Вы находитесь на странице: 1из 8

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No.

3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493


UJI AKTIVITAS PENURUNAN KADAR GULA DARAH EKSTRAK ETANOL
DAUN PINANG YAKI (Areca vestiaria) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN
GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Rifo E. Mongi1), Herny E. I. Simbala1), Edwin de Queljoe2)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
2)
Jurusan Biologi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT
The results of phytochemical analysis showed that Areca vestiaria leaves contain terpenoids, steroids and
tannins. One compound that is thought to have antidiabetic activity is tannin. This study aims to determine the
decrease of blood sugar levels caused by ethanol extract of pinang yaki leaves (Areca vestiaria) in male white
wistar (Rattus norvegicus) strain induced by aloxan. This type of research is laboratory experiments using a
Completely Randomized Design (CRD). The research subjects were twelve mice divided into 4 treatment groups
with each group consisting of 3 mice. The first group was the negative control group (K-) not given treatment,
the second group was positive control (K+) given metformin, the third group was the treatment group sample I
(PSl) with an extract dose of 400 mg / kgBW, and the fourth group was the group treatment of sample 2 (PS2)
with an extract dose of 800 mg / kgBW. Before being treated in mice, fasting blood sugar was examined, and
then aloxan monohydrate 150 mg / kgBW induced intraperitonially (ip), and blood sugar levels were examined
once every two days until the day. After that, it was continued with the administration of ethanol extacts of
pinang yaki leaves every two days until the day. The results showed that extracts of pinang yaki leaves at a
dose of 400 mg / kgBW and 800 mg / kgBW decreased the blood sugar levels from day 8 to day 14 with a
decreasing value of 61.33 mg / mL for treatment groups 1 and 3l mg / mL for treatment group 2.

Keywords : Areca vestiaria, Rattus norvegicus, Tannin, Blood glucose.

ABSTRAK

Hasil analisis Fitokimia menunjukan bahwa ekstrak daun pinang yaki (Areca vestiaria) mengandung senyawa
terpenoid, steroid dan tannin. Salah satu senyawa yang diduga memiliki aktivitas sebagai antidiabetes adalah
tannin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar gula darah yang disebabkan oleh
ekstrak etanol daun pinang yaki (Areca vestiaria) pada tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus) yang
diinduksi aloksan. Jenis penelitian ini ialah eksperimen laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Subyek penelitian dua belas ekor tikus dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan dengan masing-masing
kelompok terdiri dari 3 ekor tikus. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol negatif (K-) tidak diberi
perlakuan, kelompok kedua merupakan kontrol positif (K+) yang diberikan metformin, kelompok ketiga
merupakan kelompok perlakuan sampel 1 (PS1) dengan dosis ekstrak 400 mg/kgBB, dan kelompok keempat
yang merupakan kelompok perlakuan sampel 2 (PS2) dengan dosis ekstrak 800 mg/kgBB. Sebelum diberi
perlakuan pada tikus dilakukan pemeriksaan gula darah puasa, dan selanjutnya tikus diinduksi aloksan
monohidrat 150 mg/kgBB secara intraperitonial (ip), dan dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dua hari sekali
sampai hari ke-7. Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian ekstrak etanol daun pinang yaki setiap dua hari
sekali hingga hari ke-14. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun pinang yaki dengan dosis 400
mg/kgBB dan 800 mg/kgBB memiliki aktivitas penurunan kadar gula darah dari hari ke-8 sampai hari ke -14
dengan penurunan sebesar 61,33 mg/mL untuk kelompok perlakuan 1 dan 31 mg/ml untuk kelompok perlakuan
2.

Kata kunci : Areca vestiaria, Rattus norvegicus, Tannin, Glukosa darah.

34
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN


Diabetes merupakan salah satu penyakit Alat
tidak menular yang terus mengalami Alat yang digunakan: Ayakan 100
peningkatan prevalensi dan berkontribusi mesh, glucometer Autocheck, strip gula darah
terhadap peningkatan angka kematian akibat autocheck, sonde oral, disposible 1 ml (One
penyakit tidak menular (Soegondo, 2009). Med), batang pengaduk, timbangan analitik,
Penyakit Diabetes telah menjadi masalah evaporator, sonifikator, gelas ukur, beker gelas
kesehatan di dunia. Insiden dan prevalensi (Pyrex), kertas saring, sarung tangan lateks,
penyakit ini terus bertambah terutama di negara masker (SENSI Mask), botol sampel, gunting,
sedang berkembang dan negara yang telah blender, cawan petri (Pyrex), kandang,
memasuki budaya industrialisasi (Arisman, timbangan, tempat makan dan tempat minum
2013). Peningkatan prevalensi Diabetes di tikus.
beberapa negara berkembang dipengaruhi oleh Bahan
peningkatan kemakmuran, peningkatan
Bahan yang digunakan: Tikus putih
pendapatan perkapita, dan perubahan gaya
jantan galur wistar (Rattus novergicus) 12 ekor,
hidup terutama di kota-kota besar (Soegondo,
ekstrak Daun Pinang Yaki (Areca vestiaria),
2009).
aquades, etanol 96%, kloroform, pangan tikus
Dalam pengobatan Diabetes, para
wistar (Rattus novergicus) berupa pellet dan
pengidap harus mengeluarkan uang yang besar.
jagung, aloksan dan metformin.
Dengan makin banyaknya obat paten untuk
penderita, biaya pengobatan pun semakin mahal
Jenis dan rancangan penelitian
dan tidak terjangkau terutama bagi penderita di
negara-negara berkembang seperti Indonesia Jenis penelitian ini ialah eksperimen
(Subroto, 2006). Selain harganya mahal, laboratorium. Menggunakan Rancangan Acak
penggunaan obat sintetik dalam jangka panjang Lengkap (RAL). Hewan uji dikelompokan
dapat menimbulkan efek samping. Obat dalam 4 kelompok masing-masing terdiri dari 3
tradisional merupakan salah satu alternatif ekor hewan uji. Kelompok 1 tidak diberi
dalam pengobatan, karena efek sampingnya perlakuan dan sebagai kontrol negatif.
dianggap lebih kecil dan harganya lebih murah Kelompok 2 dan 3 diberi perlakuan dengan
dibandingkan dengan obat modern (Siswanti et ekstrak daun pinang yaki dengan dosis yang
al, 2003). berbeda yaitu 400 dan 800 mg. Dan kelompok
Pinang yaki (Areca vestiaria) adalah 4 diberikan Metformin dengan dosis 9
salah satu tumbuhan yang tumbuh di daerah mg/tikus. Pemberian dosis terlebih dahulu
Sulawesi Utara tepatnya dilereng gunung dikonversikan dengan menggunakan faktor
konversi untuk Manusia 70 kg BB ke Tikus 200
Soputan dan gunung Mahawu kabupaten
g BB dengan dikalikan 0,018. Dan untuk
Minahasa (Simbala, 2007). Pinang yaki (Areca pemberian dosis metformin juga dikonversikan
vestiaria) merupakan sejenis palem liar, yang dengan menggunakan faktor konversi untuk
ternyata dapat menjadi tanaman multifungsi. Manusia 70 kg BB ke Tikus 200 g BB dengan
Masyarakat Sulawesi Utara biasanya dikalikan 0,018. Sehingga pembagian perlakuan
menggunakan secara empiris tanaman ini untuk sebagai berikut:
menyembuhkan berbagai macam penyakit a. Kelompok I : Tikus putih tidak diberikan
perlakuan (Kontrol).
seperti diare dan diabetes melitus (Simbala,
b. Kelompok II : Tikus putih dengan DM diberi
2006). dosis I (400 mg dikonversikan dalam dosis
tikus menjadi 7,2 mg/mL) ekstrak daun
35
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493
pinang yaki sebanyak 2 mL setiap 2 hari serbuk simplisia direndam dalam pelarut etanol
sekali, selama 7 hari. 96% dengan perbandingan 1:5 dan dibiarkan
c. Kelompok III: Tikus putih dengan DM selama 5 hari kemudian disaring menggunakan
diberi dosis II (800 mg dikonversikan dalam kertas saring dan dilakukan re-maserasi dan
dosis tikus menjadi 14,4 mg/mL) ekstrak dibiarkan selama 2 hari. Filtrat yang peroleh
daun pinang yaki sebanyak 2 mL setiap dua dievaporasi pada suhu 40oC sampai diperoleh
hari sekali, selama 7 hari. ekstrak kental.
d. Kelompok IV: Tikus Putih dengan DM
diberi metformin (500 mg Pembuatan larutan uji
dikonversikan ke dosis tikus menjadi 9 Pembuatan larutan uji diawali dengan
mg/mL), sebanyak 2 mL setiap dua hari menimbang ekstrak kental daun pinang yaki
sekali, selama 7 hari. (Areca vestiaria) sesuai dengan masing-masing
dosis, kemudian masing-masing ekstrak yang
Populasi dan sampel telah ditimbang dimasukan dalam labu ukur 10
Sampel yang digunakan yaitu tikus mL dan ditambahkan larutan aquades hingga
galur wistar jantan putih (Rattus norvegicus) tanda tera dan disonifikasi sampai homogen
yang berusia 2 - 3 bulan dengan bobot rata-rata selama 30 menit. Setelah homogen, masing-
150-200 gram. masing dosis ekstrak dimasukkan ke dalam
Prosedur Kerja botol sampel dan diberi label. PS1 untuk
Penyiapan hewan uji ekstrak Daun pinang yaki dengan dosis 7,2 mg;
Hewan coba diaklimasi selama kurang dan PS2 untuk ekstrak Daun pinang yaki
lebih 1 minggu sebelum perlakuan. Sampel dengan dosis 14,4 mg.
diadaptasikan dengan tempat tinggal barunya, Pembuatan larutan aloksan
dengan pemberian makanan dan minuman. Serbuk aloksan monohidrat dilarutkan
Perlakuan ini disamakan pada semua tikus. dengan cara diencerkan menggunakan aquades.
Adaptasi cukup dilakukan selama 7 hari. Dosis induksi aloksan untuk tikus adalah 150
Adaptasi ini bertujuan untuk semua objek mg/kgBB secara intraperitonial. Berat badan
penelitian supaya hewan coba dalam kondisi tikus = 200 g, maka jumlah yang akan
tidak stress dan dalam keadaan yang sama saat diberikan adalah 30 mg.
dimulai penelitian
Pembuatan larutan metformin
Pengambilan sampel Berdasarkan tabel konversi perhitungan
Tahap awal dilakukan dengan dosis untuk berbagai jenis hewan uji dari
pengumpulan bahan baku daun pinang yaki berbagai spesies dan manusia, maka konversi
yang diambil di lereng gunung Mahawu, dosis manusia dengan berat badan 70 kg pada
Tomohon. Daun Pinang Yaki dicuci bersih tikus dengan berat badan 200 g adalah 0,018.
dengan air mengalir, ditiriskan dan ditimbang Dosis metformin yang dipakai untuk orang
berat basahnya. Daun yang telah dibersihkan dewasa adalah 500 mg, jadi dosis untuk tikus
diangin-anginkan di dalam ruangan selama 7 200gr adalah 9mg (Ngatidjan, 1991).
hari. Daun yang telah kering diblender sampai
menjadi halus dan diayak menggunakan ayakan Pemberian perlakuan
mesh 100. Pemberian larutan aloksan
Tikus dibuat menjadi diabetes dengan
Pembuatan ekstrak daun Pinang Yaki menginjeksi larutan aloksan secara
Daun pinang yaki yang telah menjadi intraperitonial pada tikus wistar. Aloksan
serbuk simplisia ditimbang dan dimasukkan diberikan sekali, dengan pemberian aloksan
dalam toples kaca kemudian diekstraksi sebanyak 2 ml. Sebelum digunakan aloksan
menggunakan metode maserasi dengan cara
36
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493
disimpan di tempat dengan suhu yang dingin, satuan mg/dl.
agar supaya aloksan tidak rusak (Sujono et al,
2009). Analisis data
Hasil percobaan yang dianalisis untuk
Pemberian ekstrak daun pinang yaki melihat adanya perubahan yang nyata tehadap
Pemberian perlakuan untuk kelompok kadar gula darah dari masing-masing kelompok
uji ekstrak Daun Pinang Yaki. Ekstrak daun tikus perlakuan. Analisis data yang diperoleh
pinang yaki diberikan sesuai dosis perlakuan diolah dengan menggunakan program SPSS
yaitu 2 mL untuk kedua kelompok secara oral yang meliputi, uji statistik menggunakan
menggunakan alat penyekok oral (Sonde) Kruskal Wallis Test
dengan dispo dua hari sekali untuk setiap tikus
kelompok II dan kelompok III selama 7 hari. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk melihat
Pemberian larutan metformin pengaruh pemberian ekstrak etanol daun pinang
Pemberian perlakuan untuk kelompok yaki (Areca vestiaria) terhadap penurunan
pembanding dengan 3 tikus sebagai hewan uji. kadar gula darah pada tikus putih jantan galur
Lartuan metformin diberikan sesuai dosis wistar. Penelitian ini dilakukan dengan
perlakuan secara oral menggunakan alat menggunakan metode ekstraksi. Prinsip dari
penyekok oral (Sonde) dengan dispo dua hari ekstraksi sendiri ialah penarikan senyawa-
sekali untuk setiap tikus kelompok IV selama 7 senyawa dalam tanaman oleh pelarut yang
hari. sesuai, baik dari segi keamanan maupun
kepolarannya. Ekstraksi dilakukan dengan cara
Pemeriksaan gula darah maserasi simplisia daun Pinang Yaki dengan
Sebelum dilakukan pengambilan darah, menggunakan pelarut etanol 96%.
bagian ekor tikus dibersihkan terlebih dahulu Hewan uji yang digunakan dalam
menggunakan alkohol 70%. Selanjutnya darah penelitian ini ialah tikus putih jantan galur
diambil pada bagian ekor menggunakan wistar yang memenuhi syarat untuk digunakan
autokilk sehingga keluar darah dan diukur dalam penelitian. Sebelum dilakukan perlakuan,
kadar gula darah dengan alat glukometer semua tikus dipuasakan dengan tidak diberikan
autocheck. Caranya dengan meneteskan darah makanan agar tidak mempengaruhi absorbsi
tikus yang berasal dari ekor tikus yang obat ataupun ekstrak dalam tubuh. Setelah
diteteskan pada strip glukosa yang telah dipuasakan, semua tikus diperiksa kadar gula
dimasukkan ke dalam glukometer, setelah darah darah dan diperoleh data kadar gula darah
diteteskan pada strip, kemudian ditunggu puasa tikus (T0) dan kadar gula darah tikus di
selama 10 detik untuk hasil dari pembacaan hari berikutnya. Berikut adalah tabel yang
kosentrasi glukosa darah pada glukometer. berisi kadar gula darah tikus yang diperiksa dari
Hasil yang tertera pada glukometer merupakan T0 sampai T14.
hasil dari nilai kosentrasi glukosa darah dalam
Tabel 1. Rata-rata Kadar Gula Darah Tikus Selama Perlakuan (mg/dL)
Waktu

Kelompok T1 T3 T5 T7 T8 T10 T12 T14


Aloksan Ekstrak 400 mg
PS1 108 104.66 96.33 154.33 108.7 97 110 93.0
Aloksan Ekstrak 800 mg
PS2 107.33 153 128,66 126 94 77.7 122.7 95
Aloksan Metormin
K+ 87.33 117.33 169.33 156.33 115.00 56.33 75.00 101.7
Aquades
K- 93.67 79.67 112.33 69.00 93.33 96.33 105.67 74.33

37
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493
Keterangan : aquades pada kelompok kontrol negatif hanya
sebagai pembanding untuk melihat peningkatan
T0 :Rata-rata kadar gula darah puasa tikus maupun penurunan kadar gula darah dengan
perlakuan kelompok positif maupun kelompok
T1-T14 :Waktu Pemberian Perlakuan dari Hari
sampel ekstrak daun pinang yaki.
Pertama sampai hari ke Empat belas
Kondisi hiperglikemia pada hewan uji
K- :Kelompok Kontrol Negatif dengan dicapai dengan cara semua tikus pada
Pemberian aquades dari T1-T14 kelompok K+, PS1 dan PS2 diinduksi larutan
aloksan secara intraperitoneal (ip) dengan dosis
PS1 :Kelompok Perlakuan Sampel ekstrak 150 mg/kgBB. Setelah diinduksi dengan
buah pinang yaki dosis 400mg (7,2 aloksan, gula darah tikus diperiksa terus sampai
mg/mL), dengan pemberian aloksan hari ke-7 setiap 2 hari sekali.
dari T1-T7, dan Pemberian ekstrak Pada tabel 1 rata-rata kadar gula darah
dari T8-T14. setelah diinduksi aloksan (T1) pada tikus
mengalami kenaikan dan ada juga yang
PS2 :Kelompok Perlakuan Sampel ekstrak mengalami penurunan. Oleh karena penurunan
buah pinang yaki dosis 800mg (14,4 yang terjadi ini maka sebelumnya dapat
mg/mL), dengan pemberian aloksan dipastikan bahwa tikus mengalami stress atau
dari T1-T7, dan Pemberian ekstrak gangguan lainnya. Untuk tikus yang telah
dari T8-T14. mengalami kenaikan kadar gula darah pada T1
K+ :Kelompok Kontrol Positif, dengan hingga T7 maka dapat disimpulkan bahwa telah
pemberian aloksan dari T1-T7, dan terjadi penyerapan glukosa oleh tubuh tikus
Pemberian larutan metformin 500mg dikarenakan pengaruh fisiologis tubuh tikus itu
dari T8-T14. sendiri, sehingga telah tercapai kondisi
hiperglikemia.
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa Kelompok kontrol positif yang
kadar gula darah awal (T0) tikus yang diberikan metformin menunjukkan hasil
didapatkan bervariasi, ada yang pada taraf pengukuran kadar gula darah pada T8 sudah
normal tapi ada pula kelompok tikus yang mengalami penurunan sampai pada batas
memiliki gula darah awal yang tinggi. Hal ini keadaan normal. Dan di hari selanjutnya yaitu
dapat dikarenakan tikus mengalami stress pada T10 kadar gula darah telah turun
akibat pengambilan gula darah awal. Kondisi sepenuhnya, walaupun pada T14 terjadi sedikit
stres pada tikus mengakibatkan gangguan pada kenaikan pada kadar gula darah tapi masih pada
pengontrolan kadar gula darah yang dilakukan taraf normal.
oleh hormon sehingga tubuh akan Hasil pengukuran kadar gula darah pada
memproduksi hormon epinefrin dan kortisol kelompok perlakuan satu (PS1) yang diberikan
yang menyebabkan kadar gula darah meningkat ekstrak etanol daun pinang yaki dengan dosis
secara otomatis (Saputra et al, 2018). 400 mg, menunjukkan penurunan sampai
Hasil Pemeriksaan kadar gula darah keadaan normal dari sejak t8 dan terus menurun
kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan di T10. Walaupun mengalami kenaikan kadar
aquades tanpa diberikan perlakuan apapun, baik gula darah pada T12 tapi di T14 kadar gula
pemberian aloksan maupun ekstrak yang ada darah kembali normal. Dengan demikian
pada tabel di atas menunjukan bahwa kadar ekstrak etanol daun pinang yaki dengan dosis
gula darah kelompok negatif tidak mengalami 400 mg dapat menurunkan kadar gula darah
kenaikan yang tinggi maupun penurunan yang pada tikus.
signifikan dari waktu T0 sampai pada waktu Pada kelompok perlakuan dua (PS2)
T14, dengan kata lain kontrol negatif memiliki yang diberikan ekstrak etanol daun Pinang Yaki
kadar gula darah yang normal. Penggunaan dengan dosis 800 mg, menunjukkan hasil yang
38
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493
serupa dengan PS1, terjadi penurunan kadar pemberian aloksan dari gula darah puasa T0
gula darah sampai keadaan normal dari sejak 64.33 mg/dL, menjadi 156.33 mg/dL pada T7,
T8 dan mengalami kenaikan kadar gula darah dan mengalami penurunan kadar gula darah
pada T12 tetapi pada T14 kadar gula darah yang signifikan setelah pemberian metformin
kembali mengalami penurunan. Dengan pada T14 menjadi 101.67 mg/dL.
demikian, ekstrak etanol daun pinang yaki Untuk kelompok perlakuan sampel PS1
dengan dosis 800 mg dapat menurunkan kadar mengalami peningkatan kadar gula darah
gula darah pada tikus. setelah pemberian aloksan yaitu dari T0 sebesar
Kenaikan yang terjadi pada kedua 122.3 mg/dL menjadi 154.3 mg/dL pada T7,dan
kelompok sampel di T12 dapat terjadi karena mengalami penurunan kadar gula darah setelah
tikus mengalami stress. Stress pada tikus dapat pemberian ekstrak buah pinang yaki dosis 400
diakibatkan karena factor lingkungan dan factor mg menjadi 93.0 mg/dL pada T14. Untuk
kesehatan pada tikus itu sendiri sehingga kelompok perlakuan sampel PS2 mengalami
mengalami kenaikan kadar gula darah. penurunan kadar gula darah pada hari terakhir
Rata-rata peningkatan dan penurunan pengecekan kadar gula darah setelah pemberian
kadar gula darah pada kelompok perlakuan baik aloksan yaitu dari T0 sebesar 146.7 mg/dL
kontrol negatif yang hanya diberikan aquades, menjadi 126.0 mg/dL pada T7, dan mengalami
kontrol positif yang diberi metformin, maupun penurunan kadar gula darah lagi setelah
perlakuan sampel PS1 dan PS2 yang diberi pemberian ekstrak buah pinang yaki dosis 800
ekstrak buah pinang yaki, dapat dilihat pada mg menjadi 95.0 mg/dL pada T14. Untuk lebih
saat gula darah puasa T0, setelah pemberian jelasnya mengenai peningkatan dan penurunan
aloksan T7 dan setelah pemberian ekstrak daun kadar gula darah tikus dapat dilihat dari grafik
pinang yaki dan metformin T14, dapat dilihat dibawah ini Rata-rata penurunan kadar gula
dari tabel 2. darah untuk semua kelompok perlakuan dapat
dilihat pada grafik dibawah ini:
Tabel 2. Rata-rata Kadar Gula Darah Tikus
saat Puasa, Pemberian Aquades,
Setelah diberikan aloksan, dan
setelah di berikan ekstrak Buah Rata-rata Kadar Gula Darah
Pinang Yaki dan Metformin 200
Rata-rata Kadar Gula
KGD

Kelompok 100
Darah Tikus (mg/dL)
0
T0 T7 T14 GDP t7 t14
K- 93,67 69,0 74,3 Waktu (Hari)
K+ 64,3 156,3 101,7
PS1 122,3 154,3 93,0 K- K+ PS1 PS2
PS2 146,7 126,0 95,0
Gambar 1. Rata-rata peningkatan dan
Berdasarkan data tersebut kelompok penurunan kadar gulah darah
kontrol negatif yang hanya diberikan aquades pada tikus
memiliki kadar gula darah yang normal serta
tidak memiliki peningkatan dan penurunan Pada grafik di atas terlihat bahwa hanya
kadar gula darah yang signifikan. Kadar gula kelompok kontrol negatif dan kelompok PS2
darah dari kelompok kontrol negatif antara yang tidak mengalami kenaikan pada T7. Hal
69.00 mg/dL-93.67 mg/dL. Sementara itu untuk ini disebabkan karena kontrol negatif tidak
kelompok kontrol positif sendri yang diberikan diberikan perlakuan apapun dan hanya
aloksan dan metformin memilik peningkatan diberikan aloksan. Sedangkan untuk kelompok
kadar gula darah yang cukup signifikan setelah PS2 puncak kenaikan kadar gula darahnya
39
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493
terjadi pada T3 yang dapat dilihat pada tabel 1. disebabkan oleh kandungan zat aktif tanin pada
Hal ini disebabkan karena kelompok tikus PS2 ekstrak etanol daun Pinang Yaki yang
mengalami stress pada saat pemeriksaan awal mempunyai aktivitas hipoglikemik yaitu
kadar gula darah. Untuk mengetahui ada dengan meningkatkan glikogenesis
tidaknya penurunan kadar gula darah kelompok (Prameswari et al, 2014).
tikus yang di beri perlakuan (PS1,PS2, K+) Daliamartha (2005) menyatakan bahwa
maka dilakukan perhitungan ∆GD yang tanin yang terkandung pada daun pinang yaki
dihitung dari kadar gula darah setelah induksi juga berfungsi sebagai astringent atau
aloksan (T7) dikurangi dengan kadar gula darah pengkhelat yang dapat mengerutkan membran
setelah pemberian perlakuan (T14). Penurunan epitel usus halus sehingga mengurangi
kadar gula darah tersebut kemudian dibuat rata- penyerapan sari makanan dan sebagai akibatnya
ratanya dan digolongkan berdasarkan kelompok menghambat asupan gula dan laju peningkatan
perlakuan. Penurunan rata-rata yang didapat gula darah tidak terlalu tinggi.
dari ketiga perlakuan adalah sebagai berikut: Untuk memperoleh data yang lebih
spesifik mengenai pengaruh ekstrak buah
Tabel 3. Rata-rata Penurunan Kadar Gula pinang yaki dan metformin maka dilakukan
Darah Tikus setelah diberi Ekstrak Pengujian signifikansi Ekstrak Buah Piang
Daun Pinang Yaki dan Metformin Yaki dan Metformin menggunakan uji statistik
Penurunan gula darah dengan analisis Kruskal-Wallis Test dengan
Kelompok
(mg/dL) aplikasi SPSS.
K+ 54,67 Nilai Asymp. Sig. = 0.672. Maka
PS1 61,33 hipotesis H0 diterima dan H1 ditolak. Oleh
PS2 31 karena itu dapat dinyatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara
Berdasarkan tabel di atas maka dapat di penurunan kadar gula darah yang diakibatkan
katakan bahwa kelompok PS1 yang diberikan oleh ekstrak etanol daun pinang yaki dan
metformin memiliki penurunan kadar gula metformin. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak
darah paling besar di bandingkan dengan daun pinang yaki memiliki efektifitas terhadap
perlakuan kontrol positif dan PS2 Ekstrak Buah penurunan kadar gula darah tikus, karena dapat
Pinang Yaki. Pemilihan metformin sebagai memberikan efek penurunan kadar gula darah
pembanding dianggap tepat, selain obat ini yang hampir sama atau tidak jauh berbeda
sering digunakan juga karena mekanisme kerja dengan metformin.
metformin dalam tubuh yaitu dengan cara
memperbaiki sensitivitas hepar dan jaringan KESIMPULAN
perifer terhadap insulin tanpa mempengaruhi Berdasarkan hasil penelitian yang
sekresi insulin. Efek ini terjadi karena adanya didapatkan bahwa ekstrak etanol daun Pinang
aktivasi kinase di sel (AMP-activated kinase). Yaki (Areca vestiaria) berpengaruh terhadap
Di samping itu, metformin meningkatkan penurunan kadar gula darah pada tikus putih
pemakaian glukosa oleh sel usus sehingga jantan galur wistar (Rattus norvegicus), hasil uji
menurunkan glukosa darah dan juga diduga menggunanakan uji Kruskal-Wallis pada taraf
menghambat absorbsi glukosa di usus sesudah uji 0,05 menunjukan bahwa tidak terdapat
asupan makan (Soegondo, 2006). perbedaan yang signifikan antara penurunan
Hasil analisis Fitokimia menunjukan kadar gula darah dengan menggunakan
bahwa ekstrak daun pinang yaki (Areca metformin maupun dengan ekstrak.
vestiaria) mengandung senyawa terpenoid,
steroid dan tannin (Runtuwene, 2011). SARAN
Penurunan kadar gula darah yang disebabkan 1. Disarankan untuk melakukan penelitian
oleh pemberian ekstrak etanol daun pinang yaki lebih lanjut pada daun pinang yaki
40
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493
terhadap penurunan kadar gula darah Diabetes Mellitus. Jurnal Ilmiah
dengan metode yang berbeda untuk Kedokteran. 10(2): 116-121.
mendapatkan informasi lebih mendalam.
Dan jika penelitian dilakukan dengan Simbala, 2006. Kajian Etnobotani, Proksimat
metode yang sama maka disarankan untuk dan Fitokimia Pinang Yaki (Areca
memperpanjang waktu pemberian ekstrak vestiaria Giseke). Eugenia 2006.
sampai beberapa hari. 12:173-183
2. Disarankan untuk fraksinasi senyawa
Simbala, H. E. I. 2007. Keanekaragaman
spesifik yang terdapat dalam daun pinang
Floristik dan pemanfaatan Sebagai
yaki yang bersifat sebagai antidiabetik.
Tumbuhan Obat di Kawasan
Konservasi II Taman Nasional
DAFTAR PUSTAKA Bogani NaniWartabone (Kabupaten
Arisman. 2013. Obesitas, Diabetes Melitus, dan Bolaang Mongondow, Sulawesi
Dislipidemia: Konsep: Teori, dan Utara). [Disertasi]. Institut Pertanian
Penanganan Aplikatif Seri Buku Ajar Bogor, Bogor
Ilmu Gizi. Jakarta: EGC.
Siswanti Tutik, Okid Parama A., Tetri
Daliamartha, S. 2005. Ramuan Tradisional Widiyani. 2003. Pengaruh Ekstrak
Untuk Pengobatan Diabetes Mellitus. Temu Putih (Curcuma zedoria Rosc.)
Penebar Swadaya. Bogor. Terhadap Spermatogenesis dan
Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum musculusL.). Jurnal BioSMART.
Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: 5(1): 38-42.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat
Soegondo S. 2006. Farmakoterapi pada
Ngatidjan. 1991. Petunjuk Laboratorium Pengendalian Glikemia Diabetes
Metode Laboratorium dalam Melitus Tipe 2 dalam Buku Ajar Ilmu
Toksikologi. Yogyakarta: Pusat Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat
Antar Universitas Bioteknologi Penerbitan Fakultas Ilmu Penyakit
UGM, pp: 94-152. Dalam FKUI.
Prameswari, O. M., S. B. Widjanarko. 2014. Soegondo, S. 2009. Farmakoterapi pada
Uji Efek Ekstrak Air Daun Pandan Pengendalian Glikemia Diabetes
Wangi Terhadap Penurunan Kadar Melitus Tipe 2: Buku Ajar Ilmu
Glukosa Darah dan Histopatologi Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Tikus Diabetes Mellitus. Jurnal Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Pangan dan Argoindustri. 2(2): 16- Kedokteran Universitas Indonesia.
27.
Subroto, A. 2006. Ramuan Herbal untuk
Runtuwene, M. R. J., J. Paendong. 2011. Kajian Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar
Fitokimia dan Toksisitas Ekstrak Swadaya.
Metanol Daun Pinang Yaki Areca
vestiaria Giseke. Jurnal Fitokimia. Sujono T.A., Munawaroh, P. 2009. Interaksi
4(2): 80-84. Quercetin Dengan Tolbutamid:
Kajian Terhadap Perubahan Kadar
Saputra, N. T., I Nyoman S., A. A. G. Oka Glukos Darah Tikus Jantan Yang
Dharmayudha. 2018. Agen Diinduksi Aloksan. Jurnal Penelitian
Diabetagonik Streptozotocin untuk Sains & Teknologi. 10(2): 121-129
Membuat Tikus Putih Jantan
41

Вам также может понравиться