Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Gingivektomi
Alat dan Bahan:
1. Alat diagnostic (kaca mulut, sonde, pinset dalam nierbekken/tools tray)
2. Pisau kirkland dan orband
3. Handle scalpel no 3, blade no 11/15
4. Kuret Gracey
5. Sickle scalers universal/ USS Scalers
6. Pocket marker forceps
7. Periodontal probe
8. Pinset bedah/ chirurgis
9. Tensimeter
10. Asepsis: povidone iodine 10% dan alcohol 70%
11. Anastesi 1 ampul pehacaine dalam spuit anastesi 27 G
12. Spuit irigasi
13. Kassa, cotton roll dan cotton pellet
14. Glass lab
15. Spatula semen
16. Irigasi PZ/ Saline NaCl 0,9%
17. Periodontal pack
(*tambahan sendiri)
1. Sebelum melakukan tindakan sebaiknya, senyum salam sapa perkenalkan diri,
jelaskan pada pasien prosedur gingivektomi, tanda tangan informed consent dan
lakukan tensi/tanda vital.
2. Persiapan posisi pasien dan operator (sesuai regio gigi).
3. Sebelum tindakan asepsis dilakukan cek OHI, plak indeks dan poketing (operasi boleh
dilakukan jika indeks plak <10%).
Checklist:
No. Poin yang harus dilakukan Nilai
1 Menggunakan masker dan gloves
2 Pasien dipersilahkan kumur
3 Asepsis daerah operasi. Untuk ekstraoral menggunakan alkohol
70%. Untuk intraoral menggunakan povidone iodine 10% dengan
kapas yang dipegang dengan pinset, melingkar dari pusat ke sisi
terluar
4 Anestesi pada daerah operasi
5 Mengukur poket dengan pocket marking forcep untuk membuat
bleeding point. Ujung forcep dimasukkan hingga dasar sulkus dan
ditekan. Berjalan dari arah anterior ke posterior pada seluruh gigi
yang akan digingivektomi
6 Eksisi gingiva dgn scalpel 1mm lebih ke apikal sepanjang bleeding
point
7 Ambil jaringan lunak dengan kuret. Bila terdapat kalkulus discalling
menggunakan sickle
8 Gingivoplasty menggunakan pisau kirkland. Gunakan pisau orban
untuk daerah proximal
9 Irigasi menggunakan NaCl 0,9% pada daerah operasi
10 Dikeringkan dengan tampon
11 Beri pack pd daerah operasi. Pastikan pack bebas pada daerah
vestibulum dan cek oklusi agar pack tidak mudah lepas
12 Instruksi post gingivektomi:
A. Pack tidak boleh disikat
B. Dalam 24 jam tidak boleh makan makanan panas, pedas.
C. Makan pada sisi yg tidak digingivektomi
D. Apabila pack lepas kurang dari 3 hari, pasien diinstruksikan
untuk menghubungi operator untuk dipack ulang
E. Apabila pack lepas lebih dari 3 hari, pasien diinstruksikan
untuk kumur dengan obat kumur
Resep:
R/Amoxicilin 500mg tabs No. XV
S.3.d.d.1
R/Asam mefenamat 500mg tabs No. X
S.3.d.d.1 pc prn
R/Povidone iodine oral gargle 120ml fl No.1
S.3.d.d.coll or.
VERSI SOP:
Prosedur:
3. Cek OHI, plak indeks. Operasi boleh dilakukan jika indeks plak <10%
4. Asepsis
Anastesi
Gingivektomi
Gingivoplasty
1) DEVELOPING
Kandidat mencelupkan film di larutan developer (80o F) selama 2,5 menit dan
digoyangkan selama 5 detik
2) RINSING
Kandidat membilas film dibawah air mengalir selama 30 detik
- UNTUK MENGHILANGKAN SISA-SISA DEVELOPER DARI FILM SEHINGGA PROSES
DEVELOPING AKAN TERHENTI.
3) FIXATION
Kandidat mencelupkan film di larutan fixer selama 2-4 menit dan
digoyangkan setiap 30 detik
- LARUTAN FIXER MENGHILANGKAN SISA KRISTAL SILVER HALIDE YANG TIDAK
TERPAPAR DAN YANG TIDAK MENGEMBANG DARI EMULSI FILM
4) WASHING
Kandidat mencuci film dibawah air bersih yang mengalir selama 10 menit
GUNANYA UNTUK MENGHILANGKAN SEMUA SISA BAHAN-BAHAN PROSESING DAN SILVER METALIK
DARI FILM.
5) DRYING
SETELAH PENCUCIAN, FILM DIKERINGKAN DENGAN CARA MENGGANTUNGKAN FILM DI RAK FILM.
ATAU DAPAT DI ANGIN-ANGINKAN SAMPAI KERING.
PEDODONSIA
SOAL 1
Seorang anak perempuan usia 9 tahun datang ke dokter gigi
didampingi ibunya, anak kooperatif, mengeluh gigi lubang dan tidak
bisa makan.
IO : 75 85 sisa akar
Ro : benih gigi 45 35 masih tertutup tulang alveolar
1. Gambar desain SM
2. Verbalkan fungsi komponen SM
3. Verbalkan KIE pemeliharaan
4. Kontrol
(Ceklist perhitungan SM metode moyers)
Rencana Perawatan pada kasus ini adalah :
1. Desain SM
3) Alat ini dipakai terus menerus dan dilepas apabila makan dan sikat gigi, saat tidur dipakai.
4) Alat orto dibersihkan dengan menggunakan sikat gigi halus tanpa odol/pasta gigi setiap
hari.
5) Instruksikan pasien untuk menjaga kebersihan rongga mulut (lakukan DHE) dan rutin
kontrol setiap 1-2 minggu sekali.
4. Kontrol
Kontrol dilakukan setiap 2 minggu sekali.
Pada kontrol dilakukan pemeriksaan subjektif, pemeriksaan objektif, penunjang/radiografi
dan KIE.
1. Pemeriksaan subjektif meliputi keluhan pasien tentang alat yang dipakainya. Hal-hal lain
yang penting untuk ditanyakan antara lain adalah apakah ada keluhan dari pasien, apakah
alat tersebut selalu dipakai oleh pasien, apakah pasien kesulitan saat memakai dan melepas
alat, apakah pasien sudah merasa nyaman saat memakai alat.
3. Pemeriksaan penunjang/ radiografi/ rontgen pada regio gigi 75 dan 85 untuk melihat
erupsi benih gigi terhadap tulang alveolar.
3. Pasien diberikan pengulangan instruksi (KIE pemeliharaan) dan dokter gigi juga melakukan
oral profilaksis.
RADIO
Skenario klinik:
Seorang pasien datang kembali ke praktek dokter gigi setelah selesai foto radiografi periapikal.
Setelah melihat hasil foto radiografi tersebut dokter gigi memutuskan merujuk ulang pasien untuk
foto radiografi kembali karena pada hasil foto radiografi pasien ditemukan gambaran berwarna
kecoklatan sehingga gambaran anatomi gigi menjadi tidak terlihat. Dokter gigi menduga telah terjadi
kesalahan dalam pemrosesan foto tersebut.
Tugas:
1. Sebut dan tuliskan nama gambaran kesalahan prosesing foto radiografi tersebut
2. Sebut dan tuliskan penyebab kesalahan prosesing foto radiografi tersebut
3. Verbalkan teknik pemrosesan foto radiografi
Nama Kandidat:
skor
No Prosedur keterangan
0 1 2
1 Menyebutkan dan menuliskan 0 : tidak menyebutkan dan tidak menuliskan /
Gambaran kesalahan foto salah
1: hanya menyebutkan / menuliskan saja
Jawaban : Stain 2: menyebutkan dan menuliskan dengan tepat
2 Menyebutkan dan menuliskan 0: tidak melakukan / salah
penyebab kesalahan foto
1: menyebutkan dan menuliskan kurang tepat
Jawaban:
Larutan fixer sudah lama 2: menyebutkan dan menuliskan dengan tepat
Washing kurang bersih
Kontaminasi pada larutan
3 Verbalkan teknik prosesing foto 0: tidak melakukan / salah
radiografi
1: memverbalkan dan memperagakan kurang
1. Memakai masker dan lengkap
handscoon
2. Semua lampu 2: memverbalkan dan memperagakan dengan
dipadamkam, kecuali benar
safe light
3. Film dibuka dari
pembungkusnya
4. Masukkan film ke
larutan developer 8-10
detiktergantung
aturan pabrik, angkat
dan amati dibawah
safe light ada
bayangan putih kabur
atau tidak
5. Cuci film dalam air
mengalir selama 20
detik
6. Masukkan film dalam
larutan fixer sampai
terlihat gambaran gigi
dan jaringan
sekitarnya
7. Film dicuci lagi
dibawah air mengalir
sampai bau asam dari
fixer hilang
8. mengeringkan film
Total score
Score max: Global performance:
(Total score/ 10) x 100 1. Fail
2. Borderline
3. Pass
KONSERVASI
a. Alat dan Bahan untuk preparasi kavitas dan pemolesan komposit kelas IV
-
1 set mikromotor / connector
-
Highspeed
-
Bor Bundar
-
Bor fissure silinder ujung membulat/ long pearl ujung bulat
-
Bor fine atau superfine
-
Polishing rubber/ cup/ polishing brush
b. Alat dan bahan untuk aplikasi restorasi komposit kelas IV
-
Etsa
-
Bonding +tempat & mikrobrush
-
Komposit
-
Light cure
-
Plastic instrument / composit filling instrument
-
Matriks Mylar (Mylar Strip) dan wedge
1. Prosedur Preparasi Kelas IV
a) Gigi dibersihkan dengan pasta profilaksis tanpa fluor
b) Isolasi gigi yang akan dilakukan preparasi dengan cotton roll, tapi tidak menghalangi frenulum
labialis
c) Lakukan pencocokan warna restorasi dengan shade guide
-
Dilakukan dibawah sumber cahaya sinar matahari (±jam 10 pagi atau lampu daylight)
-
Jarak antara mulut pasien dan mata operator ±50-70 cm, untuk mendapatkan persepsi visual yang
optimal
-
Pencahayaan disorotkan ke mulut pasien ±45o
-
Shade Guide dibasahi dengan air dan cocokkan dengan wana gigi yang telah dibersihkan.
(dilakukan sebelum anestesi, jika preparasi perlu anestesi)
d) Preparasi kavitas kls IV
-
Minimal invasive
-
Rapikan seluruh tepi gigi yang tajam dengan menggunakan bor highspeed silindris.
-
Permukaan email yang tidak didukung dentin yang sehat harus dibuang
-
Sudut-sudut preparasi dibulatkan
-
Sudut-sudut preparasi dibulatkan
-
Cavosurface line angle dibuat bevel menggunakan bor fissure tapered dengan membuat long
bevel.
-
Seluruh dinding kavitas dihaluskan, lalu cek dengan sonde
e) Restorasi Komposit Kelas IV
i. Aplikasi Etsa/Etching
-
Bersihkan dan keringkan kavitas dari debris
-
Aplikasi etsa menggunakan syringe/ mikrobrush, email selama 10-20 detik, lalu aplikasikan pada
dentin 10-20 detik
-
Bersihkan etsa dari kavitas menggunakan water syringe dengan tekanan ringan, sambil disuction
-
Keringkan kavitas dari air menggunakan water syringe dengan tekanan ringan, hingga permukaan
kavitas terlihat lembab (moist) dan mengkilat.
ii. Aplikasi Bonding
-
Isolasi kembali gigi yang akan dilakukan penambalan
-
Aplikasikan bonding menggunakan microbrush ke seluruh permukaan kavitas
-
Diamkan selama 20 detik, kemudian dilakukan penyinaran (light curing) selama 20 detik
iii. Penambalan komposit
-
Pasang matriks mylar dan wedge pada gigi yang akan dilakukan restorasi
-
Penambalan komposit dilakukan dengan cara incremental
-
Aplikasikan komposit dengan menggunakan instrumen plastik/teflon, sambil membentuk
permukaan anatomis.
*Setiap langkah incremental dilakukan penyinaran selama 20-40 detik menggunakan light cure
- Lakukan penambalan hingga seluruh kavitas telah terisi dengan komposit dengan baik
- Lepas matriks mylar
iv. Pemolesan komposit
- Lakukan finishing dengan menghaluskan dan sambil membentuk anatomis tambalan dengan
menggunakan bor fine / superfine
- Lalu poles komposit dengan polishing rubber/cup/ polishing brush & polishing strip
- Lakukan pemolesan hingga tidak terdapat step antara tambalan komposit dan gigi pada tepi
restorasi
- Poles hingga tambalan halus dan mengkilat
a. Bahan : - Cotton roll - Cotton pellet - Etsa (asam fosfat 37%) - Bonding - Resin komposit warna
universal dentin & warna enamel - Articulating paper
b. Alat : Diagnostic set - Ekskavator sendok - Plastis intrumen - Handpiece low speed - Handpiece
high speed - Round metal bur - Fissure & round diamond bur - Pear shaped / flame / round end
tapered diamond bur - Fine finishing bur (pita kuning) - Celulloid strip - Rubber silicon bur - Polishing
disc bur - Microbrush - Light curing unit - Saliva ejector
2. Prosedur
a. Prosedur restorasi
1) Hilangkan jaringan karies dengan round bur metal yang dipasang pada handpiece low speed dan
ekskavator sendok
2) Hilangkan enamel yang tidak didukung dentin dengan fissure atau round diamond bur yang
dipasang pada handpiece high speed, pastikan air pada handpiece menyala untuk menanggulangi
panas yang dihasilkan handpiece, serta kontrol genangan air pada mulut pasien dengan saliva ejector
3) Buat hollow ground bevel pada cavosurface dengan lebar 1-2mm dengan kedalaman ½ lebar
lapisan email dengan pear shaped / flame diamond bur --> kalau yg dijelaskan waktu bimbel disuruh
pake round end tapered diamond bur
b. Prosedur penumpatan
2) Aplikasi etsa pada email (5 detik) lalu dentin (15 detik) dengan microbrush
3) Tempelkan cotton pellet basah lalu keringkan dengan semprotan udara ringan, jaga permukaan
untuk tetap moist/lembab
7) Aplikasi resin komposit dengan plastis instrumen. Permukaan palatal terlebih dahulu dengan
warna universal dentin, lalu disinar 20 detik. Aplikasi RK dilanjutkan ke arah labial dengan warna
enamel, lalu disinar 20 detik.
9) Finishing restorasi dengan fine finishing bur pita kuning, dilanjutkan polishing dengan ruber silicon
bur atau dapat dikombinasikan polishing disc
1. PREP klas IV
a. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll atau rubber dam
b. Eskavasi menggunakan eskavator untuk membersihkan karies
c. Preparasi menggunakan round bur pd kavitas, kemudian preparasi menggunakan fissure
bur untuk membentuk bevel pada enamel.
d. Kemudian membersihkan daerah kerja menggunakan cavity cleanser
e. Penentuan shade guide dan pencobaan crown form dipotong dan disesuaikan dengan
insisal menggunakan gunting.
f. Ganti cotton roll
g. Etsa dengan asam fosfat 37% selama 20 detik pada cavo surface enamel margin
kemudian dibilas menggunakan air dan dikeringkan sampai terlihat frosty appearance
dan moist
h. Terus dilakukan bonding dan di semprot perlahan dengan triway syringe kemudian
disinari dengan light cured selama 15 detik sampai moist
i. Kemudian dilakukan penumpatan dengan komposit teknik layering setebal 1-2 mm
kemudian disinari selama 20 detik.
j. Pada layer terakhir komposit dimasukkan pada crown form dan disinari dengan light
cured
k. Kemudian dilakukan finishing dengan fine finishing bur sampai halus
l. Kemudian dilakukan polishing dengan sand rubber cup sampai mengkilat.
m. Lakukan cek oklusi dengan artikulating paper
n. Kemudian feedback
ORTO
Kurva Spee
- Kurva yang dibentuk dari puncak bonjol distal gigi molar paling posterior ke incisal gigi
incisive paling anterior
- Kriteria : Normal (kedalam +/- 3mm)
- Kelainan : dalam /datar / terbalik
- Cara pemeriksaan :
o Tempatkan penggatis/instrumen mendatar pada bonjol distal gigi molar terakhir sampai
incisal gigi anterior
o Ukur jarak kurva terdalam terhadap penggaris/instrument tadi
Kurva Spee Kurva Spee (curve of Spee) merupakan lengkung yang menghubungkan insisal
insisivi dengan bidang oklusal molar terakhir pada rahang bawah. Pada keadaan normal
kedalamannya tidak melebihi 1,5 mm (kurva Spee datar). Pada kurva Spee yang positif
(bentuk kurvanya jelas dan dalam) biasanya didapatkan gigi insisivi yang supraposisi atau gigi
posterior yang infraposisi atau gabungan kedua keadaan tersebut.
Kurva Spee Adalah lengkung yg menghubungkan antara insisal insisive dengan bidang oklusal
molar terakhir pada rahang bawah.
Berikut beberapa tahap penentuan kurve spee :
- Tempatkan suatu penggaris pada posisi horizontal mulai dari puncak tonjol gigi insisivus
permanen rahang bawah sampai ke cusp mesiobukal gigi molar pertama permanen rahang
bawah.
- Setelah itu gunakan kaliper zurich untuk mengukur kedalaman kurve Spee, dengan
menempatkan kaliper tersebut pada cusp gigi premolar rahang bawah secara tegak lurus
terhadap penggaris.
- Kemudian catat hasilnya dalam satuan milimeter. Pencatatan pengukuran tersebut
merupakan prediksi besarnya ruangan yang dibutuhkan untuk mensejajarkan gigi premolar
bawah dalam dataran oklusal yang sama.
Kurva spee positif : kedalaman > 1.5 mm → bentuk kurve cekung → gigi insisivi supra posisi / gigi
posterior infra posisi
Radio
Pasien perempuan mengeluhkan pembengkakan 1/3 kiri bawah wajah. Ada rongent,
gambaran radiolusen batas tegas, resorpsi akar gigi 36, 37, 38, berlobus-lobus
INTERPRETASI PANORAMIK
A) GENERAL VIEW
Kondisi perubahan dan hubungan berbagai struktur anatomis yang tampak dalam
radiograf
Keadaan dan perubahan pada gigi geligi
Keadaan tinggi tulang secara general
Pola trabekulasi rahang
Kepadatan / densitas tulang rahang
Jaringan lunak yang dapat diidentifikasi
Keadaan / perubahan umum lainnya yang perlu dinyatakan
B) SPESIFIC VIEW
Regio , perubahan /kelainan yang terlihat dan prakiraan asal kelainan di radiograf
Perubahan / kelainan tersebut sesuai prakiraan asal kelainan secara rinci
Efek perubahan / kelainan tersebut terhadap jaringan sekitar (bila ada)
Deteksi benda asing
Kesimpulan DD
C) 7 CLUES
Radiodensitas lesi
Lokasi
Ukuran dan bentuk
Perluasan
Batas tepi
Struktur interna
Efek lesi terhadap jaringan sekitar
c. DD
SIP 0906626635
Kepada Yth
RSGM FKG UI
Temuan klinis : pembengkakan wajah pada 1/3 muka bawah dan sejumlah
akar gigi teresorpsi (Foto rontgen terlampir)
DD : susp. Ameloblastoma
BTK
Hormat Saya,
Ttd
BEDAH MULUT
Skenario klinik:
Seorang laki- laki berusia 22 tahun datang ke rsgm dengan keluhan pembengkakan pada sisi kiri
wajahnya sejak 2 bulan yang lalu. Pasien tidak ingat kapan mulai terasa bengkak, hanya
pembengkakan dirasakan semakin membesar. Pasien mengaku tidak pernah merasakan sakit dan rasa
tidak nyaman karena pembengkakan tersebut. Sebelumnya pasien pernah mencabutkan gigi belakang
bawah kiri 5 hari yang lalu dan dokter tidak berhasil mencabut gigi tersebut.
Eo: terdapat pembengkakan diffuse yang meluas dari angulus mandibula sampai daerah pelipis kiri.
Warna normal, palpasi keras, tidak sakit, dan tidak ada kenaikan temperatur, serta tidak ada defisit
sensorik pada daerah kiri wajah
Io: terdapat luka bekas cabutan pada mukosa gingiva dan vestibulum regio gigi 38, gigi 38 tidak ada
Pasien dilakukan pemeriksaan radiografi panoramik
Tugas:
1. Intepretasikan dan tuliskan hasil pemeriksaan foto panoramik
2. Tentukan dan tuliskan diagnosa kasus tersebut dan differensial diagnosanya
3. Tentukan dan tuliskan rencana perawatan kasus tersebut
skor
No Prosedur keterangan
0 1 2
1 Interpretasi foto panoramik dan 0 : tidak melakukan / salah
menuliskan hasilnya
1: menyebutkan mutu 1-2 dan gambaran
radiografi 1-4
Mutu radiografi: 2: menyebutkan mutu dan gambaran radiografi
secara lengkap
Kontras baik
Tidak ada artefak
Seluruh jaringan terfoto dengan
jelas
Gambaran Radiografi:
Ukuran:
Bentuk : unilokular, berbatas
jelas
Lokasi : angulus sampai ramus
mandibula
Densitas : radiolusen
Batas/tepi : radiopak
Internal lesi : radiolusen
Efek terhadap struktur
disekitarnya : mendesak tulang,
meresorpsi akar 37
Total score
Score max: Global performance:
1. Fail
2. Borderline
(Total score/ 6) x 100 3. Pass
#ODONTOGENIC KERATOCYST
#IMPAKSI KANINUS
#COMPLEX ODONTOMA
1. PANORAMIK
A. OBJEK tercakup dr tmj smpe tepi mandbula
B. Kontras detail ketajaman baik
C. Gigi ante dan kondilus knan kiri tampak jela
D. Sdut mandibula ka ki simetris
E. Gigi anterior dan poste ukurannya proposional
F. Septum nasal dan palatum durum terlihat jelas
G. Tidak tampak gambaran ghost image
H. Radiograf dapat diinterpretasi
2. Interpret
47,48 : Tampak gambaran radiopak solid berbatas radiolusen ukuran 3-5 cmenyerupai
gambaran cotton wool dari regio 37,38 sampai pada angulus mandibula sinistra
3. Kesan : complex odontoma
4. Dd : paget’s disease (beda: pagets disease seluruh rahang dan pd anak – anak)
5. Tx : bedah radikal/mandibulektomi
6. Rujuk. BM atau ONKOLOGI
7. PP : PA
8. KIE : Jadi menurut pemeriksaan radiologi, diduga bapak menderita suatu tumor jinak yaitu
complex odontoma. Namun diperlukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu PA. Perawatan tumor
ini memerlukan pembedahan. Tapi tenang saja, setelah di operasi akan kembali seperti
semula.
INTERPRETASI RONTGEN
Tugas :
a. Terdapat lesi radiolusen pada apikal gigi 13 dan sudah meluas ke gigi 14, bentuk membulat
dengan ukuran kurang lebih 17-20 mm, batas jelas, struktur interna radiolusen.
b. Diagnosis kasus ini : kista radikuler ( atau kista periapikal ). Kenapa bukan kista
globulomaksilaris? Karena sodara-sodara ternyata selama ini kista globulomaksilaris adalah
tidak ada, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut apakah kista tersebut periapikal,
periodontal, atau KOT ( Sumber: Pharoah edisi baru). Lagian juga kista globulomaksilaris
adanya di antara gigi 2 dan 3 kok..
c. Rencana perawatan dan alternatifnya : PSA gigi 13 atau enukleasi.
d. Rencana perawatan menurut gw adalah enukleasi. Kenapa? Itu kista udah gede banget,
hampir 20 mm alias 2 cm, dengan batas kista sudah mencapai apikal gigi 14. Itu aja kalo
enukleasi kemungkinan 14-nya ikutan diekstraksi.
RO MESIODENS
Skenario : Pasien anak-anak, datang dengan keluhan central diastema. Disediakan foto dental. ( Dari
hasil pemeriksaan, ada gigi supernumerary letaknya di dekat akar gigi 11, ada central
diastema ).
Tugas :
a. General view :
Kondisi gigi geligi: Terdapat malposisi gigi dan anomali jumlah gigi.
Perubahan pada gigi geligi: Tidak ada.
Hubungan gigi geligi: Terdapat titik kontak yang tidak baik pada beberapa gigi dan
tidak ada titik kontak pada beberapa gigi. Garis oklusi tidak baik.
Kondisi jaringan periodonsium: Terjadi perubahan jaringan periodonsium.
Perubahan pada jaringan periodonsium: Terdapat penurunan tulang alveolar dan
kehilangan tulang kortikal pada beberapa gigi.
Hubungan gigi dan jaringan periodonsium: Titik kontak yang tidak baik dan tidak
adanya titik kontak menyebabkan perubahan pada jaringan periodonsium.
Kondisi tulang rahang: Tidak ada kelainan.
Perubahan tulang rahang : Tidak ada.
Hubungan gigi, jaringan periodonsium, dan tulang rahang: Titik kontak yang tidak
baik dan tidak adanya titik kontak menyebabkan perubahan pada jaringan
periodonsium namun tidak pada tulang rahang.
Kesimpulan secara umum: Kelainan berasal dari periodontal.
b. Proyeksi radiografik untuk menentukan posisi :
Oklusal topografi dan periapikal
Periapikal biasa dan periapikal yang diubah sudutnya ( teknik SLOB atau BOR )
Panoramik dan periapikal
c. Diagnosis : Mesiodens.
Nama-nama spesifik untuk gigi supernumerary :
Mesiodens : gigi supernumerary yang berada di antara maxillary central incisors
Peridens : gigi supernumerary yang berada di area premolar
Distodens : gigi supernumerary yang berada di distal gigi M3 ( also called fourth
molar or distomolar )
Paramolar: gigi supernumerary yang berada di palatal atau bukal gigi molar (Sumber:
Pharoah)