BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi

negara sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang ditandai dengan
kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia,
peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil. Namun
prakondisi yang sudah terpenuhi itu belum mampu dikelola secara
efektif dan efisien oleh para aktor pembangunan, sehingga Indonesia
masih tertinggal dari cepatnya laju pembangunan global dewasa ini
(Badan Pendidikan dan Pelatihan, 2019:1).

Pada Laporan Pembangunan Manusia 2017, disebutkan bahwa

tahun tersebut Indonesia berada pada posisi 113 diantara negara-
negara di dunia. Nilai IPM Indonesia tersebut menunjukkan adanya
penurunan peringkat dari tahun sebelumnya (Badan Pusat Statistik,
2017). Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia sedang
berada dalam kondisi yang mendesak untuk diadakan perubahan
terutama oleh para aktor pembangunan, yang salah satunya adalah
Aparatur Sipil Negara (ASN).

Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang ASN No. 5

Tahun 2014. Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi bagi
pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Seorang ASN diharapkan mampu memenuhi standar
1
kompetensi untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
(tupoksinya) secara efektif dan efisien sehingga dapat melayani
masyarakat secara profesional.
Sebagai bagian dari ASN, PNS guru juga harus menjalankan
tugas pokok dan fungsinya secara profesional. Berdasarkan Undang-
Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya guru berkewajiban
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran
yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Dalam melaksanakan kewajiban tersebut, guru diharapkan memiliki
bekal untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara
profesional.
Saat ini pandangan masyarakat terhadap PNS guru kurang
begitu baik. Masyarakat menilai masih banyak guru yang kurang
berkarakter. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya guru yang
kurang disiplin, kurang rajin, kurang sadar terhadap tanggung jawab,
serta kurangnya kreativitas dan inovasi. Oleh karena itu, perlu adanya
pembinaan untuk membentuk karakter PNS yang profesional.
Pembentukan karakter tersebut dapat dilakukan dengan
pembinaan melalui jalur pendidikan dan pelatihan (diklat). Salah satu
jenis diklat untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang
profesional adalah diklat prajabatan. Penyelenggaraan Diklat
Prajabatan pola baru memungkinkan peserta untuk mampu
menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dengan cara
mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada tempat
kerjanya secara langsung. Penanaman dan pembentukan karakter
nilai–nilai dasar profesi PNS tidak hanya disampaikan secara teori akan
tetapi dapat diaktualisasikan di lingkungan kerja masing-masing. Nilai-
nilai dasar profesi ASN tersebut antara lain: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).
Staff Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Inovasi
dan Daya Saing, Ananta Kusuma Seta, Menyampaikan bahwa

2
 pendidikan bukan sekedar menjadikan generasi muda yang cerdas
akademik saja. Tetapi lebih dari itu, haruslah mampu memanusiakan
manusia. Untuk itu, pendidikan dan kebudayaan hendaknya dimaknai
sebagai bagian yang saling terkait dan tidak terpisahkan. Kecerdasan
yang berasal dari pendidikan dan akal budi dari kebudayaan. Akal budi
disini yang disebut juga dengan karakter merupakan salah satu modal
utama untuk mempersiapkan penerus bangsa pada era digital yang
menekankan pola digital economy, artificial intelegence, big data,
robotic, dsb. Pembentukan karakter melalui rekasyasa faktor
lingkungan dapat dilakukan melalui 4 strategi yaitu Keteladanan,
Intervensi, Pembiasaan yang dilakukan secara Konsisten, dan
Penguatan.
Diharapkan dengan aktualisasi ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti Korupsi) di SD Negeri
1 Paningkaban, nilai-nilai dasar ASN dapat terinternalisasi dalam
tindakan dan pekerjaan sehari-sehari, mampu mempengaruhi seluruh
ASN di lingkungan kerja SD Negeri 1 Paningkaban ke arah yang positif,
dan mampu mempertanggungjawabkan pekerjaan sesuai tugas pokok
dan fungsinya, akhirnya mampu meningkatkan tata karma siswa untuk
mewujudkan pendidikan karakter serta mewujudkan visi misi SD Negeri
1 Paningkaban.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan ditetapkan

dengan menggunakan pendekatan APKL yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak. Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara dengan Kepala Sekolah serta Guru SDN 1 Paningkaban
ditemukan beberapa isu. Isu-isu tersebut dianalisis dengan APKL dan
dipilih salah satu yang menjadi prioritas untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Identifikasi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

3
 Tabel 1.1 Identifikasi Isu
No. Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini Kondisi Yang Diharapkan
1. Kurangnya minat Tidak tersedianya Meningkatnya minat baca
baca siswa ruang literasi yang siswa
memadai
2. Kurangnya tata Siswa kurang Siswa dapat saling
krama siswa mempunyai tata menyayangi serta
karma baik kepada menghormati guru
teman sebaya
maupun kepada
yang lebih tua
3. Kurangnya Guru terlalu banyak Guru diharapkan mampu
motivasi guru untuk melimpahkan menggunakan IT
belajar IT pekerjaan tentang IT
karena tidak mampu
dalam
penggunaannya.
4. Rendahnya Tidak adanya Masyarakat ikut serta
partisipasi kesadaran dalam meningkatkan
masyarakat untuk masyarakat untuk sarana dan prasarana
ikut serta dalam ikut serta sekolah
peningkatan meningkatkan
sarana dan sarana dan
prasarana sekolah prasarana sekolah
sekolah
5. Kurangnya Penggunaan metode Guru menggunakan
motivasi siswa dan media yang metode dan media yang
dalam masih konvensional bervariasi sehingga
pembelajaran dan monoton oleh mampu memotivasi siswa
guru dalam dalam pembelajaran
pembelajaran

Tabel 1.2 Analisa Isu Menggunakan APKL

KRITERIA
No Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
1. Kurangnya minat baca siswa + + + + Memenuhi syarat
2. Kurangnya tata krama siswa + + + + Memenuhi syarat
3. Kurangnya motivasi guru untuk Tidak memenuhi
belajar IT + + - +
syarat
4. Rendahnya partisipasi - + - + Tidak memenuhi
masyarakat untuk ikut serta
4
 dalam peningkatan sarana dan syarat
prasarana sekolah sekolah

5. Kurangnya motivasi siswa dalam

pembelajaran + + + + Memenuhi syarat

Berdasarkan metode APKL pada tabel 1.2 di atas diperoleh 3

isu utama yaitu rendahnya literasi siswa, kurang memaksimalkan
pemanfaatan media pembelajaran, dan kurangnya kesadaran siswa
tentang PHBS. Isu tersebut kemudian dianalisis lagi dengan
menggunakan metode USG dengan rentang penilaian 1-5 dari mulai
sangat USG atau tidak sangat USG. Identifikasi isu tersebut dapat
dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 1.3 Analisa USG

No Identifikasi Isu U S G Total Keterangan

1. Kurangnya minat baca siswa 4 5 5 14 II
2. Kurangnya tata krama siswa 5 5 5 15 I
3. Kurangnya motivasi siswa
dalam pembelajaran 4 4 5 13 III

Berdasarkan identifikasi isu yang telah dilakukan terpilih satu

isu yang dianggap memenuhi syarat dan memiliki skor USG tertinggi
yaitu kurangnya tata karma siswa.

Berdasarkan latar belakang dan hasil identifikasi isu, maka

rumusan masalah rancangan aktualisasi ini adalah bagaimana cara
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN melalui kegiatan di sekolah
untuk meningkatkan tata karma siswa di SDN 1 Paningkaban?. Oleh
karena itu, penulis menyusun karya tulis yang berjudul “Rancangan
Aktualisasi Penerapan Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara
Peningkatan Tata Krama Siswa di Sekolah Dasar Negeri 1
Paningkaban Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas”.
5
C. Tujuan Kegiatan

Sesuai dengan permasalahan yang dipaparkan di atas, maka

karya tulis ini dibuat dengan tujuan:
1. Membentuk ASN yang profesional yaitu ASN yang karakternya
dibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi ASN, sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan masyarakat.
2. Menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN sebagai guru
dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai dasar dalam proses
pembelajaran.
3. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai guru.

D. Manfaat Kegiatan

1. Bagi Peserta Diklat

a. Mampu menjadi ASN yang profesional di bidangnya
b. Menerapkan nilai-nilai dasar ASN dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai guru.
2. Bagi Siswa
a. Memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan tata karma di sekolah.
b. Membiasakan siswa untuk saling hormat menghormati antara
sesame teman dan guru serta
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih baik.
3. Bagi Guru
a. Memotivasi guru untuk memberi pelayanan yang terbaik bagi
siswa.
b. Memberi wawasan pada guru tentang kegiatan pembelajaran
yang menarik.

6
 c. Guru dapat mengembangkan dan menciptakan pembelajaran
yang lebih terampil dan inovatif.

4. Bagi Sekolah
a. Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat membantu
mewujudkan visi dan misi sekolah.
b. Meningkatkan efektivitas, efisiensi, inovasi, serta mutu pelayanan
pendidikan.
c. Terjadinya peningkatan rasa kepercayaan masyarakat kepada
sekolah.