Вы находитесь на странице: 1из 24

__________________________________________________________________________________________________________________________

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN

Sebagaimana disampaikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) bahwa lokasi pekerjaan
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai Tersebar
di Provinsi Sulawesi Tenggara yang akan dilaksanakan adalah lokasi pantai di Kota Bau
Bau, Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Selatan yaitu Pantai Wameo, Pantai Kancinaa,
Pantai Pasarwajo, Pantai Batauga, Pantai Sampolawa, Pantai Bahari.

Berdasarkan pembagian wilayah administrasi Prov. Sulawesi Tenggara, lokasi pekerjaan


secara keseluruhan berada pada wilayah administrai Kota Bau Bau, Kabupaten Buton,
Kabupaten Buton Selatan.

Gambaran secara umum mengenai lokasi pekerjaan diuraikan sebagai berikut:

(Pantai Wameo)

Gambar 2.1 : Lokasi Pekerjaan dalam Wilayah Kota Bau Bau

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 1
__________________________________________________________________________________________________________________________

Pantai Kancinaa
Pantai Pasar Wajo

Gambar 2.2 : Lokasi Pekerjaan dalam Wilayah Kabupaten Buton

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 2
__________________________________________________________________________________________________________________________

Pantai Batauga Pantai Sampolawa


Pantai Kotilombu

Pantai Majapahit Pantai Bahari

Gambar 2.3 : Lokasi Pekerjaan dalam Wilayah Kabupaten Buton Selatan

2.1. Gambaran Umum Kota Bau Bau


Kotamadya Bau Bau merupakan sebuah kota di provinsi Sulawesi Tenggara. Pada
awal berdirinya wilayah kota Baubau terdiri dari 4 (empat) kecamatan, kemudian pada
tahun 2016 mekar menjadi 6 (enam) kecamatan dan setelah akhir 2018 menjadi 8
(delapan) kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Betoambari dengan luas wilayah 32,85 km²
2. Kecamatan Murhum dengan luas wilayah 6,13 km²
3. Kecamatan Batupoaro dengan luas wilayah 1,68 km²
4. Kecamatan Wolio dengan luas wilayah 33,89 km²
5. Kecamatan Kokalukuna dengan luas wilayah 16,81 km²
6. Kecamatan Sorawalio dengan luas wilayah 111,78 km²
7. Kecamatan Bungi dengan luas wilayah 58,89 km²
8. Kecamatan Lea – Lea dengan luas wilayah 32,96 km²

2.1.1. Letak dan Luas Wilayah

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 3
__________________________________________________________________________________________________________________________

Kota Baubau dengan luas wilayah 294,99 km² secara geografis terletak di bagian
Selatan Propinsi Sulawesi Tenggara yang berupa wilayah kepulauan. Kota Baubau
berada di Pulau Buton, terletak pada 5021’ - 5030’ LS dan diantara 122030’ – 122045’
BT. Kota Baubau terletak pada Selat Buton yang mempunyai aktifitas kelautan yang
sangat tinggi dan dikelilingi oleh kecamatan-kecamatan dari beberapa kabupaten
yakni Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Buton Tengah.
Menurut UU No 13 Tahun 2001. Batas-batas administrasi Kota Baubau adalah sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Buton
Sebelah Timur : Kabupaten Buton
Sebelah Selatan : Kabupaten Buton Selatan
Sebelah Barat : Selat Buton

2.1.2. Kondisi Topografi dan Lahan


Kondisi topografi daerah Kota Baubau pada umumnya memiliki permukaan yang
bergunung, bergelombang dan berbukit-bukit terbentang dataran yang merupakan
daerah potensial untuk mengembangkan sector pertanian.
Kota Baubau memiliki sebuah sungai besar yaitu Sungai Baubau. Sungai tersebut
melewati Kecamatan Wolio, Kecamatan Murhum dan Kecmatan Batupoaro. Sungai
tersebut pada umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber tenaga
kistrik, pertanian, perikanan, kebutuhan industry, kebutuhan rumah tangga dan
pariwisata.

2.1.3. Keadaan Iklim


Berdasarkan catatan stasiun metereologi Bentoambari suhu udara di Kota Baubau
pada tahun 2017 berkisar antara 20,0 °C sampai dengan 35,4 °C. Suhu terendah terjadi
pada bulan Agustus sedangkan suhu tertinggi terjadi pada bulan Desember, sementara
itu rata-rata tekanan udara selama tahun 2017 tercacat antara 1.011.2 mb – 1.015.0
mb. Tekanan terendah terjadi pada bulan November dan tertinggi pada bulan
September sedangkan kecepatan angina tertinggi terjadi pada bulan Januari dan
Februari sebesar 3,5 knot.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh stasiun Metereologi Bentoambari Kota
Baubau sepanjang tahun 2017 terjadi hujan, selama tahun 2017 hari hujan terbanyak

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 4
__________________________________________________________________________________________________________________________

terjadi pada bulan Desember yaitu selama 23 hari dengan curah hujan tertinggi terjadi
pada bulan Januari yaitu 464,5 mm dengan lama hujan sebanyak 22 hari.
2.1.4. Penduduk
Berdasarkan Berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017 (sumber ; Kota Baubau dalam
angka tahun 2018) penduduk Kota Baubau sebanyak 162.780 jiwa yang terdiri atas
80.371 jiwa penduduk laki laki dan 82.409 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan
dengan penduduk tahun 2010 jumlah penduduk kota Baubau tahun 2017 mengalami
pertumbuhan sebesar 2,50 persen.

2.2. Gambaran Umum Kabupaten Buton


Kabupaten Buton adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi
Tenggara, Indonesia. Kabupaten Buton terletak di Pulau Buton yang merupakan pulau
terbesar di luar pulau induk Kepulauan Sulawesi, yang menjadikannya pulau ke-130
terbesar di dunia. Ibukota kabupaten ini terletak di Pasar Wajo. Pada
awalnya Kabupaten Buton dengan ibu kota Baubau memiliki wilayah pemerintahan
adalah bekas kerajaan Buton atau Kesultanan Buton, yaitu meliputi sebagian wilayah
pulau Buton, sebagian wilayah pulau Muna, sedikit bagian pulau Sulawesi serta
pulau-pulau yang ada di bagian selatan pulau Buton, Kabupaten Buton terbagi dalam
7 (tujuh) kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Lasalimu dengan luas wilayah 327,29 km²
2. Kecamatan Lasalimu Selatan dengan luas wilayah 88,09 km²
3. Kecamatan Pasar Wajo dengan luas wilayah 356,40 km²
4. Kecamatan Kapontori dengan luas wilayah 113,00 km²
5. Kecamatan Siontapina dengan luas wilayah 181,02 km²
6. Kecamatan Wolowa dengan luas wilayah 51,58 km²
7. Kecamatan Wabula dengan luas wilayah 65,02 km²

2.2.1. Letak dan Luas Wilayah


Kabupaten Buton terletak di jazirah tenggara Pulau Sulawesi dan bila ditinjau dari
peta Provinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis
khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan diantara 4,96° – 6,25° Lintang Selatan
dan membentang dari barat ke timur diantara 120,00° – 123,34° Bujur Timur,
meliputi sebagian Pulau Muna dan Buton. Kabupaten Buton di sebelah utara

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 5
__________________________________________________________________________________________________________________________

berbatasan dengan Kabupaten Muna, di sebelah selatan berbatasan dengan Laut


Flores, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten. Batas-batas administrasi Kota
Buton adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Muna
Sebelah Timur : Kabupaten Wakatobi
Sebelah Selatan : Laut Flores
Sebelah Barat : Kabupaten Bombana

Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Pasarwajo dengan luas
356,40 km2, Lasalimu 327,29 km2 serta Kecamatan Siotapina dengan luas 181,02
km² atau masing- masing sebesar 30,14%, 27,68% serta 15,31% terhadap total
luas wilayah Kabupaten Buton. Sedangkan wilayah yang paling kecil adalah
Kecamatan Wabula dengan luas wilayah 51,58 km² atau 4,36% dari total luas
wilayah Kabupaten Buton.
Untuk mencapai ibukota kecamatan dari ibukota kabupaten dapat ditempuh dengan
dua cara yaitu melalui darat dan laut.

2.2.2. Kondisi Topografi dan Lahan


Kondisi topografi daerah Kabupaten Buton pada umumnya memiliki permukaan yang
bergunung, bergelombang, dan berbukit-bukit. Diantara gunung dan bukit-bukit
tersebut, terbentang daratan yang meru- pakan daerah-daerah potensial untuk
pengembangan sektor pertanian.
Permukaan tanah pegunungan relatif rendah, ada yang bisa digunakan untuk usaha
yang sebagian besar berada pa- da ketinggian 100 – 500 M di atas permukaan laut
(Mdpl), kemiringan tanah mencapai 40°.
Kabupaten Buton memiliki beberapa sungai besar yang ter- dapat di beberapa
kecamatan. Sungai-sungai tersebut pada umumnya memiliki potensi yang dapat
dijadikan sumber tenaga, irigasi dan kebutuhan rumah, seperti sungai Winto dan
Tondo di Kecamatan Pasarwajo, sungai Malaoge, Tokulo, dan sungai Wolowa di
Kecamatan Lasalimu.

2.2.3. Keadaan Iklim

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 6
__________________________________________________________________________________________________________________________

Kabupaten Buton pada umumnya sama seperti daerah- daerah lain di Indonesia
dimana hanya mempunyai dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau.
Musim hujan pada tahun 2015 ini terjadi di antara bulan Desember sampai dengan
bulan April. Pada saat tersebut, angin darat bertiup dari Benua Asia. serta Lautan
Pasifik banyak mengandung uap air. Musim kemarau terjadi antara bulan Juli dan
angin Timur yang bertiup dari Benua Australia sifatnya kering dan kurang
mengandung uap air. Khusus pada bulan April dan Mei arah angin di daerah
Kabupaten Buton tidak menentu, demikian pula dengan curah hujan, sehingga pada
bulan- bulan ini dikenal sebagai musim Pancaroba. Curah hujan suatu tempat antara
lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan monografi, dan perputaran pertemuan
arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak
stasiun pengamat.

2.2.4. Penduduk
Rata-rata Pertumbuhan Penduduk adalah angka yang menunjukkan tingkat
pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu Kepadatan penduduk
adalah banyaknya penduduk per km persegi. Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan
antara banyaknya penduduk laki- laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada
suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinya- takan dengan banyaknya penduduk
laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.

2.3. Gambaran Umum Kabupaten Buton Selatan


Kabupaten Buton Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi
Tenggara, hasil pemekaran dari Kabupaten Buton pada pertengahan tahun 2014
menjelang akhir kepengurusan DPR RI periode 2009-2014. Alasan pemekaran
kabupaten ini salah satunya karena akses yang menghambat pelayanan. Sejak
pemekaran Kota Baubau pada tahun 2001, ibu kota Kabupaten Buton dipindahkan ke
Pasarwajo. Akses menuju Pasarwajo bagi masyarakat Buton Selatan harus melalui
Kota Baubau terlebih dahulu karena belum ada akses langsung dari wilayah Buton
Selatan ke Pasarwajo. Terlebih beberapa daerah di Buton Selatan merupakan pulau-
pulau yang terpisah dari Pulau Buton, seperti Pulau Kadatua, Pulau Siompu, dan Pulau
Batu Atas, pulau paling selatan di Sulawesi Tenggara. Kabupaten Buton Selatan
sebagian besar wilayahnya terletak di Pulau Buton yang merupakan pulau terbesar di

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 7
__________________________________________________________________________________________________________________________

luar pulau induk Kepulauan Sulawesi, atau pulau ke-130 terbesar di dunia, Kabupaten
Buton Selatan terbagi dalam 7 (tujuh) kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Batauga dengan luas wilayah 75,00 km²
2. Kecamatan sampolawa dengan luas wilayah 153,57 km²
3. Kecamatan Lapandewa dengan luas wilayah 42,25 km²
4. Kecamatan Batu Atas dengan luas wilayah 7,18 km²
5. Kecamatan Siompu Barat dengan luas wilayah 10,00 km²
6. Kecamatan Siompu dengan luas wilayah 32,50 km²
7. Kecamatan Kadatua dengan luas wilayah 23,67 km²

2.3.1. Letak dan Luas Wilayah


Kabupaten Buton Selatan terletak di jazirah tenggara Pulau Sulawesi dan bila
ditinjau dari peta Provinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian
selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan diantara 4,96° – 6,25°
Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur diantara 120,00° – 123,34° Bujur
Timur, meliputi sebagian Pulau Buton. Batas-batas administrasi Kota Buton Selatan
adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Buton
Sebelah Timur : Kabupaten Buton dan Laut Flores
Sebelah Selatan : Laut Flores
Sebelah Barat : Kabupaten Bombana

Kabupaten Buton Selatan memiliki daratan seluas ± 348 km². Kecamatan yang paling
luas wilayahnya adalah kecamatan Sampolawa dengan luas 153,57 km² (44,13%),
Kecamatan Batauga 75 km² (21,79%), Kecamatan Lapandewa dengan luas 42,25 km²
(13%).
Sedangkan wilayah yang paling kecil adalah kecamatan Batu Atas dengan luas wilayah
7,18 km² atauu 2,06% dari total luas wilayah kabupaten Buton Selatan.
Untuk mencapai ibukota kecamatan dari ibukota kabupaten dapat ditempuh dengan
dua cara yaitu melalui darat dan laut.

2.3.2. Kondisi Topografi dan Lahan

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 8
__________________________________________________________________________________________________________________________

Kondisi topografi tanah daerah Kabupaten Buton Selatan pada umumnya memiliki
per- mukaan yang bergunung, bergelombang, dan berbukit-bukit. Diantara gunung
dan bukit-bukit tersebut, terbentang daratan yang merupakan daerah-daerah potensial
untuk pengembangan sektor pertanian.
Kabupaten Buton Selatan memiliki sungai besar yang berada di Kecamatan
Sampolawa yang pada umumnnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sumber
tenaga, irigasi dan kebutuhan rumah tangga.
Kabupaten Buton Selatan dilihat dari sudut Oceanografi memiliki perairan laut yang
masih luas. Wilayah perairan tersebut sangat potensial untuk pengembangan usaha
perikanan dan pengembangan wisata baha- ri, karena disamping hasil ikan dan hasil
laut lainnya, juga memiliki panorama laut yang sangat indah yang tidak kalah dengan
daerah lain di Indonesia.

2.3.3. Keadaan Iklim


Keadaan musim di Kabupaten Buton Selatan pada umumnya sama seperti daerah-
daerah lain di Indonesia dimana hanya mempunyai dua musim, yakni musim hujan
dan musim kemarau Musim hujan pada tahun 2015 ini terjadi di antara bulan
Desember sampai dengan bulan April. Pada saat tersebut, angin darat bertiup dari
Benua Asia. Musim kemarau terjadi antara bulan Juli dan angin Timur yang bertiup
dari Benua Australia sifatnya kering dan kurang mengandung uap air. Khusus pada
bulan April dan Mei di daerah Kabupaten Buton Selatan arah angin tidak menentu,
demikian pula dengan curah hujan, sehingga pada bulan-bulan ini dikenal sebagai
musim Pancaroba.
Curah hujan suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
monografi dan perputaran pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan
beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat.

2.3.4. Penduduk
Di dalam Sensus Penduduk, pencacahan dilakukan terhadap seluruh penduduk yang
berdomisili di wilayah Kabupaten Buton Selatan termasuk warga Negara asing
kecuali anggota Korps Diplomatik beserta keluarganya. Berbeda dengan pelaksanaan
Sensus Penduduk sebelumnya, Sensus Penduduk 2010 menggunakan metode

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 9
__________________________________________________________________________________________________________________________

pencacahan lengkap termasuk pula anggota rumah tangga Korps Diplomatik RI yang
tinggal di luar negeri.
Sensus Penduduk 2010 dilaksanakan serentak di seluruh tanah air mulai tanggal 1 –
31 Mei 2010. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara antara petugas
sensus dengan responden. Cara pencacahan yang dipakai dalam sensus penduduk
adalah kombinasi.
Rata-rata Pertumbuhan Penduduk adalah angka yang menunjukkan tingkat
pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu Kepadatan penduduk
adalah ban- yaknya penduduk per km persegi Rasio Jenis Kelamin adalah
perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyak- nya penduduk
perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan ban-
yaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.

2.4. Gambaran Umum Pantai/ Lokasi Pekerjaan


2.4.1. Pantai Wameo (Kota Baubau)
Pantai Wameo merupakan salah satu pantai wisata di Kota Baubau, Pantai Wameo
terletak diantara Kelurahan Wameo dan Kelurahan Bonebone Kecamatan Batupoaro
Kota Baubau, dengan memiliki luas 0,18 km².
Pantai Wameo didiami oleh penduduk Kampung Wameo yang sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Karena pantai ini sudah mulai
ramai dikunjungi warga, dimana juga menjadi pelabuhan untuk penyeberangan kapal
antar pulau dan sebagai pelabuhan nelayan sebagaimana aktifitas masyarakat yang
bermukim diwilayah Kelurahan Wameo dan sekitarnya.
Pantai Wameo merupakan jenis bangunan pengaman pantai Revetmen berupa tembok
laut dengan total panjang 84 (delapan puluh empat) meter dibangun pada tahun 2013
oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari. Sebagaimana tujuan awal dilakukan
pembangunan Pantai Wameo adalah untuk melindungi bibir pantai, tentunya hal
tersebut juga dapat mengantisipasi kerusakan bagian pantai terutama melindungi
fasilitas jalan dan pemukiman di belakang pantai.
Bangunan Tembok Laut ini merupakan konstruksi pasangan batu dimana bagian
permukaan dilapisi dengan pasangan beton bertulang, lebar puncak kuran lebih 3
meter yang lengkapi dengan pasangan beton rabat, sedangkan tinggi konstruksi

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 10
__________________________________________________________________________________________________________________________

kurang lebih 6 meter, kemudian dibagian permukaan laut dipasang rip rap sepanjang
4 meter dengan tinggi 1,50 meter
Kondisi bangunan saat ini masih baik dan kuat untuk melindungi bibir pantai dari
gelombang, meskipun pada beberapa bagian sudah mulai mengalami kerusakan tapi
tidak mengganggu stabilitas bangunan keseluruhan namun tetap harus menjadi
perhatian demi kelangsungan daripada fungsi dari bangunan konstruksi yakni pada
bagian pelindung kaki sudah mengalami penurunan fungsi.

Gambar 2.4 : Dokumentasi Survey Pendahuluan Pantai Wameo

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 11
__________________________________________________________________________________________________________________________

Gambar 2.5 : Konstruksi Revetment (Tembok Laut) Pantai Wameo

2.4.2. Pantai Kancinaa (Kabupaten Buton)


Pantai Kancinaa yang terletak diwilayah Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton
adalah pantai yang memiliki bangunan pantai revetmen berupa tembok laut yang
dibangun Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV pada tahun 2004.
Tentunya dengan pembangunan pengaman pantai yang lebih dari 10 (sepuluh) tahun
perlu dilakukan pemeliharaan dan pengecekan secara rutin baik dari kondisi maupun
fungsi dari bangunan pengaman pantai itu sendiri, terkhusus pada Pantai Kancinaa
yang mana merupakan wewenang dari BWS Sulawesi IV, setelah dilakukan
pengamatan dalam survey pendahuluan dari segi kondisi fisik ada beberapa bagian
bangunan yang mengalami kerusakan terutama pada bagian pelindung kaki serta
adanya siaran pasangan batu yang berongga, namun kemudian menjadi catatan
konsultan dalam menyusun angka kebutuhan nyata terhadap bangunan pengaman
pantai terkhusus pada Pantai Kancinaa yang berada diwilayah Kabupaten Buton.
Kerusakan yang berkelanjutan tentunya akan berdampak pada objek objek yang ada
disekitar pantai, baik itu jalan raya, perkebunan warga, pemukiman dan sarana sarana
yang lain, hal demikian yang terjadi pada Pantai Kancinaa.
Sama dengan kondisi pantai-pantai lainnya, pada bagian pantai yang berpenduduk
banyak sekali terdapat tumpukan sampah dan kotoran, sedangkan pada bagian pantai
yang tidak berpenduduk pantai cenderung bersih dari sampah.

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 12
__________________________________________________________________________________________________________________________

Gambar 2.6 : Dokumentasi Survey Pendahuluan Pantai Kancinaa

2.4.3. Pantai Pasarwajo (Kabupaten Buton)


Kecamatan Pasarwajo juga merupakan pusat administrasi dan ibu kota kabupaten.
Pasarwajo terletak di pesisir timur Pulau Buton dan merupakan salah satu pelabuhan
penting di Sulawesi Tenggara. Pasarwajo memiliki peranan yang besar di wilayah
Kabupaten Buton. Selain pusat pemerintahan, Pasarwajo juga merupakan sebuah kota
pariwisata yang ada di kabupaten ini. Pasarwajo juga memiliki beragam pusat
perdagangan dan perbelanjaan. Beragam industri laut juga bisa ditemukan di sini.
Inilah mengapa kota ini disebut dengan nama Pasarwajo. Dengan berangam industry
laut di daerah ini tentu didukung dengan pantai pantai yang indah dimana salah satuny
adalah Pantai Pasarwajo.

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 13
__________________________________________________________________________________________________________________________

Pantai Pasarwajo yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV pada tahun
2005 berupa revetment tembok laut dengan total panjang 171 meter.
Sebagaimana bangunan revetment pada umumnya, Tembok Laut ini juga merupakan
konstruksi pasangan batu tinggi konstruksi kurang lebih 4,5 meter yang dilengkapi
buis beton, kemudian dibagian permukaan laut dipasang rip rap sepanjang 1,50 meter
dengan tinggi 0,80 meter, yang kemudian dilengkapi dengan blok beton
Dimana fungsi dari dibangunnya pengaman pantai ini adalah untuk melindungi objek
objek yang ada di daerah ini baik itu berupa jalan raya, pemukiman penduduk maupun
fasilitas atau objek yang lain.
Pada tahap survey pendahuluan konsultan memiliki beberapa catatan dalam hal
kondisi fisik dari bangunan pengaman Pantai Pasarwajo dimana ada beberapa bagian
pada pelindung kaki yang patah, tergerusnya isian pasir dan batu pada bak tampungan
serta beberapa bagian siaran yang rusak, retak pada dinding tembok pengaman. Pada
bagian yang lain terdapat beberapa areal pesisir yang mengalami abrasi akibat
gelombang laut.

Gambar 2.7 : Dokumentasi Survey Pendahuluan Pantai Pasarwajo

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 14
__________________________________________________________________________________________________________________________

Gambar 2.8 : Konstruksi Revetment (Tembok Laut) Pantai Pasarwajo

2.4.4. Pantai Batauga (Kabupaten Buton Selatan)


Kecamatan Batauga dilihat dari peta kabupaten berada di sebelah selatan Pulau
Buton, secara geografis terletak diantara 5,29° BT - 5,59° LS, sedangkan untuk lokasi
Pantai Batauga berada di Desa Laompo dengan laus wilayah 5,83 km² atau sekitar
6,16% dari luas wilayah Kecamatan Batauga. Mata pencaharian masyarakat
Kecamatan Batauga pada umumnya petani dan nelayan, sehingga kebanyakan
masyarakat terutama di daerah pasisir memanfaatkan wilayahnya sebagai sumber
mata pencaharian dengan menjadi nelayan.
Pantai Batauga yang ada di Desa Laompo merupakan bangunan revetment berupa
seawall model silinder beton yang dibangun pada tahun 2003 oleh Balai Wilayah
Sungai Sulawesi IV, beberapa bagian bangunan pengaman pantai ini sudah
mengalami penurunan fungsi dimana terdapat kerusakan kerusakan pada bagian
tertentu yang dapat berpengaruh terhadap bagian bangunan yang lain, seperti perekat
silinder beton terhadap bagian yang lain banyak yang terlepas, isian pasir pada box
beton tergerus.
Sebagaimana fungsi daripada bangunan pantai ini untuk melindungi beberapa objek
yang ada di wilayah Desa Laompo seperti jalan raya, pemukiman penduduk serta

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 15
__________________________________________________________________________________________________________________________

perkebunan warga, dimana beberapa masyarakat memanfaatkan wilayah sekitar


bangunan pengaman pantai ini sebagai tempat bersandarnya perahu para nelayan.
Sama dengan kondisi pantai-pantai lainnya, pada bagian pantai yang berpenduduk
banyak sekali terdapat tumpukan sampah dan kotoran, sedangkan pada bagian pantai
yang tidak berpenduduk pantai cenderung bersih dari sampah.

Gambar 2.9 : Dokumentasi Survey Pendahuluan Pantai Batauga

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 16
__________________________________________________________________________________________________________________________

Gambar 2.10 : Konstruksi Revetment (Tembok Laut) Pantai Batauga

2.4.5. Pantai Sampolawa (Kabupaten Buton Selatan)


Pantai Sampolawa yang berada diwilayah Kecamatan Sampolawa yang apabila dilihat
dari peta Kabupaten Buton Selatan berada dibagian utara kabupaten, Kecamatan
Sampolawa merupakan yang memiliki wilayah terluas dibanding wilayah kecamatan
lain yang ada di Kabupaten Buton Selatan.
wilayah Pantai sampolawa yang dilakukan survey pendahuluan antara lain yang
berada diwilayah Desa Jaya Bakti, Desa Mambulu dan Desa Patilumbu, di ketiga
lokasi pantai ini model bangunan sama yakni bangunan revetment / tembok laut
dibangun masing masing untuk bangunan tembok laut di Desa Mambulu dibangun
pada tahun 2013, bangunan yang ada diwilayah Desa Mambulu dibangun pada tahun
2012, sedangkan bangunan yang ada di Desa Jaya Bakti dibangun dalam 2 (dua) tahap
yakni tahun 2015 dan 2018. Dari ketiga lokasi bangunan pantai tersebut akan
dilakukan inventarisasi secara detail mengenai kerusakan kerusakan yang ada.
Pembangunan revetment berupa tembok laut tentunya berfungsi untuk melindungi
objek objek yang ada di sekitar pantai antara lain jalan raya, pemukiman penduduk
dan perkebunan warga, disamping itu beberapa sarana umum seperti perkantoran,
pasar rakyat dan tempat peribadatan
Typikal bangunan tembok laut yang ada diwilayah ini pada umumnya sama yakni
merupakan tembok pasangan batu dimana pada bagian kaki dilengkapi dengan buis
beton yang diisi dengan siklop berupa campuran dan batu pecah sedangkan pada
bangunan yang ada pada bibir pantai merupakan pasangan batu kosong atau rip-rap.

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 17
__________________________________________________________________________________________________________________________

Gambar 2.11 : Dokumentasi Survey Pendahuluan Pantai Sampolawa

Gambar 2.12 : Konstruksi Revetment (Tembok Laut) Pantai Sampolawa

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 18
__________________________________________________________________________________________________________________________

2.4.6. Pantai Bahari (Kabupaten Buton Selatan)


Pantai Bahari yang berada diwilayah Kecamatan Lapandewa yang apabila dilihat dari
peta Kabupaten Buton Selatan berada dibagian utara Kabupaten Buton Selatan.
wilayah Pantai Bahari adalah berada di Desa Bahari, bangunan pengaman pantai yang
ada diwilayah ini adalah berupa offshore Break Water dengan total panjang 100
(seratus) meter, dimana pada struktur bangunan tersebut berupa kubus beton dengan
2 (dua) ukuran yakni ukuran 0,30 m x 0,30 m x 0,30 m sebanyak 2 layer yang dipasang
random, dan ukuran 0,65 m x 0,65 m x 0,65 m juga 2 layer yang dipasang random,
batuan 10 kg serta dilengkapi dengan pasangan geotekstile.
Objek objek yang dilindungi dari dibangunnya break water ini adalah, pemukiman
penduduk, jalan desa, pelabuhan nelayan, perkebunan penduduk serta tempat
pembuatan perahu nelayan.

Gambar 2.13 : Dokumentasi Survey Pendahuluan Pantai Bahari

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 19
__________________________________________________________________________________________________________________________

Gambar 2.14 : Break Water Pantai Bahari

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai
Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab 2 - 20
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_

Jenis dan Panjang Kondisi & Identifikasi


No. Nama Pantai Koordinat Obyek Yang Dilindungi Dokumentasi
Bangunan Bangunan
1. Pantai Wameo 05°27'36.1" LS - Revetmen -. Kondisi bangunan -. Pemukiman penduduk
122°35'24.2" BT berupa Tembok utama baik
-. Pelabuhan kapal antar pulau
Laut/ Sea wall -. Kondisi pelindung
- 84 Meter kaki kropos -. Jalan Desa

2. Pantai 05°26'26.00" LS - Revetmen -. Kondisi sebagian -. Pemukiman penduduk


Kancinaa 122°53'29.2" BT Tembok Laut/ pasangan berongga
-. Perkebunan
Sea wall -. Kondisi pelindung
- kaki kropos -. Jalan Propinsi

3. Pantai 05°26'53.2" LS - Revetmen -. Siaran Berongga -. Pemukiman penduduk


Pasarwajo 122°52'51.3" BT Tembok Laut/ -. Kondisi pelindung
-. Jalan Propinsi
Sea wall kaki patah
-

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara Bab 2 - 21
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_

Jenis dan Panjang Kondisi & Identifikasi


No. Nama Pantai Koordinat Obyek Yang Dilindungi Dokumentasi
Bangunan Bangunan
4. Pantai 05°36'18.9" LS - Revetmen - Bangunan pengaman - Pemukiman penduduk
Batauga 122°35'45.5" BT Tembok Laut/ pantai berupa Buis - Jalan Propinsi
Sea wall Beton dalam kondisi
(Silinder Beton) baik

5. Pantai 05°37'46.7" LS - Revetmen - Bangunan pengaman - Pemukiman penduduk


Sampolawa 122°42'17 " BT Tembok Laut/ pantai berupa Buis - Jalan Propinsi
Sea wall Beton dalam kondisi
baik

6. Pantai Bahari 05°40'45.9" LS - Breakwater / - Bangunan pengaman - Pemukiman penduduk.


122°42'441.8" BT Pemecah pantai berupa - Pelabuhan Nelayan
Gelombang Tumpukan Box - Jalan Desa
Beton dalam kondisi - Usaha Pembuatan Perahu
baik.

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara Bab 2 - 22
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_

2.1. Gambaran Umum Kota Bau Bau ................................................................... 3


2.2. Gambaran Umum Kabupaten Buton ............................................................. 5
2.3. Gambaran Umum Kabupaten Buton Selatan ................................................ 7
2.4. Gambaran Umum Pantai/ Lokasi Pekerjaan ............................................... 10

2.1.1. Letak dan Luas Wilayah ............................................................................. 3


2.1.2. Kondisi Topografi dan Lahan ...................................................................... 4
2.1.3. Keadaan Iklim ............................................................................................ 4
2.1.4. Penduduk .................................................................................................. 5

2.2.1. Letak dan Luas Wilayah ............................................................................. 5


2.2.2. Kondisi Topografi dan Lahan ...................................................................... 6
2.2.3. Keadaan Iklim ............................................................................................ 6
2.2.4. Penduduk .................................................................................................. 7

2.3.1. Letak dan Luas Wilayah ............................................................................. 8


2.3.2. Kondisi Topografi dan Lahan ...................................................................... 8
2.3.3. Keadaan Iklim ............................................................................................ 9
2.3.4. Penduduk .................................................................................................. 9

2.4.1. Pantai Wameo (Kota Baubau) ................................................................... 10


2.4.2. Pantai Kancinaa (Kabupaten Buton)......................................................... 12
2.4.3. Pantai Pasarwajo (Kabupaten Buton) ....................................................... 13
2.4.4. Pantai Batauga (Kabupaten Buton Selatan).............................................. 15
2.4.5. Pantai Sampolawa (Kabupaten Buton Selatan) ......................................... 17
2.4.6. Pantai Bahari (Kabupaten Buton Selatan) ................................................ 19

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara Bab 2 - 23
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_

Gambar 2.1 : Lokasi Pekerjaan dalam Wilayah Kota Bau Bau ............................. 1
Gambar 2.2 : Lokasi Pekerjaan dalam Wilayah Kabupaten Buton ....................... 2
Gambar 2.3 : Lokasi Pekerjaan dalam Wilayah Kabupaten Buton Selatan .......... 3
Gambar 2.4 : Dokumentasi Survey Pendahuluan Pantai Wameo ...................... 11
Gambar 2.5 : Konstruksi Revetment (Tembok Laut) Pantai Wameo ................... 12
Gambar 2.6 : Dokumentasi Survey Pendahuluan Pantai Kancinaa ................... 13
Gambar 2.7 : Dokumentasi Survey Pendahuluan Pantai Pasarwajo .................. 14
Gambar 2.8 : Konstruksi Revetment (Tembok Laut) Pantai Pasarwajo............... 15
Gambar 2.9 : Dokumentasi Survey Pendahuluan Pantai Batauga ..................... 16
Gambar 2.10 : Konstruksi Revetment (Tembok Laut) Pantai Batauga ................ 17
Gambar 2.11 : Dokumentasi Survey Pendahuluan Pantai Sampolawa ............... 18
Gambar 2.12 : Konstruksi Revetment (Tembok Laut) Pantai Sampolawa ........... 18
Gambar 2.13 : Dokumentasi Survey Pendahuluan Pantai Bahari ...................... 19
Gambar 2.14 : Break Water Pantai Bahari ......................................................... 20

Laporan Pendahuluan :
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Bangunan Pengamanan Pantai Tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara Bab 2 - 24

Вам также может понравиться