Вы находитесь на странице: 1из 8

88 Jurnal Sistem Informasi Bisnis 01(2017) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.

php/jsinbis

Manajemen Kualitas Data dan Informasi Berbantuan Sistem


Informasi untuk Meningkatkan Kinerja Operasional Pabrik
Pengolahan Kelapa Wawit
Ahmad Fahmi Karamia,*
a Magister Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia

Naskah Diterima : 30 September 2017; Diterima Publikasi : 23 Oktober 2017

DOI : 10.21456/vol7iss2pp88-95

Abstract

Organizational performance depends on strategic decisions taken by stakeholders in the organization, where strategic
decisions of stakeholders depend on the quality of data and information available to the organization. Data and information
quality called good when the data and quality has criteria that suits for users of data and information, where data and
information user need on the organization will be different according to their aim and objectives, so that the criteria of data
quality and information is not universal. The research aims to improve the quality management of data and information by
utilizing information systems to produce good quality data and information and help improve the organization's performance
on the Palm Oil Processing Factory in Indonesia. This research was conducted to know data and information quality
management in producing data and information, and its contribution on the mill performance using interview methods with
those who have a role in the implementation of data quality and information management, observation, and document
management related to factory performance. This research resulted findings that still in the implementation of data quality
and information management there are still procedures that are not undertaken, so the result of data and information not
entirely suits with the user wishes. Although the procedure has not been fully implemented, using data and information
production has helped data and information users in decision making and succeeded in lowering the mill breakdown by
0.10%.

Keywords : Breakdown; Data and Information Quality; Organizational Performance; Management.

Abstrak

Performa sebuah organisasi bergantung kepada keputusan strategis yang diambil oleh pemangku kepentingan pada
organisasi, keputusan strategis dari pemangku kepentingan bergantung terhadap kualitas data dan informasi yang ada pada
organisasi. Kualitas data dan informasi yang baik adalah yang memiliki kriteria sesuai dengan keinginan pengguna data dan
informasi tersebut sehingga data dan informasi bisa digunakan. Keinginan pengguna terhadap kriteria data dan informasi
pada tiap-tiap organisasi akan berbeda sesuai kebutuhannya dan tujuannya, sehingga kriteria kualitas data dan informasi tidak
bersifat universal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbaikan manajemen kualitas data dan informasi dengan
memanfaatkan sistem informasi untuk dapat menghasilkan data dan informasi yang berkualitas baik dan membantu
meningkatkan performa organisasi pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Indonesia. Penelitian dilakukan untuk
mengetahui manajemen kualitas data dan informasi dalam menghasilkan data dan informasi, dan kontribusi dari data dan
informasi yang dihasilkan terhadap performa pabrik menggunakan metode wawancara dengan orang-orang yang mempunyai
peran dalam implementasi manajemen kualitas data dan informasi, observasi, dan penelurusan dokumen yang terkait kinerja
pabrik. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa dalam pelaksanaan manajemen kualitas data dan informasi masih terdapat
prosedur yang tidak dijalani, sehingga hasil data dan informasi belum seluruhnya sesuai dengan keinginan pengguna.
Meskipun prosedur belum seluruhnya dijalani, penggunaan hasil data dan informasi telah membantu pengguna data dan
informasi dalam pengambilan keputusan dan berhasil menurunkan breakdown pabrik sebesar 0,10%.

Keywords : Breakdown; Kualitas data dan informasi; Manajemen; Performa Organisasi.

1. Pendahuluan adalah pabrik pengolahan kelapa sawit dengan hasil


CPO dengan kapasitas olah 60 ton Tandan Buah
Indonesia adalah penghasil Crude Palm Oil Segar (TBS) per jam. Proses produksi CPO pada
(CPO) terbesar didunia. CPO dikelola oleh Pabrik pabrik tersebut dapat berlangsung selama 24 jam
Pengelola Kelapa Sawit, salah satu diantaranya setiap hari, bergantung kepada suplai TBS yang
*) Penulis korespondensi: a.fahmi.karami@gmail.com
Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2017) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis 89

dikirimkan ke pabrik, sehingga setiap mesin dituntut (3) Pengguna informasi, orang-orang yang
agar selalu dalam kondisi prima agar efektifitas menggunakan data dan informasi, (4) Manajer
produksi dapat tercapai. Salah satu indikator Informasi, orang-orang yang bertanggung jawab atas
efektifitas adalah ketersedian atau kesiapan pabrik pengelolaan seluruh proses produksi data dan
untuk proses produksi. Tahun 2013, terjadi informasi. Wang (1998) menyatakan, Life-Cycle
breakdown pada pabrik mencapai 0,20% dan pada manajemen kualitas data dan informasi adalah alat
tahun 2014 mencapai 0,26%. yang digunakan secara terus menerus oleh organisasi
Analisis penyebab terjadinya breakdown adalah untuk memastikan data dan informasi yang
kurangnya data dan informasi yang diperoleh bagian dihasilkan selalu mempunyai kualitas yang tinggi.
maintenance pabrik terhadap kondisi nyata mesin- Life-Cycle manajemen kualitas data dan informasi
mesin yang menyebabkan tidak tepatnya keputusan memiliki empat tahap yaitu define, measure, analyze,
yang diambil. Pabrik Pengelola Kelapa Sawit dan improve. Tujuan manajemen kualitas data dan
melakukan perbaikan manajemen data dan informasi informasi adalah untuk menghasilkan data yang akan
memanfaatkan teknologi informasi dengan digunakan oleh pengguna data. Data dan informasi
mengimplementasikan Operator Maintenance System yang berkualitas tinggi didefinisikan sebagai data
(OMS) pada Desember 2014 sebagai upaya dalam yang cocok untuk digunakan (fit to use) oleh
mendapatkan data dan informasi yang baik sehingga penggunanya (lihat tabel 1) (Samitsch, 2014).
pengambilan keputusan menjadi tepat dan dapat
meningkatkan kinerja operasional. Tabel 1. Definisi Kualitas Data dan Informasi
Efektifitas dan efisiensi implementasi sistem Peneliti Perspektif Perspektif
informasi pengguna
informasi dapat dilihat melalui kualitas data dan
Wang and Strong (1996) v
informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Kahn and Strong (1998) v
Sheng & Mykytyn (2002) menyatakan, kualitas data Olson (2003) v
dan informasi yang baik mempunyai pengaruh Keller and Staelin (1987) v
penting dalam pelayanan, produk, operasional dan Redman (2001) v
English (1999) v
keputusan bisnis. Sebaliknya kualitas data dan Brien (1991) v
informasi yang buruk mengakibatkan ketidakpuasan Eppler (2006) v
pelanggan, meningkatnya biaya operasional, Salaün and Flores (2001) v
keputusan bisnis yang tidak efektif, dan mengurangi Terdapat lebih dari 200 kriteria kualitas data dan
kemampuan untuk membuat dan melaksanakan informasi menurut Cervo dan Allen (2011), 16
strategi. Lee & Strong (2003), menyatakan bahwa Kriteria dari Wang dan Strong (lihat tabel 2) (1996)
tujuan pengolahan data adalah untuk menghasilkan adalah salah satu yang pertama dikenalkan dan masih
data yang dapat dipakai oleh penggunanya. Kualitas paling berpengaruh.
data dan informasi yang baik adalah data yang tepat OMS merupakan sistem pengelolaan data dan
kebutuhannya untuk digunakan penggunanya. informasi pada pabrik yang bertujuan mencegah
Penelitian ini ditujukan untuk melakukan evaluasi terjadinya deteriorasi (menurunnya kemampuan
terhadap manajemen kualitas data dan informasi mesin), dengan mengumpulkan kondisi aktual mesin-
yang dihasilkan oleh sistem informasi yang telah mesin. Gejala kerusakan yang terjadi apabila tidak
diimplementasikan oleh pabrik. ditangani dengan benar, mesin akan mengalami
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan sistem kerusakan yang menyebabkan kerusakan lainnya .
informasi dalam rangka melakukan perbaikan Kegiatan OMS terdiri dari inspeksi mesin, verifikasi
manajemen kualitas data dan informasi untuk dapat hasil inspeksi, dan pelaksanaan perbaikan. Hasil
menghasilkan data dan informasi yang berkualitas produk dari OMS adalah data dan informasi mesin
baik dan membantu meningkatkan performa yang memiliki ketidaksesuaian kondisi, diharapkan
organisasi pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di data dan informasi OMS yang dihasilkan masih
Indonesia. berupa gejala pada mesin sehingga dapat digunakan
oleh tim maintenance untuk mengambil keputusan
2. Kerangka Teori untuk tindakan pada mesin tersebut dalam mencegah
terjadinya breakdown. Breakdown atau lebih dikenal
Manajemen kualitas data dan informasi adalah pada umumnya downtime, adalah salah satu
pembentukan dan pemberian peran, tanggung jawab, parameter dari tiga parameter pengukuran performa
ketentuan, dan prosedur terkait pengumpulan, organisasi yang popular diperkenalkan oleh
pemeliharaan, penyebaran, pengaturan terhadap data Nakajima pada tahun 1980an bernama Overall
(Geiger, 2004). Wang (1998) menyebutkan empat Equipment Effectiveness (OEE). OEE mengukur dan
peran dalam manajemen kualitas data dan informasi mengidentifikasi kehilangan atau kerugian saat
yaitu (1) Pemberi Informasi, orang-orang yang produksi dengan ukuran yang dinamakan
membuat atau mengumpulkan data, (2) Produsen availability, performance, dan quality rate (Pintelon
Informasi, orang-orang yang mengembangkan, & Muchiri, 2008).
mendesain, memelihara data dan infrastruktur sistem,
90 Jurnal Sistem Informasi Bisnis 01(2017) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis

Tabel 2. Definisi kualitas data dan informasi mendefinisikan keputusan adalah “pilihan yang
No Kriteria Definisi dibuat diantara dua alternatif atau lebih”. Kingma
1 Aksesibilitas Sejauh mana data dan informasi
tersedia, atau dengan mudah dan cepat (1996) dalam Fisher dkk. (2003) menyatakan
didapatkan “pengambilan keputusan adalah respon dari sebuah
2 Kesesuaian Sejauh mana jumlah data dan masalah yang dimana terdapat beberapa pilihan
jumlah informasi sesuai untuk tugas alternatif”.
pengguna
3 Kepercayaan Sejauh mana data dan informasi benar Lunenburg (2010) dalam Samitsch (2014)
dan kredibel menyebutkan tiga komponen dalam proses
4 Kelengkapan Sejauh mana data lengkap, cukup luas pengambilan keputusan : pertama, sebuah pilihan
dan dalam untuk tugas di tangan harus diambil dari beberapa pilihan yang ada. Kedua,
5 Keringkasan Sejauh mana data dan informasi
disajikan dalam bentuk yang ringkas pengetahuan tentang bagaimana keputusan yang telah
6 Konsistensi Sejauh mana data dan informasi dibuat harus diperoleh. Ketiga, untuk mendapatkan
disajikan dalam format yang baku keputusan akhir, proses pengambilan keputusan
7 Kemudahan Sejauh mana kemudahan data dan harus melibatkan tujuan dan target yang ingin
manipulasi informasi untuk diolah dan digunakan
untuk tugas yang berbeda dicapai.
8 Bebas dari Sejauh mana data dan informasi benar Samitsch (2014) Menyatakan bahwa kualitas data
kesalahan dan dapat diandalkan dan informasi merupakan salah satu faktor yang
9 Kemudahan Sejauh mana data dan informasi memberikan efektifitas dalam pengambilan
penafsiran menggunakan bahasa, simbol, dan
unit yang benar serta memiliki definisi keputusan, akan tetapi tidak semua dimensi kualitas
yang jelas data dan informasi berkontribusi pada pengambilan
10 Objektivitas Sejauh mana data dan informasi tidak keputusan. Ge (2009) menyatakan dalam
berprasangka, dan tidak memihak penelitiannya bahwa bebas dari kesalahan dan
11 Relevansi Sejauh mana data dan informasi
relevan dan membantu untuk tugas kelengkapan pada data dan informasi merupakan dua
pengguna penentu dalam pengambilan keputusan yang tepat,
12 Reputasi Sejauh mana sumber dan konten data sehingga organisasi dianggap tidak perlu melakukan
dan informasi memiliki reputasi perbaikan kualitas data dan informasi secara
13 Keamanan Sejauh mana akses data dan informasi
dibatasi sesuai tingkatannya untuk menyeluruh untuk meningkatkan efektifitas
menjaga keamanan pengambilan keputusan. Mengacu pada kebutuhan
14 Ketepatan Sejauh mana data dan informasi akan kualitas data dan informasi berdasarkan pada
waktu cukup up-to-date untuk tugas fit-for-use Li dkk. (2012) dalam penelitiannya
pengguna
15 Kemudahan Sejauh mana data dan informasi menemukan bahwa dimensi kualitas data dan
pemahaman mudah dipahami informasi yang sangat mempengaruhi manajemen
16 Nilai tambah Sejauh mana data dan informasi forecast berbantuan sistem informasi adalah
menguntungkan dan memberikan integritas pengolahan data dan informasi yang
keuntungan bagi penggunaannya
mempunyai kriteria bebas dari kesalahan dan
terpercaya. Beberapa pendapat peneliti tentang
Gambar 1 mengilustrasikan proses produksi data
kriteria kualitas data dan informasi yang berpengaruh
dan informasi dimana awalnya mempunyai empat
pada pengambilan keputusan telah dirangkum (lihat
unit data (unit data 1-4) dari hasil inspeksi operator
tabel 3)
masing-masing stasiun yang kemudian menjadi satu
unit data (unit data 5) setelah dilakukan pengecekan
Tabel 3. Kriteria kualitas data dan informasi yang
kualitas dengan cara verifikasi oleh supervisor. Data
berdampak pada pengambilan keputusan
akan tersimpan kemudian diproses untuk dipisahkan Peneliti Bebas dari Keleng- Keperca- Ketepa Konsis
hasil inspeksi mesin yang tidak sesuai standar (unit Kesalahan kapan yaan tan
waktu
-tensi

data 6) yang diteruskan ke pengguna data yaitu staf Ge (2009) v v


Li dkk. (2012) v v
dan supervisor maintenance. Jakli dkk. (2011) v v

Penggunaan sistem informasi OMS untuk


efektifitas dan efisiensi kegiatan inspeksi mesin yang
dilakukan oleh operator dan menghasilkan kondisi-
kondisi aktual pada bagian-bagian mesin, terutama
bagian mesin yang terdapat gejala ketidaksesuaian.
Gambar 1. Ilustrasi proses produksi data dan informasi Haruskah dilakukan perbaikan saat itu juga? bisakah
(berdasarkan Wang, 1998) menunggu sampai waktu yang telah ditentukan?
Pengambil keputusan dapat menggunakan intuisi
Data dan informasi yang berkualitas tinggi akan dalam menyelesaikan sebuah masalah, akan tetapi
memberikan kemudahan bagi manajemen dalam dalam menyelesaikan masalah, pengambil keputusan
proses pengambilan keputusan. Sugumaran dan De membutuhkan data dan informasi yang baik untuk
Groote (2011) dalam (Samitsch, 2014) mendukung pengambilan keputusan. Semakin tinggi
Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2017) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis 91

kualitas data dan informasi yang didapatkan, semakin Kriteria aksesibilitas atau kemampuan untuk
cepat dan tepat keputusan yang diambil manajemen akses data dan informasi meningkat dari sebelumnya
untuk melakukan pencegahan breakdown. hanya bisa diakses dikantor proses, menjadi lebih
mudah dan cepat dengan kemampuan akses di area-
3. Metode area yangsudah dilengkapi dengan jaringan wi-fi,
yaitu di stasiun-stasiun yang telah
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif mengimplementasikan OMS, kantor proses, dan
dengan pendekatan interpretif. Ludigdo (2013), kantor maintenance.
menekankan bahwa penelitian interpretif dilakukan Kriteria kesesuaian jumlah data dan informasi
untuk memahami realitas dunia apa adanya. Metode meningkat dari sebelumnya jumlah data tidak
interpretif digunakan karena data yang digunakan diketahui karena pelaporan berdasarkan temuan
berdasarkan perspektif (sudut pandang) dan dilapangan, menjadi lebih baik pada empat stasiun
pengalaman informan. Sebagai objek penelitian dengan penjadwalan inspeksi pada 68 mesin, dan 243
adalah salah satu pabrik pengelola kelapa sawit di bagian.
Indonesia. Untuk mendapatkan gambaran Kriteria kepercayaan tidak diatur sebelum dan
manajemen kualitas data dan informasi, peneliti sesudah implementasi OMS pada pabrik. Kriteria
melakukan pengumpulan data dengan wawancara kelengkapan data dan informasi meningkat dari
langsung yang dilakukan secara semi terstruktur, sebelumnya hanya berupa tanggal pelaporan dan
yaitu dengan membuat panduan daftar pertanyaan bagian mesin yang ditemukan gejala abnormal
wawancara yang bersifat terbuka (wawancara dengan menjadi tanggal pelaporan, nama sta-siun, nama
jawaban terbuka/tidak ada batasan). Terdapat 19 mesin, bagian mesin, kondisi mesin, dan catatan.
responden yang diwawancara sesuai dengan peran Kriteria keringkasan tidak diatur sebelum dan
masing-masing pada manajemen kualitas data dan sesudah implementasi OMS pada pabrik. Kriteria
informasi di pabrik. Selain melakukan wawancara, konsistensi data dan informasi dengan adanya
penelitian ini juga menggunakan data lain yaitu implementasi OMS tidak ada perubahan. Sebelum
observasi penggunaan SI, dan melakukan dan sesudah implementasi data dan informasi sama-
penelusuran dokumen-dokumen terkait operasional sama menggunakan format yang ba-ku, hanya bentuk
pabrik. format yang berbeda antara sistem lama dan baru.
Kriteria kemudahan manipulasi tidak diatur
4. Hasil dan Pembahasan sebelum dan sesudah implementasi OMS pada
pabrik. Kriteria bebas dari kesalahan sebelum
Manajemen kualitas data dan informasi implementasi OMS, belum ada. Setelah implementasi
menggunakan SI OMS diterapkan untuk OMS menambahkan proses verifikasi oleh supervisi
mendapatkan data dan informasi yang lebih baik dari proses untuk mencegah kesalahan saat inspeksi oleh
sebelumnya terhadap gejala ketidaksesuaian pada operator sehingga data dan informasi yang dihasilkan
mesin pabrik. Dari sepuluh stasiun yang ada, empat akurat.
stasiun telah terimplementasi OMS yaitu stasiun Kriteria kemudahan penafsiran dipermudah
sterilizer, press, klarifikasi, dan kernel. Setelah dengan implementasi OMS, dimana OMS memiliki
implementasi, terdapat tujuh kriteria kualitas data dan daftar nama stasiun, mesin, dan bagian secara
informasi yang meningkat, sementara dua kriteria lengkap sehingga menghilangkan kesalahan dalam
tetap. Terdapat tujuh kriteria yang tidak diatur pada penulisan nama-nama mesin yang dapat
OMS (lihat tabel 4). menimbulkan kesulitan dalam menafsirkan data dan
informasi, meskipun kolom catatan tetap diisi manual
Tabel 4 Kriteria data dan informasi setelah sehingga masih memungkinkan terdapat kesalahan
implementasi OMS dalam penulisan. Sebelum implementasi OMS,
No Kriteria Meningkat Tetap Tidak
ada
seluruh data dan informasi ditulis manual sehingga
1 Aksesibilitas v - - memungkinkan terdapat kesalahan dalam penulisan.
2 Kesesuaian jumlah v - - Kriteria objektifitas tidak diatur baik sebelum dan
3 Kepercayaan - - V sesudah implementasi OMS pada pabrik. Kriteria
4 Kelengkapan v - -
5 Keringkasan - - V relevansi sudah sesuai, karena tujuan dari
6 Konsistensi - v - implementasi OMS yaitu memproduksi data dan
7 Kemudahan manipulasi - - V
8 Bebas dari kesalahan v - - informasi kondisi aktual mesin-mesin pabrik untuk
9 Kemudahan penafsiran v - - menurunkan breakdown.
10 Objektivitas - - V
11 Relevansi - v -
Kriteria reputasi tidak diatur baik sebelum dan
12 Reputasi - - V sesudah impelentasi OMS pada pabrik. Kriteria
13 Keamanan v - - keamanan belum terdapat sebelum implementasi
14 Ketepatan waktu v - -
15 Kemudahan pemahaman - - V OMS, karena masih menggunakan tulisan tangan
16 Nilai tambah - - V pada buku yang dapat diakses oleh siapa saja. Setelah
implementasi OMS, setiap pengguna OMS diberikan
92 Jurnal Sistem Informasi Bisnis 01(2017) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis

username dan password untuk akses kedalam menjadi tidak terpenuhi. Penyebab dari belum
aplikasi, dimana tiap-tiap pengguna mempunyai sesuainya ketepatan waktu adalah kegiatan inspeksi
batasan untuk mengakses fitur-fitur yang ada pada yang berbarengan dengan proses pengolahan TBS.
akses aplikasi, sesuai dengan wewenang atau jabatan Manajemen dapat melihat dan melakukan evaluasi
pengguna tersebut. terhadap pelaksanaan inspeksi dengan memperjelas
Kriteria ketepatan waktu sebelum implementasi prosedur yang mengatur waktu pelaksanaan OMS,
OMS tidak diatur, sehingga dapat terjadi kerusakan agar bisa dilakukan tanpa mengurangi atau
tiba-tiba apabila terdapat keabnormalan mesin yang menghilangkan tugas pokok operator. Hal ini sesuai
tidak dilaporkan oleh operator. Setelah implementasi dengan pendapat (Cervo et al., 2011) yang
OMS, setiap mesin mempunyai frekwensi inspeksi, menyatakan bahwa permasalahan dalam manajemen
yaitu harian, mingguan, bulanan, tiga bulanan, dan kualitas data dan informasi yang muncul yaitu belum
enam bulan. Sehingga keterlambatan laporan kondisi adanya prosedur yang mengatur permasalahan
mesin dapat dihindari. Selain ketepatan waktu dalam tersebut, akan tetapi seiring dengan berjalannya
pelaporan kondisi mesin, dengan adanya OMS data manajemen kualitas data dan informasi, dibutuhkan
dan informasi dari mesin yang sudah diinspeksi dapat penambahan prosedur untuk menghilangkan masalah
langsung dapat diakses oleh pengguna. yang muncul. Pembuatan prosedur harus dibarengi
Kriteria kemudahan pemahaman tidak diatur baik dengan evaluasi hasil inspeksi operator, mengingat
sebelum dan sesudah impelentasi OMS pada pabrik. pelaksanaan OMS bersifat mandatorial. Staf proses
Kriteria nilai tambah tidak diatur baik sebelum dan selaku penganggung jawab data dan informasi dapat
sesudah impelementasi OMS pada pabrik. Dalam memasukkan pelaksanaan OMS sebagai salah satu
pelaksanaan OMS, terdapat enam ketidaksesuaian key performance indikator (KPI) dari operator,
prosedur yang terjadi sehingga terdapat data dan sehingga proses reward and punishment dapat
informasi yang tidak sesuai dengan kriteria yang berjalan.
diinginkan (Tabel 5). Selain dari prosedur yang diatur dengan baik,
pengaturan frekwensi inspeksi bagian-bagian mesin
Tabel 5. Ketidaksesuaian Prosedur Pelaksanaan OMS belum dilakukan berdasarkan waktu rata-rata
No Ketidaksesuaian Kriteria yang terpengaruhi terjadinya ketidaksesuaian pada bagian mesin
1 Operator tidak melaksanakan Ketepatan waktu tersebut atau disebut mean time between failure
Inspeksi sesuai jadwal
2 Hasil inspeksi Operator tidak Bebas dari kesalahan
(MTTF). Penentuan frekwensi berdasarkan MTTF
sesuai dengan kondisi aktual akan menghilangkan waktu yang terbuang untuk
3 Verifikasi hasil inspeksi oleh Bebas dari kesalahan
supervisor proses tidak
melakukan inspeksi bagian mesin berulang-ulang
dilaksanakan setelah inspeksi atau mengurangi efektifitas pelaksanaan inspeksi.
4 Kolom keterangan bagian Kelengkapan Ketidaksesuaian kedua, hasil inspeksi operator
dengan status NOK dari hasil
inspeksi operator tidak diisi tidak sesuai dengan kondisi aktual. Pelaksanaan
5 Kolom keterangan bagian Kemudahan penafsiran inspeksi pada bagian-bagian mesin ditujukan untuk
dengan status NOK dari hasil
inspeksi operator mengandung
mendapatkan kondisi aktual dari mesin tersebut.
kata yang tidak baku Hasil dari inspeksi adalah mesin sesuai dengan
6 Data dan informasi hasil
inspeksi diambil dikantor proses
Aksesibilitas, Ketepatan waktu standar yang ditentukan dilambangkan dengan “OK”,
dan tidak sesuai dengan standar dilambangkan
Ketidaksesuaian pertama adalah, operator tidak dengan “NOK”. Kesalahan dalam menentukan
melaksanakan inspeksi sesuai jadwal (lihat gambar 2) kondisi aktual mesin terjadi kerena beberapa hal.
Pertama, operator melakukan inspeksi dan input
kondisi bagian-bagian mesin tidak pada waktu
bersamaan, input kondisi bagian-bagian mesin pada
aplikasi dilakukan saat tidak melihat kondisi aktual
mesin yaitu saat pergantian shift. Jumlah data dan
informasi yang diinspeksi sangat banyak sehingga
penundaan input memungkinkan terjadinya
kesalahan dalam pengisian kondisi aktual bagian
mesin. Kedua, operator melakukan inspeksi dengan
tergesa-gesa, tidak sesuai dengan petunjuk yang
tertera pada aplikasi sehingga terdapat kesalahan
Gambar 2. Contoh Bagian-bagian yang tidak diinspeksi dalam menentukan kondisi bagian-bagian mesin.
tepat waktu Seperti keadaan pada ketidaksesuaian pertama,
manajemen harus memperjelas atau membuat aturan-
Inspeksi yang tidak dilakukan tepat waktu aturan dalam melaksanakan inspeksi.
membuat data dan informasi kondisi bagian-bagian Selain penentuan status kondisi mesin, kesalahan
mesin tersebut tidak terperbaharui dengan kondisi pada data dan informasi OMS terletak pada
aktual dilapangan sehingga kriteria ketepatan waktu pemilihan kondisi untuk bagian-bagian mesin
Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2017) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis 93

berstatus NOK saat inspeksi. Kesalahan pemilihan ditetapkan, sehingga pengisian yang dilakukan tidak
kriteria dikarenakan pengetahuan karyawan sesuai prosedur yang telah ditentukan. Sama seperti
mengenai inspeksi bagian-bagian mesin masih ketidaksesuaian pertama, evaluasi waktu pelaksanaan
kurang. Pengetahuan karyawan dapat ditingkatkan dibutuhkan agar inspeksi terlaksana sesuai prosedur.
dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan secara Ketidaksesuaian kelima, kolom catatan bagian
terus menerus, tidak hanya sekali. Pelatihan dapat mesin dengan status NOK mengandung kata yang
dilakukan secara formal maupun informal. Cervo tidak baku. Kesalahan penulisan keterangan dapat
dkk., (2011) menyatakan bahwa beberapa penelitian menyulitkan pengguna data dan informasi dalam
menunjukkan pelatihan informal lebih efektif membaca dan menyebabkan kesalahan pengguna
daripada pelatihan formal. Staf dan supervisi proses dalam menafsirkan. Perlu ditambahkan fitur pada
dapat langsung memberikan pelatihan kepada aplikasi untuk melakukan koreksi otomatis untuk
operator saat pelaksanaan inspeksi. Setelah pelatihan, istilah-istilah bahasa inggris yang sering digunakan
staf proses harus melakukan evaluasi terhadap pada pabrik untuk dapat mengeliminasi kemungkinan
kompetensi operator-operator yang melakukan penulisan kalimat yang tidak baku.
inspeksi. Ketidaksesuaian keenam, data dan informasi hasil
Ketidaksesuaian ketiga, beberapa verifikasi hasil inspeksi diambil dikantor proses. Kesulitan dalam
inspeksi oleh supervisor proses tidak dilakukan akses data dan informasi disebabkan oleh wifi yang
sesuai prosedur, yaitu tidak dilaksanakan setelah sering rusak sehingga data dan informasi tidak bisa
inspeksi. Hal ini dapat menyebabkan adanya hasil diakses secara nirkabel. Penyebab rusaknya router
inspeksi yang tidak benar, masuk ke data dan adalah kesalahan dalam menggunakan jenis router.
informasi OMS dan digunakan oleh staf dan Router yang digunakan adalah tipe indoor, sehingga
supervisor maintenance. Hal ini sesuai dengan tidak tahan terhadap air mengingat kondisi bangunan
pernyataan Cervo dkk. (2011) yang menyatakan pabrik berbentuk semi-outdoor. Hal ini juga dapat
bahwa masalah dalam manajemen kualitas data dan disebabkan kurangnya pengetahuan organisasi
informasi adalah prosedur yang mengatur sudah ada, mengenai alat kerja yang berhubungan dengan
tetapi tidak diikuti dan diimplementasikan dengan teknologi informasi. Untuk mencapai hasil dari
baik. Penyebab dari keterlambatan proses verifikasi kriteria ini diperlukan peran produsen informasi
adalah keterbatasan sumber daya manusia, dimana dalam manajemen kualitas data dan informasi yang
yang dapat melakukan verifikasi hanya supervisor belum ada di pabrik. Produsen informasi bertugas
proses. Pabrik hanya mempunyai satu orang mengembangkan, mendesain, memelihara data dan
supervisor proses pada tiap-tiap shiftnya. Banyaknya infrastruktur sistem hal ini sesuai dengan empat
jumlah data yang harus diverifikasi menjadikan peran dalam manajemen kualitas data dan informasi
supervisi proses tidak dapat melakukan verifikasi oleh Wang (1998). Produsen informasi berkompeten
sesuai dengan prosedur. Proses verifikasi bisa dicapai untuk memilih insfrastruktur OMS dalam hal ini
dengan melakukan penambahan verifikator inspeksi router wifi. Berdasarkan pernyataan responden
yang dapat diambil dari operator yang sudah bahwa belum ada SDM yang berkompeten untuk
ditraining, atau melakukan perekrutan SDM dengan produsen informasi, maka pabrik dapat melakukan
kemampuan sesuai yang dibutuhkan. Hal ini sesuai pelatihan pada SDM yang sudah ada, atau melakukan
dengan pernyataan Geiger (2004), bahwa diperlukan perekrutan SDM dengan kemampuan sesuai yang
investasi baik berupa finansial maupun SDM untuk dibutuhkan.
mengatasi permasalahan manajemen kualitas data Meskipun hasil produksi data dan informasi
dan informasi. belum sepenuhnya konsisten dan memenuhi kriteria,
Ketidaksesuaian keempat, kolom catatan bagian data dan informasi tetap digunakan oleh pengguna
dengan status NOK tidak diisi (Gambar 3). data dan informasi. Dari lima kriteria yang masih
terdapat ketidaksesuaian, kriteria yang berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan mengenai tindakan
Catatan
yang dilakukan terhadap laporan ketidaksesuaian
tidak kondisi mesin adalah ketepatan waktu, bebas dari
diisi/kosong kesalahan, dan kelengkapan. Data dan informasi
yang tidak lengkap dapat disikapi pengguna data
dengan melakukan konfirmasi terhadap supervisi
proses untuk menanyakan rincian mengenai
ketidaksesuaian yang terjadi. Data dan informasi
yang tidak akurat akan diketahui setelah dilakukan
pengecekan ke mesin terkait, apabila tidak ditemukan
Gambar 2. Contoh Tampilan Daftar item NOK kerusakan maka mekanik akan melaporkan ke
supervisi maintenance untuk mendapatkan pekerjaan
Penyebab dari kosongnya catatan untuk bagian lain. Data dan informasi yang tidak tepat waktu tidak
berstatus NOK masih berupa waktu yang belum tersajikan ke data untuk bagian maintenance,
94 Jurnal Sistem Informasi Bisnis 01(2017) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis

sehingga tidak dapat dilakukan tindakan perbaikan Stasiun-stasiun yang telah terimplementasi OMS,
dan berpotensi menyebabkan terjadinya breakdown. mengalami penurunan baik breakdown pabrik
Peningkatan kinerja yang diharapkan oleh pabrik maupun breakdown mesin, meskipun masih terdapat
adalah penurunan terhadap breakdown pabrik. Data breakdown pada stasiun yang terimplementasi
breakdown pabrik menunjukkan adanya penurunan disebabkan belum terpenuhi prosedur pelaksanaan
tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar OMS secara konsisten.
0,10%, jika dirubah sesuai OEE, availability pabrik
pada tahun 2015 adalah 99,84%. Implementasi OMS Daftar Pustaka
yang belum dilakukan ke seluruh stasiun pabrik
menjadikan kurangnya akurasi dalam menentukan Cervo, D., Allen, M., H.Cervo, D., Allen, M., 2011.
pengaruh implementasi OMS terhadap penurunan Data Quality Management. In Master Data
breakdown pabrik, sehingga availability belum bisa Management in Practice: Achieving True
mencapai 100%. Data menunjukkan terdapat stasiun Customer MDM , 111–140.
yang menyumbangkan breakdown dan belum English, L.P., 2005. Defining Information Quality
terimplementasi OMS yaitu stasiun threshing, boiler, More Than Meets the Eye. IDQ Newsletter, 1 (2).
dan water treatment. Stasiun sterilizer, press, April.
klarifikasi, dan kernel yang sudah terimplementasi Fisher, C. W., Chengalur-Smith, I., N., Ballou, D.P.,
OMS mengalami penurunan breakdown pada tahun 2003. The Impact of Experience and Time on the
2015. Use of Data Quality Information in Decision
Selain data breakdown pabrik, pabrik juga Making. Information Systems Research, 14 (2),
mempunyai data breakdown mesin. Data 170-188.
menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah Ge, M., 2009. Information Quality Assessment and
breakdown mesin sebesar 295 kejadian pada stasiun Effects on Inventory Decision-making. Dublin
yang sudah mengimplementasikan OMS pada tahun City University.
2015. Pabrik Pengelola Kelapa Sawit perlu untuk Geiger, J.J., 2004. Data quality management: the
mengimplementasikan mesin-mesin yang most critical initiative you can implement. SUGI
menyebabkan breakdown pabrik, sehingga dapat 29 Proceedings, 1–14.
dirasakan manfaat dari implementasi OMS sesuai Jakli, J., Popovi, A. Coelho, P.S., 2011. The Impact
dengan tujuan yang diinginkan. of Quality Information Provided by Business
Intelligence Systems on the Use of Information in
5. Kesimpulan Business Processes. ENTERprise Information
Systems, Springer, 158–167.
Manajemen kualitas data dan informasi OMS Lee, Y.W. Strong, D.M., 2003. Knowing-Why About
bertujuan untuk menghasilkan data dan informasi Data Processes and Data Quality. Journal of
bagian-bagian mesin yang tidak sesuai dan dapat Management Information Systems, 20(3), 13–39.
menyebabkan terjadinya breakdown pabrik dan Li, C., Peters, G. F., Richardson, V. J. Watson, M.
breakdown mesin. Kriteria data dan informasi dari W., 2012. The Consequences Of Information
hasil OMS adalah Aksesibilitas, kesesuaian jumlah, Technology Control Weaknesses On
kelengkapan, konsistensi, bebas dari kesalahan, Management Information Systems: The Case Of
kemudahan penafsiran, relevansi, keamanan, dan Sarbanes-Oxley Internal Control Reports. Mis
ketepatan waktu. Quarterly, 36(1), 179–203.
Pelaksanaan OMS masih belum konsisten, Ludigdo, U., 2013. Asumsi Dasar Paradigma
terdapat enam ketidaksesuaian yang ada pada OMS, Interpretive.
dan menyebabkan kriteria data dan informasi tidak Pintelon, L.M.-Y.A.& Muchiri, P.N., 2008.
terpenuhi yaitu operator tidak melaksanakan In- Performance measurement using overall
speksi sesuai jadwal, hasil inspeksi operator tidak equipment effectiveness (OEE): Literature review
sesuai dengan kondisi aktual, verifikasi hasil in- and practical application discussion. International
speksi oleh supervisor proses tidak dilaksanakan Journal of Production Research, 46(13), 3517–
setelah inspeksi, kolom keterangan bagian dengan 3535.
status NOK dari hasil inspeksi operator tidak diisi, Samitsch, C., 2014. Data Quality and its Impacts on
kolom keterangan bagian dengan status NOK dari Decision-Making. Springer.
hasil inspeksi operator mengandung kata yang tidak Sheng, Y.P. & Mykytyn, P.P., 2002. Information
baku, dan data dan informasi hasil inspeksi diam-bil Technology Investment and Firm Performance: A
dikantor proses. Perspective of Data Quality. Seventh
Kriteria kualitas data dan informasi yang International Conference on Information Quality,
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan 132–141.
menurut pengguna adalah bebas dari kesalahan,
kelengkapan, dan ketepatan waktu.
Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2017) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis 95

Wang, R.W. & Strong, D.M., 1996. Beyond Wang, R.Y., 1998. Total Data Quality Management.
Accuracy: What Data Quality Means to Data Communications of THe ACM, 41(2).
Consumers. Journal of Management Information
Systems, 12(4), 5.
https://doi.org/10.2307/40398176

Вам также может понравиться