Вы находитесь на странице: 1из 37

Dr. Steven Ridwan, Mkes.

, SpOG

PENANGANAN
INFERTILITAS
PENDAHULUAN

INFERTILITAS
• Masalah yang sangat kompleks
• Permasalahan global Bid. Kes.
Reproduksi
• Perlu penatalaksanaan rasional dan
terpadu
DEFINISI
• American Fertility Society (AFC)
– Ketidak mampuan pasturi untuk
menghasilkan kehamilan setelah 1 tahun
kawin dengan hubungan teratur dan tanpa
alat kontrasepsi
• WHO
– Ketidak mampuan pasturi untuk
menghasilkan kehamilan setelah 2 tahun
kawin dengan hubungan teratur dan tanpa
alat kontrasepsi
• Peluang Keberhasilan
– 85 - 90 % wanita akan hamil selama 1
thn masa perkawinannya
– 10 - 15 % menjadi infertil
• Klasifikasi
– Infertilitas :
• Primer  belum pernah hamil
• Sekunder  sdh pernah hamil
• Istilah-Istilah
– Fekunditas  kemampuan pasturi
untuk melahirkan anak hidup
– Infekunditas  Ketidakmampuan
melahirkan anak hidup
– Fertilitas  kemampuan untuk hamil
dan melahirkan anak hidup
– Subfertilitas  kesulitan hamil
– Infertilitas  ketidakmampuan hamil
dalam kurun waktu tertentu
– Sterilitas  ketidakmampuan hamil
sama sekali
INSIDENS
• Negara - Maju :+5-8%
- Berkembang : + 30 %
• WHO : + 8 - 10 % (+ 50 - 80 juta)
pasturi seluruh dunia
• Indonesia : + 12 % (+ 3 juta)
• Beberapa kepustakaan : + 15 % ( 1 dari
7 pasturi)
Syarat-syarat kehamilan
normal
• Testis menghasilkan sperma
• Ovarium menghasilkan ovum
• Tuba fallopii patent
• Endometrium/uterus mampu
menunjang/mempertahankan
kehamilan
• Lendir serviks normal
ETIOLOGI
1. Faktor pria :
- 25-30% kasus infertilitas
- Kelainan : - Infeksi
- Kel. Kongenital
- Ggn Hormonal
- Autoimun
- Varikokel
2. Faktor ovulasi :
- Anovulasi : + 15- 20%
- E/ : - Kel. Genetik
- Hiperprolaktinemia
- Hipo/Hiper tiroid
- Faktor stress
- Berat badan
- Peny. Ovarium Kistik
3. Faktor serviks
– + 5 - 10 %
– Fungsi serviks
• Filter : Bakteri dan Spermatozoa yang kurang
baik
• Reservoir : spermatozoa hidup + 2 hari
– E/kelainan fungsi serviks :
• Kel anatomi : posisi retroversi, serviks panjang
• Infeksi kronis : Gangguan produksi lendir
serviks
• Kel. Imunologi : antibodi anti sperma
4. Faktor tuba
– + 25-40 %
– Fungsi tuba : - ovum pick up
- Transportasi : Sperma, hasil
fertilisasi dan zygote
– E/Kelainan fungsi tuba :
• Infeksi : Salpingitis dan hidrosalping  mukosa
dan silia tuba
• Perlengketan peritubal dan periovarium  ovum
pick up
• Endometriosis
• Kel. kongenital
5. Faktor uterus
–+2-5%
– Fungsi uterus :
~ Transportasi sperma
~ Implantasi dan nidas
~ Pemeliharaan hasil kehamilan
– E/Infertilitas :
~ Kel. Anatomi :
- Kel. Kongenital
- Adesi intrauteri
- Mioma uteri
- Kerusakan endometrium
~ Polip endometrium
~ Hiperplasia endometrium
6. Faktor peritoneum / endometrium
– Endometriosis : + 15 - 25 wanita
infertilitas
– Infertilitas yang tidak diketahui penyebab
: + 70 - 80 % endometriosis
– Patogenesis
• Endometriosis
– Ringan & sedang  belum jelas
– Berat  perlengketan dan distorsi anatomik
• Gangguan proses maturasi folikel
• Ovum pick up
• Transportasi hasil konsepsi
• Efek toksik dari cairan peritoneum
7. Faktor Idiopatik
– + 10 - 15 % tidak diketahui E/
– Infertilitas idiopatik/Unexplained
infertility
– Jika semua pemeriksaan standart
infertilitas normal
PEMERIKSAAN
• Urutannya dari yang sederhana, mudah,
murah kemudian diikuti yang kompleks,
mahal, sulit dan beresiko tapi dpt berubah
sesuai gejala klinik yang menonjol
• Pemeriksaan infertilitas :
– Anamnesis
– Pem. Fisis/ginekologis
– Analisis sperma
– Deteksi ovulasi
– Uji paska sanggama
– HSG
– Laparoskopi
ANAMNESIS
• Umur pasturi
• Lama perkawinan, lama usaha
untuk hamil, perkawinan keberapa,
apakah perkawinan sebelumnya
menghasilkan anak
• Riw. siklus haid dan umur
menarke
• Riw. Kehamilan atau persalinan yang
lalu, alat kontrasepsi,penyakit yang
diderita, riw pembedahan
• Kenaikan & penurunan BB
• Aktifitas & latihan fisik yang
berlebihan
• Stress emosional
• Apakah ada hirsutisme & galaktorea
Pem. Fisis / Ginekologi
• Hirsutisme dan jerawat
• Pembesaran kel. Tiroid
• Galaktorea
• Inspeksi lendir serviks  kualitas mukus
• PDV  tumor uterus / adneksa
Pemeriksaan penunjang
1. Analisis Sperma :
– Jumlah > 20 juta/ml
– Morfologi > 40 %
– Mortil > 60 %
2. Deteksi ovulasi :
– Anamnesis siklus menstruasi
 90 % siklus mens teratur :siklus
ovulatoar
– Pem. Suhu badan basal
 meningkat 0,6 - 1oC setelah ovulasi :
Bifasik
– Uji benang lendir serviks dan uji pakis
 Sesaat sebelum ovulasi : lendir serviks
encer, daya membenang lebih panjang,
pembentukan gbran daun pakis
 Estradiol meningkat
• Biopsi endometrium
– Beberapa hari menjelang haid
– Endometrium fase sekresi : siklus
ovulatoar
Endometrium fase proliferasi/gbran
Hiperplasia : siklus Anovulatoar
– Efek progesteron
– Hormonal
 Hormon yang mempengaruhi pertum-
buhan dan perkembangan folikel :
* FSH serum : 10 - 60 mIU/ml
* LH serum : 15 - 60 mIU/ml
* Estradiol : 200 - 600 pg/ml
* Progesteron : 5 - 20 mg/ml
* Prolaktin : 2 - 20 mg/ml
– USG transvaginal
* Secara serial : adanya ovulasi dan
perkiraan saat ovulasi
* Ovulasi : ukuran folikel 18 - 24 mm
– Laparoskopi
* Stigma pada ovarium
* Korpus Luteum
2. Uji paska sanggama (UPS)
Syarat :
– Pem. Lendir serviks + 6 - 10 jam paska
sanggama
– Waktu sanggama sekitar ovulasi
Menilai :
– Reseptifitas dan kemampuan sperma
untuk hidup pada lendir serviks
Penilaian
– UPS : Baik : > 10 sperma / LPB
Jelek : Faktor immunology
(antibodi antisperma)
3. Ultrasonografi (USG)
Untuk menilai :
– Uterus : bentuk, ukuran, kelainan
– Adneksa : ovarium dan tuba
4. Histerosalpingografi (HSG)
Menilai
– Faktor tuba : lumen, mukosa, oklusi,
perlengketan
– Faktor uterus : kelainan kongenital
(Hipoplasia, septum, bikornus, Duplex),
mioma, polip, adhesi intrauterin
(sindroma asherman)
Dilakukan pada fase proliferasi : 3 hari
setelah haid bersih dan sebelum perkiraan
ovulasi
Keterbatasan : tidak bisa menilai
• Kel. Dinding tuba : kaku, sklerotik
• Fimbria : Fimosis fimbria
• Perlengketan genitalia Int.
• Endometriosis
• Kista ovarium
– Patensi tuba dapat dinilai :
• HSG
• Hidrotubasi (Cairan)
• Pertubasi (gas CO2)
5. Laparoskopi
– Gbran visualisasi genitalia interna scr
menyulurh
– Menilai faktor :
• Peritoneum/endometriosis
• Perlengketan genitalia Int
• Tuba : patensi, dinding, fimbria
• Uterus : mioma
• Ovulasi : Stigma pada ovarium dan
korpus luteum
– Keterbatasan
• Tidak bisa menilai : Kelainan kavum uteri
dan lumen tuba
• Bersifat invasif dan operatif
PENANGANAN
• Medika mentosa
• Tindakan operasi rekonstruksi
• Rekayasa teknologi reproduksi
MEDIKA MENTOSA
Obat stimulasi ovarium (Induksi ovulasi)
• Klomifen sitrat
 Meningkatkan pelepasan gonadotropin FSH & LH
 Diberikan pd hari ke-5 siklus haid
 1 x 50mg selama 5 hari
 Ovulasi 5 - 10 hari setelah obat terakhir
 Koitus 3 x seminggu atau berdasarkan USG
transvaginal
 Dosis bisa ditingkatkan  150 - 200 mg/hari
 3 - 4 siklus obat tdk ovulasi  hCG 5000 -
10.000 IU
• Epimestrol
• Memicu pelepasan FSH dan LH
• Hari ke 5 - 14 siklus haid
• 5 - 10 mg/hari
• Bromokriptin
– Menghambat sintesis & sekresi prolaktin
– Indikasi : Kdr prolaktin tinggi (> 20 mg/ml)
dan Galaktore
– Dosis sesuai kadar prolaktin :
• Oligomenore 1,25 mg/hari
• Ggn haid berat : 2 x 2,5 mg/hari
• Gonadotropin
– HMG (Human Menopausal
Gonadotropine)
• FSH & LH : 75 IU atau 150 IU
• Untuk memicu pertumbuhan folikel
• Dosis awal 75 - 150 IU/hari selama 5 hari
dinilai hari ke 5 siklus haid
– hCG
• 5000 IU atau 10.000 IU
• Untuk memicu ovulasi
• Diameter folikel 17 - 18 mm dgn USG
transvaginal
– Mahal, sangat beresiko :
• Perlu persyaratan khusus
• Hanya diberikan pada rekayasa
teknologi reproduksi

Catatan :
Untuk pria diterapi => FSH
Testosteron
2. Terapi hormonal pd endometriosis
– Supresif ovarium shg terjadi atrofi kel.
Endometriosis
– Danazol :
• Menekan sekresi FSH & LH
• Dosis 200 - 800 mg/hari, dosis dibagi 2x
pemberian
– Progesteron
• Desidualisasi endometrium  Atrofi jar.
Endometritik
• Medroksi progesteron asetat 30 - 50 mg/hari
– GnRH agonis
• Menekan sekresi FSH & LH
• Dosis 3,75 mg/IM/bulan
• Tidak boleh > 6 bulan : penurunan densitas
tulang
TINDAKAN OPERASI
REKONSTRUKSI
• Koreksi : - Kel. Uterus
- Kel. Tuba : tuba plasti
• Miomektomi
• Kistektomi
• Salpingolisis
• Laparoskopi operatif + Terapi hormonal 
kasus endometriosis + infertilitas
Catatan :
Tindakan operatif pada pria :
– Rekanalisasi
– Operasi Varicokel
REKAYASA TEKNOLOGI
REPRODUKSI
• Metode lain tidak berhasil
• Inseminasi Intra Uterin (IIU)
– Paling sederhana
– Sperma yg telah dipreparasi diinseminasi kedalam
kavum uteri saat ovulasi
– Syarat : tdk ada hambatan mekanik : kebuntuan
tuba & Fc. Peritoneum/endometriosis
– Indikasi  Infertilitas oleh karena faktor :
• Serviks
• Gangguan ovulasi
• Endometriosis ringan &
• Infertilitas Idiopatik
– Angka kehamilan 7 - 24 % siklus
• Fertilisasi Invitro (FIV)
– Fertilisasi diluar tubuh dgn suasana
mendekati alamiah
Pilihan terakhir
– Syarat :
• Uterus & endometrium normal
• Ovarium mampu menghasilkan sel telur
• Mortilitas sperma min. 50.000/ml
– Angka kehamilan : 30 - 35 %
Catatan :
Untuk pria ICSI

Вам также может понравиться