Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1,2,3
Universitas Negeri Surabaya
Email:. mayasumarauw@gmail.com1
26
Jounne Maya Sumarauw, Muslimin Ibrahim, Tjipto Prastowo Pengembangan Perangkat Pembelajaran
menjadi terbiasa belajar melalui inkuiri. belum ada petunjuk cara penggunaannya,
Pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan hal ini yang mendasari peneliti untuk
untuk menjembatani siswa agar terbiasa menggunakan simulasi PhET pada pokok
dengan pembelajaran inkuiri. Pada bahasan sistem pencernaan makanan,
pembelajaran inkuiri terbimbing, masalah sekaligus mengembangkan perangkat
dimunculkan oleh guru atau bersumber dari pembelajaran untuk mengetahui apakah
buku teks kemudian dengan bimbingan pembelajaran berbasis PhET efektif
guru, siswa bekerja untuk mengemukakan digunakan untuk membantu siswa dalam
jawaban untuk masalah tersebut. proses belajar mengajar sehingga dapat
Karakteristik pembelajaran inkuiri menurut meningkatkan hasil belajar siswa.
Manasikana (2012) adalah menyenangkan, Penelitian terkait dengan pembelajaran
tidak membosankan, belajar dengan berbasis inkuiri terbimbing memanfaatkan
bergairah, pembelajaran terintegrasi, laboratorium virtual sudah pernah dilakukan
menggunakan berbagai sumber, siswa aktif sebelumnya. Berdasarkan penelitian dari
siswa kritis, dan guru menjadi kreatif. Kohar (2015) melaporkan hasil
Kurniawan (2013) menyatakan bahwa penelitiannya bahwa perangkat yang telah
melalui inkuiri, guru mengajak siswa untuk dikembangkan layak digunakan untuk
lebih aktif baik fisik maupun mental dalam mereduksi miskonsepsi siswa, hal tersebut
proses belajar. ditunjukkan dengan penurunan miskonsepsi
Keterbatasan waktu dalam siswa sebesar 41% dan siswa tertarik
pembelajaran serta peralatan yang kurang dengan pembelajaran berbasis inkuiri
mendukung membuat guru memerlukan terbimbing dengan menggunakan program
bantuan media. Salah satu dari media simulasi PhET pada materi listrik dinamis.
pembelajaran adalah Physics and Education Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
Technology (PhET) Interactive Simulations dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
yang di dalamnya berisi pemodelan dari menghasilkan perangkat pembelajaran
setiap komponen laboratorium nyata yang berbasis inkuiri terbimbing berbantuan
divisualisasikan ke dalam simulasi maya simulasi PhET yang layak untuk
(virtual). Simulasi yang disediakan media mengajarkan sistem pencernaan makanan.
PhET sangat interaktif dan mudah sehingga
siswa tertarik untuk belajar dengan cara METODE
mengeksplorasi secara langsung dan dapat Penelitian ini merupakan
bereksperimen dalam waktu yang relatif penelitian pengembangan yang
singkat. Media PhET dapat memberikan dilaksanakan di SMP N 3 Airmadidi, Kab.
pengalaman belajar yang lebih konkret Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Data
melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk penelitian diambil pada Semester Ganjil
pengalaman mendekati suasana sebenarnya Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek
dan berlangsung dalam suasana tanpa dalam penelitian ini adalah perangkat
resiko. Simulasi PhET dapat membantu pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing
memperkenalkan topik baru, memperkuat berbantuan simulasi PhET yang
ide-ide, dan membangun konsep atau diujicobakan pada 21 siswa kelas VIII
keterampilan (Khoirumah, 2014). SMP Negeri 3 Airmadidi, Minahasa
Utara.
Pembelajaran dengan menggunakan
Penelitian ini diawali dengan
simulasi juga sejalan dengan tuntutan
pengembangan RPP, LKS, bahan ajar
pembelajaran berbasis teknologi yang
siswa, dan instrumen penilaian.
sedang berkembang dalam lingkungan
Pengembangan perangkat pembelajaran
pendidikan. Simulasi PhET ini hanya
yang digunakan mengikuti langkah-
berbentuk simulasi (virtual laboratory)
27
Jounne Maya Sumarauw, Muslimin Ibrahim, Tjipto Prastowo Pengembangan Perangkat Pembelajaran
28
Jounne Maya Sumarauw, Muslimin Ibrahim, Tjipto Prastowo Pengembangan Perangkat Pembelajaran
melihat kualitas perangkat pembelajaran Hasil validasi terhadap buku ajar siswa
yang dikembangkan. yang dikembangkan valid dan layak
Validasi RPP dilakukan melalui uji digunakan guru dalam proses pembelajaran
validasi yang dilakukan oleh ahli (pakar). di sekolah. Akbar (2013) menyatakan
Penilaian validasi RPP berkategori valid bahwa buku ajar yang baik harus memenuhi
(Ratumanan & Laurens 2011). Hal ini beberapa kriteria diantaranya: akurat,
menunjukkan bahwa RPP yang relevan, komunikatif, lengkap dan
dikembangkan layak untuk digunakan. RPP sistematis, berorientasi pada student
yang telah dikembangkan juga mengacu centered, serta menggunakan kaidah bahasa
pada Permendikbud No.103 Tahun 2014 yang benar.
yaitu di dalam RPP memuat: (1) identitas Penilaian hasil belajar sikap
sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan menggunakan instrumen penilaian sikap
kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, (sikap spiritual dan sikap sosial)
KD, Indikator pencapaian kompetensi; (4) menggunakan lembar pengamatan atau
materi pembelajaran; (5) kegiatan lembar observasi sikap siswa yang
pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) bersumber dari hasil pengamatan sikap
media/alat, bahan, dan sumber belajar. spiritual dan sikap sosial siswa pada yang
LKS disusun untuk menunjang proses sering muncul selama kegiatan
pembelajaran IPA berbasis inkuiri pembelajaran. Hasil validasi instrumen
terbimbing berbantuan simulasi PhET. LKS penilaian aspek sikap (spiritual, ingin tahu,
yang dikembangkan di dalamnya memuat jujur, dan bertanggung jawab) yang
sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan memiliki kategori sangat
ditujukan untuk membantu siswa mencapai valid dan layak digunakan guru dalam
kompetensi yang diinginkan dan disediakan pembelajaran di sekolah (Ratumanan &
tempat jawaban siswa untuk memudahkan Laurens, 2011). Adapun predikat hasil
siswa menuliskan jawabannya. Menurut penilaian sikap tidak berubah, yaitu terdiri
Astuti & Setiawan (2013) bahwa banyaknya dari empat skala: SB=sangat baik, B=baik,
pertanyaan dalam LKS bertujuan agar siswa C=cukup dan K=kurang. Rubrik penskoran
bekerja dalam kelompok secara maksimal. dan konversi skala mengadaptasi sistem
Validasi LKS berkategori valid yang penilaian sikap pada Permendikbud No. 104
menunjukkan bahwa LKS yang telah Tahun 2014. Analisis data untuk skala sikap
dikembangkan layak digunakan dalam dapat dilakukan terhadap keseluruhan aspek
proses pembelajaran (Ratumanan & sikap (di sekolah ataupun di luar sekolah)
Laurens, 2011). Bimbingan (guidance) pada maupun analisis per bagian aspek (di
masing-masing LKS dibuat berbeda. sekolah saja) (Arikunto, 2010).
Penyusunan LKS dengan pemberian Penilaian hasil belajar aspek
bimbingan dibuat bertahap tersebut pengetahuan menggunakan instrumen
mengacu pada NRC (2000) yang penilaian pengetahuan berupa soal tes
menyatakan bahwa dalam pembelajaran pengetahuan yag terdiri dari 20 soal pilihan
inkuiri seorang guru pada awalnya perlu ganda, serta soal tes pengetahuan tersebut
memberikan petunjuk praktikum dan materi sekaligus berfungsi sebagai soal pretest dan
instruksional sebelum dilakukan pendekatan posttest. Instrumen penilaian aspek
inkuiri yang lebih mandiri dan terbuka. pengetahuan yang dikembangkan memiliki
Melalui tahap-tahap pendekatan tersebut kategori valid dan layak digunakan guru
diharapkan siswa dapat mengumpulkan dalam pembelajaran (Ratumanan &
bukti dan penjelasan ilmiah atas pertanyaan Laurens, 2011).
yang mereka rumuskan berdasarkan hasil Hasil Validasi Instrumen penilaian
penyelidikan. aspek berkategori valid dan memenuhi
29
Jounne Maya Sumarauw, Muslimin Ibrahim, Tjipto Prastowo Pengembangan Perangkat Pembelajaran
30
Jounne Maya Sumarauw, Muslimin Ibrahim, Tjipto Prastowo Pengembangan Perangkat Pembelajaran
ada bimbingan guru di dalamnya, yaitu guru penggunaan simulasi PhET yang baru oleh
berkeliling untuk memberikan bimbingan siswa.
kepada kelompok yang lain secara Kepraktisan perangkat Pembelajaran:
bergantian sehingga siswa merasa antusias Aktivitas Siswa
mengikuti pembelajaran. Tahap selanjutnya Berdasarkan hasil analisis data, secara
perwakilan kelompok menyajikan hasil keseluruhan aktivitas dominan yang
diskusi dan kelompok lain memberikan ditunjukkan dalam proses pembelajaran
tanggapan kemudian guru memberikan adalah aktivitas yang melibatkan siswa
penguatan dengan menyajikan jawaban secara aktif yang meliputi membaca dan
yang benar. Berdasarkan perolehan rata-rata mencermati petunjuk LKS, merumuskan
(RPP 1, RPP 2, RPP 3 dan RPP 4) yang masalah, merumuskan hipotesis, melakukan
tinggi dengan kategori baik pada kegiatan kegiatan penyelidikan, mengumpulkan dan
inti menunjukkan guru berhasil menganalisis data, mempresentasikan hasil
membimbing siswa dalam kegiatan kegiatan penyelidikan, menyampaikan
penyelidikan, dikarenakan pada kegiatan pendapat, dan menyimpulkan hasil
inti merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran. Aktivitas yang melibatkan
proses pembelajaran atau dalam proses siswa secara pasif yaitu
penguasaan pengalaman belajar siswa mendegarkan/memperhatikan penjelasan
dengan siswa dilibatkan secara langsung guru seperti pada Gambar 2
dalam pembelajaran.
Pada kegiatan penutup, guru
membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan akhir (Fase 5: membimbing
siswa menarik kesimpulan) dan
menginformasikan kepada siswa tentang
pertemuan berikutnya. Awalnya siswa tidak
percaya diri bahkan malu dalam
mengemukakan pendapatnya untuk menarik Gambar 2. Aktivitas siswa
kesimpulan sehingga dengan bimbingan
guru, siswa menjadi percaya diri dan berani Berdasarkan hasil pengamatan
mengemukakan kesimpulan dari kegiatan aktivitas siswa dapat diketahui bahwa
yang telah dilakukan. Berdasarkan aktivitas siswa dalam pembelajaran telah
perolehan rata-rata (RPP 1, RPP 2, RPP 3 mencerminkan aktivitas yang sesuai dengan
dan RPP 4) yang tinggi dengan kategori tahap-tahap pembelajaran berbasis inkuiri
baik pada kegiatan penutup menunjukkan terbimbing. Persentase frekuensi aktivitas
guru berhasil memberikan bimbingan pada yang melibatkan siswa secara aktif yang
siswa. paling dominan dilakukan siswa adalah
Pada kondisi pengelolaan waktu skor melakukan kegiatan penyelidikan (24,98%)
rata-rata sebesar 3,25 dengan kategori dan mengumpulkan serta menganalisis data
cukup baik, pengelolaan waktu di awal (20,30%), hal ini menunjukkan bahwa
pertemuan memerlukan waktu yang lebih penggunaan pembelajaran berbasis inkuiri
pada tiap tahap pembelajaran dari alokasi terbimbing merupakan pembelajaran
waktu yang ditetapkan. Penggunaan waktu berpusat pada siswa yang membuat siswa
yang melebihi penggunaan alokasi waktu aktif dalam kegiatan penyelidikan, mencari
yang ditetapkan terutama terjadi pada rujukan atas data yang diperoleh melalui
pertemuan pertama yang dikarenakan buku-buku dan sumber informasi lainnya,
penyesuaian pembelajaran di kelas yang menganalisis dan menginterpretasi data,
menggunakan model inkuiri terbimbing dan
31
Jounne Maya Sumarauw, Muslimin Ibrahim, Tjipto Prastowo Pengembangan Perangkat Pembelajaran
32
Jounne Maya Sumarauw, Muslimin Ibrahim, Tjipto Prastowo Pengembangan Perangkat Pembelajaran
33
Jounne Maya Sumarauw, Muslimin Ibrahim, Tjipto Prastowo Pengembangan Perangkat Pembelajaran
bahwa tiap butir soal yang telah masih merasa baru dengan penggunaan
dikembangkan memiliki kepekaan yang simulasi PhET sehingga pada beberapa
cukup terhadap efek pembelajaran yang aspek penilaian, siswa yang masih
diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa membutuhkan bimbingan guru untuk
peningkatan hasil belajar siswa merupakan menggunakan simulasi PhET meski
efek dari pelaksanaan pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajarannya sudah
menggunakan perangkat pembelajaran ada di dalam LKS. Siswa masih kurang
model inkuiri terbimbing berbantuan percaya diri dengan menggunakan
simulasi PhET yang telah dikembangkan. komputer sendiri.
Hasil tersebut menguatkan hasil penelitian Hasil pengamatan keterampilan siswa
sebelumnya yang menyatakan bahwa menggunakan simulasi PhET dalam
pembelajaran IPA berbasis inkuiri mengidentifikasi pengaruh jumlah kalori
terbimbing dapat meningkatkan hasil yang terkandung dalam menu makanan
belajar siswa (Jannah, dkk., 2012; Dewi, dengan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh
dkk., 2013; Yuniastuti, 2013). Penelitian tubuh pada pertemuan kedua, siswa sudah
Rutten, Jooglingen, dan Veen (2011) dapat mengoperasikan simulasi PhET
mengatakan bahwa simulasi komputer yang dengan lancar. Tingginya keingintahuan
terbaik digunakan dalam rangka untuk siswa untuk belajar dilihat dari hasil
meningkatkan proses dan hasil belajar. pengamatan keterampilan dengan rata-rata
Aspek Keterampilan nilai 3,50 dengan predikat B+. Hal ini
Hasil belajar aspek keterampilan sejalan dengan hasil penelitian
digunakan untuk menilai kemampuan siswa Prihatiningtyas,dkk (2013) bahwa
dalam melakukan kegiatan penyelidikan. penggunaan simulasi PhET dapat
Hasil belajar aspek keterampilan ini melatihkan keterampilan psikomotor siswa.
diperoleh melalui observasi kinerja siswa Pada pertemuan ketiga, hasil
yang dilaksanakan selama empat pengamatan keterampilan siswa menyajikan
pertemuan. Keterampilan yang diamati hasil penyelidikan tentang pencernaan
adalah keterampilan siswa melakukan mekanik dan kimiawi, rata-rata keseluruhan
penyelidikan dalam mengidentifikasi nilai 3,61 dengan predikat A-. Siswa
kandungan zat pada sejumlah bahan antusias dalam melakukan kegiatan
makanan menggunakan simulasi PhET, penyelidikan di laboratorium dan
keterampilan siswa melakukan penyelidikan menyajikan hasil peyelidikannya. Hal ini
dalam mengidentifikasi pengaruh jumlah sesuai dengan penelitian Manasikana, dkk
kalori yang terkandung dalam menu (2012) yaitu pembelajaran IPA melalui
makanan dengan jumlah kalori yang metode inkuiri terbimbing meningkatkan
dibutuhkan oleh tubuh menggunakan kemampuan menggunakan alat
simulasi PhET, keterampilan siswa laboratorium.
melakukan penyelidikan tentang Pada pertemuan keempat siswa
pencernaan mekanik dan kimiawi, dan melakukan kegiatan penyelidikan
keterampilan siswa melakukan penyelidikan menyusun menu makanan menggunakan
menggunakan simulasi PhET untuk simulasi PhET. Siswa dilatih agar dapat
menyusun menu makanan. menyesuaikan kalori yang masuk dengan
Hasil pengamatan aspek keterampilan yang keluar agar berat badan tetap
siswa melakukan penyelidikan dalam seimbang juga dapat menyajikan hasil
mengidentifikasi kandungan zat pada penyelidikannya. Hasil pengamatan
sejumlah bahan makanan menunjukkan keterampilan siswa memperoleh rata-rata
rata-rata keseluruhan nilai 3,19 dengan nilai 3,86 dengan predikat A.
predikat B+. Pada awal pertemuan siswa
34
Jounne Maya Sumarauw, Muslimin Ibrahim, Tjipto Prastowo Pengembangan Perangkat Pembelajaran
35
Jounne Maya Sumarauw, Muslimin Ibrahim, Tjipto Prastowo Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Jaya, M., Sadia, I. W., dan Aryana, I. B. Metode Inkuiri Terbimbing dan
2014. Pengembangan Perangkat proyek Ditinjau dari Kreativitas dan
Pembelajaran Biologi Bermuatan Kemampuan Menggunakan Alat
Pendidikan Karakter dengan Setting laboratorium. Jurnal Inkuiri, 1(1): 24-
Guided Inquiry untuk Maningkatkan 33.
Karakter dan Hasil Belajar Sisa SMP. National Reasearch Council. 2000. Inquiry
E-Journal Program Pascasarjana And The National Science Edication
Universitas Pendidikan Ganesha Standards. Washington, DC: National
Program Studi IPA. 4 (2014). tanpa Academy Press.
halaman. Nur, M. 2008. Pengajaran Berpusat pada
Khoirunah, N., Pratini, U., Soekamto, I. Siswa dan Pendekatan
(2014) Pengembangan Lembar Kontruktivisme dalam Pengajaran.
Kegiatan Siswa IPA Terpadu Edisi kelima. Universitas Negeri
Berbasis PhET dengan Strategi Surabaya. PMSM.
Pembelajaran Inkuiri. Prosiding Prihatiningtyas, S., Prastowo, T., Jatmiko,
Seminar Nasional Pendidikan Sains B. 2013. Implementasi Simulasi
Unesa. 208-212. PhET dan KIT Sederhana untuk
Kemdikbud. 2014a. Peraturan Menteri Mengajarkan Keterampilan
Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 Psikomotor Siswa pada Pokok
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Bahasan Alat Optik. Jurnal
Jenjang SMP/Mts. Jakarta: Pendidikan Indonesia, 2(1):18-22.
Kemdikbud. Ratumanan, T. G., dan Laurens, T. (2011).
Kemdikbud. 2014b. Peraturan Menteri Penilaian hasil Belajar pada Tingkat
Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 Satuan Pendidikan Edisi 2. Surabaya:
Tahun 2014 tentang Pembelajara Unesa University Press.
pada Pendidikan Dasar dan Rutten, N., Joolingen, Wouter, R., Veen, J,
Menengah. Jakarta: Kemdikbud. T. 2011. The learning effects of
Kemdikbud. 2014c. Peraturan Menteri computer simulations in science
Pendidikan dan Kebudayaan No. 104 education. Elsevier-Computer and
Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil education international journal, 58,
Belajar Pendidik pada Pendidikan 136–153.
Dasar dan Menengah. Jakarta: Yuniastuti, E. 2013. Peningkatan
Kemdikbud. Ketrampilan Proses, Motivasi dan
Kohar S. 2015. Pengembangan Perangkat Hasil Belajar Biologi dengan Strategi
Pembelajaran Berbasis Inkuiri Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Terbimbing dengan Menggunakan pada Siswa Kelas VII SMP Kartika
Program Simulasi PhET untuk V-1 Balikpapan. Jurnal Penelitian
Mereduksi Miskonsepsi Siswa Pendidikan. 14(1): tanpa halaman.
(Makalah Komprehensif tidak
dipublikasikan). PPs Unesa.
Kurniawan, A. D. 2013. Metode Inkuiri
Terbimbing dalam pembuatan media
Pembelajaran Biologi untuk
Meningkatkan Pemahaman konsep
dan Kreativitas Siswa SMP. Jurnal
Pendidikan Indonesia, 2 (1): 8-11.
Manasikana, O. A., Ashadi., dan Haryono
2012. Pembelajaran IPA melalui
36