Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional (FOGI) kehamilan
merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15 %
penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi
mortalitas dan morbiditas ibu bersalin.1 Ketiga penyebab utama kematian yaitu
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan infeksi. Proporsi ketiga
penyebab kematian ibu telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung
mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat. Lebih
dari 30% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 disebebkan oleh HDK.2
WHO meninjau secara sistematis angka kematian ibu di seluruh dunia, di
negara-negara maju, 16 persen kematian ibu disebabkan karena hipertensi.
Persentase ini lebih besar dari tiga penyebab utama lainnya: perdarahan-13 persen,
aborsi-8 persen, dan sepsis-2 persen. Di Amerika Serikat pada tahun 1991-1997,
melaporkan bahwa hampir 16 persen dari 3.201 kematian ibu berasal dari
komplikasi hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, kemudian
melaporkan bahwa lebih dari separuh kematian yang berkaitan dengan hipertensi
dapat dicegah.
Sampai saat ini angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tidak dapat turun
seperti yang diharapkan. Menurut SDKI terdapat sebanyak 228 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia diantaranya
disebabkan oleh pendarahan 60%, toksemia gravidarum 20%, dan infeksi 20%.
Selain perdarahan dan infeksi, pre-eklampsia dan eklampsia juga merupakan
penyebab kematian ibu dan perinatal yang tinggi terutama di negara berkembang.3
Terminologi hipertensi dalam kehamilan (HDK) digunakan untuk
menggambarkan spektrum yang luas dari ibu hamil yang mengalami peningkatan
tekanan darah yang ringan atau berat dengan berbagai disfungsi organ. HDK
adalah salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu disamping perdarahan

1
dan infeksi. Hipertensi dalam kehamilan berarti tekanan darah meninggi saat
hamil. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau
sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar
atau sama dengan 90 mmHg keadaan ini biasanya mulai pada trimester ketiga,
atau tiga bulan terakhir kehamilan. Kadang-kadang timbul lebih awal, tetapi hal
ini jarang terjadi. Dikatakan tekanan darah tinggi dalam kehamilan jika tekanan
darah sebelum hamil (saat periksa hamil) lebih tinggi dibandingkan tekanan darah
di saat hamil. Hipertensi pada kehamilan dapat menyebabkan morbiditas atau
kesakitan pada ibu (termasuk kejang eklamsia, perdarahan otak, edema paru
(cairan di dalam paru), gagal ginjal akut, dan penggumpalan atau pengentalan
darah di dalam pembuluh darah) serta morbiditas pada janin (termasuk
pertumbuhan janin terhambat di dalam rahim, kematian janin di dalam rahim,
solusio plasenta atau plasenta terlepas dari tempat melekatnya di rahim dan
kelahiran prematur). Dengan pengetahuan ini, menjadi jelas bahwa pemeriksaan
antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda-tanda preeklampsia, sangat
penting dalam usaha pencegahan preeklampsia dan eklampsia, di samping
pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain.1
Berdasarkan uraian pendahuluan di atas maka penulis tertarik untuk
membahas case mengenai “Hipertensi Dalam Kehamilan”.

Вам также может понравиться