Вы находитесь на странице: 1из 9

1

PLANTROPICA Journal of Agricultural Science. 2017. 2(1): 1-9

PEMURNIAN GENETIK EMPAT VARIETAS


KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis (L.) Fruwirth) BERPOLONG UNGU

GENETIC PURITY OF FOUR VARIETIES


PURPLE YARDLONG BEAN (Vigna sesquipedalis (L.) Fruwirth)

Gusminanda Oktavia Narendri*), Izmi Yulianah, Kuswanto

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia
*)
E-mail: gusminanda@gmail.com

ABSTRAK Kata kunci: Kacang Panjang Berpolong


Ungu, Pemurnian, Kualitatif, Kuantitatif.
Pemurnian genetik perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah dalam suatu populasi ABSTRACT
sudah seragam penampilannya, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Upaya Genetic purification needed to be done to
peningkatan kemurnian genetik pada the determined population whether had a
varietas-varietas kacang panjang perlu uniform appearance, both qualitatively and
dilakukan kembali, selain itu juga harus quantitatively. The effort to improve the
dilakukan seleksi polong kacang panjang genetic purity of long bean varieties needed
yang sudah berwarna ungu untuk to be done again, it also to need the
menghasilkan kacang panjang berpolong selection pods of yardlong bean that had a
ungu yang seragam. Tujuan penelitian ini purple color to produce the uniform purple
adalah mendapatkan empat varietas kacang yardlong bean. The purpose of this research
panjang berpolong ungu yang murni secara was to get four varieties of purple yardlong
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini bean which had qualitative and quantitative
dilaksanakan pada bulan Januari sampai purity. This research was conducted on
April 2016 di Kebun Percobaan Fakultas January to April 2016 at Experimental
Pertanian Universitas Brawijaya yang Garden Agriculture Faculty of Brawijaya
terletak di desa Jatikerto, Malang. University which located in Jatikerto village,
Pengamatan dilakukan secara single plant. Malang. The observations were done by a
Hasil penelitian menunjukkan bahwa single plant. The research result showed
terdapat 1 varietas yang secara kualitatif that there was 1 variety that had a uniform
dan kuantitatif sudah seragam, yaitu as qualitative and quantitative, that was BU
varietas BU 1. Terdapat 2 varietas yang 1 variety. There were 2 varieties that had a
secara kualitatif sudah seragam, namun uniform as quantitative, but they had not
secara kuantitatif belum seragam yaitu uniform as quantitative, that were BU 4 and
varietas BU 4 dan BU 5. Nilai KK varietas BU 5 varieties. The CV value of BU 4 variety
BU 4 pada variabel pengamatan jumlah biji on number seed per pod observation
per polong menunjukkan nilai sedang, yaitu variable showed moderate value, that was
25,1%-50%. Nilai KK varietas BU 5 pada 25,1%-50%. The CV value of BU 5 variety
variabel pengamatan jumlah polong per on number pod per plant and number of
tanaman dan jumlah biji per polong seed per pod observation variables showed
menunjukkan nilai sedang, yaitu 25,1%- moderate value, that was 25,1%-50%. BU 6
50%. Varietas BU 6 secara kualitatif belum variety was not uniform as qualitative
seragam karena masih ditemukan polong because it still found a green pod, green
berwarna hijau, kelopak bunga berwarna petal, and green stem which the value were
hijau, dan batang berwarna hijau sebesar 30,43%.
30,43%.
2

Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...

Keywords: Purple Yardlong Bean, dengan persentase penyerbukan silang


Purification, Qualitative, Quantitative. kurang dari 5%. Tanaman menyerbuk
sendiri diharapkan susunan genetiknya
PENDAHULUAN homozigot, sehingga akan menghasilkan
tanaman yang memiliki keseragaman tinggi.
Kacang panjang merupakan Benih yang murni akan menghasilkan
komoditas hortikultura yang termasuk famili tanaman yang memiliki keseragaman yang
Fabaceae dan genus Vigna. Polong kacang tinggi serta meminimalkan jumlah tanaman
panjang sering dikonsumsi oleh masyarakat yang menyimpang. Kegiatan pemurnian
untuk digunakan sebagai sayur. Piluek, genetik harus selalu dilakukan untuk
1994 (dalam Ofori dan Klogo, 2005) menguji apakah dalam suatu populasi
mengemukakan bahwa polong kacang masih terdapat keragaman ataukah dalam
panjang kaya akan kalsium, fosfor, natrium, suatu populasi tersebut sudah seragam
dan kalium. Vitamin A, tiamin, dan asam penampilannya. Rachmawati, Kuswanto,
askorbat juga tersedia dalam jumlah yang dan Purnamaningsih (2014) berpendapat
cukup. bahwa diperlukan adanya kemurnian
Varietas-varietas unggul yang adanya perhitungan tentang keragaman
memiliki produktivitas cukup tinggi dan antar galur untuk mengetahui kemurnian
memiliki manfaat lain bagi kesehatan genetiknya.
manusia perlu dikembangkan dan dirakit, Penelitian sebelumnya yang
seperti contohnya kacang panjang dilakukan oleh Supriatun et al. (2015)
berpolong ungu. Varietas kacang panjang mengenai pemurnian genetik pada enam
berpolong ungu sudah mulai dikembangkan. varietas kacang panjang berpolong ungu,
Kuswanto, Waluyo, dan Hardianingsih namun masih terdapat keragaman pada
(2012) mengemukakan bahwa pada awal beberapa varietas. Upaya peningkatan
tahun 2011, semua galur kacang panjang kemurnian genetik pada varietas-varietas
berpolong ungu telah diidentifikasi, kacang panjang ungu perlu dilakukan
kemudian dilanjutkan dengan pembentukan kembali, selain itu juga harus dilakukan
galur-galur harapan kacang panjang seleksi polong kacang panjang yang sudah
berpolong ungu. berwarna ungu untuk menghasilkan kacang
Hasil penelitian sebelumnya yang panjang berpolong ungu yang seragam.
dilakukan oleh Supriatun, Kuswanto, dan
Saptadi (2015), menunjukkan bahwa masih BAHAN DAN METODE PENELITIAN
ditemukan keragaman pada varietas BU 1,
BU 4, BU 5, dan BU 6 setelah dilakukan Penelitian dilaksanakan di Kebun
rejuvinasi dan seleksi individu pada enam Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
varietas kacang panjang berpolong ungu Brawijaya yang terletak di Desa Jatikerto,
berdasarkan karakter morfologi. Keragaman Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang
tersebut yaitu masih ditemukannya polong pada bulan Januari sampai April 2016 yang
kacang panjang yang berwarna hijau. terletak pada ketinggian 330 mdpl, suhu
Keragaman pada varietas BU 1 sebesar rata-rata 27-29 oC, curah hujan 120
41,67 %, varietas BU 4 sebesar 11,76 %, mm/bulan, pH tanah 6, dan tipe tanah
BU 5 sebesar 10 %, dan varietas BU 6 Alfisol.
sebesar 63,16 %. Alat yang digunakan dalam penelitian
Keragaman pada kacang panjang anatar lain cangkul, cetok, tugal, gembor,
berpolong ungu berupa polong yang sabit, tali rafia, meteran, ajir, dan knapsack
berwarna hijau dikarenakan kemurnian sprayer, penggaris, papan nama, spidol,
genetik yang masih rendah. Kemurnian label, jangka sorong, kalkulator, timbangan,
genetik dapat dipengaruhi oleh faktor luar, kamera, Color Chart, serta panduan
seperti kontaminasi dengan benih dari deskripsi varietas masing-masing varietas
varietas lain. Menurut Syukur, Sujiprihati, kacang panjang. Bahan yang digunakan
dan Yunianti (2015), kacang panjang adalah 4 varietas kacang panjang berpolong
merupakan tanaman menyerbuk sendiri ungu, yaitu varietas BU 1, varietas BU 4,
3

Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...

varietas BU 5, dan varietas BU 6. Varietas Keterangan:


BU 2 dan BU 3 digunakan sebagai varietas σ2 = varian (ragam)
pembanding karena varietas ini telah xi = data ke-i
seragam dan murni secara genetik.  = rata-rata populasi
Pemupukan dasar menggunakan pupuk N = banyaknya data
kandang, sedangkan pemupukan susulan
menggunakan pupuk Urea 100 kg/ha, SP-
36 200 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha yang
Keterangan:
diberikan dalam 2 tahap.
σ = simpangan baku
Penelitian menggunakan metode
σ2 = varian (ragam)
penelitian blok tunggal tanpa ulangan yang
terdiri dari 4 varietas kacang panjang
berpolong ungu serta 2 varietas
pembanding. Pengamatan dilakukan secara
single plant, yaitu pengamatan dilakukan Keterangan:
pada setiap individu tanaman di lahan. KK = koefisien keragaman
Variabel pengamatan pada karakter σ = simpangan baku
kualitatif yaitu warna daun, bentuk daun, = rata-rata (mean)
warna kelopak bunga, warna sayap bunga
pada saat mekar penuh, warna standar Hasil perhitungan KK (Koefisien
bunga pada saat mekar penuh, warna Keragaman) kemudian dikelompokkan
polong, tekstur permukaan polong, warna berdasarkan ketentuan dari Suratman,
utama biji, tekstur permukaan biji, dan Priyanto, dan Setyawan (2000) yaitu
warna batang. Variabel pengamatan pada penilaian persentase KK digolongkan
karakter kuantitatif yaitu umur berbunga, menjadi rendah (0,1%-25%), sedang
umur panen segar, jumlah bunga, panjang (25,1%-50%), tinggi (50,1%-75%), dan
polong, diameter polong, panjang tangkai sangat tinggi (75,1%-100%). Hasil
polong saat panen pertama, jumlah polong perhitungan KK menunjukkan tingkat
per tanaman, jumlah biji per polong, dan keragaman pada masing-masing varietas.
bobot 100 biji. Populasi varietas yang memiliki nilai KK
Data hasil pengamatan pada masing- yang rendah, dapat diartikan bahwa
masing karakter kuantitatif disajikan dalam populasi tersebut memiliki keseragaman
bentuk tabel. Pengolahan data dianalisis yang tinggi, sehingga populasi tersebut
secara deskriptif pada setiap varietas sudah seragam (murni).
dengan menghitung kisaran rata-rata, Statistik yang digunakan untuk
ragam, simpangan baku, dan KK (Koefisien menguji hipotesis pada 2 populasi yaitu
Keragaman). Syukur et al. (2015) menggunakan Uji t. Pengujian
berpendapat bahwa pengujian data karakter menggunakan uji t ini dihitung dengan
kuantitatif menggunakan rata-rata, varian, menggunakan software SPSS Statistics
simpangan baku, dan KK dapat dihitung 17.0. Hasil pengamatan karakter kualitatif
dengan menggunakan rumus sebagai disajikan dalam bentuk deskripsi yang dinilai
berikut: dengan persentase serta disajikan dalam
bentuk gambar. Pengamatan karakter
kualitatif lebih ditekankan pada warna
polong kacang panjang. Menurut Saefuddin
Keterangan: et al. (2009), rumus uji t untuk populasi yang
= rata-rata (mean) memiliki ragam homogeny adalah sebagai
xi = data ke-i berikut:
n = banyaknya data
4

Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...

warna polong hijau pada varietas BU 1


sebesar 41,67 %, varietas BU 4 sebesar
11,76 %, BU 5 sebesar 10 %, dan varietas
Sedangkan populasi yang memiliki BU 6 sebesar 63,16 %. Dengan adanya
ragam heterogen, dalam pengujian pemurnian genetik, maka didapatkan
menggunakan uji t menggunakan rumus: keragaman pada 4 varietas yang berkurang
jumlahnya, BU 1 sebesar 0%, BU 4 sebesar
0%, BU 5 sebesar 0%, dan BU 6 sebesar
31,52% (Tabel 1 dan Tabel 2).
Pemurnian genetik yang telah
Keterangan:
dilakukan dapat menurunkan keragaman
T = nilai uji t
yang terdapat pada 4 varietas kacang
= rata-rata populasi 1
panjang berpolong ungu, sehingga 3
= rata-rata populasi 2 varietas menjadi seragam. Ilbi (2002)
= ragam gabungan mengemukakan pendapat bahwa
= jumlah anggota populasi 1 kemurnian genetik sangat penting untuk
= jumlah anggota populasi 2 mendefinisikan identitas, kemurniannya,
dan stabilitas varietas dari pemulia,
= ragam populasi 1
lembaga perlindungan, serta untuk program
= ragam populasi 2 pengendalian mutu benih secara efektif.
Rachmawati et al. (2014)
HASIL DAN PEMBAHASAN berpendapat bahwa didalam pemuliaan
tanaman diperlukan adanya kemurnian
Berdasarkan hasil penelitian, dapat genetik untuk dapat dijadikan tetua dalam
diketahui bahwa Kegiatan pemurnian persilangan dan pembuatan varietas baru,
genetik 4 varietas kacang panjang oleh karena itu diperlukan adanya
berpolong ungu menghasilkan 3 varietas perhitungan tentang keragaman antar galur
yang sudah seragam secara kualitatif, yaitu untuk mengetahui kemurnian genetiknya.
varietas BU 1, BU 4, dan BU 5, serta 1 Ruchjaniningsih (2006) mengemukakan
varietas yang belum seragam secara bahwa nilai variabilitas yang rendah
kualitatif yaitu varietas BU 6 pada variabel menunjukkan menunjukkan setiap individu
pengamatan warna polong, warna batang, dalam populasi hampir seragam.
dan warna kelopak bunga. Penelitian
sebelumnya terdapat keragaman berupa

Tabel 1 Hasil Pengamatan Karakter Kualitatif Enam Varietas Kacang Panjang


Warna Bentuk Warna Kelopak Warna Sayap Warna Standar
Varietas
Daun Daun Bunga Bunga Bunga
Hijau Ovate Hijau Keunguan Ungu Muda Ungu
BU 1
(100%) (100%) (100%) (100%) (100%)
Hijau Ovate Hijau Keunguan Ungu Ungu Muda
BU 2
(100%) (100%) (100%) (100%) (100%)
Hijau Ovate Ungu Ungu Muda Ungu
BU 3
(100%) (100%) (100%) (100%) (100%)
Hijau Ovate Hijau Keunguan Ungu Ungu Muda
BU 4
(100%) (100%) (100%) (100%) (100%)
Hijau Ovate Hijau Keunguan Ungu Muda Ungu Muda
BU 5
(100%) (100%) (100%) (100%) (100%)
Hijau Keunguan
Hijau Ovate (69,57%) Ungu Muda Ungu Muda
BU 6
(100%) (100%) Hijau (100%) (100%)
(30,43%)
5

Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...

Tabel 2 Hasil Pengamatan Karakter Kualitatif Enam Varietas Kacang Panjang


Tekstur
Warna Warna Tekstur
Varietas Permukaan Warna Batang
Polong Utama Biji Permukaan Biji
Polong
Merah Tua Halus Coklat Hijau Kemerahan
BU 1 Licin (100%)
(100%) (100%) (100%) (100%)
Merah Tua Agak Kasar Coklat Hijau Kemerahan
BU 2 Licin (100%)
(100%) (100%) (100%) (100%)
Merah Tua Halus Coklat Ungu Kemerahan
BU 3 Licin (100%)
(100%) (100%) (100%) (100%)
Merah
Halus Coklat Hijau Kemerahan
BU 4 Keunguan Licin (100%)
(100%) (100%) (100%)
(100%)
Merah Tua Halus Coklat Hijau Kemerahan
BU 5 Licin (100%)
(100%) (100%) (100%) (100%)
Merah Tua Hijau Kemerahan
kecoklatan Halus Coklat (69,57%)
BU 6 Licin (100%)
(69,57%) (100%) (100%) Hijau
Hijau (30,43%) (30,43%)

Hipi et al. (2003) mengemukakan akhir suatu proses pertumbuhan yang


bahwa perkiraan kemurnian genetik berkaitan dengan sifat morfologi dan
berdasarkan karakter morfologi kadang- fisiologi. Selain itu, keragaman genetik yang
kadang sulit, karena karakter ini sangat rendah menandakan bahwa populasi
dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi teknik ini memiliki tingkat keseragaman yang tinggi
masih banyak digunakan untuk (Rachmawati et al., 2014).
perlindungan varietas tanaman di Indonesia. Keberhasilan kebanyakan program
Perbedaan penampilan antar kultivar perbaikan tanaman sangat tergantung pada
biasanya lebih sulit diidentifikasi daripada variabilitas genetik dan heritabilitas sifat
secara morfologi karena mereka lebih yang diinginkan. Besarnya dan jenis
mungkin dipengaruhi oleh lingkungan atau variabilitas genetik membantu pemulia
pewarisan yang lebih kompleks (Raheel et untuk menentukan kriteria seleksi dan
al., 2015). skema pemuliaan yang akan digunakan
Warna polong hijau masih muncul untuk yujuan perbaikan (Omoigui et al.,
dapat dikarenakan varietas BU 6 masih 2005). Huque et al. (2012) menyampaikan
mengalami segregasi gen. Karakter warna pendapat bahwa sebuah program
umumnya dikendalikan oleh lebih dari satu pemuliaan yang efektif, lebih khusus dalam
gen. Varietas BU 6 diduga masih seleksi, tergantung pada keragaman bahan
dikendalikan oleh gen heterozigot. yang digunakan untuk pemuliaan. Ide dari
Kuswanto et al. (2015) menjelaskan bahwa keragaman genetik antar varietas yang
hasil kajian sementara, warna ungu pada akan dihunakan berkaitan dengan karakteer
kacang panjang diduga dikontrol oleh gen kuantitatif.
dominan dan bersifat dominan atau epistatif Basset, 1996 (dalam Lisbona et al.,
terhadap warna hijau, sehingga saat terjadi 2014) menyampaikan pendapat bahwa
segregasi, kacang panjang berpolong ungu warna polong yang sudah matang,
mampu menghasilkan polong hijau. bervariasi dari hijau ke merah dan ungu
Akumulasi gen dominan menyebabkan yang disebabkan oleh akumulasi dari
warna ungu semakin gelap atau semakin antosianin. Gen P dan V mengontrol warna
ungu kemerahan. Akumulasi gen ini ungu padat atau ungu bergaris-garis
mengindikasi peran gen aditif pada warna tergantung alel pada lokus [C Prp]. Hasil
ungu. penelitian yang dilakukan oleh Lisbona et al.
Karakter dengan ragam yang sempit (2014) menunjukkan bahwa secara
bersifat kuantitatif yang dikendalikan oleh keseluruhan, hasil yang diperoleh
banyak gen (poligen) yang merupakan hasil menunjukkan bahwa efek gen aditif dan
6

Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...

efek gen epistatik adalah genetik utama pH yang dimiliki. Antosianin terdapat pada
yang mendasari ukuran polong dan warna semua jaringan tanaman, termasuk daun,
polong. batang, akar, bunga, dan buah-buahan.
Pemurnian genetik pada masing- Namun, tidak dijelaskan lebih lanjut
masing varietas dinilai dengan mengenai keterkaitan antara warna batang
membandingkan karakter kualitatif dan dengan warna polong.
kuantitatif keempat varietas yang telah Nilai KK pada enam varietas kacang
diamati. Karakter kualitatif diamati dengan panjang pada karakter kuantitatif umur
cara melihat apakah masih ditemukan berbunga, umur panen segar, jumlah
keragaman pada keempat varietas yang bunga, ukuran polong (panjang dan
diamati, terutama pada variabel diameter polong), dan bobot 100 biji
pengamatan warna polong. Sedangkan menunjukkan hasil yang rendah, yaitu
karakter kuantitatif dinilai dengan <25%. Karakter panjang tangkai polong
menghitung nilai rata-rata, ragam, menunjukkan nilai KK yang rendah pada
simpangan baku, koefisien keragaman, dan varietas BU 2, BU 3, BU 1, BU 4, dan BU 5,
uji t. sedangkan pada varietas BU 6 memiliki nilai
Koefisien keragaman digunakan KK yang tergolong sedang. Karakter jumlah
untuk melihat keragaman dalam satu polong menunjukkan nilai KK yang rendah
varietas. Sedangkan uji t digunakan untuk pada varietas BU 2, BU 3, BU 1, BU 4, dan
melihat keragaman antara varietas yang BU 6, sedangkan pada varietas BU 5
satu dengan varietas yang lain. Uji t memiliki nilai KK yang tergolong sedang.
dilakukan untuk menguji hipotesis apabila Karakter jumlah biji per polong
ragam dari dua populasi yang akan diuji menunjukkan nilai KK yang rendah pada
tidak diketahui (Yitnosumarto, 1990). varietas BU 2, BU 3, dan BU 1, sedangkan
Hasil pengamatan karakter kualitatif pada varietas BU 4, BU 5, dan BU 6
dibandingkan dengan deskripsi varietas memiliki nilai KK yang tergolong sedang
kadang ada yang berbeda, terutama (Tabel 3).
karakter-karakter yang berhubungan Nilai KK pada hampir semua karakter
dengan warna. Hal tersebut dapat pengamatan menunjukkan nilai yang
disebabkan karena cara pengamatan dan berkisar antara rendah sampai sedang. Nilai
penafsiran secara kasat mata dari setiap KK yang rendah menunjukkan bahwa
peneliti berbeda-beda. Pengamatan keragaman dalam satu varietas sudah
keragaman karakter morfologi dengan mata mendekati seragam, sedangkan nilai KK
telanjang, tanpa pengukuran, hanya akan yang sedang menunjukkan bahwa dalam
menghasilkan penampakan luar yang dapat satu varietas masih memiliki keragaman
menimbulkan penafsiran berbeda-beda yang agak tinggi. Dengan adanya
antar peneliti, mengingat pemahaman pemurnian genetik ini membantu untuk
konsep pencandraan antar peneliti menyeragamkan populasi dalam satu
kemungkinan berbeda-beda (Suratman et varietas.
al., 2000). Hasil perhitungan KK kemudian
Berdasarkan hasil pengamatan yang dikelompokkan berdasarkan ketentuan dari
telah dilakukan, ada keterkaitan antara Suratman et al. (2000) yaitu penilaian
warna polong dengan warna batang dan persentase KK digolongkan menjadi rendah
warna kelopak bunga. Jika kelopak bunga (0,1%-25%), sedang (25,1%-50%), tinggi
berwarna hijau keunguan dan batang (50,1%-75%), dan sangat tinggi (75,1%-
berwarna hijau kemerahan, maka polong 100%). Koefisien keragaman dapat
yang dihasilkan akan berwana ungu. Jika digunakan untuk mengukur variabilitas
kelopak bunga berwarna hijau dan batang dalam populasi genetik, menentukan ukuran
berwarna hijau, maka polong yang plot terbaik dalam uji keseragaman,
dihasilkan akan berwarna hijau. Menurut mengukur stabilitas fenotip, atau mengukur
Bondre et al. (2012), antosianin adalah variasi dalam individu atau populasi
pigmen yang larut dalam air yang memiliki (Bowman, 2001).
warna merah, ungu, atau biru berdasarkan
7

Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...

Tabel 3 Nilai KK (Koefisien Keragaman) Enam Varietas Kacang Panjang


Variabel Pengamatan Kuantitatif
Varietas
UB UPS JB PP DP PTP JPT JBP BB
BU 1 0,043 0,032 0,180 0,099 0,071 0,238 0,223 0,180 0,055
BU 2 0,026 0,020 0,178 0,098 0,056 0,217 0,180 0,237 0,076
BU 3 0,062 0,047 0,136 0,129 0,053 0,219 0,171 0,241 0,054
BU 4 0,060 0,048 0,170 0,133 0,097 0,221 0,237 0,300 0,047
BU 5 0,083 0,060 0,160 0,174 0,088 0,218 0,257 0,356 0,100
BU 6 0,080 0,063 0,181 0,107 0,067 0,285 0,225 0,333 0,059
Keterangan : UB = Umur Berbunga; UPS = Umur Panen Segar; JB = Jumlah Bunga; PP = Panjang
Polong; DP = Diameter Polong; PTP = Panjang Tangkai polong; JPT = Jumlah Polong per
Tanaman; JBP = Jumlah Biji per Polong; BB = Bobot 100 Biji.

Hasil uji t pada karakter kuantitatif yang paling banyak memiliki keseragaman
menunjukkan hasil berbeda nyata serta dengan varietas pembanding yaitu varietas
tidak berbeda nyata antar varietas yang BU 1 karena memiliki keseragaman secara
diuji. Hasil berbeda nyata menunjukkan kualitatif dan secara kuantitatif pada
bahwa hasil pengamatan dan pengukuran variabel pengamatan umur berbunga, umur
suatu karakter kuantitaif antara 2 varietas panen segar, panjang tangkai polong, dan
yang diuji memiliki nilai rata-rata yang tidak jumlah polong. Nilai KK varietas BU 1 pada
sama (berbeda) nilainya. Hasil tidak semua karakter pengamatan juga
berbeda nyata menunjukkan bahwa hasil menunjukkan nilai KK yang rendah, yaitu
pengamatan dan pengukuran suatu karakter <25%.
kuantitatif antara 2 varietas yang diuji Varietas BU 6 juga memiliki
memiliki nilai rata-rata yang hampir sama keseragaman secara kuantitatif pada
(tidak berbeda) nilainya. Gardner (2010) variabel pengamatan jumlah bunga,
mengemukakan pendapat bahwa diameter polong, dan jumlah polong, namun
independen sampel T test digunakan untuk belum seragam secara kualitatif karena
membandingkan sampel dari dua kelompok masih terdapat warna batang hijau, warna
independen untuk interval skala variabel kelopak bunga hijau, dan warna polong
ketika berdistribusi mendekati normal. hijau. Nilai KK pada pengamatan panjang
Nilai t yang bernilai negatif tangkai polong dan jumlah biji per polong
menunjukkan bahwa rata-rata populasi 1 juga masih menunjukkan nilai yang sedang
memiliki nilai yang lebih rendah yaitu 25,1%-50%.
dibandingkan dengan rata-rata populasi 2. Varietas BU 4 sudah seragam secara
Nilai t yang bernilai positif menunjukkan kualitatif, namun secara kuantitatif hanya
bahwa rata-rata populasi 1 memiliki nilai seragam pada variabel pengamatan umur
yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata- berbunga dan diameter polong. Nilai KK
rata populasi 2. Uji t bertujuan utama untuk pada pengamatan jumlah biji per polong
membandingkan antara varietas yang diuji masih menunjukkan nilai yang sedang, yaitu
dengan varietas pembanding apakah 25,1%-50%.
memiliki nilai rata-rata yang berbeda atau Varietas BU 5 sudah seragam secara
sama. Selanjutnya, uji t juga digunakan kualitatif, namun secara kuantitatif hanya
untuk membandingkan antar varietas yang seragam pada variabel pengamatan umur
diuji apakah memiliki nilai rata-rata yang panen segar. Nilai KK pada pengamatan
berbeda atau sama (Tabel 4). jumlah polong per tanaman dan jumlah biji
Berdasarkan hasil uji t dari keempat per polong masih menunjukkan nilai yang
varietas yang diuji, didapatkan 1 varietas sedang, yaitu 25,1%-50%.
8

Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...

Tabel 4 Hasil Uji t pada Semua Karakter Pengamatan


Varietas yang Variabel Pengamatan
Diuji UB UPS JB PP DP PTP JP JBP
BU 1 √ √ - - - √ √ -
BU 4 √ - - - √ - - -
BU 5 - √ - - - - - -
BU 6 - - √ - √ - √ -
Varietas Pembanding: BU 2 dan BU 3
Keterangan: UB = Umur Berbunga; UPS = Umur Panen Segar; JB = Jumlah Bunga; PP = Panjang
Polong; DP = Diameter Polong; PTP = Panjang Tangkai Polong; JP = Jumlah Polong;
JBP = Jumlah Biji per Polong

Kim et al. (2012) menyampaikan Biotechnology and Research. 3 (1):


pendapat bahwa uji kemurnian genetik 698-702.
berdasarkan penanda molekuler harus Bowman, Daryl T. 2001. Common Use of
dikembangkan untuk meningkatkan The CV: A Statistical Aberration in
homogenitas dari genom dalam suatu Crop Performance Trials. Journal of
program pemuliaan. Pali et al. (2014) Cotton Science. 5 (2): 137-141.
menambahkan bahwa kemurnian genetik Gardner, Evie M. 2010. Sample Size and
dari suatu varietas secara konvensional Power Calculations Made Simple.
ditentukan oleh grow-out test (GOT), yang International Journal of Therapy and
didasarkan pada penilaian karakter Rehabilitation. 17 (1): 10-14.
morfologi dan karakter pada bunga yang Hipi, A., M. Surahman, S. Ilyas, and
disebut “deskripsi” pada tanaman saat mulai Giyanto. 2013. Seed Genetic Purity
tumbuh sampai dewasa (masak). Assessment of Maize Hybrid Using
Microsatellite Markers (SSR).
KESIMPULAN International Journal of Applied
Science and Technology. 3 (5): 66-
Terdapat 1 varietas yang secara 71.
kualitatif dan kuantitatif sudah seragam, Huque, A. M., M. K. Hossain., N. Alam, M.
yaitu varietas BU 1. Terdapat 2 varietas Hasanuzzaman, and B. K. Biswas.
yang secara kualitatif sudah seragam, 2012. Genetic Divergence in
namun secara kuantitatif belum seragam Yardlong Bean (Vigna unguiculata
yaitu varietas BU 4 dan BU 5. Nilai KK (L.) Walp. ssp. Sesquipedalis
varietas BU 4 pada variabel pengamatan Verdc). Bangladesh Journal Botany.
jumlah biji per polong menunjukkan nilai 41 (1): 61-69.
sedang, yaitu 25,1%-50%. Nilai KK varietas Ilbi, H. 2002. RAPD Markers Assisted
BU 5 pada variabel pengamatan jumlah Varietal Identification and Genetic
polong per tanaman dan jumlah biji per Purity Test in Pepper, Capsicum
polong menunjukkan nilai sedang, yaitu annuum. Journal Scientia
25,1%-50%. Varietas BU 6 secara kualitatif Horticulturae. 97 (2003): 72-79.
belum seragam karena masih ditemukan Kim, H. J., H. R. Lee, J. Y. Hyun, K. H.
polong berwarna hijau, kelopak bunga Song, K. H. Kim, J. E. Kim, C. G.
berwarna hijau, dan batang berwarna hijau Hur, and C. H. Harn. 2012. Marker
sebesar 30,43%. Development for Onion Genetic
Purity Testing Using SSR Finder.
DAFTAR PUSTAKA Journal Breeding Science. 44 (4):
421-432.
Bondre, S., P. Patil, A. Kulkarni, and M. Kuswanto, B. Waluyo, dan P.
M. Pillai. 2012. Study on Isolation Hardianingsih. 2012.
and Purification of Anthocyanins Pembentukan Galur-Galur Harapan
and Its Application as pH Indicator. Kacang Panjang (Vigna
International Journal of Advanced sesquipedalis L. Fruwirth)
9

Gusminanda Oktavia Narendri, et al.: Pemurnian Genetik Empat Varietas Kacang Panjang...

Berpolong Ungu. Dalam Seminar Padi Hibrida Japonica. Jurnal


Nasional Perhimpunan Hortikultura Produksi Tanaman. 2 (4): 292-300.
Indonesia (Perhorti). Fakultas Raheel, F., M. K. N. Shah, M. S. Iqbal, I. R.
Pertanian UPN “Veteran” Jawa Noorka, and Z. Sarfraz. 2015.
Timur. Surabaya. Genetic Variations and Cultivar
Lisbona, F. J., A. M. Gonzales, C. Capel, Purity within the G. hirsutum
M. G. Alcazar, J. Capel, A. M. Ron, Cultivars via RAPD Marker.
M. Santalla, and R. Lozano. 2014. American Journal of Plant Sciences.
Genetic Variation Underlying Pod 6 (2): 392-404.
Size and Color Traits of Common Ruchjaniningsih. 2006. Efek Mulsa
Bean Depends on Quantitative Trait terhadap Penampilan Fenotipik dan
Loci with Epistatic Effects. Journal Parameter Genetik pada 13 Genotip
Molecular Breeding. 33 (4): 1-14. Kentang di Lahan Sawah Dataran
Ofori, K. and P. Y. Klogo. 2005. Optimum Medium Jatinagor. Jurnal
Time for Harvesting Yardlong Bean Hortikultura. 16 (4): 290-298.
(Vigna sesquipedalis) for High Yield Saefuddin, A., K. A. Notodiputro, A.
and Quality of Pods and Seeds. Alamudi, dan K. Sadik. 2009.
Journal of Agriculture Social Statistika Dasar. PT Gramedia
Sciences. 1 (2): 86-88. Widiasarana Indonesia. Jakarta. p
Omoigui, L. O., M. F. Ishiyaku, A. Y. 164.
Kamara, S. O. Alabi, and S. G. Supriatun, N., Kuswanto, dan D. Saptadi.
Mohammed. 2006. Genetic 2015. Rejuvinasi dan Pemurnian
Variability and Heritability Studies of Genetik Enam Varietas Kacang
Some Reproductive Traits in Panjang (Vigna sesquipedalis (L.)
Cowpea (Vigna unguiculata (L.) Fruwirth) Berpolong Ungu
Walp). African Journal of Berdasarkan Karakter Morfologi.
Biotechnology. 5 (13): 1191-1195. Skripsi. Fakultas Pertanian,
Pali, V., S. K. Verma, M. S. Xalxo, R. R. Universitas Brawijaya, Malang.
Saxena, N. Mehta, and S. B. Suratman, D. Priyanto, dan A. D.
Verulkar. 2014. Identification of Setiawan. 2000. Analisis
Microsatellite Markers for Keragaman Genus Ipomoea
Fingerprinting Popular Indian Flax Berdasarkan Karakter Morfologi.
(Linum usitatissimum L.) Cultivars Jurnal Biodiversitas. 1 (2): 72-79.
and Their Utilization in Seed Syukur M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti.
Genetic Purity Assessments. 2015. Teknik Pemuliaan Tanaman
Australian Journal of Crop Science. (edisi revisi). Penebar Swadaya.
8 (1): 119-126. Jakarta. p 348.
Rachmawati, R. Y., Kuswanto, dan S. L. Yitnosumarto, Suntoyo. 1990. Dasar-
Purnamaningsih. 2014. Uji Dasar Statistika: Dengan
Keseragaman dan Analisis Sidik Penekanan Terapan dalam Bidang
Lintas antara Karakter Agronomis Agrokompleks, Teknologi, dan
dengan Hasil pada Tujuh Genotip Sosial. CV. Rajawali. Jakarta. p
404.

Вам также может понравиться