Вы находитесь на странице: 1из 9

KRITERIA MASUK / KELUAR ICU

No. Dokumen
Revisi Halaman
440/1379/ARK/SPO/
RSUD 0 1/9
PULANG PISAU RSUD-PP/I-2019

Ditetapkan di Pulang Pisau


Plt. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Tanggal terbit : Pulang Pisau,

STANDAR
PROSEDUR 8 Januari 2019

OPERASIONAL
(SPO)

dr. MULIYANTO BUDIHARDJO,


M.Hlth.Sc.
NIP. 19610826 199703 1 002

PENGERTIAN
Suatu mekanisme yang mengatur masuk / keluar pasien yang di
rawat di ruang ICU untuk membuat prioritas berdasarkan kondisi
medik.
TUJUAN
1. Menjadi acuan penerapan kriteria masuk / keluar pasien di
ICU
2. Terlaksananya persamaan pendapat dalam menentukan
masuk / keluar pasien yang di rawat di ICU

KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur RSUD Pulang Pisau Nomor
54/SK/DIR/RSUDPP/IV/2019 tentang Kebijakan
Penyelenggaraan Pelayanan Akses Ke Rumah Sakit Dan
Kontinuitas Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pulang
Pisau

PROSEDUR Sistem ICU di RSUD Pulang Pisau adalah sistem semi terbuka

1. Kriteria Pasien Masuk ICU :


Kriteria masuk berdasarkan prioritas:

Pada prinsipnya panduan untuk memasukkan pasien medical


KRITERIA MASUK / KELUAR ICU

No. Dokumen
Revisi Halaman
440/1379/ARK/SPO/
RSUD 0 2/9
PULANG PISAU RSUD-PP/I-2019
adalah memberikan prioritas pada pasien yang akan
memperoleh manfaat dari intervensi dan support di ICU. Dapat
digolongkan menjadi:

Prioritas 1:

Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil


yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi, seperti:
dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu suportif
organ/sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif
kontinyu, obat anti aritmia kontinyu, pengobatan
kontinyu tertitrasi, dan lain-lainnya. Contoh pasien
kelompok ini antara lain, pasca bedah kardiotorasik,
pasien sepsis berat, gangguan keseimbangan asam
basa dan elektrolit yang mengancam nyawa. Institusi
setempat dapat membuat kriteria spesifik untuk masuk
ICU, seperti derajat hipoksemia, hipotensi dibawah
tekanan darah tertentu. Terapi pada pasien prioritas 1
(satu) umumnya tidak mempunyai batas.

Prioritas 2:

Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih


di ICU, sebab sangat berisiko bila tidak mendapatkan
terapi intensif segera, misalnya pemantauan intensif
menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh
pasien seperti ini antara lain mereka yang menderita
penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat
atau yang telah mengalami pembedahan major. Terapi
pada pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena
kondisi mediknya senantiasa berubah.

Prioritas 3:

Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak


stabil status kesehatan sebelumnya, penyakit yang
KRITERIA MASUK / KELUAR ICU

No. Dokumen
Revisi Halaman
440/1379/ARK/SPO/
RSUD 0 3/9
PULANG PISAU RSUD-PP/I-2019
mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian
atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat
terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil. Contoh
pasien ini antara lain pasien dengan keganasan
metastatik disertai penyulit infeksi, pericardial
tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit
jantung, penyakit paru terminal disertai komplikasi
penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan
ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan
usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi
atau resusitasi jantung paru.

Pengecualian:

Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala


ICU, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa
dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien-pasien golongan
demikian sewaktu waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar
fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk
pasien prioritas 1, 2, 3 (satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong
demikian antara lain:

1. Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak


terapi tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi
“perawatan yang aman” saja. Ini tidak menyingkirkan
pasien dengan perintah “DNR (Do Not Resuscitate)”.
Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin mendapat
manfaat dari tunjangan canggih yang tersedia di ICU
untuk meningkatkan kemungkinan survivalnya.
2. Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
3. Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang
otak. Pasien-pasien seperti itu dapat dimasukkan ke
ICU untuk menunjang fungsi organ hanya untuk
kepentingan donor organ.
KRITERIA MASUK / KELUAR ICU

No. Dokumen
Revisi Halaman
440/1379/ARK/SPO/
RSUD 0 4/9
PULANG PISAU RSUD-PP/I-2019
Kriteria masuk berdasarkan sistem organ

A. Penilaian Sistem Kardiovaskular


1. Infark miokard akut (dengan atau tanpa elevasi ST)
2. Sindrom koroner Akut tanpa perbaikan nyeri iskemik
3. Aritmia yang mengancam nyawa
4. Infus kontinyu obat anti-aritmik, yang diberikan atau
membutuhkan penyesuaian dosis lebih dari satu kali tiap
8 jam.
5. Infus kontinyu obat vasoaktif, yang diberikan atau
membutuhkan penyesuaian dosis lebih dari sekali tiap 8
jam dan berhubungan dengan masalah jantung.
6. Pompa balon intraaorta atau alat bantu ventrikel mekanik
yang lain.
7. Pemantauan kateter arteri pulmonal atau tekanan vena
sentral yang terkait dengan masalah jantung
8. Efusi perikardial dengan tamponade
9. Pemantauan saturasi vena sentral atau campuran
10. Gagal jantung kronis dekompensata yang membutuhkan
pemantauan invasif

B. Penilaian Sistem Respirasi


1. Laju pernapasan >24 atau <8 per menit,
retraksi/penggunaan otot napas tambahan, dan/atau pola
pernapasan yang tidak stabil (misalnya pernapasan
Chyne-Stokes)
2. PaO2 < 60 mmHg atau SaO2 < 90%
3. FiO2 > 0,50 atau peningkatan kebutuhan Fio2 lebih dari
4-8 jam
4. PaCO2 > 60 mmHg dan pH < 7,1
5. Pertimbangan bahwa intubasi endotrakeal dibutuhkan
dalam 4-8 jam
6. Membutuhkan pembersihan jalan napas (pulmonary
KRITERIA MASUK / KELUAR ICU

No. Dokumen
Revisi Halaman
440/1379/ARK/SPO/
RSUD 0 5/9
PULANG PISAU RSUD-PP/I-2019
toilet) tiap 2 jam atau lebih
7. Ventilasi atau oksigenasi yang bergantung pada ventilator
mekanik.
8. Obstruksi jalan napas akut atau yang baru terjadi atau
gangguan refleks perlindungan jalan napas akut.

C. Penilaian Sistem Gastrointestinal


1. Perdarahan akut saluaran cerna atas atau bawah yang
menyebabkan hipotensi ortostatik atau kehilangan darah
> 2 unit PRBC
2. Disfungsi hati yang menyebabkan ensefalopati akut
3. Obstruksi intestinal akut karena gangguan motilitas usus
4. Tanda klinis peritonitis
5. Abdomen yang tegang dengan pertibangan adanya
hipertensi intra abdomen

D. Penilaian Sistem Renal


1. Gagal ginjal yang beru didiagnosis dengan azotemia
berat (misalnya, BUN >100 mg/dl
2. Produksi urin <0,5 ml/kg-jam selama lebih dari 3 jam 9dan
terutama ada pertimbangan stabilitas hemodinamik) yang
tidak membaik dengan tes tantangan cairan
3. Penurunan akut bersihan kreatinin < 30 ml.
4. Membutuhkan terapi pengganti ginjal (CRRT, Continuous
Renal Replacement Therapy)

E. Penilaian Sistem Endokrin


1. Glukosa serum < 60 or > 300 mg/dl dan tidak stabil
2. Natrium serum < 120 or >155 mEq/L dan tidak stabil
3. Kalium serum < 2.0 mEq/L
4. Kalium serum > 6.0 mEq/L yang berhubungan dengan
gangguan EKG
5. Kalsium serum < 5 atau > 12 mg/dl
6. Ketoasidosis dengan pH < 7.20
KRITERIA MASUK / KELUAR ICU

No. Dokumen
Revisi Halaman
440/1379/ARK/SPO/
RSUD 0 6/9
PULANG PISAU RSUD-PP/I-2019

F. Penilaian Sistem Hematologi


1. Trombositopenia (platelet < 70-100,000) dengan bukti
perdarahan aktif
2. Koagulopati (INR > 2.5 atau activated Partial
Thromboplastin Time [aPTT] > 40-50 detik) dengan bukti
perdarahan aktif
3. Bukti hemolisis aktif dengan penurunan hematokrit.
4. Leukosit > 100,000/mcl, dan terutama dengan bukti
disfungsi organ target

G. Penilaian Sistem Syaraf Pusat


1. Glasgow Coma Score < 10
2. Stupor onset baru atau penurunan a GCS 2 atau lebih
dalam 12 jam terakhir
3. Kejang yang tidak terkontrol
4. Kelemahan otot progresif dengan keterlibatan otot-otot
pernapasan
5. Delirium berat akut
6. Meningitis akut dengan kelainan neurologis
7. Infark serebral akut pasca pemberian trombolitik
dan/atau trombolisis mekanik atau membutuhkan
penilaian neurologis rutin dan dengan kemungkinan
hemikraniektomi dekompresi
8. Pasien dengan perdarahan subarakhnoid
9. Cedera korda spinalis untuk pemantauan hemodinamik
10. Setiap kondisi yang membutuhkan kraniotomy atau
ventrikulostomi dengan risiko vasospasme
11. Pemantauan pasca prosedur endarterektomi karotis, stent
karotis atau aneurismal coiling.
12. Setiap kondisi yang dihubungkan dengan peningkatan
tekanan intrakranial yang dihubungkan dengan defek
neurologis yang progresif.
KRITERIA MASUK / KELUAR ICU

No. Dokumen
Revisi Halaman
440/1379/ARK/SPO/
RSUD 0 7/9
PULANG PISAU RSUD-PP/I-2019
H. Penilaian Sepsis
1. Bukti adanya Systemic Inflammatory Response
Syndrome (SIRS) dengan tekanan darah sistolik < 90
mmHg
2. Asidosis laktat (laktat > 4.0 mmol/L).
3. Syok yang tidak dapat dijelaskan, dengan atau tanpa
hipotensi

I. Penilaian Kondisi Lain


1. Intoksikasi obat akut dengan gangguan refleks jalan
napas, ketidakstabilan hemodinamik, aritmia jantung,
dan/atau membutuhkan pengawasan tindakan bunuh diri
2. Intoksikasi obat akut yang membutuhkan obat-obatan
infus kontiniu atau pemberian berkala obat-obat intravena
3. Intoksikasi obat akut yang membutuhkan dialysis.
4. Kondisi metabolik lainnya (misal: rabdomiolisis berat yang
memerlukan pemantauan berkala atau intervensi
medis).

Kriteria Masuk ICU Pasien Paska Bedah/Surgical:

Kebijakan memasukkan pasien pasca bedah ke ICU,


berdasarkan pada prioritas pasien apakah mendapatkan
manfaat dari perawatan ICU.

Prioritas 1:

Pasien – pasien ini mungkin memerlukan bantuan


ventilator, obat – obat vasoaktif dan lain – lain. Tidak ada
wasiat/ pesan-dimuka atau alasan apapun yang
membatasi untuk tidak memberikan terapi lanjut. Pasien
– pasien ini umumnya diharapkan mendapat manfaat
dari intensive care dan pulih dengan baik.
KRITERIA MASUK / KELUAR ICU

No. Dokumen
Revisi Halaman
440/1379/ARK/SPO/
RSUD 0 8/9
PULANG PISAU RSUD-PP/I-2019
Prioritas 2:

Pasien – pasien yang idealnya mendapat monitor


intensive di ICU, tetapi mungkin dapat step down seperti
ruang rawat HCU/HDU. Pasien – pasien ini adalah
mereka yang dengan ko-morbiditas multiple atau
memerlukan monitor ketat setelah menjalani operasi
high-risk. Pasien – pasien ini juga tidak mempunyai
alasan apapun yang membatasi untuk tidak memberikan
terapi lanjut.

Prioritas 3:

Pasien-pasien dengan penyakit akut tetapi kondisi


premorbid yang buruk mungkin tidak mendapat manfaat
dari terapi intensif. Pasien pasien ini mungkin telah ada
wasiat/pesan-dimuka atau menyatakan harapan untuk
tidak diintubasi atau dilakukan resusitasi. Pasien –
pasien dengan Cerebrovascular accident, keganasan
lanjut atau tahap akhir gagal organ. Pasien – pasien
seperti ini seharusnya dipertimbangkan untuk dikelola di
ruang rawat biasa.

Prioritas 4:

Pasien – pasien ini seharusnya tidak dimasukkan ke


ICU. Ini termasuk pasien stabil atau dengan kondisi
terminal atau penyakit irreversible. Kepala ICU akan
mengambil kebijaksanaan kasus demi kasus.

2. Kriteria Pasien Keluar ICU :


2.1. Pasien-pasien prioritas 1
2.1.1. Kebutuhan untuk terapi intensif tidak ada
lagi/tidak bermanfaat
2.1.2. Terapi telah gagal, sehingga prognose jangka
KRITERIA MASUK / KELUAR ICU

No. Dokumen
Revisi Halaman
440/1379/ARK/SPO/
RSUD 0 9/9
PULANG PISAU RSUD-PP/I-2019
pendek jelek
2.2. Pasien-pasien prioritas 2
Pada pemantauan, ternyata tidak memerlukan terapi
intensif

2.3 Pasien-pasien prioritas 3

Kebutuhan terapi intensif tidak ada lagi,kemungkinan


sembuh atau manfaat dari terapi intensif kontinyu
kecil,maka mungkin dapat dikeluarkan lebih dini dari
ICU.

Misal nya : Pasien dengan penyakit lanjut seperti paru


kronis, penyakit jantung atau liver terminal, korsinoma
yang telah menyebar luas, tidak ada terapi potensial
untuk memperbaiki program nya.

UNIT TERKAIT
1. Intstalasi Gawat Darurat
2. Unit Rawat Inap
3. Intstalasi Rawat Insentif

Вам также может понравиться