Вы находитесь на странице: 1из 11

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.

,
No.

Analisa Kestabilan Lereng Studi Kasus Kelongsoran Ruas


Jalan Mandeh-Sungai Nyalo Kecamatan Koto Xi Tarusan,
Kabupaten Pesisir Selatan
Sahmijar1,*, and Bambang Heriyadi2
1
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

*sahmijar@gmail.com
**bambang_heriyadi@yahoo.co.id

Abstract. The aim of this research was to design safe slope, using Bishop Method and it helped Geostudio
application. physical properties parameter (weight of content, specific gravity, the water level) and
mechanics (cohesion and shear angle), it compiledi in this slope design. the analysis of safe slope was based
on the value of safety factor, based on Bowles the value of safety factor >1,25. Research method did with
Laboratory analysis. Based on the result of sample testing in the laboratory showed that there were 2 layers
in the slope, in the first layer the value of shear angle 21,8 showed clay soil and in the second layer the
value of shear angle 31,66 showed sandy clay soil. The result of safety factor using Geostudio application
in the condition of natural soil was gotten the value of safety factor 1,388 showed that safe slope and in the
saturated condition was gotten safety factor 1,046 it meaned the slope was in critical
condition.Recommendation of safe slope design used decreasing declivity slope method, it consist of 4
step. In the top step the height was 5m and the declivity 45°, in the second step the height was 4m and the
declivity 45°, in the third step the height was 5m and the declivity 45°, in the last step the height was 5m
and the declivity 45°, the result of overall was gotten safety factor = 1,288, based on Bowles (2000) the
safety factor was safe

Keywords: Landslide, water level, safety factor, cohesion, shear angle

1
1 Pendahuluan Lereng di sepanjang ruas Lokasi penelitian c. Kemiringan 15 – 25 ,
jalan Mandeh-Sungai dilakukan di Kecamatan
Ditinjau dari letak Nyalo merupakan lereng Koto XI Tarusan yang merupakan
geografisnya, Kabupaten buatan. Kabupaten Pesisir kemiringan landai,
Pesisir Selatan memiliki Berdasarkan Peta Selatan, Propinsi terdapat di seluruh
banyak destinasi wisata Prakiraan Potensi Terjadi Sumatera Barat yang kecamatan yang ada
yang sudah menjadi Gerakan Tanah pada terletak antara di Kabupaten Pesisir
tujuan wisata di Provinsi Bulan Januari 2017 di 01012'33,7”S – Selatan, dengan luas
Sumatera Barat, salah Sumatera Barat (Badan 0 24.562 Ha (4,27%).
100 25’38,6”E. Luas
satunya adalah Kawasan Geologi), daerah bencana d. Kemiringan 25 – 40 ,
Wiayah Kabupaten
Mandeh yang terletak di terletak pada zona
Pesisir Selatan adalah yang merupakan
Kecamatan Koto XI potensi terjadi gerakan
2 kemiringan agak
Tarusan merupakan salah tanah menengah, artinya ±5.794,45 m atau hanya
sekitar 13,70% dari luas curam terdapat di
satu Destinasi Utama daerah ini dapat terjadi
wilayah Propinsi seluruh kecamatan
Pariwisata Kabupaten gerakan tanah jika curah
Sumatera Barat yang ada di
(DUPK). hujan di atas normal,
2 Kabupaten Pesisir
Saat ini pemerintah terutama pada daerah (42.229,04 m ) dengan Selatan, dengan luas
sedang membangun jalan yang berbatasan dengan Ketinggian 0 – 1000 59. 436 Ha (10,34%).
dan masih dalam tahap lembah sungai, gawir, Mdpl. Untuk mencapai
pengerjaan dengan rute tebing jalan. lokasi tersebut dapat
e. Kemiringan > 40 ,
Teluk Kabung - Sungai Untuk mencegah ditempuh dengan Jalur yang merupakan
Pisang - Sungai Nyalo – terjadinya longsor darat, melalui rute kemiringan curam
Mandeh. Hingga saat tersebut perlu dilakukan Padang – Tarusan – terdapat di seluruh
penulis melakukan analisis kestabilan lereng kecamatan yang ada
Mandeh  78 km.
observasi, pemerintah yaitu dengan menentukan di kabupaten Pesisir
baru menyelesaikan 15 faktor keamanan dari Selatan, dengan luas
KM dari 43 KM total lereng tersebut. Faktor 2.1.1 Keadaan 304,235 Ha (52,91%).
yang di targetkan selesai keamanan lereng perlu topografi
pada 2019. Namun, dari diketahui untuk 2.1.2 Luas dan
hasil observasi penulis memastikan apakah Secara fisiografi, persebaran kelas
mendapatkan beberapa lereng tersebut aman bagi kemiringan wilayah lereng
titik lereng jalan yang aktivitas masyarakat di kabupaten Pesisir
rawan longsor yang sekitar lereng tersebut. Selatan dibagi menjadi 5 Tabel 1. Luas dan 
dikhawatirkan Jika lereng diketahui (lima) jenis kemiringan pesebaran kelas lereng
mengakibatkan dalam keadaan kurang sebagai berikut:
penutupan ruas jalan aman maka perlu
Sungai Nyalo-Mandeh dilakukan analisa
a. Kemiringan 0 – 2 ,
dan menyebabkan kembali tentang yang merupakan
kerugian akibat rusaknya bagaimana menentukan kemiringan datar,
jalan karena tertimbun perkuatan terhadap terdapat di seluruh
material longsor lereng ataupun geometri kecamatan yang ada
nantinya, didaerah yang sesuai dengan di Kabupaten Pesisir
tersebut belakangan lereng tersebut. Selain Selatan, dengan luas
cukup sering terjadi itu, analisa terhadap jenis 181.654 Ha (31,59%).
bencana longsor yang potensi longsor yang b. Kemiringan 2 – 15 ,
disebabkan pembuatan terjadi juga perlu
lereng jalan tanpa dilakukan untuk yang merupakan
analisis serta menentukan rencana kemiringan agak
perencanaan yang pengendalian sebelum landai, terdapat
dikecamatan Lunang 2.1.3 Topologi
matang. longsor tersebut terjadi. kabupaten pesisir
Pemerintah Silaut, Kecamatan
Basa IV Balai Tapan, selatan
Kabupaten Pesisir
Selatan khususnya Kecamatan Pacung
Kecamatan Koto XI Soal, Kecamatan
Tarusan belum memilki Linggo Sari Baganti,
data kondisi untuk lereng 2 Tinjauan Kecamatan Sutera,
di ruas jalan Mandeh- pustaka Kecamatan Batang
Sungai Nyalo, sehingga Kapas, dan Kecamatan
kondisi kestabilan lereng Koto XI Tarusan
2.1 Lokasi penelitian dengan luas 5.102 Ha
dan potensi longsor
belum dapat diketahui. (0,9%).

2
data kualitatif dan didapatkan dengan
analisis data kuantitatif dengan tracking
mengurangi koordinat
3.2 Teknik elevasi pada dari kaki
pengumpulan data puncak lereng lereng
dengan dasar hingga ke
Adapun urutan pekerjaan lereng. Sudut puncak
penelitian yaitu: kemiringan lereng. Data
lereng diukur pada GPS,
3.2.1 Pengamatan dengan bantuan kemudian di
lapangan alat kompas plot pada
geologi dan software
Kegiatan pengamatan marking GPS Geostudio.
lapangan dilakukan untuk dan di bantu
mengetahui kondisi dengan aplikasi 3.2.3.2 Pengambilan
aktual dari daerah GeoStudio 2012. sampel tanah
penelitian. Dari tahap ini a) Alat dan dengan
dapat melakukan bahan handbore;
persiapan sebelum (1) GPS ; adapun
mengambil data di (2) Kompas peralatan dan
lapangan seperti Geologi. prosedur
menandai titik untuk pengambilan
b) Prosedur sample adalah
pengambilan sampel.
(1) Untuk sebagai berikut:
3.2.2 Pengambilan
pengambilan
data primer
geometri a) Alat
lereng
Untuk mendapatkan data
umum, yaitu
(1)Hand auger
primer terdiri dari set, terdiri dari :
ketinggian
pengambilan data T-stick dan stang
Gambar 1. Peta topografi lereng
dilapangan dan bor, kepala
kabupaten pesisir selatan dengan
pengambilan data di tumbuk, auger,
ploting
laboratorium. tabung contoh,
3 Metode koordinat
palu, cashing
penelitian puncak dan
3.2.3 Pengambilan shce, kunci
bawah.
data di lapangan tabung, dan
Penelitian ini dilakukan Sehingga
pahat.; (2) GPS;
pada bulan Agustus 2018 Ketinggian
Adapun data yang (3) Kantong
di Kecamatan Koto XI lereng adalah
didapatkan langsung dari plastik (4) Alat
Tarusan Kabupaten hasil
lapangan yaitu sebagai tulis (5) Kompas
Pesisir Selatan, Propinsi pengurangan
berikut: geologi
Sumatera Barat yang koordinat
3.2.3.1 Geometri dan
terletak antara puncak
penampang b) Prose
01012'33,7”S – dengan
lereng, data dur
0 koordinat
100 25’38,6”E. yang diambil Sampel yang
bawah.
pada saat diambil
Sedangkan
3.1 Jenis penelitian pengamatan merupakan
kemiringan
geometri lereng sampel yang
lereng
Berdasarkan jenis data yaitu: tinggi dan tidak terganggu
diambil
dan analisisnya jenis sudut (undisturbed
dengan
penelitian ini termasuk kemiringan sample). Tabung
menggunaka
penelitian gabungan lereng. Tinggi yang dipakai
n kompas,
kualitatif dan kuantitatif. lereng untuk
yaitu
Penelitian gabungan didapatkan mengambil
menempelka
kualitatif dan kuantitatif dengan cara sampel tanah
n sisi west
adalah penelitian yang memarking harus memenuhi
pada
datanya terdiri dari data dengan GPS ketentuan :
kompas. (2)
kualitatif dan data titik di dasar
Pengambilan
kuantitatif sehingga lereng dan juga
Penampang
analisis datanya pun di puncak lereng
Lereng
menggunakan analisis kemudian nilai
dilakukan
tinggi lereng keterangan :
3
D1 = yang dilakukan n tanpa g
diame adalah sebagai tutup. (d) (g
ter berikut: Setelah ra
tabun a) Berat Jenis mendidih m)
g (Spesi , angkat W3 =
bagia fic piknomet be
n Gravi er, rat
dalam ty) dinginka pi
D2 = (1) Alat dan n.(e) kn
diame Bahan Tambahk o
ter (a) an air m
tabun Piknomet sampai et
g er dengan ke leher er
bagia kapasitas piknomet +
n luar minimum er ta
100 atau kemudian na
3.2.3.3 Pengujian 50 ml.; ditimban h
laboratorium, (b) g (W3). ke
pengujian yang Neraca (f) rin
dilakukan di digital Timbang g,
laboratorium dengan piknomet ke
meliputi sifat ketelitian er berisi m
fisik, dan sifat 0,01 air ud
mekanik tanah. gram. (c) hingga ke ia
Prosedur Oven leher n
pengujian di dilengkap labu di
laboratorium i dengan (W4). m
akan dijelaskan alat (3) Analisis as
sebagai berikut: pengukur Berat uk
a) Pengeluaran suhu. Jenis ka
sampel (2) Prosedur n
dengan (a) air
extruder Timbang hi
b) Alat dan piknomet ng
bahan er; (b) Keterang ga
; Siapkan an : set
(1)Extruder; sampel Gs en
(2) Cincin tanah ga
dan ring kering ± =specif h
sampel 25 gram ic pi
c) Prosedur kemudian gravity kn
(1) Pasang masukka W1 = o
tabung n ke berat m
sampel pada dalam piknom et
alat extruder; piknomet eter er,
(2) Putar alat er dan (gram) di
extruder dan timbang W2 = di
letakkan (W2).; (c) be hk
cincin rin Masukka rat an
sampel pada n air pi ,
ujung tabung sampai kn ke
sampel; (3) 2/3 o m
Keluarkan bagian m ud
sampel dari piknomet et ia
cincin ring er yang er n
telah + dit
3.2.3.4 Uji sifat fisik berisi ta a
dalam penelitian tanah na m
ini pengujian kering h ba
sifat fisik tanah dan ke h
dididihka rin la
4
gi digital (c) diambil ) dari tabung
air Sampel dari sampel dan
sa tanah oven, dipotong
m didingink menggunaka
pa c) Kadar air an dan n kawat
i (1) Alat dan setelah pemotong
le Bah dingin (trimmer),
he an ditimban agar
r (a) g (W3). ketebalan
pi Neraca (3) Ana contoh tanah
kn dengan lisis sama dengan
o ketelitian kad ketebalan
m 0.01 ar ring
et gram.; air pemotong.
er (b) Oven (2) Pasang
(g yang batu porous
ra dilengkap pada bagian
m) i dengan bawah
W4 = pengatur 3.2.3.5 Uji Sifat tabung
be suhu. (c) Mekanik; percobaan,
rat Cawan Adapun uji sifat kemudian
pi sampel mekanik yang pasang plat
kn (2) Prosedur dilakukan bergerigi di
o (a) adalah uji kuat atas batu
m Bersihka geser langsung porous. (3)
et n dan (shear direct Keluarkan
er keringka test). contoh tanah
+ n cawan a) Alat dan dari ring
air sampel Baha pemotong,
hi kemudian n dan
ng timbang Adapun masukkan ke
ga berat bahan dan dalam
le cawanny peralatan tabung
he a (W1). yang percobaan
r (b) diperlukan (di atas plat
pi Masukka untuk uji bergerigi).
kn n sampel sifat (4) Letakkan
o tanah ke mekanik batu
m dalam sebagai bergerigi di
et cawan berikut: atas contoh
er dan (1) Alat uji tanah,
(g timbang kuat geser kemudian
ra (W2). (c) langsung (2) pasang batu
m) Dalam Sampel porous di
. keadaan tanah yang atas batu
terbuka dikeluarkan bergerigi. (5)
b) Bobot isi, cawan dari ring Atur
adapun alat bersama sampel dialgauge
dan prosedur tanah b) Prosedur Uji penurunan
pengujian dimasukk Kuat agar jarum
sampel an dalam Geser menunjukka
sampai oven Prosedur uji n angka nol.
berikut: (105˚- kuat geser (6) Atur
(1) Alat 110˚C) tanah adalah torak beban
dan selama sebagai dan pencatan
bah 16-24 berikut : (1) gaya geser
an jam. (d) Keluarkan (proving
(a) Ring Cawan contoh tanah ring) agar
sampel; dengan yang tidak tepat
(b) tanah terganggu menempel
Neraca kering (undisturbed pada tabung
5
percobaan. kohesi tanah 3.4 Teknik Analisa 4 Hasil dan
(7) Pasang ditentukan Data pembahasan
beban. dari
Beban yang perpotongan Teknik analisis data
diberikan antara garis 4.1 Uji sifat fisik
adalah teknik yang
pada linear dan dibutuhkan untuk
percobaan ordinat pada 4.1.1 Pengujian kadar
mengolah data yang telah
yaitu beban tekanan air
dikumpulkan untuk
3 kg, beban normal kebutuhan penelitian agar
6 kg dan sebesar nol, Kadar air tanah adalah
mendapatkan suatu
beban 9 kg. sedangkan perbandingan antara
kesimpulan. Adapun
(8) Putar alat besar sudut berat air yang terkandung
tahapan untuk analisis
kuat geser geser dalam dalam tanah dan berat
dan pengolahan data
dan catat ditentukan kering tanah, dinyatakan
yang penulis lakukan
besarnya dari sudut dalam persen
yaitu:
gaya yang kemiringan
terjadi pada antara garis 3.4.1 Analisis Data Tabel   2.   Data   dan   hasil
proving ring. regresi Hasil pengujian kadar air
(9) (linear) yang Pengujian
Percobaan menghubung Laboratorium
dilanjutkan kan titik-titik
sampai hasil Pengujian laboratorium
contoh tanah pengujian yang dilakukan dalam
hancur, yang dan garis penelitian ini adalah uji
ditunjukkan (sumbu) sifat fisik dan uji sifat
dari gaya horizontal. mekanik berupa uji kuat
pada proving S=C+(  geser. Uji sifat fisik
ring yang dilakukan untuk
- U ) tg ¢ mendapatkan nilai kadar
konstan. (10)
Ulangi air, bobot isi dan berat
Dimana : jenis tanah. Sedangkan
percobaaan S = kekuatan
dari uji sifat mekanik untuk 4.1.2 Pengujian berat
geser ( hg / mendapatkan nilai kohesi
alangkah 1- cm² ) jenis tanah
10 pada dan sudut geser dalam
c = kohesi material penyusun lereng
contoh tanah ( kg / cm² ) Tabel   3.   Data   dan   hasil
baru dan penelitian.
¢ = sudut analisis berat jenis tanah
beban geser ( º )
normal yang 3.4.2 Analisis
σ = tegangan Kestabilan Lereng
lebih besar. total pada
(11) Hitung dengan Simplied
bidang Bishop Methode
tekanan geser ( kg
normal dan / cm² )
tegangan Analisis kestabilan lereng
U= bertujuan untuk
gesermaksim tegangan air
um yang mengetahui nilai faktor
pori ( kg/cm² keamanan (FK) lereng
terjadi (12) ).
Gambar tersebut dimana lereng
grafik dikatakan aman jika nilai
3.3 Teknik FK>1,25. Analisis
hubungan pengambilan
antara kestabilan lereng dalam
data sekunder penelitian ini dilakukan
tekanan
dengan simplied bishop 4.1.3 Pengujian bobot
normal dan Data sekunder yang methode yang dibantu isi tanah
tegangan meliputi peta topografi,
geser. oleh software Geostudio
peta hidrogeologi dan untuk memudahkan Tabel   4.   Data   dan   hasil
Kemudian data curah hujan
tentukan dalam menganalisa analisis bobot isi tanah
didapatkan di Badan kestabilan lereng tersebut
besarnya Penanggulangan Bencana
kohesi dan Daerah Pesisir Selatan
sudut geser melalui Kesbangpol
dalam. (13) Kabupaten Pesisir
Besarnya Selatan.
6
Sedangkan lapisan II
berupa lempung pasiran.
Gambar 4. Grafik Menurut Mayerhof
Tegangan (1965) material lepas
Gambar 2. Grafik Geser – (loose) seperti lempung
Tegangan Tegangan berpasir memiliki nilai
Geser – Normal sudut geser dalam (φ)
Tegangan Lapisan II sebesar 30o-35o. Pada
Normal penelitian, material
Lapisan Ia Berdasarkan gambar 4 menunjukkan nilai sudut
Berdasarkan gambar 2 pada lapisan II geser dalam (φ) lapisan
pada lapisan Ia didapatkan nilai c tanah II sebesar 31.66o
didapatkan nilai c tanah sebesar 0.211 kg/cm2 = sehingga sesuai dengan
4.2 Ujia Sifat Mekanik pendapat Maryehof
sebesar 0.3385 kg/cm2 = 20.70257KN/m2, dan
33.196695 KN/m2, dan (1965).
nilai sebesar 31.66˚.
nilai sebesar 21.80˚ Nilai kohesi dan
sudut geser dalam tiap
lapisan tanah rata-rata
dapat dilihat di Tabel 7

Gambar 3. Grafik
Tegangan 4.3 Nilai Faktor
Geser – Keamanan (FK)
Tegangan Lereng Aktual
Setelah Normal Pada Lokasi
mendapatkan nilai Lapisan Ib Lapisan I berupa Penelitian
lempung,yang mana Kondisi kestabilan lereng
tegangan geser ( ) dan
Berdasarkan gambar 3 menurut Buku Mekanika didapatkan dari nilai
tegangan normal ( ), pada lapisan Ib Tanah, Braja M Das jilid faktor keamanan hasil
didapatkan nilai c tanah 1 nilai sudut geser dalam analisis software
maka dihubungkan
sebesar 0.3314 kg/cm2 = (φ) material lempung geostudio tambang dan
dengan grafik dimana
32.500398 KN/m2, dan yaitu 200-250. Pada analisis manual
pada sumbu vertikal
penelitian material menggunakan simplied
adalah tegangan geser ( nilai sebesar 20.97˚ menunjukkan nilai sudut bishop methode. Analisis
), dan tegangan normal geser dalam (φ) lapisan kestabilan lereng ini
Ia sebesar 21.80 dan Ib mendapatkan nilai
pada sumbu horizontal.
sebesar 20.97 sehingga kestabilan lereng saat
sesuai dengan pendapat kondisi kering, asli dan
Buku Mekanika Tanah, jenuh,
Braja M Das jilid 1 4.3.1 Parameter
Analisis

7
Kesetabilan Pada Berdasarkan hasil Dari grafik di atas,
Lereng analisis faktor keamanan didapatlah cara
Penelitian (FK) lereng kondisi perhitungan faktor
Analisa lereng untuk kering, jenuh dan asli keamanan sebagai
mendapatkan berapa nilai maka dapat disimpulkan berikut:
faktor keamanan optimal kondisi FK pada lereng Rumus
dengan parameter kohesi, penelitian sebagai
sudut geser dalam, dan berikut:
bobot isi material serta = 0,064,
kondisi air tanah yang
nantinya akan dapat
dipertimbangkan untuk maka F =
evaluasi kemantapan
lereng pada lokasi
penelitian. Berikut
parameter sifat fisik dan
mekanik material yang Gambar 9. Lereng
4.4 Analisis Longsoran
menjadi data input pada Penelitian
Menggunakan
analisis fakor keamanan dalam
Diagram Hoek dan
Kondisi Asli =
(FK) lereng Bray
(Natural)
Hoek dan Bray
4.3.3 Faktor Keamanan
merupakan analisis
(FK) Lereng Kondisi
longsoran busur
Jenuh
dengan
Berdasarkan hasil
menggunakan = 1,27
analisis, didapatkan
metode grafik
bahwa nilai faktor
Berdasarkan analisis
keamanan (FK) lereng
4.4.1 Kondisi Natural menggunakan metode
penelitian pada kondisi
grafis Hoek dan Bray
jenuh adalah 1,046.
diperoleh nilai faktor
Berdasarkan nilai FK
keamanan lereng dengan
4.3.2 Faktor Keamanan
pada kondisi jenuh
kondisi lereng natural,
(FK) Lereng Kondisi Asli disimpulkan bahwa
dengan FK sebesar 1,27
(Natural) lereng berada dalam
≥ 1,25 artinya lereng
Berdasarkan hasil kondisi kritis. Berikut
berada dalam kondisi
analisis, didapatkan hasil analisis FK lereng
aman.
bahwa nilai faktor pada software GeoStudio
keamanan (FK) lereng 2012
4.4.2 Kondisi Jenuh
penelitian pada kondisi
asli adalah 1,388.
Berdasarkan nilai FK
pada kondisi asli
disimpulkan bahwa
lereng berada dalam
kondisi aman. Berikut
hasil analisis FK lereng
pada software GeoStudio
2012.

Gambar 11. Analisis FK


Menggunaka
n Metode
Hoek dan
Bray Lereng
Kondisi
Gambar 10. Lereng Natural
Penelitian dalam
Kondisi Jenuh)
Gambar 12. Analisis FK
Mengguna
8
kan Keputusan angan
Metode pengambilan nilai Kemiri
Hoek dan FK untuk desain ngan
Bray lereng yang aman Lereng
Lereng adalah > 1,25. dengan
Kondisi Sehingga dari Jenjan
Jenuh simulasi pasangan g
data tersebut
Dari grafik di atas, didapatkan
didapatlah cara rekomendasi untuk
perhitungan faktor desain lereng
keamanan sebagai optimum yang
berikut: aman.
Rumus Pada
penelitian ini, untuk
= 0,05, pembuatan sistem
jenjang yang tepat
maka F = dilakukan dengan
metode coba-coba.
Artinya akan Gambar 17. Analisis
dilakukan FK
pembuatan beberapa (Overall
jenjang dan Gambar 14. Slope)
pengecekan nilai Analisis FK Berdasar
Faktor Keamanan. Jenjang Pertama kan
=
Kondisi jenjang Rekome
yang dipakai untuk ndasi
rekomendasi desain pada
lereng aman adalah Kadar
dengan Faktor Air
= 0,61 Keamanan Jenuh
Berdasarkan analisis mendekati 1.25.
menggunakan metode Berikut hasil Berdasarkan
grafis Hoek dan Bray gambaran hasil hasil analisis
diperoleh nilai faktor analisis rekomendasi dengan menerapkan
keamanan lereng dengan desain lereng aman pembuatan sistem
kondisi lereng jenuh, dengan pembuatan jenjang yang terdiri
dengan FK sebesar 0,61 jenjang dari empat jenjang,
≤ 1,25 artinya lereng yaitu pada jenjang
berada dalam kondisi bagian atas pada
tidak aman. Gambar 15. gambar 57 dengan
Hasil analisis FK Analisis FK ketinggian 5 m dan
dengan menggunakan Jenjang Kedua kemiringan 450
metode diagram Hoek didapatkan FK =
dan Bray dan analisis FK 1,692, pada jenjang
menggunakan kedua pada gambar
GeoStudio, dapat dilihat 58 dengan
pada tabel 20 berikut: ketinggian 4 m dan
kemiringan 450
didapatkan FK =
1,333, pada jenjang
Gambar 13. ketiga pada gambar
Rekom 59 dengan
endasi ketinggian 5 m dan
Desain kemiringan 450
4.5 Rekomendasi Lereng didapatkan FK =
Desain Lereng Aman 1,294, dan pada
Aman dengan Mengg jenjang terakhir
Jenjang unakan (Overall Slope)
Metode Gambar 16. Analisis pada gambar 60
Pengur FK Jenjang Ketiga dengan ketinggian 5
9
m dan kemiringan Berdasarkan hasil raya, supaya Anonim. 2010. Buku
450 didapatkan FK analisis Bishop dan berhati-hati di Panduan Penulisan
= 1,288, dibantu software area sekitar Tugas Akhir/Skripsi
berdasarkan Bowles GeoStudio 2012, lereng terutama
Universitas
(2000) FK didapatkan nilai FK pada saat hujan.
NegeriPadang.
tergolong aman. lereng kondisi 2. Kepada
natural adalah 1,388, Padang:
pemerintah
5 KESIMPULAN dan nilai FK lereng daerah Pesisir Universitas Negeri
DAN SARAN kondisi jenuh adalah Selatan dan Padang.
1,046. Berdasarkan dinas terkait, Anonim. 2008. SNI
hasil analisis hoek supaya 2437:1991 Cara
5.1 Kesimpulan
and bray, didapatkan melakukan Uji Sifat Fisik Batu.
1 Geometri lereng
nilai FK lereng upaya
penelitian Badan
kondisi natural peningkatan
berdasarkan hasil Standardisasi
adalah 1,27, dan kesetabilan
survey dan Nasional.
nilai FK lereng lereng di area
pengambilan data, Arif, Irwandi.2016. Buku
kondisi jenuh adalah lokasi
secara umum
0,61. penelitian, Geoteknik
ketinggian lereng
dan kemiringan upaya yang Tambang.
lereng sebesar 19 4 Rekomendasi untuk dapat dilakukan Bandung.
meter dengan sudut desain lereng aman adalah dengan Gramedia Pustaka
kemiringan lereng menggunakan melakukan Utama
rata-rata 40˚ dan metode pengurangan upaya Hardiyatmo, Hary
material penyusun kemiringan lereng pengurangan Christady. 2012.
terdiri dari dua dengan jenjang yang kemiringan
lereng dengan Mekanika Tanah 1.
lapisan yaitu lapisan terdiri dari empat
jenjang, yaitu pada jenjang. Yogyakarta: Gadjah
pertama berupa
lempung dengan jenjang bagian atas 3. Perlu adanya Mada University
ketebalan 3 m dan dengan ketinggian 5 rambu-rambu Press
lapisan kedua berupa m dan kemiringan bahaya longsor Hardiyatmo, Hary
lempung berpasir 450 didapatkan FK = sebagai Christady. 2010.
dengan ketebalan 16 1,692, pada jenjang pengetahuan Mekanika Tanah 2.
m. Jenis longsoran kedua dengan bagi masyarakat Yogyakarta: Gadjah
yang berpotensi pada ketinggian 4 m dan tentang keadaan
kemiringan 450 Mada University
lereng penelitian lereng.
didapatkan FK = Press
adalah longsoran
1,333, pada jenjang Hardiyatmo, H. C, 2010,
busur, dimana
longsoran busur ketiga dengan Teknik Pondasi 2,
hanya terjadi pada ketinggian 5 m dan DAFTAR Gadjah Mada
lereng dengan kemiringan 450 PUSTAKA University Press,
material batuan didapatkan FK = Yogyakarta.
1,294, dan pada Agung, Kurniawan.
lemah atau tanah. Hoek, Evert & John
jenjang terakhir 2011. Analisis
Bray. 1981. Rock
2 Berdasarkan hasil (Overall Slope) Kestabilan Lereng
dengan ketinggian 5 Slope Engineering.
uji laboratorium, Jalan Di Jalan
m dan kemiringan rd
didapatkan nilai Dlingo – Pleret, 3 . (ed). London:
parameter sifat fisik 450. Hasil analisis Taylor &
Desa Terong
dan mekanik sebagai didapatkan FK =
Kecamatan Dlingo, FrancisRoutledge.
berikut. 1,288, berdasarkan
Kabupaten Bantul. Karnawati, D., 2005.
Bowles (2000) FK
tergolong aman. Skripsi. UPN Bencana Alam
Veteran. Gerakan Massa
Anderson, M.G., Richard Tanah di Indonesia
K.S., 1987. Slope dan Upaya
5.2 Saran Stability, Penanggulanganny
1. Kepada
Geotechnical a. Yogyakarta:
masyarakat area
sekitar lerenng Engineering and Jurusan Teknik
penelitian baik Geomorphology, Geologi
3 Kondisi Kestabilan masyarakat dan John Wiley and Universitas Gadjah
Lereng Penelitian pengguna jalan Sons. Mada.
10
Rahim, Azhary. 2015.
Analisis Kestabilan
Lereng Untuk
Menentukan
Geometri Lereng
Pada Area
Penambangan
Muara Tiga Besar
Selatan PT Bukit
Asam (Persero),
Tbk. Padang:
Universitas Negeri
Padang.
Saptono, Singgih. 2012.
“Pengembangan
Metode Analisis
Stabilitas Lereng
Berdasarkan
Karakterisasi
Batuan di Tambang
Terbuka Batubara”.
Disertasi tidak
diterbitkan.
Bandung: ITB.
Wyllie, Duncan C., &
Christopher W.
Mah. 2004. Rock
Slope Engineering:
Civil and Mining.
4rd. (ed). New
York: Spoon Press.
London.
Zakaria, Zulfiadi. 2009.
Analisis Kestabilan
Lereng. Bandung:
Universitas
Padjadjaran.

11

Вам также может понравиться