Вы находитесь на странице: 1из 6

Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th.

2017

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI LIMBAH KULIT PISANG RAJA (Musa


textilia) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS FISIK AIR

(Preparation of Activated Carbon From Plantain Skin Waste to Improve The Physical
Quality of Water)

Doni Pandapotan Simangunsong1,2, Ainun Rohanah1, Adian Rindang1


1)Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155
2email:doni_simangunsong@ymail.com

Diterima 14 Juni 2016/Disetujui 22 Juni 2016

ABSTRACT
Activated carbon is a material that has a high carbon content that can be made from organic and inorganic materials, in
condition the materials have a porous structure. The research aims to determine the characteristic of moisture content,
ash content and the volatile matter of activated carbon from Musa textilia as well as to improve physical quality of the
water. The results of research indicated that moisture content, ash content and volatile matter of activated carbon from
Musa textilia were 3.8%, 4.8% and 95.46% respectively. The application of activated carbon in water indicated that colour
of the water was 82 TCU, total dissolved solid was 306.7 mg/L, and the water had charcoal smell. The produced water
does not reach the water quality standard, while the temperature of the water after application of activated carbon was
27oC and water turbidity was 10 NTU and was in compliance with water quality standard.

Key words: activated carbon, plantain skin waste, physical quality of water

ABSTRAK
Arang aktif merupakan material yang memiliki kadar karbon tinggi yang dapat dibuat dari bahan organik maupun
anorganik, dengan syarat bahan tersebut mempunyai struktur pori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
kadar air, kadar abu dan bagian yang hilang pada arang aktif kulit pisang raja (Musa textilia) serta untuk meningkatkan
kualitas fisik air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang aktif kulit pisang raja (Musa textilia) menghasilkan kadar air,
kadar abu dan bagian yang hilang sebesar 3,8%, 4,8% dan 95,46%. Hasil pengaplikasian arang aktif pada air
menghasilkan warna air sebesar 82 TCU, zat padat terlarut sebesar 306,7 mg/L, serta air berubah menjadi berbau
arang. Hasil tersebut belum memenuhi standar mutu air bersih, sementara suhu air adalah 27oC serta nilai kekeruhan air
sebesar 10 NTU dan sudah sesuai dengan standar mutu air bersih.

Kata kunci: Arang aktif, limbah kulit pisang raja, kualitas fisik air

PENDAHULUAN diolah dengan rata-rata jumlah limbah kulit


pisang yang dihasilkan satu pedagang gorengan
Semakin meningkatnya pertumbuhan per hari adalah 12 sisir atau sekitar 10.226,13 g.
industri akan berdampak semakin buruknya Dengan peningkatan permintaan konsumen
kualitas air atau meningkatnya pencemaran air. terhadap pisang olahan maka akan
Bahaya atau resiko kesehatan yang meningkatkan limbah kulit pisang pula yang
berhubungan dengan pencemaran air dapat dapat menimbulkan permasalahan limbah di
diklasifikasikan secara langsung maupun tidak alam karena proses penguraian yang cukup lama
langsung.Bahaya tersebut dapat dicegah dengan (Sawen dan Sraun, 2011).
meningkatkan kualitas fisik air, salah satunya Kulit pisang dapat digunakan sebagai
dengan menggunakan arang aktif sebagai bahan untuk membuat arang aktif karena
penjernih air.Arang aktif dapat dibuat sebagai memiliki kandungan lignoselulosa yang cukup
peningkat kualitas fisik air dengan memanfaatkan tinggi. Menurut Sukowati (2013) komposisi kulit
limbah pertanian yang biasanya hanya dibuang pisang mentah berdasarkan analisis dinding sel
begitu saja (Nusa, 1999). (% berat kering) yaitu: 37,52% hemiselulosa,
Pisang raja merupakan salah satu jenis 12,06% selulosa, dan 7,04% lignin. Kulit pisang
pisang yang paling banyak dimanfaatkan untuk juga dapat dibuat menjadi biosorben, hal ini

639
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2017

dikarenakan zat pektin yang terkandung pada g. Diayak arang yang telah dihaluskan
kulit pisang yang tua jauh lebih banyak. h. Direndam 500 gr arang yang telah
Dari penelitian yang dilakukan Buanarinda disangrai dengan menggunakan aktivator
dkk (2014) menyatakan bahwa kulit pisang dapat H3PO4 dengan konsentrasi 7% sebanyak
dibuat menjadi biosorben.Hal ini dikarenakan zat 1,5 L selama 24 jam
pektin yang terkandung pada kulit pisang yang i. Dicuci serbuk arang aktif yang telah
tua jauh lebih banyak.Pektin merupakan polimer direndam H3PO4 dengan menggunakan
yang mempunyai kemampuan untuk mengikat aquadest hingga pH netral menggunakan
ion logam di dalam air sehingga unsur pencemar indikator universal
dalam air dapat dihilangkan. j. Disaring serbuk arang aktif yang telah
Dari penelitian yang telah dilkukan oleh dicuci
Thuraidah dkk (2014) limbah kulit pisang kepok k. Dipanaskan serbuk arang ke dalam oven
dapat digunakan untuk mengurangi kadar dengan suhu 105 oC selama 2 jam untuk
mangan dalam air sumur dengan persentase mengaktifkan arang dan mengurangi
penurunan kadar Mangan (Mn) sebesar kadar air
52,916%. Hal inilah yang menjadi dasar
penelitian pemanfaatan limbah kulit pisang raja 2. Pengujian Arang Aktif
(Musa textilia) sebagai arang aktif untuk a. Disiapkan bahan yang telah diaktivasi
meningkatkan kualitas fisik air. b. Diuji arang aktif terhadap kadar air,
Penelitian ini bertujuan untuk membuat kadar abu dan kadar yang hilang pada
arang aktif dari limbah kulit pisang raja, menguji saat pemanasan 950 oC
kualitas arang aktif dengan parameter kadar air, c. Diaplikasikan arang aktif terhadap fisik
kadar abu dan bagian yang hilang serta menguji air yaitu warna, bau, suhu, kekeruhan,
kualitas fisik air dengan parameter warna, bau, dan kadar partikel terlarut (TDS)
suhu, kekeruhan dan total padatan terlarut.
3. Penjernihan Air
a. Disiapkan air yang akan dijernihkan
BAHAN DAN METODE b. Dicampurkan 5 gr arang aktif pada air
yang keruh sebanyak 50 ml
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini c. Ditunggu proses adsorpsi selama 5 jam
adalah kulit pisang raja, aquadest, H3PO4,
d. Dipisahkan arang aktif dengan air
indikator universal dan air. Alat yang digunakan dengan cara penyaringan
dalam penelitian ini adalah pisau, alat
penyangrai, tumbukan, ayakan, gelas ukur, labu Parameter Penelitian
ukur, batang pengaduk, cawan, cawan porselin, 1. Arang Aktif
oven, timbangan analitik, TDS meter, a. Kadar Air
spektropotometer dan furnace. Sebanyak 5 gr arang ditempatkan dalam
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini cawan aluminium, kemudian dikeringkan
berdasarkan eksperimen dan studi literatur yang dalam oven pada suhu 105 oC hingga
diperoleh dari referensi buku, jurnal dan bobot konstan, selanjutnya contoh
penelitian yang berkaitan dengan arang didinginkan dalam desikator selama 15
aktif.Pembuatan arang aktif kulit pisang raja, menit sebelum ditimbang beratnya.
pengujian terhadap kualitas arang aktif, serta
penjernihan air dengan menggunakan arang aktif Penyusutan Bobot
Kadar Air = ×100%..................(1)
dari limbah kulit pisang raja (Musa textilia). Gram Contoh

Prosedur Penelitian b. Kadar Abu


1. Pembuatan Arang Aktif Ditimbang secara teliti sebanyak 5
a. Disiapkan alat dan bahan yang gram contoh dalam cawan abu, setelah
dibutuhkan itu dimasukkan kedalam tanur dan
b. Dibersihkan kulit pisang raja dari kotoran diabukan pada suhu 800 oC sampai
yang menempel terbentuk abu putih.
Bobot Abu Total
c. Dipotong-potong kulit pisang raja Kadar Abu = ×100%......................(2)
Gram Contoh
d. Dikeringkan kulit pisang raja dengan cara
penjemuran selama 4 hari c. Bagian yang Hilang
e. Disangrai kulit pisang raja yang telah Ditimbang arang sebanyak 5 gram dan
kering hingga terbentuk arang dipanaskan kedalam tanur pada suhu
f. Dihaluskan bahan yang telah diarangkan 950 oC selama 15 menit.Kemudian
dengan tumbukan

640
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2017

didinginkan dalam desikator dan Kekeruhan air diuji dengan alat


ditimbang. spechtrophotometer dengan mengambil
Kadar Zat Mudah Menguap =
Awal - Akhir
×100%...(3) sampel air sebanyak 10 cc kemudian
Berat Awal alat akan membaca kekeruhan air
dengan satuan NTU (Nephelo Turbidity
2. Kualitas Fisik Air
Unit).
a. Warna
e. Jumlah Zat Padat Terlarut
Warna air diuji dengan alat
Jumlah zat padat terlarut diuji
spechtrophotometer dengan mengambil
mengunakan alat TDS meter dengan
sampel air sebanyak 10 cc kemudian alat
mencelupkan alat kedalam air kemudian alat
akan membaca warna air dengan
akan membaca nilai TDS dengan satuan mg/L.
satuan TCU (True Colour Unit).
b. Bau
Bau dihasilkan dari bahan kimia HASIL DAN PEMBAHASAN
ataupun bahan organik yang terdapat
pada air. Bau dapat diuji dengan cara Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
organoleptik. bahwa arang aktif kulit pisang raja (Musa textilia)
c. Suhu dengan aktivator H3PO4 dapat mengubah
Suhu air bergantung dari suhu ruang dan kualitas fisik air yang buruk menjadi lebih baik
dikategorikan normal apabila sama pada parameter warna dan tingkat kekeruhan,
dengan suhu ruangan air tersebut. sedangkan pada parameter bau dan TDS, arang
d. Tingkat Kekeruhan aktif kulit pisang raja menyebabkan penurunan
kualitas air yang dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 1. Data hasil uji arang aktif dan pengaplikasian terhadap air
Tingkat
Kadar Air Kadar Abu Kadar yang Warna Suhu TDS
Ulangan Bau Kekeruhan
(%) (%) Hilang (%) (TCU) (oC) (mg/L)
(NTU)
Bau
U1 4,2 5 95,4 62,5 27 7 270
Arang
Bau
U2 3.6 4,6 95,8 96,5 27 14 350
Arang
Bau
U3 3,6 4,8 95,2 87 27 9 300
Arang
Rata- Bau
3,8 4,8 95,46 82 27 10 306,7
rata Arang

Kadar Air sebesar 4,8%. Menurut SNI (1995) kadar abu


Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa kadar air arang aktif maksimal 10%, sehingga kadar abu
rata-rata arang aktif sebesar 3,8%, bila kulit pisang raja memenuhi standar mutu arang
dibandingkan dengan standar mutu arang aktif aktif.
menurut SNI (1995) yaitu maksimal 15%, maka Rendahnya kadar abu yang dihasilkan dari
kadar air hasil penelitian masih lebih rendah. arang aktif kulit pisang raja disebabkan oleh
Kadar air arang aktif dipengaruhi oleh sifat penggunaan larutan kimia yang tidak pekat yaitu
higroskopis arang akibat proses aktivasi selama 7%. Hal ini sesuai dengan literatur Prambayun,
24 jam dan juga dipengaruhi oleh proses dkk (2013) yang menyatakan bahwa semakin
pengeringan arang yang telah diaktivasi setelah pekat larutan zat pengaktif yang digunakan,
proses pencucian. Hal ini sesuai dengan literatur maka semakin memperluas permukaan dari
Pari, dkk (2004) yang menyatakan bahwa arang aktif karena pori yang dihasilkan semakin
besarnya kadar air arang aktif dipengaruhi oleh banyak. Semakin banyak pori yang dihasilkan
sifat higroskopis arang dan adanya molekul uap maka kadar abu yang dihasikan juga semakin
air yang terperangkap di dalam pori arang. tinggi.

Kadar Abu Bagian yang Hilang


Pengujian kadar abu arang aktif dilakukan Pengujian bagian yang hilang dilakukan
dengan suhu 800 oC di dalam furnace. Tabel 1 untuk menguapkan zat-zat di dalam arang selain
menunjukkan bahwa kadar abu arang aktif kulit air yang tidak hilang pada proses pengarangan.
pisang raja dengan proses aktivasi 24 jam Pengujian kadar yang hilang dilakukan di dalam

641
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2017

furnace selama 15 menit dengan suhu 950 oC. sehingga proses pemanasan masih terus
Tabel 1 menyatakan bahwa nilai rata-rata bagian berlanjut.
yang hilang pada arang aktif sebesar 95,46%, Penggunaan furnace pada pengujian
dan bila dibandingkan dengan standar arang bagian yang hilang tidak sesuai. Sebaiknya
aktif menurut SNI (1995), arang aktif yang penggujian bagian yang hilang pada arang aktif
dihasilkan tidak sesuai. Kadar yang hilang pada dilakukan dengan menggunakan alat lain. Hal ini
pemanasan 950 oC dari arang aktif berbahan kulit sesuai dengan literatur (Sukarni, 2014) yang
pisang raja sangat tinggi. Hal tersebut menyatakan bahwa analisis gravimetri termal
disebabkan oleh proses pemanasan yang (TGA) dapat digunakan untuk penentuan kadar
dilakukan di dalam furnace harus mencapai suhu organik dalam sampel, penentuan anorganik
konstan terlebih dahulu, sehingga sebelum misalnya abu serta kehilangan volatil (zat
mencapai suhu konstan (950 oC), bahan yang di terbang).
uji telah mengalami penguapan. Setelah 15 menit
pemanasan pada suhu konstan, bahan tidak Pengujian Warna Pada Air
bisa langsung di keluarkan dari furnace untuk Pengaplikasian arang aktif yang dilakukan
didinginkan. Hal tersebut dikarenakan suhu pada pengujian warna air sumur yang keruh
dalam furnace yang masih terlalu tinggi, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data pengujian warna air


Sebelum Sesudah
Ulangan
(TCU) (TCU)
U1 421 62,5
U2 421 96,5
U3 421 87
Rata-rata 421 82

Tabel 2 menyatakan bahwa pengaplikasian


arang aktif pada air dapat meningkatkan kualitas yang cukup besar sehingga menyebabkan warna
warna. Nilai rata-rata warna air setelah air berubah menjadi kuning-coklat dan
diaplikasikan arang aktif sebesar 82 TCU, menimbulkan warna kuning pada dinding bak.
sementara nilai sebelum diaplikasikan sebesar Adapun perubahan yang dapat dilihat secara fisik
421 TCU. Jika dibandingkan dengan standar yaitu air menjadi lebih jernih dari sampel
mutu air bersih, hasil dari pengaplikasian arang sebelumnya setelah 5 jam proses adsorbsi oleh
artif tersebut masih belum memenuhi standar arang aktif. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang
yang ditetapkan oleh Permenkes (1990) dimana dilakukan Thuraidah, dkk (2014) yang
kadar warna maksimum yang diperbolehkan menyatakan bahwa kulit pisang dapat
sebesar 50 TCU. mengurangi kadar Mangan (Mn) pada air sumur
Pada proses pengaplikasian arang aktif hingga 52,916%.
sebagai peningkat kualitas fisik air, digunakan air
sumur yang keruh berwarna kuning kecoklatan. Pengujian Bau pada Air
Menurut Nusa dan Heru (1999) air sumur sering Pengaplikasian arang aktif yang dilakukan
mengandung zat besi (Fe) dan mangan (Mn) pada pengujian bau dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Data pengujian bau air


Ulangan Sebelum Sesudah
U1 Tidak Berbau Bau Arang
U2 Tidak Berbau Bau Arang
U3 Tidak Berbau Bau Arang
Rata-rata Tidak Berbau Bau Arang

Pengujian bau air dilakukan dengan cara diketahui bahwa air yang diaplikasikan arang
mencium bau pada air secara langsung oleh 10 aktif tidak sesuai dengan standar mutu air
responden. Dari tabel 3 diketahui bahwa menurut Permenkes (1990) yaitu tidak berbau.
pengaplikasian arang aktif berbahan limbah kulit Perubahan bau pada air yang diaplikasikan
pisang raja (Musa textillia) menyebabkan arang aktif sangat dipengaruhi dengan
perubahan bau dari air yang tidak berbau meningkatnya jumlah zat padat terlarut dalam air
menjadi berbau arang. Dari hasil tersebut yaitu serbuk arang, sehingga menimbulkan bau

642
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2017

arang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Pengujian Suhu Air


Hafni (2012) yang menyatakan bahwa Pengaplikasian arang aktif yang dilakukan
kandungan zat padat terlarut dapat menimbulkan pada suhu air sumur dapat dilihat pada Tabel 4.
bau busuk dan juga dapat menyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut.

Tabel 4. Data pengujian suhu air


Sebelum Sesudah
Ulangan
(oC) (oC)
U1 26 27
U2 26 27
U3 26 27
Rata-rata 26 27

Tabel 4 menyatakan bahwa terjadi cukup lama sehingga suhu air berubah mengikuti
perubahan suhu air dari 26 oC sebelum perubahan suhu lingkungan.
diaplikasikan arang aktif menjadi 27 oC. Hal
tersebut masih sesuai dengan standar mutu air Pengujian Tingkat Kekeruhan
bersih menurut Permenkes (1990) yaitu sebesar Hasil pengaplikasian arang aktif pada air
±3 oC suhu udara. Perubahan suhu tersebut sumur yang keruh dapat dilihat pada Tabel 5.
diakibatkan pengaplikasian arang aktif yang

Tabel 5. Data pengujian tingkat kekeruhan air


Sebelum Sesudah
Ulangan
(NTU) (NTU)
U1 61 7
U2 61 14
U3 61 9
Rata-rata 61 10

Air yang digunakan pada pengaplikasian kekeruhan air sumur adalah 10 NTU
arang aktif kulit pisang raja bersumber dari air setelah diaplikasikan arang aktif dan dapat
sumur yang keruh dan diperoleh pada daerah dikategorikan sebagai air bersih.
Deli Tua. Kekeruhan air tersebut disebabkan oleh Pengaplikasian arang aktif kulit pisang raja
banyaknya Industri yang berada pada daerah masih belum bisa digunakan sebagai kebutuhan
tersebut dan juga dipengaruhi oleh bahan air minum, sehingga diperlukan suatu proses
organik tanah.Hal ini sesuai dengan literatur untuk mengubah air bersih menjadi air minum.
Hafni (2012) yang menyatakan bahwa kekeruhan Menurut Hafni (2012) air minum sendiri
air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan didefenisikan sebagai air yang memenuhi syarat-
anorganik dan organik yang terkandung dalam syarat kesehatan sehingga dapat langsung
air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan diminum dan pada umumnya masyarakat
oleh buangan industri. mendapatkan air minum dengan cara memasak
Dari Tabel 5 diketahui bahwa sumber air air bersih yang bersumber dari air permukaan, air
sumur tersebut memiliki kekeruhan 61 NTU, sungai, air danau maupun air hujan.
sehingga tidak memenuhi standar mutu air
minum maupun air bersih yang ditetapkan oleh Pengujian Zat Padat Terlarut
Permenkes (1990) yaitu 5 NTU untuk standar air Hasil pengaplikasian arang aktif berbahan
minum dan 25 NTU untuk standar air kulit pisang raja terhadap zat padat terlarut dapat
bersih. Hasil yang diperoleh dari nalai rata-rata dilihat dari Tabel 6.

Tabel 6. Data pengujian total zat padat terlarut (TDS)


Ulangan Sebelum (mg/L) Sesudah (mg/L)
U1 220 270
U2 220 350
U3 220 300
Rata-rata 220 306,7

643
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2017

Dari data yang diperoleh pada dimana hasil tersebut belum memenuhi
pengaplikasian arang aktif berbahan kulit pisang standar air bersih
raja terhadap zat padat terlarut pada air sumur,
terjadi peningkatan zat padat terlarut setelah
pengaplikasian arang aktif, yaitu 220 mg/L
DAFTAR PUSTAKA
menjadi 306,7 mg/L. Hasil tersebut masih
memenuhi standar mutu air minum maupun air Nusa, I. S., 1999. Kualitas Air dan Kesehatan
bersih yang ditetapkan oleh Permenkes (1990) Masyarakat. Direktorat Teknologi
yaitu 1000 mg/Luntuk air minum dan 1500 mg/L Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi
untuk air bersih. Peningkatan TDS pada Informasi, Energi, Material dan Lingkungan,
pengaplikasian arang aktif terjadi karena arang Badan Pengkajian dan Penerapan
aktif berbahan kulit pisang raja memiliki Teknologi, Jakarta.
kehalusan yang tidak seragam. Hal ini Buanarinda, T. P., N. Rahmawati., I. Ainun.,
disebabkan oleh proses penghalusan arang Arystia dan R. Hidayah., 2014. Pembuatan
sebelum diaktivasi sehingga partikel arang yang Biosorben Berbahan Dasar Sampah
sangat halus terlarut di dalam air. Kulit Pisang Kepok (Musa acuminate) yang
dikemas Seperti Teh Celup. Prosiding
KESIMPULAN Seminar Nasional Kimia ISBN, Surabaya.

1. Kulit pisang raja (Musa textilia) dapat dibuat Sawen, D dan T. Sraun., 2011.Potensi Limbah
menjadi arang aktif. Kulit Pisang (Musa paradisiacal L.) dari
Pedagang Gorengan di Kota Manokwari.
2. Dari data yang diperoleh pada kadar air dan
kadar abu arang aktif kulit pisang raja Seminar Nasional Teknologi
memenuhi standar mutu arang aktif yaitu Peternakan dan Veteriner, Manokwari.
3,8% untuk kadar air dan 4,8% untuk kadar Sukowati, A., 2013. Produksi Bioetanol Dari Kulit
abu sementara kadar yang hilang sebesar Pisang Melalui Hidrolisis Asam Sulfat.
95,46% dan tidak memenuhi standar mutu Tesis. Lampung: Magister Teknologi
arang aktif Industri Pertanian Universitas Lampung.
3. Arang aktif kulit pisang raja dapat
meningkatkan kualitas fisik air sumur yang Thuraidah, A., J. J. Kartiko dan L. F. Ariani.,
keruh dengan tingkat kekeruhan 10 NTU, 2014. Kulit Pisang Kepok (Musa
suhu air 27oC serta total zat padat terlarur paradisiaca) Untuk Menurunkan Kadar
sebesar 306,7 mg/L yang memenuhi standar Mangan Air Sumur. Jurnal Analisis
mutu air bersih sedangkan nilai warna air Kesehatan Poltekkes Kemenkes,
sebesar 82 TCU dan air berbau arang Banjarmasin.

644

Вам также может понравиться