Вы находитесь на странице: 1из 13

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN

(RESIKO KEHAMILAN MULTIPEL)

DISUSUN OLEH

SRI EGA INDARWATI

P0714211171030

DIV KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kehamilan Multipel
B. Faktor Penyebab Kehamilan Multipel
C. Resiko Kehamilan Multipel
D. Perawatan Kehamilan Multipel
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin,
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
dengan judul “Resiko Kehamilan Multipel” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi
tugas akhir semester dua untuk mata kuliah Asuhan Kebidanan.

Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Makassar, 17 Juni 2018

Penulis

Sri Ega Indarwati


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 9 bulan menurut kalender Internasional (Wiknjosatro, 2007:286).
Kehamilan merupakan hal fisiologis yang terjadi pada seorang wanita. Meskipun
demikian, semua jenis kehamilan memiliki resiko terjadinya komplikasi pada masa
persalinan atau bahkan masa kehamilan itu sendiri. Salah satu contoh wanita yang
beresiko selama kehamilan adalah wanita yang hamil kembar.
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2
janin), triplet ( 3 janin ), kuadruplet ( 4 janin ), Quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya
dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hokum Hellin. Hukum
Hellin menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan ganda dan tunggal adalah
1: 89, untuk triplet 1 : 892, untuk kuadruplet 1 : 893, dan seterusnya. Kehamilan
tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada
umumnya.
Ibu yang melahirkan bayi lebih dari satu akan lebih banyak membutuhkan
dukungan, baik itu secara lahiriah maupun jasmaniah. Kehamilan ini memang
beresiko terhadap persalinan yang lebih besar dibanding kehamilan tunggal.
Kesulitan yang sering didapati antara lain anemia, pre-eklampsia, BBLR, air ketuban
meningkat 10 kali lipat sehingga rahim lebih meregang dan menyebabkan resiko
persalinan prematur, kontraksi rahim kurang dan pendarahan sesudah melahirkan
meningkat.
Para bayi yang dilahirkan dari kehamilan kembar ini lebih kecil kemungkinannya
untuk bertahan hidup dan lebih sering mengalami kecacatan jangka panjang akibat
kelahiran preterm. Meskipun dengan kemajuan terkini pelayanan obstetrik,
mortalitas perinatal pada kehamilan kembar mencapai 4-6 kali lebih tinggi dan
morbiditas neonatal dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah :
1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan multipel?
2. Apa penyebab terjadinya kehamilan multipel?
3. Apa saja resiko kehamilan multipel?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini ialah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kehamilan multipel
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kehamilan multipel
3. Untuk mengetahui resiko kehamilan multipel
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kehamilan Multipel


Kehamilan multipel adalah kehamilan yang terjadi karena terdapat lebih embrio
atau janin sekaligus, kehamilan ini terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan
dibuahi atau bila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk
dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal. (Taufan, 2012).
Jenis Kehamilan Multipel ialah :
1. Kembar Monozigotik
Kembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal yang
dibuahi yang kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-
masing dengan potensi untuk berkembang menjadi suatu individu yang terpisah.
Hasil akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan
pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut :
a. Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah pembuahan,
maka dua embrio, dua amnion serta dua chorion akan terjadi dan kehamilan
diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang
berbeda atau suatu plasenta tunggal yang menyatu.
b. Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua embrio akan
terjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah, dengan chorion
bersama, dengan demikian menimbulkan kehamilan kembar diamnionik,
monochorionik.
c. Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion telah
terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan dua embrio dengan kantong
amnion bersama, atau kehamilan kembar monoamnionik, monochorionik.
d. Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng
embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk
kembar yang menyatu
2. Kembar Dizigot
Dizigotik, atau fraternal, kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang
terpisah. Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar
monozigotik dan insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu
ras, riwayat keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas.
B. Faktor Penyebab Kehamilan Multipel
Faktor utama yang meningkatkan kemungkinan terjadinya bayi kembar adalah
terapi infertilitas, disamping terdapat faktor-faktor lainnya. Ras, usia, hereditas, atau
riwayat terdapat kehamilan kembar dalam keluarga tidak meningkatkan kemungkinan
memiliki bayi kembar identik, namun meningkatkan kemungkinan memilki bayi
kembar tidak identik. Terapi infertilitas meningkatkan kemungkinan memilki bayi
kembar, baik identik maupun non-identik.
1. Ras
Angka kejadian kembar mendekati 1 dari 90 kehamilan di Amerika Utara.
Insidennya lebh tinggi lagi di Afrika, dengan angka kejadian 1 dari 20 kelahiran
di Nigeria. Kembar jarang terjadi di Asia. Di Jepang, misalnya, kembar hanya
terjadi sekali pada setiap 155 kelahiran.
2. Hereditas
Riwayat kembar pada keluarga ibu lebih signifikan dibanding riwayat
kembar dari keluarga ayah. Wanita kembar non-identik memberikan
kemungkinan bayi kembar 1 dari 60 kelahiran. Sebaliknya, seorang ayah yang
memiliki kembar non-identik memberikan kemungkinan bayi kembar hanya 1
dari 125 kelahiran.
3. Usia Maternal dan Riwayat Kehamilan
Frekuensi kembar meningkat dengan usia maternal dan jumlah kehamilan.
Wanita berusia antara 35-40 tahun dengan empat atau lebih anak, kemungkinan
memilki anak kembar adalah tiga kali lipat dibanding wanita berusia kurang dari
20 tahun yang belum memiliki anak.
4. Tinggi dan Berat Badan Ibu
Kembar non-identik lebih sering terjadi pada wanita bertubuh besar dan
tinggi dibandingkan pada wanita yang bertubuh lebih kecil. Hal ini mungkin
lebih terkait dengan status gizi dibanding ukuran tubuh itu sendiri. Selama Perang
Dunia II, insidensi kembar non-identik menurun di Eropa saat terjadi kekurangan
pangan.
5. Obat-obat Penyubur dan Kemajuan Teknologi Reproduksi
Kehamilan multipel lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi
obat-obatan fertilitas selama menjalani induksi ovulasi atau superovulasi. Wanita
yang mendapatkan kehamilan dengan menggunakan clomiphene citrate, memiliki
kemungkinan kehamilan kembar antara 5-12%, dan kurang dari 1% memperoleh
kehamilan kembar triplet atau lebih. Hampir 20% kehamilan
akibat gonadotropin merupakan kehamilan kembar multipel. Meskipun
kebanyakan kembar tersebut merupakan kembar dua, lebih dari 5% merupakan
kembar triplet atau lebih. Di lain pihak, prosedur ART seperti In Vitro
Fertilization (IVF) juga memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan
angka kejadian kelahiran kembar. Resiko terjadinya kehamilan kembar seiring
dengan peningkatan jumlah transfer embrio. Superovulasi bertanggungjawab
terhadap sejumlah besar kehamilan kembar.

C. Resiko/ Komplikasi Kehamilan Multipel


Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, kehamilan multipel lebih mungkin
terkait dengan banyak komplikasi kehamilan. Komplikasi obstetrik yang sering
didapatkan pada kehamilan kembar meliputi polihidramnion, hipertensi yang
diinduksi oleh kehamilan ketuban pecah dini, presentasi janin abnormal, dan prolaps
tali pusat. Secara umum, komplikasi tersebut dapat dicegah dengan perawatan
antenatal yang baik. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada janin yang
dilahirkan pada kehamilan kembar diantaranya adalah:
1. Prematuritas
Janin dari kehamilan multipel cenderung dilahirkan preterm dan kebanyakan
memerlukan perawatan pada neonatal intensive care unit (NICU). Sekitar 50
persen kelahiran kembar terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Lamanya
kehamilan akan semakin pendek dengan bertambahnya jumlah janin di dalam
uterus. Sekitar 20% bayi dari kehamilan multipel merupakan bayi dengan berat
lahir rendah.
2. Hyalin Membrane Disease (HMD)
Bayi kembar yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 35 minggu dua kali
lebih sering menderita HMD dibandingkan dengan bayi tunggal yang dilahirkan
pada usia kehamilan yang sama.
3. Asfiksia saat Kelahiran/Depresi Napas Perinatal
Bayi dari kehamilan multipel memiliki peningkatan frekuensi untuk
mengalami asfiksia saat kelahiran atau depresi perinatal dengan berbagai sebab.
Prolaps tali pusat, plasenta previa, dan ruptur uteri dapat terjadi dan
menyebabkan asfiksia janin.
4. Infeksi Streptococcus group B
Infeksi onset cepat Streptococcus group B pada bayi berat lahir rendah
adalah 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan tunggal
dengan berat badan yang sama.
5. Vanishing Twin Syndrome
Kemajuan teknologi ultrasonografi memungkinkan dilakukannya studi
sonografik pada awal gestasi yang memperlihatkan bahwa insiden kembar
trimester pertama jauh lebih tinggi daripada insiden kembar saat lahir.
6. Kelainan Kongenital/Akardia/Rangkaian Perfusi Balik Arteri pada Janin Kembar
(twin reverse-arterial-perfusion/TRAP)
Pada plasenta monokorionik, vaskularisasi janin biasanya tergabung,
kadang-kadang amat kompleks. Anastomosis vaskular pada plasenta
monokorionik dapat dari arteri ke arteri, vena ke vena, atau arteri ke vena.
Biasanya cukup berimbang dengan baik sehingga tidak ada salah satu janin yang
menderita.
7. Twin-to-twin Transfusion Syndrome
Darah ditransfusikan dari satu kembaran (donor) ke dalam vena kembaran
lainnya (resipien) sedemikian rupa sehingga donor menjadi anemik dan
pertumbuhannya terganggu, sementara resipien menjadi polisitemik dan mungkin
mengalami kelebihan beban sirkulasi yang bermanifestasi sebagai hidrops fetalis.
Menurut ketentuan, terdapat perbedaan hemoglobin 5 g/dl dan 20% berat badan
pada sindrom ini.
8. Kembar Siam
Apabila pembentukan kembar dimulai setelah cakram mudigah dan kantung
amniom rudimenter sudah terbentuk dan apabila pemisahan cakram mudigah
tidak sempurna, akan terbentuk kembar siam/kembar dempet.
9. Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
Pada kehamilan kembar, pertumbuhan dan perkembangan salah satu atau
kedua janin dapat terhambat. Semakin banyak jumlah janin yang terbentuk, maka
kemungkinan terjadinya IUGR semakin besar.

D. Perawatan Kehamilan Multipel


Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas pada kehamilan kembar, dilakukan :
1. Pemeriksaan antenatal lebih sering, mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan
dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga
tanda-tanda pre-eklamsi dapat diketahui dini dan penanganannya dapat
dikerjakan dengan segera. Setelah kehamilan 30 minggu, perjalanan jauh dan
koitus sebaiknya dilarang karena dapat merupakan factor predisposisi partus
prematurus.
2. Pada kehamilan kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih besar dari
hamil tunggal, sehingga kebutuhan nutrisinya harus terpenuhi agar tidak
terganggu pertumbuhan janin dalam rahim.
3. Anemia hepokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan
besi 2 bayi dan penambahan volema darah ibu sangat meningkat.pemberian
sulfas ferosus 3×100 mg secara rutin perlu dilakukan, selain zat besi dianjurkan
untuk memberikan asam folik sebagai tambahan, yaitu 5 mg asam folat dan satu
tablet zatbesi setiap hari.
4. Mencegah kelahiran janin yang terlalu preterm.
5. Mengidentifikasi gangguan pertumbuhan salah satu atau kedua janin dan janin
yang mengalaminya dilahirkan sebelum sekarat.
6. Mengeliminasi trauma janin selama persalinan dan kelahiran.
7. Mempersiapkan dokter yang ahli dalam perawatan neonates.

Disamping itu juga harus diperhatikan keadaan ibu dan janin seperti :
1. Nutrisi
Kebutuhan akan kalori, protein, mineral, vitamin, dan asam lemak esensial
jauh meningkat pada wanita dengan kehamilan multipel. Kehamilan multipel
harus mengalami pertambahan sekitar 25 kg (50 pon ), di anjurkan konsumsi
energy harus ditingkatkan sebsar 300 kkal/hari, suplementasi besi 60-100
mg/hari, asam folat 1 mg/hari.
2. Hipertensi ibu
Gangguan hipertensi akibat kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya
timbul pada janin multipel
3. Surveilans Antepartum
Pertumbuhan janin lebih lambat pada kehamilan multipel dibandingkan
dengan gestasi tunggal dan juga mungkin tidak sepadan di antara dua janin. Atas
alsan tersebut sepanjang trimester 3 biasanya dilakukan pemeriksaan sonografi
serial, pertumbuhan yang memadai dipastikan.ketidaksepadanan ukuran
merupakan kekhawatiran utama apabila pertumbuhan salah satu janin terhambat,
penilaian volume cairan amnion juga penting karena adanya oligohidramnion
mungkin menandakan patologi uteroplasenta dan hal ini seyogyanya mendorong
kita segera melakukan evaluasi terhadap kesejahtraan janin.
4. Pemeriksaan kesehatan janin
Pada penatalaksanaan kehamilan multipel ordo tinggi sering digunakan uji
non stress atau profil bio fisik. Kompleksitas penyulit pada kehamilan multipel
serta kemungkinan kesulitan tekhnis dalam memisahkan janin-janin sewaktu
dilakukan pemeriksaan antepartum tampaknya membatasi manfaat metode-
metode ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan berdasarkan rumusan masalah diatas ialah :
1. Kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin), triplet (
3 janin ), kuadruplet ( 4 janin ), Quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya dengan
frekuensi kejadian yang semakin jarang.
2. Faktor utama yang meningkatkan kemungkinan terjadinya bayi kembar adalah
terapi infertilitas, disamping terdapat faktor-faktor lainnya. Ras, usia, hereditas,
atau riwayat terdapat kehamilan kembar dalam keluarga tidak meningkatkan
kemungkinan memiliki bayi kembar identik, namun meningkatkan
kemungkinan memilki bayi kembar tidak identik. Terapi infertilitas
meningkatkan kemungkinan memilki bayi kembar, baik identik maupun non-
identik.
3. Komplikasi obstetrik yang sering didapatkan pada kehamilan multipel meliputi
polihidramnion, hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan ketuban pecah dini,
presentasi janin abnormal, dan prolaps tali pusat.
4. Perawatan selama kehamilan multiple diantaranya ialah ibu harus datang untuk
memeriksakan kehamilannya setiap dua minggu dari saat ditegakkan diagnosis.
Kebutuhan akan kalori, protein, dan asam lemak esensial jauh lebih meningkat
pada ibu dengan kehamilan kembar. Konsumsi energi harus ditingkatkan 300
kkal/hari. Dianjurkan suplementasi besi 60 sampai 100 mg per hari, juga
diberikan asam folat 1 mg per hari. Apabila seorang ibu hamil kembar
memasuki persalinan preterm, harus diambil keputusan apakah ia akan
melahirkan kembar tersebut dengan seksio sesarea atau akan dicoba persalinan
pervaginam.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan.


Yogyakarta. Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta. Bina Pustaka sarwono
Sofian, Amru. 2012. Sinopsis Obstetri Fisiologi Dan Patologi. Jakarta. EGC
Varney, Helen dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC

Вам также может понравиться