Вы находитесь на странице: 1из 15

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN


1. Aktivitas/istirahat
- Gejala :
Keletihan,kelelahan,malaise
Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit
bernafas
Ketidakmampuan untuk tidur,perlu tidur dalam posisi duduk tinggi
Dispnea padasaat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau
kelelahan
- Tanda :
Keletihan
Gelisah,insomnia
Keletihan umum/kehilangan masa otot
2. Sirkulasi
- Gejala :
Pembengkakan pada ekstremitas bawah
- Tanda :
Peningkatan TD
Peningkatan frekuensi jantung/trakikardi,disritmia
Distensi vena leher
Edema dependen,tidak berhubungan dengan penyakit jantung
Bunyi jantung redup(yang berhubungan dengan peningkatan diameter
AP dada)
Warna kulit atau mukosa:normal atau abu abu/sianosis;kuku tabuh dan
sianosis perifer
Pucat dapat menunjukan anemia
3. Integritas ego
- Gejala
Peningkatan faktor resiko
Perubahan pola hidup
- Tanda
Ansietas,ketkutan peka rangsang
4. Makanan / cairan
- Gejala :
Mual/muntah
Nafsu makan buruk/anoreksia(empisema)
Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan
Penurunan berat badan menetap(empisema),peningkatan berat badan
menunukan edema (bronkitis)
- Tanda :
Turgor kulit buruk
Edema dependen
Berkeringat
Penurunan berat badan,penurunan massa otot/lemak
subkutan(empisema)
Palpitasi abdomial dapat menyatakan hepatomegali(bronkitis)
5. Higiene
- Gejala :
Penurunan kemampuan atau peningkatan kebutuhan bantuan
melakukan aktivitas sehari-hari
- Tanda :
Kebersihan buuk,bau badan
6. Pernapasan
- Gejala
Napas pendek(timbulnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala
menonjol pada empisema) khususnya pada kerja;cuaca atau episode
berulangnya sulit napas (asma); rasa dada tertekan , ‘lapar udara’
kronis.
Batuk menetap dengan produk sputum setiap hari(terutama pada saat
bangun) selama minimum 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya
2 tahun. Produksi sputum (hujau,putih,atau kuning) dapat banyak
sekali(bronkitis) episode batuk hilang timbul , biasanya tidak produktif
pada tahap dini meskipun dapat menjadi produktif (emfisema)
Riwayat pneumonia berulang, terpajan pada polusikimia/iritan
pernapasan dalam jangka panjang (mis.rokok sigaret) atau debu/asap
(mis.asbes,debu batu bara,rami katun,serbuk gergaji)
Penggunan oksigen terus menerus pada malam hari
- Tanda
Pernapasan biasanya cepat dapat lambat fase ekspirasi panjang dengan
mendengkur, nafas bibir empisema
Lebih memilih posisi tiga titik (tripot) untuk bernapas (khususnya
dengan eksaserbasi akut bronkitis kronis)
Penggunaan otot bantu pernapasan mis.meninggikan bahu retraksi fosa
supraklavikula,melebarkan hidung
Dada dapat terlihat hierinflansi dengan peninggian diameter AP
(bentuk-barrel)gerakan diagfrahma minimal
Bunyi napas mungkin redup dengan ekspirasi mengi(emfisema)
menyebar lembut atau krekels lembab kasar (bronkitis) . ronkhi mengi
sepanjang paru pada ekspirasi dan kemungkinan selama inspirasi
berlanjut sampai penurunan atau tidak adanya bunyi napas (asma)
Perkusi hipersonor pada daerah paru (mis.jebakan udara pada
emfisema) bunyi pekak pada area paru (mis.
Konsolidasi,cairan,mukosa)
Kesulitan bicara kalimat atau lebih 4-5 kata sekaligus
Warna pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku;abu-abu
keseluruhan dengan warna merah (bronkitis kronis,”biru
mengembung”). Pasien dengan emfisema sedang sering di sebut “pink
puffer” karena warna kulit normal dengan pertukaran gas
Tabuh pada jari-jari (emfisema)
7. Keamanan
- Gejala
Riwayat reaksi alergi atau sensitif terhadap zat/faktor lingkungan
Adanya berulang atau infeksi
Kemerahan/berkeringat (emfisema)
8. Seksualiitas
- Gejala
Penurunan libido
9. Interaksi sosial
- Gejala
Hubungan keretgantungan
Kurang sistem pendukung
Kegagalan dukungan dari/terhadap pasangan/orang terdekat
Penyakit lama atau ketidakmampuan membaik
- Tanda
Ketidak mampuan untuk membuat/mempertahankan suara karena
distress pernapasan
Keterbatasan mobilitas fisik
Kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain.
10. Penyuluhan atau pembelajaran
- Gejala
Penggunaan/penyalahgunaan obat pernapasan
Kesulitan menghentikan rokok
Penggunaan alkohol secara teratur
Kegagalan untuk membaik

DRG menunjukan rerata lama di rawat 5-9 hari


Pertimbangan rencana pemulangan :
Bantuan dalam berbelanja,transportasi,kebutuhan perawatan
diri,perawatan rumah/mempertahankan tugas rumah
Perubahan pengobatan/program terapeutik.
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Sinar x dada : dapat menyatakan hiperinflamasi paru-paru;mendatarnya
diagfrahma;peningkatan udara retrosternal;penurunan tanda
vaskularisasi/bula(emfisema);peningkattan bronkoveskuler(bronkitis);
hasil normal selama periode remisi.
Test fungsi paru : vdilakukan untuk menentukaan enyebab dispnea, untuk
menentukan apakah fungsi abnormal adalah obstruksi atau retriksi untuk
memperkirakan derajat difungsi dan untuk mengevaluasi efek terapi mis.
Bronkodilator.
TLC : peningkatan pada luasnya bronkitis dan kadang kadang pada
asma;penurunan emfisema
Kapasitasi insipirasi : menurun pada emfisema
Volume residu : meningkat pada emfisema,bronkitis kronis dan asma
FEV/FVC : rasio volume ekspirasi kuat dengan kapasitas vital kuat
menurn pada bronkitis dan asma
GDA :memperkirakan progresi proses penyakit kronis mis.paling sering
PaO2 menurun dan PaCO2 normal atau meningkat (bronkitis
ktonis/emfisema) tetapi sering menurun pada asma;PH normal atau
asidotik,alkalosis respiratorik ringan sekuder terhadap
hiperventilasi(emfisema sedang atau asma) .
Bronkogram : dapat menunjukan dilatasi silindris bronkus pada
inspirasi;kolaps bronkial pada ekspirasi kuat(empisema);pembesaran
duktis mukosa yang terlihat pada bronkitis .
JDL dan diferensial : hemoglobin meningkat (emfisema luas); peningkatan
cosinofil(asma).
Kimia darah : alpa 1-antitripsin dilakukan untuk meyakinkan defisiensi
dan diagnosa emfisema primer.
Sputum : kultur untuk menentukan adanya infeksi,mengtidentifikasi
patogen;pemeriksaan sitolitik untuk mengetahui keganasan aatu untuk
mengetahui gangguan alergi.
EKG : defiasi akses kanan,peninggian gelombang P (asma berat) ;
disrirtmia atrial (bronkitis),peninggian gelombang p pada lead II.III AVF
(bronkitis,emfisema);aksis vertikal QRS (emfisema).
C. PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Mempertahankan potensi jalan napas
2. Membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas
3. Meningkatan masukan nutrisi
4. Mencegah komplikasi , memperlambat memburuknya kondisi
5. Memberikan informasi tentang prosese penyakit/prognosis dan
program pengobatan

D. TUJUAN PEMULANGAN
1. Ventilasi/oksigenasi adekuat untuk memenuhi kebutuhan perawatan
dini
2. Masukan nutrisi memenuhi kebutuhan kalori
3. Bebas infeksi
4. Proses penyakit/prognosis dan program terapi dipahami

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektif bersihanjalan nafas
2. Kerusakan pertukaran gas
3. Nutrisi,perubahan,kurang dari kebutuhan tubuh
4. Infeksi, resiko tinggi terhadap
5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi,tindakan.

F. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
a. Dapat di hubungkan dengan :
- Bronkospasme
- Peningkatan produksi sekret,sekresi tertahan,tebal, sekresi kental.
- Penurunan energi/kelemahan
b. Kemungkinan dibuktikan oleh :
- Pernyataan kesulitan bernapas
- Perubahan kedalaman/kecepatan pernapasan,penggunaan obat aksesori
- Bunyi napas tak normal mis.ronkhi,mengi,krekels
- Batuk(menetap) dengan/tanpa produksi sputum
c. Hasil yang di harapkan :
- Mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih/jelas
- Menunjukan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas
mis.batuk efektif dan mengeluarkan sekret

Tindakan Intervensi
Mandiri :
Auskultasi bunyi napas , catat Beberapa derajat spasme bronkus
adanya bunyi napas terjadi dengan obstruksi jalan
mis.mengi,krekels,ronkhi. napas dan dapat/tak
dimanifestasikan adanya bunyi
napas adventisius mis.,
penyebaran krekels
basah(bronkitis); bunyi napas
redup dengan ekspirasi mengi
(empisema) ata tak adanya bunyi
napas (asma berat)

Kaji/pantau frekuensi pernapasan Trakipnea biasanya da pada


catat rasio inspirasi/ekspirasi beberapa derajat dan dapt
ditemukan pada penerimaan atau
selama stress/adanya proses
infeksi akut . pernapasan dapat
melambat dan frekuensi ekspirasi
memanjang dibanding ekspirasi

Dispungsi pernapasan adalah


Catat adanya/derajat dispnea, mis., variable yang tergantung pada
keluhan “lapar udara” gelisah, tahap proses kronis selain akut
ansietas, distress pernapasan, yang menimbulkan perawatan di
penggunaan otot bantu. rumah sakitmis., infeksi, reaksi
alergi

Peninggian kepala tempat tidur


Kaji pasien untuk posisi yang mempermudah fungsi pernafsan
nyaman mis.peninggian kepala dengan menggunakan gravitasi ,
tempat tidur duduk pada sandaran namun dengan distress berat akan
tempat tidur mencari posisi yang paling
mudah untuk bernafas.sokongan
tangan/kaki dengan meja,bantal
dan lain lain,membantu
menurunkan kelamhan otot dan
dapat sebagai alat ekspansi dada.

Pencetus tipe reaksi alergi


Pertahankan polusi lingkungan pernapasan yang dapat mentriger
minimum, mis.debu,asap dan bulu episode akut
bantal yang berhubungan dengan
kondisi individu
Memberikan pasien beberapa
Dorong atau bantu latihan napas cara untuk mengatasi dan
abdomen atau bibir mengontrol dispnea dan
menurunkan jebakan udara

Batuk dapat menetap tetapi tidak


Observasi karakteristik batuk,. efektif , khususunya bila pasien
Mis.menetap,pendek basah. Bantu lansia,sakit akut,atau kelemahan.
tindakan untuk memperbaiki Batuk paling efektif pada posisi
keefektifan upaya batuk duduk tinggi atau krpala setelah
perkusi dada.

Tingkatkan masukan cairan Hidrasi membantu menurunkan


sampai 3000ml/hari sesuai kekentlan sekrek,mempermudah
tolenransi jantung. Memberikan pengeluaran sekret. Penggunaan
air hangat. Anjurkan masukan cairan hangat dapat menurunkan
cairan antara sebagai pengganti spasme bronkus. Cairan selama
makan. makan dapat meningkatkan
distensi gaster dan tekanan pada
diagfragma.

Kolaborasi : Merileksasikan otot halus dan


Berikan obat sesuai indikasi menurunkan kongesti
lokal,menurunkan spasme jalan
napas,mengi dan produksi
mukosa. Obat-obat mungkin
peroral,injeksi atau inhalasi

Kelembaban menurunkan
Berikan humidifikasi tambahan kelembaban sekret
mempermudah pengeluaran dan
dapat membantu menurunkan
dan mencegah pembentukan
mukosa tebal pada bronkus.

Drainase postural dan perkusi


Bantu pengobatan pernapasan mis. bagian penting untukmembuang
IPPB.fisioterapi dada banyaknya sekresi atau kental
dan memperbaiki ventilasi pada
segmen dasar paru. Catatan dapat
meningkatkan spasme bronkus
pada asma.

Membuat dasar untuk


Awasi atau buat grafik seri GDA , pengawasan kemajuan. Atau
nadi,oksimetri,foto dada kemunduran prosespenyakit atau
komplikasi.
2. Pertukaran gas,kerusakan
a. Dapat dihubungkan dengan
- Ganguuan suplai oksigen(obstruksi jalan napas oleh sekresi,spasme
bronkus,jebakan udara)
- Kerusakan alveoli
b. Kemungkinan dibuktikan oleh :
- Dipsnea
- Bingung,gelisah
- Ketidakmampuan membuang sekret
- Nilai GDA tak normal (hipoksia dan hiper kapnia)
- Perubahan tanda vital
- Penurunan toleransi terhadap aktivitas
c. Hasil yang di harapkan :
- Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat
dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress
pernapasan
- Berpartisipasi dalamprogram pengobatan dalam tingkat kemampuan
atau situasi

Intervensi Rasional
Mandiri :
Kaji frekuensi,kedalaman Berguna dalam dalam evaluasi
pernapasan catat penggunaan otot derajat distress dan atau kronisnya
aksesori napas bibir proses penyakit
,ketidakmampuan bicara atau
berbincang

Tinggikan kepala tempat Pengiriman oksigen dapat


tidur,bantu pasien untuk memilih diperbaiki dengan posisi duduk
posisi yang mudah untuk tinggi dan latihan napas untuk
bernapas. Dorong napas dalam menurunkan kolaps jalan
perlahan atau napas bibir sesuai napas,dispnea dan kerja napas
kebutuhan atau toleransi individu

Kaji atau awasi secara rutin kulit Sianosis mungkin perifer (terlihat
dan warna membran mukosa pada kuku) atau sentral (terlihat
sekitar bibir atau daun telinga) .
keabu-abuan dan dianosis sentral
mengindikasikan beratnya
hipoksemia

Dorong mengeluarkan Kental,tebal,dan banyaknya


sputum,pengisapan bila sekresi adalah sumber utama
diindikasikan gangguan pertukaran gas pada
jalan napas kecil.penghisapan di
butuhkan bila batuk tidak efektif.
Auskultasi bunyi napas, catat area Bunyi napas mungkin redup
penurunan udara dan atau bunyi karena penurunan aliran udara
tambahan atau area konsolidasi. Adanya
mengi mengidentifikasi spasme
bronkus atau tertahannya sekret.
Krekels basah menyebar
menunjukan cairan pada
interstitial atau dekompensasi
jantung.

Palpasi premitus Penurunan getaran fibrasi diduga


ada pengumpulan cairan atau
udara terjebak

Awasi tingkat kesadara atau status Gelisan dan ansietas adalah


mental.selidiki adanya perubahan manifestasi umum pada hipoksia.
GDA memburkdisertai bingung
atau somnolen menunjukan
dispungsi serebral yang berhungan
dengan hipoksemia.

Evaluasi tingkat toleransi Selama distress pernapasan berat


aktivitas. Berikan lingkungan atau akut ataurefraktori pasien
tenang dan kalem. Batasi aktivitas secara total tak mampu melakukan
pasien atu dorong utnuk tidur atau aktivitas sehari-hari karena
istirahat di kursi saat fase akut. hipoksemia dipsnea. Istirahat
Memungkinkan pasien melakkan diselingi aktivitas perawatan
aktivitas secara bertahap dan masih penting dari program
tingkatkan sesuai tolransi pengobatan. Namun , program
individu. latihan ditujukan untuk
meningkatkan ketahanan dan
kekuatan tanpa menyebabkan
dispnea berat , dan dapat
meningkatkan rasa sehat.

Awasi tanda vital dan irama Takikardi disritmia dan perubahan


jantung TD dapat menunjukan efek
hipoksemia sistemik pada fungsi
jantung.

Kolaborasi :
Awasi gambaran seri GDA dan PaCO2 biasanya meningkat
Nadi oksimetri (bronkitis,emfisema) dan PaO2
secara umum menurun,sehingga
hipoksia terjadi dengan derajat
lebih keci atau lebih
besar.catatan : PaCO2”normal”
ata meningkat menandakan
kegagalan pernapasan yang akan
datang selama asmatik.

Brikan oksigen tambahan yang Dapat memperbaiki atau


sesuai dengan indikasi hasil GDA mencegah memburuknya hipoksia
dan toleransi pasien . catatan : emfisema
kronis,mengatur pernapasan
pasien ditentukan oleh kadar CO2
dan mungkin dikeluarkan oleh
penigkatan PaO2 berlebih.

Berikan penekan SSP Digunakan untuk mengontrol


mis.antiansietas ,sedatif atau ansietas atau gelisah yang
narkotik dengan hati-hati. eningkatkan konsumsi oksigen
atau kebutuhan,eksaserdasi
dipsnea. Dipantau ketat karena
dapat terjadi gagal napas.
Bantu intubasi ,berikan atau
pertahankan ventilasi mekanik, Terjadinya atau kegagalan napas
dan pindahpan UPI sesuai yang akan datang memerlukan
instruksi untuk pasien upaya tindakan hidp agar tidak
mati.

3. Nutrisi ,perubahan kurang dari kebutuhan tubuh.


a. Dapat dihubungkan dengan :
- Dipsnea
- Kelemahan
- Efeksamping obat
- Produksi sputum
- Anoreksia, mual muntah
b. Kemungkinan dibuktikan dengan
- Penurunan berat badan kehilangan masa otot,tonus otot buruk
- Kelmahan
- Mengeluh gangguan sensasi mengecap
- Keengganan untuk makan kurang tertarik pada makan
c. Kreteria hasil
- Menunjukan peningkatan berat badan menuju tuuan yang tepat.
- Menunjukan perilaku atau perubahan pola hidup untuk meningkatkan
dan atau mempertahankan berat yang tepat

Intervensi Rasional
Mandiri
Kaji kebiasaan diet pasien, Pasien distress pernapasan sering
masukan makanan saat ini . catat anoreksia karena dipsnea produksi
derajat kesulitan makan. Evaluasi sputum dan obat. Selain itu ,
berat badan dan ukuran tubuh. banyak pasien PPOK mempunyai
kebiasaan makan buruk meskipun
kegagalan pernapasan membuat
status hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan
kalori.sebagai akibat pasien sering
masuk RS dengan beberapa
derajat malnutrisi orang yang
mengalami emfisema sering kurus
dengan perototan kurang.

Auskultasi bunyi usus Penurunan hipoaktif bising usus


menunjkan penurunan motilitas
gaster dan kostipasi (komplikasi
umum) yang berhubungan dengan
pembatasan pemasukan cairan,
pilihan makanan buruk,penurunan
aktivitas dan hipoksemia

Berikan perawatan oral Rasa tak enak,bau adalah


sering,buang sekret,berikan pencegah utama terhadap napsu
wadah khusus sekali pakai dan makan dan dapat membuatmual
tissue dan muntah dengan peningkatan
napas.

Dorong periode istirahat selama 1 Membantu menurunkan


jam sebelum dan sesudah kelemahan selama waktu makan
makan.berikan makanan porsi dan memberikan kesempatan
kecil tapi sering. untuk meningkatkan waktu
makan.

Hindari makanan mengandung Dapat menghasilkan distensi


gas dan minuman karbonat abdomen yang mengganggu napas
abdomen dan gerakan diagfrahma
dan dapat meningkatkan dispnea

Hindari makanan yang sangat Suhu ekstream dapat


panas atau dingin mencetuskan spasme/batuk

Timbang berat badan sesuai Berguna untuk menentukan kalori


indikasi menyususn berat badan dan
evaluasi keaekuatan rencana
nutrisi. Catatan : penurunan berat
badan dan berlanjut meskipun
masukan adekuat sesuai
teratasinya edema.

Kolaborasi
Konsul ahli gizi/nutrisi Metode makan dan kebutuhan
pendukung tim untuk kalori didasarkan pada
memberikan makanan yang situasi/kebutuhan individu untuk
mudah cerna,secara nutrisi memberikan nutrisi maksimal
seimbang. Mis, nutrisi tambahan dengan upaya minimal
oral/selang , nutrisi parental pasien/penggunaan energi
(rujuk ke DK :dukung nutrisi
total)
Mengevaluasi/mengatasi
Kaji pemeriksaan laboratorium kekurangan dan mengawasi
mis,. Albumin serum,tramserin, keefektifan terapi nutrisi
profil asam
amino,besi,pemeriksaan
keseimbangan nitrogen, glukosa,
pemeriksaan fungsi
hati,elektrolit,.berikan
vitamin/mineral/elktrolit sesuai
indikasi
Berguna untuk menentukan kalori
Timbang berat badan sesuai menyususn berat badan dan
indikasi evaluasi keaekuatan rencana
nutrisi. Catatan : penurunan berat
badan dan berlanjut meskipun
masukan adekuat sesuai
teratasinya edema.

4. Infeksi , resiko tinggi terhadap


a. Faktr resikomeliputi :
- Tidak adekuatnya pertahanan utama (penurunan kerja silia,menetapnya
sekret)
- Tidak adekuatnya imunitas (kerusakan jaringan,pemingkatan pemajan
pada lingkungan)
- Proses penyakit kronis
- Malnutrisi
b. Kemungkinan dbuktikan oleh
[tidak diterapkan;adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat
diagnosa aktual]
c. Kreteria hasil
- Menyatakan pemahaman penyebab/faktor resiko individu
- Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko
infeksi
- Menunjukan teknik perubahan pola hidup untuk meningkatkan
lingkungan yang aman

Intervensi Rasional
Mandiri
Awasi suhu Demam dapat terjadi karena
infeksi dan/atau dehidrasi
Kaji pentingnya layihan nafas , Aktivitas ini meningkatkan
batuk efektif ,perubahan posisi mobilisasi dan pengeluaran sekret
sering dan masukan cairan untuk menurunkan resiko
adekuat terjadinya infeksi paru.

Observasi warna,karakter dan bau Sekret berbau,berwarna hijau


sputum menunjukan adanya infeksi pada
paru

Mencegah penyebaran patogen


Tunjukan dan bantu pasien untuk melalui cairan
pembuangan tisu dan
sputum.tekankan cuci tangan yang
benar (perawat dan pasien) dan
penggunaan sarung tangan bila
memegang/membuang tisue dan
wadah sputum
Menurunkan potensial terpajan
Awasi pengunjung; berikan pada penyakit infeksius mis, ISK
masker sesuai indikasi
Menurunkan konsumsi/kebutuhn
Dorong keseimbangn aktivitas oksigen dan memperbaiki
dan istirahat. pertahanan pasien terhadap
infeksi, meningkatnya
penyembuhan

Malnutrisi dapat mempengaruhi


Diskusikan kebutuhan nutrisi kesehatan umum dan menurunkan
adekuat tahanan terhadap infeksi

Kolaborasi
Dapatkan spesimen sputum Dilakukan untukmengidentifikasi
dengan batuk atau penghisapan organisme penyebab dan
untuk pewarnaan kuman Gram, kerentanan terhadap anti mikrobal
kultur/sensitivitas

Berikan antimikrobial sesuai Dapat diberikan untuk organisme


dengan indikasi khusus yang teridentifikasi
dengan kltur dan sensitivitas atau
diberikan secsra profilaktif karena
resiko tinggi .

5. Kurang pengetahuan [kebutuhan belajar] mengenai kondisi,


tindakan
a. Dapat dihubungkan dengan
- Kurang informasi/tidak mengenalinformasi
- Salah mengerti tentang informasi
- Kurang meningat/keterbatasan kognitif
b. Kemungkinan dibuktikan oleh
- Pertanyaan tentang informasi
- Pernyataan masalah/kesalahan konsep
- Tidak akurat mengikuti instruksi
- Terjadinya komplikasi dapat dicegah
c. Kreteria hasil
- Menyatakan pemahaman kondisi penyakit/tindakan
- Mengidentifkasi hubungan tanda/gejala yang ada dari proses penyakit
dan menghubungkan dengan faktor penyebab
- Melakukan perubahan pola hidp dan berpartisispasi dalam program
pengobatan.

Intervensi Rasional
mandiri
Jelaskan/kuatkan perjalanan Menurunkan ansietas dan
proses penyakit individu .dorong menimbulkan perbaikan
pasien/orang tersekat untuk partisipasipada rencana
menanyakan pertanyaan pengobatan.

Instruksikan/kuatkan rasional Napas bibir dan napas


untuk latihan napas,batuk efektif abdominal/diagfrahmatik
dan latihan kondisi umum menguatkan otot pernapasan
membantu meminimalkan kolaps
jalan napas kecil. Dan
memberikan individu arti untuk
mengontrol dispnea .latihan
toleransi umum meningkatkan
toleransi aktivitas , kekuatan otot
dan rasa sehat.
Tunjukan penggunaan dosis
inhealler seperti bagaimana Pemberian obat yang tepat
memegang , interval semprotan meningkatkan pemberian dan
2-5 menit bersihkan inhealler keefektifan

Sistem alat untuk mencatat obat Menurunkan resiko penggunaan


intermiten/penggunaan inheler tak tepat/kelebihan dosis dari obat
kalau perlu, kususnya selama
eskaserbasi akut, bila kognitif
terganggu.

Anjurkan menghindaari agen Meskipun pasien gugup dan


sedatif antiansietas kecuali merasa perlu sedatif ini menekan
diresepkan diberikan oleh dokter pernapasan dan melindung
mengobati kondisi pernapasan mekanisme batuk
Tekankan pentingnya Menurunkan bakteri pada mulut
keperawatan oral/kebersihan dimana dapat menimbulkan
mulut infeksi saluran napas atas

Diskusikan pentingnya Menurunkan pemajanan dan


menghindari orang yang sedang insiden mendapatkan infeksi
infeksi pernapasan akut. salran napas atas
Tekankan perlunya vaksinasi
influenza/pnemokokal rutin

Kaji efek bahaya merokok dan Penghentian rokok dapat


nasehatkan menghentikan rokok memperlambat /menghambat
pada pasien dan/atau orang kemajuan PPOK , namum
terdekat meskipun pasien
inginmenghentikan merokok
diperlukan kelompok pendukung
dan pengawasan medik

Berikan informasi tentang Mempunyai pengetahuan ini dapat


pembatasan aktifitas dan aktivitas memampukan pasien untuk
pilihan dengan periode istirhat membuat pilihan/informasi untuk
untuk mencegah kelemahan menurunkan dipsnea, peningkatan
aktivitas, melakukan aktivitasyang
di inginkan dan mencegah
komplikasi

Rujuk untuk evaluasi perawatan Memberikan kelanjutan


di rumah bila diindikasikan . perawatan. Dapat membantu
berukan rencana perawatan detil menurunkan frekuensi perawatan
dan pengkajian dasar fisik . untuk di rmah sakit.
perawatan dirumah sesuai
kebutuhan pulang dari perawatan
akut.

Вам также может понравиться