Вы находитесь на странице: 1из 9

PENENTUAN TOTAL FLAVONOID DAN FENOLIK DARI EKSTRAK DAN

FRAKSI DAUN TANAMAN TIN (Ficus carica L.) VARIETAS BROWN


TURKEY DAN PURPLE JORDAN

Noveri Rahmawati1*, Emma Susanti1, Elza2


1
Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, 28928

ABSTRAK
Tanaman tin (Ficus carica L.) merupakan salah satu tumbuhan yang diketahui mengandung senyawa flavonoid dan fenolik. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kadar flavonoid total dan fenolik total dari ekstrak metanol dan fraksi daun tin varietas Brown Turkey dan Purple Yordan.
Pengujian penentu kadar flavonoid total dilakukan dengan metode reagen pengompleks aluminium klorida dan untuk penentuan kadar fenolik total
dilakukan dengan metode Folin Ciocalteu. Hasil penelitian menunjukkan varietas Purple Jordan mengandung kadar flavonoid dan fenolik total
paling tinggi dibandingkan varietas Brown Turkey, yang dapat dilihat pada fraksi etil asetat. Kadar total flavonoid fraksi etil asetat varietas Purple
Jordan adalah 88,6 mg QE/g ekstrak dan varietas Brown Turkey adalah 73,5 mg QE/g ekstrak. Sedangkan kandungan total fenolik fraksi etil asetat
varietas Purple Jordan adalah 99,6 mg GAE/g ekstrak dan varietas Brown Turkey adalh 93,2 mg GAE/g ekstrak.

Kata kunci : Tin (Ficus carica L.), flavonoid, fenolik.

ABSTRACT
Tin (Ficus carica L.) are one species of plant that is known to contain flavonoids and phenolic compounds. A study was conducted to measure and
determine the total levels of flavonoids and total quantities of phenolic from the methanol extraction and fraction of tin leaves of the Brown Turkey
and Purple Jordan varieties. The results found when determining the total flavonoid content was carried out by using the aluminum chloride
complexing reagent method, while for the determination of the total phenolic content, the Folin Ciocalteu method was used. The results showed that
the Purple Jordan variety contained vastly higher levels of flavonoids and phenolic compared to the Brown Turkey variety, The results which can be
seen in the ethyl acetate fraction quantities . The total quantity levels of flavonoids within Purple Jordan varieties when using the ethyl acetate fraction
method were 88.6 mg QE / g extract while with the Brown Turkey varieties the results were 73.5 mg QE / g extract. When we added the total
phenolic content of Purple Jordan varieties of ethyl acetate fraction this was 99.6 mg GAE / g extract and Brown Turkey variety were 93.2 mg GAE /
g extract.

Keywords : Tin (Ficus carica L.), flavonoids, phenolic.

PENDAHULUAN dilakukan, pada sampel segar, ekstrak metanol dan


Tanaman tin (Ficus carica L.) adalah anggota dari fraksi dari kedua varietas daun tin (Ficus carica L.)
genus Ficus yang termasuk dalam keluarga Moraceae mengandung senyawa fenolik, flavonoid, alkaloid,
(Tian et al, 2014). Tanaman tin ini berasal dari Arab terpenoid dan steroid.
dan Asia barat, namun tanaman ini juga telah banyak Berdasarkan beberapa penelitian yang telah
dibudidayakan di negara-negara Timur Tengah lainnya, dilakukan, Solomon et al (2006) menyatakan daun
daerah Mediterania dan bahkan di Indonesia. Beberapa tanaman Ficus carica L. diketahui merupakan sumber
varietas tin yang banyak dibudidayakan di Indonesia senyawa fenolik yang sangat baik dan memiliki
adalah varietas Brown Turkey dan Purple Jordan aktivitas antioksidan yang tinggi yang bisa mencegah
karena cocok ditanam di Indonesia yang beriklim beberapa penyakit. Penelitian dari beberapa varietas
tropis. Secara tradisional tanaman tin (Ficus carica L.) Ficus yang terbukti memiliki kandungan total fenolik
ini telah banyak digunakan. Rebusan daunnya dapat yaitu, berdasarkan penelitian Mahmoudi et al (2016),
mencegah wasir, menstabilkan tekanan darah, diabetes yang menyatakan bahwa dari beberapa varietas daun
dan sebagai peluruh batu ginjal (Lim, 2012; Guvenc et tin (Ficus carica L.) di Algeria memiliki kandungan
al, 2009). total fenolik dan total flavonoid yang berbeda tiap
Kandungan kimia yang terdapat pada daun tin varietasnya, dari sepuluh varietas yang di uji, varitas
(Ficus carica L.) berupa senyawa alkaloid, flavonoid, Bither yang paling tinggi kandungan fenolik total yaitu
fenolik, terpenoid, saponin, dan beberapa senyawa 58,704 mg GAE/g DE dan yang terendah pada varietas
bioaktif seperti arabinose, β-amirin, β-karoten, Hamra yaitu 42,889 mg GAE/g DE, sedangkan untuk
glikosida, β-sitosterol dan xanthon (Joseph and Raj, flavonid total yang paling tinggi ditunjukkan pada
2011). Dari pengujian fitokimia yang telah dilakukan varietas Safra yaitu 16,039 mg QE/g dan yang paling
pada kedua varietas daun tin (Ficus carica L.) rendah flavonoid totalnya pada varietas Dhokkar
mengandung senyawa kimia yang berbeda tiap 11,667 mg QE/g. Berdasarkan hasil penelitian
varietasnya. Berdasarkan uji fitokimia yang telah Wahyuni dan Hertiani (2016) tentang penentuan

*Corresponding Author: Elza


Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau,
Email: Elzaelza487@gmail.com
Telp. +62 82288732027
IJCCS ISSN: 1978-1520

kandungan fenolik dan flavonoid total sari larut air Persiapan Sampel
daun Ficus carica L. dilaporkan kandungan total Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
fenolik pada daun Ficus carica L. adalah 1,43% b/b adalah daun tanaman tin (Ficus carica L.) varietas
GAE dan kandungan total flavonoid pada daun Ficus Purple Jordan yang diperoleh dari perkebunan tanaman
carica L. adalah 1,42% b/b RE. Pada hasil penelitian tin di jalan Melur, kelurahan Sidomulyo Barat,
Trifunschi, et al (2015) melaporkan kandungan fenolik kecamatan Tampan, Pekanbaru. Sampel tersebut
dan flavonoid total dari ekstrak etanol daun Ficus disortasi basah dan didapatkan4,164 kg daun tin segar
carica L. untuk total fenolik daun adalah 25,25 mg varietas Brown Turkey dan 2,914 kg daun tin segar
cathecol/g dan untuk total flavonoid daun adalah 2,62 varietas Purple Jordan, sampel dikeringanginkan dan
mg rutin/g. disortasi kering. Simplisia dihaluskan dengan blender
Penelitian terkait genus Ficus lainnya adalah dan didapatkan simplisia halus masing-masing
penelitian Lushaini, et al (2015) tentang kandungan sebanyak 1,126 g dan 750 g.
total fenolik Ficus variegata. Pada penelitian ini Pembuatan Ekstrak Metanol
digunakan beberapa fraksi, dari hasil pengukuran yang Simplisia masing-masing sebanyak 1,125 g dan
dilakukan diperoleh kandungan total fenol yang paling 750 g dimaserasi dengan metanol di dalam botol gelap
tinggi terdapat pada fraksi metanol yaitu 48,848 µg selama lima hari dengan lima kali pengulangan. Hasil
TAE/mg sedangkan yang terendah terdapat pada fraksi maserasi kemudian dipekatkan dengan rotary
n-heksan yaitu 17,281 µg TAE/mg. Untuk fraksi evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental metanol
kloroform kandungan total fenol adalah 18,929 µg masing-masing sebanyak 158,8534 g dan 83,4808 g.
TAE/mg. Pembuatan Fraksi n-Heksana, Etil Asetat, n-
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan Butanol
penelitian terhadap perbandingan kandungan total Ekstrak metanol sebanyak 15 gram difraksinasi
flavonoid dan total fenolik pada ekstrak dan fraksi dari dengan 50 mL air dan 50 mL n-heksana di dalam
daun tanaman tin (Ficus carica L.) varietas Brown corong pisah, lalu kocok secukupnya. Biarkan sampai
Turkey dan Purple Jordan. Daun tanaman tin terbentuk 2 lapisan kemudian dipisahkan. Perlakuan ini
diekstraksi dengan metode maserasi (Hanani, 2016). dilakukan 5 kali pengulangan sehingga diperoleh fraksi
Setelah dilakukan ekstraksi, selanjutnya ekstrak yang n-heksana. Lapisan air difraksinasi kembali dengan 50
diperoleh difraksinasi bertingkat berdasarkan tingkat mL etil asetat dan dilakukan beberapa kali pengulangan
kepolarannya sehingga senyawa yang terdapat dalam seperti perlakuan di atas sehingga diperoleh fraksi air
ekstrak akan larut sesuai sifat kepolarannya (Sarker et dan fraksi etil asetat. Lapisan air kemudian difraksinasi
al, 2006). Setelah difraksinasi kemudian dilakukan kembali dengan 50 mL n-butanol dan dilakukan
penetapan total fenolik dan total flavonoid dengan alat beberapa kali pengulangan seperti perlakuan di atas
microplate reader. Digunakan microplate reader sehingga diperoleh fraksi air dan fraksi n-butanol.
karena memiliki beberapa keuntungan yaitu sampel Hasil fraksi diuapkan dengan rotary evaporator
yang digunakan sedikit, sensitifitasnya lebih tinggi, sehingga didapatkan ekstrak kental fraksi n-heksana
pekerjaan menjadi lebih cepat, serta datanya lebih sebanyak 4,323 gram varietas Brown Turkey dan 1,886
akurat (Shmaefsky, 2006). gram varietas Purple Jordan, fraksi etil asetat sebanyak
Berdasarkan latar belakang di atas, maka 2,441 gram varietas Brown Turkey dan 2,337 gram
dilakukan penentuan total flavonoid dan total fenolik varietas Purple Jordan, fraksi n-butanol sebanyak 2,102
dari ekstrak dan fraksi daun tin (Ficus carica L.) gram varietas Brown Turkey dan 3,4399 gram varietas
varietas Brown Turkey dan Purple Jordan untuk Purple Jordan, fraksi air sebanyak 5,748 gram varietas
melihat pada sampel manakah yang memberikan kadar Brown Turkey dan 4,618 gram varietas Purple Jordan.
total flavonoid dan fenolik tertinggi. Penentuan Kadar Total Flavonoid
Sampel sebanyak 2 mg ditimbang dan
METODOLOGI dilarutkan dalam 2 ml pelarut yang sesuai, sehingga
Alat dan Bahan didapatkan larutan induk dengan konsentrasi larutan
Alat-alat yang digunakan adalah Microplate 1000 ppm. Selanjutnya larutan induk dengan
reader, timbangan analitik, vial, alat destilasi konsentrasi 1000 ppm dipipet 100 µL, dan dimasukkan
(Clvenger Apparatus®), rotary evaporator, kertas ke dalam sumuran microwell plate dengan tiga kali
saring, corong, tisue, tabung reaksi, kaca, penangas air, pengulangan ditambah 50 µL NaNO2 5% dan 50 µL
aluminium foil, labu ukur, batang pengaduk, plat tetes, AlCl3 10% , kemudian diinkubasi selama 5 menit
pipet tetes, pipet mikro dan alat-alat gelas lainnya. diruang gelap dengan suhu ruangan. dan ditambah 100
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini µL NaOH 1 M dan diamkan selam 30 menit ditempat
adalah daun tanaman tin (Ficus carica L.) varietas yang gelap. Selanjutnya diukur serapannya pada
Brown Turkey dan Purple Jordan, aquadest, metanol, panjang gelombang 510 nm (Taei dkk, 2008).
n-butanol, n-heksana, etil asetat, kloroform, kloroform Penentuan Kadar Total Fenolik
amoniak, asam sulfat, asam klorida, asam asetat Sampel sebanyak 2 mg ditimbang dan
anhidrat, logam magnesium, besi (III), pereaksi Mayer, dilarutkan dalam 2 ml pelarut yang sesuai, sehingga
pereaksi Lieberman-Bourchard, FeCl3, asam galat, didapatkan larutan induk dengan konsentrasi larutan
kuersetin, reagen, folin-ciocalteu 0,25 N, Na2CO3 1000 ppm. larutan induk dengan konsentrasi 1000 ppm
7,5%, NaNO2 5%, AlCl3 10%, NaOH 1M.
IJCCS ISSN: 1978-1520

dipipet 100 µL dari larutan induk, dimasukkan kedalam


microplate reader ditambahkan 50 µL dengan folin-
ciocalteu 0,25 N, kemudian diinkubasi selama 5 menit KTFe = V (ml) x X(µg/ml) x FP (ml/ml)
diruang gelap suhu ruang, campuran tersebut Bobot sampel (mg)
ditambahkan 100 µL Na2CO3 7,5% kemudian Keterangan :
diinkubasi lagi selama 30 menit diruang gelap suhu KTFe =Kandungan total fenolik (µg GAE/mg
ruang. Kemudian diukur absorbannya pada panjang ekstrak)
gelombang 765 nm (Mustafa dkk, 2010) V = Volume Larutan Induk
X = Konsentrasi (µg/ml)
ANALISIS DATA FP = Faktor pengenceran (ml/ml)
Kandungan total flavonoid dan fenolik
dihitung berdasarkan persamaan garis yang diperoleh HASIL DAN PEMBAHASAN
dari kurva standar, sehingga diperoleh persamaann Hasil
regresi linier, yaitu: Sebanyak 1.126 g simplisia daun tanaman tin
varietas Brown Turkey dan 750 g varietas Purple
Y=a + bx Jordan diektraksi dengan metode maserasi dan
Keterangan : difraksinasi. Hasil ekstrak dan fraksi dilakukan
Y = Absorban yang diperoleh dari sampel pemeriksaan kandungan metabolit sekunder. Hasil uji
a = Intersep fitokimia pada ekstrak metanol daun tin varietas Brown
b = Slop Turkey mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik dan
x = konsentrasi dari sampel steroid. Sedangkan fraksi n-heksan mengandung
Absorban sampel dimasukkan ke dalam alkaloid dan steroid, fraksi etil asetat mengandung
persamaan kurva standar sebagai nilai y, dimana nilai x alkaloid, fenolik, flavonoid dan steroid, fraksi n-
yang diperoleh merupakan konsentrasi dalam ppm. butanol mengandung alkaloid, fenolik, flavonoid dan
Lalu dihitung kandungan total flavonoid dan total terpenoid, fraksi air mengandung alkaloid, fenolik,
fenolik dengan menggunakan rumus: flavonoid dan terpenoid.
Pengujian fitokimia varietas Purple Jordan
KTF = V (ml) x X(µg/ml) x FP (ml/ml) menunjukkan pada ekstrak metanol mengandung
Bobot sampel (mg) alkaloid, flavonoid, steroid dan fenolik. Sedangkan
Keterangan : pada fraksi n-heksana mengandung alkaloid dan
KTF =Kandungan total flavonoid (µg QE/mg terpenoid, fraksi etil asetat mengandung alkaloid,
ekstrak) flavonoid, fenolik, terpenoid, fraksi n-butanol
V = Volume Larutan Induk mengandung alkaloid, fenolik, flavonoid, dan fraksi air
mengandung alkaloid, fenolik, flavonoid dan saponin.
X = Konsentrasi (µg/ml)
FP = Faktor pengenceran (ml/ml)

Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak dan Fraksi Daun Tin Varietas Brown Turkey
Golongan Ekstrak Fraksi
Pereaksi
Senyawa metanol n-heksana Etil asetat n-butanol Air

Endapan putih Endapan putih Endapan


Endapan putih Endapan putih
Alkaloid Mayer lemah lemah putih
(+) (+)
(+) (+) (+)

Merah muda
Logam Mg + Bening merah muda Merah muda Merah muda
Flavonoid lembayung
HCl p (-) (+) (+) (+)
(+)
Hijau Hijau Hijau
Hijau Bening
Fenolik FeCl3 kehitaman kehitaman kehitaman
(+) (-)
(+) (+) (+)
Tidak
Tidak berbusa Tidak berbusa Tidak berbusa Tidak berbusa
Saponin H2O berbusa
(-) (-) (-) (-)
(-)
Tidak
Terbentuk
Liebermann- Merah terbentuk Merah Merah muda
Terpenoid warna merah
Burchad (+) warna Merah (+) (+)
(+)
(-)
IJCCS ISSN: 1978-1520

Tidak Tidak Tidak


Terbentuk Terbentuk
Liebermann- terbentuk terbentuk terbentuk
Steroid cincin biru warna hijau
Burchad warna hijau warna hijau warna biru
(+) (+)
(-) (-) (-)

Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak dan Fraksi Daun Tin Varietas Purple Jordan
Golongan Ekstrak Fraksi
Pereaksi
Senyawa metanol n-heksana Etil asetat n-butanol Air

Endapan
Endapan putih Endapan putih Endapan putih Endapan putih
Alkaloid Mayer putih
(+) (+) (+) (+)
(+)

Logam Mg + Jingga Bening Jingga Merah tua Merah muda


Flavonoid
HCl p (+) (-) (+) (+) (+)

Hijau Hijau Hijau


Bening Hijau
Fenolik FeCl3 kehitaman kehitaman kehitaman
(-) (+)
(+) (+) (+)

Tidak berbusa Tidak berbusa Tidak berbusa Tidak berbusa Berbusa


Saponin H2O
(-) (-) (-) (-) (+)

Liebermann- Merah Merah Merah Bening Bening


Terpenoid
Burchad (+) (+) (+) (-) (-)
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Liebermann- terbentuk terbentuk terbentuk terbentuk terbentuk
Steroid
Burchad warna biru warna biru warna biru warna biru warna biru
(-) (-) (-) (-) (-)

yaitu pada ekstrak sebesar 51,4 mg GAE/g ekstrak,


Pengujian total flavonoid ekstrak metanol Fraksi n-heksana 0,6 mg GAE/g ekstrak, fraksi etil
dan fraksi daun tin varietas Brown Turkey, yaitu pada asetat sebesar 93,2 mg GAE/g ekstrak, fraksi n-butanol
ekstrak sebesar 42,2 mg QE/g ekstrak. Fraksi n-
heksana 0,7 mg QE/g ekstrak, fraksi etil asetat sebesar sebesar 28,8 mg GAE/g ekstrak dan fraksi air sebesar
73,5 mg QE/g ekstrak, fraksi n-butanol sebesar 31,2 19,3 mg GAE/g ekstrak. Kadar fenolik untuk ekstrak
mg QE/g ekstrak dan fraksi air sebesar 14,4 mg QE/g metanol dan fraksi daun tin varietas Purple Jordan,
ekstrak. Kadar flavonoid ekstrak metanol dan fraksi yaitu pada ekstrak sebesar 55,2 mg GAE/g ekstrak,
daun tin varietas Purple Jordan, yaitu pada ekstrak Fraksi n-heksana 1,7 mg GAE/g ekstrak, fraksi etil
sebesar 45,9 mg QE/g ekstrak, Fraksi n-heksana asetat sebesar 99,6 mg GAE/g ekstrak, fraksi n-butanol
sebesar 1,7 mg QE/g ekstrak, fraksi etil asetat sebesar sebesar 35,8 mg GAE/g ekstrak dan fraksi air sebesar
88,6 mg QE/g ekstrak, fraksi n-butanol sebesar 35,2 21,4 mg GAE/g ekstrak. Hasil pengujian dapat dilihat
mg QE/g ekstrak dan fraksi air sebesar 17,8 mg QE/g pada Tabel 3.
ekstrak. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.
pengujian total fenolik untuk ekstrak
metanol dan fraksi daun tin varietas Brown Turkey,

Tabel 3. Kadar Total Flavonoid dan Fenolik Daun Tin (Ficus carica L.)
Kadar Kadar
NO Tumbuhan Sampel Total Flavonoid Total Fenolik
(mg QE/g ekstrak) (mg GAE/g ekstrak)

Ekstrak Metanol 42,2 51,4

Fraksi n-Heksana 0,7 0,6


1 Varieta Brown Turkey
Fraksi Etil Asetat 73,5 93,2
IJCCS ISSN: 1978-1520

Fraksi n-Butanol 31,2 28,8

Fraksi Air 14,4 19,3

Ekstrak Metanol 45,9 55,2

Fraksi n-Heksana 1,7 1,7


2 Varietas Purple Jordan
Fraksi Etil Asetat 88,6 99,6

Fraksi n-Butanol 35,2 35,8

Fraksi Air 17,8 21,4


masing pelarut. Sehingga dari proses pemisahan,
Pembahasan senyawa polar akan terlarut ke dalam pelarut polar,
Sampel berupa ekstrak metanol dan fraksi dari begitu pula dengan senyawa semi polar dan non polar
daun tanaman tin (Ficus carica L.) varietas Brown akan terlarut dalam pelarutnya (Cairns, 2004).
Turkey dan Purple Jordan yang didapat dari Hasil fraksinasi kemudian diuapkan pelarutnya
pengeringan sampel segar daun tin kedua varietas dengan alat rotary evaporator Harborne, 1987)
kemudian dikeringkan. sehingga diperoleh fraksi kental dari masing-masing
Sampel kering kemudian diekstraksi fraksi. Selanjutnya dihitung nilai rendemen dari
menggunakan pelarut metanol. Pemilihan pelarut masing-masing fraksi daun tin (Ficus carica L.) ini.
metanol dikarenakan pelarut metanol merupakan Nilai rendemen di peroleh dari perbandingan berat
pelarut yang bersifat universal yaitu pelarut yang dapat fraksi yang diperoleh dengan berat ekstrak awal yang
menarik senyawa yang bersifat polar hingga nonpolar, ditimbang dikalikan 100%. Nilai rendemen ini dapat
dan juga untuk mendapatkan ekstrak total dari sampel menggambarkan kemampuan suatu pelarut untuk
yang digunakan (Anonim, 2008). Metode ekstraksi mengekstraksi kandungan senyawa dalam ekstrak
yang dipilih adalah metode maserasi. Proses maserasi sesuai dengan polaritasnya dalam satuan persen.
ini dilakukan selama 3-5 hari dengan tiga kali Setelah diperoleh ekstrak dan fraksi daun tin,
pengulangan di dalam botol yang gelap dan tertutup selanjutnya dilakukan pengujian total flavonoid dan
rapat, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya total fenolik dari ekstrak dan fraksi daun tin (Ficus
oksidasi oleh pengaruh suhu dan cahaya (Harborne, carica L.) varietas Brown Turkey dan varietas Purple
1987). Metode maserasi dipilih karena merupakan Jordan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
metoda yang sangat sederhana dalam pengerjaan alat microplate reader. Microplate reader merupakan
maupun alat dan pelarut yang digunakan (Hanani, suatu spektrofotometer khusus yang disusun untuk
2016). Maserat yang diperoleh dipekatkan membaca lempeng microplate. Keuntungan dari alat ini
menggunakan rotary evaporator yang suhunya telah yaitu memungkin untuk dapat mengukur banyak
diatur terlebih dahulu. Proses pemekatan merupakan sampel secara bersamaan (Shmaefsky, 2006).
penguapan dari maserat yang masih mengandung Penentuan kadar total flavonoid dilakukan
pelarut sehingga diperoleh ekstrak kental yang dengan metode kolorimetri yang menggunakan
bertujuan agar konsentrasi senyawa lebih besar dan aluminium klorida dan standar yang digunakan adalah
memudahkan dalam penyimpanan (Hanani, 2014). kuersetin. Pengukuran kadar flavonoid berdasarkan
Ekstrak metanol daun tin yang didapat atas pembentukan kompleks dari AlCl3 dengan
kemudian difraksinansi. Fraksinasi dilakukan senyawa flavonoid pada gugus orto hidroksi keton
menggunakan tiga jenis pelarut yang berbeda yang memberikan efek batokromik (Xu dan Chang,
berdasarkan derajat kepolaran pelarutnya yakni n- 2007). Penggunaan AlCl3 dan NaNO2 pada metode ini
heksana sebagai pelarut senyawa yang bersifat non memberikan warna kuning sehingga dapat dibaca
polar, etil asetat sebagai pelarut senyawa yang bersifat serapannya oleh spektofotometer UV-Vis serta untuk
semi polar dan n-butanol sebagai pelarut senyawa yang mempertahankan panjang gelombang pada daerah
bersifat polar. Prinsip pemisahan ini mengikuti hukum visible. Reaksi tersebut terjadi dalam suasana basa
koefisien distribusi atau koefisien partisi (Hanani, sehingga adanya penambahan NaOH. Standar yang
2016). Koefisien partisi merupakan keadaan ketika digunakan adalah kuersetin, dimana kuersetin ini
suatu senyawa ditambahkan kedalam suatu campuran merupakan senyawa flavonol terbesar dengan rumus
yang tidak saling tercampur, maka senyawa tersebut molekul C15H10O7 dan memiliki potensi sebagai
akan mendistribusikan dirinya diantara campuran antioksidan.
pelarut tersebut berdasarkan afinitas pada masing-
IJCCS ISSN: 1978-1520

Kuersetin yang merupakan standar pada yang berbeda. Perbedaan struktur tersebut
penentuan kadar total flavonoid digunakan untuk menyebabkan senyawa golongan flavonoid memiliki
menentukan kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi dibuat tingkat kelarutan yang berbeda-beda, tapi pada
dengan 5 seri konsentrasi dari kuersetin yaitu 20; 40; umumnya senyawa flavonoid larut dalam pelarut semi
60; 80 dan 100 µg/mL dan diukur absorbansinya pada polar hingga polar.
panjang gelombang 510 nm dengan masing-masing Selanjutnya dilakukan penentuan kandungan total
konsentrasi dilakukan dengan 3 kali pengulangan. fenolik. Penentuan kandungan total fenolik dengan
Absorban rata-rata yang diperoleh diplotkan dengan menggunakan reagen Folin-Ciocalteu dan asam galat
konsentrasi dari kuersetin sehingga diperoleh sebagai standar. Folin-Ciocalteu merupakan larutan
persamaan regresi linear y = 0,0088 x + 0,0309 dengan kompleks ion polimerik yang dibentuk dari asam
nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,999 (Lampiran fosfomolibdat dan asam heteropolifosfotungstat Prinsip
18). Andayani dkk., (2008) menyatakan bahwa nilai r metode ini yaitu terbentuknya kompleks berwarna biru
yang mendekati satu menunjukkan persamaan regresi oleh senyawa fenolik senyawa didalam sampel akan
linier dan dapat digunakan karena konsentrasi yang mereduksi fosfomolibdat fosfotungstat dalam Folin-
mempengaruhi absorbansi sebesar 99%. Ciocalteu membentuk molybdenum dalam suasana
basa, sehingga penggunaan sodium karbonat dapat
memberikan suasan basa dalam reaksi (Cicco et al.,
Kurva Standar Kuarsetin 2009). Warna yang dihasilkan tersebut dapat dideteksi
1 oleh suatu alat yang disebut dengan microplate reader.
Kadar yang dihasilkan dianggap sebagai kadar asam
Absorbansi

galat dalam 1 g sampel.


0.5 Pada penentuan kadar total fenolik, terlebih
y = 0.0088x + 0.0309 dahulu dilakukan penentuan kurva kalibrasi dari asam
R² = 0.9996 galat dengan konsentrasi 20; 40; 60; 80 dan 100 µg/mL
0
0 50 100 150 yang diukur absorbansinya sehingga diperoleh
Konsentrasi (ug/mL) persamaan regresi linear y = 0,0092 x + 0,0157 dengan
r = 0,999. Nilai r berguna untuk mengetahui seberapa
Gambar 1. Kurva Standar Kuersetin
besar konstribusi dari konsentrasi terhadap perubahan
nilai absorbansi. Jika nilai r =1, artinya variasi naik
Kemudian, masing-masing ekstrak dan fraksi
atau turunnya nilai absorbansi disebabkan oleh
yang telah diukur absorbansinya dihitung kadar total
konsentrasi (Rachmat, 2013).
flavonoidnya dengan memasukkan kedalam persamaan
linear dari standar dan persamaan kadar total flavonoid
yang ekivalen dengan kuersetin. Pengujian kadar total
Kurva Standar Asam Gallat
flavonoid dari ekstrak dan fraksi daun tin dilakukan
1
sebanyak tiga kali pengulangan agar diperoleh data
0.8
Absorbansi

yang akurat.
Kadar total flavonoid dari ekstrak metanol 0.6
daun tin varietas Brown Turkey adalah 42,2 mg QE/g 0.4
ekstrak, pada fraksi n-heksana adalah 0,7 mg QE/g y = 0.0092x + 0.0157
0.2
ekstrak, pada fraksi etil asetat adalah 73,5 mg QE/g R² = 0.9994
0
ekstrak, pada fraksi n-butanol adalah 31,2 mg QE/g
0 50 100 150
ekstrak dan untuk fraksi air adalah 14,4 mg QE/g Konsentrasi (ug/mL)
ekstrak. Sedangkan kadar total flavonoid pada ekstrak
metanol daun tin varietas Purple yordan yaitu sebesar Gambar 2. Kurva Asam Gallat
45,9 mg QE/g ekstrak, pada fraksi n-heksana adalah
1,7 mg QE/g ekstrak, pada fraksi etil asetat adalah 88,6 Dari persamaan regresi yang didapat tersebut,
mg QE/g ekstrak, pada fraksi n-butanol adalah 35,2 mg maka dapat dihitung kandungan total fenolik dari
QE/g ekstrak dan untuk fraksi air adalah sebesar 17,7 masing-masing sampel yang diukur absorbansinya
mg QE/g ekstrak.Kandungan total flavonoid pada panjang gelombang 765 nm. Pemilihan panjang
dinyatakan dalam QE (Quersetin Eqivalent) yaitu gelombang ini berdasarkan pada penelitian terhadap
jumlah kesetaraan µg kuersetin dalam 1 mg ekstrak. total fenolik yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
Dari hasil, kadar flavonoid tertinggi terdapat sebelumnya (Xu and Chang, 2007; Ahmed et al.,
pada fraksi etil asetat. Diikuti ekstrak metanol, fraksi n- 2014). Pengujian kadar total fenolik dilakukan
butanol dan fraksi air sedang kadar flavonoid terendah sebanyak tiga kali pengulangan. Pengujian dilakukan
pada fraksi n-heksana. Pengujian total flavonoid yang sebanyak tiga kali pengulangan untuk keperluan
dilakukan Ahmed et al (2014) juga menunjukkan akurasi data.
bahwa fraksi etil asetat memiliki kandungan total Kadar total fenolik ekstrak metanol daun tin
flavonoid yang tinggi dibandingkan semua sampel uji. varietas Brown Turkey adalah 51,4 mg GAE/g ekstrak,
Perbedaan kadar flavonoid total pada setiap fraksi pada fraksi n-heksana adalah 0,6 mg GAE/g ekstrak,
disebabkan oleh flavonoid memiliki beberapa struktur pada fraksi etil asetat adalah 93,2 mg GAE/g ekstrak,
IJCCS ISSN: 1978-1520

pada fraksi n-butanol adalah 28,8 mg GAE/g ekstrak sampel lainnya. Kadar total flavonoid fraksi etil asetat
dan untuk fraksi air mengandung total fenolik sebesar varietas Purple Jordan adalah 88,6 mg QE/g ekstrak
19,3 mg GAE/g ekstrak. Sedangkan untuk kandungan dan varietas Brown Turkey adalah 73,5 mg QE/g
total fenolik dari daun tin varietas Purple Jordan yaitu ekstrak. Sedangkan kadar total fenolik fraksi etil asetat
pada ekstrak mengandung total fenolik sebesar 55,2 mg varietas Purple Jordan adalah 99,6 mg GAE/g ekstrak
GAE/g ekstrak, pada fraksi n-heksana 1,7 mg GAE/g dan varietas Brown Turkey adalah 93,2 mg GAE/g
ekstrak, pada fraksi etil asetat adalah 99,6 mg GAE/g ekstrak.
ekstrak, pada fraksi n-butanol adalah 35,8 mg GAE/g
ekstrak dan pada fraksi air mengandung total fenolik DAFTAR PUSTAKA
sebesar 21,4 mg GAE/g ekstrak.
Ahmed, N., Fatima, K., Saeed, R., 2014, Analysis of
Dari hasil pengujian yang diperoleh
Phenolic and Flavonoid Contents, and the
menunjukkan bahwa kadar total fenolik dari fraksi n-
Anti-Oxidative Potential and Lipid
heksan lebih rendah dibandingkan semua sampel uji.
Peroxidation Inhibitory Activity of
Hasil pengujian fitokimia juga menunjukkan negatif (-)
Methanolic Extract of Carissa opaca Roots
fenolik pada fraksi n-heksan. Hal ini disebabkan oleh
and Its Fractions in Different Solvents,
rendahnya polaritas pelarut n-heksan untuk dapat
Antioxidants, (3), 671-683.
menarik senyawa fenolik yang bersifat polar, sehingga
Al-Snafi, A.E., 2017. Nutritional and pharmacological
kandungan fenolik pada fraksi n-heksana sangat
importance of Ficus carica - A review.
sedikit. Kadar total fenolik tertinggi diperoleh dari
Department of Pharmacology, College of
fraksi etil asetat. Penelitian Pratiwi et al (2010) juga
Medicine. Iraq : Thi Qar University. (7),
menunjukkan kadar fenolik tertinggi terdapat pada
33-48.
fraksi etil asetat, karena umumnya senyawa fenolik
Anonim, 2000. Parameter Umum Standar Ekstrak
lebih mudah diekstraksi oleh pelarut organik yang
Tumbuhan Obat, Depertemen Kesehatan
bersifat semi polar dan polar. Hal ini menunjukkan
Republik Indonesia, Jakarta.
bahwa sampel daun tin (Ficus carica L.) banyak
Anonim, 2008, Farmakope Herbal Indonesia Edisi IV,
memiliki senyawa fenolik yang bersifat semi polar,
Depertemen Kesehatan Republik
sehingga mudah terekstraksi pada pelarut etil asetat
Indonesia, Jakarta.
yang juga bersifat semi polar. Kadar fenolik dan
Biotek, 2010, Microplate Instrumentation. Thecnical
flavonoid sedang yang dihasilkan pada fraksi air daun
Handbook.
tin diduga karena adanya glikosida flavonoid. (Hidayati
dkk, 2017; Pokorni dkk,2001)
Berdasarkan uraian hasil pengujian diatas Cairns, D. 2004. Essential of Pharmaceutical
menunjukkan perbedaan kadar total flavonoid dan Chemisty. Jakarta: Intisari Kimia Farmasi
Edisi II. EGC.
fenolik pada kedua varietas. Kadar total flavonoid dan
Chesworth, J.M., Stuchbury, T., and Scalfe, J.R.,1998,
total fenolik pada daun tin (Ficus carica L.) varietas
Agricultural Biochemistr, Chapman &
Purple Jordan lebih tinggi dibandingkan daun tin
(Ficus carica L.) varietas Brown Turkey. Hal ini juga Hall, London
dapat dilihat pada intensitas warna yang dihasilkan Condit, I. J., 1955. Hilgardia. A Journal of Agricultural
Science Published by the California
pada kedua varietas yang di uji, pada varietas Purple
Agricultural Experiment Station. Vol: 23
Jordan menunjukkan warna yang lebih pekat dari
No: 11
varietas Brown Turkey. Perbedaan juga dapat terlihat
Crozier, A.,Clifford M.N., Ashihara H., 2006, Plant
pada kelima sampel yang digunakan, sampel yang
mengandung kadar flavonoid dan fenolik total tertinngi Secondary Metabolites: Occurence,
yaitu pada sampel fraksi etil asetat dan kadar terendah Structure and Role in the Human Diet,
Oxford: blackwell publishing Ltd, Hal: 11-
pada sampel fraksi n-heksana.Menurut Muchtadi
16, 244-149, ISBN-13: 978-4051-2503-3
(2008) hasil yang berbeda ini dikarenakan komposisi
Dewi, N, 2013, Peluang Usaha Buah Tin Raup
setiap tanaman berbeda-beda dan dipengaruhi oleh
Keuntungan Besar Dari Bertanam Buah
beberapa faktor, yaitu perbedaan varietas, keadaan
cuaca tempat tumbuh, pemeliharaan tanaman, cara Tin, Yogyakarta:Pustaka Baru Press
pemanenan, waktu pemanenan, dan kondisi Folin, O., Ciocalteu, V, 1927. On Tyrosine and
Tryptophane Determinations in
penyimpanan.
Proteins. Jour.Bio.Chem., 73 : 627-650,
SIMPULAN 1927, in. Todd-Sanford, 10, 412.
Gandjar, I.G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
dapat disimpulkan bahwa kadar flavonoid dan fenolik
Guvenc, M., M. Tuzcu, and O. Yolmaz. 2009. Analysis
total dari daun tin (Ficus carica L.) varietas Purple
of Fatty Acid and Some Lipophilic
Jordan lebih tinggi dibandingkan varietas Brown
Vitamin in The Fruits of The Ficus carica
Turkey. Berdasarkan hasil yang didapat fraksi etil
Picked from the Adiyaman district, Res. J.
asetat dari kedua varietas mengandung kadar total
Biol. Sci. 4(3):320- 323
flavonoid dan fenolik yang paling tinggi dibandingkan
Hanani E. 2016. Analisis Fitokimia. Jakarta: EGC.
IJCCS ISSN: 1978-1520

Harbone, J.B.,1987, Metode Fitokimia Penentuan Cara Sastrohamidjojo, H., 1996, Sintesis Bahan Alam,
Modern Menganalisis Tumbuhan. Edisi Gadjah Mada University press,
Ke-2, Terjemahan K. Padmawinata dan I. Yogyakarta.
Soediro. Penerbit ITB, Bandung. Shmaefsky, B.R., 2006, Biotechnology 101, USA:
Hidayati, N.D., Arifin, I., Antika, Y., Firdaus, A., Greenwood Publishing Group.
Ardian, K.N. 2017. Pengujian Aktivitas Startil, P., Kuban, V., Fojtova, J., 2008, Comparison of
Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Jantung the Phenolics Contents and total activity in
Pisang Mas (Musa acuminata colla) wines as Determined by
Menggunakan Metode DPPH. Pharmacy. Spectrophotometric Methods, Czech J.
14 (01). Food Sci, 26(4) : 242-235.
Joseph, B., dan Raj, S. J. 2011. Pharmacognostic And Sarker, S. D., Latif, Z. Dan Gray, A. I. 2006. Natural
Phytochemical Properties Of Ficus Carica Product Isolation 2nd Edition, Natural
Linn–An Overview. International Journal Product Isolation. New Jersey: Human
of Pharmtech Research, 3(1), 8-12. press inc. (1-26).
Lim, T. K. 2012. Ficus carica, di Dalam Edible Solomon, A., Golubowicz, S., Yablowicz, Z.,
Medicinal and Non-Medicinal Plants Grossman, S., Bergman, M., Gottlieb, H.,
Volume 3 Fruits. Springer, Dordrecht, Altman, A., Kerem, Z., & Flaishman, M.
heidelbreg. London: New York. A., 2006, Antioxidant Activities and
Lushaini, S., Wibowo, M.A., Ardiningsih, P., 2015, Anthocyanin Content of Fresh Fruits of
Kandungan Total Fenol, Aktivitas Common Fig (Ficus carica L.), J. Agric.
Antioksidan dan Sitotoksik Daun Kedadai Chem., 54, 7717-7723.
(Ficus variegata Blume), JKK, 4(2): 1-5. Tian J, Zhang Y, Yang X, Rui K, Tang X, Ma J, Chen
Mahmoudi, S., Khali, Mustapha., Benkhaled, J, Xu H, Lu L, Wang S. 2014. Ficus Carica
Abderahim., Benamirouche, Karima., Polysaccharides Promote The Maturation
Baiti, Imen. 2016. Phenolic and Flavonoid And Function Of Dendritic Cells. Int J Mol
Contents, Antioxidant and Antimicrobial Sci;15: 12469-12479.
Activities of Leaf Extracts From Ten Trifunschi, S.I., Munteahu, M.F.F., Ardelean, D.G.,
Algerian Ficus carica L. Varieties. Asian Orodon, M., Osser, G.M., Gligor, R.I.,
Pacific Journal of Tropical Biomedicine. 2015, Flavonoids and Polyphenols Content
Algeria. 6(3): 239-245. and Antioxidant Activity of Ficus carica
Mawa, S., Khairana, H., dan Ibrahim, J. 2013. Ficus L. Extracts From Romania, Matica Srpska
carica L. (Moraceae): Phytochemistry, J. Nat. Novi Sad, 128: 57-65.
Traditional Uses and Biological Activities. Umam, M. A., 2014.Ajaibnya Khasiat Daun dan Buah
Jurnal Drug and Herbal Research Central. Tin Penyembuh Segala Penyakit,
(1):1-8. Semarang: Griya Mulia Indah.
Markham, K,R,. 1988. Konsep Dasar Kimia Analitik, Vermerris, W., Nicholson, R., 2006, Phenolic
Universitas Indonesia Press, Jakarta. Compound Biochemistry springer, The
Muchtadi, D. 2013. Antioksidan dan Kiat Sehat Di netherlands.
Usia Produktif, Alfabeta: Bandung. Wahyuni , O.T., Hertiani, T, 2016, DPPH Radical
Mustafa, R.A., Hamid, A.A., Mohamed, S. dan Abu Scavenging Activity, Total Phenolics And
Bakar, F. 2010. Total phenolic compounds, Flavonoids Of Water Soluble Extracts
flavonoids, and radical scavenging activity Derived From Leaves And Fruit Of Ficus
of 21 selected tropical plants. Journal of Carica L. And Ficus Parietalis Bl, Trad.
Food Science. 75 (1): C28-C35. Med. J.,21 (2) : 86-92
Xu, B.J., Chang, S.K.C., 2007, A Comparative On
Pokorni, j., Yanishlieva, N., dan Gordon, M. 2001. An Phenolic Profiles. And Antioxidant
Antioxidant in Food Practical Application. Activities of Legumes as Affected by
England: Wodhead Publishing Ltd. Extraction Solvents, J. Food Sci. 72 (2) :
Pratiwi, P., Suzery, M.., Cahyono,B., 2010. Total 5159-5166.
Fenolat dan Flavonoid dari Ekstrak dan Zheng, Y.,I.S. Haworthh., Z. Zuo., M.S. Chow A.H.,
Fraksi Kumis Kucing (Ortosiphon 2005, Physicochemical and Structural
stamineus B.) Jawa Tengah Serta Aktivitas Characterization of Querssetin-Beta-
Antioksidannya. Jurnal Sains & Cyclodextrin, J. Pharm. SCI, 94 (5) :
matematika. 18 (4). 1079-1089.
Rahardjo T,J., 2012, Kimia Hasil Alam, Pustaka Zhu H., Wang Y., Liu Y., Xia Y., Tang T. 2009.
Pelajar, Jakarta. Analysis of Flavonoids in Portulaca
oleracea L. by UV–Vis Spectrophotometry
Saifudin, A. 2014. Senyawa Alam Metabolik Sekunder with Comparative Study on Different
Teori, Konsep dan Teknik Pemurnian. Extraction Technologies. Food Analytical
Yogyakarta: Deepublish. Methods. (3) :90-97.
IJCCS ISSN: 1978-1520

Вам также может понравиться