Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract
Muhammad Abdullah Darraz is a contemporary scholars who offer the
verses in his concept in his book entitle “Munasabat An -Nabaul Azhim
Nazharatun Jadidatun fi Al-Quran” with his theory what called “al-katsrah
wa al-wahidah”. This paper intends to knowing more about Darraz’s figur e
and how hermeneutic framework of Darraz about munasabat the verse, as
well as how its application in interpreting the Quran. From this paper
known that Muhammad Abdullah Darraz is a contemporary Egypt -born
cleric who lived during the French colonization of the turmoil in Egypt which
then many aspects influenced his thinking. When it emerged the
orientalists who questioned the order structure of the Quran. So, Darraz
dispute that assumption with the concept of munasabat verses.
Hermeneutic framework of Darraz specifically talking about the munasabat
verse in one surah. The point is every letter in al -Quran is the unity of the
whole what have one central theme, though composed of diverse themes,
this is called the theory of al-katsrah wa al-wahidah on Darraz’s
perspective. Each letter is composed of three parts: 1). Opening., 2).
Principal purpose, and 3). Closing. And then, Darraz applying the theory of
munasabat verse to interpretate sura al-Baqarah entirely. But, in this
article, the author tried to examine this theory to interpretate surah an-
Naba with using of the offered Darraz theory. From this research, it is
known that surat an-naba' consists of Muqaddimmah (found in verses 1 -5),
with three principal objectives or maqasid (contained in paragraph 6 -37),
and closing or khatimah (contained in paragraph 38 -40)
menemukan metodologi baru yang bisa merasakan bahwa ayat atau surat al-Quran
mengakomodasikan perkembangan disusun secara runtut dan segar untuk
zaman sehingga al-Quran menjadi elastic dinikmati, sehingga membuat
dan flexible. 1 pembacanya tidak mau lepas dari men-
Dalam upaya mewujudkan tadabbur-i halaman-halamannya.
keberadaan metodologi tersebut, Pada dasarnya, Darraz dengan
intelektual muslim terus bermunculan karyanya An-Nabau Al-Azhim Nazharatun
dan mencoba mengelaborasikan Jadidatun Fi Al-Quran berbicara tentang
pemahamannya sebagai upaya untuk banyak hal. Namun, dalam makalah ini
memahami dan menangkap pesan-pesan penulis memfokuskan kajian tentang
dalam kitab suci (al-Quran) tersebut. Di munasabat ayat saja. Hal ini penulis
antara intelektual muslim modern yang lakukan karena munasabat ayat prespektif
mencoba menguak hal tersebut adalah Darraz, merupakan hal yang relatif baru,
Abdullah Darraz yang terkenal dengan dan Darraz menjelaskannya lebih rinci
karyanya An-Nabau Al-Azhim Nazharatun dibandingkan dengan bab-bab yang lain
Jadidatun Fi Al-Quran. Beliau merupakan serta diperkuat dengan mencantumkan
intelektual muslim berkebangsaan Mesir aplikasinya dalam penafsiran surat al-
yang menawarkan suatu metode dalam Baqarah secara keseluruhan.
memahami al-Quran. Untuk mengenal lebih dekat dan
Merupakan hal yang menarik saat merasakan kontribusi pemikiran Darraz,
Darraz menjelaskan tentang adanya dalam tulisan ini penulis tidak hanya
kesatuan tema (central theme) dalam satu memaparkan bagaimana pokok pemikiran
surat al-Quran secara keseluruhan yang yang ditawarkan. Penulis mencoba
beliau istilahkan dengan ‘al-katsrah wa al- mengaplikasikan teori munasabah ayat
wahidah’. Padahal banyak surat dalam al- dalam surat an-Naba’ yang juga terdiri
Quran yang terdiri dari tema yang dari berbagai tema, sehingga menemukan
beragam, seperti; al-Baqarah, al-Maidah, tema sentralnya merupakan satu
dan lain-lain. Namun, Darraz telah persoalan yang urgen dalam kerangka
membuktikan teori ini dalam berfikir Darraz untuk membuktikan
menafsirkan surat terpanjang dalam al- bahwa setiap ayat dalam al-Quran
Quran secara keseluruhan dan merupakan satu kesatuan.
menemukan tema sentralnya.
Surat-surat dalam al-Quran sekilas Biografi Abdullah Darraz
terlihat seakan-akan tersusun secara acak. Nama lengkapnya adalah Muhamad
Namun, susunan ayat-ayat dan surat- Abdullah Darraz. Pada tahun 1894 Beliau
suratnya dipadu secara dinamis dan dilahirkan di desa Mahallah Diyay, Provinsi
menarik untuk dibaca maupun didengar, Kufr al-Syaikh, Mesir. Beliau menempuh
sehingga membuat sebuah dinamika yang pendidikan dasarnya di Ma’had al-
‘apik’ (great dynamics) dan berbeda dengan Iskandariyah pada tahun 1905 M. Dan
kitab-kitab lain. 2 Akhirnya dengan teori melanjutkan pendidikan tingkat tsanawiyah
ini, setiap pembaca akan semakin (1912 M) dan aliyah (1916 M) di al-Azhar.
1 Kurdi, dkk, Hermeneutika Al-Quran Dan Hadis, 2 M. Quraish Sihab, Mukjizat Al-Quran: Ditinjau
(Yogyakarta: El-Saq Press, 2010), hlm. 59. Dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah Dan Pemberitaan
Ghaib, (Bandung: Mizan, 2013), hlm. 132.
Lukmanul Hakim dan Pipin Armita| Munasabah ayat dalam
surat an-naba’
Edisi Desember 2017 Vol. 41 No. 2 |116
ISSN 2407-1706 |Online Version
Jurnal An-nida’ Jurnal Pemikiran Islam ISSN 0853-1161 |Print Version
Kemudian, beliau mulai mempelajari dan Universitas al-Azhar Kairo. Di sana, beliau
mendalami bahasa Perancis. Adapun mulai mengajar tentang sejarah agama-agama
tujuannya mempelajari bahasa tersebut bukan di dunia. Lalu beliaupun menerima
karena kecintaannya terhadap bahasa itu, kehormatan sebagai anggota asosiasi profesor-
melainkan karena kondisi pergolakan politik profesor pada tahun 1949. Selanjutnya, beliau
dan militer di daerahnya pada masa itu. mengajar ilmu tafsir di fakultas Darul Ulum,
Sehingga ia bisa mengembalikan kehormatan dan fakultas Bahasa Arab di al-Azhar, serta
negeri, dan agamanya dengan bermanfaat. Filsafat Etika di fakultas Bahasa Arab.4
Hal tersebut cukup berhasil. Terbukti, Di samping sebagai seorang ulama dan
pada tahun 1919 terjadi demontrasi besar- tokoh intelektual, beliau juga merupakan
besaran yang dilakukan oleh para pemuda penulis yang cukup produktif. Hal ini terlihat
yang menuntut agar persoalan negeri dan dari banyaknya tulisan-tulisan beliau, di
agama waktu itu segera diselesaikan. Pada antaranya: 1) An-Nabau Al-Azhim Nazharaatun
waktu yang demikian, Abdullah Darraz Jadiidatun Fi Al-Quran, 2) al-Ta’rîf bi al-Qurân,
(selanjutnya Darraz) justru telah berhasil 3) Dustûr al-Akhlâq fi al-Qurân, 4) al-Dîn Buhûts
melakukan serangan-serangan diplomatis Mumahhadah li Dirâsah Târîkh al-Adyân, 5) Ashl
melalui tulisannya di surat kabar “al-Than” al-Islâm, 6) al-Riba fi nazhr al-Qânûn al-Islâmî, 7)
dengan bahasa Perancis. Dengan dimuatnya Ra’y al-Islâm fi al-Qitâl, 8) Bayn al-Mitsâliyyah wa
tulisan kritis beliau banyak membantu al-Wâqi’iyyah, 9) al-Mas’ûliyyah fi al-Islâm, 10) al-
pemerintah dalam mengusir penjajah ketika Azhar al-Jâmi’ah al-Qadîmah wa al-Hadîtsah, 11)
itu.3 Kalimât fi Mabâdî al-Falsafah wa al-Akhlâq, 12)
Pada tahun 1928, Darraz terpilih Majmû’ah Ahâdîts Idzâ’iyyah fi al-Dîn wa al-
untuk mengajar di Universitas al-Azhar di Akhlâq, dan lain-lain.
tingkat atas (al-Qism al-‘âlî), lalu pada tahun Pada bulan Januari tahun 1958, beliau
1929 ia mengajar di kelas khusus (Qism al- sempat menghadiri Muktamar Islam
takhashshush), lalu ia pun mengajar di Fakultas Internasional di kota Lahore, Pakistan. Dalam
Ushuluddin pada 1930. Pada tahun 1936, muktamar tersebut beliau memberikan
beliau berangkat ke Paris, Perancis, dengan prasarana dan kajian tentang ”Posisi Islam di
beasiswa dari al-Azhar untuk melanjutkan antara agama-agama modern di dunia, serta
studi pascasarjananya guna mendapatkan hubungan antar agama-agama tersebut”. Di
gelar Doktor. Di Perancis, ia menulis dua muktamar itulah, beliau meninggal dunia.5
disertasi sekaligus, pertama berjudul “al-Ta’rîf Dengan demikian, Abdullah Darraz tutup
bi al-Qurân” dan kedua “Dustûr al-Akhlâq fi al- usia dalam majelis ilmu pada usia lebih kurang
Qurân”. Dengan dua buah judul disertasinya 64 tahun.
ini, ia berhasil mendapatkan gelar doktor
dengan nilai yang sangat istimewa, summa Sekilas Tentang An-Nabau Al-Azhim
cumlaude, pada tahun 1947 di Universitas Nazharaatun Jadidatun Fi Al-Quran;
Sorbone. Pandangan Baru Terhadap Al-Quran
Sekembalinya dari Sorbone, Darraz An-Nabau Al-Azhim Nazharaatun
memulai kembali untuk mengajar di Jadidatun Fi Al-Quran merupakan salah satu
karya monumental Abdullah Darraz yang Ghazali dalam muqaddimah kitabnya yang
secara spesifik mengenai al-Quran di samping berjudul Nahwa Tafsir Maudhu’iy, kitab An-
tulisan-tulisan lainnya. Tulisan ini merupakan Nabau Al-Azhim ini merupakan kitab pertama
hasil penelitian tesis beliau di Universitas al- yang menafsirkan satu surat penuh dengan
Azhar, Mesir. Jika melihat pada catatan metode maudhu’iy (tematik)7 yaitu surat al-
riwayat hidup Darraz, maka tulisan ini juga Baqarah serta menjadikan surat terpanjang ini
merupaka karya pertama beliau mengenai al- bagaikan seikat simpul yang utuh.8 Dalam
Quran, sebelum al-Ta’rîf bi al-Qurân dan penafsiran seperti ini, Darraz mampu
Dustûr al-Akhlâq fi al-Qurân. menemukan koherensi/munasabat yang
Adapun tujuan penulisan kitab terdapat dalam surat al-Baqarah.9
tersebut adalah mencakup pada tiga hal: Saat ini, buku ini telah dicetak di
1. Penjelasan terhadap keistimewaan kitab beberapa tempat, seperti percetakan Daar al-
suci al-Quran Sa’adah di Mesir pada tahun 1960 dan pada
2. Penjelasan dan penolakan terhadap Daar al-Tsaqafah di Qatar pada tahun 1985.
syubhat-syubhat seputar al-Quran An-Nabau Al-Azhim Nazharaatun Jadidatun Fi
3. Penjelasan tentang merode memahami dan Al-Quran ditulis dengan gaya bahasa yang
berinteraksi dengan al-Quran. ringkas, rinci dan mendatail disertai dengan
Pada awal kitabnya Darraz contoh penafsirannya. Berkaitan dengan hal
menjelaskan mengenai makna al-Quran. Al- ini, beliau mengungkapkan:
Quran merupakan gabungan dari dua kata,
‘Quran dan Kitab’. Darraz menjelaskan bahwa “Dalam tulisan ini aku memperhitungkan
dalam pengamatannya penamaan ini baik segala sesuatunya yang bersifat rinci dan
lisan maupun tulisan merupakan penamaan detail, aplikasi dan contohnya, dan tidak
yang sesuai dengan realita yang ada. Bahwa mencukupkan pada isyarah saja jika
nama ‘al-Quran’ merupakan gabungan dari memang hal tersebut bisa diungkapkan,
dua kata ‘Quran dan Kitab’. Penyebutan dua dan tidak pula hanya dengan bukti saja
kata ini (Qur’an dan Kitab) adalah isyarat jika memang memungkinkan untuk
tentang penjagaannya pada dua tempat, yakni dijelaskan, dengan harapan terbukalah
dalam hati (shudur) dan tulisan/mushaf mata orang-orang yang lalai lalu
(suthur). Penjagaan ganda yang diberikan memperoleh cahaya dengan ikhtiyar dan
Allah kepada umat nabi Muhamad saw. 6 iman mereka, dan melapangkan dada
Dalam kitab an-Nabau al-Azhim, Darraz orang-orang mukmin hingga bertambahlah
mencoba menafsirkan al-Quran dengan iman mereka’.10
metode tematik. Menurut Muhamad al-
6 Abdullah Darraz, An-Nabau Al-Azhim...., pemikiran rasional. Nashirudin Baidan, Metote Penafsiran
hlm 12. al-Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 72.
7 Metode tematik adalah membahas ayat al- 8 Muhamad Al-Ghazaly, Nahwa Tafsir Maudhu’iy
Quran sesuai dengan tema atau judul yang ditetapkan. Li Suwar Al-Quran Al-Karim, (Kairo: Daar Al-Shuruq,
Semua ayat atau judul yang berkaitan dengan topik 1995), hlm. 5.
tersebut dihimpun, kemudian dikaji secara mendalam 9 M. Hambali, ‘Implementasi Teori Koherensi
dan tuntas dari segala aspek, seperti asbabun nuzul, kosa Dalam Surat Al-Baqarah (Studi Penafsiran Muhamad
kata, istinbath hukum, dan lain-lain. Semua it dijelaskan Abdullah Darraz Dalam Kitab Al-Nabau Al-Azhim)”,
secara rinci dan tuntas serta didukung oleh fakta dan data Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2015,
yang ada yang dapat dipertanggungjawabkan secara hlm. 6.
ilmiah, baik berasal dari al-Quran, hadis maupun 10 Abdullah Darraz, An-Nabau Al-Azhim .....,
Melalui an-Nabau al-Azhim, Darraz juga dengan teori tentang adanya munasabah ayat
menyampaikan dan menuangkan fikirannya dalam satu surat.
untuk membela al-Quran dan membantah Secara etimologi, munasabah berasal
orang-orang meragukan kebenarannya. Dalam dari akar kata ( نسبsatu, berdekatan, mirip,
kitab ini, Darraz menyampaikan dengan menyerupai). Dengan demikian, Imam az-
bahasa yang mendalam, disertai analisa, dan Zarkasyi mengartikan kalimat ‘fulan yunasibu
bahasa yang indah. Sehingga bisa menambah
fulanan”, sebagai orang yang mempunyai
pengetahuan dan menyentuh hati pembaca,
hubungan atau kedekatan.12 Sedangkan secara
dan bermanfaat bagi yang ingin memahami
terminologi, Manna al-Qatthan menjelaskan
penjelasan tentang i’jaz al-Quran dan
bahwa munasabah adalah adanya aspek
bantahan terhadap syubhat-syubhat orang
hubungan antara satu kalimat dengan kalimat
yang meragukannya.11
lain dalam satu ayat, atau satu ayat dengan ayat
Dalam konteks teori koherensi ini,
lain dalam himpunan beberapa ayat, ataupun
pemikiran Darraz cukup menjadi perhatian
antara satu surat dengan surat yang lain.13
para ulama, seperti Samir Abdul Rahman
Ilmu ini sepenuhnya bersifat ijtihady, bukan
Rashwani dalam bukunya Manhaj Tafsir al-
tauqify.
Maudhu’iy al-Quran al-Karim, M, Quraish
Sihab dalam bukunya Tafsir al-Misbah, Dengan adanya munasabah setiap ayat
Muhamad al-Ghazali dalam bukunya Nahwa dalam satu surat tersebut, Darraz memandang
Tafsir al-Maudhu’iy dan Abi Ja’far Ahmad bahwa setiap surat al-Quran merupakan
Gharnaty dalam bukunya al-Burhan fi Tartib kumpulan/kesatuan tema-tema yang berbeda.
Suwar al-Quran. Darraz menyebut kesatuan tema ini dengan
istilah ‘al-wahidah wa katsrah’, yaitu adanya
kesatuan tema yang saling berkaitan dalam
Metodologi Penafsiran Abdullah Darraz satu surat sekalipun ia terdiri dari banyak
Dalam Kitab An-Nabau Al-Azhim tema. Darraz mengibaratkan konsistensi
Nazharaatun Jadiidatun Fi Al-Quran: ‘al- makna dalam satu surat tersebut, seperti
Katsrah wa al-Wahidah’ bagian-bagian dalam satu tubuh yang antara
Dalam menafsirkan ayat-ayat al- satu dengan yang lainnya saling berkaitan.
Quran, Darraz memulai dengan kerangka Dengan munasabah tersebut, beliau
berfikir, bahwa Al-Quran merupakan kitab menjelaskan adanya kesatuan pemikiran yang
yang mengandung kekayaan makna yang berantai antara satu bagian surat dengan
menakjubkan dan mempesona, menguntai bagian lainnya dan satu kelompok merangkul
bagian-bagian serta unsur-unsurnya hingga jumlah-jumlah dan kalimat-kalimat yang ada
membentuk seperti satu mata cincin yang di dalamnya. Hal ini berangkat dari banyak
tidak terlihat namun konsisten, indah, teratur sisi kemukjizatan yang dimiliki al-Quran, yaitu
serta saling berkaitan. Salah satu usaha Darraz struktur, sistematika dan keteraturan isi,
dalam membuktikan hal tersebut adalah membuktikan bahwa al-Quran bukanlah
buatan manusia.
11 Lihat Mutalaqqa Ahlu Al-Tafsir: Ta’rif Bi 13Manna al-Qatthan, Mabahis fi Ulumi al-Quran,
Kitab An-Nabau Al-Azhim Li Syaikh Al-Darraz. Akses (tt: Maktabah al-Ma’arif li an-Nasyr wa Tauzi’, 2000),
pada tanggal 7 Mei 2016, jam. 20.37 WIB. hlm. 329.
12 Badr ad-dîn Muhammad az-Zarkasyî, al-
dengan melihat satu bagian saja, melainkan yang menjelaskan tentang bagaimana
membutuhkan pembacaan ayat dalam satu keadaaan orang kafir yang mengingkari
surat tersebut secara keseluruhan. Dari hari kebangkitan tersebut. 18
pembacaan ini, akan terlihat jelas adanya
b. Tema-Tema Dalam Surat An-Naba’
munasabat satu bagian dengan bagian yang 1. Ayat 1-5: Pengantar tentang keadaan
lainnya dan terjawablah keraguan orang yang manusia yang bertanya-tanya tentang berita
meragukan susunan dan struktur al-Quran. besar
2. Ayat 6-16: Kekuasaan Allah menciptakan
Alam dan nikmat-nikmat yang diberikan-
Aplikasi Metode Penafsiran Abdullah
Nya adalah bukti bagi kekuasaannya
Darraz dalam Surat an-Naba’
membangkitkan manusia
3. Ayat 17-20: Kedahsyatan hari berbangkit
Jika Darraz mengaplikasikan teorinya 4. Ayat 21-30: Balasan bagi orang yang
dalam menafsirkan surat al-Baqarah sejarah durhaka
utuh.16 Berikut penulis menerapkan teori 5. Ayat 31-37: Balasan bagi orang yang
beliau dalam penafsiran surat an-Naba’, bertakwa
sebagai berikut: 6. Ayat 38-40: Perintah agar manusia memilih
jalan yang benar kepada Tuhannya
a. Tinjauan Umum Surat An-Naba’
c. Penjelasan Masing-Masing Tema
Ayat-ayat dalam surat an-Naba’
disepakati turun sebelum Nabi saw hijrah
Pada surat sebelumnya (al-
ke Madinah. Surat ini diberi nama an-
Mursalat) diuraikan pengingkaran kaum
Naba’ atau an-Nabau al-Azhim, Amma
musyrikin tentang hari kiamat dan karena
Yatasa’aluun atau surat ‘Amma, ada juga itu mereka pantas mendapat kecelakaan
yang menamainya dengan at-Tasaul dan al- yang berlipat ganda. Surat ini diakhiri
Mu’shirat. Menurut beberapa ulama, surat dengan pertanyaan bahwa kalau mereka
ini merupakan surat ke-80 dari segi tidak mempercayai al-Quran, maka tidak
urutan turunnya surat-surat al-Quran. Ia ada lagi selainnya yang dapat mereka
diturunkan sesudah surat al-Ma’arij dan percayai. Namun, mereka tetap
sebelum surat an-Nazi’at. Jumlah ayatnya meragukan dan menolak, bahkan saling
menurut cara penghitungan ulama membicarakannya baik dengan tujuan
madinah, syam, dan bashrah sebanyak 40 senda gurau, mengejek ataupun
ayat. 17 menampakkan kemustahilannya. Karena
Surat an-Naba mencakup bahasan itu awal surat ini dimulai dengan
tentang masalah pengukuhan kekuasaan mengajukan pertanyaan yang tujuannya
Allah swt dalam hal membangkitkan adalah menampakkan keheranan atas
kembali orang-orang yang telah mati. Hal sikap mereka itu, memperingatkan dan
ini berkenaan dengan surat sebelumnya,
16 Abdullah Darraz, An-Nabau Al-Azhim...., 18 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-
hlm 163. Maraghi, Terj. Bahrun Abu Bakr, (Semarang: Toha Putra,
17 M. Quraish Sihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, 1992), Juz 30, hlm. 1
Kesan Dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta: Lentera Hati,
2002), Juz. 15, hlm. 3-4.
Lukmanul Hakim dan Pipin Armita| Munasabah ayat dalam
surat an-naba’
Edisi Desember 2017 Vol. 41 No. 2 |121
ISSN 2407-1706 |Online Version
Jurnal An-nida’ Jurnal Pemikiran Islam ISSN 0853-1161 |Print Version
21 M. Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah....., hlm. 11- 23 M. Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah....., hlm. 19.
13 24 M. Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah....., hlm. 23.
22 M. Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah....., hlm. 19.
Lukmanul Hakim dan Pipin Armita| Munasabah ayat dalam
surat an-naba’
Edisi Desember 2017 Vol. 41 No. 2 |123
ISSN 2407-1706 |Online Version
Jurnal An-nida’ Jurnal Pemikiran Islam ISSN 0853-1161 |Print Version
d) Maqasid 4: 31-37 (Balasan Bagi Orang semuanya berdiri bersaf-saf, maka makhluk
Yang Bertakwa) istimewa itu tidak berkata apa pa kecuali
siapa yang telah diberi izin khusus
Setelah menguraikan siksa bagi para
kepadanya untuk bicara oleh Rahman dan
pendurhaka, ayat ini menguraikan
ganjaran bagi orang-orang yang taat. Al- mengucapkan perkataan yang benar. Kalau
Quran sering menempuh cara ini untuk makhluk yang demikian taat saja
menguaraikan dua hal yang berbeda agar bungkam apalagi yang durhaka pasti
manusia memilih ketaatan kepada Allah mereka akan dibungkam. Hari itu pasti
karena itu jalan yang terbaik. Sesungguhnya akan terjadi. Maka barang siapa
orang-orang yang bertakwa secara mantap menghendaki menelusuri jalan
yakni senantiasa melaksanakan perintah keselamatan sebelum jahannam menjadi
Allah dan menjauhi larangannya tempat tinggalnya maka hendaklah ia
mendapat kemenangan yang besar atau sekarang bersungguh-sungguh menempuh
masa dan tempat kebahagiaan di syurga, kepada Tuhannya semata-mata jalan
yaitu dilengkapi dengan yaitu) kebun-kebun kembali dengan beriman, bertaubat dan
dan buah anggur (33). dan gadis-gadis remaja beramal shaleh. 26
yang sebaya dengan masing-masing orang Demikianlah melalui ayat-ayat di
bertakwa itu (34). dan gelas-gelas yang penuh atas sesungguhnya Kami telah
(berisi minuman) yang lezat (35). Di memperingatkanmu semua wahai manusia
dalamnya yakni syurga mereka tidak khususnya orang kafir, tentang siksa yang
mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak dekat. Itu akan terjadi pada hari setiap
(pula) perkataan dusta (36). Sebagai orang melihat apa yang telah diperbuat
pembalasan dari Tuhanmu Pemelihara dan dengan tangannya, yakni amal kebaikan
Pembimbingmu wahai muhammad yakni dan keburukan selama di dunia atau
berupa pemberian yang cukup banyak. 25 melihat balasan dan ganjarannya. Orang
mukmin akan berkata ‘alangkah baiknya
2) Khatimah (Penutup): Ayat 38-40 jika aku dibangkitkan sebelum ini’, dan
Ayat ini mensifati Allah dengan firman- orang kafir pun berkata ‘alangkah baiknya
Nya: Tuhan pemelihata langit yang tujuh jika dahulu adalah tanah’, yakni sehingga
dan bumi yang terhampar serta apa saja tidak dibangkitkan dari kubur atau sama
yang ada di antara keduanya: Ialah Rahman sekali tidak pernah hidup di dunia. 27
Pelimpah rahmat bagi seluruh penghuni
langit dan bumi. Mereka yang berada di Untuk melihat munasabah antar
alam raya ini tidak diberi wewenang ayat surat an-Naba ini, berikut penulis
pembicaraan walaupun hal yang penting. ringkas dalam tabel berikut:
Ketiadaan wewenang itu akan sangat jelas
pada hari saat ruh dan para malaikat
25 M. Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah....., hlm. 25. 27 M. Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah....., hlm. 31.
26 M. Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah....., hlm. 27.
Lukmanul Hakim dan Pipin Armita| Munasabah ayat dalam
surat an-naba’
Edisi Desember 2017 Vol. 41 No. 2 |124
ISSN 2407-1706 |Online Version
Jurnal An-nida’ Jurnal Pemikiran Islam ISSN 0853-1161 |Print Version
Para musuh Islam terus mencoba ‘mengacau’ metode dapat dikatakan hermeneutik apabila
dan mencari-cari kekurangan al-Quran. Salah telah melibatkan tiga hadharah; (a) hadharah
satu serangan teologis ini adalah anggapan nash, (b) hadharah falsafah, dan (b) hadharah
terhadap susunan al-Quran yang acak dan ilm. Dalam konteks ini, penulis menilai bahwa
tidak terstruktur. Maka, dengan latar belakang Abdullah Darraz baru berada pada ranah
kondisi ini Darraz berusaha membuktikan hadharah an-nas, belum menjangkau ranah
keteraturan struktur al-Quran dengan hadharatu falsafah wal ilmi. Berikut penulis
teorinya ‘al-wahidah wa al-katsrah’ dan gambarkan:
munasabah antar ayat dalam satu surat al-
Quran. Yaitu, dengan menentukan bagian
pendahuluan, tujuan pokok, dan penutup
yang saling berkaitan satu sama lain. Dengan
demikian, al-Quran ibarat satu tubuh yang
terdiri dari beberapa komponen, ada tangan,
kaki, mulut, telinga, dan lain-lain yang
semuanya saling berkaitan. Hal ini semakin
penulis rasakan saat menerapkan teori
tersebut pada surat lain, khususnya surat an-
Naba’ di atas. Dalam surat an-Naba, penulis
menemukan bahwa tema sentral surat ini Berkenaan dengan teori ini, sejauh
adalah bercerita tentang kronologis pada hari penelusuran penulis, Darraz bukanlah orang
berbangkit. Untuk lebih jelasnya Berikut pertama yang mengungkapkan adanya
penulis gambarkan bagaimana kerangka munasabat ayat dalam satu surat. Sebelumnya,
hermenetika Abdullah Darraz dalam Imam as-Syatibi pernah menyinggung hal ini
menafsirkan al-Quran dengan teori ‘al-wahidah dalam kitabnya ‘al-Muwafaqat’:
wa al-katsrah’ :
“Sesungguhnya satu surat dalam al-
Quran meskipun mengandung berbagai
macam pokok bahasan tetapi ia tetap
satu, terjalin kuat antara bagian awal
dengan akhirnya dan mempunyai satu
tujuan seperti hubungan antara
beberapa kalimat dalam membentuk
satu makna”.
28 Mustansir Mir, ‘The Sura As A Unity The Penafirsan jenis ini akan berusaha maksimal untuk
Twentieth Century Develovement In Quran Exegesis ‘ Dalam merekontruksi apa yang dimaksud oleh pencipta teks.
Approaches To The Quran, (London And New York: 31 Yaitu aliran yang lebih menekankan pada
Routledge, 1993), hlm. 211-216. penafsirannya pada peran pembaca atau penafsir dalam
29 Kurdi, dkk, Hermeneutika ....., 152. memahami teks.
30 Yaitu aliran yang lebih menekankan 32 Aliran ini memberikan keseimbangan
penafsirannya pada pencarian makna asal dari obyek antara pencarian makna asal teks dan peran
yang ditafsirkan, seperti teks tertulis, teks yang pembaca dalam penafsiran.
diucapkan prilaku, symbol kehidupan dan sebagainya.
Lukmanul Hakim dan Pipin Armita| Munasabah ayat dalam
surat an-naba’
Edisi Desember 2017 Vol. 41 No. 2 |127
ISSN 2407-1706 |Online Version
Jurnal An-nida’ Jurnal Pemikiran Islam ISSN 0853-1161 |Print Version
pada ayat 1-5), tiga maqasid atau tujuan pokok Maraghi, Ahmad Mustafa Al-, Tafsir Al-
(terdapat pada ayat 6-37), dan penutup atau Maraghi, Terj. Bahrun Abu Bakr,
khatimah (terdapat pada ayat 38-40). Dari Semarang: Toha Putra, 1992.
bagian-bagian ini diketahui bahwa tema
sentral surat an-Naba’ adalah tentang Mustansir Mir, ‘The Sura As A Unity The
kronologis hari berbangkit (hari kiamat). Twentieth Century Develovement In
Berkenaan dengan teori munasabat Quran Exegesis ‘ Dalam Approaches To
ayat, penulis menemukan bahwa Darraz The Quran, (London And New York:
bukanlah orang pertama yang mengemukan Routledge, 1993).
teori ini. Teori munasabat telah dikenal dalam
kosa kata Ulumul Quran sejak ulama klasik, Qatthan, Manna al-,, Mabahis fi Ulumi al-
namun kemudian Darraz Quran, tt: Maktabah al-Ma’arif li
mengembangkannya pada munasabat ayat
an-Nasyr wa Tauzi’, 2000.
dalam satu surat. Hal ini kemudian juga
dilakukan oleh banyak ulama kontemporer
lainnya sekalipun dengan istilah yang berbeda, Samsudin, Sahiron, Hermeneutika Dan
seperti grand tema, ‘amud, dan lain-lain. Pengembangan Ulumul Quran,
Dengan demikian, penulis menilai bahwa Yogyakarta: Pesantren Naweasea Press,
teori Darraz pada hakikatnya belum 2009.
menyentuh ranah hermeneutik secara utuh,
melainkan hanya berada pada tataran nash Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah:Pesan,
dan belum melibatkan konteks falsafah dan Kesan Dan Keserasian Al-Quran Jakarta:
ilmu yang menjadi komponen penting dalam Lentera Hati, 2000.
pengembangan hermenetika al-Quran.
________________, Mukjizat Al-Quran:
Ditinjau Dari Aspek Kebahasaan, Isyarat
Daftar Pustaka Ilmiah Dan Pemberitaan Ghaib,
Bandung; Mizan, 2013.
Baidan, Nashirudin, Metote Penafsiran al-
Quran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Suyuthi, as-, Al-Itqan fi Ulumi al-Quran, tt: al-
2011. Haiah al-Mishriyah al-Ammah lil
Kitab, 1974.
Darraz, Abdullah, An-Nabau Al-Azhim
Nazharaatun Jadiidatun Fi Al-Quran, Zarkasyi, Badr ad-Dîn Muhammad az-,, al-
Qatar: Daar Al-Tsaqafah, 1985. Burhân fi ‘Ulûm al-Quran, ed.
Muhammad Abû al-Fadhl Ibrâhim,
Ghazaly, Muhamad al-,, Nahwa Tafsir Lebanon: Daar Ihya Kutub al-Arabiyah
Maudhu’iy Li Suwar Al-Quran Al-Karim, Isa al-Babi al-Halaby wa Syurakaihih,
Kairo: Daar Al-Shuruq, 1995. 1957.
Kurdi, dkk, Hermeneutika Al-Quran Dan Hadis, Hambali, M., “Implementasi Teori Koherensi
Yogyakarta: El-Saq Press, 2010. Dalam Surat Al-Baqarah (Studi
Penafsiran Darraz, Muhamad
Abdullah Dalam Kitab Al-Nabau Al-