Вы находитесь на странице: 1из 8

PEDOMAN PENGGUNAAN APD TERHADAP B3

DI RUMAH SAKIT UMUM PINDAD

RUMAH SAKIT UMUM PINDAD


Jalan Gatot Subroto No.517 ( Papanggungan ) Bandung
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang
pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris
dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata "personal"
pada kata PPE terebut, maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si
pemakainya. Sebagai contoh, proteksi telinga (hearing protection) yang melindungi telinga
pemakainya dari transmisi kebisingan, masker dengan filter yang menyerap dan menyaring
kontaminasi udara, dan jas laboratorium yang memberikan perlindungan pemakainya dari
kontaminisasi bahan kimia. APD dapat berkisar dari yang sederhana hingga relatif lengkap,
seperti baju yang menutup seluruh tubuh pemakai yang dilengkapi dengan masker khusus dan
alat bantu pernafasan yang dikenakan dikala menangani tumpahan bahan kimia yang sangat
berbahaya. Perlengkapan seperti baju kerja biasa atau seragam yang tidak secara spesifik
melindungi diri dari resiko keselamatan dan kesehatan tidak termasuk APD. Pemakaian alat
APD dimaksudkan untuk mengurangi atau minimalkan resiko dan bahaya di tempat kerja.

Walaupun keselamatan pasien adalah prioritas untuk dilaksanakan dirumah sakit,


keselamatan petugas pelayanan kesehatan pun sangat lah penting dan menjamin semua petugas
kesehatan terhindar dari bahaya penyakit akibat kerja. Dengan kondisi seperti itu layaklah
petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien juga memerlukan perlindungan
terhadap infeksi / mikroorganisme ataupun bahan berbahaya beracun dengan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD).

Agar menjadi efektif, APD harus digunakan secara benar. Sebagai konsekuensinya,
pengelola rumah sakit, penyedia dan para petugas kesehatan harus mengetahui tidak hanya
kegunaan dan keterbatasan dari APD tertentu, tetapi juga peran APD sesungguhnya dalam
mencegah paparan bahan berbahaya ataupun penyakit sehingga dapat digunakan secara efekti
dan efisien.
1.2 Tujuan Panduan Alat Pelindung Diri (APD)
1.2.1 Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi petugas medis Rumah Sakit Umum Pindad untuk
menggunakan APD
1.2.2 Tujuan Khusus

1. Sebagai pedoman penggunaan APD di Rumah Sakit ;


2. Agar penggunaan APD efektif dan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan RSU.
3. Menghindari terjadinya kejadian yang tidak diharapkan yang disebabkan kesalahan
penggunaan APD

1.3 Ruang Lingkup

1. Pedmoman ini diterapkan kepada seluruh kegiatan yang memerlukan penggunaan APD
di RSU Umum Pindad
2. Pelaksanaan Pedoman ini adalah seluruh pegawai dan pengunjung RSU Pindad

1.4 Prinsip

1. Setiap pegawai RSU Pindad harus dapat menggunakan APD dengan baik
dan benar
2. Setiap kegiatan atau tindakan yang dapat menimbulkan potensi bahaya dirumah sakit
harus dilakukan dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
3. Penggunaan APD disesuaikan dengan jenis tindakan dan kegiatan disetiap instalasi
RSU Pindad
1.5 Tugas dan Tanggung Jawab
a. Perawat/Bidan/Koordinator APD di Instalasi ;
a. Menyiapkan kelengkapan Alat Pelindung Diri di instalasi,
b. Memberikan Penyuluhan tentang hal hal yang berkaitan penggunaan APD kepada
pengunjung
c. Mencegah terjadinya Kejadian yang tidak diharapkan yang disebabkan kesalahan
penggunaan APD
b. Kepala Instalasi / Kepala Ruangan
a. Memastikan penggunaan APD sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
b. Mengidentifikasi setiap kelalaian yang timbul dalam pelaksanaan penggunaan
APD dan memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya
kembali insiden tersebut.
c. Direktur
a. Menetapkan kebijakan untuk menetapkan atau mengatasi setiap masalah yang
mungkin terjadi dalam pelaksanaan Kegiatan Penggunaan APD di Rumah Sakit
Umum Pindad.
BAB II
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

2.1 Jenis Alat Pelindung Diri (APD)

a. Sarung Tangan
Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling penting untuk mencegah
penyebaran infeksi atau paparan. Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat
penting apabila terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun. Tidak hanya melindungi tangan
terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat memberi
perlindungan dari peralatan gelas yang pecah atau rusak, permukaan benda kasar atau tajam dan
material yang panas atau dingin. Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat
penting apabila terpapar bahan kimia korosif dan beracun. Tidak hanya melindungi tangan
terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat memberi
perlindungan dari peralatan gelas yang pecah atau rusak, permukaan benda yang kasar atau
tajam, dan material yang panas atau dingin.

Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang di pakai jika tidak dipilih
bahannya dengan benar berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain itu, kriteria yang lain
adalah berdasarkan pada ketebalan dan rata-rata daya tembus atau terobos bahan kimia ke kulit
tangan. Sarung tangan harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan
permeabilitas bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering dipakai di
laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk
temperatur tinggi. Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil
atau alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut
dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. Sebagai contoh, sarung tangan yang
terbuat dari karet alam baik apabila bekerja dengan Ammonium hidroxida, tetapi tidak baik bila
bekerja dengan Dietil eter.Bila sarung tangan tangga tidak tersedia, gunakan duk lapis sarung
tanggan periksa atau sarung tanggan bedah yang telah diperoses untuk membemberikan
perlindungan yang cukup bagi petugas kebersihan, petugas londry,pekarya serta petugas yang
menangani dan membuang limbah medis
b. Perlindungan Mata dan Wajah
Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harus dikenakan oleh
pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata
dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan
radiasi. Secara umum perlindungan mata terdiri dari

Face shield

Digunakan pada operasi peleburan logam,percikan bahan kimia ,atau parkel yang melayang
c. Perlindungan Badan
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium yang dikenal dengan sebutan jas
laboratorium ini merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum
memasuki laboratorium. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan
jas laboratorium : kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak
terpasang dan ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya Jas
laboratorium merupakan pelindung badan Anda dari tumpahan bahan kimia dan api
sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium terkontaminasi oleh
tumpahan bahan kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya.

Jas Lab

Selain jas laboratorium perlindungan badan lainya adalah apron dan jumpsuits. Apron
sering kali digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan
mengiritasi. Perlengkapan yang berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat dari
karet atau plastik. Untuk apron yang terbuat dari plastik, perlu digaris bawahi, bahwa
tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan kimia yang
dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat
mengakumulasi loncatan listrik statis.
Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini direkomendasikan untuk dipakai
pada kondisi beresiko tinggi (misalnya ketika menangani bahan kimia yang bersifat
karsinogenik dalam jumlah yang sangat banyak). Baju parasut ini terbuat dari material
yang dapat didaur ulang. Bahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu
memberi perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas,
dingin, uap lembab, dan radiasi.
d. Perlindungan Pernafasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah
lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat
membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan
bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para
pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan
sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis
kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan
dilengkapi dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk.
Filter masker tersebut memiliki masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang
terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus diganti.

Вам также может понравиться