Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...
Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...
Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...
Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...
Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...
efek gen epistatik adalah genetik utama pH yang dimiliki. Antosianin terdapat pada
yang mendasari ukuran polong dan warna semua jaringan tanaman, termasuk daun,
polong. batang, akar, bunga, dan buah-buahan.
Pemurnian genetik pada masing- Namun, tidak dijelaskan lebih lanjut
masing varietas dinilai dengan mengenai keterkaitan antara warna batang
membandingkan karakter kualitatif dan dengan warna polong.
kuantitatif keempat varietas yang telah Nilai KK pada enam varietas kacang
diamati. Karakter kualitatif diamati dengan panjang pada karakter kuantitatif umur
cara melihat apakah masih ditemukan berbunga, umur panen segar, jumlah
keragaman pada keempat varietas yang bunga, ukuran polong (panjang dan
diamati, terutama pada variabel diameter polong), dan bobot 100 biji
pengamatan warna polong. Sedangkan menunjukkan hasil yang rendah, yaitu
karakter kuantitatif dinilai dengan <25%. Karakter panjang tangkai polong
menghitung nilai rata-rata, ragam, menunjukkan nilai KK yang rendah pada
simpangan baku, koefisien keragaman, dan varietas BU 2, BU 3, BU 1, BU 4, dan BU 5,
uji t. sedangkan pada varietas BU 6 memiliki nilai
Koefisien keragaman digunakan KK yang tergolong sedang. Karakter jumlah
untuk melihat keragaman dalam satu polong menunjukkan nilai KK yang rendah
varietas. Sedangkan uji t digunakan untuk pada varietas BU 2, BU 3, BU 1, BU 4, dan
melihat keragaman antara varietas yang BU 6, sedangkan pada varietas BU 5
satu dengan varietas yang lain. Uji t memiliki nilai KK yang tergolong sedang.
dilakukan untuk menguji hipotesis apabila Karakter jumlah biji per polong
ragam dari dua populasi yang akan diuji menunjukkan nilai KK yang rendah pada
tidak diketahui (Yitnosumarto, 1990). varietas BU 2, BU 3, dan BU 1, sedangkan
Hasil pengamatan karakter kualitatif pada varietas BU 4, BU 5, dan BU 6
dibandingkan dengan deskripsi varietas memiliki nilai KK yang tergolong sedang
kadang ada yang berbeda, terutama (Tabel 3).
karakter-karakter yang berhubungan Nilai KK pada hampir semua karakter
dengan warna. Hal tersebut dapat pengamatan menunjukkan nilai yang
disebabkan karena cara pengamatan dan berkisar antara rendah sampai sedang. Nilai
penafsiran secara kasat mata dari setiap KK yang rendah menunjukkan bahwa
peneliti berbeda-beda. Pengamatan keragaman dalam satu varietas sudah
keragaman karakter morfologi dengan mata mendekati seragam, sedangkan nilai KK
telanjang, tanpa pengukuran, hanya akan yang sedang menunjukkan bahwa dalam
menghasilkan penampakan luar yang dapat satu varietas masih memiliki keragaman
menimbulkan penafsiran berbeda-beda yang agak tinggi. Dengan adanya
antar peneliti, mengingat pemahaman pemurnian genetik ini membantu untuk
konsep pencandraan antar peneliti menyeragamkan populasi dalam satu
kemungkinan berbeda-beda (Suratman et varietas.
al., 2000). Hasil perhitungan KK kemudian
Berdasarkan hasil pengamatan yang dikelompokkan berdasarkan ketentuan dari
telah dilakukan, ada keterkaitan antara Suratman et al. (2000) yaitu penilaian
warna polong dengan warna batang dan persentase KK digolongkan menjadi rendah
warna kelopak bunga. Jika kelopak bunga (0,1%-25%), sedang (25,1%-50%), tinggi
berwarna hijau keunguan dan batang (50,1%-75%), dan sangat tinggi (75,1%-
berwarna hijau kemerahan, maka polong 100%). Koefisien keragaman dapat
yang dihasilkan akan berwana ungu. Jika digunakan untuk mengukur variabilitas
kelopak bunga berwarna hijau dan batang dalam populasi genetik, menentukan ukuran
berwarna hijau, maka polong yang plot terbaik dalam uji keseragaman,
dihasilkan akan berwarna hijau. Menurut mengukur stabilitas fenotip, atau mengukur
Bondre et al. (2012), antosianin adalah variasi dalam individu atau populasi
pigmen yang larut dalam air yang memiliki (Bowman, 2001).
warna merah, ungu, atau biru berdasarkan
7
Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...
Hasil uji t pada karakter kuantitatif yang paling banyak memiliki keseragaman
menunjukkan hasil berbeda nyata serta dengan varietas pembanding yaitu varietas
tidak berbeda nyata antar varietas yang BU 1 karena memiliki keseragaman secara
diuji. Hasil berbeda nyata menunjukkan kualitatif dan secara kuantitatif pada
bahwa hasil pengamatan dan pengukuran variabel pengamatan umur berbunga, umur
suatu karakter kuantitaif antara 2 varietas panen segar, panjang tangkai polong, dan
yang diuji memiliki nilai rata-rata yang tidak jumlah polong. Nilai KK varietas BU 1 pada
sama (berbeda) nilainya. Hasil tidak semua karakter pengamatan juga
berbeda nyata menunjukkan bahwa hasil menunjukkan nilai KK yang rendah, yaitu
pengamatan dan pengukuran suatu karakter <25%.
kuantitatif antara 2 varietas yang diuji Varietas BU 6 juga memiliki
memiliki nilai rata-rata yang hampir sama keseragaman secara kuantitatif pada
(tidak berbeda) nilainya. Gardner (2010) variabel pengamatan jumlah bunga,
mengemukakan pendapat bahwa diameter polong, dan jumlah polong, namun
independen sampel T test digunakan untuk belum seragam secara kualitatif karena
membandingkan sampel dari dua kelompok masih terdapat warna batang hijau, warna
independen untuk interval skala variabel kelopak bunga hijau, dan warna polong
ketika berdistribusi mendekati normal. hijau. Nilai KK pada pengamatan panjang
Nilai t yang bernilai negatif tangkai polong dan jumlah biji per polong
menunjukkan bahwa rata-rata populasi 1 juga masih menunjukkan nilai yang sedang
memiliki nilai yang lebih rendah yaitu 25,1%-50%.
dibandingkan dengan rata-rata populasi 2. Varietas BU 4 sudah seragam secara
Nilai t yang bernilai positif menunjukkan kualitatif, namun secara kuantitatif hanya
bahwa rata-rata populasi 1 memiliki nilai seragam pada variabel pengamatan umur
yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata- berbunga dan diameter polong. Nilai KK
rata populasi 2. Uji t bertujuan utama untuk pada pengamatan jumlah biji per polong
membandingkan antara varietas yang diuji masih menunjukkan nilai yang sedang, yaitu
dengan varietas pembanding apakah 25,1%-50%.
memiliki nilai rata-rata yang berbeda atau Varietas BU 5 sudah seragam secara
sama. Selanjutnya, uji t juga digunakan kualitatif, namun secara kuantitatif hanya
untuk membandingkan antar varietas yang seragam pada variabel pengamatan umur
diuji apakah memiliki nilai rata-rata yang panen segar. Nilai KK pada pengamatan
berbeda atau sama (Tabel 4). jumlah polong per tanaman dan jumlah biji
Berdasarkan hasil uji t dari keempat per polong masih menunjukkan nilai yang
varietas yang diuji, didapatkan 1 varietas sedang, yaitu 25,1%-50%.
8
Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...
Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...