Вы находитесь на странице: 1из 16

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS
harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan
dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia.
Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk
mempertahankan negara dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakatyang berdasarkan atas cinta
tanah air. Selain itu menumbuhkan rasa patriotisme dan
nasionalisme di dalam diri PNS. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga
negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh
tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa.
2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis
Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal
baik yang statis (trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang
memberikan pengaruh pada pencapaian tujuan nasional. Analisa
perubahan lingkungan strategis ini bertujuan membekali peserta
dengan kemampuan memahami konsepsi perubahan lingkungan
strategis sebagai wawasan strategis PNS. Sehingga PNS dapat
memahami modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan
strategis, dapat mengidentifikasi isu-isu kritikal, dan dapat
melakukan analisis isu-isu kritikal dengan menggunakan
kemampuan berpikir kritis. Dengan begitu PNS dapat mengambil
keputusan yang terbaik dalam tindakan profesionalnya.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
11

Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan


kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang
pembelan negara. Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian dari
warga masyarakat tertentu memiliki hak dan kewajiban yang sama
untuk melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam
UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai
bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara
yang secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan
jasmani yang prima serta secara kondisi psikis yang memiliki
kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa
memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja
keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara. Oleh sebab tiu dalam pelaksanaan
latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-latihan seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
6. Kegiatan ketangkasan dan permainan.

B. Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil


Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai
dasar sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam
menjalankan profesi dan tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai
dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
12

Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,


Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang
harus di tanamkan kepada setiap ASN maka perlu di ketahui indikator-
indikator dari kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat
karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
hal tersebut.
b Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua
tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok / institusi.
c Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang
tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
d Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggungjawab juga dapat berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan
13

Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan


adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam
mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.
h Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang
diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik
individu maupun organisasi.
i Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir.

Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada
otoritas yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.

Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder

2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai
bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai
beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Sedang
dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
14

Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai


Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Nilai-nilai Pancasila tercantum pada setiap sila-sila Pancasila,
antara lain :

a. Sila 1
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya
pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan
sebagai pencipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan
bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan
bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya
pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama,
menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta
tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.Secara umum
dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini :
a. Merupakan bentuk keyakinan yang berpangkal dari
kesadaran manusia sebagai makhluk Tuhan.
b. Negara menjamin bagi setiap penduduk untuk beribadah
menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
c. Tidak boleh melakukan perbuatan yang anti ketuhanan dan
anti kehidupan beragama.
d. Mengembangkan kehidupan toleransi baik intern maupun
antar umat beragama.
e. Mengatur hubungan negara dan agama, hubungan
manusia dengan Sang Pencipta, serta nilai yang
menyangkut hak asasi yang paling asasi.
b. Sila 2
15

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti


kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral
dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.Secara
Umum dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini :
a.Merupakan bentuk kesadaran manusia terhadap potensi
budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma
kebudayaan pada umumnya.
b.Adanya konsep nilai kemanusiaan yang lengkap, adil dan
bermutu tinggi karena kemampuannya berbudaya.
c. Manusia Indonesia adalah bagian dari warga dunia, meyakini
adanya prinsip persamaan harkat dan martabat sebagai
hamba Tuhan. Mengandung nilai cinta kasih dan nilai etis
yang menghargai keberanian untuk membela kebenaran,
santun, dan menghormati harkat kemanusiaan.
c. Sila 3
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke
arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa
nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa
indonesia.Secara umum dapat dilihat dalam penjelasan berikut
ini :
a.Persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis, ekonomi,
politik, sosial budaya dan keamanan.
b.Manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi
keragaman budaya atau etnis.
c. Menghargai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan
masyarakat.
d.Menjujung tinggi tradisi perjuangan dan kerelaan untuk
berkorban dan membela kehormatan bangsa dan Negara.
e.Adanya nilai patriotik serta penghargaan rasa kebangsaan
sebagai realitas yang dinamis.
d. Sila 4
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu
16

pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan


cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan. Secara umum dapat dilihat dalam penjelasan
berikut ini :
a.Paham kedaulatan rakyat yang bersumber kepada nilai
kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan.
b.Musyawarah merupakan cermin sikap dan pandangan hidup
bahwa kemauan rakyat adalah kebenaran dan keabsahan
yang tinggi.
c. Mendahulukan kepentingan Negara dan masyarakat
d.Menghargai kesukarelaan dan kesadaran daripada
memaksakan sesuatu kepada orang lain.
e.Menghargai sikap etis berupa tanggung jawab yang harus
ditunaikan sebagai amanat seluruh rakyat baik kepada
manusia maupun kepada Tuhannya.
f. Menegakkan nilai kebenaran dan keadilan dalam kehidupan
yang bebas, aman, adil dan sejahtera.
e. Sila 5
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu
tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur
secara lahiriah dan batiniah. Secara umum dapat dilihat dalam
penjelasan berikut ini :
a. Setiap rakyat Indonesia diperlakukan dengan adil dalam
bidang hukum, ekonomi, kebudayaan, dan sosial.
b. Tidak adanya golongan tirani minoritas dan mayoritas.
c. Adanya keselarasan, keseimbangan, dan keserasian hak
dan kewajiban rakyat Indonesia
d. Kedermawanan terhadap sesama, sikap hidup hemat,
sederhana dan kerja keras.
e. Menghargai hasil karya orang lain.
f. Menolak adanya kesewenang-wenangan serta pemerasan
kepada sesama.
g. Menjujung tinggi harkat dan martabat manusia.

3. Etika Publik
17

Etika didefinisikan sebagai tujuan hidup yang baik bersama


dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil. Etika lebih
dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang
baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah
refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Kode etik aparatur sipil negara berdasarkan Undang-Undang ASN
adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan perundangan-undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapatkan atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
18

11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran
baik/buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.
Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai
dengan target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
19

c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung


kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi
individu terhadap produk atau jasa.

5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang
melawan norma–norma dengan tujuan memperoleh keuntungan
pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung
maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari
kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan
curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam
pengadaan dan gratifikasi. Indikator yang ada pada nilai dasar anti
korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak
pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
demi mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka
tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat
tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non
materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau
pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang
melakukan kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan
undang-undung yang mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang
dirasakan orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran
(dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas
apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
20

h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan


iklas terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan
kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam
perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang
terjadi.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam
menghadapi tantangan-tantangan global, pemerintah melalui UU
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad
untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional.
Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil
negara yang bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang
memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi
politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman. Adapun asas-asas
manajemen ASN, antara lain:
a. Kepastian hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan efisien;
21

i. Keterbukaan;
j. Non diskriminatif;
k. Persatuan;
l. Kesetaraan;
m. Keadilan;
n. Kesejahteraan.

2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara
adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan
akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang
terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan
tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negaranya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik
yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
22

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak


boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga
negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga
negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan
prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk
memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan
tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana,
tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan
dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang
terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi
oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus
dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara
formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat
luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
23

Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan


sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu
menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika
berhadapan dengan kelompok yang kuat.

3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan
perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat
sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
2) dialog atau pertukaran informasi;
3) joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk
kerjasama sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) joint working, atau kolaborasi sementara;
2) joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada pekerjaan besar yang menjadi urusan
utama salah satu peserta kerjasama;
3) satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama,
dibentuk sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi
lagi menjadi:
1) aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama
salah satu peserta kerjasama;
2) union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing
masih nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam
struktur baru
24

D. Definisi – Definisi

1. Stunting

Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang


ternyata lebih pendek dibanduing tinggi badan orang lain pada
umumnya (yang seusianya). Stunting disebabkan asupan gizi
dalam jangka waktu lama sejak konsepsi sampai anak usia 2 tahun,
anak sering sakit, diare, campak, dan TBC, keterbatasan air bersih
dan kesediaan pangan di tingkat Rumah Tangga

2. Prosentase D/S

D adalah simbol jumlah balita yang datang ke posyandu

S adalah symbol jumlah keseluruhan balita di posyandu tersebut

sedangkan prosentase D/S adalah prosentase kedatangan


disbanding jumlah keseluruhan balita, perhitungan ini sebagai
indikator partisipasi masyarakat.

3. Gizi Buruk

Gizi Buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena


kekurangan asupan energi dan protein juga micronutrient lain
dalam jangka waktu lama. Anak balita disebut gizi buruk apabila
berat badan disbanding umurnya tidak sesuai (selama 3 bulan
berturut-turut tidak naik) atau z-zcore kurang dari -3 standar
deviasi.

4. Gizi Kurang

Gizi Kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti protein,


karbohidrat, lemak, dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Gizi
Kurang balita dilihat dari nilai Z-Score kurang dari -2 standar
deviasi. Gizi Kurang antara lain Kekurangan energi Kronik (KEK),
Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan akibat Kekurangan Iodium
(GAKI), Kurang Vitamin A (KVA).
25

Вам также может понравиться

  • Lampiran Super Undur Diri
    Lampiran Super Undur Diri
    Документ8 страниц
    Lampiran Super Undur Diri
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет
  • Kewajiban 2
    Kewajiban 2
    Документ2 страницы
    Kewajiban 2
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет
  • 7.5.1 Persiapan Rujukan
    7.5.1 Persiapan Rujukan
    Документ2 страницы
    7.5.1 Persiapan Rujukan
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет
  • BAB I Ayu Titis
    BAB I Ayu Titis
    Документ9 страниц
    BAB I Ayu Titis
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет
  • Indikator Mutu Klinis
    Indikator Mutu Klinis
    Документ2 страницы
    Indikator Mutu Klinis
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет
  • SK Budaya Mutu
    SK Budaya Mutu
    Документ3 страницы
    SK Budaya Mutu
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет
  • SK Budaya Mutu
    SK Budaya Mutu
    Документ3 страницы
    SK Budaya Mutu
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет
  • Kehamilan Resiko Tinggi
    Kehamilan Resiko Tinggi
    Документ20 страниц
    Kehamilan Resiko Tinggi
    Fellita Ratri A
    Оценок пока нет
  • Iva Dan Sadanis
    Iva Dan Sadanis
    Документ3 страницы
    Iva Dan Sadanis
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет
  • Dokumen Eksternal
    Dokumen Eksternal
    Документ2 страницы
    Dokumen Eksternal
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет
  • Keselamatan Pasien
    Keselamatan Pasien
    Документ2 страницы
    Keselamatan Pasien
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет
  • Ep Bab 8
    Ep Bab 8
    Документ6 страниц
    Ep Bab 8
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет
  • SK Ukp Lampiran
    SK Ukp Lampiran
    Документ6 страниц
    SK Ukp Lampiran
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет
  • SK Ukp
    SK Ukp
    Документ5 страниц
    SK Ukp
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет
  • Materi Notulen Ukp
    Materi Notulen Ukp
    Документ1 страница
    Materi Notulen Ukp
    Yeni Kusumawati
    Оценок пока нет