Вы находитесь на странице: 1из 30

RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

Lampiran
Keputusan Direktur Rumah Sakit Karisma Cimareme
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Panduan Tindakan Invasif

BAB I
A. DEFINISI

 Tindakan invasive adalah suatu tindakan medis yang langsung dapat


mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh manusia. Tindakan invasive meliputi
pemasanagan infus, NGT,DC,Infus,Trakeostomi,CVP,WSD,ETTdantindakan
invasive lainnya.
 Phlebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun
mekanik yang sering dilaporkan sebagai komplikasi pemasangan infus.
 ISK (infeksi saluran kencing) adalah suatu kondisi dimana satu atau lebih bagian
traktus urinarius terinfeksi oleh bakteri yang mampu melemahkan pertahanan
tubuh.
 Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan bawah kulit, bahkan
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu
area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
setempat.
 ILO (Infeksi Luka Operasi) adalah infeksi pada luka operasi/organ/ruang yang
terjadivdalam 30 hari paska dilakukannya tindakan pembedahan/operasi yang
terjadi pada kulit dan subkutan disertai dengan keluarnya nanah adri luka
operasi.
 IADP (infeksi aliran darah primer) adalah infeksi darah yang timbul tanpa ada
organ atau jaringan lain yang dicurigai sebagai sumber infeksi.
 Steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat atau benda bebas dari mikroba
hidup, baik yang patogen (menimbulkan penyakit) maupun apatogen / non
patogen (tidak menimbulkan penyakit), baik dalam bentuk vegetati f(siap untuk
berkembang biak) maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan statis, tidak
dapat berkembang biak, tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung yang
kuat)
INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry 1
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

 Alat steril adalah alat-alat yang telah mengalami proses sterilisasi diantaranya
dengan pemanasan, dengan uap air bertekanan dengan menngunakan autoclave
atau penyinaranden

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry 2


RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

BAB II
RUANG LINGKUP

1. Pencegahan infeksi pada tindakan invasive


 Pencegahan infeksi sebelum melakukan tindakan invasive wajib dilakukan oleh
semua petugas yang melakukan tindakan invasive.
 Pencegahan infeksi sebelum melakukan tindakan invasive dapat dilakukan dengan
melakukan praktek cuci tangan yaitu cuci tangan dengan mengunakan sabun
dengan air mengalir dan menggunakan larutan berbasis alcohol atau handrub.
Praktek cuci tangan dilakukan dengan 6 langkah 5 moment.

2. Pelabelan Pada Tindakan Invasif


 Pelabelan wajib dilakukan pada setiap tindakan invasive.
 Pelabelan dilakukan pada saat pertama kalinya pasien diberikan atau dilakukan
tindakan invasive, dimana pelabelan tersebut dilakukan oleh petugas atau
perawat
yang melakukan tindakan invasive.
 Label tindakan invasive berisi tanggal pertama kali dilakukannnya tindakan invasive.
 Pelabelan tanggal dituliskan pada fiksasi alat invasive.
 Label diganti bila alat invasive yang digunakan diganti dengan yang baru.

3. Pemantauan tanda-tanda infeksi pada Pemasangan Alat invasive.


 Pemantauan setelah dilakukannya tindakan invasive dilakukan oleh petugas/perawat.
 Pemantuan dilakukan terhadap kemungkinan tanda-tanda infeksi yaitu Calor
(panas),Dolor (rasa sakit), Rubor (Kemerahan), Tumor (pembengkakan),
danFunctiolaesa (Adanya perubahanfungsisecara superficial).

4. Penggantian alat invasive


 Penggantian alat invasive segera dilakukan apabila ada tanda tanda infeksi.
 Penggantian alat invasive dilakukan sesuai dengan batas waktu penggantian alat
invasive.

5. Pencegahan Infeksi Pada Penggunaan Alat Steril


Pencegahan infeksi akibat penggunaan alat tidak steril dilakukan pencegahan dengan
cara memastikan penggunaan alat steril dengan cara mengecek tanggal kadarluarsa, tidak
menggunakan peralatan yang sudah kadarluarsa dan atau menggunakan alat yang
kemasannya sudah rusak (robek/ basah)

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry 3


RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

6. Kemasan
Setiap kemasan bahan/alat steril harus ada informasi sebagai petunjuk bahwa
bahan/alat tersebut telah melalui proses sterilisasi.
7. Label
Pelabelan wajib dilakukan pada alat yang telah disterilisasi

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry 4


RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

BAB III
KEBIJAKAN

1. Unit Laundry Rumah Sakit Karisma Cimareme mulai penanganan linen kotor sampai dengan
bersih ke berbagai ruangan perawatan.
2. Unit Laundry Rumah Sakit Karisma Cimareme menyelenggarakan pelayanan laundry pada pukul
06.00 – 16 .00 WIB.
3. Unit Laundry memberikan pelayanan dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada.
4. Pelayanan Laundry Rumah Sakit Karisma Cimareme hanya melakukan proses penanganan linen
kotor sampai dengan siap pakai.
5. Pemisahan linen infeksius dan non infeksius dilakukan di ruangan dengan menggunaan tempat
atau kantong yang berbeda antara linen infeksius dan non infeksius.
6. Linen dihitung dan dimasukkan ke dalam kantong plastik warna kuning untuk yang infeksius dan
ke trolley tertutup untuk linen non infeksius
7. Untuk menghindari kontaminasi, dalam melaksanakan tugas petugas menggunakan Alat
Pelindung Diri.
8. Pengelolaan pengadaan dan penyediaan bahan pembersih sesuai prosedur yang berlaku di
Rumah Sakit Karisma Cimareme dilengkapi dengan Surat Permintaan Barang ke unit logistik dan
Bukti Penerimaan Barang apabila barang telah diterima.

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry 5


RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

BAB IV
TATA LAKSANA

A. Manajemen Linen Rumah Sakit


1. Pengertian
a. Antiseptik adalah disinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan membrane
mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.
b. Dekontaminasi adalah suatu proses untuk mengurangi jumlah pencemaran
mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk
penanganan lebih lanjut.
c. Desinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui system.
d. Infeksi adalah proses dimana seorang yang rentan terkena invasi agen pathogen
atau infeksi yang tumbuh, berkembang biak dan menyebabkan sakit.
e. Infeksi nosocomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit dimana pada saat
masuk rumah sakit tidak ada tanda/ gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
f. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.
g. Linen adalah bahan/ alat yang terbuat dari kain, tenun.
h. Kewaspadaan universal adalah suatu prinsip dimana darah, semua jenis cairan
tubuh, sekreta, kulit yang tidak utuh, dan selaput lender pasien dianggap sebagai
sumber potensial untuk penularan infeksi HIV maupun infeksi lainnya.
Prinsip ini berlaku bagi semua pasien, tanpa membedakan resiko. Diagnosis
ataupun status.
i. Linen kotor terinfeksi adalah linen yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh
dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi Salmonella dan
Shilgella ( sekresi dan ekskresi ), HBV dan HIV ( jika terdapat noda darah ) dan
infeksi lainnya yang spesifik ( SARS ) dimasukkan ke dalam kantung plastic yang
berwarna kuning dan tertutup rapat.
j. Linen kotor tidak terinfeksi adalah linen yang tidak terkontaminasi oleh darah, cairan
tubuh dan feses yang berasal dari pasien lainnya secara rutin, meskipun mungkin
linen yang diklasifikasikan dari seluruh pasien berasal dari sumber ruang isolasi
yang terinfeksi.
k. Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup
secara langsung atau tidak langsung, yang mempunyai sifat racun, karsinogenetik,
teratogenetik, mutagenic, korosif dan iritasi.
l. MSDS ( Material Safety Data Sheets ) atau LDP ( Lembar Data Pengaman ) adalah
lembar petunjuk yang berisi informasi tentang sifat fisika, kimia dari bahan
berbahaya, jenis bahaya yang dapat ditimbulkan, cara penanganan dan tindakan
khusus yang berhubungan dengan keadaan darurat di dalam penanganan bahan
berbahaya.
m. Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu dan atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/ atau beracun yang karena sifat dan/ atau
konsentrasinya dan/ atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan/ atau merusak lingkungan hidup, dan/ atau dapat
INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry 6
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta


makhluk hidup lainnya.
n. Upaya kesehatan kerja dalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja
dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat sekelilingnya, untuk
memperoleh produktivitas kerja yang optimal.
o. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan
proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungan serta cara – cara melakukan
pekerjaan.
p. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan, dapat
menyebabkan kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan
sampai paling berat.
q. Bahaya ( hazard ) adalah suatu keadaan yang berpotensi menimbulkan dampak
merugikan atau menimbulkan kerusakan.

2. Jenis Linen
Ada bermacam – macam jenis linen yang digunakan di rumah sakit. Jenis linen yang
dimaksud antara lain :
- Sprei/ Bedsheet
- Sarung bantal/ Pillow Case
- Selimut/ Blanket
- Tirai/ Gorden
- Vitrage
- Kelambu Bayi
- Taplak
- Baju Pasien
- Baju Operasi
- Kain Penutup ( Tabung Gas, Trolly dan Alat Kesehatan Lainnya )
- Macam – macam Doek
- Baju Bayi, Kain Bedong
- Topi Bayi
- Washlap
- Handuk
- Linen Operasi ( Baju, Celana, Jas, Doek, Sarung Meja Mayo, Alas Meja
Instrument, dll )
3. Peran dan Fungsi
Peran pengelolaan manajemen linen di rumah sakit cukup penting. Diawali dari
perencanaan, salah satu subsistem pengelolaan linen adalah proses pencucian, alur
aktivitas fungsional dimulai dari penerimaan linen kotor, penimbangan, pemilahan,
proses pencucian, pemerasan, pengeringan, sortir noda, penyetrikaan, sortir linen
rusak, pelipatan, merapikan, mengepak atau mengemas, menyimpan dan
mendistribusikan ke unit – unit yang membutuhkannya, sedangkan linen yang rusak
dikirim ke vendor untuk dijahitkan.
Untuk melaksanakan aktivitas tersebut dengan lancar dan baik, maka diperlukan alur
yang terencana dengan baik. Peran sentralisasinya adalah perencanaan, pengadaan,
pengelolaan, pemusnahan, control dan pemeliharaan fasilitas kesehatan dan lain – lain,
sehingga linen dapat tersedia di unit – unit yang membutuhkan.

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry 7


RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

4. Prinsip Pengelolaan Linen di Rumah Sakit

Kemungkinan
Rendah
menimbulkan infeksi Desinfektan Tingkat Rendah
-

Tinggi
Secara umum infeksi yang Desinfektan Tingkat
disebabkan karena linen Tinggi/sterilisasi
relative rendah
Karena tidak kontak
langsung dengan jaringan
tubuh yang steril atau
dengan pembuluh darah
5. Pengelolaan Linen
Tata laksana pengelolaan pencucian linen terdiri dari :
a. Perencanaan
b. Penerimaan Linen Kotor
c. Penimbangan
d. Pensortiran atau Pemilahan
e. Proses Pencucian
f. Pemerasan
g. Pengeringan
h. Pelipatan
i. Sortir Noda
j. Sortir Linen Rusak
k. Penyetrikaan
l. Merapikan, Pengepakan atau Pengemasan
m. Penyimpanan
n. Distribusi
o. Perawatan Kualitas Linen
p. Pencatatan dan Pelaporan

6. Skema Manajemen Linen Rumah Sakit


Perencanaan

Proses Pengadaan

INSTALASI RUMAH TANGGAPengadaan


– Unit Laundry 8
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

Penerimaan

Pemberian Identitas

Distribusi ke unit terkait


yang membutuhkan

Pemanfaatan Linen oleh


Unit Terkait

Hilang Rusak

Perbaikan Pemusnahan

Pencatatan/ Pelaporan

B. Sarana dan Prasarana


1. Sarana Fisik
Sarana fisik untuk instalasi laundry mempunyai persyaratan tersendiri. Terutama untuk
pemasangan peralatan pencucian yang baru. Sebelum pemasangan data lengkap
sangat diperlukan untuk memudahkan koordinasi dan jejaring selama
pengoperasiannya. Tata letak dan hubungan antar ruangan memerlukan perencanaan
yang baik, untuk memudahkan penginstalasian termasuk instalasi listrik, air, uap dan
lainnya. Saran fisik instalasi laundry terdiri dari beberapa ruang antara lain :

1. Ruang Penerimaan Linen Kotor


Ruang ini memuat :
a. Timbangan
b. Ruang yang cukup untuk trolly pembawa linen kotor untuk melakukan
desinfeksi sesuai standart.
2. Ruang Pencucian dan Pengeringan
Ruang ini memuat :
a. Mesin Cuci
b. Mesin Pengering
3. Ruang Penyetrikaan Linen
Ruang ini memuat :
a. Alat setrika
4. Ruang Penyimpanan Linen
Ruang ini memuat :
a. Lemari untuk menyimpan linen bersih
5. Ruang Distribusi Linen

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry 9


RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

2. Prasarana
a. Prasarana Listrik
Sebagian besar peralatan laundry menggunakan daya listrik. Adapun tenaga listrik
yang digunakan di instalasi laundry terbagi dua bagian antara lain :
a. Instalasi Penerangan
b. Instalasi Tenaga
b. Prasarana Air
Prasarana air untuk instalasi laundry memerlukan sedikitnya 40 % dari kebutuhan
air di rumah sakit atau diperkirakan 200 liter per tempat tidur per hari. Kebutuhan air
untuk proses pencucian dengan kualitas air bersih sesuai standart air.
Standart air yang digunakan untuk mencuci mempunyai standart air bersih
berdasarkan Permenkes No. 416 tahun 1992 dan standart khusus bahan kimia
dengan penekanan tidak adanya :
a) Hardness – garam ( calcium, carbonate dan chloride )
Standart baku mutu : 0 – 90 ppm
1) Tingginya konsentrasi garam dalam air menghambat kerja bahan kimia
pencuci sehingga proses pencucian tidak berjalan sebagaimana mestinya.
2) Efek pada linen dan mesin.
3) Garam akan mengubah warna linen putih menjadi keabu – abuan dan linen
warna akan cepat pudar.
4) Mesin cuci akan berkerak ( scale forming ), sehingga dapat menyumbat
saluran – saluran air dan mesin.
b) Iron – Fe ( besi )
Standart baku mutu : 0 – 0.1 ppm
1) Kandungan zat besi pada air mempengaruhi konsentrasi bahan kimia, dan
proses pencucian.
2) Linen putih akan menjadi kekuning – kuningan ( yellowing ) dan linen warna
akan cepat pudar.
3) Mesin cuci akan berkarat.
4) Bersifat alkali.
c) Prasarana Uap
Prasarana uap pada instalasi laundry dipergunakan pada proses pencucian,
pengeringan dan setrika.
3. Peralatan dan Bahan Pencuci
Peralatan pada instalasi laundry menggunakan bahan pencuci kimiawi dengan
komposisi dan kadar tertentu, agar tidak merusak bahan yang dicuci atau linen, mesin
cuci, kulit petugas yang melaksanakannya dan limbah buangnya tidak merusak
lingkungan.
Peralatan yang ada di instalasi laundry antara lain :
a. Mesin cuci/ washing machine
b. Mesin pengering/ drying tumbler
c. Mesin penyetrika/ flatwork ironer.
4. Produk dan Bahan Kimia
Menggunakan bahan kimia berlebihan tidak akan membuat hasil lebih baik, begitu juga
apabila kekurangan :
Bahan kimia yang dipakai secara umum terdiri dari :
a. Alkali

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


10
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

Mempunyai peran meningkatkan fungsi atau peran detergent dan emulsifier serta
membuka pori dari linen.
b. Detergent ( Sabun Pencuci )
Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara global.
c. Emulsifier
Mempunyai peran untuk mengemulsi kotoran yang berbentuk minyak dan lemak.
d. Bleach atau Pemutih
Mengangkat kotoran atau noda, mencemerlangkan linen dan bertindak sebagai
desinfektan, baik pada linen yang berwarna ( ozone ) dan yang putih ( chlorine ).
e. Sour atau Penetral
Menetralkan sisa dari bahan kimia pemutih sehingga PHnya menjadi 7 atau netral.
f. Softener
Berfungsi melembutkan linen. Dipergunakan pada proses akhir pencucian.
5. Pemeliharaan Peralatan
Alat cuci pada instalasi laundry dijalankan oleh para operator alat, dengan demikian para
operator alat harus memelihara peralatannya. Berbagai kelainan pada saat
pengoperasian, misalnya kelainan bunyi pada alat dapat segera dikenali oleh para
operator. Pemeliharaan peralatan pencucian terdiri dari :
a. Pembersihan peralatan sebelum dan sesudah pemakaian, dilakukan setiap hari
dengan menggunakan lap basah dicampur dengan bahan kimia multi purpose
cleaner dan dikeringkan dengan lap kering. Untuk bagian tombol atau control
digunakan lap kering dan jangan terlalu ditekan dikarenakan pada bagian ini
biasanya tertulis prosedur dengan semacam sticker yang mudah dihapus. Setelah
pemakaian kosongkan air untuk mengurangi kandungan air dalam mesin cuci
sekecil mungkin. Jika terbentuk noda putih didalam mesin cuci, cucilah bagian dalam
drum dengan air bersih.
b. Pemeriksaan bagian yang bergerak, dilakukan setiap satu bulan sekali yaitu pada
bearing, engsel pintu alat atau roda yang berputar. Berilah minyak pelumas atau fat.
Penggantian gemuk atau fat secara total disarankan dua tahun sekali. Jenis dan
produk minyak pelumas mesin yang digunakan dapat diketahui dari buku operating
manual dari setiap mesin.
c. Pemeriksaan V-belt dilakukan setiap satu bulan sekali. Yakni secara visual dengan
melihat keretakan lempeng V-belt dan ketegangannya ( kelenturan ).
Toleransi pengukuran 0.2 – 0.5 mm, jika melebihi atau sudah tidak memenuhi syarat
V-belt tersebut harus segera diganti.
d. Pemeriksaan pipa uap panas ( steam ) dilakukan setiap akan dimulai menjalankan
mesin cuci. Setiap saluran diperiksa terlebih dahulu terutama pipa yang terbungkus
Styrofoam ( isolasi ) dengan cara dilihat apakah masih terbungkus dengan baik dan
tidak ada semburan air atau uap. Pada prinsipnya pada sambungan antara pipa
dengan peralatan pencucian harus dalam keadaan utuh dan tidak bocor. Jika terjadi
kebocoran harus segera dilaporkan pada teknisi rumah sakit untuk perbaikan.
C. Kesehatan dan Keselamatan
Potensi bahaya pada instalasi laundry
1. Bahaya Mikrobiologi
Bahaya mikrobiologi adalah penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
mikroorganisme hidup seperti bakteri, virus, riketsia, parasite dan jamur. Petugas
laundry yang menangani linen kotor senantiasa kontak dengan bahan dan menghirup

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


11
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

udara yang tercemar kuman pathogen. Menurut penelitian menunjukkan bahwa jumlah
total bakteri meningkat 50 kali selama periode waktu sebelum cucian mulai diproses.
Contoh mikroorganisme :
a. Mycobacterium Tuberculosis
Adalah mikroorganisme penyebab tuberculosis dan paling sering menyerang paru –
paru. Penularannya melalui percikkan atau dahak penderita.
Pencegahannya :
1) Meningkatkan pengertian dan kepedulian petugas rumah sakit terhadap penyakit
TBC dan penularannya.
2) Mengupayakan ventilasi dan pencahayaan yang baik dalam ruangan laundry.
3) Menggunakan alat pelindung diri sesuai SPO.
4) Melakukan tindakan dekontaminasi, desinfeksi dan starilisasi terhadap bahan
dan alat yang digunakan.
5) Secara teknis setiap petugas harus melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai
SPO.
b. Virus hepatitis B
Selain manifestasi sebagai hepatitis B akut dengan segala komplikasinya, lebih
penting dan berbahaya lagi adalah manifestasi dalam bentuk sebagai pengidap (
carrier ) kronik, yang dapat merupakan sumber penularan bagi lingkungan.
Penularan dapat melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
Pencegahan :
1) Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian petugas rumah sakit terhadap
penyakit hepatitis B dan penularannya.
2) Memberikan vaksinasi kepada petugas.
3) Menggunakan APD sesuai SPO.
4) Melakukan tindakana dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasai terhadap bahan
dan peralatan yang dipergunakan terutama bila terkena bahan infeksi.
5) Secara teknis setiap petugas harus melaksanakan tugas sesuai SPO.

c. Virus HIV ( Human Immunodeficiency Virus )


Penyakit yang ditimbulkan disebut AIDS ( acquired Immunodeficiency Syndome ).
Virus HIV menyerang target sel dalam jangka waktu lama. Jarak waktu masuknya
virus kedalam tubuh sampai timbulnya AIDS tergantung pada daya tahan tubuh
seseorang dan gaya hidup sehatnya.
HIV dapat hidup di dalam darah, cairan vagina, cairan sperma, air susu ibu, sekreta
dan ekskreta tubuh. Penularannya melalui darah, jaringan, sekreta, ekskreta tubuh
yang mengandung virus dan kontak langsung dengan kulit yang terluka.
Pencegahan :
1) Linen yang terkontaminasi berat ditempatkan dikantong plastic keras berisi
desinfektan, berlapis ganda, tahan tusukan, kedap air dan berwarna khusus
serta diberi label bahan menular/ AIDS selanjutnya dibakar.
2) Menggunakan APD sesuai SPO.
2. Bahaya Bahan Kimia
a. Debu
Pada instalasi laundry debu berasal dari linen itu sendiri. Debu linen yang sesuai
adalah 0.2 mg/ m3.
Efek pada kesehatan :

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


12
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

Mekanisme penimbunan debu dalam paru – paru dapat terjadi dengan menarik
nafas sehingga udara yang mengandung debu masuk kedalam paru – paru. Pada
pemajanan yang lama dapat terjadi pneumoconiosis, dimana partikel debu dijumpai
di paru – paru dengan gejala sukar bernafas. Pneumoconiosis yang disebabkan oleh
serat kain/ linen/ kapas disebut bissinosis. Gejalanya hamper sama dengan asma
yang disebut Monday chest tightness atau Monday fever, karena gejala terjadi pada
hari pertama kerja setelah libur yaitu senin, sering gejala hilang pada hari kedua dan
bila pemaparan berlanjut maka gejala akan semakin berat.
Pengendalian :
1) Pencegahan terhadap sumber
2) Diusahakan agar debu tidak keluar dari sumbernya dengan mengisolasi sumber
debu.
3) Memakai APD sesuai SPO.
4) Ventilasi yang baik.
5) Dengan alat exhauster.
b. Bahaya Bahan Kimia
Sebagian besar dari bahaya di instalasi laundry diakibatkan oleh zat kimia seperti
detergent, desinfektan, zat pemutih, dll. Tingkat resiko yang diakibatkan tergantung
dari besar, luas dan lama pemajanan. Oleh karena itu sikap berhati – hati terhadap
semua bahan kimia yang dipakai dan potensial masuk ke dalam tubuh sangan
diperlukan. Informasi dari bahan kimia dapat dibaca pada label kemasan dari
produsennya yang lazim disebut MSDS.
Penanganan zat kimia di instalasi laundry :
1) Alkali
Fungsi : bubuk penambah sifat alkali
Sifat : Bila terkena panas akan terkomposisi menjadi gas yang mungkin beracun
dan iritasi tapi tidak mudah terbakar.
Bahaya :
a) Iritasi mata dan kulit.
b) Bila terhirup akan mengakibatkan edema paru.
c) Bila tertelan menyebabkan kerusakkan hebat pada selaput lender.
Pertolongan pertama :
a) Mata : cuci secepatnya dengan air sebanyak – banyaknya
b) Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi.
c) Terhirup : jauhkan dari jangkauan.
d) Tertelan : cuci mulut, minum air atau susu.
Tindakan pencegahan :
a) Control teknis, gunakan ventilasi yang cukup.
b) Pemakaian APD.
c) Penyimpanan dan pengangkatan : simpan ditempat aslinya, wadah tertutup,
dibawah kondisi kering, ventilasi baik, jauhkan dari asam dan suhu yang
ekstrim.
2) Detergent
Fungsi : detergent atau sabun cuci
Sifat : Bila terkena panas akan terkomposisi menjadi gas yang mungkin beracun
dan iritasi, tidak mudah terbakar.
Bahaya :
a) Iritasi mata dan kulit.

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


13
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

b) Bila terhirup menyebabkan edema paru.


c) Bila tertelan menyebabkan kerusakkan selaput lender.
Pertolongan pertama :
a) Mata : cuci secepatnya dengan air yang banyak
b) Kulit : cuci dengan air dang anti pakaian yang terkontaminasi.
c) Terhirup : pindahkan dan jauhkan.
d) Tertelan : bersihkan bahan kimia dari mulut, minum 1 – 2 gelas air atau susu.
Tindakan pencegahan :
a) Memakai APD.
b) Penyimpanan dan pengangkutan, simpan ditempat aslinya, wadah tertutup
dibawah kondisi kering, ventilasi yang baik, jauhkan dari asam dan suhu
yang ekstrim.
3) Emulsifier
Fungsi : cairan pengemulsi lemak atau minyak dan prespotter.
Sifat : rusak oleh sinar matahari, stabil dan tidak mudah terbakar.
Bahaya :
a) Iritasi mata dan kulit
b) Bila terhirup menyebabkan iritasi.
c) Bila tertelan menyebabkan iritasi.
Pertolongan pertama :
a) Mata : aliri dengan air selama 15 menit
b) Kulit : cuci dengan air
c) Terhirup : pindahkan dan jauhkan dari sumber.
d) Tertelan : cuci mulut, minum air atau susu 1 – 2 gelas dan jangan berusaha
untuk muntah.
Tindakan pencegahan :
a) Pemakaian APD.
b) Penyimpanan dan pengangkutan : simpan di tempat sejuk dan kering,
jauhkan dari sinar matahari langsung dan sumber panas.
4) Bleach ( Oksigen Bleach dan Chlorine Bleach )
 Oksigen Bleach
Fungsi : bubuk pemutih beroksigen.
Sifat : bereaksi dengan bahan pereduksi, tidak mudah terbakar, beracun
untuk ikan ( dilarutkan dulu sebelum dibuang ke selokan atau sumber air
)
Bahaya :
a) Iritasi berat pada mata.
b) Rasa terbakar pada kulit.
c) Bila terhirup menyebabkan iritasi dan edema paru.
d) Bila tertelan menyebabkan rasa terbakar.
Pertolongan pertama :
a) Mata : cuci secepatnya dengan air.
b) Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang
terkontaminasi.
c) Terhirup : pindahkan dari sumber.
d) Tertelan : cuci mulut, minum 1 – 2 gelas air atau susu.
Tindakan pencegahan :
a) Memakai APD.

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


14
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

b) Penyimpanan dan pengangkutan : simpan ditempat sejuk dan kering,


jauhkan dari asam dan sumber panas.
 Chlorine Bleach
Fungsi : pemutih berklorine.
Sifat : bereaksi dengan asam akan mengeluarkan gas klorine dengan
cepat, tidak mudah terbakar.
Bahaya :
a) Iritasi berat pada mata dan rasa terbakar pada kulit.
b) Bila terhirup menyebabkan iritasi pernafasan, asma edema paru dan
kanker paru.
c) Bila tertelan menyebabkan rasa terbakar.
Pertolongan pertama :
a) Mata : cuci dengan air secepatnya.
b) Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang
terkontaminasi.
c) Terhirup : pindahkan dari sumber.
d) Tertelan : cuci mulut, minum 1 – 2 gelas air atau susu.
Tindakan pencegahan :
a) Memakai APD.
b) Penyimpanan dan pengangkutan : simpan ditempat sejuk dan kering,
jauhkan dari asam dan hindari sumber panas.
 Sour atau penetral
Fungsi : bubuk pengasam atau penetralisir laundry.
Sifat : bereaksi dengan asam akan mengeluarkan sulfur diaksoda keluar
dan tidak mudah terbakar.
Bahaya :
a) Iritasi berat pada mata dan kulit.
b) Bila terhirup dan tertelan menyebabkan iritasi.
Pertolongan pertama :
a) Mata : cuci secepatnya dengan air.
b) Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang
terkontaminasi.
c) Terhirup : jauhkan dari sumber.
d) Tertelan : cuci mulut, minum 1 – 2 gelas air atau susu.
Tindakan pencegahan :
a) Memakai APD.
b) Penyimpanan dan pengangkutan : simpan ditempat sejuk dan kering,
jauhkan dari asam dan hindari sumber panas.
 Softener
Fungsi : cairan pelunak dan pelembut kain.
Sifat : stabil, tidak mengandung bahan berbahaya, tidak mudah terbakar.
Bahaya :
a) Iritasi berat pada mata dan kulit.
b) Bila terhirup menyebabkan iritasi.
c) Bila tertelan menyebabkan iritasi.
Pertolongan pertama :
a) Mata : cuci secepatnya dengan air.
b) Kulit : cuci secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi.

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


15
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

c) Terhirup : jauhkan dari sumber.


d) Tertelan : cuci mulut, minum 1 – 2 gelas air atau susu.
Tindakan pencegahan :
a) Memakai APD.
b) Penyimpanan dan pengangkutan : simpan ditempat sejuk dan kering,
hindari suhu yang ekstrim.

c. Bahaya Fisika
1) Bising
Bising dapat diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran baik
secara kuantitatif ( peningkatan ambang pendengaran ) maupun secara kualitatif
( penyempitan spectrum pendengaran ), berkaitan dengan factor intensitas,
frekuensi, durasi dan pola waktu.
Di rumah sakit bising merupakan masalah yang salah satunya berasal dari mesin
cuci. Pajanan bising yang terjadi lama membuat efek kumulatif yang bertingkat
dan menyebabkan gangguan pendengaran berupa noise induce hearing loss (
NIHL ).
Pengendalian :
a) Sumber :
- Desain akustik
- Menggunakan mesin atau alat yang kurang bising
b) Media :
- Menjauhkan sumber dari pekerja.
- Mengabsorbsi dan mengurangi pantulan bising secara akustik pada
dinding, langit – langit dan lantai.
- Menutup sumber bising dengan barrier.
c) Pekerja :
- Menggunakan APD
- Ruang isolasi untuk istirahat.
- Rotasi pekerja untuk periode waktu tertentu antara lingkungan kerja yang
bising dengan yang tidak bising.
- Pengendalian secara administrative dengan menggunakan jadwal kerja.
2) Cahaya
Pencahayaan di laundry sangat penting karena berhubungan dengan
keselamatan pekerja, peningkatan pencermatan, kesehatan yang lebih baik,
suasana nyaman. Petugas yang terpajan gangguan pencahayaan akan
mengeluh kelelahan mata dan keluhan lain berupa iritasi ( konjungtivitis ),
ketajaman penglihatan terganggu, akomodasi dan konvergensi terganggu, sakit
kepala.
Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan mengadakan
pencahayaan yang cukup sesuai dengan standart rumah sakit ( minimal 200 lux
).
3) Listrik
Kecelakaan tersengat listrik dapat terjadi pada petugas laundry oleh karena
dukungan pengetahuan listrik yang belum memadai. Pada umumnya yang
terjadi di rumah sakit adalah kejutan listrik microshock dimana listrik mengalir ke
badan petugas melalui system peralatan yang tidak baik.

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


16
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

Efek kesehatan :
a) Luka bakar di tempat tersengat listrik.
b) Kaku pada otot ditempat yang tersengat listrik.
Pengendalian :
a) Pengukuran jaringan atau instalasi listrik.
b) Pemasangan pengamanan atau alat pengamanan sesuai ketentuan.
c) Pemasangan tanda – tanda bahaya dan indicator.
d) Penempatan pekerja sesuai ketrampilan.
e) Waktu kerja petugas digilir.
f) Memakai sepatu atau sandal isolasi.
4) Panas
Panas dirasakan bila suhu udara di atas suhu nyaman ( 26 – 28 derajat Celsius
) dengan kelembaban antara 60 – 70 %.
Pada instalasi laundry panas yang terjadi adalah panas lembab.
Efek pada kesehatan :
a) Heat Syncope ( pingsan karena panas ).
b) Heat Disorder ( kumpulan gejala yang berhubungan dengan kenaikan suhu
tubuh dan mengakibatkan kekurangan cairan tubuh ) seperti :
( 1 ) Heat stress atau Heat Exhaustion :
Terasa panas dan tidak nyaman, tekanan darah menurun menyebabkan
gejala pusing dan mual.
( 2 ) Heat cramps :
Spasme otot yang disebabkan cairan dengan elektrolit yang rendah, masuk
kedalam otot, akibat banyak cairan tubuh yang keluar melalui keringat
sedangkan penggantinya hanya air minum biasa tanpa elektrolit.
( 3 ) Heat stroke :
Disebabkan kegagalan bekerja SSP dalam mengatur pengeluaran keringat,
suhu tubuh dapat mencapai 40 derajat celcius.
Pengendalian :
- Isolasi peralatan yang menimbulkan panas.
- Menyempurnakan ventilasi yang ditempatkan diatas sumber
panas yang bertujuan menarik udara panas keluar ruangan
dapat digunakan kipas angina ruangan.
- Menyediakan persediaan air minum yang cukup dan
memenuhi syarat dekat tempat kerja dan kalau perlu
disediakan extra salt.
- Hindari petugas yang harus bekerja dilingkungan panas
Apabila berbadan gemuk dan berpenyakit kardiovaskuler.
- Pengaturan waktu kerja dan istirahat.
5) Getaran
Getaran atau vibrasi adalah factor fisik yang ditimbulkan oleh subyek dengan
getaran isolasi. Vibrasi yang terjadi dapat local atau seluruh tubuh. Mesin cuci
yang bergetar dapat memajani petugas melalui transmisi atau penjalaran, baik
getaran yang mengenai seluruh tubuh ataupun setempat yang merambat melalui
tangan atau lengan operator.
Efek kesehatan :
a) Pada system peredaran darah dapat terjadi kesemutan dan parese.

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


17
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

b) Terhadap system tulang, sendi dan otot dapat terjadi gangguan


osteoarticular yaitu gangguan pada sendi jari tangan.
c) Terhadap system syaraf dapat terjadi parastesi, menurunnya sensitifitas,
gangguan kemampuan membedakan dan atrofi.
Pengendalian :
a) Terhadap sumber diusahakan menurunkan getaran dengan bantalan anti
vibrasi atau isolator dan pemeliharaan mesin yang baik.
b) Terhadap pekerja tidak ada pelindung khusus hanya dianjurkan
menggunakan sarung tangan untuk menghangatkan tangan dan
perlindungan gangguan vaskuler.
6) Ergonomic
Adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Posisi tubuh yang salah atau tidak alamiah apalagi dalam
sikap paksa dapat menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan kerja,
mengurangi ketelitian, mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien. Hal
ini jika terjadi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gangguan fisik dan
psikologi. Gejala penyakit sehubungan dengan alat gerak yaitu persendian,
jaringan otot saraf atau pembuluh darah ( low back pain ).
Pengendalian :
a) Mengangkat beban berat
Tubuh kita mampu mengangkat beban seberat badan kita sendiri, kira – kira
50 kg untuk laki – laki dan 40 kg untuk perempuan. Bila berat beban yang
akan diangkat lebih dari setengah dari berat badan si pengangkat, maka
beban harus dibagi menjadi dua.
b) Posisi duduk
Tinggi alas duduk sebaiknya antara 38 sampai 48 cm. Kursi harus stabil dan
tidak goyang atau bergerak. Kursi harus memungkinkan cukup kebebasab
bagi gerakan petugas.
c) Posisi berdiri
Berdiri lebih baik tidak lebih dari 6 jam.
d) Bahaya psikososial
Diantara berbagai ancaman bahaya yang timbul akibat dirumah sakit, factor
psikologis juga memerlukan perhatian antara lain :
 Stress yaitu ancaman fisik dan psikologis dari factor lingkungan terhadap
kesejahteraan individu. Stress dapat disebabkan oleh :
- Tuntutan pekerjaan
Dukungan kerja yang lebih maupun yang kurang, tekanan waktu,
tanggung jawab yang berlebih ataupun kurang.
- Dukungan dan kendala
Hubungan yang tidak baik dengan atasan, teman sekerja, adanya berita
yang tidak dikehendaki atau gossip, adanya kesulitan keuangan, dll.
Manifestasi klinis dari stress antara lain depresi, ansietas, sakit kepala,
kelelahan dan kejenuhan, gangguan pencernaan dan gangguan fungsi
organ lainnya.
Pengendalian : menjaga kebugaran jasmani dan adanya kegiatan yang
menimbulkan rasa senang dalam bekerja seperti cara kebersamaan, retret,
dll.
e) Keselamatan dan kecelakaan kerja

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


18
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja dan
proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara – cara
melakukan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga oleh
karena dibelakang peristiwa tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan.
Beberapa bahaya potensial terjadinya kecelakaan kerja di laundry antara lain
:
 Kebakaran
Kebakaran terjadi apabila terdapat tiga unsur secara bersama – sama.
Unsur tersebut adalah zat asam, bahan yang mudah terbakar dan panas.
Penaggulangan :
- Adanya system penyimpanan yang baik terhadap bahan
yang mudah terbakar.
- Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya
kebakaran dilakukan secara terus menerus.
- Jalur evakuasi.
- Perlengakapan pemadam dan penanggulangan
kebakaran.
 Terpeleset atau terjatuh
Walaupun jarang terjadi tetapi terpeleset atau jatuh dapat mengakibatkan
cidera ringan sampai berat misalnya fraktur, dislokasi, salah urat dan
memar.
Penganggulangan :
- Jangan memakai sepatu dengan hak tinggi, sol yang
rusak atau memakai tali sepatu yang longgar.
- Konstruksi lantai harus rata dan sedapat mungkin dibuat dari bahan
yang licin.
- Lantai harus selalu dibersihkan dari kotoran seperti pasir, debu,
minyak yang memudahkan terpeleset.
- Lantai yang cacat misalnya banyak lubang atau
permukaannya miring harus diperbaiki.
D. Prosedur Pelayanan Linen
1. Perencanaan Linen
a. Sentralisasi Linen
Merupakan suatu keharusan yang dimulai dari proses perencanaan, pemantauan
dan evaluasi dimana merupakan siklus yang berputar. Sifat linen adalah barang
habis pakai. Supaya terpenuhi dengan baik maka diperlukan system pengadaan
satu pintu yang sudah terprogram dengan baik.

b. Standarisasi Linen
Linen adalah istilah untuk menyebutkan seluruh produk tekstil yang berada di rumah
sakit yang meliputi linen diruang perawatan maupun ruang operasi dan unit lain yang
ada.
Standarisasi linen yang dipakai adalah :
a. Standart produk
Berhubung sarana kesehatan bersifat universal, maka sebaiknya setiap rumah
sakit mempunyai standart produk yang sama agar bisa diproduksi secara
massal. Produk dengan kualitas tinggi akan memberikan kenyamanan pada
waktu pemakaiannya dan mempunyai waktu penggunaan yang lebih lama,

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


19
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

sehingga secara ekonomi lebih optimal dibandingkan dengan produk yang lebih
murah.
b. Standart desain
Pada dasarnya baju rumah sakit lebih mementingkan fungsi daripada
estetikanya, maka dibuatlah desain yang sederhana, ergonomis dan inisex.
c. Standart material
Pemilihan material harus disesuaikan dengan fungsi, cara perawatan dan
penampilan yang diharapkan. Beberapa kain yang dipakai di rumah sakit antara
lain cotton 100%, CVC 50-50%, TC 65-35%, polyster 100% dengan anyaman
plat atau twill atau drill. Dengan adanya berbagai pilihan tersebut memungkinkan
untuk mendapatkan hasil terbaik untuk setiap produk.
Warna pada kain juga memberikan nuansa tersendiri, sehingga secara
psikologis mempunyai pengaruh terhadap lingkungannya. Oleh karena itu
pemilihan warna sangat penting. Alternative dari kain warna yang polos adalah
kain dengan corak motif, trend ini memberikan nuansa yang lebih santai dan
modern.
d. Standart ukuran
Ukuran linen sebaiknya dipertimbangkan tidak hanya sisi penggunaan, tetapi
juga dari biaya pengadaan dan biaya operasional yang timbul. Makin luas dan
berat linen, makin mahal biaya pengadaan dan pengoperasiannya.
e. Standart jumlah
Idealnya jumlah stok linen 5 par ( kapasitas ) dengan posisi 3 par berputar di
ruangan : 1 stok terpakai, 1 stok dicuci, 1 stok cadangan dan 2 par mengendap
di logistic : 1 par sudah terjahit dan 1 par masih berupa lembaran kain.
f. Standart penggunaan
Standatr yang baik seharusnya tahan cuci sampai 350 kali dengan prosedur
normal. Sebaiknya setiap rumah sakit menentukan standart kelayakan sebuah
linen, apakah dengan umur linen kondisi fisik atau dengan frekuensi cuci.
Sebaiknya linen itu sendiri diberi identitas ataupun informasi. Informasi yang
ditampilkan biasanya :
1) Logo rumah sakit dan nama rumah sakit
2) Tanggal beredar atau mulai dipergunakan
3) Item ukuran
4) No. ID
5) Dan nama ruangan pemakai
2. Mesin Cuci
Persyaratan mesin cuci :
a. Mesin cuci dengan kapasitas besar ( diatas 100 kg ) yang disarankan memiliki 2
kompartemen ( pintu ) yang membedakan antara memasukkan linen kotor
dengan hasil pencucian linen bersih. Antara 2 kompartemen dibatasi oleh partisi
yang kedap air. Maksud dari pemisahan tersebut adalah menghindari
kontaminasi dari linen kotor dan linen bersih baik dari lantai ataupun dari udara.
b. Mesin cuci ukuran sedang dan kecil ( 25 – 100 kg ) tanpa penyekat seperti pada
mesin besar dapat digunakan dengan memperhatikan batas ruang kotor dan
bersih dengan jelas.
c. Pipa pembuangan limbah cair hasil pencucian ( pemanasan – desinfeksi )
langsung dialirkan ke dalam system pembuangn yang terpendam dalam tanah
menuju IPAL.

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


20
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

d. Peralatan pendukung yang mutlak digunakan untuk membantu proses


pemanasan desinfeksi :
1) Pencatat suhu pada mesin
2) Thermostat untuk membantu meningkatkan suhu pada mesin
3) Glass atau kaca untuk melihat level air
4) Flow meter pada inlet air bersih ke mesin cuci untuk mengukur jumlah
air yang dibutuhkan pada saat pengenceran bahan kimia terutama
pada saat desinfeksi.
3. Tenaga Laundry
Untuk mencegah infeksi yang terjadi didalam pelaksanaan kerja terhadap tenaga
laundry maka perlu ada pencegahan dengan :
1. Pemeriksaan kesehatan kerja sebelum kerja dan pemeriksaan kesehatan berkala
2. Pemberian imunisasi poliomyelitis, tetanus, BCG dan hepatitis
3. Pekerja yang memiliki permasalahan dengan kulit misalnya lika – luka, ruam, kondisi
kulit eksfoliatif tidak boleh melakukan proses pencucian
4. Penatalaksanaan Linen
Penatalaksanaan linen dibedakan menurut lokasi dan kemungkinan transmisi
organisme berpindah.
1. Ruangan
2. Perjalanan transportasi linen kotor
3. Proses pencucian di laundry
4. Penyimpanan linen bersih
5. Distribusi linen bersih
Linen kotor yang dapat dicuci di laundry dapat dikategorikan menjadi :
1. Linen kotor infeksius
Adalah linen yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh dan feses terutama
yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi salmonella dan shigella, HBV dan HIV dan
infeksi lainnya yang spesifik ( SARS ) dimasukkan ke dalam kantong dengan segel
yang dapat terlarut dalam air dan kembali ditutup dengan kantong luar berwarna
kuning bertuliskan infeksius. Dimasukkan dalam plastic kuning tertutup rapat.
2. Linen kotor non infeksius
Adalah linen yang tidak terkontaminasi darah, cairan dan feses yang berasal dari
pasien lainnya secara rutin dari seluruh pasien dari ruangan biasa ataupun ruang
isolasi yang terinfeksi.
Untuk lebih terperinci penanganan linen dibedakan dengan lokasi sebagai berikut :
a. Pengelolaan linen di ruangan
Seperti disebutkan di atas yang dimaksud dengan linen yang terinfeksius dan
non infeksius yang secara spesifik diperlukan secara khusus dengan kantong
linen yang berbeda. Penanganan linen dimulai dari proses penggantian linen.
Proses penggantian linen dilakukan oleh perawat dengan melepaskan linen
yang kotor terlebih dahulu.
 Prosedur untuk linen kotor infeksius :
1) Biasakan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
pekerjaan
2) Gunakan APD ( sarung tangan, Appron dan masker )
3) Persiapan alat dan bahan
4) Lipat bagian yang terinfeksi ke bagian dalam dan masukkan linen ke
dalam trolly tertutup dan segera bawa ke spoel hock
INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry
21
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

5) Noda darah atau feses dibuang ke spoel hock, basahi linen dengan air
lalu masukkan ke dalam kantong berwarna kuning.
6) Tutup rapat kantong dan segera masukkan ke trolly linen kotor dekat
ruang spoel hock dan siap dibawa ke laundry.
 Prosedur untuk linen kotor non infeksius :
Biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.
1) Gunakan APD ( sarung tangan, apron dan masker )
2) Persiapkan alat dan bahan
3) Masukkan linen kotor ke dalam trolly kotor yang berada dekat
ruang spoel hock dan siap dibawa ke laundry.
b. Transportasi
Transportasi dapat merupakan bahaya potensial dalam menyebarkan
organisme, jika linen kotor tidak tertutup dan trolly tidak dibersihkan.
Persyaratan alat transportasi linen :
1) Dipisahkan antara trolly linen kotor dan linen bersih, jika tidak maka wadah
penampung yang harus terpisah.
2) Bahan trolly terbuat dari stainless stell dan tidak mudah berkarat.
3) Wadah mampu menampung beban linen
4) Wadah mudah dilepas dan setiap saat habis difungsikan selalu dicuci
demikian juga dengan trolly harus dicuci.
5) Muatan atau loading linen kotor dan bersih tidak boleh berlebihan
6) Wadah harus tertutup
c. Laundry
Tahapan kerja di laundry :
1) Penerimaan linen kotor dengan prosedur pencatatan
2) Pemilahan dan penimbangan linen kotor
3) Pencucian
4) Pemerasan
5) Pengeringan
6) Penyetrikaan
7) Pelipatan
8) Penyimpanan
9) Pendistribusian
10) Penggantian linen yang rusak
Pada saat penerimaan sampai dengan penyetrikaan merupakan proses yang
krusial dimana kemungkinan organisme masih hidup, maka petugas diwajibkan
memakai APD.

Alat pelindung diri petugas laundry :


1) Pakaian kerja dari bahan yang menyerap keringat
2) Apron
3) Sarung tangan
4) Topi
5) Sepatu boot digunakan untuk area basah
6) Masker digunakan pada proses pemilahan dan sortir
7) Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan biasakan untuk mencuci tangan
sebagai pertahanan diri.
INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry
22
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

Penjelasan lebih lanjut tahapan kerja di laundry :


1) Penerimaan linen kotor dan penimbangan prosedur pencatatan
Linen kotor diterima yang berasal dari ruangan dicatat berat timbangan.
Tidak dilakukan pembongkaran muatan untuk mencegah penyebaran
organisme.
2) Pemilahan dan penimbangan linen kotor
a) Lakukan pemilahan berdasarkan linen infeksius dan non infeksius.
b) Upayakan tidak melakukan pensortiran. Penggunaan kantong dari
ruangan adalah salah satu upaya menghindari sortir.
c) Penimbangan sesuai dengan kapasitas mesin cuci yang digunakan.
3) Pencucian
Pencucian mempunyai tujuan selain menghilangkan noda ( bersih ), awet (
tidak cepat rapuh ), namun memenuhi persyaratan sehat bebas dari
mikroorganisme pathogen.
Sebelum melakukan pencucian setiap harinya lakukan pemanasan sampai
dengan desinfeksi untuk membunuh mikroorganisme yang mungkin tumbuh
dimesin cuci. Untuk dapat mencapai tujuan pencucian harus mengikuti
persyaratan teknis pencucian :
a) Waktu
Waktu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan temperature
dan bahan kimia guna mencapai hasil cucian yang bersih dan sehat. Jika
waktu tidak tercapai sesuai dengan yang dipersyaratkan maka kerja
bahan kimia tidak berhasil dan yang terpenting mikroorganisme dan jenis
pest seperti kutu dan tungau dapat mati.
b) Suhu
Suhu yang direkomendasikan sangat bervariasi mulai 30 derajat celcius
sampai dengan 90 derajat celcius tergantung dari bahan dan jenis linen.
- Proses pra cuci dengan atau tanpa bahan kimia dengan
suhu normal.
- Proses cuci dengan bahan kimia alkali dan detergent
untuk linen putih 45 – 50 derajat celcius, untuk linen
warna 60 – 80 derajat celcius.
- Proses bleaching atau dilakukan desinfeksi 65 atau 70
derajat celcius.
- Proses bilas 1 dan 2 dengan suhu normal
- Proses penetralan dengan suhu normal
- Proses pelembut atau pengkajian dengan suhu normal.
c) Bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan terdiri dari alkali, emulsifier, detergent,
bleach ( chlorine dan oksigen bleach ), sour, softener, dan starch. Masing
– masing mempunyai fungsi tersendiri.
d) Mechanical action
Adalah putaran mesin pada saat proses pencucian. Factor yang
mempengaruhi :
- Loading atau muatan tidak sesuai dengan kapasitas
mesin. Mesin harus dikosongkan 25% dari kapasitas
mesin.
- Level air yang tidak tepat.

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


23
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

- Motor penggerak yang tidak stabil yang disebabkan


oleh poros tidak simetris lagi dan automatic reverse
yang tidak bekerja.
- Takaran detergent yang berlebihan dapat
mengakibatkan melicinkan linen dan busa yang
berlebihan akan mengakibatkan sedikit gesekan.
- Menggunakan bahan kimia yang sesuai atau tidak
berlebihan.
4) Pemerasan
Pemerasan merupakan proses pengurangan kadar air setelah tahap
pencucian selesai. Pemerasan dilakukan dengan mesin pemeras/ ekstraktor.
5) Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan mesin pengering atau drying yang
mempunyai suhu 80 derajat celcius selama 30 menit. Pada proses ini, jika
mikroorganisme yang belum mati atau terjadi kontaminasi ulang diharapkan
dapat mati.
6) Penyetrikaan
Penyetrikaan dapat dilakukan dengan mesin setrika manual, namun harus
diingat bahwa linen mempunyai keterbatasan terhadap suhu antara 70 – 80
derajat celcius.
7) Pelipatan
Melipat linen mempunyai tujuan selain kerapihan juga mudah digunakan
pada saat penggantian linen dimana tempat tidur kosong atau saat pasien
diatas tempat tidur. Proses pelipatan sekaligus juga melakukan pemantauan
antara linen yang masih baik dan sudah rusak agar tidak dipakai lagi.
8) Penyimpanan
Penyimpanan mempunyai tujuan selain melindungi linen dari kontaminasi
ulang baik dari bahaya seperti mikroorganisme dan pest, juga untuk
mengkontrol posisi linen tetap stabil. Sebaiknya penyimpanan linen 1.5 par
di ruang penyimpanan dan 1.5 par disimpan di ruangan. Ada baiknya lemari
penyimpanan dipisahkan menurut masing – masing ruangn dan diberi obat
anti ngengat yaitu kapur barus.
9) Pendistribusian
Disini diterapkan system FIFO yaitu linen yang tersimpan sebelumnya harus
dikeluarkan atau dipakai terlebih dahulu.
10) Penggantian linen yang rusak
Linen rusak dapat dikategorikan :
a) Kualitas linen rendah
- Kusam
- Warna linen pudar
- Sobek
- Bernoda
- Serat kain rusak
- Bau amis
b) Human error termasuk hilang
Jenis kerusakan ada yang dapat diperbaiki dan ada pula yang memang
harus diganti. Penggantian dapat segera dilakukan petugas laundry
dengan mengirimkan formulir permintaan linen ke pihak logistik rusak.

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


24
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

3. Proses Tatalaksana Linen


a. Proses perencanaan pengadaan linen rumah sakit
1) Proses perencanaan dan pengadaan linen baru untuk rumah sakit Karisma
Cimareme, khususnya untuk instalasi Gizi, Radiology, Fisioterapi ( selain
ruang rawat inap dan ruang rawat jalan ). Bagian/ unit tersebut mengajukan
permintaan atau pengadaan linen baru keruang linen dengan mengisi form
permintaan tidak rutin dan di otorisasi oleh atasannya. Ruang linen
menghitungkan berapa jumlah kain yang akan digunakan untuk pengadaan
linen baru baik di ruang rawat inap maupun rawat jalan. Petugas ruang linen
mengajukan berapa jumlah kebutuhan kain yang akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan linen di ruangan rawat inap dan rawat jalan dalam form
permintaan tidak rutin diotorisasai oleh atasan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari pejabat yang berwenang maka form permintaan tidak rutin
diserahkan kepada bagian pembelian untuk dibelanjakan oleh team
pembelian. Setelah kain yang dibutuhkan sudah tersedia akan segera dibuat
sesuai dengan permintaan dari ruang rawat inap maupun rawat jalan di ruang
jahit. Setelah linen jadi atau siap segera diserahkan kebagian atau yang
meminta dengan form serah terima linen baru.
2) Untuk ruang rawat inap dan ruang rawat jalan
Petugas ruang linen melakukan stok opname/ menghitung jumlah
ketersediaan linen yang terdapat di rumah sakit Karisma Cimareme. Jika
terdapat kekurangan, kerusakan, kehilangan linen maka untuk memenuhi
ketersediaan jumlah linen yang mencukupi dan siap pakai. Petugas ruang
linen menghitungkan berapa jumlah kain yang akan digunakan untuk
pengadaan linen baru baik di ruang rawat inap maupun rawat jalan.
Kemudian petugas ruang linen mengajukan berpa jumlah kebutuhan kain
yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan linen di ruangan rawat
inap dan rawat jalan dalam form permintaan tidak rutin diotorisasi oleh
atasan. Setelah mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang
maka form permintaan tidak rutin diserahkan kepada kepada bagian
pembelian untuk dibelanjakan oleh team pembelian. Setela kain yang
dibutuhkan sudah tersedia akan segera dibuat sesuai dengan kebutuhan dari
ruang rawat inap maupun rawat jalan di ruang jahit. Setelah linen jadi atau
siap segera diserahkan kebagian atau yang meminta dengan form serah
terima linen baru.
b. Proses pengambilan linen kotor dari ruangan
Pengambilan linen kotor dari ruangan dilakukan oleh petugas linen.
Pengambilan linen kotor menggunakan troly linen kotor. Pengambilan linen
kotor dilakukan pagi pukul 06.30 wib. Pada waktu menyerahkan linen non
infeksius harus dihitung jumlah dan jenis linen dan dicatat pada form serah
terima linen kotor. Hitung jumlah linen non infeksius adalah dengan cara
mengkategorikan linen sesuai dengan jenis linen misalnya : sarung bantal
dengan sarung bantal, selimut dengan selimut dan lain – lain dan dihitung.
Petugas dari ruang rawat inap maupun ruang rawat jalan menulis jumlah
dan jenis linen kotor pada form serah terima linen kotor. Jika jumlah sudah
sesuai maka petugas dari ruang rawat inap maupun rawat jalan yang
menyerahkan linen kotor dan petugas laundry yang menerima linen kotor
menandatangani form serah terima linen kotor. Petugas laundry

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


25
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

menimbang dengan cara linen kotor dikumpulkan, dimasukkan dalam


ember dan ditimbang kemudian catat berat linen. Petugas bagian
transportasi menyerahkan linen kotor kebagian laundry Linen kotor
infeksius dari ruangan yang bernoda darah, feses, pus dll di bawa kebagian
laundry dengan cara dibungkus dalam plastik berwarna kuning dan tertutup
rapat. Penyortiran / pembongkaran untuk linen infeksius tidak dilakukan
untuk mencegah penyebaran mikroorganisme.
c. Proses pendistribusian linen bersih ke ruangan
Petugas dari bagian linen menyiapkan linen yang bersih sesuai dengan
jumlah linen kotor yang di ambil pada hari tersebut. Petugas dari bagian
linen kemudian mendistribusikan ke masing – masing ruang rawat inap/
ruang rawat jalan jam 15.00 Wib. Petugas ruang rawat inap / rawat jalan
yang menerima linen bersih mencocokan jumlah linen bersih yang telah
diterima,apakah sudah sesuai dengan jumlah linen kotor yang di ambil
petugas linen pada hari tersebut. Jika ada linen yang belum tersedia pada
pagi hari tersebut, linen dapat didistribusikan kembali pada sore hari pada
hari tersebut. Jika jumlah linen sudah sesuai maka petugas dari ruang
rawat inap maupun dari ruang rawat jalan akan menandatangani form
serah terima linen bersih. Pengangkutan linen bersih dengan kereta linen
bersih dan harus tertutup rapat.

b. Proses pemusnahan dan pengalih fungsi linen yang sudah tidak layak digunakan.
Hitung jumlah dan jenis linen yang akan dimusnahkan atau dialih fungsikan. Linen
yang sudah tidak layak untuk digunakan karena warna linen sudah pudar, kusam,
linen sobek, serat kain sudah rusak, dan berbau amis Linen yang sudah tidak layak
digunakan dimusnahkan dengan cara dibakar. Linen yang masih dapat digunakan
akan dialih fungsikan menjadi lap , plipit atau yang lainnya Petugas linen membuat
laporan dan berita acara pengalih fungsi linen yang sudah tidak digunakan
c. Penanganan kereta linen kotor
Penanganan kereta linen kotor sangat penting untuk mengendalikan penyebaran
organisme. Pembersihan kereta linen kotor dilakukan setiap hari, setelah kereta
linen kotor digunakan untuk membawa linen kotor ke laundry. Siapkan bahan
pembersih Kreolin 2 % (40 ml dicampur dengan 2 lt air) dan sikat tangkai, lap Trolly
dibawa diruang pembersihan, Trolly dibilas dengan menggunakan air bersih yang
mengalir, Trolly dicuci / disikat dengan menggunakan bahan desinfektan Kreolin 2
% (40 ml dicampur dengan 2 lt air), Trolly dibilas kembali dengan menggunakan
air bersih yang mengalir, Trolly dijemur / diangin-anginkan ditempat yang kering
dan bersih Pastikan sudut-sudut trolly dalam keadaan bersih.
d. Cara pencampuran chemical di laundry
Cara pencampuran chemical di laundry dikategorikan berdasarkan warna linen dan
tingkat kekotoran linen
1) Pencucian linen berwarna putih dengan noda berat :
a) Berat linen 30 Kg , bahan cuci / chemical = 9 L : 500 ml, 10 L : 500 ml, 11 L :
500 ml, 12 L : 500 ml, C 333 : 500 ml

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


26
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

b) Setelah noda hilang linen dibilas dengan air bersih sebanyak 3 kali , pada
bilasan terakhir dibilas menggunakan pelembut pakaian 14 L : 400 ml.
2) Pencucian linen berwarna putih dengan noda sedang ::
a) Bahan cuci / chemical = 9L : 300 ml, 12 L : 300 ml, 10 L : 300 ml, 11 L : 300 ml,
C 333 : 300 ml dengan berat linen 20 Kg,
3) Pencucian linen berwarna dengan noda berat:
a) Bahan cuci / chemical = 9L : 250 ml, 11 L : 250 ml, C 333 : 300 ml dengan berat
linen 15 Kg, direndam linen dicuci secara manual / disikat jika masih belum
bersih linen dispoting dengan menggunakan 11 L
b) Pada bilasan terakhir dibilas menggunakan pelembut pakaian 14 L : 200 ml
4) Pencucian linen berwarna dengan noda sedang: bahan cuci / chemical = 9 L : 200
ml, 11 L : 200 ml, C 333 : 200 ml. Jika noda belum bersih, linen dispoting dengan
menggunakan 11L. Kemudian linen dibilas dengan air bersih sebanyak 3 kali pada
bilasan terakhir atau ke tiga menggunakan 14 L 200 ml.
g. Pencucian Perlak infeksius
Perlak direndam dalam air 60 lt, bahan cuci / chemical = 9 L : 150 ml , dan C333 : 600
ml dengan beban linen 15 kg, rendam selama 15 menit kemudian disikat, di bilas
sebanyak 3 kali dan di jemur
1) Pencucian linen berwarna putih
Berat linen 30 kg yang bernoda ringan langsung dimasukan dalam mesin cuci, berisi
air 150 Lt dan bahan cuci / chemical = 9 L : 500 ml, 11 L : 500 ml, 12 L: 500 ml , C
333 : 300 ml, Kemudian linen dibilas dengan air bersih sebanyak 3 kali, pada
pembilasan pertama dengan menggunakan air bersih, pada bilasan ke dua
menggunakan 13 L : 500 ml, pada pembilasan terakhir atau ketiga dengan
menggunakan 14 L : 400 ml.
2) Pencucian linen berwarna
Linen dari ruang rawat inap dan IPI ( baju , celana dan jas luar, ) dengan berat linen
15 kg yang bernoda direndam selama 15 menit didalam ember yang berisi air
hangat 20 lt, 9 L : 200 ml, 11 L : 200 ml, C 333 : 250 ml, Semua bahan diaduk,
setelah semua bahan tercampur rata linen direndam selama 15 menit, kemudian
linen disikat secara manual. Kemudian linen dibilas dengan air bersih sebanyak 2
kali.
3) Handuk dari seluruh ruang
Handuk untuk lap tangan bersih dari semua ruangan dengan berat linen 30 kg yang
bernoda ringan langsung dimasukan dalam mesin cuci, berisi air hangat 150 Lt dan
bahan cuci / chemical = 9 L : 500 ml, 11 L : 500 ml, 12 L: 500 ml , C 333 : 300 ml,
Kemudian linen dibilas dengan air bersih sebanyak 3 kali, pada pembilasan pertama
dengan air bersih, pada bilasan kedua menggunakan 13 L : 500 ml, pada
pembilasan terakhir atau ketiga dengan menggunakan 14 L : 500 ml.
4) Pencucian Perlak Non infeksius
Perlak direndam dalam air 60 lt, bahan cuci / chemical = 9 L : 300 ml , dan C333 :
200 ml dengan beban linen 30 kg, rendam selama 15 menit kemudian disikat, di
bilas sebanyak 3 kali dan di jemur.

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


27
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

BAB IV
DOKUMENTASI

Persyaratan dokumentasi kegiatan pengelolaan linen dapat diketahui atau dibuktikan dengan
mengumpulkan semua kertas kerja atau bukti-bukti pelaksanaan pengelolaan linen.
Kertas kerja atau dokumen mutu yang dikendalikan antara lain:
1. Form keluar linen kotor
2. Form masuk linen bersih
3. Form pendistribusian linen bersih ke ruangan
4. Buku catatan-catatan
Jenis pelaporan pengelolaan linen antara lain :
1. Laporan inventaris linen
2. Laporan analisa pemeriksaan laboratorium
3. Laporan notulen kunjungan ke vendor
4. Laporan pemantauan barang tertinggal di linen kotor
5. Checklist pemeliharaan instalasi penting, antara lain:
a. Mesin cuci
b. Mesin pengering
c. Setrika
6. Checklist pemantauan linen bersih
Untuk menciptakan pemeliharaan yang komprehensif, perlu sumber daya pendukung yang menjadi
tolak ukur pelaksanaan perawatan sarana dan fasilitas di rumah sakit yaitu menambah sumber daya
manusia bedrupa tenaga-tenaga technical professional, kompetensi dan mengikuti pelatihan.

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


28
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring.
Yang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati pelayanan dan cakupan
progam pelayanan seawall mungkin, untuk dapat menemukan dan memperbaiki masalah yang
timbul dalam pelaksanaan progam.
1. Tujuan Monitoring:
a. Untuk mengadakan perbaikan, perubahan orientasi atau desain dari system pelayanan.
b. Untuk menyesuaikan strategi atau pedoman pelayanan yang dilaksanakan dilapangan,
sesuai dengan temuan dilapangan.
c. Hasil analisis dari monitoring digunakan untuk perbaikan dalam pemberian pelayanan
dirumah sakit. Monitoring sebaiknya dilakukan sesuai keperluan dan dipergunakan
segera untuk perbaikan progam.
2. Khusus dalam pelayanan linen dirumah sakit monitoring sebaiknya dilakukan secara
teratur dan kontinyu. Aspek- aspek yang dimonitor mencakup:
a. Sarana, prasarana dan peralatan.
b. Standart, pedoman pelayanan linen, SPO, kebijakan rumah sakit, visi misi dll.
c. Pengamatan dengan penglihatan pada linen, yaitu warna yang kusam dan pudar,
tidak cerah menggambarkan usia pakia. Terdapat bayangan dari barang yang
dibungkusnya menunjukkan linen sudah menipis.
d. Bila ditarik terjadi perobekan atau lapuk.
e. Kelayakan pakai dan sisi infeksi dilakukan melalui uji kuman .
B. Evaluasi
Setiap kegiatan harus selalu dievaluasi pada tahap proses akhir seperti tahap pencucian,
pengeringan dan sebagainya, juga evaluasi secara keseluruhan dalam rangka kinerja dari
pengelolaan linen di rumah sakit.
Tujuan Dari Evaluasi:
1. Meningkatkan kinerja pengelolaan linen yang baik.
2. Sebagai acuan atau masukan dalam perencanaan pengadaan linen, bahan kimia
pembersihan sarana dan prasarana ruang cuci.
3. Sebagai acuan dalam perencanaan system pemeliharaan mesin.
4. Sebagai acuan perencanaan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya
manusia.
5. Materi yang dievaluasi antara lain:

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


29
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME
RS Jl. Raya Cimareme No 235 Kec. Ngamprah
Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

a. Kuantitas linen
b. Kualitas linen.
c. Bahan kimia.
d. Baku mutu air bersih.
e. Baku mutu limbah cair.
Hasil evaluasi diberikan kpada penanggung jawab dan pengelola linen di rumah sakit dan
umpan balik yang diberikan dapat menjadi bahan laporan dan pertimbangan dalam
pembuatan perencanaan sesuai tujuan evaluasi.

INSTALASI RUMAH TANGGA – Unit Laundry


30

Вам также может понравиться