Вы находитесь на странице: 1из 13

Magister Manajemen Pendidikan e-ISSN 2549-9661

FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 5, No. 1, Januari-Juni 2018


jurnalkelola@gmail.com Halaman: 24-36

Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikasi Dengan Model Charlotte Danielson

Wara Hapsari Oktriany


Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana
oktrianywara@gmail.com

Bambang Suteng Sulasmono


Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana
bambang.sulasmono@staff.uksw.edu

Ade Iriani
Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana
ade.iriani@staff.uksw.edu

ABSTRACT
This study aims to evaluate the performance of certified teachers in SMP Negeri 3
Salatiga in the domain: (1) planning and preparation of learning, (2) class management,
(3) learning process, and (4) professional teacher responsibility. This research is an
evaluative research using Charlotte Danielson Model, with simple qualitative and
quantitative method. The subjects were five teachers of SMP Negeri 3 Salatiga who have
been certified educators. Data collection through interviews, observation, and document
study. Moderate data collection instruments include teacher performance assessment
rubric, interview guides, and questionnaires. The data validity test is done by source and
technique triangulation. The results of this study: (1) the certified teacher performance
in preparing and planning of learning is included in the good category, (2) the certified
teacher performance in managing the classes included in the good category; (3) the
certified teacher performance in the learning process included in either category, and (4)
the certified teacher performance in their professional responsibilities is categorized as
good enough, due to the lack of teachers' efforts to develop themselves.

Keywords: Certified Teacher, Charlotte Danielson Model, Performance Evaluation

Article Info
Received date: 30 Mei 2017 Revised date: 16 Oktober 2017 Accepted date: 21 Juni 2018

24
Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikasi Dengan Model Charlotte Danielson | Wara H. Oktriany, dkk.
PENDAHULUAN kualifikasi akademik, kompetensi, sehat
Upaya meningkatkan mutu pendidikan jasmani dan rohani, serta memiliki
telah dan terus dijalankan oleh pemerintah kemampuan untuk mewujudkan tujuan
melalui berbagai kebijakan. Dua kebijakan pendidikan nasional yang disertai dengan
yang menyangkut kualitas tenaga pendidik di peningkatan kesejahteraan yang layak. Sedang
Indonesia adalah kebijakan peningkatan dalam Undang Undang No 14 tahun 2005
kualifikasi, kompetensi, dan profesionalisme dinyatakan bahwa sertifikat pendidik diberikan
tenaga pendidik dan kependidikan, dan kepada guru yang telah memenuhi standar
kebijakan peningkatkan kesejahteraan tenaga profesi guru. Sertifikasi pendidik adalah proses
pendidik melalui sertifikasi (Kunandar, 2007: pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan
6-7). Kedua kebijakan ini amat penting karena dosen. Sertifikasi pendidik adalah bukti formal
tenaga pendidik atau guru mempunyai peranan sebagai pengakuan yang diberikan kepada
yang besar dan strategis dalam proses guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
pendidikan. Gurulah yang berada di barisan Oleh karena itu sertifikat pendidik adalah
terdepan dalam pelaksanaan pendidikan, sertifikat yang ditanda tangani oleh perguruan
langsung berhadapan dengan peserta didik tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti
untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan formal pengakuan profesionalitas guru yang
teknologi sekaligus mendidik dengan nilai- diberikan kepada guru sebagai tenaga
nilai positif melalui bimbingan dan professional (Suyatno, 2007:2). Program
keteladanan. Di tangan gurulah akan sertifikasi guru itu sendiri mempunyai
dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik beberapa tujuan diantaranya adalah untuk (a)
secara akademis, skill (keahlian), kematangan menentukan kelayakan guru dalam
emosional, dan moral serta spiritual. Dengan melaksanakan tugas sebagai agen
demikian akan dihasilkan generasi masa depan pembelajaran dalam rangka mewujudkan
yang siap hidup dengan tantangan zamannya. tujuan pendidikan nasional, (b) meningkatkan
Oleh karena itu, diperlukan seorang guru yang mutu proses dan hasil pendidikan, (c)
mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan meningkatkan martabat guru, (d)
dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas meningkatkan profesionalisme guru, dan (e)
profesionalnya. (Kunandar, 2007:40). meningkatkan kesejahteraan guru (Payong,
Lebih lanjut, guna meningkatkan 2011: 76-77). Sertifikasi bertujuan untuk
kesejahteraan dan kualitas kinerja tenaga meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik.
pendidik, pemerintah menetapkan kebijakan Dengan meningkatnya kesejahteraan
sertifikasi bagi tenaga pendidik. Sertifikasi diharapkan tenaga pendidik bisa meningkatkan
adalah proses pemberian sertifikat kepada kinerja mengajar mereka, yang akan
sesuatu objek tertentu (orang, barang, atau berdampak pada meningkatnya mutu
organisasi tertentu) yang menandakan bahwa pembelajaran dan mutu pendidikan secara
objek tersebut layak menurut kriteria atau berkelanjutan (Suyatno, 2007:24).
standar tertentu (Payong, 2011: 68). Dengan Dari beberapa definisi di atas, dapat
demikian maka sertifikasi Guru adalah proses disimpulkan bahwa sertifikasi guru merupakan
pemberian sertifikat pendidik kepada guru proses pemberian sertifikat pendidik kepada
(Suyatno, 2007: 2). Secara lebih lengkap guru yang telah memenuhi standar profesi guru
Muslich (2007: 2) mengemukakan bahwa serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
sertifikasi guru adalah proses pemberian tujuan pendidikan nasional yang disertai
sertifikat pendidik kepada guru yang telah dengan peningkatan kesejahteraan yang layak,
memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki sehingga dapat meningkatkan kualitas

25
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2018
pendidikan di Indonesia dan profesionalitas suatu proses tentang bagaimana pekerjaan
guru. Guru bersertifikasi dengan demikian berlangsung untuk mencapai hasil kerja.
adalah tenaga pendidik yang telah memenuhi Marwansyah (2010:228) juga mendefinisikan
persyaratan standar profesi guru serta memiliki kinerja sebagai pencapaian / prestasi seseorang
kemampuan untuk mewujudkan tujuan berkenaan dengan tugas-tugas yang
pendidikan nasional dan oleh karena itu dibebankan kepadanya. Kinerja dapat juga
kemudian menerima sertifikat pendidik dari dipandang sebagai perpaduan dari hasil kerja
lembaga yang berwenang. Guru bersertifikasi (apa yang harus dicapai seseorang) dan
diharapkan dapat meningkatkan kinerja kompetensi (bagaimana seseorang
mengajar mereka yang pada gilirannya akan mencapainya). Dari beberapa rumusan
berdampak pada meningkatnya mutu pengertian kinerja di atas, dapat disimpulkan
pembelajaran dan mutu pendidikan secara bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang
berkelanjutan. dapat dicapai oleh seseorang sesuai dengan
Tentang kinerja Wirawan (2009:5) wewenang dan tanggung jawab masing-
berpendapat bahwa kinerja adalah keluaran masing dalam pencapaian suatu tujuan tanpa
yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau melanggar aturan yang ada.
indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu Mengenai kinerja Guru patut dicatata
profesi dalam waktu tertentu. Suatu pekerjaan bahwa Guru adalah seorang pendidik
atau profesi mempunyai sejumlah fungsi atau professional yang bertugas mendidik,
indikator yang dapat digunakan untuk mengajar, membimbing, mengarahkan,
mengukur hasil pekerjaan tersebut. Sedang melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
Bangun (2012, 231) mendefinisikan kinerja didik pada pendidikan anak usia dini jalur
sebagai hasil pekerjaan yang dicapai seseorang pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
berdasarkan persyaratan-persyaratan pendidikan menengah (Priatna, 2013:3). Hasil
pekerjaan (job requirement). Suatu pekerjaan yang dicapai secara optimal dalam bentuk
mempunyai persyaratan tertentu untuk dapat lancarnya proses belajar siswa, dan berujung
dilakukan dalam mencapai tujuan (standar pada tingginya perolehan atau hasil belajar
pekerjaan). Mangkunegara (dalam Widodo, siswa, semuanya merupakan cerminan kinerja
2015:131) menyatakan bahwa istilah kinerja seorang guru. Dalam menjalankan peran dan
berasal dari kata job performance atau actual fungsinya pada proses pembelajaran di kelas,
performance (prestasi kerja atau prestasi kinerja guru dapat terlihat pada kegiatannya
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang) merencanakan, melaksanakan, dan
yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas mengevaluasi proses pembelajaran yang
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam intensitasnya dilandasi oleh sikap moral dan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan profesional seorang guru (Uno, 2012: 65).
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang
Pendapat Wirawan, Bangun, dan Guru dan Dosen bab IV pasal 20 (a)
Mangkunegara mempunyai persamaan, yaitu menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru
mereka mengemukakan bahwa kinerja adalah dalam melaksanakan tugas
hasil pekerjaan seseorang yang dicapai dalam keprofesionalannya, guru berkewajiban
melaksanakan pekerjaan atau tugas yang telah merencanakan pembelajaran, melaksanakan
diberikan kepadanya sesuai dengan proses pembelajaran yang bermutu serta
persyaratan ataupun aturan yang ada. Berbeda menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
dengan pendapat diatas, Wibowo (2013, 81) Tugas pokok guru yang diwujudkan dalam
mengemukakan bahwa kinerja merupakan kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk

26
Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikasi Dengan Model Charlotte Danielson | Wara H. Oktriany, dkk.
kinerja guru. Dari beberapa pengertian di atas (1) rencana pembelajaran, pelaksanaan, dan
maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru asesmen; (2) antara mereka yang tinggal di
merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja daerah pedesaan dan di daerah perkotaan; dan
yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan (3) antara mereka yang lulus melalui portofolio
kemampuan mereka untuk mengelola kegiatan dan yang melalui PLPG. Dengan kata lain
belajar mengajar, yang meliputi perencanaan kinerja guru bersertifikasi masih di bawah
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, standar minimum kinerja. Selanjutnya
evaluasi pembelajaran dan membina hubungan penelitian Kurniawan (2011) berjudul
antar pribadi (interpersonal) dengan siswanya. “Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru
Kebijakan sertifikasi Guru sudah dalam Rangka Meningkatkan Profesionalitas
dilegalkan dalam Undang-undang Nomor14 Guru di Kota Yogyakarta” menyimpulkan
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta bahwa jika dilihat dari segi dampak kebijakan
sudah berjalan kurang lebih selama 10 tahun sertifikasi, belum ada peningkatan
sejak tahun 2007 hingga tahun 2017. Namun profesionalitas guru secara signifikan. Sikap
pelaksanaan di lapangan ternyata belum sesuai para guru dalam menjalankan kebijakan
harapan, karena masih banyak dijumpai guru sertifikasi terlihat hanya mengejar
bersertifikasi yang kualitas kinerjanya justru kesejahteraan semata, sementara mutu
diragukan. Hal itu bisa dipahami karena pengajaran kurang mendapat perhatian.
berbagai kajian tentang kebijakan publik, Sedang penelitian Yusrizal, dkk (2011) dengan
termasuk kebijakan publik dalam bidang judul “Evaluasi Kinerja Guru Fisika, Biologi,
pendidikan menunjukkan bahwa selalu dan Kimia SMA yang sudah lulus sertifikasi”
terdapat kesenjangan implementasi atau menunjukkan bahwa kinerja guru Fisika,
implementation gap dalam proses kebijakan Biologi, dan Kimia SMA yang sudah lulus
(Rosli & Rossi, 2014; Effiong, 2013; Iqbal sertifikasi dan sudah menerima tunjangan
Ahmad et.all, 2012; Center for International belum seluruhnya berkinerja tinggi. Sementara
Private Enterprise and Global Integrity, 2012; itu penelitian Amat Jaedun (2009) dengan
.Makinde, 2008;). Menurut Centre for judul “Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikat
International Private Enterpise & Global Profesional” juga menunjukkan bahwa kinerja
Integrity (CIPE-GI, 2012) “implementation guru yang telah disertifikasi (guru profesional)
gap is the difference between laws on the books tidak menjadi lebih baik bila dibandingkan
and how they are carried out in practice”. dengan kinerja guru sebelum disertifikasi.
Dengan perkataan lain selalu terdapat Kinerja guru menurun karena merasa tidak lagi
kesenjangan antara maksud kebijakan itu dinilai, dan tidak ada sanksi setelah
sendiri dengan apa yang terwujud dalam mendapatkan sertifikasi. Oleh karena itulah
pelaksanaan kebijakan yang bersangkutan perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja guru
(bandingkan misalnya dengan Sulasmono & yang telah disertifikasi tersebut secara
Tri Sulistyowati, 2016; Sasadara, Sulasmono berkelanjutan.
dan Ade Iriani, 2017) Berbeda dengan hasil-hasil penelitian
Khusus ihwal kebijakan sertifikasi di atas, penelitian Faiza (2015) dengan judul “
Guru, penelitian Khodijah (2013) tentang Evaluasi Implementasi Kebijakan Sertifikasi
kinerja Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Guru di Sekolah Dasar Negeri 13 Kota
Agama Islam pasca sertifikasi di Sumatera Pontianak” menunjukkan bahwa guru sudah
Selatan, menunjukkan bahwa tidak terdapat dapat dikatakan layak dan dalam pelaksanaan
perbedaan dalam kinerja guru setelah belajar-mengajar, guru dapat menguasai
menerima tunjangan profesional dalam aspek materi pada saat proses belajar mengajar serta

27
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2018
jika ada nilai siswa-siswi yang kurang dari sub indikator penggunaan hasil evaluasi
KKM guru bersangkutan berusaha pembelajaran dikategorikan sangat baik.
mengadakan remedial dan menganalisis materi Berdasarkan kajian teoritis dan
mana yang dianggap sulit oleh siswa-siswi dan berbagai temuan hasil penelitian yang saling
menambah nilai yang ada dengan nilai harian bertentangan di atas, maka penulis tertarik
mereka agar bisa mencapai KKM yang telah untuk mengevaluasi kinerja mengajar guru
ditetapkan. Namun, hanya sedikit sekali guru bersertifikasi di SMP Negeri 3 Salatiga dengan
yang menggunakan perangkat IT dalam proses menggunakan model Charlotte Danielson.
belajar mengajar serta nilai siswa belum naik Evaluasi kinerja guru atau penilaian
secara signifikan dilihat dari nilai kelulusan kinerja guru adalah penilaian yang dirancang
siswa setiap tahunnya setelah adanya untuk mengidentifikasi kemampuan guru
kebijakan sertifikasi. Sedang penelitian dalam melaksanakan tugasnya melalui
Setiawan, Setyorini, dan Yushita (2009) yang pengukuran penguasaan kompetensi yang
berjudul “Audit Kinerja Guru Akuntansi ditunjukkan dalam unjuk kerjanya (Priatna,
Bersertifikat di SMK Negeri 2 Kutoarjo 2013: 1). Pentingnya penilaian kompetensi
Purworejo” menunjukkan bahwa sertifikasi guru terutama terkait pertimbangan bahwa
pendidik dapat meningkatkan kinerja guru penguasaan kompetensi dan penerapan
dalam menjalankan tugas profesinya sebagai pengetahuan serta keterampilan guru, sangat
guru. Kinerja guru akuntansi bersertifikat di menentukan tercapainya kualitas proses
SMK Negeri 2 Kutoarjo ditinjau dari pembelajaran atau pembimbingan peserta
pelaksanaan kompetensi guru menunjukkan didik. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
dalam kategori cukup/sedang yaitu sebesar Pendayagunaan Aparatur Negara dan
64,7% dan yang menunjukkan kategori baik Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009
sebesar 32,3%. Sementara penelitian Tethys tentang jabatan Fungsional Guru dan Angka
Arsynta (2015) dengan judul “Kinerja Guru Kreditnya, Penilaian Kinerja Guru untuk guru
Bersertifikat Profesi dalam Pembelajaran di mata pelajaran dan guru kelas meliputi
SMK Negeri se-Kota Magelang” kegiatan sebagai berikut: (1) menyusun
menyimpulkan bahwa (1) kinerja guru kurikulum pembelajaran pada satuan
bersertifikat profesi dalam perencanaan pendidikan, (2) menyusun silabus
pembelajaran dikategorikan baik; (2) kinerja pembelajaran, (3) menyusun rencana
guru bersertifikat profesi dalam pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran, (4) melaksanakan
pembelajaran dikategorikan baik, (3) kinerja kegiatan pembelajaran, (5) menyusun alat ukur
guru bersertifikat profesi dalam pelaksanaan / soal sesuai mata pelajaran, (6) menilai dan
pembelajaran dengan sub indikator mengevaluasi proses dan hasil belajar pada
pengelolaan kelas dikategorikan cukup baik, mata pelajaran yang diampunya, (7)
sub indikator penggunaan metode menganalisis hasil penilaian pembelajaran, (8)
pembelajaran dikategorikan cukup baik, dan melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan
sub indikator penggunaan media dan sumber pengayaan dengan memanfaatkan hasil
belajar dikategorikan cukup baik; (4) kinerja penilaian dan evaluasi, (9) menjadi pengawas
guru bersertifikat profesi dalam evaluasi penilaian dan evaluasi terhadap proses dan
pembelajaran dikategorikan baik, evaluasi hasil belajar tingkat sekolah dan nasional, (10)
pembelajaran dengan sub indikator pendekatan membimbing guru pemula dalam program
dan jenis evaluasi pembelajaran dikategorikan induksi, (11) membimbing siswa dalam
cukup baik, sub indikator penyusunan alat kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran,
evaluasi pembelajaran dikategorikan baik, dan (12) melaksanakan pengembangan diri, (13)

28
Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikasi Dengan Model Charlotte Danielson | Wara H. Oktriany, dkk.
melaksanakan publikasi ilmiah, dan (14) asesmen dari keterampilan mengajar
membuat karya inovatif. Selain meliputi sebenarnya yang terbagi dalam 4 domain
kegiatan merencanakan dan melaksanakan mengajar Danielson (Parkay, 2011:28-29).
pembelajaran, mengevaluasi dan menilai serta Empat domain mengajar Charlotte
menganalisis hasil penilaian terkait tugas Danielson terdiri dari persiapan dan
pembelajaran, penilaian kinerja guru juga perencanaan pembelajaran, pengelolaan ruang
melakukan penilaian terhadap 4 domain kelas, pembelajaran, dan tanggung jawab
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru profesional. Empat domain ini memiliki 22
sesuai dengan peraturan menteri pendidikan komponen dan terbagi lagi menjadi beberapa
nasional nomor 16 tahun 2007 tentang standar elemen untuk lebih memperjelas pemahaman
kualifikasi akademik dan kompetensi guru. kita tentang apa arti mengajar (Danielson,
Pengelolaan pembelajaran tersebut 2007 :1). Domain 1 yaitu persiapan dan
mensyaratkan guru memiliki kompetensi yang perencanaan pembelajaran. Didalam domain
dikelompokkan ke dalam empat domain ini adalah langkah pertama dalam mengajar
kompetensi yaitu pedagogik, kepribadian, yang efektif, yaitu dengan adanya perencanaan
sosial, dan profesional. Dapat disimpulkan dan persiapan yang efektif. Domain
bahwa evaluasi kinerja guru bersertifikasi perencanaan, melibatkan semua pekerjaan
adalah evaluasi terhadap kinerja guru yang dilakukan sebelum pembelajaran yang
bersertifikasi dalam merencanakan, sebenarnya terjadi. Domain 1 terlihat pada
melaksanakan dan mengevaluasi hasil belajar semua komponen yang relevan dari
siswa sebagai dampak dari proses belajar perencanaan dan persiapan yang membantu
mengajar yang dikelolanya. guru saat memasuki kelas dengan keyakinan
Peneliti memilih menggunakan model dan menginspirasi kepercayaan siswa.
Charlotte Danielson, karena model ini sudah Perencanaan dan persiapan yang melibatkan
diterapkan di beberapa sekolah di Amerika lebih dari hanya menulis kegiatan hari itu di
Serikat dan dapat membantu meningkatkan kalender perencanaan. Domain 1 berisi semua
kualitas guru dalam mengajar. Dengan model berbagai aspek perencanaan, termasuk
ini guru diharapkan dapat menilai kinerja guru pentingnya pengetahuan siswa dan sumber
dalam mengajar dan juga dapat memperbaiki daya yang tersedia. Tanpa mengetahui tentang
kinerja mereka menjadi lebih baik. Model siswa, guru tidak bisa mendesain pembelajaran
mengajar Charlotte Danielson dikembangkan yang bermakna dan sesuai. Tanpa mengetahui
berdasarkan Praxis Series. Praxis Series sumber daya apa tersedia dan sesuai untuk
adalah standar professional yang telah digunakan dalam perencanaan dan instruksi,
memiliki dampak besar terhadap program seorang guru dibatasi dengan visi sempit dari
pendidikan guru secara nasional (serta pengajaran. Tentu saja, seorang guru harus
pertumbuhan dan pengembangan professional memiliki pengetahuan materi ajar dan
guru berkelanjutan). Praxies Series menilai pengetahuan strategi pembelajaran agar
perkembangan individu sesuai dengan tiga menjadi efektif. Pengetahuan ini digunakan
langkah untuk menjadi guru. Ketiga bidang untuk memilih hasil pengajaran, untuk
assesmen ini adalah Asesmen Keterampilan mendesain pembelajaran koheren, dan
Akademis : memasuki program pendidikan merencanakan untuk penilaian yang bermakna
guru (Praxis I), Asesmen Mata Pelajaran: (Danielson, 2007: 26 – 28).
lisensi untuk masuk profesi (Praxis II), dan Domain 2 yaitu pengelolaan ruang
Asessmen Kinerja sekolah (Praxis III). Di kelas. Di dalam domain ini para pendidik harus
dalam Praxis III inilah yang melibatkan selalu mengingat bahwa guru favorit adalah

29
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2018
guru yang memiliki rasa humor, membuat pengalaman mengajar, guru memahami nilai
pembelajaran yang relevan, memberikan refleksi untuk meningkatkan dan
pujian tanpa syarat, dan membuat siswa merencanakan instruksi pembelajaran
merasa aman, dihargai dan dihormati. Para berikutnya. Guru-guru yang efektif
pendidik juga harus mengingat bahwa ada juga mengevaluasi kekuatan dan kelemahan dari
guru yang mengkritik siswa, meremehkan pembelajaran yang telah dilakukan, mengacu
usaha siswa, dan menciptakan suasana pada catatan refleksi mereka untuk
ketakutan. Setiap sikap dan perilaku guru ini memperbaiki pengajaran mereka. Selain itu,
akan dikenang lama setelah siswa tersebut guru profesional berkomunikasi dan
dewasa (Danielson, 2007: 28-29). berkolaborasi dengan orang tua murid dan
Domain 3 adalah pembelajaran. Dalam kolega. Guru yang efektif membuat orang tua
domain 3 inilah pengajaran yang sebenarnya. dan keluarga terlibat dalam program
Ini mencakup segala sesuatu yang guru pembelajaran melalui konferensi dijadwalkan,
lakukan agar pembelajaran siswa serta panggilan telepon, menulis catatan, dan
kemampuan siswa dapat diterapkan pada mengundang orang tua datang ke sekolah.
pembelajaran yang akan datang. Penyampaian Selain itu, guru mencoba mendukung
pembelajaran menempatkan keakraban guru hubungan dengan satu sama lain dan berbagi
dengan karakteristik tingkat usia siswa, dalam perencanaan pembelajaran. Mereka
pengetahuan tentang setiap siswa di setiap menerima umpan balik dan terus berupaya
kelas, menggunakan beberapa strategi membuat keputusan berdasarkan standar
pengajaran, dan pembentukan gerakan tubuh profesionalisme yang tinggi (Danielson, 2007:
sesuai dengan kegiatan dalam pelajaran. Ini 30-31).
adalah alat setiap guru yang memungkinkan Penelitian ini bertujuan untuk
guru untuk memotivasi setiap siswa untuk mengevaluasi kinerja guru bersertifikasi di
mencapai potensi diri nya. Komponen domain SMP Negeri 3 Salatiga dalam (1)
ini melaksanakan perencanaan yang matang merencanakan dan mempersiapkan
bahwa guru telah melakukannya dalam pembelajaran, (2) mengelola kelas, (3)
Domain 1, memanfaatkan lingkungan belajar berinteraksi dengan siswa saat pembelajaran
yang aman yang ditetapkan pada Domain 2, berlangsung, dan (4) dalam menunjukkan
dan mengubah semua komponen yang telah tanggung jawab profesionalnya sebagai
mendahului ajaran ini ke dalam materi ajar seorang guru. Hasil penelitian ini diharapkan
yang mudah dipahami siswa. Ketika materi dapat memberi gambaran tentang kualitas
ajar disajikan, guru juga terus memantau dan kinerja guru bersertifikasi, dan jika diperlukan
mengevaluasi tanggapan siswa untuk dapat menjadi acuan dalam upaya peningkatan
menentukan apakah siswa memahami apa kinerja guru bersertifikasi maupun para pihak
yang diajarkan. Penilaian formal dan informal yang relevan yaitu Kepala Sekolah dan
adalah berkelanjutan dan menyediakan data Pengawas Sekolah.
berharga yang menginformasikan kapan guru
dan bagaimana menyesuaikan pengajaran METODE PENELITIAN
untuk kebutuhan siswa (Danielson, 2007: 29 – Penelitian ini merupakan penelitian
30). evaluatif. Penelitian evaluatif yang dilakukan
Domain 4 adalah tanggung jawab peneliti termasuk jenis penelitian evaluatif
profesional guru. Tanggung jawab profesional, kinerja sumber daya manusia. Penelitian ini
berfokus pada tindakan yang terjadi setelah bertujuan untuk melaksanakan evaluasi dan
proses pembelajaran. Dengan adanya menggambarkan data yang berupa keterangan

30
Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikasi Dengan Model Charlotte Danielson | Wara H. Oktriany, dkk.
dan pernyataan yang ada tentang kinerja guru bersertifikasi kepada wakil kepala sekolah.
bersertifikasi. Penelitian dilakukan terhadap 5 Selain itu peneliti melakukan wawancara
(lima) orang guru kelas VII bersertifikasi yang dengan guru bersertifikasi dan kepala sekolah
bekerja di SMP Negeri 3 Salatiga. serta observasi proses mengajar para guru
Pendekatan penelitian yang digunakan bersertifikasi. Data hasil kuesioner siswa dan
adalah pendekatan kuantitatif sederhana dan data hasil pengisian rubrik penilaian kinerja
kualitatif. Pendekatan kuantitatif guru oleh Wakasek dibandingkan dengan hasil
menggunakan teknik pengumpulan data wawancara guru, siswa, dan Kepala Sekolah.
berupa angket dan observasi dengan Selanjutnya data-data tersebut dibandingkan
instrument kuesioner dan Rubrik Penilaian dengan data hasil observasi dan studi
Kinerja Guru yang merupakan terjemahan dari dokumen, sehingga data yang diperoleh benar-
rubrik penilaian kinerja guru Model Charlotte benar valid.
Danielson. Selanjutnya untuk mencek dan
memperbaiki kebenaran data dari kuesioner HASIL PENELITIAN DAN
tersebut dilakukan pengumpulan data kualitatif PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
dengan teknik wawancara dan studi dokumen.
Persiapan dan Perencanaan
Subyek penelitian meliputi kepala Pembelajaran (DOMAIN 1). Hasil penelitian
sekolah, wakil kepala sekolah, guru menyatakan bahwa kelima guru yang diteliti
bersertifikasi, dan siswa di SMP Negeri 3 telah melakukan persiapan dan perencanaan
Salatiga. Peneliti memberikan kuesioner pembelajaran dengan baik.
kepada siswa dan rubrik penilaian kinerja guru

Tabel 1. Hasil Evaluasi Kinerja Guru pada Domain 1 Persiapan dan Perencanaan pembelajaran
KOMPONEN DOMAIN 1 ZM JH TA DW SM
Menunjukkan pengetahuan tentang standar kompetensi dan
3 3 4 3 3
strategi pembelajaran
Menunjukkan pengetahuan tentang karakteristik peserta didik 3 3 3 3 3
Pemilihan tujuan pembelajaran 4 4 3 3 3
Menunjukkan pengetahuan tentang materi pembelajaran yang
3 4 4 3 3
digunakan
Merancang pembelajaran yang logis 4 4 3 3 3
Menilai pembelajaran siswa 4 4 4 4 4
Sumber: Data penelitian

Tabel di atas menunjukkan bahwa skor pembelajaran, kegiatan pembelajaran,


para Guru berada pada kategori baik dan penilaian, dan sumber belajar). Namun ada
beberapa aspek ada yang sangat baik, menurut beberapa aspek dalam perencanaan
skala evaluasi Charlotte Danielson. Dengan pembelajaran yang perlu diperbaiki yaitu
kata lain para guru tersebut telah mampu perencanaan penggunaan metode
menetapkan tujuan dengan cermat dan pembelajaran, sumber belajar, dan media yang
menyusun langkah-langkah kegiatan digunakan dalam pembelajaran. Selain itu,
pembelajaran dengan baik. Dalam pembuatan guru – guru tersebut belum membuat RPP
RPP guru memahami benar tentang sesuai dengan karakteristik siswa, jadi hanya
komponen-komponen yang harus ada dalam ada satu macam RPP untuk semua siswa
RPP (standar kompetensi, kompetensi dasar, dimana tiap siswa memliki karakteristik yang
komponen pencapaian kompetensi, tujuan berbeda. Materi pembelajaran ataupun tugas
pembelajaran, alokasi waktu, metode yang digunakan sama untuk semua

31
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2018
karakteristik anak, tidak dibedakan untuk anak Pengelolaan Kelas (Domain 2). Pada
yang berkemampuan rendah, sedang, ataupun domain 2, semua guru mempunyai kinerja
tinggi. yang baik dalam mengelola kelas saat
pembelajaran.

Tabel 2. Hasil Evaluasi Kinerja Guru pada Domain 2 Pengelolaan Kelas


KOMPONEN DOMAIN 2 ZM JH TA DW SM
Menciptakan suasana belajar yang diliputi dengan sikap
4 4 4 3 3
saling menghargai dan saling berhubungan baik
Mengembangkan budaya belajar 4 4 3 3 3
Mengelola kelas 3 3 3 3 3
Mengatur perilaku siswa 3 3 4 3 3
Menata ruang kelas 3 3 3 3 3
Sumber: Data penelitian

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa menyampaikan materi pelajaran, sehingga


skor para Guru pada aspek pengelolaan kelas siswa tertarik atau menyukai guru tersebut.
berada pada kategori baik dan beberapa sub Karena kurikulum yang dipakai saat ini adalah
aspek ada yang sangat baik, menurut skala kurikulum 2013, maka pembelajaran tidak
evaluasi Charlotte Danielson. Kinerja guru selalu dilakukan didalam kelas, terkadang guru
tersebut antara lain ditunjukkan oleh sikap mengajak keluar kelas pada saat pembelajaran
semua guru yang selalu berusaha untuk berlangsung. Siswa diminta untuk melakukan
menghargai siswa, mengembangkan budaya pengamatan terhadap lingkungan sekitar,
belajar di kelas dengan berbagai kegiatan diskusi dengan teman. Dengan metode
supaya anak tidak bosan mengikuti pelajaran pembelajaran diluar sekolah, siswa jadi tidak
dikelas ataupun pada saat pembelajaran diluar bosan untuk belajar sehingga mereka bisa
kelas. Selain itu juga, guru berhasil mengatur memahami pelajaran dengan baik.
perilaku siswa yang tidak mengikuti aturan Pembelajaran (Domain 3). Pada
yang ada, seperti misalnya ketika siswa tidak domain 3 tentang proses pembelajaran,
mengerjakan PR, maka guru meminta siswa berdasarkan hasil rubrik wakil kepala sekolah,
untuk berlari keliling lapangan. Guru semua guru mempunyai kinerja baik.
menggunakan tutur kata yang sopan dalam

Tabel 3. Hasil Evaluasi Kinerja Guru pada Domain 3 Pembelajaran


KOMPONEN DOMAIN 3 ZM JH TA DW SM
Berkomunikasi dengan siswa 3 3 3 3 3
Menggunakan teknik tanya jawab dan diskusi 4 4 3 3 3
Melibatkan siswa dalam pembelajaran 4 4 3 3 3
Memberikan umpan balik bagi siswa (penilaian) 3 3 3 3 3
Menunjukkan sikap fleksibel dan responsif (cepat tanggap) 3 3 3 3 3
Sumber: Data penelitian

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa skor yang memberikan hukuman ketika siswa tidak
para Guru pada aspek pembelajaran berada mengerjakan PR atau ketika remidi. Kadang –
pada kategori baik dan beberapa sub-aspek ada kadang guru juga berbicara terlalu cepat dalam
yang sangat baik, menurut skala evaluasi menjelaskan materi pelajaran sehingga siswa
Charlotte Danielson. masih kurang memahami materi pelajaran
Namun pada kenyataannya, tersebut. Dalam pembelajaran, guru
berdasarkan pendapat beberapa siswa, masih menggunakan sistem berdiskusi baik dalam
ada guru yang selalu memerintahkan siswa nya kelompok kecil maupun kelompok besar.
untuk mengerjakan soal sedangkan hanya Dengan dibuat sistem berkelompok, siswa
sedikit memberikan penjelasan. Ada pula guru akan berinteraksi dengan temannya. Siswa
32
Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikasi Dengan Model Charlotte Danielson | Wara H. Oktriany, dkk.
berlatih untuk bekerja sama dengan temannya. jawab profesional, guru berkinerja cukup
Tanggung Jawab Profesional berdasarkan hasil rubrik.
(Domain 4). Pada domain 4 tentang tanggung

Tabel 4. Hasil Evaluasi Kinerja Guru pada Domain 4 Tanggungjawab Profesional


KOMPONEN DOMAIN 4 ZM JH TA DW SM
Merefleksikan pengajaran 3 3 3 3 3
Membuat catatan yang akurat (kehadiran siswa, jurnal
3 3 3 3 3
pembelajaran, dll)
Berkomunikasi dengan orang tua siswa 2 2 2 2 2
Memberi kontribusi pada sekolah dan dinas pendidikan 2 2 2 2 2
Mengembangkan keprofesian 2 2 2 2 2
Menunjukkan profesionalisme 3 3 3 3 3
Sumber: Data penelitian

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa (2015) dengan judul “Kinerja Guru


skor para Guru pada aspek tanggung jawab Bersertifikat Profesi dalam Pembelajaran di
professional berada pada kategori baik untuk 3 SMK Negeri se-Kota Magelang.” Hasilnya
sub-aspek dan berada pada kategori cukup menyimpulkan bahwa kinerja guru
untuk 3sub-aspek, menurut skala evaluasi bersertifikat profesi dalam perencanaan
Charlotte Danielson. pembelajaran dikategorikan baik; kinerja guru
Begitu juga berdasarkan hasil sertifikasi di Gugus Mangga pada komponen
observasi wakil kepala sekolah semua guru pengembangan diri berada pada kriteria
mempunyai kinerja yang baik. Adapun kinerja kurang baik (Kartomo & Slameto, 2016).
baik dari guru ini diperoleh dari kebiasaan Kinerja mengajar guru kelas V bersertifikasi di
guru yang selalu merefleksikan pengajaran Daerah Binaan 2 Kecamatan Parakan pada
mereka dan juga catatan yang dimiliki oleh bidang Perencanaan dan Pelaksanaan
guru seperti misalnya jurnal mengajar, absensi Pembelajaran masuk kategori baik dan sangat
siswa. baik (Setyowati & Sulasmono, 2015).
Namun, meskipun kinerja guru Temuan penelitian menunjukkan
dinyatakan baik, berdasarkan hasil wawancara sedikit perbedaan dengan penelitian yang
dengan guru dan kepala sekolah, masih ada dilakukan Tethys (2015), dimana penelitian
beberapa kekurangan. dimana kurangnya tersebut menyimpulkan bahwa kinerja guru
komunikasi guru dengan orang tua atau wali bersertifikat profesi dalam pelaksanaan
murid dalam hal proses pembelajaran, masih pembelajaran dengan sub komponen
ada guru yang belum memberikan kontribusi pengelolaan kelas hanya dikategorikan cukup
baik untuk nama sekolah sendiri ataupun untuk baik, sub komponen penggunaan metode
dinas pendidikan setempat seperti misalnya pembelajaran juga dikategorikan cukup baik,
guru berprestasi, dan juga guru masih belum dan begitu pula sub komponen penggunaan
menunjukkan perkembangan dalam media dan sumber belajar dikategorikan cukup
keprofesiannya seperti misalnya pembuatan baik.
PTK, menulis karya ilmiah, menghasilkan Temuan penelitian ini sama dengan
karya inovatif baik didalam ataupun diluar penelitian yang dilakukan oleh Tethys (2015)
pembelajaran. yang menyimpulkan bahwa kinerja guru
Pembahasan bersertifikat profesi dalam pelaksanaan
Temuan penelitian ini mendukung pembelajaran dikategorikan baik.
penelitian yang dilakukan oleh Tethys Arsynta

33
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2018
Hasil temuan penelitian ini sama Profesional” juga menunjukkan bahwa kinerja
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh guru yang telah disertifikasi (guru profesional)
Suyanti (2009) tentang evaluasi kinerja guru tidak menjadi lebih baik bila dibandingkan
pada sekolah menengah pertama sebagai dengan kinerja guru sebelum disertifikasi.
rintisan sekolah bertaraf internasional di kota Kinerja guru menurun karena merasa tidak lagi
Yogyakarta. Hasil penelitian Suyanti dinilai, dan tidak ada sanksi setelah
menyimpulkan bahwa kompetensi profesional mendapatkan sertifikasi. Oleh karena itulah
yang diperoleh guru hanya dikategorikan perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja guru
cukup. Sedangkan kompentensi kepribadian, yang telah disertifikasi tersebut secara
kompetensi pedagogik, dan kompetensi sosial berkelanjutan.
dikategorikan baik.
Khusus tentang kebijakan sertifikasi SIMPULAN DAN SARAN
Guru, penelitian Khodijah (2013) tentang Simpulan
Berdasarkan temuan dan pembahasan
kinerja Guru Madrasah dan Guru Pendidikan
hasil penelitian evaluasi seperti dipaparkan
Agama Islam pasca sertifikasi di Sumatera
sebelumnya, dapat disimpulkan empat hal
Selatan, menunjukkan bahwa tidak terdapat
sesuai dengan permasalahan penelitian yang
perbedaan dalam kinerja guru setelah
telah dirumuskan yaitu bahwa (1) kinerja
menerima tunjangan professional dalam aspek
guru bersertifikasi di SMP Negeri 3 Salatiga
(1) rencana pembelajaran, pelaksanaan, dan
dalam merencanakan dan mempersiapkan
asesmen; (2) antara mereka yang tinggal di
pembelajaran masuk dalam kategori baik, (2)
daerah pedesaan dan di daerah perkotaan; dan
kinerja guru bersertifikasi di SMP Negeri 3
(3) antara mereka yang lulus melalui portofolio
Salatiga dalam mengelola kelas termasuk
dan yang melalui PLPG. Dengan kata lain
kategori baik, (3) kinerja guru bersertifikasi
kinerja guru bersertifikasi masih di bawah
di SMP Negeri 3 Salatiga dalam berinteraksi
standar minimum kinerja. Selanjutnya
penelitian Kurniawan (2011) berjudul dengan siswa saat pembelajaran
berlangsung masuk dalam kategori baik, dan
“Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru
(4) kinerja guru bersertifikasi di SMP Negeri 3
dalam Rangka Meningkatkan Profesionalitas
Salatiga dalam menunjukkan tanggung
Guru di Kota Yogyakarta” menyimpulkan
jawab profesionalnya sebagai seorang guru
bahwa jika dilihat dari segi dampak kebijakan
dikategorikan cukup baik.
sertifikasi, belum ada peningkatan
Saran
profesionalitas guru secara signifikan. Sikap
Berdasarkan hasil penelitian evaluasi
para guru dalam menjalankan kebijakan
kinerja guru bersertifikasi dengan model
sertifikasi terlihat hanya mengejar
Charlotte Danielson seperti dikemukakan
kesejahteraan semata, sementara mutu
diatas, dapat disampaikan saran agar para guru,
pengajaran kurang mendapat perhatian.
lebih aktif mengikuti berbagai kegiatan yang
Sedang penelitian Yusrizal, dkk (2011) dengan
berhubungan dengan pengembangan profesi
judul “Evaluasi Kinerja Guru Fisika, Biologi,
mereka seperti seminar, workshop, pelatihan
dan Kimia SMA yang sudah lulus sertifikasi”
dan sejenisnya. Guru perlu mengikuti kegiatan
menunjukkan bahwa kinerja guru Fisika,
seperti ini agar dapat mengembangkan diri
Biologi, dan Kimia SMA yang sudah lulus
dalam meningkatkan keprofesian mereka di
sertifikasi dan sudah menerima tunjangan
dunia pendidikan. Kepala sekolah disarankan
belum seluruhnya berkinerja tinggi. Sementara
untuk mengadakan dan/atau mengikutsertakan
itu penelitian Amat Jaedun (2009) dengan
para guru agar mengikuti berbagai pelatihan,
judul “Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikat
seminar, workshop yang berhubungan dengan
34
Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikasi Dengan Model Charlotte Danielson | Wara H. Oktriany, dkk.
upaya peningkatan keprofesian mereka Faisa, Ulin. 2015. Evaluasi Implementasi
sehingga semua guru dapat memberikan Kebijakan Sertifikasi Guru di Sekolah
kontribusi prestasi pada sekolah. Sedangkan Dasar Negeri 13 Kota Pontianak.
bagi pengawas sekolah, disarankan untuk PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi
memberikan motivasi kepada kepala sekolah Negara, Volume 4 Nomor 1 Edisi
dan guru agar guru – guru tidak hanya aktif Maret, hal 66-75
dalam mengajar saja namun guru – guru perlu Jaedun, Amat. 2009. Evaluasi Kinerja Guru
mengembangkan diri dalam meningkatkan Bersertifikat Profesional.
keprofesionalan mereka di dunia pendidikan.
Kartomo, A. I., & Slameto, S. (2016). Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA Kinerja Guru Bersertifikasi. Kelola:
Agus, M.; Taha, Zainuddin; ide Said DM, H. Jurnal Manajemen Pendidikan, 3(2),
M.; Saleh Muhammad. 2016. Analysis 219-229.
of Professional Competence of Bahasa Khodijah, Nyayu. 2013. Kinerja guru
Teachers of Senior High School in madrasah dan guru pendidikan agama
Jeneponto Regency after Certification. islam pasca sertifikasi di Sumatera
Journal of Language Teaching & Selatan. Cakrawala Pendidikan,
Research . Jan2016, Vol. 7 Issue 1, Februari 2013, Th. XXXII, No. 1 (91-
p66-75 102)
Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Kunandar. 2007. Guru Profesional:
Validitas. Yogyakarta: Pustaka Implementasi Kurikulum Tingkat
Belajar. satuan Pendidikan (KTSP) dan
Danielson, Charlotte. 2007. Enhancing persiapan menghadapi sertifikasi guru.
professional practice: A framework for Jakarta: RajaGrafindo Persada.
teaching (2nd ed.). Alexandria, Va.: Kurniawan, Bachtiar Dwi. 2011. Implementasi
Association for Supervision and Kebijakan Sertifikasi Guru dalam
Curriculum Development. ISBN 978- Rangka Meningkatkan Profesionalitas
1416605171. Guru di Kota Yogyakarta. Jurnal Studi
Danielson, Charlotte. 2009. Implementing the Pemerintahan Vol.2 No.2 Agustus
Framework for teaching in Enhancing 2011 (278-299)
Professional Practice. Alexandria, Marwansyah. 2010. Manajemen Sumber Daya
Va.: Association for Supervision and Manusia. Bandung: Alfabeta
Curriculum Development. ISBN 978-1-
Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi guru
4166-0913-3.
menjadi profesionalisme pendidik.
Darmini. 2012. “Persepsi Guru Non Sertifikasi Jakarta : Bumi Aksara.
terhadap Etos Kerja dan Kinerja
Parkay, Forrest W. 2011. Menjadi Seorang
Mengajar Guru Sekolah Dasar
Guru. Jakarta: PT Indeks.
Bersertifikasi Kecamatan Kandangan”.
Tesis. Payong, Marselus. 2011. Sertifikasi Profesi
Guru : Konsep Dasar, Problematika,
Dharma, Surya. 2005. Manajemen Kinerja :
dan Implementasinya. Jakarta : PT
Falsafah, Teori dan Penerapannya.
Indeks
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

35
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2018
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Prosiding ICERI 2016UNY
Aparatur Negara dan Reformasi Yogyakarta
Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 Suyanti. 2009. Evaluasi Kinerja Guru pada
tentang jabatan Fungsional Guru dan Sekolah Menengah Pertama sebagai
Angka Kredit Rintisan Sekolah Bertaraf
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Internasional di Kota Yogyakarta;
Standar Proses untuk Satuan Suyatno. 2008. Panduan Sertifikasi Guru.
Pendidikan Menengah Jakarta: PT Indeks
Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Undang – Undang RI no 14 tahun 2005 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Guru dan Dosen
Kompetensi Guru.
Undang – Undang RI No 20 tahun 2003
Rivai, Veithzal. 2008. Perfomance Appraisal. tentang Sistem Pendidikan Nasional
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Uno, Hamzah B. & Nina Lamatenggo. 2012.
Sasadara,W.L.; Sulasmono, B.S.; & Ade Teori kinerja dan pengukurannya.
Iriani. 2017 Evaluasi Implementasi Jakarta: Bumi Aksara
Kebijakan Pendidikan Inklusi. Kelola:
Jurnal Manajemen Pendidikan Vol 4 Viani, Farida. 2015. A Performance
No 2 hal 1-… Evaluation Model for School Teachers:
An Indian Perspective
Setiawan Ngadirin.; Dhyah Setyorini; Amanita
Novi Yushita. 2009. Audit Kinerja Wibowo. 2013. Manajemen Kinerja. PT: Raja
Guru Akuntansi Bersertifikat Di SMK Grafindo Persada: Jakarta
Negeri 2 Kutoarjo Purworejo. Jurnal Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen
Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol. Pengembangan Sumber Daya
VII. No. 2 – Tahun 2009 Manusia. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Setyowati, T., & Sulasmono, B. S. 2015. Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber
Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Kelas Daya Manusia: Teori Aplikasi dan
V Bersertifikasi di Daerah Binaan 2 Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.
Kecamatan Parakan. Kelola: Jurnal
Yusrizal, Soewarno, S dan Zarlaida Fitri. 2011.
Manajemen Pendidikan, 2(1), 86-98.
Evaluasi Kinerja Guru Fisika, Biologi,
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian dan Kimia SMA yang Sudah Lulus
Manajemen. Bandung: Alfabeta Sertifikasi. Jurnal Penelitian dan
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Evaluasi Pendidikan; Vol 15, No 2 hal
Pengembangan Research and 269-286
Development. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sulasmono, B.S. & Tri Sulistyowati. 2016.
Context, Input, Process and Product
Evaluation of the Inclusive Education
Program in Public Elementary School.

36

Вам также может понравиться