Вы находитесь на странице: 1из 4

DEFINISI DAN PENGERTIAN SHORT SELLING

Salah satu kelebihan investasi perdagangan forex adalah adanya leverage atau two way
opportuniy, yaitu kesempatan mencetak keuntungan baik dalam kondisi harga sedang naik
maupun sedang menurun.
Dalam kondisi harga sedang naik, strategi yang digunakan adalah perdagangan
konvensional, yaitu membeli dahulu dengan harga murah baru kemudian menjualnya. Inilah
yang dilakukan pada transaksi sektor riil.
Dalam perdagangan forex, jika kondisi harga sedang menurun, investor bisa melakukan
strategi short selling, yaitu melakukan penjualan lebih dulu dengan harga yang masih tinggi baru
membeli ketika harga sudah murah / menurun. Pada investasi forex, short selling menjadi
pengetahuan wajib dan pekerjaan wajib pula. Sebab, justru kondisi inilah yang sering terjadi.
Oleh karena itu investor harus mengetahui seluk beluk short selling ini. Pada prinsipnya, short
selling adalah melakukan penjualan suatu barang atau jasa yang tidak dimiliki oleh penjual.
Mengapa bisa terjadi, seseorang yang tidak memiliki suatu barang atau jasa untuk dijual
dapat melakukan penjualan? Bagaimana seandainya pembeli menuntut penjual untuk segera
menyerahkan barang atau jasanya? Di sinilah perbedaan berinvestasi di sektor riil dengan
berinvestaii di perdagangan forex.

MENGAPA MELAKUKAN SHORT SELLING?


Investor memperoleh keuntungan dari perbedaan harga jual (yang tinggi) dengan harga
beli (yang rendah). Oleh karena itu kebalikan dengan strategi investasi umum yang mengalami
keuntungan ketika harga saham naik, investor yang melakukan strategi short selling justru
mengalami keuntungan saat harga saham turun.

RISIKO SHORT SELLING


 Risiko pergerakan pasar. Pergerakan pasar sangat sulit diprediksi. Investor yang
menggunakan strategi short sell akan selalu terekspos terhadap arah pergerakan pasar
yang tidak sesuai dengan ekspektasi.
 Potensi kerugian tidak terbatas. Secara teori, potensi kenaikan harga saham itu tidak
terbatas (dapat melebihi 100%). Berhubung short sell mengalami kerugian jika harga
saham meningkat, berarti potensi kerugian dari short selling itu tidak terbatas dan dapat
melebihi jumlah modal. Di sisi lain, penurunan harga saham maksimal sebesar 100%,
yang berarti potensi keuntungan short sell terbatas pada 100%.
 Risiko pembayaran bunga. Ketika investor ‘meminjam’ saham ke perusahaan sekuritas
untuk dijual, tentu ada kompensasi yang harus diberikan, yaitu dalam bentuk pembayaran
bunga. Semakin lama investor menahan posisi short sell maka semakin besar pula bunga
yang harus dibayar. (Untuk membatasi risiko ini biasanya investor akan memberikan
stop-loss order kepada sekuritasnya. Stop loss order adalah intruksi langsung ‘menutup’
posisi short sell dalam kondisi tertentu, untuk membatasi risiko).

SHORT SELLING & DAMPAK PADA PASAR SAHAM


Walaupun memiliki risiko unik tersendiri, short selling juga dianggap memberi kontribusi
memberi keseimbangan saat pasar saham dalam kondisi ‘terlalu’ bullish yang meningkatkan
potensi market bubble (kondisi dimana harga saham cenderung lebih tinggi dari nilai
fundamentalnya). Selain sebagai penyeimbang, aktivitas short sell juga meningkatkan likuiditas
saham di pasar. Dengan adanya short sell, saham akan lebih sering diperdagangkan dan
meningkatkan likuiditas pasar secara keseluruhan. DI sisi lain, short sell dapat membuat investor
yang tidak etis untuk menyebarkan “berita palsu” atas saham tertentu dengan tujuan harga saham
tersebut turun.

REGULASI SHORT SELLING


Karena tingkat risikonya yang sangat besar, aktivitas short selling diawasi dengan ketat
oleh regulator dan pelaku pasar saham (di Indonesia oleh Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan). Saham-saham yang dapat ditransaksikan secara short selling ditentukan oleh BEI,
sedangkan perusahaan sekuritas yang dapat memfasilitasinya ditentukan oleh OJK. Dalam
Keputusan Bursa Efek Indonesia Peraturan Nomor II-H Tentang Persyaratan Dan Perdagangan
Efek Dalam Transaksi Marjin Dan Transaksi Short Selling, beberapa kriteria yang digunakan
untuk menentukan apakah saham tersebut termasuk dalam kategori efek short selling adalah:
 Nilai transaksi harian tertentu
 PER yang tidak lebih dari 3 kali PER pasar
 Nilai kapitalisasi pasar
 Jumlah pemegang saham
Daftar saham-saham tersebut akan diperbaharui setiap akhir bulan oleh bursa. Namun dalam
kondisi luar biasa, Bursa Efek Indonesia dapat sepenuhnya melarang aktivitas short selling,
seperti yang pernah terjadi pada bulan Oktober 2008 dan tanggal 24 Agustus 2015 lalu. Untuk
perusahaan sekuritas, peraturan mengenai kriteria bagi sekuritas dan investor yang dapat
melakukan short selling tertera dalam Peraturan Bapepam Nomor V.D.
Manajer investasi reksadana dilarang untuk terlibat dalam aktivitas short selling.

CATATAN UNTUK SHORT SELLING


Apakah short selling selalu menguntungkan? Tentu saja tidak. Bagaimana ini bisa
terjadi? lni terjadi jika: Pertama, Analisis A salah, misalnya perhitungan analisis teknikal yang
dilakukan A tidak akurat sehingga keputusan short selling yang diambil A tidak tepat.
1. Short selling merupakan tindakan spekulasi, sehingga tidak se-mua investor sanggup
melakukannya. Short selling cocok bagi investor yang mengharapkan pendapatan dalam
jangka pendek, dan memiliki sikap berani mengambil risiko.
2. Faktor informasi dan ketepatan analisis memegang peranan penting dalam mendukung
ketepatan pengambilan keputusan. lnformasi yang akurat dan analisis yang tajam menjamin
ketepatan perkiraan, sehingga memungkinkan investor bisa mendapat keuntungan.
SebaIiknya, bila informasi tidak akurat, demikian pula dengan analisis yang tidak
mendalam, akan menyebabkan perkiraan tidak tepat, sehingga investor berpotensi menderita
kerugian.
3. Dalam praktik perdagangan forex di BBJ, pihak-pihak yang terlibat dalam short selling
yakni investor A, B dan C, tidak pernah saling kenal, apalagi bertemu. Dan gagal serah
maupun gagal bayar tidak akan pernah terjadi. Sebab semua transaksi dijamin
keberhasilannya oleh KBI. Jadi tidak perlu khawatir melakukan short selling dalam investasi
forex.

MODEL KOEFISIEN KONSTAN (MKK) ATAU POOLED REGRESSION MODEL


Model ini memperlakukan semua individu seakan akan sama. Secara sederhana model ini
akan menggabungkan observasi waktu dan individu tanpa memperhatikan perbedaan
karakteristik antarindividu. Kemudian melakukan regresi OLS (Ordinary Least Square) seperti
regresi pada umumnya. Modelnya adalah sebagai berikut:

Terlihat dari persamaan diatas bahwa model ini tidak membedakan karakterisitik antarindividu
yang terlihat dari nilai intersepnya yang sama untuk semua individu yaitu . Hal ini menjadi
masalah besar dalam model ini. Karakteristik antarindividu yang dianggap sama akan menutupi
keunikan atau heterogenitas dari masing-masing individu. Keunikan atau heterogenitas tersebut
terdapat atau ditutupi oleh galat . Akibatnya, kemungkinan adanya korelasi antara galat tersebut
dengan variabel penjelas dalam model cukup besar. Jika terjadi korelasi antara galat dengan
variabel penjelas akan menyebabkan persamaan diatas menjadi bias dan tidak konsisten. Ingat
asumsi klasik pada regresi tentang hal ini.
Sebagai contoh, kita misalkan variabel terikat (Y) adalah produksi total perusahaan
dengan dua variabel penjelas dalam model yaitu, jumlah pekerja (X1) dan bahan baku (X2). Jika
kita menggunakan model ini, tentu kita akan menganggap bahwa karakteristik antarperusahaan
adalah sama. Hal ini tentu tidak bisa kita terima, pada kenyataannya tiap perusahaan tentu saja
berbeda, seperti strategi produksi, tingkat pendidikan pekerja, dan jenis perusahaan (swasta atau
negeri). Perbedaan karakteristik tersebut tentu akan berpengaruh terhadap tingkat produksi dari
masing-masing perusahaan. Dengan demikian, jika ingin menggunakan model ini haruslah
sangat berhati-hati.

Вам также может понравиться