Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract
Cayenne pepper (Capsicum frutescens L.) is a horticulture plant which has a high economic value in Indonesia.
One of the varieties which is quite popular among consumers is Bara variety. The liquid organic fertilizer
(POC) from goat dung (feces) fermented by EM4 has contains a relatively equal nutrient of N, P, K, and C-
organic. This research aims to identifying the effects and the concentration of POC from goat dung fermented
by EM4 which can produce the best growth and productivity of cayenne pepper in Bara variety. The research
was conducted for four months starting from January to April 2017 in a Laboratory and home screen at Biology
departement of Mathematic and Natural Sciences Faculty in Tanjungpura University. The research was also
carried out in a chemical and soil fertility laboratory of Agricultural Faculty. It used a Randomised Complete
Design (RAL) with four levels of treatments, i.e. A0 = 0 (control), A1 = POC 10%, A2 = POC 20% and A3 =
POC 30%. The data was then analysed by using ANOVA test (Analysis of variance). Result of the test which
have a significant effect continues to a Duncan’s test at the level of 5%. Results show that the concentration
of POC 20% provides the best growth and productivity on cayenne Pepper in Bara variety towards the average
plant height by 41,60 cm, branch numbers by 3,2, the number of fruits by 50,8, fruit total weight by 42,67
gram and the total number seeds by 13,8.
Keywords: Capsicum frutescens L., EM4, goat dung (feses), liquid organic fertilizer
182
Protobiont (2017) Vol. 6 (3) : 182 – 187
pupuk diberikan pada waktu 7 hari setelah tanam Pemberian POC kotoran kambing pada konsentrasi
(HST), setiap dua kali dalam seminggu (Suparhun, 20% berbeda nyata terhadap kontrol dan
2015). konsentrasi POC kotoran kambing 10%,
sedangkan pemberian konsentrasi POC kotoran
Pemeliharan dan Pengamatan Tanaman Cabai kambing 20% tidak berbeda nyata dengan
Rawit pemberian konsentrasi POC kotoran kambing 30%
Penyiraman air pada tanaman dilakukan setiap pagi untuk parameter jumlah cabang.
dan sore. Penyiraman pagi sekitar pukul 07.00–
08.00 WIB dan sore sekitar pukul 16.00–17.00 Hasil Jumlah Total Buah, Berat Total Buah dan
WIB sampai kapasitas lapang. Penyiangan gulma Jumlah Total Biji
dilakukan pada gulma yang tumbuh dalam polybag Pemberian POC kotoran kambing berpengaruh
dengan cara dicabut. nyata terhadap jumlah total buah (F3,16 = 6,248, p =
0,005; Anova), jumlah berat total buah (F3,16 =
Panen 5,918, p = 0,006 Anova), dan jumlah total biji (F3,16
Panen pertama dilakukan pada umur 68 (HST) dan = 7,697, p = 0,002; Anova) tanaman cabai rawit.
warna buah merah. Pemanenan dilakukan dengan Berdasarkan (Tabel 2) pemberian POC kotoran
cara dipetik dengan menggunakan gunting dan kambing dengan konsentrasi 20% dan 30%
dilakukan pemanenan sebanyak 5 kali (pada panen berbeda nyata dengan kontrol, sedangkan pada
terakhir semua buah dipanen kecuali buah yang konsentrasi 10% tidak berbeda nyata dengan
masih sangat muda) dengan interval 5 hari sekali kontrol untuk semua parameter kecuali jumlah total
(Regina, 2010). biji. Pemberian POC kotoran kambing dengan
konsentrasi 20% tidak berbeda nyata terhadap
Analisis Data pemberian POC kotoran kambing dengan
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan konsentrasi 30% untuk parameter jumlah total
Analisis of Variance (ANOVA). Apabila buah, berat total buah dan jumlah total biji.
menunjukkan beda nyata maka dilakukan uji
Duncan dengan taraf 5%. Data disajikan dalam
Tabel 2. Rerata Jumlah Total Buah, Berat Total Buah
bentuk tabel dan deskripsi hasil (Sastrosupadi,
dan Jumlah Total Biji Tanaman Cabai Rawit
2002) (Capsicum frutescents L.) setelah pemberian
POC kotoran kambing
Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Cabang
Jumlah
Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescents Konsentrasi Jumlah Berat Total
Total
L.) setelah pemberian POC kotoran kambing POC (%) Total Buah Buah (g)
Biji
Konsentrasi POC Tinggi Tanaman Jumlah 0 8,6±11,0a 7,612±9,20a 2,8±1,7a
(%) (cm) Cabang ab ab
10 26,4±10,9 20,48±10,47 8,6±5,0b
c c
0 24,14±3,61a 2±1a 20 50,8±23,4 42,67±19,49 13,8±4,6b
bc bc
10 30,52±1,57b 2±0,7a 30 37,8±15,2 29,59±12,82 13±3.9b
20 41,60±5,87c 3,2±0,8b Keterangan: Angka-angka pada kolom yang diikuti huruf yang
30 35,04±4,98 b 3±0,7ab tidak sama menunjukkan pengaruh berbeda
Keterangan: Angka-angka pada kolom yang diikuti huruf yang nyata pada uji lanjut Duncan taraf 5%.
tidak sama menunjukkan pengaruh berbeda
nyata pada uji lanjut Duncan taraf 5%.
Hasil Analisis Pupuk Kompos Kotoran Kambing
HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen kimia pupuk organik cair yang telah
dianalisis meliputi pH, C-organik, C/N rasio, dan
Hasil kandungan hara seperti N, P dan K (Tabel 3).
Tinggi Tanaman dan Jumlah Cabang
Tabel 3. Hasil analisis Pupuk Organik Cair Kotoran
Pemberian POC kotoran kambing berpengaruh Kambing
nyata terhadap tinggi tanaman (F3,16= 14,463, p = Permentan
0,000; Anova), dan jumlah cabang (F3,16 = 3,037, p No Parameter Satuan POC
(2011)
= 0,060; Anova) tanaman cabai rawit. Berdasarkan 1 pH 7,15 (4-8)
(Tabel 1.) semua perlakuan konsentrasi POC 2 C-organik % 0,19 ≥4
kotoran kambing berbeda nyata dengan kontrol, 3 C/N rasio 0,17 (15-25)
sedangkan pemberian POC kotoran kambing pada 4 N % 1,15 <2
konsentrasi 10% dan 30% berbeda nyata terhadap 5 P ppm 60,68 <2
konsentrasi 20% untuk parameter tinggi tanaman. 6 K ppm 519,07 <2
184
Protobiont (2017) Vol. 6 (3) : 182 – 187
menguatkan dan memperkokoh tumbuh tanaman, lempung berpasir dengan kisaran pH tanah antara
serta merangsang pertumbuhan batang. 6,0–6,5. Ion-ion unsur hara dapat terserap dengan
optimal oleh tanaman pada pH yang ideal
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) (Nazarudin, 2000). Berdasarkan pengamatan
Kotoran Kambing Terhadap Jumlah Total Buah, kisaran suhu masih kurang sesuai bagi
Berat Total Buah dan Jumlah Total Biji Tanaman pertumbuhan tanaman cabai rawit yaitu 28,66oC
Cabai Rawit (Capsicum frutescents L.) hal ini menyebabkan kegagalan dalam
pembentukan buah. Suhu yang relatif tinggi dapat
Hasil pengamatan terhadap jumlah total buah, berat mengganggu pembentukkan buah. Menurut
total buah dan jumlah total biji tanaman cabai rawit Rukmana (2006), kisaran suhu yang diperlukan
(Capsicum frutescents L.) menunjukkan bahwa dalam pertumbuhan tanaman cabai rawit adalah
pemberian POC dengan konsentrasi 20% dan 30% 24-27oC. Kelembapan udara sesuai dengan
berbeda nyata dengan kontrol, sedangkan pada pertumbuhan tanaman cabai rawit yaitu 63,51%.
konsentrasi 10% tidak berbeda nyata dengan Rukmana (2004) menyatakan kelembaban udara
kontrol (Tabel 4.2). Pemberian POC kotoran yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman cabai rawit
kambing menyediakan unsur hara P dan K dalam antara 60-80%.
jumlah yang cukup bagi tanaman cabai rawit
sehingga berpengaruh terhadap produktivitas
tanaman cabai rawit (Dianisius, 2014). Menurut DAFTAR PUSTAKA
Hidayanti et al. (2011), peningkatan P dipengaruhi
oleh tingginya kandungan N, semakin tinggi Amanillah, Z, 2001, Pengaruh Konsentrasi EM4 pada
kandungan unsur N maka jumlah mikroorganisme Fermentasi Urin Sapi Terhadap Konsentrasi N,
yang merombak P akan meningkat. P dan K, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya,
Malang.
Menurut Lingga & Marsono (2004), adanya
kandungan hara mikro dan makro dapat membantu Badan Pusat Statistik Indonesia, 2012, Holtikultura:
pembentukan buah dan unsur P berfungsi sebagai Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Cabai
bahan mentah untuk pembentukan sejumlah Tahun 2011-2012, Badan Pusat Statistik Provinsi
protein tertentu, pemasakan biji, dan buah. Unsur P Kalimantan Barat Pontianak.
diserap dalam bentuk ion H2PO4- dan ion HPO42-. Decoteau, DR, 2000, Vegetable Crops. Prentice Hall,
Fosfor merupakan penyusun senyawa transfer Upper Saddle River, NJ 07458
energi, sistem informasi genetik, merangasang Dianisius, I, 2014, Pengaruh Kompos Serbuk Sabut
pertumbuhan primordia bunga dan organ tanaman Kelapa terhadap Pertumbuhan dan Hasil
untuk reproduksi (Gardner et al., 1991). Peranan Tanaman Cabai Rawit pada Tanah Podsolik
lain unsur P adalah pemasakan buah dan biji Merah Kuning, Skripsi, Fakultas Pertanian,
(Rosmarkam & Yuwono, 2002). Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Foth, HD, 1994, Dasar-dasar Ilmu Tanah,
Menurut Sutedjo (1996), meningkatnya unsur K Diterjemahkan oleh S, Adisoemartono,
dikarenakan mikroorganisme yang menggunakan Erlangga, Jakarta.
unsur K dalam bahan substrat berfungsi sebagai
Gardner FP, Pearce RB, & Mitchell RL, 1991,
katalisator, sehingga aktivitas bakteri akan
Penerjemah Herawati susilo, Fisiologi Tanaman
meningkatkan kandungan unsur K pada POC. Budi daya, Jakarta, Universitas Indonesia Press.
Kalium diserap dalam bentuk ion K+ . Menurut
Gardner et al. (1991), hampir seluruh unsur K Hanafiah, KA, 2007, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Edisi
diserap selama pertumbuhan vegetatif, sedikit yang Kedua, Raja Grafino, Persada.
diserap ke buah dan biji. Hidayanti, YA, Kurnani, A, Marlina, ET, & Harlia, E,
2011, Kualitas Pupuk Cair Hasil Pengolahan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi Fases Sapi Potong Menggunakan
pertumbuhan tanaman cabai rawit yaitu pH tanah, Saccharomyces cereviceae, Jurnal Ilmu Ternak
suhu dan kelembapan udara. Tanah yang diuji vol. 11, no. 2, hal. 104-107.
memiliki pH 6,2. Nilai pH tanah masih memenuhi Harpenas, A, & Dermawan, R, 2011, Budi Daya Cabai
syarat tumbuh tanaman cabai rawit berkisar antara unggul, Penebar Swadaya, Jakarta.
6,0–6,5 sehingga pH dikatakan sesuai dengan Indah, KT, 2006, Pengaruh Waktu Aplikasi Pupuk
kondisi kebutuhan hidup tanaman cabai rawit. Kandang Ayam dan Konsentrasi Pupuk Organik
Decoteau (2000) mengatakan bahwa tanaman Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
cabai rawit dapat tumbuh dengan baik pada tanah Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens
186
Protobiont (2017) Vol. 6 (3) : 182 – 187
Linn.) Program Studi Agronomi Departemen Rukmana, R, 2004, Usaha Tani Cabai Rawit, Kanisus,
Budidaya Pertanian, Skripsi (Jurnal) Fakultas Yogyakarta
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan..
Rukmana, R, 2006, Usaha Tani Cabai Rawit, Kanisus,
Jumiati, E, 2009, Pengaruh Berbagai Konsentrasi EM4 Yogyakarta.
Pada FermentasiPupuk Organik Terhadap
Setiawan, SI, 2007, Memanfaatkan Kotoran Ternak,
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bayam
Penebar Swadaya, Jakarta.
Merah (Amaranthus Tricolor L.) Secara
Hidroponik. Program Studi agronomi, Skripsi Siswanti, ND, 2009, Kajian Penambahan Effective
(Jurnal) Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Microorganisms (EM4) pada Proses
Maret, Surakarta. Dekomposisi Limbah Padat Industri Kertas,
Jurnal Buana Sains, vol. 9 no. 1 hal. 63-68.
Lingga, P, 1991, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Rineka
Cipta, Jakarta. Sudarmono, 1997. Mengenal dan merawat tanaman
hias ruangan. Yogyakarta.
Lingga, P, & Marsono, 2004, Petunjuk Penggunaan
Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta. Suparhun, S, 2015, Pengaruh Pupuk Organik dan POC
dari Kotoran Kambing terhadap Pertumbuhan
Liu, J., Xiu-hang Xu, Hang-tao Li, & Ying Xu. 2011.
Tanaman Sawi (Brassica juncea L.), Jurnal
Effect of Microbial Inocula on Chemical and
Agrotekbis, vol.3 no. 5 hal. 602-611
Physical Properties and Microbial Community
of Cow Manure Compost. Biomass and Sutedjo, 1996, Mikrobiologi Tanah, Penerbit Trinika
Bioenergy.35: 3433 – 3439. Cipta, Jakarta.
Maulana, YN, 2010, Kajian Penggunaan Pupuk Soegiman, 1982, Ilmu Tanah, Bhratara Karya Aksara,
Organik dan Jenis Pupuk N Terhadap Kadar N Jakarta.
Tanah, Serapan N dan Hasil Tanaman Sawi
Trivana, L, Pradhana, AY, & Manambangtua, AP, 2017,
(Brassica juncea L.) pada Tanah Litosol
Optimalisasi Waktu Pengomposan Pupuk
Gemolong, Skripsi, Jurusan Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Negeri Sebelas Maret. Kandang Dari Kotoran Kambing Dan Debu
Sabut Kelapa Dengan Bioaktivator EM4, Jurnal
Mukhlis, Saud, HM, Habib, SH, Ismail, MR, Sariah, M Sains dan Teknologi Lingkungan, vol.9, no. 1,
& Kausar, H, 2013, Australian Journal of Corp hal. 16-24.
Science, vol. 7, no. 3, hal. 425-431.
Wahyudi & Topan, M, 2011, Panen Cabai di
Muslihat, 2014, Pengaruh Pupuk Kotoran Kambing Pekarangan Rumah, Agromedia Pustaka,
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jakarta.
Terung, Skripsi, Fakultas Pertanian, Universitas
Wididana, GN, 1994, Application of Effective
Tanjungpura, Pontianak.
Mikroorganism (EM) and Bokashi on Natural
Musnamar, EI, 2007, Pupuk Organik Padat Pembuatan Farming, Bulletin Kyusei Nature Farming, vol. 3
dan Aplikasi, Penebar Swadaya, Jakarta. no. 3 hal. 47-541
Nazarudin, 2000, Budidaya dan Pengatur Panen
Sayuran Dataran Rendah, Penebar Swadaya,
Jakarta
Purwati, MS, 2013, Pertumbuhan bibit karet (Hevea
braziliensis Muel. Arg.) asal okulasi pada
pemberian okulasi dan pupuk cair bintang kuda
laut, Jurnal Agrivor ,vol. 12, no.1, hal. 35–44.
Rahmah, NL, Anggarini, S,. Pulungan, MH,. Hidayat N,
& Wignyanto, 2014, Pembuatan Kompos
Limbah Log Jamur Tiram:Kajian Konsentrasi
Kotoran Kambing Dan EM4 SertaWaktu
Pembalikan, Jurnal Teknologi Pertanian, vol. 15
no. 1 hal. 59-66
Regina, UN, 2010, Pengaruh Dosis Pupuk Phonska
terhadap Pertumbuhan dan Hasil cabai Rawit
pada Tanah Gambut, Skripsi, Fakultas Pertanian,
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Rosmarkam, A & Yuwono, NA, 2012, Ilmu Kesuburan
Tanah, Kanisius, Yogyakarta.
187