Вы находитесь на странице: 1из 9

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 89-97, 2018 p-ISSN.

2443-115X
e-ISSN. 2477-1821

OPTIMASI ZAT WARNA BUNGA TELANG (Clitoria ternatea)


SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA SIRUP PARASETAMOL
Submitted : 6 Agustus 2018
Edited : 10 Desember 2018
Accepted : 20 Desember 2018

Diah Pratimasari, Novena Yety Lindawati*

Program Studi S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional, Jalan Yos Sudarso 338,
Surakarta
Email : novena_yl@yahoo.com

ABSTRACT
One of the most developed pharmaceutical preparations for paracetamol is a syrup. An
important additional substance required in the formulation of the syrup is a coloring agent.
Telang flower (Clitoria ternatea) is one of the plants that has been proved to contain
anthocyanins. Anthocyanin is a compound which can be used as a coloring agent. Thus, it is
important to further explore telang flower’s potential as a natural coloring agent in
paracetamol syrup preparation. This research was started with the extraction of the dye or
anthocyanin content in the telang flower. The extraction was performed by ethanol with
maceration method. Paracetamol syrups were prepared in four different formulations (F1, F2,
F3, and F4). F1, F2, and F3 contained three increased concentrations of telang extract of
0.25%, 0.5% and 1.0%, respectively, while F4 was added with the synthetic food coloring
agent, as a control. Each formula was evaluated based on its physical properties parameters
including organoleptic observation, pH, density viscosity, and color stability test using
spectrophotometry. The results of organoleptic, pH, density viscosity, and color stability
parameters showed that telang extract with the concentration of 0.25% and 1% possessed more
stable result than 0,5% concentration in the paracetamol syrup preparations.

Keywords : Paracetamol syrups, natural coloring, Telang flower (Clitoria ternatea)

PENDAHULUAN warna adalah sesuatu yang pertama kali


Parasetamol merupakan obat dilihat oleh konsumen, sehingga warna yang
analgesik dan antipiretik yang populer cantik dari suatu produk akan dapat
digunakan(1). Hal ini menyebabkan memberikan daya tarik bagi konsumen(3).
pengembangan formula terhadap produk Zat warna yang banyak digunakan oleh
dengan zat aktif parasetamol terus industri adalah pewarna sintetik, hal ini
dilakukan. Salah satu sediaan dari sebabkan pewarna sintetik memiliki warna
parasetamol yang banyak digunakan adalah yang relatif mencolok dengan harga yang
sediaan sirup. Sirup adalah larutan oral yang relatif murah(4). Meskipun demikian
mengandung sukrosa atau gula lain yang pewarna sintesis mengandung bahan kimia
berkadar tinggi(2) sehingga sediaan ini relatif yang dapat berbahaya bagi tubuh, dan
bisa diterima oleh kebanyakan konsumen menghasilkan limbah yang dapat merusak
baik dari anak-anak maupun lansia. lingkungan(5). Selain itu, perkembangan
Salah satu komponen penting pada kesadaran dan pengetahuan masyarakat saat
penyusunan formula sirup adalah ini yang cenderung memilih produk-produk
penambahan zat warna. Hal ini dikarenakan yang kembali ke alam, menuntut adanya

89 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 89-97, 2018 DIAH PRATIMASARI

pengembangan terhadap produk-produk 100 gram selanjutnya diekstraksi


alami yang dapat mengganti fungsi dari menggunakan metode maserasi selama 3
produk sintesis pada terutama pada produk hari dengan pelarut etanol 70% (1:10). Hasil
pangan. maserasi dilanjutkan dengan proses
Penggunaan pewarna sintesis/tekstil pemekatan ekstrak menggunakan rotary
dapat digantikan dengan pewarna alami, evaporator hingga didapatkan ekstrak
salah satunya adalah antosianin. Antosianin kental.
adalah senyawa fenol yang berperan
terhadap timbulnya warna merah hingga biru Pembuatan Sirup Parasetamol dengan
pada beberapa bunga, buah dan daun(6). bunga telang sebagai zat pewarnanya
Salah satu sumber antosianin yang belum Sirup dibuat sesuai dengan rancangan
banyak di eksplore penggunaannya dalam formula sirup parasetamol yang
produk pangan di Indonesia adalah bunga menggunakan bunga telang sebagai
telang (Clitoria ternatea). Ekstrak bunga pewarnanya (Tabel 1). Pembuatan sirup
telang telah diteliti memiliki kandungan diawali dengan membuat sirup simplek
antosianin sebesar 5,40 ± 0,23 mmol/mg dengan metode pemanasan, kemudian sirup
bunga telang(7), selain itu penggunaan simplek tersebut ditambahkan pada
ekstrak bunga telang telah diteliti dapat parasetamol dan bahan kemudian dilarutkan
digunakan sebagai pewarna makanan (es hingga homogen.
lilin) dan diperoleh hasil bahwa produk
dengan menggunakan pewarna dari bunga Uji Sifat Fisik Sirup
telang memiliki intensitas warna yang Organoleptis(9)
sebanding dengan produk yang Uji organoleptis dilakukan dengan
menggunakan pewarna sintesis food grade cara menyajikan sampel sirup pada beberapa
biru berlian Cl 42090 dengan warna yang formula, kemudian panelis diminta untuk
tetap stabil saat dibekukan dalam freezer(8). memberikan penilaian berupa skoring
Penelitian ini bertujuan untuk melihat terhadap rasa, warna, aroma dan kekentalan
potensi bunga telang sebagai pewarna alami dari masing-masing sirup. Pengujian
dalam produk obat, sehingga dapat menjadi dilakukan setiap minggu sampai minggu ke-
pilihan untuk konsumen yang menginginkan 4, untuk mendapatkan data stabilitas
produk obat dengan menggunakan pewarna organoleptis dari masing-masing formula
alami yang lebih aman dan sehat. sirup

METODE PENELITIAN Uji pH Sirup(9)


Alat dan Bahan Sirup dengan beberapa formula diuji
Bunga telang (Clitoria ternatea) dari pH nya masing-masing menggunakan pH
Desa Kuningan, Klaten, parasetamol, indikator. Ambil sedikit sirup, kemudian
propilenglikol, saccharum album, asam masukkan kertas pH ke dalam sirup, tunggu
sitrat, Na-benzoat, etanol 70%, pH indikator, sampai terjadi perubahan warna pada kertas
piknometer (pyrex), viskometer ostwald indikator. Cocokkan dengan angka yang
(pyrex), spektrofotometer UV mini terdapat pada pH indikator. Pengujian
(Shimadzu). dilakukan setiap minggu sampai minggu ke-
4, untuk mendapatkan data stabilitas pH dari
Pembuatan Ekstrak Bunga Telang masing-masing formula sirup.
Bunga telang disortasi, kemudian
dikeringkan, di serbuk hingga didapatkan

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 90


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 89-97, 2018 DIAH PRATIMASARI

Tabel 1. Rancangan formula sirup parasetamol dengan zat warna ekstrak bunga telang
Bahan F1 F2 F3 F4
Parasetamol 1,44 g 1,44 g 1,44 g 1,44 g
Propilenglikol 12,96 g 12,96 g 12,96 g 12,96 g
Saccharum album 38,4 g 38,4 g 38,4 g 38,4 g
Asam sitrat 1% 1% 1% 1%
Na benzoat 0,1% 0,1% 0,1% 0,1%
Ekstrak bunga telang 0,25% 0.5% 1,0% -
Pewarna sintetis - - - 0,5%
Aquadest ad 60 mL ad 60 mL Ad Ad

Kerapatan Jenis(10)
Penentuan kerapatan jenis terhadap Uji Viskositas Sirup(11)
masing-masing formula sirup dilakukan Viskositas masing-masing formula
dengan menggunakan piknometer. Timbang sirup ditentukan dengan menggunakan
piknometer yang bersih dan kering dengan viskosimeter Ostwald. Sirup dimasukkan
seksama. Isi piknometer dengan sirup dalam viskosimeter. Hisap sirup dengan
hingga penuh, lalu rendam dalam air es, pompa sampai diatas batas tanda pipa
sehingga suhunya ± 2ºC di bawah suhu kapiler. Cairan dibiarkan mengalir ke bawah
percobaan (25ºC). Tutup piknometer, pipa dan catat waktu yang diperlukan untuk
kapiler dibiarkan terbuka dan suhu sirup mencapai tanda batas dengan menggunakan
dibiarkan naik sampai mencapai suhu stopwatch. Pengujian dilakukan setiap
percobaan, lalu tutup pipa kapier minggu sampai minggu ke-4, untuk
piknometer. Biarkan suhu piknometer mendapatkan data stabilitas viskositas dari
mencapai suhu kamar, lalu usap sisa-sisa air masing-masing formula sirup.
pada piknometer, kemudian timbang dengan
seksama. Kerapatan jenis sirup dapat Uji Stabilitas Warna Sirup terhadap lama
dihitung dengan menggunakan persamaan : penyimpanan.
Stabilitas warna sirup diamati
menggunakan metode spektrofotometri yang
diadaptasi dari penelitian(12). Sampel sirup
diambil 2 mL kemudian ditambahkan
pelarut aquadest hingga 10 mL kemudian
diukur absorbansinya pada panjang
gelombang maksimum yang telah dilakukan
Dimana :
sebelumnya. Pengujian dilakukan setiap
ρ = kerapatan jenis sirup (gr/mL)
minggu sampai minggu ke-4, untuk
m = berat sirup (gr)
mendapatkan data stabilitas warna sirup dari
Vp = volume piknometer (mL)
masing-masing formula sirup
Pengujian dilakukan setiap minggu
sampai minggu ke-4, untuk mendapatkan Analisis Statistik
Data hasil percobaan sifat fisik dari
data stabilitas kerapatan jenis dari masing-
masing-masing formula sirup dilakukan uji
masing formula sirup

91 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 89-97, 2018 DIAH PRATIMASARI

statistik dengan menggunakan One Way parasetamol memiliki tingkat keamanan


Anava. yang baik jika digunakan pada hampir
HASIL DAN PEMBAHASAN semua rentang usia. Parasetamol memiliki
Pembuatan Ekstrak Bunga Telang kelarutan yang rendah dalam air, sehingga
Ekstraksi bunga telang menggunakan perlu adanya penambahan co solven agar
metode maserasi. Maserasi merupakan parasetamol yang berada dalam sirup dapat
teknik penyarian zat aktif menggunakan larut sempurna. Co solven yang digunakan
pelarut polar atau non polar selama periode adalah propilenglikol dengan perbandingan
waktu tertentu. Penggunaan etanol 70% 1 : 9(13). Zat tambahan lain yang digunakan
sebagai pelarut karena memiliki daya adalah natrium benzoat. Penambahan
penetrasi yang baik pada sisi hidrofil dan pengawet diperlukan untuk memperpanjang
lipofil, sehingga dapat menembus membran lama waktu simpan dari suatu sediaan sirup,
sel lalu dapat masuk ke dalam sel dan hal ini dikarenakan sediaan sirup merupakan
berinteraksi maksimal dengan metabolit sediaan berdasar pelarut air, sehingga mudah
yang terdapat dalam sel. Rendemen ekstrak ditumbuhi mikroba.
bunga telang yang dihasilkan adalah 53,4%. Selain bahan-bahan tambahan
tersebut, bahan tambahan yang sering
Formulasi sirup Parasetamol digunakan pada sediaan sirup adalah
Sirup merupakan sediaan farmasetis pewarna. Penambahan pewarna pada sediaan
yang berbentuk larutan oral yang sirup bertujuan untuk memberikan warna
mengandung sukrosa atau gula lain yang yang menarik sehingga dapat meningkatkan
berkadar tinggi yaitu antara 64-66%(2), daya tarik terhadap konsumen. Pada
sehingga dapat menutupi rasa pahit dari zat penelitian pewarna yang digunakan adalah
aktif obat, dan memudahkan untuk pasien ekstrak bunga telang dalam berbagai
yang sulit menelan. Rasa yang manis dari konsentrasi, yaitu 0.25% (F1), 0,5 % (F2)
sediaan sirup menyebabkan sediaan ini dan 1,0% (F3) kemudian dibandingkan
banyak digunakan untuk memformulasi obat dengan kontrol yaitu pewarna sintetik yang
yang ditujukan untuk anak-anak. Kandungan berwarna ungu yang diberikan dengan
gula pada sediaan sirup selain dapat konsentrasi 0.5% (F4).
digunakan sebagai corrigen saporis atau Pembuatan sirup dilakukan dengan
penutup rasa tidak enak dari sirup, membuat sirup simplek dengan metode
kandungan gula dengan kadar yang cukup pemanasan, yang bertujuan agar gula lebih
tinggi ini juga akan mengakibatkan mudah larut dalam air, kemudian sirup
viskositas sirup yang relatif lebih tinggi simplek tersebut ditambahkan pada
dibandingkan sediaan cair lainnya. parasetamol dan bahan lain yang dipreparasi
Komponen bahan yang terkandung pada pada wadah lain dengan tidak menggunakan
sirup selain mengandung zat aktif dan gula pemanasan, yang bertujuan agar mengurangi
dengan kadar yang relatif tinggi, sirup juga kerusakan bahan lain yang diakibatkan
mengandung beberapa bahan tambahan lain pemanasan.
seperti pengawet, pewarna, stabilisator dan
juga pelarut dari zat aktif. Pengujian Sifat Fisik Sirup
Zat aktif yang digunakan pada Hasil pengujian organoleptis
penelitian kali ini adalah parasetamol. Hasil pengamatan organoleptis dari
Parasetamol dipilih karena parasetamol masing-masing formula sirup dapat dilihat
merupakan obat analgesik dan antipiretik pada Tabel 2. Hasil pengujian menunjukkan
yang populer digunakan(1). Selain itu, bahwa sediaan sirup parasetamol dengan

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 92


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 89-97, 2018 DIAH PRATIMASARI

menggunakan pewarna bunga telang intensitas warna yang dihasilkan. Tampilan


memiliki warna ungu dengan intensitas warna dari sediaan sirup dengan
warna yang bervariasi mulai dari berwarna menggunakan ekstrak bunga telang relatif
ungu muda hingga ungu pekat. Perbedaan stabil selama masa penyimpanan dari
intensitas warna dari sirup parasetamol minggu pertama hingga minggu keempat.
tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan Tampilan warna dari masing-masing
konsentrasi ekstrak bunga telang, semakin formula sirup terdapat pada Gambar 1.
tinggi konsentrasi bunga telang yang
ditambahkan pada sirup semakin pekat

Tabel 2. Hasil pengamatan organoleptis sirup

Formula Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4


F1 Warna : Ungu (+) Warna : Ungu (+) Warna : Ungu (+) Warna : Ungu (+)
Bau : aroma segar Bau : aroma segar Bau : aroma segar Bau : aroma segar
Rasa : manis Rasa : manis Rasa : manis Rasa : manis
F2 Warna : Ungu Warna : Ungu Warna : Ungu Warna : Ungu
(++) (++) (++) (++)
Bau : aroma segar Bau : aroma segar Bau : aroma segar Bau : aroma segar
Rasa : manis Rasa : manis Rasa : manis Rasa : manis
F3 Warna : Ungu Warna : Ungu Warna : Ungu Warna : Ungu
(++++) (++++) (+++) (+++)
Bau : aroma segar Bau : aroma segar Bau : aroma segar Bau : aroma segar
Rasa : manis Rasa : manis Rasa : manis Rasa : manis
F4 Warna : Ungu (+) Warna : Ungu (+) Warna : Ungu (+) Warna : Ungu (+)
Bau : tidak berbau Bau : tidak berbau Bau : tidak berbau Bau : tidak berbau
Rasa : manis Rasa : manis Rasa : manis Rasa : manis

Gambar 1. Warna sirup parasetamol F1, F2, F3 dan F4

93 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 89-97, 2018 DIAH PRATIMASARI

Hasil pengujian pH dapat dipengaruhi oleh faktor konsentrasi


Pengujian terhadap pH sirup suatu zat, semakin tinggi konsentrasi suatu
dimaksudkan untuk melihat derajat zat dalam larutan maka semakin besar
keasaman (pH) dari masing-masing formula kerapatan dari larutan tersebut(10).
sirup parasetamol. Hal ini disebabkan karena Hasil pengujian rapat jenis dari tiap
kondisi keasaman dari suatu sediaan sirup formula sirup ditampilkan pada Gambar 3.
akan mempengaruhi kestabilan dari zat aktif Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa
sirup tersebut. pH sirup memiliki syarat 4,5 pada F1, F2 dan F4 memiliki profil yang
– 5,1. (16) Selain itu, zat warna antosianin sama yaitu terjadi penurunan rapat jenis
stabil pada rentang pH yang cenderung pada minggu ke 4, sedangkan pada F3
asam(8), sehingga formula sirup yang penurunan rapat jenis terjadi pada minggu
diinginkan adalah sekitar rentang pH ke-3. Penurunan rapat jenis pada sirup ini
tersebut. Hasil dari pengujian ditampilkan dapat disebabkan karena adanya kristalisasi
pada Gambar 2. Gambar tersebut dari sukrosa yang ditandai dengan adanya
menunjukkan bahwa pH sirup yang serpihan-serpihan kecil yang menempel
didapatkan adalah stabil dari minggu pada permukaan botol sehingga menurunkan
pertama hingga minggu keempat yaitu jumlah partikel sukrosa yang terdispersi
sebesar 4. Hal ini menunjukkan pH sirup molekuler dalam larutan sirup tersebut(10).
parasetamol dari minggu pertama hingga Meskipun demikian, secara statistik formula
keempat pada F1, F2, F3 dan F4 memenuhi sirup F1, F2, F3 dan F4 perbedaan yang
persyaratan. Profil hasil pengujian pH sirup terjadi pada tiap minggunya tidak berbeda
dari parasetamol terdapat pada Gambar 2. signikan (P>0,05), sehingga dapat dikatakan
F1, F2, F3 dan F4 memiliki berat jenis yang
Hasil Pengujian Rapat Jenis relatif stabil pada setiap minggunya.
Kerapatan merupakan massa per-unit
volume pada temperatur tertentu. Kerapatan

Pengaruh Lama Penyimpanan


terhadap pH
5
4
3 F1
pH

2 F2
1 F3
0 F4
0 1 2 3 4 5
Minggu ke-

Gambar 2. Pengaruh lama penyimpanan terhadap pH sirup F1, F2, F3 dan F4

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 94


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 89-97, 2018 DIAH PRATIMASARI

Pengaruh Lama Penyimpanan


terhadap Rapat Jenis
1.2550
1.2500
Rapat Jenis (g/ml)

1.2450
1.2400 F1
1.2350 F2
1.2300
1.2250 F3
1.2200 F4
0 1 2 3 4 5
Minggu ke-

Gambar 3. Pengaruh waktu penyimpanan terhadap rapat jenis sirup F1, F2, F3 dan F4

Hasil Pengujian Viskositas telang, sehingga mengakibatkan penurunan


Pengujian ini bertujuan untuk melihat konsentrasi gula dalam sirup(15).
stabilitas sirup setiap minggu nya
berdasarkan parameter viskositas. Hasil Hasil Pengujian Stabilitas Warna Sirup
pengujian menunjukkan viskositas dari terhadap lama penyimpanan
masing-masing formula sirup mengalami Profil stabilitas dari F1, F2, F3 dan
perubahan setiap minggunya. Profil F4, diamati menggunakan spektrofotometri
viskositas sirup setiap minggunya dari Uv-Visibel, dengan hasil pengamatan seperti
masing-masing formula ditampilkan pada yang ditampilkan pada Gambar 5.
Gambar 4. Perubahan viskositas dari selama Berdasarkan hasil pengamatan tersebut,
penyimpanan dapat disebabkan karena formula sirup dengan ekstrak bunga telang
adanya inversi sukrosa menjadi glukosa dan sebagai pewarna makanan (F1, F2 dan F3)
fruktosa yang dipengaruhi oleh suhu menunjukkan hasil semakin tinggi
pemanasan. Semakin tinggi suhu pemanasan konsentrasi bunga telang yang ditambahkan
sukrosa dalam air semakin tinggi pula pada sirup semakin besar absorbansi yang
persentase gula invert yang terbentuk, selain dihasilkan. Absorbansi dari F1, F2 dan F3
itu inversi sukrosa juga dapat dipengaruhi setiap minggunya mengalami peningkatan.
oleh adanya kondisi asam(14). Berdasarkan hasil statistik pada F1, F2, F3
Berdasarkan hasil analisis statistik dan F4 mengalami perbedaan absorbansi
pada formula sirup yang menggunakan yang signifikan pada setiap minggunya.
ekstrak bunga telang (F1, F2 dan F3) Pada F1, F3 dan F4 perubahan absorbansi
menunjukkan perbedaan yang signifikan yang signifikan (P<0,05) terjadi pada
dibandingkan formula sirup yang minggu ketiga, sedangkan F2 mengalami
menggunakan pewarna sintetik (F4). Pada perubahan absorbansi yang signifikan
formula sirup F1 terjadi perbedaan yang dimulai dari minggu kedua. Hal ini
Perubahan yang signifikan pada masing- menunjukkan F2 adalah formula sirup yang
masing formula dalam sirup dengan pewarna mengalami degradasi warna paling cepat
bunga telang ini dapat disebabkan karena dibandingkan dengan formula sirup yang
adanya reaksi antara gula sukrosa dengan lain.
antosianin yang terkandung pada bunga

95 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 89-97, 2018 DIAH PRATIMASARI

Pengaruh Penyimpanan terhadap


Viskositas Sirup
60
50
Viskositas (cps)

40
F1
30
F2
20
10 F3
0 F4
0 1 2 3 4 5
Minggu ke-

Gambar 4. Pengaruh penyimpanan terhadap viskositas sirup F1,F2, F3 , dan F4

Pengaruh Lama Penyimpanan


terhadap Stabilitas Warna Sirup
0.8

0.6
Absorbansi

F1
0.4
F2
0.2 F3
0 F4
0 1 2 3 4 5
Minggu ke-

Gambar 5. Pengaruh lama penyimpanan terhadap stabilitas warna sirup F1, F2, F3 dan F4

SIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH


Berdasarkan parameter sifat fisik Terima kasih kepada LPPM STIKES
organoleptis, pH, rapat jenis, dan viskositas Nasional yang telah memberikan dana
serta parameter stabilitas warna dari untuk terselesainya penelitian ini.
masing-masing formula sirup, konsentrasi
ekstrak bunga telang 0,25% dan 1% DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan stabilitas warna yang lebih 1. Noviza, D., Febriyanti, N., Umar, S.,
baik pada sirup parasetamol dibandingkan Solubilasi Parasetamol dengan Ryoto
dengan konsentrasi ekstrak bunga telang Sugar Esther & Propylene Glycol,
0,5%. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2015,
Vol.01 No.02, 132-139.
2. Syamsuni, A., Ilmu Resep, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2016.

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 96


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(2), 89-97, 2018 DIAH PRATIMASARI

3. Winarti, S., Ulya S. dan Dhini A., 10. Shanti, Brigitta, Perbandingan
Ekstraksi dan Stabilitas Warna Ubi Stabilitas Fisis Sirup Perasan Daging
Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) Buah Mahkota Dewa (Phaleria
sebagai Pewarna Alami. Jurnal Teknik macrocarpa (Scheff.) Boerl.) yang
Kimia 3(1) : 2008, 207 - 213. Mengandung Sukrosa dan Campuran
4. Cahyadi, W, Analisis dan Aspek Sukrosa Sorbitol sebagai Bahan
Kesehatan : Bahan Tambahan Pemanis, Skirpsi, Universitas Sanata
Pangan, Bumi Aksara, Jakarta. 2008, Dharma Yogyakarta, 2007.
Hal. 61-63. 11. Sutinah, K.S., Firdausi, W., S. Budi,
5. Lestari, P., Wijana, S., Putri, W., Studi Kualitas Minyak Goreng dengan
Ekstraksi Tanin dari Buah Alpukat Parameter Viskositas dan Indeks Bias,
(Persea Americana Mill.) Sebagai Berkala Fisika 11 (2) : 2008, 53-58
Pewarna Alami (Kajian Proporsi 12. Petriana, G., Lestraio, L.N., Martono,
Pelarut Dan Waktu Ekstraksi), 2014. Y., 2013, Pengaruh Intensitas Cahaya
6. Yudiono, Kukuk., Ekstraksi terhadap Degradasi Warna Sirup yang
Antosianin dari Ubi Jalar Ungu diwarnai Umbi Bit Merah (Beta
((Ipomoea Batatas Cv. Vulgaris L., var. rubra L.), Program
AYAMURASAKI), dengan Teknik Studi Kimia Fakultas Sains dan
Ekstraksi Subcritical Water, Jurnal Matematika, Universitas Kristen Satya
Teknologi Pangan, 2011, Vol.2 No.1. Wacana
7. Kazuma, K., Noda, K., Suzuki, M., 13. Anonim, Farmakope Indonesia III,
Flavonoid composition related to petal Departemen Kesehatan RI : Jakarta,
color in different lines of Clitoria 1979.
ternatea, Phytochemistry, 2003, 64 14. Ginting, Erliana., Potensi Ekstrak Ubi
(1133-1139) Jalar Ungu sebagai Bahan Pewarna
8. Hartono, M.A., Pemanfaatan Ekstrak Alami Sirup, Prosiding Seminar Hasil
Bunga Telang (Clitoria ternate l.) Penelitian Tanaman Aneka Kacang
sebagai Pewarna Alami Es Lilin, dan Umbi, 2011,755:767
Fakultas Teknologi Universitas Atma 15. Parley, Anthocyanins and their
Jaya Yogyakarta, chemistry in wine, http:
http;//ejournal.uajy.ac.id, 2013 //www.thewinefly.com/thesis/copigs.do
9. Mukaromah, U., Susetyorini, S.H., c, 2005, (5 Sep 2008).
Aminah, S., Kadar Vitamin C, Mutu 16. United States Pharmacopeial, 2010,
Fisik, pH dan Mutu Organoleptis Sirup USP NF 2010
Rosella (Hibiscus Sabdariffa, L)
Berdasarkan Cara Ekstraksi, Jurnal
Pangan dan Gizi, 2010, Vol. 01 No.01

97 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

Вам также может понравиться