Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
01 Juni 2017
Henny Yunita1
Anton Soekiman2
Abstract
Infrastructure development in many areas in indonesia appear as demonstrate the seriousness of the
government in increasing its capacity and capabilities budget.The form of the seriousness of the government
can also be seen from trend the realization budget infrastructure that increased by 120 percent of the
budget infrastructure 2010. Meanwhile, the era asean economic community (MEA) also emerge as another
challenge to cope service industry indonesian construction. Hence, the company construction services are
required to have always been able to produce products quality. The project owner require contractors
who was elected must have a system to ensure that every stage activity his project implemented as
planned the project, a system that is known as a quality management system (SMM) ISO 9001: 2008 with
trust and satisfaction construction users is one benefit can be felt and up to now there are about 1.196
contractors who have applied (SMM) ISO 9001:2008. For it , need to study how the level of satisfaction users
construction against the implementation of SMM ISO 9001: 2008 and factors priority anything that needs
to be repaired with increased. So that it can be known how performance the application of SMM ISO 9001:
2008 that is in contractors now. Based on the calculation of Customers Satisfaction Index (CSI), indicates
that users construction in the water resources scope of work are satisfy to SMM ISO 9001: 2008 that had
been implemented by contractors by index satisfaction of 72.05%. Meanwhile, based on diagram kartesius
Importance Performance Analysis (IPA), speed in responding to demand the project owner, timeliness of
completion of projects and the speed resolve the current shortage of handover become priority indicators
that need to be improved in order to achieve better customers satisfaction.
Keywords: construction, construction quality assurance, ISO 9001:2008, construction users satis
Abstrak
Pembangunan infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia muncul sebagai wujud nyata keseriusan
pemerintah dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas konstruksinya. Bentuk keseriusan pemerintah
juga terlihat dari trend realisasi anggaran infrastruktur yang mengalami peningkatan sebesar 120% dari
anggaran infrastruktur tahun 2010. Sementara itu, berlakunya era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) juga
muncul sebagai tantangan lain yang harus dihadapi industri jasa konstruksi Indonesia. Oleh karena itu,
perusahaan jasa konstruksi dituntut untuk selalu mampu menghasilkan produk yang bermutu. Pemilik
proyek mewajibkan kontraktor yang terpilih harus memiliki suatu sistem yang mampu menjamin bahwa
setiap tahapan aktivitas proyeknya dilaksanakan sesuai rencana mutu proyek, sistem itulah yang dikenal
dengan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 dengan kepercayaan serta kepuasan pengguna jasa
konstruksi menjadi salah satu manfaat yang dapat dirasakan dan sampai dengan saat ini sudah terdapat
sekitar 1.196 kontraktor yang telah menerapkan SMM ISO 9001:2008. Untuk itu, perlu diteliti bagaimana
tingkat kepuasan pengguna jasa konstruksi terhadap penerapan SMM ISO 9001:2008 dan faktor prioritas
apa saja yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Sehingga dapat diketahui bagaimana kinerja penerapan
SMM ISO 9001:2008 yang ada di perusahaan jasa konstruksi saat ini. Berdasarkan Perhitungan Customers
Satisfaction Index (CSI) menunjukkan bahwa pengguna jasa konstruksi pada lingkup pekerjaan bidang
Sumber Daya Air sudah merasa puas terhadap SMM ISO 9001:2008 yang sudah diterapkan oleh perusahaan
jasa konstruksinya yang dibuktikan dengan indeks kepuasan sebesar 72.05%. Sementara itu, berdasarkan
diagram Kartesius Importance Performance Analysis (IPA), kecepatan dalam merespon permintaan pemilik
proyek, ketepatan waktu penyelesaian proyek dan kecepatan menyelesaikan kekurangan pada saat serah
terima hasil pekerjaan menjadi indikator prioritas yang perlu ditingkatkan demi mencapai kepuasan
pengguna jasa yang lebih baik lagi.
Kata Kunci: konstruksi, jaminan kualitas konstruksi, ISO 9001:2008, kepuasan pengguna konstrksi,
importance performance analysis (IPA)
Pemilik proyek selaku pengguna jasa baik dari Kepuasan pemilik proyek konstruksi selaku
pihak pemerintah maupun perusahaan swasta akan pelanggan bergantung pada kualitas produk
mensyaratkan bukti adanya penerapan Sistem dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan
Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 dalam jasa konstruksinya (kontraktor) oleh karena itu,
persyaratan tender karena ketepatan memilih kepuasan pemilik proyek merupakan prioritas paling
kontraktor akan mempengaruhi baik buruknya utama sehingga perusahaan jasa konstruksi dituntut
kinerja proyek. Sementara itu, penerapan SMM untuk selalu dapat menerapkan prinsip fokus pada
berbasiskan ISO 9001:2008 di perusahaan jasa pelanggan.
konstruksi sudah menjadi prioritas utama mengingat
penerapannya sendiri telah menjadi kebijakan Kotler (2002) dalam Sumaga (2013) menyatakan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan bahwa kepuasan dinyatakan sebagai perasan
Rakyat sejak tahun 2001 dengan tujuan untuk senang atau kecewa seseorang yang muncul
mengupayakan dan mewujudkan kualitas produk setelah membandingkan antara persepsi/kesannya
hasil pekerjaan konstruksi yang sesuai harapan terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk/jasa dan
dan kebutuhan pengguna jasa atau pemilik proyek harapan-harapannya, sehingga hubungannya dapat
(Mulia, 2011). menghasilkan persamaan:
3.2. Tahap Kajian Pustaka dengan klausul 8 seperti yang ada pada Tabel 2.
Kajian pustaka dilakukan dengan mengumpulkan 3.4. Tahap Penyusunan dan Penyebaran
berbagai literatur terkait kinerja proyek konstruksi, Kuesioner
implementasi SMM ISO 9001:2008 pada perusahaan
jasa konstruksi, aspek pengendalian mutu konstruksi Kuesioner disusun dalam format structured
serta kepuasan pengguna jasa konstruksi. questions dan penyebaran dilakukan di Satuan Kerja
(Satker) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air, Balai
3.3. Tahap Identifikasi Variabel dan Indikator Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane
dengan skor kepuasan dan kepentingan pengguna
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi variabel jasa dijelaskan pada Tabel 3.
dan indikator yang didasarkan pada hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan yang kemudian Pada penelitian ini uji validitas yang dilakukan adalah
dikelompokkan berdasarkan persyaratan SMM ISO uji validitas konstruksi (construct validity) dengan
9001:2008 yang dimulai dari klausul 4 sampai menghitung korelasi Pearson Product Moment.
Tabel 2. Persyaratan SMM ISO 9001:2008
..........................................(3)
Metode kedua yaitu metode IPA memberikan
hasil berupa interpretasi pengklasifikasian kinerja
perusahaan jasa konstruksi dalam menerapkan
..........................................(4) SMM ISO 9001:2008 ke dalam 4 kuadran Kartesius
meliputi kuadran A (prioritas utama perbaikan),
Kuadran B (pertahankan kinerja), Kuadran C
(priortas rendah untuk perbaikan) dan Kuadran D klausul sehingga dapat diketahui indeks kepuasan
(kinerja berlebihan). secara detail terhadap kinerja setiap klausulnya
yang lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1.
Tahapan analisis diharapkan dapat memberikan
keluaran yang dapat mencapai tujuan penelitian CSI sebesar 72.05% sebagai angka yang sangat
dengan diperolehnya kesimpulan mengenai tingkat diperlukan dalam mencapai perbaikan yang
kepuasan pengguna jasa konstruksi terhadap berkesinambungan, karena dalam metode CSI
penerapan SMM ISO 9001:2008 di perusahaan pengukuran tingkat kepuasan adalah sebuah
jasa konstruksi. Saran dapat diberikan berupa proses yang bersifat kontinu. Hal ini sejalan
rekomendasi bagi perusahaan jasa konstruksi yang dengan persyaratan SMM ISO 9001:2008 klausul
telah menerapkan SMM ISO 9001:2008 untuk 8, yang menyatakan bahwa perusahaan harus
mempertahankan bahkan meningkatkan tingkat tetap memantau informasi yang berkaitan dengan
kepuasan pengguna jasanya. persepsi pengguna jasa apakah perusahaan
telah memenuhi persyaratan atau belum, karena
4. HASIL DAN PEMBAHASAN prinsipnya SMM ISO 9001:2008 hanyalah sebagai
tools untuk memastikan bahwa perusahaan jasa
Hasil perhitungan pada Tabel 6 menunjukkan CSI konstruksi telah menerapkan sistem standar mutu
penerapan SMM ISO 9001:2008 di perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif.
jasa konstruksi pada lingkup pekerjaan SDA adalah
sebesar 72.05%. Hasil ini diperoleh berdasarkan Berdasarkan pada Gambar 1, klausul 5 (tanggung
distribusi 44 (empat puluh empat) kuesioner yang jawab manajemen) adalah klausul dengan kinerja
dinyatakan valid. Nilai ini berada pada rentang nilai
yang paling memuaskan. Kondisi ini sejalan dengan
CSI antara 68% < CSI ≤ 83%, yang mana kondisi ini hasil perhitungan metode IPA berupa sebaran
menyatakan bahwa pengguna jasa konstruksi sudah indikator yang tertuang dalam sebuah diagram
merasa puas terhadap kinerja perusahaan jasa Kartesius seperti yang ada pada Gambar 2 dengan
konstruksi dalam menerapkan SMM ISO 9001:2008. rincian indikator di masing-masing kuadran
dijelaskan pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 7 inilah
Perhitungan CSI juga dilakukan terhadap setiap dapat diketahui bahwa variabel tanggung jawab
Tabel 6. Hasil Perhitungan CSI Lingkup Pekerjaan SDA
DAFTAR PUSTAKA