Вы находитесь на странице: 1из 7

ANALISIS AKAR MASALAH PANJANGNYA WAKTU TUNGGU PROSES

ADMINISTRATIF PEMULANGAN PASIEN RAWAT INAP

ROOT CAUSE ANALYSIS OF WAITING TIME LENGTH IN ADMINISTRATIVE


PROCESS OF INPATIENT DISCHARGE

Dita Prawita Sari, Tatong Harijanto, Harsono Susilo


Program Studi Magister Management Rumah Sakit
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,
e-mail: ditahadiwidjaja@gmail.com

ABSTRACT
Introduction: One critical area in the overall patient care flow in the hospital is the process of
patient discharge . The high number of bed usage in the ward posed a problem in terms of queuing or even
delaying admissions and transferring new patients to the ward. One of the causes admission delay and
transfer of patients is a very long process of patients discharge . It takes time 3-4 hours for general patients
and more than 4 hours for insurance patients. Method: The aim of this research is to analyze the root cause
of waiting time length of inpatient discharge administrative process in Hospital "N" in Malang. The research
type is descriptive explorative through interview, observation and document search. Result and analysis:
The main problems encountered included non-optimal management systems, unequal human resource (HR)
capabilities, and inadequate infrastructure. The length of waiting time for inpatient discharge administrative
process in Hospital “N” was due to various interrelated matters in the ward; pharmacy installation, and
administration department. Discussion: The root cause of the main problem that can be identified in terms of
system are human resources, and infrastructure facilities in the three units. Comprehensive remedial
strategies are needed to improve the waiting time of the hospital discharge process in Hospital N.

Keyword: root cause analysis, waiting time, inpatient disharge process

Pendahuluan pelayanan maka setiap RS diwajibkan


melaksanakan akreditasi RS secara berkala.
Rumah sakit merupakan suatu Akreditasi rumah sakit ini dilakukan setiap 3
institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, tahun sekali oleh lembaga independen
padat karya, dan padat modal. Kompleksitas penyelenggara akreditasi yang berasal dari
ini muncul karena pelayanan di rumah sakit dalam atau luar negeri. Peningkatan mutu
menyangkut berbagai fungsi pelayanan, serta pelayanan adalah suatu proses siklis yang
mencakup berbagai tingkatan maupun jenis terus menerus harus dilaksanakan. Pelayanan
disiplin keilmuan. Dalam melaksanakan RS harus mampu mencapai output dan
fungsinya, rumah sakit harus didukung oleh outcome yang direncanakan dan diharapkan
sumber daya manusia yang profesional, seluruh pemberi layanan rumah sakit melalui
ketersediaan sarana prasarana lainnya serta proses perencanaan, pengorganisasian,
tata kelola manajemen dan administrasi pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi
kesehatannya. Tuntutan masyarakat yang yang dilakukan secara berkesinambungan
semakin meningkat terhadap mutu pelayanan (Kementerian-Kesehatan-RI, 2017).
mengharuskan fungsi pelayanan rumah sakit Sebagai institusi yang
perlu terus ditingkatkan secara bertahap agar menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
menjadi lebih efektif dan efisien serta kebutuhan akan ketersediaan tempat tidur di
memberi kepuasan kepada pasien, keluarga rumah sakit seringkali melebihi kapasitas
maupun masyarakat (Anonimous, 2009). yang dimiliki rumah sakit. Hal ini dapat
Sesuai dengan Permenkes No. 34 mengakibatkan keterlambatan admisi pasien,
tahun 2017, dalam upaya peningkatan mutu keterlambatan transfer pasien, dan

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017 - 54


pembatalan operasi atau kemoterapi. dan transfer pasien baru ke ruang perawatan.
Diperlukan suatu strategi yang efektif agar Setelah dilakukan penelusuran dan diskusi
dapat mengoptimalkan penggunaan tempat dengan beberapa unit terkait, ditemukan
tidur yang dimiliki rumah sakit (Maloney et salah satu penyebab terjadinya penundaan
al., 2007). admisi dan transfer pasien yaitu adanya
Salah satu area kritis dalam proses pemulangan pasien yang sangat lama.
keseluruhan alur pelayanan pasien di rumah Dari hasil wawancara di unit perawatan dan
sakit adalah proses pemulangan pasien. administrasi diketahui bahwa proses
Proses pemulangan pasien ini mencakup pemulangan pasien bisa menghabiskan waktu
kegiatan yang berlangsung saat rawat inap 3-4 jam untuk pasien umum dan lebih dari 4
sampai sudah dianggap siap secara medis jam untuk pasien asuransi. Hal ini tentunya
untuk pulang, namun belum secara fisik sangat merugikan bagi rumah sakit karena
meninggalkan gedung rumah sakit. Proses ini dapat menghambat arus pasien serta dapat
melibatkan berbagai aktivitas yang menurunkan kepuasan pasien. Pada akhirnya
memfasilitasi perpindahan pasien dari satu hal ini dapat memengaruhi wajah dan nama
tempat perawatan kesehatan ke tempat baik Rumah Sakit N yang sudah dikenal
perawatan lainnya, atau ke rumahnya. Ini memiliki pelayanan yang prima di mata
adalah proses multidisipliner yang masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah
melibatkan dokter, perawat, pegawai di melakukan analisis akar masalah atas
bagian penunjang dan administrasi, dan panjangnya waktu tunggu proses
mungkin profesional kesehatan lainnya. administratif pemulangan pasien di Rumah
Tujuannya adalah untuk meningkatkan Sakit N di Malang.
kontinuitas perawatan dan meningkatkan
kepuasan pasien atas pelayanan kesehatan Metode
yang diberikan (Mcdermott & Venditti,
2015). Penelitian mengenai proses pemulangan
Rumah Sakit N adalah rumah sakit pasien di Rumah Sakit N dilaksanakan sejak
umum milik suatu yayasan komunitas umum tanggal 16 Agustus hingga 11 Oktober 2017
yang terletak di Kota Malang. Rumah sakit secara deskriptif eksploratif melalui
ini memiliki 181 TT dengan BOR sebesar wawancara, observasi dan telusur dokumen
55,73% di semester pertama tahun 2017. implementasi kegiatan RS N. Bagian yang
Mulai 1 Januari 2015, rumah sakit ini telah terlibat dalam wawancara yaitu kepala
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. ruangan (meliputi: ruangan A, B, C, D, dan
Jumlah pasien BPJS di semester pertama E), petugas farmasi, dan petugas
tahun 2017 mencapai 63,54% dari total administrasi. Observasi dilakukan dengan
pasien rawat inap dan menempati ruang cara time motion study (TMS) di beberapa
perawatan kelas 1 dan 2 dengan BOR (Bed unit yang terkait dengan pemulangan pasien,
Occupancy Ratio) mencapai hampir 80% yaitu di ruang perawatan, farmasi, dan bagian
(Bagian Rekam Medis RS N, 2017). administrasi. Dalam wawancara juga akan
Peningkatan jumlah pasien BPJS yang mengeksplorasi tentang kesan pasien dan/
semakin tinggi ini juga dipengaruhi karena keluarga terhadap proses administratif
rumah sakit ini merupakan salah satu rumah pemulangan pasien di RS N.
sakit provider BPJS kesehatan yang dapat
melayani kemoterapi. Pasien-pasien Hasil
kemoterapi ini harus menjalani perawatan di
rumah sakit pada jadual yang telah Proses pemulangan pasien
ditentukan. Ketiadaan ruangan rawat inap merupakan proses kompleks yang melibatkan
dapat mengakibatkan penundaan kemoterapi banyak unit kerja, mulai dari dokter, unit
mereka dan pada akhirnya dapat penunjang, farmasi, bagian administrasi, unit
mempengaruhi progesifitas penyakitnya. khusus seperti IPI (Instalasi Perawatan
Tingginya angka penggunaan tempat Intensif) dan IKO (Instalasi Kamar Operasi),
tidur di ruang perawatan kelas 1 sampai bagian casemix (untuk pasien BPJS), serta
dengan kelas 3 menimbulkan suatu unit perawatan sendiri yang menjadi pusat
permasalahan dalam hal penundaaan admisi dari proses pemulangan pasien tersebut.

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017 - 55


Kondisi pemulangan pasien di RS N yang penyelesaian proses administratif
tercantum dalam Panduan Pemulangan pemulangan pasien. Waktu penyelesaian
Pasien adalah sebagai berikut (RS-N, 2014) : proses pemulangan pasien dihitung mulai
1. Pulang karena sudah sembuh dari dari perawat mengirimkan berkas
sakitnya administratif pasien ke bagian administrasi
2. Pulang atas permintaan sendiri sampai diperoleh konfirmasi bahwa billing
3. Dipulangkan karena pasien meninggal telah selesai dan pasien bisa melakukan
dunia pembayaran di kasir. Dari 99 pasien yang
4. Pulang karena dialihkan ke rumah sakit pulang didapatkan rerata waktu penyelesaian
lain atau dirujuk karena rumah sakit tidak proses administratif pemulangan pasien dari
mampu memberikan pelayanan sesuai 5 ruangan tersebut yang kurang dari 2 jam
kebutuhan pasien. sebanyak 48,48% dan lebih dari 2 jam
5. Pulang sementara sebesar 51,52%. Rerata waktu per ruangan
Proses pengumpulan data mengenai ditunjukkan dalam tabel 1.
pemulangan pasien dimulai dengan
mengumpulkan data durasi waktu

Tabel 1. Rerata waktu tunggu proses administrasi pemulangan pasien di RS N September 2017
No. Ruang Rerata waktu tunggu Min Max
1 A 1:18:57 0:40 3:08
2 B 1:26:46 1: 45 3:00
3 C 1:33:37 0:17 4:00
4 D 2:45:00 0:04 4:03
5 E 2:49:29 1:00 5:00
Sumber : pengumpulan data dari ruang perawatan September 2017
Selain data waktu tunggu, dilakukan jumlah pasien dibandingkan jumlah perawat.
pula kajian atas beban perawat terhadap Semakin kecil angkanya berarti semakin
lamanya waktu tunggu proses administrasi kecil beban perawat dan sebaliknya semakian
pemulangan pasien di 5 ruangan tersebut. besar rasionya, semakin besar beban perawat
Beban perawat dihitung berdasarkan rasio dalam merawat pasien.
Tabel 2. Perbandingan ratio pasien : perawat dengan waktu tunggu proses administratif pemulangan
pasien(Bagian Rekam Medis RS N 2017) (Bagian SDM Keperawatan RS N 2017)
No. Ruang Jumlah TT BOR TT Rasio Pasien : Rerata waktu
Total terpakai perawat tunggu
Perawat
1 A 16 10 75.88 7.6 0.5 1:18:57
2 B 22 25 69.12 17.3 0.8 1:26:46
3 C 16 17 67.73 11.5 0.7 1:33:37
4 D 21 25 71.04 17.8 0.8 2:45:00
5 E 18 16 67.46 10.8 0.8 2:49:29
Dari kelima ruangan sebagai sampel, tunggunya. Dari tabel 2 tampak bahwa ruang
diketahui bahwa rasio pasien dibanding A yang memiliki rasio pasien/ perawat
perawat yang terkecil adalah di ruang A terendah ternyata juga memiliki waktu tunggu
sebesar 0,5 (1:2), artinya 1 orang pasien proses administrasi pemulangan pasien yang
dirawat oleh 2 orang perawat. Di ruang C terpendek. Namun, terjadi anomali pada ruang
sebesar 0,7, serta B, D, dan E sebesar 0,8. B, D, dan E. Ketiga ruangan ini memiliki
Asumsi dari rasio tersebut adalah beban rasio pasien/perawat yang sama, tetapi
perawat yang tinggi tentunya akan memiliki perbedaan waktu tunggu tunggu
mempengaruhi waktu tunggu proses proses administrasi pemulangan pasien yang
administrasi pemulangan pasien. Semakin sangat berbeda yaitu 1 jam 26 menit di ruang
rendah beban perawat, semakin pendek waktu B dengan 2 jam 45 di ruang D dan 2 jam 49

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017 - 56


menit di ruang E. Hal ini menimbulkan yang mendahulukan pengiriman resep pasien
pertanyaan atas apa saja yang mempengaruhi pulang ke farmasi sebelum perawat ke bagian
lamanya waktu tunggu tunggu proses administrasi.
administratif pemulangan pasien di RS N.
Dalam observasi dan wawancara di Pembahasan
ruang perawatan dengan time motion study
(TMS) diketahui bahwa proses administratif Wawancara juga dilakukan pada 2
pemulangan pasien dari ruang perawatan orang pasien BPJS kesehatan dan 2 orang
sampai dengan berkas diterima petugas bagian pasien umum yang sedang dalam proses
administrasi membutuhkan waktu paling lama pemulangan. Secara umum mereka
25 menit, bergantung dari banyak sedikitnya menyatakan puas dengan pelayanan RS N
pasien pulang saat itu. Dari proses yang selama mereka dirawat. Mengenai proses
diamati, dapat diidentifikasi beberapa titik administratif pemulangan pasien, mereka
yang berpotensi delay atau memperpanjang menyatakan bahwa mereka cukup puas karena
proses adminisratif pemulangan pasien, yaitu : semua dikerjakan oleh pihak rumah sakit.
1. Pada tahap persiapan berkas administratif Namun mereka berharap proses administrastif

pasien sesuai pembiayaannya pemulangan pasien ini bisa lebih cepat, yaitu
2. Pada tahap fotokopi berkas yang dalam waktu 1 sampai 2 jam setelah mereka
diperlukan dinyatakan boleh pulang atau meminta pulang
3. Pada tahap serah terima berkas pasien (bila pasien pulang atas permintaan sendiri).
pulang dengan petugas administrasi Di bagian farmasi diketahui bahwa
Selain itu ditemukan pula beberapa proses pengelolaan perbekalan di farmasi
variasi alur pemulangan pasien di ruang rawat inap pada saat pasien pulang
perawatan. Variasi yang terjadi antara lain membutuhkan waktu sekitar 60 menit,
pada proses fotokopi berkas pasien. penerapan bergantung dari jenis resep yang diberikan
sistem tim untuk mempermudah pengelolaan oleh dokter. Bila resep yang diberikan adalah
pasien, sistem resep cito, (resep perbekalan obat jadi, resep dapat diselesaikan dalam 30-
farmasi (obat dan alkes) bagi pasien pulang 40 menit. Bila resep yang diberikan saat
dianggap sebagai resep cito sehingga harus pulang adalah obat racikan dan jumlahnya
diantar langsung ke farmasi untuk lebih dari satu, maka waktu penyiapan
mempercepat proses penyiapannya), dan alur obatnya menjadi lebih lama, bisa

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017 - 57


menghabiskan waktu 60-90 menit. Dari proses serta merekap uang muka dan tagihan
yang diamati, dapat diidentifikasi beberapa pasien. Akibatnya bila perawat
titik yang berpotensi delay atau menurunkan berkas pasien pulang sebelum
memperpanjang proses adminisratif pk.08.00, berkas tersebut baru akan
pemulangan pasien, yaitu : diproses saat petugas dinas pagi datang.
1. Pada tahapan kroscek obat baru, bila obat Petugas jaga pagi hanya akan membantu
yang diresepkan tidak tersedia atau kurang, mengerjakan bila sempat.
maka pihak farmasi harus mengikuti SPO 3. Terkait checking harian atas transaksi
tentang penggantian obat yang tidak pasien, petugas administrasi tidak mampu
tersedia. Bila resep tidak terbaca, harus melakukan karena mereka dituntut untuk
mengikuti SPO resep obat yang tidak menyelesaikan checking obat ODD (Once
terbaca. Daily Dose) di setiap ruangan setiap
2. Pada tahap kroscek obat retur ke ruangan harinya. Hal ini adalah tugas yang
ternyata ada resep retur yang tercecer atau dilimpahkan ke bagian administrasi
salah hitung, makan proses penyelesaian berdasarkan audit SPI (Satuan Pemeriksa
retur akan tertunda. Internal) atas banyaknya ketidaksesuaian
Dari bagian administrasi diperoleh data obat dan billing. Akibatnya, proses
pasien pulang per hari rata-rata sebanyak 33 checking transaksi harian terabaikan
orang dan dilakukan pada shift dinas pagi (pk. karena petugas yang keliling ke ruangan
07.00 – 14.00) sebanyak 24 orang (72,72%). hanya satu orang. Proses ini baru bisa
Data ini penting untuk mengetahui beban dilaksanakan saat pasien pulang dan
kerja petugas administrasi yang berhubungan berdampak pada perpanjangan waktu
dengan proses pemulangan pasien. proses administratif bila dijumpai
Pengambilan data primer di bagian ketidaksesuaian atau kesalahan input.
administrasi dilakukan dengan cara 4. Mengenai indikator mutu unit, ada 2
wawancara dan time motion study saat proses indikator mutu bagian administrasi, yaitu
pemulangan pasien. Dari wawancara angka ketidaklengkapan dokumen
didapatkan hasil sebagai berikut : pendukung penagihan per bulan dan angka
1. Petugas administrasi melakukan dinas ketidaktepaatan pelaporan perawatan
7x24 jam seminggu dengan jam dinas pasien ke kasir penerimaan per bulan.
terbagi menjadi 3 shift (pagi, sore, malam) Belum ada indikator yang berkaitan
dan jaga pagi. Shift pagi pk. 08.00-5.00 dengan proses pemulangan pasien berupa
dengan 3 orang petugas, shift sore pk. respon time maupun kepuasan pelanggan.
14.00-21.00 dengan 2 orang petugas, dan Dari proses yang diamati, dapat
shift malam pk. 21.00 – 07.00 dengan 1 diidentifikasi beberapa titik yang berpotensi
orang petugas. Sementara petugas jaga delay atau memperpanjang proses
pagi berdinas pk. 07.00-14.00 sebanyak 1 administratif pemulangan pasien, yaitu :
orang. Pada hari minggu dan hari libur, 1. Pada saat serah terima berkas dari perawat
hanya ada 2 orang petugas jaga dan shift ruangan, bila semua petugas sedang sibuk,
pagi. maka perawat harus menunggu hingga
2. Petugas administrasi yang dinas pagi ada petugas yang bisa melayaninya.
hanya 3 orang, sementara yang dilayani 2. Pada saat mengecek kelengkapan berkas,
ada 11 ruangan untuk proses pasien ada berkas yang tidak lengkap. Bila
pulang, ditambah dengan pasien IGD berkas itu berhubungan dengan pasien,
(Instalasi Gawat Darurat) dan pasien misalnya tanda tangan pasien pada SEP
radiologi serta farmasi. Petugas (Surat Eligibilitas Peserta BPJS
administratif dijadualkan dinas pagi mulai kesehatan), maka harus dibawa kembali
pk. 08.00. Petugas yang stand by sejak pk. ke ruangan.
07.00 hanya satu orang sebagai petugas 3. Pada tahap kroscek kuitansi honor dokter,
jaga pagi. Tugas utamanya melakukan bila ada ketidaksesuian yang berkaitan
serah terima dari shift malam, membuat dengan nama dokter, jumlah honor, atau
laporan untuk briefing pagi, membantu nama pasien, kuitansi harus diperbaiki
kasir utama melakukan penyetoran uang oleh perawat ruangan.
dari shift sore dan malam hari sebelumnya,

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017 - 58


4. Pada tahap kroscek dengan billing di HIS upgrade pendidikan bagi para kepala
(Hospital Information System), bila ruangan menjadi S1 keperawatan.
didapati kuitansi honor tidak sesuai 2) Tidak ada audit atau proses checking
dengan honor di HIS terutama dari harian atas semua transaksi yang
penunjang, petugas administrasi harus dientry ke dalam sistem billing
melakukan cek manual di lemari sehingga pada saat pasien
penunjang. Bila ada, kuitansi dijadikan dipulangkan baru akan diketahui bila
satu dengan kuitansi pasien yang ada ketidaksesuaian atau kesalahan
bersangkutan. Bila tidak ada dan kuitansi input.
tersebut berhubungan dengan honor
dokter dan tindakan, maka petugas 2. Analisis akar masalah terkait proses
admnisitrasi harus berkoordinasi dengan pemulangan pasien di instalasi farmasi
perawat ruangan untuk membuatkannya. rawat inap :
Bila berhubungan dengan unit penunjang, 1) Resep obat baru dan resep retur
petugas administrasi dapat membantu seringkali baru diserahkan setelah
membuat kuitansinya. perawat mengantar berkas pasien ke
5. Pada tahap kroscek transfer billing, bila bagian administrasi.
ada yang masih terbuka (belum dilakukan 2) Tidak ada mekanisme untuk checking
transfer billing), petugas admnistrasi harian tentang penggunaan alat
harus menghubungi unit yang kesehatan oleh pasien di ruangan.
bersangkutan agar segera melakukan Proses entry dan checking langsung
entry dan transfer billing. dilakukan oleh petugas di Instalasi
6. Pada tahap kroscek semua billing transfer Farmasi saat pasien akan pulang.
dan honor dokter dengan unit terkait, bila Tidak ada mekanisme kroscek dengan
ketidaksesuaian atau salah input, petugas penggunaan alkes sesuai di status list
administrasi harus menghapus data di HIS pasien. Hal ini mengakibatkan 2 hal
kemudian menghubungi unit terkait agar penting, yaitu menimbulkan potensi
melakukan entry ulang dan transfer perpanjangan waktu proses
billing. pemulangan pasien dan terjadi risiko
7. Pada tahap konfirmasi ulang ke ruangan, ketidaksesuaian antara alkes yang
bila ada yang terlewat harus segera keluar dan alkes yang terpakai yang
disusulkan. Proses administrasi harus dapat menimbulkan risiko kerugian
menunggu sampai semua transaksi bagi rumah sakit.
selesai. Bila yang terlewat adalah resep 3) Bila terjadi kendala pada tahap
obat baru, proses ini akan tertunda cukup pengecekan resep terkait ketersediaan,
lama karena harus mengikuti SPO keterbacaan, dan penyetaraan obat,
(Standar Prosedur Operasional) yang secara otomatis akan memperpanjang
berlaku di instalasi farmasi berkenaan proses pemulangan pasien karena
dengan keselamatan pasien. pihak farmasi harus mengikuti
Setelah melakukan observasi di unit prosedur yang tekait dengan
keperawatan, instalasi farmasi, dan bagian permasalahan yang ditemukan.
administrasi, dilakukan focus group 3. Analisis akar masalah terkait proses
discussion (FGD) menegenai akar masalah pemulangan pasien di bagian administrasi
dan alternatif solusi yang bisa dilakukan. :
Hasil FGD adalah sebagai berikut : 1) Petugas administrasi yang dinas pagi
1. Analisis akar masalah terkait proses hanya 3 orang, sementara yang
pemulangan pasien di ruang perawatan : dilayani ada 11 ruangan untuk proses
1) Adanya variasi dari masing-masing pasien pulang, ditambah dengan
ruangan atas pelaksanaan alur melayani pasien IGD dan pasien
persiapan berkas pasien pulang. Hal radiologi serta farmasi.
ini sangat dipengaruhi kemampuan 2) Tidak ada penanggung jawab
manajerial kepala ruangan masing- administrasi pasien pulang untuk tiap
masing. Beberapa kepala ruangan ruangan. Siapapun petugas yang ada,
memberikan masukan perlunya dia yang menerima berkas dan

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017 - 59


menyelesaikan sampai tuntas. administratif bila dijumpai
Akibatnya proses administratif ketidaksesuaian atau kesalahan input.
pemulangan pasien tidak mudah 8) Komputer yang tersedia untuk
diikuti perjalanannya. melayani proses administratif pasien
3) Menurut perawat, seringkali terjadi pulang hanya 3 unit, termasuk untuk
hilangnya kuitansi atas transaksi di administrasi pasien IGD dan
ruangan yang sudah dikirim ke bagian radiologi.
administrasi. Akibatnya pada saat Secara detail, akar masalah yang
proses pemulangan pasien, perawat ditemukan ditunjukkan dalam diagram tulang
harus membuat lagi. Hal ini sering ikan berikut ini.
terjadi pada pasien dengan masa
rawat yang panjang atau dirawat oleh Kesimpulan
banyak dokter.
4) Tidak ada alur dan standar waktu Panjangnya waktu tunggu proses administratif
proses penyelesaian administatif pemulangan pasien di Rumah Sakit N
pasien pulang di bagian administrasi. disebabkan oleh berbagai hal yang saling
Semua dijalankan sesuai kebiasaan berkaitan di ruang perawatan, instalasi
yang ada dan sangat bergantung pada farmasi, dan bagian administrasi. Akar
keterampilan masing-masing petugas. masalah utama yang dapat diidentifikasi
Petugas yang senior dinilai dapat adalah dalam hal sistem, SDM, dan sarana
menyelesaikan proses lebih cepat dan prasarana di ketiga unit tersebut. Strategi
terukur dibandingkan petugas yunior. perbaikan yang komprehensif sangat
Hal ini menunjukkan adanya diperlukan untuk dapat memperbaiki waktu
kompetensi petugas yang tidak tunggu proses administratif pemulangan
merata. pasien di Rumah Sakit N.
5) Rolling petugas administrasi
dilakukan setiap hari dengan posisi Referensi:
kasir rawat jalan dan kasir
laboratorium. Anonimous, 2009. Undang-undang No. 44
6) Petugas administratif dijadualkan tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
dinas pagi mulai pk. 08.00. Petugas Bagian Rekam Medis RS N, 2017. Laporan
yang stand by sejak pk. 07.00 hanya Rekam Medis Rumah Sakit N
satu orang sebagai petugas jaga pagi Malang.
dengan tugas utama melakukan serah Bagian SDM Keperawatan RS N, 2017. Data
terima uang dan laporan dari shift Ketenagaan Keperawatan RS N
malam. Akibatnya bila perawat Tahun 2017.
menurunkan berkas pasien pulang Kementerian-Kesehatan-RI, Permenkes No.
sebelum pk.08.00, berkas tersebut 34 tahun 2017 Tentang Akreditasi
baru akan diproses saat petugas dinas Rumah Sakit,
pagi datang. Petugas jaga pagi hanya Maloney, C.G. et al., 2007. A Tool for
akan membantu mengerjakan bila Improving Patient Discharge Process
sempat. and Hospital Communication
7) Terkait checking harian atas transaksi Practices : the Patient Tracker. In
pasien, petugas administrasi tidak AMIA 2007 Symposium Proceedings.
mampu melakukan karena mereka pp. 493–497.
dituntut untuk menyelesaikan Mcdermott, C.M. & Venditti, F.J., 2015.
checking obat ODD di setiap ruangan Implementing lean in knowledge
setiap harinya. Akibatnya, proses work : Implications from a study of
checking transaksi harian terabaikan the hospital discharge planning
karena petugas yang keliling ke process. Springer, 103(7), pp.1–13.
ruangan hanya satu orang. Proses ini RS-N, 2014. Panduan Pemulangan Pasien.
baru bisa dilaksanakan saat pasien
pulang dan berdampak pada
perpanjangan waktu proses

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017 - 60

Вам также может понравиться