Вы находитесь на странице: 1из 7

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X

Hubungan Trombositopenia dengan Manifestasi Klinis Perdarahan Pada Pasien


Demam Berdarah Dengue Anak

Nifa H. Fitriastri,RikaNilapsari, Mia Kusmiati3


1
Fakultas Kedokteran Unisba, 2Bagian Ilmu Patologi Klinik Fakultas Kedokteran
Unisba, 3Bagian Ilmu Biokimia Fakultas Kedokteran Unisba
Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116
1
nifafitriastri@gmail.com, 2rika.nilapsari@yahoo.com, 3emkahf@yahoo.co.id

Abstract: Denguehemorrhagic fever disease is the dangerous contagious disease and become theen
demicproblemin more than110countries.According to the WHO’s criteria, Denguehemorrhagic fever have
4 criterias, there are fever or recent history off everlasting 2-7days, anyhemorrhagic manifestatios,
thrombocytopenia(platelet count of <100,000/mm3), and evidenced of increased vascular
permeability.This study has a purpose to know association between declining platelet count with
clinical manifestation of bleeding of DHF’s patients. This study was descriptive analitical study with
cross sectional approachedand assessedby chi square test. This study populationswere DHF’s
hospitalizedpatientsin pediatricward Al-Islam hospital total of 80 samples,the datahad been takenon
March to June 2015 in medicalrecords division of Al-Islam hospital. This study used the data from
medical records. Results of this study,themostplateletcountinrange50,000-99,999/µLwas40(50%) of
samples and the most clinical manifestationof bleedingwas epistaxis total 40 (50%) of samples. The
results of chi square test were p value for platelet count in range 100,000-150,000/µLwas p=0.136,platelet
count inrange50,000-99,999/µLwasp=0,116,plateletcountinrange20,000-49,999/µLwas p=0.359, and
platelet count was p=0.367. The conclusion of this study is no associationbetweenplatelet count with
clinical manifestationof bleedingsof DHF’shospitalizedpatientsin pediatric ward.

Keywords :denguehemorrhagicfever, clinical manifestation of bleeding, platelet

Abstrak. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang berbahaya dan
telah menjadi masalah endemikdi lebih dari 110 negara. Demam berdarah dengue ditandai dengan empat
kriteria WHO yaitu demam tinggi atau baru saja mengalami demam tinggi selama 2-7 hari, terdapat
manifestasi perdarahan, trombosit openia (jumlah trombosit <100.000/mm3), dan terdapat tanda
peningkatan permeabilitas vaskular. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara penurunan kadar trombosit dengan manifestasi klinis perdarahan pada pasien DBD. Desain
penelitian adalah deskripsi analitik dengan pendekatan cross sectional dan dan dianalisis dengan uji
hipotesis chi square. Populasi penelitian ini adalah pasien demam berdarah dengue anak yang dirawat
inap di RS Al-Islam Bandung sebanyak 80 sampel, data diambil dari bulan Maret sampai dengan Juni
2015 di bagian rekam medis RS Al-Islam. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang tertulis pada
data rekam medis pasien. Hasil penelitian ini didapatkan kadar trombosit terbanyak pada rentang 50.000-
99.999/µL sebanyak 40 (50%) sampel dan manifestasi klinis perdarahan terbanyak adalah epistaxis
sebanyak 40 (50%) sampel. Dari hasil uji hipotesis didapatkan nilai p untuk kadar trombosit pada
rentang 100.000-150.000 adalah p=0,136, kadar trombosit pada rentang 50.000-99.999 adalah
p = 0,116, kadar trombosit pada rentang 20.000-49.999adalah p=0,359, dan kadar trombosit pada rentang
<20.000 adalah p=0,367. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara kadar
trombosit dengan manifestasi klinis perdarahan pada pasien DBD anak.

Kata Kunci:demam berdarah dengue, manifestasi klinis perdarahan, trombosit

A. Pendahuluan
Demam berdarah dengue adalah penyakit tersering yang dapat menyebabkan
mortalitas terutama pada anak-anak.1Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus

10
Hubungan Trombositopenia dengan Manifestasi Klinis Perdarahan...| 11

dengue yang berasal dari genus Flavivirus dari keluarga Flaviviridae.2 Virus ini
termasuk virus RNA. Sampai saat ini di kenal ada empat jenis serotipe dari virus
dengue yaitu virus dengue 1, virus dengue 2, virus dengue 3, dan virus dengue 4.
Dengue virus ditransmisikan melalui gigitan nyamuk dari spesies Aedes
aegypty.3Infeksi salah satu serotipe dapat membentuk antibodi terhadap serotipe
tersebut, tetapi proteksi silang antar serotipe hanya berlangsung singkat. Reinfeksi oleh
virus dengan serotipe yang berbeda setelah serangan pertama cenderung
mengakibatkan penyakit yang lebih berat.4 Sehingga, orang-orang yang tinggal
didaerah endemik DBD dapat terinfeksi beberapa kali.5
Jika seseorang terinfeksi DBD maka akan terjadi serangkaian reaksi imunitas
didalam tubuh penderita sehingga menghasilkan antibodi. Reaksi antigen-antibodi dan
aktivasi sistem komplemen akan menyebabkan deposisi sel imun IgG dan IgM
dipermukaan sel trombosit. Sehingga sel retikuloendotelialakan menghancurkan
trombosit dan akhirnya penderita mengalami trombositopenia. Selain itu pengeluaran
dari sitokin-sitokin yang dikeluarkan oleh sel T akan menyebabkan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah.6
Gangguan pada trombosit dan pembuluh darah akan menyebabkan gangguan
hemostasis. Sehingga muncul manifestasi klinis perdarahan yang ditandai dengan
petekie, purpura, ekimosis, perdarahan gusi, epistaksis,dan melena.7-9
Manifestasi klinis perdarahan pada anak lebih beragam.10Berdasarkan penelitian
yang dilakukan Bethel,dkk11, mengemukakan bahwa pada anak dengan sindrom syok
dengue memiliki kadar IL-6 dan soluble intercellular adhesion molecule-1 rendah, hal
ini menunjukkan bahwa adanya kehilangan protein dalam sirkulasi karena kebocoran
kapiler dan hanya kadar dari reseptor TNF terlarut (TNFR) yang meninggi seiring
dengan beratnya penyakit.11 Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta tahun 2007 mengemukakan bahwa persentase angka kesakitan DBD paling
banyak pada anak-anak.12
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan penurunan
kadar trombosit yang terjadi dikaitkan dengan manifestasi perdarahan yang timbul pada
pasien demam berdarah dengue anak yang dirawat di Rumah Sakit Al-Islam Bandung
periode 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2014. Mengingat bahwa Rumah
Sakit Al-Islam Bandung adalah salah satu rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Unisba.

B. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Pengambilan sampel menggunakan data sekunder dari data rekam medik
pasien demam berdarah dengue di Rumah Sakit Al-Islam Bandung periode 1 Januari
2013 sampai dengan 31 Desember 2014.
Analisis data dimulai dengan analisis univariat yang bertujuan untuk
mengetahui karakteristik kadar trombosit dan manifestasi klinis perdarahan kulit
maupun mukosa. Selanjutnya, dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji
statistik chi square untuk menguji hubungan antara trombosit openia dengan
manifestasi klinis perdarahan kulit dan mukosa. Analisis data menggunakan program
statistical product and service solutions (SPSS) for windows versi22.

Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015


12 | Niffa H Fitriastri, et al.

C. Hasil
Pengambilan subjek penelitian yang dilakukan di Bagian Anak Rumah Sakit
Al-Islam Bandung didapat 287 anak yang mengalami DBD. Sampel yang memenuhi
kriteria inklusi adalah sebanyak 80 sampel.

Tabel 1. Gambaran Kadar Trombosit pada Pasien DBD Anak


Kadar trombosit(/µL) n %
100.000-150.000 14 17
50.000-99.999 40 50
20.000-49.999 22 8
< 20.000 4 5
Total 80 100
n = jumlah sampel

Tabel1 menunjukan kadar trombosit pada subjek bervariasi. Kadar trombosit tersering
hingga terjarang terdapat pada rentang 50.000-99.999/µL dengan jumlah 40 sampel
dengan persentase 50%, diikuti pada rentang 20.000-49.999/µL, kemudian rentang
100.000-150.000/µL, dan terjarang adalah < 20.000/µL. Kadar trombosit tertinggi
adalah 148.000/µL dan kadar trombosit terendah adalah 13.000/µL.
Data tersebut memiliki sebaran yang tidak normal dikarenakan hasil dari uji
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov memiliki nilai P<0,05.

Tabel 2. Gambaran Manifestasi Klinis Perdarahan Pada Pasien DBD Anak


Manifestasi Klinis Perdarahan n %
Perdarahan kulit:
Petekie 37 46,2
Perdarahan mukosa:
Epistaksis 40 50
Perdarahan gusi 3 3,8
Melena 0 0
Total 80 100
n = jumlah sampel

Tabel 2 memperlihatkan gambaran manifestasi klinis perdarahan pada subjek


penelitian. Berdasarkan tabel diatas gambaran manifestasi klinis perdarahan yang
paling banyak diikuti hingga yang paling sedikit adalah epistaksis, petekie, dan
perdarahan gusi, sedangkan manifestasi klinis perdarahan berupa melena tidak
ditemukan.

Tabel 3.Hubungan Kadar Trombosit Dengan Manifestasi Klinis Perdarahan


Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)
Hubungan Trombositopenia dengan Manifestasi Klinis Perdarahan...| 13

Kulit Pada Pasien DBD Anak


Trombosit Manifestasi Klinis Perdarahan (n) Total Nilai P

(/µL)
Perdarahan Perdarahan

Kulit Mukos
a
100.000-
9 5 14 0.136
150.000

50.000-49.999 15 25 40 0,11
6
20.000-49.999 12 10 22 0,359
<20.000 1 3 4 0,367
Total 37 43 80
n = jumlahsampel

Tabel 3 memperlihatkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji hipotesis


chisquare didapatkan nilai p untuk kadar trombosit pada rentang 100.000-150.000
adalah p=0,136, kadar trombosit pada rentang 50.000-99.999 adalah p=0,116, kadar
trombosit pada rentang 20.000 - 49.999 adalah p=0,359, dan kadar trombosit pada
rentang <20.000 adalah p=0,367. Semua variabel yang telah diuji memiliki nilai P >
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang antara trombosit openia
dengan manifestasi klinis perdarahan.

D. Pembahasan
Gambaran kadar trombosit pada subjek penelitian bervariasi seperti pada tabel
1. Kadar trombosit yang diambil adalah kadar trombosit pada saat awal munculnya
manifestasi klinis perdarahan. Berdasarkan hasil pengamatan, kadar trombosit
terbanyak pada range 50.000-99.999/µL yaitu 40 subjek (50%) dan yang paling sedikit
pada range< 20.000/µL. Berdasarkan kriteria WHO indikasi rawat inap untuk pasien
DBD yaitu dengan kadar trombosit <100.000/µL. Hal ini mengakibatkan banyak pasien
yang mulai masuk untuk rawat inap memiliki kadar trombosit <100.000/µL.3Persentase
yang tinggi pada rentang kadar trombosit 50.000-99.999/µL mungkin dikarenakan
manifestasi klinis perdarahan mulai muncul pada rentang kadar trombosit tersebut.
Trombosit berperan untuk mempertahankan integritas pembuluh darah dan
pembentukan sumbat trombosit dengan cara adhesion, activation, dana gregasi
trombosit. Ketika jumlah trombosit <100.000/µL, maka fungsi trombosit dalam
hemostasis menjadi terganggu,7 sehingga apabila ada suatu hal yang menyebabkan
berkurangnya dari integritas vaskular dan menyebabkan kerusakan dari vaskular, maka
pendarahan tidak dapat dihindari sehingga muncul manifestasi klinis perdarahan.
Menurut WHO, salah satu kriteria diagnostik pada DBD adalah munculnya
petekie. Petekie lebih sering dijadikan tanda mengarahnya untuk diagnostik DBD. Hal
ini sedikit berbeda dengan penelitian ini. Pada hasil penelitian ini manifestasi klinis
Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
14 | Niffa H Fitriastri, et al.

perdarahan petekie bukanlah yang terbanyak, tetapi kedua terbanyak setelah epistaksis.
Jumlah subjek dengan munculnya manifestasi klinis perdarahan petekie yaitu sekitar 37
orang (46,2%). Hal ini mungkin dikarenakan ada faktor lain yang menyebabkan
munculnya manifestasi klinis perdarahan pada subjek penelitian ini. Kemunculan
epistaksis dijadikan sebagai salah satu kriteria untuk klasifikasi dengue tanpa tanda
bahaya.3Biasanya epistaksis mulai muncul pada DBD derajat II.13Pada DBD derajat II
gambaran hematologis yang tercantum adalah trombositopenia <100.000 dan kenaikan
hematokrit 20% atau lebih. Banyaknya persentase kejadian epistaksis pada penelitian
ini mungkin dikarenakan masih kurang tanggap masyarakat terhadap penyakit DBD
serta keterbatasan pengetahuan mengenai penyakit ini, sehingga sekitar 40% pasien
pada subjek penelitian ini sudah datang dalam keadaan dengue dengan tanda bahaya
dan masuk kategori DBD derajat II atau lebih.
Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji hipotesis chi square
didapatkan semua variabel yang telah diuji memiliki nilai P> 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara trombositopenia dengan manifestasi
klinis perdarahan. Berdasarkan teori, kadar trombosit diatas 20.000/µL akan
mengakibatkan perdarahan mayor dan kadar trombosit kurang dari 10.000/µL akan
menyebabkan perdarahan yang spontan. Kadar trombosit diatas 50.000/µL diasumsikan
akan mengurangi resiko terjadinya perdarahan selama pembedahan.7Faktor penyebab
dari gangguan hemostasis pada DBD tidak hanya melibatkan faktor trombosit saja,
tetapi melibatkan faktor peningkatan permeabilitas vaskular, gangguan faktor
koagulasi, dan peningkatan dari Fibrinolysis Degradation Product.3
Terdapat perbedaan pada hasil penelitian ini dengan penelitian Yuwono14 . Pada
penelitian sebelumnya terdapat hubungan yang bermakna antara kadar trombosit
dengan manifestasi klinis perdarahan berat pada penelitian tersebut. Hal ini mungkin
dikarenakan pada penelitian sebelumnya mengamati subjek dari hari pertama pasien
dirawat inap di rumah sakit sampai pasien dipulangkan, karena perbedaan ini mungkin
menyebabkan perbedaan dari hasil pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
Hasil pada penelitian ini menjadi tidak bermakna kemungkinan karena terdapat
faktor lain yang mempengaruhi munculnya manifestasi klinis perdarahan selain
trombositopenia. Adapun penyebab perdarahan lain pada DBD adalah vaskulopati,
trombositopati, dan koagulopati,5,15 selain itu juga pada pasien DBD terjadi kerusakan
kapiler, penurunan berbagai faktor koagulasi, disfungsi trombosit, dan koagulasi
intravaskuler menyeluruh. Hal ini menyebabkan tidak ada hubungan yang bermakna
antara trombositopenia dengan manifestasi klinis perdarahan.

E. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, ditemukan kadar trombosit terbanyak pada
rentang 50.000-99.999, sedangkan manifestasi klinis perdarahan terbanyak yang
ditemukan adalah perdarahan mukosa yaitu epistaksis. Berdasarkan perhitungan
statistik dengan menggunakan uji hipotesis chi square didapatkan hasil semua
variabel memiliki nilai p>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara trombositopenia dengan manifestasi klinis perdarahan. Lebih dari
50% pasien DBD disertai dengan penyakit demam typhoid, sehingga melena tidak
dapat diobservasi.

Ucapan Terima Kasih


Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)
Hubungan Trombositopenia dengan Manifestasi Klinis Perdarahan...| 15

Ucapan terima kasih saya ungkapkan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi membantu terlaksananya penelitian ini, yaitu kepada pimpinan
Universitas Islam Bandung beserta jajarannya dan kepada pimpinan Fakultas
Kedokteran beserta jajarannya. Kepada pembimbing penulis Rika Nilapsari,dr.,
Sp.PK.,M.Pd.Ked selaku pembimbing utama dan Mia Kusmiati,dr.,M.Pd.Ked selaku
pembimbing pendamping atas bimbingan, arahan, doa dan waktunya untuk penyusunan
artikel ini dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima
kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

Daftar Pustaka
Kemenkes RI. Situasi DBD di Indonesia.info DATIN.2014.

Goldman, Ausielo.Cecil medicine.Edisike-23. Philadelphia.


Elsevier;2007.

WHO. Dengue guidelinefor diagnosis, treatment, prevention, and control. New


Edition.Geneva;2009.

F.Brooks G, S.Butel J, Morse SA. Mikrobiologi kedokteran. Edisi ke-


23. Saiah R, editor. Jakarta: EGC; 2008.

Guerrant RL, Walker DH, Weller PF. Tropical infectious disease principles, pathogen,
and practice. Edisi ke-2. Philadelphia: Elsevier; 2006.

Wilson D. Lange:Diagnosis and treatment in infectious disease. New


York: Mc. Graw Hill; 2001.

Harmening DM. Clinical hematology and fundamentals of hemostasis. Edisi ke-5.


Philadelphia: F.A Davis Company; 2009.

Ciesla B. Hematologyin practice. Philadelphia: F.A Davis Company; 2007.

Lichtman MA, Beutler E, et al. William’s Hematology. Edisi ke-7. New York: Mc.
Graw Hill; 2006.

Berawi MM, Nisa K, Agustina D. Gambaran manifestasi klinis dan laboratorium


DBD di bagian anak RSUD Dr. Abdul Moeloek. J Kedokt Kesehat Univ
Lampung. 2011;2.

Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015


16 | Niffa H Fitriastri, et al.

GambleJ, Bethel D, et al. Age related changes in microvascular permeability : A


significant factor in the suspectibility of children to shock. Clin Scin.
2000;98:211–6.

Karyanti MR, Hadinegoro SR. Perubahan epidemiologi demam berdarah dengue di


Indonesia. Sari Pediatr. 2009 [diunduh14 Juli2015]; 10 (Epidemiologi DBD
di Indonesia):1–9. Tersedia dari: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/10-6-
12.pdf.

Dhillon DGPS. Guideline for clinical management of dengue fever,


denguehaemorrhagic fever and dengueshock syndrome. Delhi: Directorate of
National Vector Borne Disease Control Programme; 200.

Yuwono IF. Penurunan jumlah trombosit sebagai faktor resiko terjadinya perdarahan
pada pasien demam berdarah dengue dewasa di RSUP Dr. Kariadi. Universitas
Diponegoro Semarang; 2007.

Cook GC, Zumla AI. Manson’s tropical medicine. Edisi ke-22. Philadelphia: Elsevier;
2008.

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Вам также может понравиться