga konfigurasinya menjadi camcoder (Docking Configuration).
Dengan kelengkapan2 lainya kamera ini dapat pula menjadi konfigurasi serta
diperasikan seperti kamera studio. Seperti halnya dengan tambahan
viewfinder,remote controle (zoom dan focus) dsbnya,juga dapat dioperasikan untuk
perekaman gambar multicam system.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 42


Masing-masing jenis kamera mempunyai kelas yang berbeda sesuai
kebutuhannya, namun fungsi dan pengoperasiannya tidak jauh
berbeda, hanya mungkin fasilitas dan kualitas hasil rekamannya yang
berbeda.
Pada dasarnya setiap kamera terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
1. Lensa
2. Tubuh Kamera
3. Recorder/VCR

1. LENSA
Lensa mempunyai fungsi untuk memilih bidang pandang tertentu dan
ditangkap secara optik yang menghasilkan gambar dan diteruskan ke
permukaan tabung kamera (yang nantinya oleh tabung kamera diubah
lagi dari optik ke elektrik).
Ada beberapa jenis lensa menurut panjang fokalnya. Panjang fokal
adalah jarak antara pusat optik lensa dengan titik di mana gambar
terlihat dalam keadaan focus.
Ada beberapa jenis lensa, yaitu :

> Lensa Normal


Lensa ini sering disebut dengan lensa standart. Gambar yang
dihasilkan dengan lensa normal ini memberi kesan yang biasa dan
datar. Tidak ada efek distorsi atau melengkung.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 43


> Lensa Wide/Sudut Lebar

Disebut lensa sudut lebar karena jangkauan dari subyek yang bisa
ditangkap oleh lensa cukup lebar, sebagai gambaran dengan
menggunakan lensa sudut lebar, kita tidak perlu mundur mengambil
jarak karena ada beberapa bagian yang tidak tertangkap lensa,
terutama pada pengambilan gambar grup shot, arsitektur, keramaian
sebuah pasar, dan lain-lain.

> Lensa Tele


Lensa dengan focal length yang panjang, bila menggunakan lensa ini
subyek jadi terasa dekat sehingga kedalam menjadi kurang,
keuntungannya kita bisa merekam gambar dari jarak cukup jauh tetapi
dapat menghasilkan gambar seperti kalau kita dari jarak dekat. Selain
itu penggunaan tele lens memberikan keuntungan pada kita akan ruang
tajam yang sempit, sehingga kita dengan leluasa bisa melokalisir
subyek, sementara yang lainnya akan terlihat blur. Kerugiannya
disamping kedalam kurang, sedikit saja goyangannya pada kamera
akan terlihat sekali dari hasil rekamannya, biarpun kita sudah
memperoleh focus yang maksimal. Untuk menghindari goyangan
kamera, kita bisa menggunakan tripod atau monopod.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 44


> Lensa Macro
Lensa ini sangat baik digunakan untuk merekam benda-benda kecil,
seperti capung, serangga, buah yang kecil-kecil. Panjang fokal lensa
macro antara 55-105 mm, tetapi didalam lensa macro (beda dengan
lensa biasanya) ditambah beberapa jenis lensa sehingga kita bisa
merekam gambar dari jarak dekat sekali, dan perbandingan antara
subyek dengan yang ditangkap oleh lensa bisa mencapai 1:1.

> Lensa Vario/Zoom


Lensa jenis ini merupakan penggabungan dari lensa sudut lebar sampai
ke lensa tele. Jadi kita tidak perlu lagi mengganti lensa, cukup satu
lensa sudah mencakup semua jenis lensa : lensa normal, lensa wide,
lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah
dilengkapi dengan lensa zoom.

2. FOKUS
Secara sederhana kita artikan saja ketajaman dari suatu titik ataupun
benda yang kita lihat dengan mata telanjang. Begitu juga bila mata kita
melihat sebuah benda melalui viewfinder kamera, maka benda yang
tampak di viewfinder tersebut mungkin tajam, mungkin pula tidak. Untuk
mengatur agar benda yang kita lihat malalui viewfinder nampak tajam,

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 45


kita harus mengatur focus dengan cara memutar gelang pengatur jarak
yang ada pada lensa.

F-STOP, DIAFRAGMA
F-stop adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara
panjang fokal dengan diameter lensa. Diafragma/Iris adalah bukaan
lensa untuk menangkap sinar yang masuk. Semakin kecil angka f-stop,
maka bukaan diafragma/irisnya semakin besar, dan sebaliknya semakin
besar f-stop, bukaan diafragmanya semakin kecil. Pengaturan
diafragma ini akan berkaitan pula dengan depth of field.

DEPTH OF FIELD
Yang dimaksud ruang tajam adalah ruang atau area pada foto
semuanya akan terlihat tajam. Ruang tajam bisa kita atur sesuai
dengan yang kita inginkan. Ruang tajam sangat dipengaruhi oleh
seberapa besar aperture dibuka (besar bukaan diafragma), berapa
milimeter panjang focal dari lensa yang digunakan, dan jarak lensa
terhadap subyek yang akan dijepret. Semakin besar bukaan diafragma
dan dengan kombinasi panjang focal lensa yang cukup panjang dan
pengambilan dari jarak yang tidak terlalu dekat maka Depth of field
menjadi sempit.

WHITE BALANCE
Salah satu kewajiban kita sebelum merekam gambar adalah harus
mengeset white balance kamera terlebih dulu. Pada intinya televisi atau
video menerima cahaya dari 3 warna primer RGB, red, green, dan blue.
Bila ketiga warna ini dipadukan dalam perbandingan yang sama, maka
akan menghasilkan warna cahaya putih. Warna putih inilah yang harus
kita sesuaikan agar obyek putih benar-benar terlihat putih di lensa
kamera. Padahal warna putih jika terkena cahaya warna lain sedikit saja
akan berubah, seperti kekuning-kuningan atau kebiru-biruan. Jika di
luar ruang/outdoor, maka warna yang ditangkap kamera video
cenderung kebiru-biruan. Sedangkan di dalam ruangan/indoor
cenderung kemerah-merahan.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 46


Untuk itulah di beberapa kamera video dilengkapi filter koreksi warna
dan white balance yang dipasang di antara lensa dan tabung kamera.
Pada umumnya kamera video dilengkapi 2 filter koreksi untuk outdoor
dan indoor. Tetapi ada juga yang dilengkapi 4 jenis filter koreksi warna.

2. TUBUH KAMERA
Tubuh kamera ini berisi tabung pengambil gambar (pick up tube) yang
berfungsi untuk merubah gambar optik yang dihasilkan lensa menjadi
sinyal elektrik. Di tubuh kamera ini biasanya juga dilengkapi dengan
beberapa fasilitas kamera, seperti white balance, steady shot, digital
effect, shutter speed, dan lain-lain. Tergantung jenis kamera dan
kebutuhannya.

VIEWFINDER
Viewfinder merupakan monitor kecil sebagai jendela pengamat kita
untuk bisa melihat obyek yang masuk ke dalam kamera. Pada
umumnya viewfinder ini hanya monitor hitam putih. Tetapi ada
beberapa yang berwarna seperti Handycam Sony dan Canon XL-1.
Dalam viewfinder biasanya disertai informasi fasilitas dan indicator pada
saat rekaman, seperti indicator posisi kamera record atau pause/stand
by, white balance, iris, dan battery atau kaset habis dan lain
sebagainya.

3. RECORDER/VCR
Salah satu bagian dari kamera adalah VCR (Video Casette Recorder)
alat perekam gambar dan suara. Di beberapa kamera ada yang
recordernya terpisah seperti jenis U-matic. Tetapi ada juga yang
menjadi satu dengan bodi kamera. Kelebihan menjadi satunya bodi
kamera dengan recorder adalah keringanan dan efisiensi waktu.
Pekerjaan menjadi lebih mudah.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 47


3. Mengenal kamera video

Sebelum mengoperasikan kamera video terlebih dahulu kita perlu mengetahui


bagian bagian kamera Sony HXR-MC1500

bagian-bagian Kamera Sony HXR-MC1500. Berikut tampilan dari Kamera Sony


HXR-MC1500

pertama yaitu Tombol Zoom In dan Zoom Out.


Tombol Zoom In dan Zoom Out digunakan untuk zoom in dan zoom out pada
kamera ini.
Dibawah tombol Zoom In dan Zoom Out ada tombol Photo. Tombol Photo ini
digunakan untuk memotret gambar yang diinginkan.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 48


Bagian yang kedua yaitu Tombol On dan Off pada kamera. Tombol On digunakan
untuk menyalakan kamera sedangkan tombol Off digunakan untuk mematikan
kamera. Diantara tombol on dan off ada tombol berwana hitam dan titik merah
didalamnya terdapat tombol yang digunakan untuk merekam video.

Yang ketiga adalah Microphone. Microphone pada kamera digunakan untuk


merekam suara yang masuk pada kamera.

Bagian keempat adalah Tombol Zoom In dan Zoom Out serta tombol Record pada
kamera. Tombol ini kegunaannya sama seperti tombol zoom in dan zoom out diatas
hanyayang membedakan yaitu tombol record, pada tombol record ini digunakan

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 49


untuk merekam video dan lebih memudahkan pengguna karena terletak dibagian
atas.

Bagian kelima adalah lensa kamera. Lensa kamera ini memiliki Zoom Optik 12x.
Tipe lensa ini adalah Sony Lens G

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 50


Bagian keenam adalah monitor. Monitor pada kamera ini digunakan untuk melihat
hasil gambar atau video yang telah kita simpan.

Bagian ketujuh adalah view finder. Bagian ini digunakan melihat hasil tangkapan
lensa,

Bagian kedelapan adalah slot memory. Bagian ini digunakan untuk tempat
penyimpanan memori.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 51


Bagian kesembilan adalah slot USB. Digunakan untuk menghubungkan kamera
dengan PC untuk memindahkan data dari kamera ke PC

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 52


Bagian kesepuluh adalah AV Out berfungsi untuk menghubungkan kamera ke
switcher yang nantinya gambar dan suara akan masuk ke kamera juga masuk ke
switcher.

Bagian kesebelas adalah slot headphone digunakan untuk menghubungkan


headphone dengan kamera, suara yang masuk ke kamera juga terdengar lewat
headphone.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 53


Bagian kedua belas adalah baterai. Baterai berfungsi sebagai daya agar kamera
tersebut dapat menyala.

Bagian ketiga belas adalah slot charger. Slot ini digunakan untuk mencharger
baterai kamera apabila baterai telah habis.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 54


Bagian keempat belas adalah pengoperasian kamera. Tombol ini digunakan untuk
mengatur dan mengoperasikan kamera.

Bagian yang terakhir adalah ring. Digunakan untuk mengatur fokus, eksposure, iris,
shutter speed, aeshift, dan wb shift.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 55


TEHNIK MEMEGANG KAMERA

1. DENGAN CARA KAMERA DIPANGGUL

Kamera dengan dipanggul dipundak kanan .Lalu tangan kanan dimasukkan


pada sabuk yang Terletak didepan .lbu jari menekan tombol ON/OFF/
,RECORD/PAUSE. Sementara jaritelunjuk dan jari tengah mengatur zoom. Tangan
kiri dapat bebas dan tidak memegang camcorder atau memegang layar LCD.

Kamera dijinjing

Kamera dijinjing dengan tangan kanan memegang pegangan kamera yang ada
disebelah atas. Biasanya cara ini dipakai jika akan mengambil gambar dari arah
bawah. Tombol RECORD/PAUSE dan zoom dapat ditekan menggunakan ibu jari
atau jari telunjuk. Gambar dapat dilihat dilayar LCD maupun viewfinder. Jika diset
manual, pengaturan focus menggunakan tangan kiri

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 56


B SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR KAMERA

1. Sudut pengambilan gambar ( Kamera angle )


Sudut Pengambilan Gabar Kamera atau disebut dengan kamera angle adalah
tingkat kemiringan kamera ( sudut ) terhadap objek yang direkam. Secara
garis besar kamera angle terdiri dari 3 sudut yaitu normal angel ( sudut
normal ), Low angle ( Kamera Menghadap Keatas dan Hight angle (kamera
menghadap ke bawah )
a. .Eye Level
Pengambilan gambar ini dengan sudut pandang sejajar dengan mata
objek,tidak ada kesan dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini, yang
ada hanya memperlihatkna pandangan mata seseorang yang berdiri

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 57


c.Low Angle
Pengambilan gambar teknik ini yakni mengambil gambar dari bawah si objek, sudut
pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle.
Kesan yang di timbulkan yaitu keagungngan atau kejayaan.
Biasanya teknik ini sering di gunakan untuk membuat sebuah karakater monster
atau manusia raksasa.

e.Frog eye Level.


Sudut pengambilan ini di ambil sejajar dengan permukaan tempat objek menjadi
sangat besar

.High Angle.
Teknik pengambilan gambarnya dengan sudut pengambilan gambar tepat diatas
objek,pengambilan gambar yang seperti ini memilki arti yang dramatik yaitu kecil
atau kerd

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 58


Bird Eye View. Eagle angle
Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas di ketinggian tertentu sehingga
memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang
tampak di bawah begitu kecil.
Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya menggunakan helikopter maupun
dari gedung -gedung tinggi.

2. Kamera frame (Type of Shot )


Kamera frame adalah besar kecilnya objek yang di tangkap olek
kamera secara garis besar kamera frame terdiri dari berbagai ukuran yaitu

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 59


A. Extreme Long Shot / Extreme Wide Shot
Shot ini berkesan sangat jauh dan pandangan yang sangat luas, teknik ini
biasanya mengambil gambar dengan keseluruhan.

B. Long Shot / Wide shot


Sama halnya seperti extreme long shot, tapi pada long shot padangan
lebih dekat.

C. Medium Long Shot / Medium Wide shot


Shot ini juga berkesan jauh dan luas, atau singkatnya lebih dekat dari
teknik long shot.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 60


D. Close Up
Shot ini berkesan dekat, titik perhatian utama ialah objek, dan biasnya latar
sangat sedikit. Untuk objek manusia biasanya shot dilakukan dari bahu
sampai atas kepala.

E. Medium Close Up
Shot ini berkesan amat dekat, sama halnya dengan close up tetapi pada
medium close up objek sedikit lebih jauh, untuk objek manusia biasanya
shot dilakukan dari atas kepala sampai dada atau pinggang.

F. Extreme Close Up
Shot ini berkesan sangat dekat dan detail, objek menjadi fokus utama
sehingga mengisi seluruh layar, biasanya digunakan untuk menampilkan
bagian bagian tertentu dati tubuh manusia.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 61


3. Kamera movement

gerakan Kamera (Camera Movement) adalah teknik pengambilan


video dengan menggerakan camera dengan tujuan memberi kesan dan arti
tersendiri, biasanya teknik seperti ini sangat di perlukan oleh orang yang
ingin terjun ke dunia cinematography (film/video). Berikut macam macam
Pergerakan Kamera (Camera Movement)

A. Pan atau Panning adalah teknik menggerakan kamera secara mendatar


(horizontal) dari kanan ke kiri atau sebaliknya.
 Pan right : Gerakan kamera memutar ke kanan
 Pan left : Gerakan kamera memutar ke kiri
B. Tilt atau Tilting adalah teknik menggerakan kamera secara mendongak
dari bawah ke atas (vertical) atau sebaliknya.
 Tilt up : kamera mendongak ke atas
 Tilt down : kamera mendongak ke bawah
C. Dolly atau Track (Tracking) adalah teknik menggerakan kamera di atas
tripot atau dolly mendekati atau menjauhi subyek.
 Dolly in : kamera mendekati subyek
 Dolly out : kamera menjauhi subyek
D. Zoom adalah teknik gerakan lensa zoom yang mendekati atau menjauhi
obyek secara optic, Dalam Zooming ini yang bergerak bukan nya kamera
tetapi lensa kamera yang bergerak maju atau mundur.
 Zoom in : Lensa bergerak maju atau pandangan mendekati objek
 Zoom out : Lensa bergerak mundur atau pandangan manjauhi objek
E. Following Adalah tehnik gerakan kamera mengikuti gerakan dari objek
yang di rekam.
F. Out Frame gerakan talent ( Objek ) keluar dari jangkauan Kamera
G. In Frame gerakan talent ( Objek ) Masuk kedalam jangkauan Kamera

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 62


BAB III

TATA CAHAYA DALAM FILM

Tujuan Pembelajaran

Dengan Mempelajari Bab Ini Diharapkan Siswa Dapat :


 Memahami berbagai tata cahaya dlam pembutan film
 Menerapkan tata cahaya dalam film sesuai dengan kebutuhan

Kompetensi Dasar

3.4 Menganalisis tata cahaya gambar bergerak (perekaman


video)
4.4 Mengatur tata cahaya dalam pengambilan gambar
bergerak (perekaman video)

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 63


A Tata Cahaya Dalam Film

1. FUNGSI TATA CAHAYA DALAM FILM

Shooting maupun fotografi adalah melukis dengan cahaya. Unsur cahaya


berarti sangat penting dalam pembuatan fotografi, film maupun acara televisi.
Cahaya tidak selalu berurusan dengan lampu. Ada sumber cahaya lain selain
dari sumber lampu. Secara sederhana ada dua jenis sumber pecahayaan, yakni
pencahayaan alami (natural) dan pencahayaan buatan(artificial).
Cahaya merupakan gelombang elektromagnestis yang diterima oleh indera
penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon,
menanggapi ransangan cahaya terebut. Sederhanya, tanpa cahaya maka benda
tidak akan kelihatan. Atas dasar itulah, produksi film dan video memerlukan
cahaya agar subyek bisa terlihat.

Pencahayaan televisi dan film memiliki fungsi-fungsi berikut:


1. Menyinari obyek/subyek,
2. Menciptakan gambar yang artistik,
3. Menghilangkan bayangan yang tidak perlu,
4. Membuat efek khusus.

2. JENIS JENIS SUMBER tta cahaya

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 64


3. PERALATAN PENDUKUNG TATA CAHAYA

Jenis-Jenis Lighting Banyak sekali jenis lampu yang digunakan


dalam proses pengambilan gamar atau shooting. Jenis lampu itu terdiri
atas :

 Blonde :1000-2000 watt, biasanya digunakan sebagai


pencahayaan flood untuk area yang luas

 Readhead : 650 - 1000 watt, digunakan sebagai key flood untuk


area yang luas
 Pepper Light : 100 - 1000 watt, lampu dengan intensitas rendah
digunakan khusus untuk key atau fill light

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 65


 HMI : ini merupakan jenis lampu kualitas tinggi

 Hallogen : 100 - 500 watt, digunakan sebahgai key flood untuk area
luas, jenis lampu ini biasanya digunakan untuk produksi dengan
budgeting rendah.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 66


B TATA CAHAYA DALAM PEMBUATAN FILM

A. THREE POIN OF LIGHTING

Three-point lighting (pencahayaan tiga titik) adalah metode standar


pencahayaan
yang digunakan dalam fotografi, video, film, dsb. Metode ini adalah sistem dasar
pencahayaan yang digunakan secara luas karena sederhana dan dapat
menonjolkan subyek dari latarbelakang. Dengan menggunakan tiga posisi
terpisah, kita dapat menerangi subyek dan juga mengendalikan (atau
menghilangkan seluruhnya) bayangan yang dihasilkan oleh pencahayaan
langsung. Tiga komponen dari pencahayaan tiga titik adalah key light, fill light,
dan back light.

1. KEY LIGHT
Key Light adalah pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight
merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih
terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan,
keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 67


2. FILL LIGHT
Fill Light merupakan pencahyaan pengisi, biasanya digunakan untuk
menghilagkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light
ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang
sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari
key light.

3. BACK LIGHT
Back Light, pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk
meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang.
Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas
pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill
light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang
berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang
dengan warna rambut hitam.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 68


BAB IV
EDITING VIDEO PASCA PRODUKSI

Tujuan Pembelajaran

Dengan Mempelajari Bab Ini Diharapkan Siswa Dapat :


 Memahami berbagai tata cahaya dlam pembutan film
 Menerapkan tata cahaya dalam film sesuai dengan kebutuhan

Kompetensi Dasar

3.4 Menganalisis tata cahaya gambar bergerak (perekaman


video)
4.4 Mengatur tata cahaya dalam pengambilan gambar
bergerak (perekaman video)

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 69


A TAHAP-TAHAP PRA PRODUKSI VIDEO

1. PENGERTIAN EDITING VIDEO


2. JENIS JENIS EDITING VIDEO
3. MENGCAPTURE VIDEO KE DALAM KOMPUTER

B SOFWARE EDITING VIDEO

1. JENIS JENIS SOFWARE PENGOLAH


VIDEO
2. MENGENAL ADOBE PREMIRE
3. MENGEDIT VIDEO DENGAN ADOBE
PRIMERE

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 70


BAB V
MEMANIPULASI VIDEO DENGAN EFEK
GRENSCREEN

Tujuan Pembelajaran

Dengan Mempelajari Bab Ini Diharapkan Siswa Dapat :


 Memahami berbagai tata cahaya dlam pembutan film
 Menerapkan tata cahaya dalam film sesuai dengan kebutuhan

Kompetensi Dasar

3.4 Menganalisis tata cahaya gambar bergerak (perekaman


video)
4.4 Mengatur tata cahaya dalam pengambilan gambar
bergerak (perekaman video)

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 71


A EVEK VIDEO

4. PENGERTIAN EVEK VIDEO


5. JENIS JENIS EVEK PADA VIDEO

B TEHNIK KEYING ( GREEN SCREEN )

4. Penertian tehnik keying


5. Tata cara membuat efek keying

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 72


1.1. JENIS SUARA FILM / TELEVISI

Pada dasarnya ada 3 jenis suara film/televisi, yaitu pembicaraan (speech), musik
dan efek suara. Suara pembicaraan sering juga disebut dengan dialog. Pada beberapa
kasus, kategori ini bisa saling overlap. Sebuah teriakan tergolong dalam pembicaraan atau
efek suara, musik elektronik tergolong musik atau efek suara.

Dalam penerapannya ke film/televisi, ketiga kategori tersebut secara spesifik bisa


lebih diperinci berdasarkan sifat hubungan fisiknya dengan gambar :

 Pembicaran, terdiri dari :


1. Dialog, pembicaraan antara 2 orang atau lebih dimana sumber suara atau
pembicaranya muncul dalam frame atau berada dalam ruang kejadian film.
2. Monolog, pembicaraan 1 orang dimana tokohnya bisa kelihatan berbicara
didalam frame, atau tokohnya tidak berbicara tapi suaranya terdengar.
Yang terakhir ini sering disebut monolog interior.
3. Narasi, pembicaraan dimana sumber suara atau pembicara tidak muncul
dalam frame atau tidak berada dalam ruang kejadian film.
4. Direct Address, pembicaraan dimana sumber suara atau pembicara
muncul dalam frame dan mengarahkan pandangannya langsung kearah
kamera, yang berarti kearah penonton.

 Musik, terdiri dari :


1. Musik fungsional, yaitu musik yang sumber suaranya tidak nampak pada
gambar tetapi mempunyai hubungan fungsional dengan gambar. Contoh
dari hubungan fungsional tersebut misalnya :
 Musik untuk membentuk suasana
 Musik untuk menggambarkan perasaan tokoh dalam film/televisi
 Musik untuk mengarahkan karakter adegan
 Musik leitmotif (memberikan prediksi bahwa sesuatu atau
seseorang akan muncul)
 Musik untuk menggambarkan jenis film/televisi
 Musik untuk memberikan ciri lokal
 Musik untuk meningkatkan action
 Musik untuk membentuk ritme film/televisi
 Musik untuk transisi

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 73


2. Musik realistik, yaitu musik yang sumber suaranya muncul di dalam frame
atau berada dalam ruang kejadian film. Contohnya : adegan band,
adegan tarian yang diringi musik hidup.

 Efek Suara, terdiri dari :


1. Efek Suara Realistik, yaitu efek suara yang sumber suaranya muncul
pada frame atau berada dalam ruang kejadian film. Contohnya : ada
gambar anjing muncul dalam frame, kita dengar suara gonggongannya.
Suara gonggongan ini adalah efek suara realistik.
2. Efek Suara Fungsional, yaitu efek suara yang sumber suaranya tidak
nampak pada gambar tetapi mempunyai hubungan fungsional dengan
gambar. Disini efek suara dalam kasus-kasus tertentu mempunyai fungsi
yang bisa menggantikan peran musik fungsional.

Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 74


Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 75
Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 76
Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 77
Modul Tehnik Pengolahan Audio Visual SMK ASTRINDO Page 78

Вам также может понравиться