Вы находитесь на странице: 1из 17

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN

PEMBUATAN MEDIA DAN PENANAMAN BIJI ANGGREK (Vanda sp.)

OLEH :
KELOMPOK 6
SISKA 1603409002
ANDINI SUCI LESTARI 1603409009
IRO T. TOINENG 1603409014
SASA 1603409024
BELLA TRIANA 1603409035

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS COKROMINOTO PALOPO
2018
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Anggrek merupakan salah satu tanaman hias berbunga yang karena
keindahannya banyak diminati dipasaran,selain itu anggrek juga dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan produk kesehatan dan kecantikan. Anggrek tergolong
anggota famili “orchidaceae”, famili ini merupakan salah satu famili tanaman
berbunga yang besar dengan jumlah spesies kurang lebih 43.000 spesies dari 750
generasi yang berbeda, dan sekitar 5000 spesies terdapat di Indonesia (Putra,
2009).
Permintaan anggrek di pasaran yang tidak sebanding dengan
ketersediaannya menjadi salah satu permasalahan dalam budidaya tanaman ini.
Teknik kultur jaringan menjadi alternatif yang dapat menjawab permasalah
tersebut. Pada tahun 1920-an, Knudson menunjukkan bahwa perkecambahan biji
anggrek dapat dilakukan dengan menanam biji anggrek pada media yang
mengandung mineral dan gula sebagai sumber energi. Penelitian yang berhasil
dilakukan Knudson menunjukkan bahwa biji anggrek dapat berkecambah secara
in vitro. Beberapa alasan untuk megecambahkan biji anggrek secara in vitro
adalah biji anggrek sangat kecil dan mengandung cadangan makanan yang sangat
sedikit atau bahkan tidak ada. Perkecambahan secara in vitro dapat membantu
perkecambahan embrio anggrek yang belum berkembang atau belum matang
sehingga memperpendek siklus pemuliaannya atau budidayanya (Arditti, 2010).
Kultur jaringan sering disebut juga perbanyakan tanaman secara invitro,
yaitu budidaya tanaman yang dilaksanakan dalam botol-botol dengan media
khusus dan alat-alat yang steril. Sistem perbanyakan tanaman dengan kultur
jaringan ini dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak dan
dalam waktu yang singkat. Tanaman baru yang dihasilkkan mempunyai sifat-sifat
biologis yang sama dengan sifat induknya. Sistem budidaya jaringan juga
memiliki keuntungan lain yaitu penghematan tenaga, waktu, tempat dan biaya.
Masyarakat pecinta tanaman anggrek adalah yang paling dahulu tertarik dengan
perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan. Sistem kultur jaringan ini
dapat menghasilkan bibit-bibit anggrek dalam jumlah banyak. Bibit-bibit anggrek
hasil dari kultur jaringan memiliki kualitas yang sangat baik dengan warna bunga
yang seragam (Prasetyo, 2009).
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang
akan diperbanyak. Media kultur yang baik seharusnya menyediakan unsur hara
baik makro maupun mikro, sumber vitamin dan asam amino, sumber karbohidrat,
zat pengatur tumbuh, senyawa organik sebagai tambahan seperti air kelapa,
ekstrak buah dll, bahan pemadat: agar-agar dan gelrite dan juga menyediakan
arang aktif untuk kasus tertentu untuk tanaman.
Senyawa organik sering ditambahkan ke dalam media sebagai sumber
pembentuk asam amino dan vitamin. Senyawa organik yang sering ditambahkan
adalah air kelapa, ekstrak ragi, ekstrak buah, dan casein hydrolisat. Sebagai
sumber energi ditambahkan dari senyawa-senyawa yang merupakan sumber
karbohidrat, seperti sukrosa (paling baik pada tanaman umumnya), glukosa,
fruktosa, dam maltosa. Penambahan arang aktif berfungsi untuk mengarbsorbsi
senyawa-senyawa fenolik dan untuk merangsang pertumbuhan akar (Harianto,
2009).

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu
a. Bagaiman cara pembuatan media padat untuk kultur in vitro?
b. Bagaimana cara penanaman biji anggrek (Vanda sp.) secara in vitro?

3. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu
a. Untuk mengetahui bagaiman cara pembuatan media padat untuk kultur in
vitro?
b. Bagaimana cara penanaman biji anggrek (Vanda sp.) secara in vitro?
B. METODE PRAKTIKUM

1. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dilaksanakannya praktikum ini yaitu pada tanggal 11 dan 25
Oktober 2018 di Laboratorium Sel dan Jaringan Fakultas Sains dan Laboratorium
Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo.

2. Alat dan Bahan


a. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian pembuatan media yaitu pinset,
timbangan analitik, gelas ukur, tabung erlenmeyer, botol kultur, botol stok,
hotplate, batang pengaduk, autoklaf, plastik anti panas, karet anti panas, Laminar
Air Flow (LAF), pinset, cawan petri, bunsen, kompor gas, kertas label, aluminium
foil, rak kultur, skalpel, pipet tetes, alat tulis menulis, sprayer, kertas label,
kamera,
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tissue, medium
MS, gula, agar swallow, air kelapa 75 ml dan 150 ml, HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N,
aquades, dan buah tanaman anggrek.

3. Cara Kerja
a. Prosedur pembuatan media
1) Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
2) Menimbang gula pasir sebanyak 10 gram, dan agar sebanyak 5 gram
serta melarutkan di dalam 200 ml aquades.
3) Menimbang medium MS sebanyak 2,25 gram, memasukkan kedalam
erlenmeyer yang berisi 500 ml aquades.
4) Memasukkan 150 ml air kelapa yang telah disaring.
5) Setelah semua bahan tercampur rata, selanjutnya mengukur pH larutan
dengan menggunakan indikator pH universal, sesuaikan pada yang
mendekati pH 6. Sesuaikan Ph dengan menambahkan KOH 1 N jika
terlalu asam atau menambahkan HCL 1 N jika terlalu basa.
6) Menambahkan agar lalu dipanaskan diatas kompor sambil mengaduk
terus menerus hingga mendidih.
7) Setelah mendidih, memasukkan media kedalam botol kultur masing-
masing sebanyak 20 ml, menutup dengan plastik tahan panas, dan
mengikat dengan karet tahan panas.
8) Kemudian larutan di autoklaf selama 15 menit dalam suhu 121oC.
9) Kemudian diinkubasi selama 3 hari untuk melihat tingkat kontaminasi.
10) Kemudian dikultur diruang disteril.

b. Prosedur penanaman biji


1) Menyiapkan media yang telah dibuat sebelumnya
2) Mensterilkan ruang kerja atau LAF dengan cara menyemprotkan alkohol
70% di sekitaran LAF dan membersihkan menggunakan tissue.
3) Memasukkan semua alat dan bahan kedalam LAF yang sebelumya telah
disemprotkan atau disterilkan dengan menggunakan alkohol 70%.
4) Menata letak alat dan bahan sesuai prosedur dan meletakkan lampu
spiritus di tengah-tengah LAF.
5) Mencuci buah anggrek dengan menggunakan sunlight, membilas dengan
air mengalir.
6) Mesterilisasi buah anggrek yang belum pecah dengan menggunakan
sterilisasi fisik (pembakaran). Mencelupkan buah di dalam alkohol 70%,
kemudian dengan pinset bakar buah anggrek dengan api bunsen, biarkan
api padam. Ulangi tahap pembakaran ini tiga kali.
7) Meletakkan buah yang telah dibakar pada cawan petri steril.
8) Memotong buah anggrek secara membujur dengan skalpel, sehingga
terlihat isi bagian dalam buah seperti kapas.
9) Biji siap disebarkan pada media, dengan menggunakan pinset atau
spatula
10) Mengambil media yang telah disiapkan dan menanam biji cabai dengan
menggunakan pinset steril sebanyak 1 buah biji.
11) Menutup rapat botol kultur yang telah ditanami biji.
12) Meletakkan botol kultur didalam rak kultur
C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
a. Hasil dari praktikum pembuatan media diperoleh hasil pengamatan yaitu:
No Teknik pembuatan media Gambar
1. Menimbang gula pasir sebanyak
10 gram

2. Menimbang agar sebanyak 5 gram

3. Menimbang MS sebanyak 2,25


gram

4. Mengukur volume aquades


sebanyak 200 ml
5. Melarutkan gula pasir di dalam
200 ml aquades

6. Melarutkan medium MS

7 Memasukkan 150 ml air kelapa


yang telah disaring yang sudah
berisi medium MS dan gula pasir

8. Menambahkan aquades mencapai


500 ml

9. Mengukur pH larutan
10. Menambahkan agar

11 Memanaskan semua larutan

12 Menuang larutan kedalam botol


kultur dan menutupnya dengan
plastik tahan panas serta mengikat
dengan karet

13 Media disterilkan di dalam


autoklaf

14 Hasil media MS 150


b. Proses Penanaman Biji Anggrek (Vanda sp.)

No Teknik penaman biji anggrek


Gambar
(Vanda sp.)
1. Menyiapkan media yang telah
dibuat sebelumnya

2. Sterilisasi buah anggrek


menggunakan sterilisasi secara
fisik (pembakaran).

3. Memotong buah anggrek secara


membujur menggunakan skalpel

4. Hasil potongan buah anggrek

5. Mesterilkan media yang akan


digunakan sebagai media tumbuh
biji anggrek (Vanda sp.)
6. Mesterilkan skalpel dan pinset
menggunakan bunsen

7 Menanam biji anggrek (Vanda


sp.) pada media tumbuh

8. Mensterilkan plastik tahan panas


pada bunsen yang akan digunakan
untuk menutup media tumbuh
yang berisi biji anggrek

9. Mensil media tumbuh yang berisi


biji anggrek dan memberikan
label nama dan menyimpannya di
tempat kultur

10. Hasil penanam biji anggrek


(Vanda sp.) setelah satu bulan
lebih.
c. Hasil Pengamatan Biji Anggrek (Vanda sp.)

NO KELOMPOK KONTAM TIDAK KONTAM BERKECABAH


1 VI 4 1 -

1) Media tumbuh yang terkontaminasi 2) Media tumbuh yang tidak


```````````````````````````````````````````````````````` terkontaminasi

(Sumber : Dokumentasi pribadi 2018)

2. Pembahasan
a. Pembuatan Media
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan pada pembuatan medium
hal yang pertama yaitu dengan menyiapkan semua alat dan bahan yang akan
digunakan. Menimbang gula pasir sebanyak 10 gram dan agar sebanyak 5 gram
serta menimbang MS sebanyak 2,25 gram. Mengukur volume aquades sebanyak
200 ml lalu memasukkan gula kedalam erlenmayer yang berisi aquades
selanjutnya dihomogenkan. Menambahhkan medium stok MS, memasukkan 150
ml air kelapa yang telah disaring yang sudah berisi medium MS dan gula pasir.
Kemudian menambahkan aquades hingga mencapai 500 ml. setelah itu larutan
diukur pH nya. Dimana pH yang digunakan yaitu pH 6. Apabila belum mencapai
pH 6 medium ditambah larutan HCL yang digunakan untuk menurunkan pH dan
larutan NaOH digunakan untuk menaikkan pH pada larutan. Kemudian
menambahkan agar dan memanaskannya di kompor. Menuang larutan kedalam
botol kultur dan menutupnya dengan plastik tahan panas serta mengikat dengan
karet. Mesterilkan media di dalam autoklaf setelah itu menyimpan hasil media
ditempat steril dan terhindar dari serangga.
Larutan stok pada dasarnya ditujukan untuk menyediakan bahan-bahan yang
diperlukan pada pembuatan media dengan konsentrasi yang tepat. Karena media-
media yang digunakan pada kultur jaringan diperlukan unsur-unsur dengan
konsentrasi yang sangat kecil. Karena tidak dimungkinkan menimbang unsur
dengan konsentrasi yang sangat kecil, maka dibuatlah larutan stok dengan
menggunakan konsep kalibrasi, sehingga pada pembuatan media, unsur-unsur
tersebut dapat digunakan seusia dengan konsentrasi yang diinginkan Gula
berfungsi ganda di dalam media yaitu berfungsi sebagai sumber energi, dan
sebagai penyeimbang tekanan osmotik media. Gula digunakan sebagai sumber
energi dalam media kultur, karena umumnya bagian tanaman atau eksplan yang
dikulturkan tidak autotrof dan mempunyai laju fotosintesis yang rendah. Oleh
sebab itu tanaman kultur jaringan membutuhkan karbohidart yang cukup sebagai
sumber energi. Menurut George dan Sherrington (2004), sukrosa adalah sumber
karbohidrat penghasil energi yang terbaik melebihi glukosa, maltosa, rafinosa.
Namun jika tidak terdapat sukrosa, sumber karbohidrat tersebut dapat digantikan
dengan gula pasir. Gula pasir cukup memenuhi syarat untuk mendukung
pertumbuhan kultur. Selain sebagai sumber energi, gula juga berfungsi sebagai
tekanan osmotik media (Gunawan, 2008).
Setelah tiga hari dilakukan pengamatan pada medium, tidak terdapat
media MS 150 yang terkontaminasi.. Menurut Andini dan Linda (2001),
menyatakan bahwa keberhasilan dalam penggunaan metode kultur jaringan,
sangat bergantung pada media yang digunakan. Media kultur merupakan
komponen faktor lingkungan yang menyediakan unsur pertumbuhan tanaman
seperti unsure hara makro, unsure hara mikro. Pada parakikum ini media kultur
yang dibuat yaitu dalam bentuk padat dengan formulsi Mura shige dan Skoog.

b. Penanaman Biji Anggrek (Vanda sp.)


Berdasarkan hasil praktikum kedua yaitu penanaman biji anggrek hal
pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan media yang tealh dibuat sebelumnya,
kemudian sterilisasi Laminar Air Flow (LAF) dengan menyalakan lampu UV
selama 30 menit sebelum digunakan. Setelah itu dilanjutkan dengan menyemprot
permukaan tempat kerja dalam Laminar Air Flow (LAF) dengan alkohol 70%,
dan dibersihkan dengan menggunakan tissue. Hal ini dilakukan untuk
menghilangkan kotoran yang mungkin menempel pada permukaan dalam
Laminar Air Flow (LAF) yang dapat menyebabkan kontaminan selama proses
pengerjaan berlangsung.
Kemudian memasukkan semua alat dan bahan yang akan digunakan yang
sebelumnya telah disemprotkan dengan alkohol. Mencuci buah anggrek dengan
menggunakan sunlight, kemudian membilas dengan air mengalir. Mensterilkan
buah anggrek yang belum pecah dengan menggunakan sterilisasi secara fisik
(pembakaran). Biji dipindahkan ke cawan petri, setelah itu memotong buah
anggrek secara membujur dengan skalpel, sehingga terlihat isi bagian dalam buah
seperti kapas. biji siap disebarkan pada media, dengan menggunakan pinset atau
spatula. Mengambil media yang telah disiapkan dan mensterilkannya
menggunakan bunsen, kemudian mensterilkan skalpel dan pinset menggunakan
bunsen. Menanam biji anggrek (Vanda sp). Menutup rapat botol kultur yang telah
ditanami biji. Meletakkan botol kultur didalam rak kultur
Setelah botol kultur disimpan didalam rak kultur, selanjutnya melakukan
pengamatan terhadap media kultur. Pengamatan dilakukan selama 3 hari berturut-
turut selama 2 minggu. Adapun pada pengamatan pertama tidak ditemukan
medium yang terkontaminasi dan tidak ada satupun biji anggrek yang
berkecambah. Setelah 2 minggu dtemukan media yang terkontaminasi sebanyak 2
media. Setelah pengamatan 3 minggu ditemukan 2 media yang terkontaminasi
baik oleh jamur maupun bakteri. Kemudian setelah minggu ke- 4 tidak ditemukan
media yang terkotaminasi. Media yang terkontaminasi ini disebabkan karena
pembuatan media yang tidak steril dan lamanya penyimpanan media sebelum
penanaman biji anggrek serta tekhnik penanaman biji anggrek yang kurang steril
dimana ada yang tidak menggunakan masker.
Jenis kontaminasi seleksi bahan eksplan yang cocok merupakan faktor
penting dalam menentukan keberhasilan program kultur jaringan. Oleh karena itu,
Pierik (1997), mengemukakan salah satu aspek utama yang harus diperhatikan
dalam seleksi bahan eksplan. Apabila eksplan yang kurang steril diberi
kesempatan dalam penanaman maka dimungkinkan mikroorganisme yang
terbawa oleh eksplan tersebut akan tumbuh dengan cepat dan dalam waktu singkat
akan menutupi permukaan medium pada eksplan yang ditanamatau yang biasanya
disebut dengan kontaminasi
Lama waktu perendaman eksplan juga mempengaruhi terhadap
keberlangsungan kehidupan pada eksplan, dan dapat pula menyebabkan kematian
pada eksplan. Hal ini tergantung pada perlakuan awal sterilisasi eksplan yang
menggunakan berbagai macam bahan sterilisasi yang berkadar keras dapat
memicu mematikan eksplan, sedangkaneksplan yang terlalu lama dalam proses
sterilisasinya atau dalam perlakuan perendaman juga dapat memicu kematian pada
eksplan yang akan diinisiasikan (Zulkarnain, 2009). Untuk menghindari itu
diperlukan lama perendaman eksplan yang tepat dan efisien.
Eksplan atau kultur dapat terkontaminasi oleh berbagai mikrooganisme
seperti jamur, bakteri, serangga atau virus. Namun, sumber utama kontaminan
adalah spora jamur dan bakteri yang membentuk bagian alami dari atmosfer.
Banyak yang bersifat non-patogenik, artinya mereka tidak menyebabkan bahaya
bagi tanaman inang pada kondisi normal. Kontaminasi permukaan dapat diatasi
dengan cara pencucian menggunakan berbagai perlakuan bahan kimia.
Keterbatasan utama adalah untuk memberikan perlakuan yang cukup kuat untuk
mengeliminasi kontaminasi tanpa merusak jaringan tanaman. Ini biasanya dicapai
dengan menambahkan detergen, agitasi (digoyang –goyang), atau membenamkan
eksplan dengan sedikit tekanan untuk mengilangkan gelembung udara yang
mungkin mengandung mikroorganisme (Hendaryono, 1994).
Kontaminasi yang disebabkan oleh mikroorganisme endofilik (organisme
yang hidup di dalam sel atau ruang antar sel tanaman) yang sering merupakan
biote dari tanaman sumber eksplan, sulit diatasi dengan sterilisasi permukaan.
Keadaan ini disebabkan oleh koloni baktri sering tidak muncul pada saat eksplan
baru dikulturkan pertama kali, tetapi beberapa minggu kemudian muncul koloni
bakteri.Bakteri tersebut tetap ada setelah disubkulturkan berkali-kali, karena
hidupnya memang secara epifit di dalam jaringan tanaman.
Eksudasi dari eksplan merupakan tipe kontaminasi yang lain, bukan dari
organisme lain. Ketika jaringan tanaman terluka, dengan cara pemotongan atau
perlakuan bahan kimia seperti larutan klorin, reaksi fisiologis terjadi pada sel
sekitar luka. Salah satu prosesnya adalah produksi bahan biokimia apakah sebagai
produk pecahan atau sintesa sebagai mekanisme perlindungan. Keluarnya
substansi dari jaringan akan terjadi. Bahan kimia ini mungkin atau mungkin tidak
memberi pengaruh mematikan pada pertumbuhan kultur (Imron, 2007).
Sebagai sumber utama kontaminan, eksplan memiliki perlakuan khusus
pada proses sterilisasinya. Diantaranya adalah pencucian dengan menggunakan
deterjen ditujukan untuk menghilangkan sisia-sisa tanah pada umbi eksplan.
Selanjutnya di rendam dalah alkohol untuk menghilangkan atau membunuh
kuman.Selanjutnya dicelupkan pada larutan klorok untuk membunuh mikroba
terutama yang ada di bagian dalam eksplan.Digunakan pula fungisida untuk
membunuh spora ataupun cendawan yang diperkirakan ada pada eksplan.
Adapun kontaminasi yang sering terjadi pada kultur jaringan tanaman terdiri
atas dua jenis yaitu kontamiasi oleh bakteri dan kontaminasi oleh jamur. Untuk
membedakan kedua jenis kontaminasi ini, dapat dilihat dari ciri-ciri fisik yang
muncul pada eksplan maupun media kultur. Bila terkena kontaminasi bakteri
maka tanaman akan basah atau menyebabkan adanya lendir, hal ini dikarenakan
bakteri langsung menyerang terhadap jaringan dari tubuh tumbuhan itu sendiri.
Sedangkan bila terkontaminasi oleh jamur, tanaman akan lebih kering dan akan
muncul hifa jamur pada tanaman yang terserang dan biasanya dapat dicirikan
dengan adanya garis – garis (seperti benang) yang berwarna putih sampai abu –
abu. Penyebab terjadinya kontaminasi bisa diakibatkan karena kesalahan pada saat
penanaman, saat sterilisasi media dan eksplan atau bahkan pada saat pembuatan
media.
D. KESIMPULAN

1. Dari pengamatan yang telah dilakukan pada pembuatan media yang telah
dilakukan kelompok enam , setelah tiga hari dilakukan pengamatan pada media
tidak ,terdapat media yang terkontaminasi, hal ini dikarenakan proses
pembuatan media steril dan teratur
2. Dari pengamatan yang telah dilakukan pada penanaman biji anggrek (Vanda
sp.) setelah minggu ke-1 tidak ditemukan media yang terkontam, pada minggu
ke-2 dan ke-3 ditemukan media yang kontam masing-masing 2 media dan pada
minggu ke-4 media yang tersisa tidak mengalami kontaminasi.
E. DAFTAR PUSTAKA

Andini, dan Linda. 2001. Cara memperbanyak Tanaman Secara Efisien.


Agromedia Pustaka. Jakarta.

Arditti, J. 2010. Plenary Presentation : History of Orchid Propagation. AsPac


J.Mol.Biol.Biotecnol. Vol 18 (1) Supplement : 171-174.

George, E.F., P.D. Sherrington. 2004. Plant propagation by tissue culture.


Handbook anddirectory of commercial laboratories. Exegetics Ltd.,
Basingstoke, England.

Gunawan,L.W.,2008.Teknik kultur jaringan tumbuhan. Laboratorium Kultur


Jaringan Tumbuhan. Pusat Antar Universitas (PAU), InstitutPertanian
Bogor. Bogor.

Harianto,Wijaya,2009. Pengenalan teknik in vitro. Bumi Aksara. Jakarta.

Hendaryono, D. P. S dan Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan dan Petunjuk


Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Modern. Kanisius.Yogyakarta

Imron, A. Tamyis Ali. 2007. SterilisasiI Alat Dan Pembuatan Medium Kultur.
Erlangga. Jakarta.

Pierik, R.L.M. 1997. In Vitro Culture of Higher Plants. The Netherlands: Kluwer
Academica Publisher, Dordrecth.

Prasetyo, C.H. 2009. Teknik Kultur Jaringan Anggrek Dendrobium sp. di


Pembudidayaan Anggrek Widorokandang Yogyakarta. Skripsi. Program
Diploma III Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Putra, Virnanto Hasmana. 2009. Budidaya dan Prospek Pemasaran Anggrek


Bulan Lokal (Phalaenopsis Anabilis) di Kebun Anggrek Widorokandang
Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.

Zulkarnain. 2009. Dasar-dasar Hortikultura. Bumi Aksara. Jakarta.

Вам также может понравиться

  • Gastrulasi Part 32
    Gastrulasi Part 32
    Документ17 страниц
    Gastrulasi Part 32
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Unit 3 Tape
    Unit 3 Tape
    Документ13 страниц
    Unit 3 Tape
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Projek Biopestisida Buah Mengkudu
    Projek Biopestisida Buah Mengkudu
    Документ20 страниц
    Projek Biopestisida Buah Mengkudu
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Laporan Kultur Jaringan
    Laporan Kultur Jaringan
    Документ17 страниц
    Laporan Kultur Jaringan
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Unit 3 Tape
    Unit 3 Tape
    Документ13 страниц
    Unit 3 Tape
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Keseluruhan UTS Limbah B3
    Keseluruhan UTS Limbah B3
    Документ63 страницы
    Keseluruhan UTS Limbah B3
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • ANATOMIDANFUNGSIDINDINGUTERUS
    ANATOMIDANFUNGSIDINDINGUTERUS
    Документ32 страницы
    ANATOMIDANFUNGSIDINDINGUTERUS
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • SASA Yoghurt
    SASA Yoghurt
    Документ17 страниц
    SASA Yoghurt
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Teknik Pengemasan Limbah B3
    Teknik Pengemasan Limbah B3
    Документ37 страниц
    Teknik Pengemasan Limbah B3
    Rizka Alya Faizaty
    Оценок пока нет
  • Makalah Bioetika Fira
    Makalah Bioetika Fira
    Документ10 страниц
    Makalah Bioetika Fira
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Документ10 страниц
    Presentation 1
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Kel 4. Vaksin
    Kel 4. Vaksin
    Документ8 страниц
    Kel 4. Vaksin
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2 Sterilisasi
    Kelompok 2 Sterilisasi
    Документ7 страниц
    Kelompok 2 Sterilisasi
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Makalah Dasar Dasar Bioproses
    Makalah Dasar Dasar Bioproses
    Документ6 страниц
    Makalah Dasar Dasar Bioproses
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Документ8 страниц
    Presentation 1
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Документ8 страниц
    Presentation 1
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Документ8 страниц
    Presentation 1
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Laporan Enzim
    Laporan Enzim
    Документ2 страницы
    Laporan Enzim
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Документ38 страниц
    Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Pujiani Pertiwi
    Оценок пока нет
  • 155 - Budi Daya Kacang Tanah
    155 - Budi Daya Kacang Tanah
    Документ18 страниц
    155 - Budi Daya Kacang Tanah
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • M Amalia
    M Amalia
    Документ13 страниц
    M Amalia
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Makalah Resiko Bisnis
    Makalah Resiko Bisnis
    Документ2 страницы
    Makalah Resiko Bisnis
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Mekanisme Pengangkutan Pada Tumbuhan
    Mekanisme Pengangkutan Pada Tumbuhan
    Документ2 страницы
    Mekanisme Pengangkutan Pada Tumbuhan
    Delia
    Оценок пока нет
  • 155 - Budi Daya Kacang Tanah Terbaru PDF
    155 - Budi Daya Kacang Tanah Terbaru PDF
    Документ5 страниц
    155 - Budi Daya Kacang Tanah Terbaru PDF
    Rista Fitria
    Оценок пока нет
  • Laporan Enzim
    Laporan Enzim
    Документ2 страницы
    Laporan Enzim
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • 155 - Budi Daya Kacang Tanah Terbaru PDF
    155 - Budi Daya Kacang Tanah Terbaru PDF
    Документ5 страниц
    155 - Budi Daya Kacang Tanah Terbaru PDF
    Rista Fitria
    Оценок пока нет
  • Laporan Alkohol
    Laporan Alkohol
    Документ1 страница
    Laporan Alkohol
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Laporan Alkohol
    Laporan Alkohol
    Документ1 страница
    Laporan Alkohol
    Sasa Amel
    Оценок пока нет
  • Laporan Alkohol
    Laporan Alkohol
    Документ1 страница
    Laporan Alkohol
    Sasa Amel
    Оценок пока нет