Вы находитесь на странице: 1из 10

Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD Volume 5, Nomor 2, September 2017

p-ISSN: 2338-1140 (Halaman 781-790)


e-ISSN: 2527-3043

ANALISIS MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI


PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT
DI SDN NGARINGAN 05 KEC.GANDUSARI KAB.BLITAR

Yusvidha Ernata
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta dan Keolahragaan
IKIP Budi Utomo Malang
Email: yusvidha_ernata@yahoo.co.id

ABSTRACT: This study aims to analyze the motivation of learners through the provision of
reward and punishment in SDN Ngaringan 05. This study used a descriptive quantitative
approach. Number of samples 22 learners. Data obtained through the instruments developed
researcher with the item number of instruments as much as 10 items. Measurement of the
individual statements using a Likert scale, namely: 1) strongly disagree; 2) do not agree; 3)
doubtful; 4) agree and 5) strongly agree. Data collection techniques used are questionnaires
and interviews unstructured. The results showed that administration of reward and punisment
can provide major influence on students' motivation. The right strategy will affect the
learning process is increasing continuously achieve maximum results. To the teacher strives
to motivate learners so that they are more interested in the learning process. One way to
giving reward and punisment didactic. Demonstrated a high percentage of the results of
research in which 73% of students feel happy if the work / tasks performed to get an award
from Mr / Mrs teacher. 59% said it does not agree that there are learners who arrive late and
often reprimanded Mr / Mrs teacher. 64% of students agreed that learners feel embarrassed
if too frequent violations.

Keywords: learning motivation, reward and punishmen

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motivasi belajar peserta didik
melalui pemberian reward dan punishment di SDN Ngaringan 05. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif jenis deskriptif. Jumlah sampel 22 peserta didik. Data
diperoleh melalui instrumen yang dikembangkan peneliti dengan jumlah item instrumen
sebanyak 10 item. Pengukuran terhadap masing-masing pernyataan menggunakan skala
Likert, yaitu: 1) sangat tidak setuju; 2) tidak setuju; 3) ragu-ragu; 4) setuju dan 5) sangat
setuju.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan wawancara tidak
terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian reward dan punisment dapat
memberikan pengaruh besar terhadap motivasi belajar siswa. Strategi yang tepat akan
mempengaruhi proses pembelajaran semakin meningkat secara terus menerus mencapai
hasil yang maksimal. Untuk itu guru senantiasa berupaya memotivasi peserta didik agar
mereka lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Salah satu caranya dengan cara
memberikan reward dan punisment yang bersifat mendidik. Prosentase tinggi ditunjukkan
dari hasil penelitian dimana 73% peserta didik merasa senang jika pekerjaan/tugas yang
dilaksanakan mendapatkan penghargaan dari Bapak/Ibu Gurunya. 59% menyatakan sangat
tidak setuju jika peserta didik ada yang datang terlambat dan sering mendapat teguran dari
Bapak/Ibu guru. 64% siswa menyatakan setuju bahwa peserta didik merasa malu jika terlalu
sering melakukan pelanggaran.

Kata kunci : motivasi belajar, reward dan punishmen

PENDAHULUAN ( Mulyasa, 2007). Hal ini sesuai dengan


Pendidikan merupakan salah satu UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
hal terpenting dalam kehidupan, ini Pendidikan Nasional, pendidikan adalah
berarti bahwa setiap manusia berhak usaha sadar dan terencana untuk
mendapat dan berharap untuk selalu mewujudkan suasana belajar dan proses
berkembang dalam pendidikan. pembelajaran agar peserta didik secara
Peningkatan kualitas pendidikan baik aktif mengembangkan potensi dirinya
secara kualitatif maupun kuantitatif harus untuk memiliki kekuatan spiritual
dilakukan secara terus menerus, sehingga keagamaan, pengendalian diri,
pendidikan dapat digunakan sebagai kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
wahana dalam membangun watak bangsa serta keterampilan yang diperlukan
781
782 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 781-790

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan latar belakang yang


Lembaga pendidikan mempunyai peran telah diuraikan di atas maka rumusan
penting dalam peningkatan sumber daya masalah dalam penelitian ini adalah; 1)
manusia. Sehingga dengan segala upaya Sejauh mana pemberian reward dan
orang tua berkewajiban untuk punishmentberpengaruh terhadap
menyekolahkan putra putrinya hingga motivasi belajar peserta didik kelas V di
jenjang yang lebih tinggi. Hal ini bisa SDN Ngaringan 05 ?; 2) Seberapa besar
dilihat pada setiap ajaran baru, jumlah peningkatan motivasi belajar peserta
peserta didik baru semakin meningkat didik setelah reward dan punisment
dari tiap tahunnya. Melihat kondisi yang diterapkan.
demikian tidak menutup kemungkinan
timbul berbagai masalah yang dihadapi Motivasi Belajar
oleh para guru. Keberhasilan pelaksanaan
pendidikan terutama ditentukan oleh Motivasi dan belajar merupakan
faktor guru (Ibrahim, 2004).Dimana jika dua hal yang saling mempengaruhi.
melihat pendidikan sekarang ini yang Namun, sebelum membahas lebih jauh
berhubungan dengan tingkah laku peserta tentang motivasi belajar maka perlulah
didik, banyak terjadi penyimpangan dan dibedakan dahulu antara pengertian
pelanggaran yang tidak sesuai dengan motivasi dan pengertian belajar. Istilah
harapan. Misalnya perkelahian antar motivasi berasal dari kata motif yang
peserta didik, terlambat masuk sekolah, dapat diartikan sebagai kekuatan yang
melalaikan tugas, gaduh pada saat jam terdapat dalam diri individu, yang
pelajaran, membantah jika diperingatkan, menyebabkan individu tersebut bertindak
merokok dan lain sebagainya. Hal yang atau berbuat. Motif adalah daya
demikian tidak hanya terjadi di penggerak dalam diri seseorang untuk
lingkungan SDN Ngaringan 05 akan melakukan aktivitas tertentu, demi
tetapi hampir di semua lembaga sekolah mencapai tujuan tertentu. Dengan
lainnya. demikian, motivasi merupakan dorongan
Penyimpangan lain dari peserta yang terdapat dalam diri seseorang untuk
didik dalam kegiatan belajar mengajar berusaha mengadakan perubahan tingkah
yaitu sering tidak fokus dan tidak laku yang lebih baik dalam memenuhi
memperhatikan pada pelajaran yang kebutuhannya. Kedua hal tersebut
disampaikan oleh guru saat mengajar di merupakan daya upaya yang mendorong
depan kelas. Melihat keadaan yang seseorang untuk melakukan sesuatu.
demikian seorang guru harus mengusai Setelah mengetahui pengertian dari motif
kelas dan mengkondisikan peserta didik dan motivasi, berikut ada beberapa
yang perhatiannya mulai terpecah. pendapat mengenai pengertian motivasi.
Sebagai seorang guru haruslah mampu Dalam motivasi terkandung keinginan
memberikan motivasi pada peserta didik, yang mengaktifkan,
bagaimana caranya bahwa belajar itu menggerakkanmenyalurkan, dan
tidak membosankan melainkan mengarahkan sikap dan perilaku individu
menyenangkan. Suasana belajar yang belajar. Menurut Muhibbin Syah (2008)
tidak nyaman dan membosankan, karena motivasi ialah keadaan internal
dalam kegiatan belajar mengajar lebih organisme baik manusia ataupun hewan
banyak menggunakan metode ceramah yang mendorongnya untuk berbuat
yang monoton. Untuk mengatasi masalah sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi
tersebut serta mampu memberi motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk
belajar bagi peserta didik agar proses bertingkah laku secara terarah.Menurut
pendidikan bisa berjalan dengan lancar Sardiman (2007) motivasi dapat juga
dan berhasil, maka diadakan upaya dikatakan serangkaian usaha untuk
pencegahan dalam berbagai macam menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
seperti peraturan-peraturan.Peraturan itu sehingga seseorang mau dan ingin
harus ditaati dan dilaksanakan oleh melakukan sesuatu, dan bila ia tidak
peserta didik demi meningkatkan kualitas suka, maka akan berusaha untuk
dan prestasi belajar peserta didik. meniadakan atau mengelakkan perasaan
tidak suka itu.
783 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 781-790

Berdasarkan beberapa pengertian di dari segi tujuan, berarti motivasi


atas dapat disimpulkan bahwa yang merupakan sasaran stimulus yang akan
dimaksud dengan motivasi adalah dicapai. Jika seorang mempunyai
dorongan yang terdapat dalam diri keinginan untuk belajar suatu hal, maka
seseorang untuk melakukan aktivitas dia akan termotivasi untuk mencapainya.
tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Macam-macam motivasi belajar di
Sedangkan istilah belajar menurut sekolah dapat dibedakan menjadi
Slameto (2010) belajar adalah suatu beberapa bentuk. Pertama, Motivasi
proses usaha yang dilakukan seseorang intrinsik. Motivasi intrinsik menurut
untuk memperoleh suatu perubahan Sardiman (2007) adalah motif-motif yang
tingkah laku yang baru secara menjadi aktif atau berfungsinya tidak
keseluruhan sebagai pengalamannya perlu rangsangan dari luar, karena dalam
sendiri dalam interaksi dengan diri setiap individu sudah ada dorongan
lingkungannya. Namun pandangan setiap untuk melakukan sesuatu. Motivasi
orang berbeda dalam mengartikan belajar ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif
sehingga berpengaruh terhadap tindakan dan berfungsinya karena adanya
atau perbuatan yang ditimbulkan. perangsangan dari luar.Menurut Hamalik
Menurut Sanjaya (2006) dalam suatu (2006) motivasi intrinsik adalah hal dan
proses belajar pasti terdapat kegiatan keadaan yang berasal dari dalam diri
mengajar, secara deskriptif mengajar peserta didik sendiri yang dapat
diartikan sebagai proses penyampaian mendorongnya melakukan tindakan
informasi atau pengetahuan dari guru belajar.Berdasarkan uraian di atas
kepada peserta didik. Menurut Purwanto jelaslah bahwa motivasi mendorong
(2004) belajar merupakan suatu timbulnya kelakuan dan mempengaruhi
perubahan tingkah laku yang terjadi serta mengubah kelakuan. Jadi, fungsi
melalui latihan atau pengalaman dimana motivasi itu meliputi berikut ini: a)
perubahan yang terjadi relatif menetap Mendorong timbulnya kelakuan atau
serta menyangkut kepribadian baik fisik suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka
maupun psikis. tidak akan timbul sesuatu perbuatan
Berdasarkan penjelasan tentang seperti belajar; b) Motivasi berfungsi
pengertian motivasi dan belajar tersebut sebagai pengarah,artinya mengarahkan
di atas maka dapatlah dikemukakan pebuatan kepada pencapaian tujuan yang
pengertian motivasi belajar adalah diinginkan; c) Motivasi berfungsi
keseluruhan daya penggerak psikis di sebagai penggerak, diibaratkan Ia
dalam diri peserta didik yang berfungsi sebagai mesin bagi mobil.
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin Besar kecilnya motivasi akan
kelangsungan kegiatan belajar dan menentukan cepat atau lambatnya suatu
memberikan arah pada kegiatan belajar pekerjaan. Motivasi itu berkaitan erat
itu demi mencapai suatu tujuan.Menurut dengan suatu tujuan, suatu cita-cita.
Hamzah (2007) motivasi belajar adalah Semakin berharga tujuan itu bagi yang
dorongan internal dan eksternal pada bersangkutan makin kuat pula
peserta didik-peserta didik yang sedang motivasinya.
belajar untuk mengadakan perubahan Menurut Purwanto (2004) fungsi
tingkah laku. Berdasarkan pengertian di dari motivasi yaitu: a) Mendorong
atas dapat disimpulkan bahwa motivasi manusia untuk berbuat. Motivasi
dapat dipandang sebagai fungsi, berarti berfungsi sebagai penggerak atau
motivasi berfungsi sebagai daya sebagai motor yang memberikan
penggerak dari dalam individu untuk kekuatan kepada seseorang untuk
melakukan aktivitas tertentu dalam melakukan suatu tugas; b) Motivasi itu
mencapai tujuan. Motivasi dipandang menentukan arah perbuatan, yaitu kearah
dari segi proses, berarti motivasi dapat perwujudan suatu tujuan cita-cita.
dirangsang oleh faktor luar, untuk Motivasi mencegah penyelewengan di
menimbulkan motivasi dalam diri peserta jalan yang harus ditempuh untuk
didik yang melalui proses rangsangan mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan
belajar sehingga dapat mencapai tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan
yang di kehendaki. Motivasi dipandang yang harus ditempuh; c) Motivasi itu
784 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 781-790

menyeleksi perbuatan,artinya misalnya uang, perhatian, afeksi dan


menentukan perbuatan-perbuatan mana aspirasi sosial tingkat tinggi. Jadi
yang dilakukan, yang serasi guna reward merupakan alat pendidikan yang
mencapai tujuan itu dengan menyenangkan, reward juga dapat
mengesampingkan perbuatan yang tidak menjadi pendorong atau motivasi bagi
bermanfaat bagi tujuan yang diharapkan. peserta didik untuk belajar lebih baik
lagi. Contoh konkret reward yaitu
Reward dan Punishment Seorang guru hendaknya merespon apa
Reward dan punishment adalah yang dilakukan peserta didik seperti
salah satu teori belajar yang berusia pujian yang mendidik, memberi hadiah,
paling muda. Penciptanya bernama mendoakan, menepuk pundak, apabila
Burrhus Fredric Skinner (1904) seorang peserta didik telah melakukan sesuatu
psikolog terkemuka dari Harvard yang baik, atau telah berhasil mencapai
University seorang penganut paham sebuah tahap perkembangan tertentu, atau
behaviorisme yang dianggap tercapainya sebuah target.
kontroversial, karena jika direnungkan Punishment adalah usaha edukatif
dan dibandingkan dengan teori dan juga untuk memperbaiki dan mengarahkan
temuan riset psikologi kognitif, peserta didik kearah yang benar, bukan
karakteristik yang terdapat dalam teori- praktik hukuman dan siksaan yang
teori behaviorisme tersebut mengandung memasung kreativitas. Melainkan,
banyak kelemahan. Dalam teori ini hukuman yang dilakukan harus bersifat
diambil dari percobaannya yang pedagogies, yaitu untuk memperbaiki dan
kemudian dikenal dengan istilah Operant mendidik ke arah yang lebih baik (Fadjar,
Conditioning (pembiasaan perilaku 2005). Berdasarkan pengertian diatas,
respon). Tingkah laku pada dasarnya punishment yang diberikan bukan untuk
merupakan fungsi dari konsekuensi balas dendam kepada peserta didik
tingkah laku itu sendiri, apabila melainkan untuk memperbaiki tingkah
munculnya tingkah laku diikuti dengan laku peserta didik yang kurang baik ke
sesuatu yang menyenangkan (reward), arah yang lebih baik dan dapat
maka tingkah laku tersebut cenderung memberikan motivasi belajar peserta
untuk diulang. Sebaliknya, jika didik. Punishment merupakan imbalan
munculnya tingkah laku diikuti dengan dari perbuatan- perbuatan yang tidak baik
sesuatu yang tidak meyenangkan atau mengganggu jalannya proses
(punishment), maka tingkah laku tersebut pendidikan. Dapat dikatakan juga bahwa
cenderung tidak akan diulang (Maksum punishment adalah penilaian kegiatan
dalam Sudirman, 2007). belajar murid yang bersifat negatif,
Menurut Purwanto (2006) sedang reward adalah penilaian yang
reward adalah sebagai alat untuk bersifat positif. Contoh konkret
mendidik anak supaya anak dapat merasa punishment seperti menasehati, memberi
senang karena perbuatan atau arahan, melarang melakukan sesuatu,
pekerjaannya mendapat penghargaan. menegur, membentak, memukul tidak
Reward merupakan segala yang keras, bahkan meminta wali murid
diberikan guru berupa penghargaan yang memberi sanksi. Dengan demikian,
menyenangkan perasaan yang diberikan reward dan punishment , di samping
kepada peserta didik atas dasar hasil baik berfungsi sebagai alat-alat pendidikan,
yang telah dicapai dalam proses maka sekaligus berfungsi sebagai
pendidikan dengan tujuan memberikan motivasi belajar murid. Motivasi adalah
motivasi kepada peserta didik, agar dapat keadaan dalam pribadi orang yang
melakukan perbuatan terpuji dan mendorong individu yang melakukan
berusaha untuk meningkatkannya. aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai
Menurut Djaali (2012) reward sesuatu tujuan (Suryabrata, 2005).
menggunakan seluruh situasi yang Menurut Uno (2007) Motivasi
memotivasi, mulai dari dorongan biologis belajar adalah dorongan internal dan
yang merupakan kebutuhan utama eksternal pada peserta didik-peserta didik
seseorang sampai pada hasil-hasil yang yang sedang belajar untuk mengadakan
memberikan ganjaran bagi seseorang, perubahan tingkah laku. Motivasi dapat
785 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 781-790

berfungsi sebagai pendorong usaha dan didik dan reward memiliki pengaruh
pencapaian prestasi. Adanya motivasi positif dalam kehidupan peserta didik.
yang baik dalam belajar akan Reward merupakan alat pendidikan yang
menunjukkan hasil yang baik. Upaya mudah dilaksanakan dan dapat
yang tekun dan terutama didasari adanya menyenangkan para peserta didik, untuk
motivasi, maka seseorang yang belajar itu reward dalam suatu proses pendidikan
akan dapat melahirkan pretasi yang baik dibutuhkan keberadaannya demi
(Sardiman, 2007). Berdasarkan uraian di meningkatkan motivasi belajar peserta
atas dapat diketahui bahwa reward dan didik. Maksud dari pendidik memberi
punishment di samping sebagai alat reward kepada peserta didik adalah
pendidikan juga sebagai alat motivasi supaya peserta didik menjadi lebih giat
bagi peserta didik dalam mencapai lagi usahanya untuk memperbaiki
prestasi belajar peserta didik setinggi- prestasi yang telah dicapainya, dengan
tingginya. Untuk itu diperlukan adanya kata lain peserta didik menjadi lebih
pemberian reward dan keras kemauannya untuk belajar lebih
punishment disekolah-sekolah. baik. Reward yang diberikan kepada
SDN Ngaringan 05 adalah salah peserta didik bentuknya bermacam-
satu lembaga pendidikan formal di macam. Menurut Sardiman (2007)
Kabupaten Blitar, terletak di bawah kaki reward dapat dibedakan menjadi empat
gunung Kelud kabupaten Blitar, macam, yaitu: a) Pemberian angka atau
meskipun di SDN Ngaringan 05 tidak nilai, angka sebagai simbol kegiatan
menerapkan sistem full day belajar, angka yang dimaksud adalah
school seperti sebagian besar sekolah- bonus nilai/tambahan nilai bagi peserta
sekolah di kota, akan tetapi tidak didik yang mengerjakan tugas dengan
menutup kemungkinan peserta didik akan baik; b) Pemberian hadiah,
merasa bosan pada pelajaran yang setiap reward berbentuk hadiah disini adalah
hari diajarkan di sekolah. Dengan pemberian berupa barang. Reward berupa
memberikan reward dan punishment, pemberian barang ini disebut juga
kegiatan belajar menjadi lebih reward materiil, yaitu hadiah yang terdiri
menyenangkan, terkendali, dari alat-alat keperluan sekolah, seperti
dan bervariasi.Mengingat pentingnya pensil, penggaris, buku dan lain
pemberian reward dan punishment di sebagainya; c) Pemberian pujian akan
sekolah, maka terdapat keinginan memupuk suasana yang menyenangkan
melakukan penelitian tentang analisis dan mempertinggi gairah belajar serta
motivasi belajar peserta didik melalui sekaligus akan membangkitkan harga diri
pemberian reward dan punishment. peserta didik sehingga prestasi belajar
Reward dan punishment merupakan suatu peserta didik ikut meningkat.
bentuk teori penguatan positif yang Dalam memberikan reward seorang
bersumber dari teori behavioristik. guru hendaknya dapat mengetahui siapa
Menurut teori behavioristik belajar yang berhak mendapatkan reward ,
adalah perubahan tingkah laku sebagai seorang guru harus selalu ingat akan
akibat dari adanya interaksi antara maksud reward itu. Seorang peserta
stimulus dan respon. Belajar merupakan didik yang pada suatu ketika
bentuk perubahan yang dialami peserta menunjukkan hasil lebih baik dari pada
didik dalam hal kemampuannya untuk biasanya, mungkin sangat baik diberi
bertingkah laku dengan cara yang baru reward.Dalam hal ini seorang guru
sebagai hasil interaksi antara stimulus hendaklah bijaksana, jangan sampai
dan respon (Budiningsih, 2005). reward menimbulkan iri hati pada peserta
Peranan reward dalam proses didik yang lain yang merasa dirinya lebih
pengajaran cukup penting terutama pandai, tetapi tidak mendapat
sebagai faktor eksternal dalam reward.Setelah memperhatikan uraian
mempengaruhi dan mengarahkan tentang maksud reward , serta macam-
perilaku peserta didik. Hal ini macam reward yang baik diberikan
berdasarkan atas berbagai pertimbangan kepada peserta didik, ternyata bukanlah
logis, diantaranya reward biasanya dapat soal yang mudah. Menurut
menimbulkan motivasi belajar peserta Purwanto(2006) ada beberapa syarat
786 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 781-790

yang harus diperhatikan oleh seorang jasa. Upah adalah sebagai pembayar
guru sebelum memberikan reward pada suatu tenaga, pikiran, atau pekerjaan yang
peserta didik, yaitu: a) Untuk memberi telah dilakukan seseorang. Sedangkan
reward yang pedagogis perlu sekali guru reward sebagai alat pendidikan tidaklah
benar- benar mengenal peserta didiknya demikian, untuk itu seorang guru harus
dan tahu menghargai dengan tepat. selalu ingat maksud dari pemberian
Reward dan penghargaan yang salah dan reward itu.
tidak tepat dapat membawa akibat yang Tujuan yang harus dicapai dalam
tidak diinginkan; b) Reward yang pemberian reward adalah untuk lebih
diberikan kepada seorang peserta didik mengembangkan motivasi yang bersifat
janganlah hendaknya menimbulkan rasa intrinsik dari motivasi ektrinsik, dalam
cemburu atau iri hati bagi peserta didik artian peserta didik melakukan suatu
lain yang merasa pekerjaannya juga lebih perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari
baik, tetapi tidak mendapat reward; c) kesadaran peserta didik itu sendiri.
Memberi reward hendaklah hemat, Dengan reward itu, juga diharapkan
terlalu sering atau terus menerus memberi dapat membangun suatu hubungan yang
reward akan menjadi hilang arti positif antara guru dan peserta didik,
reward itu sebagai alat pendidikan; d) karena reward itu adalah bagian dari
Janganlah memberi reward dengan pada penjelmaan rasa cinta kasih sayang
menjanjikan terlebih dahulu sebelum seorang guru kepada peserta didik.
peserta didik menunjukkan prestasi Jadi, maksud dari reward yang
kerjanya apalagi bagi reward yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai
diberikan kepada seluruh kelas. seorang peserta didik, tetapi dengan hasil
Reward yang telah dijanjikan lebih yang dicapai peserta didik, guru
dahulu hanyalah akan membuat peserta bertujuan membentuk kata hati dan
didik terburu-buru dalam bekerja dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras
akan membawa dalam kesukaran bagi pada peserta didik. Seperti halnya telah
beberapa peserta didik yang kurang disinggung di atas, bahwa reward di
pandai;e) Pendidik harus berhati-hati samping merupakan alat pendidikan
memberikan reward, jangan sampai represif yang menyenangkan,
reward yang diberikan pada peserta didik reward juga dapat menjadi pendorong
diterima sebagai upah dari jerih payah atau motivasi bagi peserta didik untuk
yang telah dilakukannya. belajar lebih baik lagi.
Lebih lanjut Purwanto (2006) Seperti halnya
berpendapat bahwa sebagian ahli reward,punishment diberikan sebagai
pendidikan menyetujui dan menganggap usaha mengembalikan peserta didik ke
penting reward dipakai sebagai alat untuk arah yang baik dan memotivasinya
membentuk kata hati peserta didik. menjadi pribadi yang imajinatif, kreatif
Sebaliknya ada pula ahli-ahli pendidikan dan produktif. Punishment sebagai alat
yang tidak suka sama sekali pendidikan, meskipun mengakibatkan
menggunakan reward. Mereka penderitaan bagi peserta didik yang
berpendapat bahwa reward itu dapat dihukum, namun dapat juga menjadi alat
menimbulkan persaingan yang tidak motivasi, alat pendorong untuk
sehat pada peserta didik. Menurut mempergiat aktivitas belajar peserta didik
pendapat mereka, seorang guru (meningkatkan motivasi belajar peserta
hendaklah mendidik peserta didik supaya didik). Ia berusaha untuk dapat selalu
mengerjakan dan berbuat yang baik memenuhi tugas-tugas belajarnya, agar
dengan tidak mengharapkan pujian atau terhindar dari bahaya hukuman. Dengan
reward tetapi semata-mata karena adanya punishment itu diharapkan supaya
pekerjaan atau perbuatan itu memang peserta didik dapat menyadari kesalahan
kewajibannya.Menurut Purwanto (2006) yang diperbuatnya, sehingga peserta
reward adalah alat yang mendidik, maka didik jadi berhati-hati dalam mengambil
dari itu reward tidak boleh berubah tindakan.Punishment bisa dikatakan
sifatnya menjadi upah. Upah adalah berhasil apabila dapat menimbulkan
sesuatu yang mempunyai nilai sebagai perasaan penyesalan akan perbuatan yang
ganti rugi dari suatu pekerjaan atau suatu telah dilakukannya. Di samping itu
787 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 781-790

menurut Purwanto (2006) dipertimbangkan terlebih dahulu; f) Bagi


punishment juga mempunyai dampak, si terhukum (peserta didik),
yaitu: a) Menimbulkan perasaan dendam punishment itu hendaklah dapat
pada si terhukum. Ini adalah akibat dari dirasakan sendiri sebagai kedukaan atas
hukuman sewenang-wenang dan tanpa penderitaan yang sebenarnya; g) Jangan
tanggung jawab; b) Menyebabkan peserta melakukan hukuman badan sebab pada
didik menjadi lebih pandai hakikatnya punishment badan itu dilarang
menyembunyikan pelanggaran; c) Dapat oleh Negara; h) Punishment tidak boleh
memperbaiki tingkah laku si pelanggar; merusakkan hubungan baik antara si
d) Mengakibatkan si pelanggar menjadi pendidik dan peserta didik; i) Adanya
kehilangan perasaan salah, oleh karena kesanggupan memberi maaf dari si
kesalahannya dianggap telah dibayar pendidik, sesudah menjatuhkan
dengan punishment yang telah punishment dan setelah itu peserta didik
dideritanya; e) Akibat yang lain adalah menginsafi kesalahannya. Terdapat
memperkuat kemauan si pelanggar untuk beberapa macam punishment yang dapat
menjalankan kebaikan. diberikan kepada peserta didik. Pertama,
Punishment merupakan alat Punishment preventif, yaitu
pendidikan yang tidak menyenangkan, punishment yang dilakukan dengan
bersifat negatif, namun demikian dapat maksud agar tidak atau jangan terjadi
juga menjadi motivasi, alat pendorong pelanggaran. Punishment ini bermaksud
untuk mempergiat belajarnya peserta untuk mencegah jangan sampai terjadi
didik. Peserta didik yang pernah pelanggaran sehingga hal itu
mendapat punishment karena tidak dilakukannya sebelum pelanggaran
mengerjakan tugas, maka ia akan dilakukan (Purwanto, 2006).
berusaha untuk tidak memperoleh Punishment ini dilakukan setelah
punishment lagi. Ia berusaha untuk dapat terjadi pelanggaran atau kesalahan
selalu memenuhi tugas-tugas belajarnya (Purwanto, 2006). Punishment badan
agar terhindar dari bahaya punishment. yang membahayakan bagi peserta didik
Hal ini berarti bahwa ia didorong untuk tidak sepantasnya diberikan dalam dunia
selalu belajar. Dalam dunia pendidikan, pendidikan, karena punishment semacam
menerapkan punishment tidak lain ini tidak mendorong peserta didik untuk
hanyalah untuk memperbaiki tingkah berbuat sesuai dengan kesadarannya.
laku peserta didik untuk menjadi lebih Sehingga peserta didik trauma maka
baik. Punishment disini sebagai alat peserta didik tidak akan mau untuk
pendidikan untuk memperbaiki belajar bahkan akan minta berhenti dari
pelanggaran yang dilakukan peserta didik sekolah. Apabila seorang guru ingin
bukan untuk balas dendam. Menurut sukses di dalam pengajaran, guru harus
Purwanto (2006) supaya punishment bisa memikirkan setiap murid dan
menjadi alat pendidikan, maka seorang memberikan punishment yang sesuai
guru sebelum menimbang-nimbang kesalahannya dan
memberikan punishment pada peserta setelah mengetahui latar belakangnya.
didik yang melakukan pelanggaran Sehubungan dengan punishment yang
sebaiknya guru memperhatikan syarat- dijatuhkan kepada peserta didik, maka
syarat punishment yang bersifat tujuan yang ingin dicapai sesekali
pedagogis sebagai berikut; a) Tiap-tiap bukanlah untuk menyakiti atau untuk
punishment hendaknya dapat menjaga kehormatan guru atau
dipertanggung jawabkan. Ini berarti sebaliknya agar guru itu ditaati oleh
punishment itu tidak boleh sewenang- peserta didik, akan tetapi tujuan
wenang; b)Punishment itu sedapat- punishment yang sebenarnya adalah agar
dapatnya bersifat memperbaiki;c) peserta didik yang melanggar merasa jera
Punishment tidak boleh bersifat ancaman dan tidak akan mengulangi lagi.
atau pembalsan dendam yang bersifat Tujuan pemberian punishment ada
perseorangan; d) Jangan menghukum dua macam, yaitu tujuan dalam jangka
pada waktu sedang marah; e) Tiap-tiap pendek dan tujuan jangka panjang.
punishment harus diberikan dengan sadar Tujuan dalam jangka pendek adalah
dan sudah diperhitungkan dan untuk menghentikan tingkah laku yang
788 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 781-790

salah, sedangkan tujuan dalam jangka yang menunjukkan peserta didik


panjang adalah untuk mengajar dan termotivasi dengan adanya reward yaitu:
mendorong peserta didik agar dapat a) 73% peserta didik merasa senang jika
menghentikan sendiri tingkah lakunya pekerjaan/tugas yang dilaksanakan
yang salah. Setelah mengetahui tujuan mendapatkan penghargaan dari
dari punishment dalam pendidikan di Bapak/Ibu Gurunya; b) 32% peserta didik
atas maka kita harus mengetahui merasa penghargaan yang diberikan oleh
punishment yang cocok untuk diterapkan Bapak/Ibu Guru bisa memberikan
dalam dunia pendidikan. motivasi pada diri peserta didik; d)
hampir mayoritas peserta didik merasa
METODE PENELITIAN tidak setuju bahkan sangat tidak setuju,
apabila setiap pekerjaan/tugas yang
Pendekatan penelitian yang dilakukan oleh peserta didik tidak ada
digunakan pada penelitian ini adalah respon dari Bapak/Ibu Gurunya.
kuantitatif dengan jenis penelitian Tabel 1
deskriptif, karena penelitian ini bersifat Respon peserta didik terhadap reward yang
mengidentifikasi permasalahan yang ada. diterima
ST Rata
Lokasi yang digunakan adalah SDN No Pernyataan
SS S R TS
S -
5 4 3 2 1 rata
Ngaringan 05 Kabupaten Blitar. Waktu 1 Saya merasa 16 6 0 0 0 20.8
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu senang 73 27 0 0 0%
pekerjaan/tugas % % % %
pada bulan April 2016. Adapun sampel yang saya lakukan
mendapatkan
yang diteliti adalah 22 peserta didik kelas penghargaan yang
V di SDN Ngaringan 05. Teknik positif dari Bapak
/ Ibu Guru
pengumpulan data yang akan digunakan 2 Saya merasa 4 18 0 0 0 18.4
senang diberi 18 82 0 0 0%
dalam penelitian ini adalah angket dan kesempatan % % % %
wawancara. Angket yang dibagikan menunjukkan
bakat dan
dalam bentuk pertanyaan merupakan kemampuan saya
3 Saya merasa 4 16 2 0 0 18
angket semi tertutup, dimana dalam senang dengan 18 73 9 0 0%
prestasi yang saya
angket tersebut sudah disediakan jawaban peroleh
% % % %

sehingga responden tinggal memilih 4 Penghargaan dari 7 15 0 0 0 19


Bapak Ibu Guru 32 68 0 0 0%
jawabannya. Jawaban setiap item pada memberi motivasi % % % %
pada diri saya
angket memiliki bobot skor sangat setuju untuk
= 5; setuju = 4; ragu-ragu = 3; tidak meningkatkan
prestasi belajar
setuju = 2; sangat tidak setuju = 1. 5 Saya senang 5 18 0 0 0 19.4
semua Bapak Ibu 23 82 0 0 0%
Sedangkan teknik wawancara yang Guru senantiasa % % % %
digunakan dalam penelitian ini adalah memberikan
penghargaan di
wawancara tidak terstruktur. Wawancara setiap pekerjaan
yang saya lakukan
tidak terstruktur adalah wawancara bebas Rata-rata 14. 19.1
7.2 0.4 0 0
dimana peneliti tidak menggunakan 6 2

pedoman wawancarayang telah disusun


secara sistematis dan lengkap untuk Tabel 2, respon peserta didik terhadap
pengumpulan datanya. penerimaan punisment, yang ditunjukkan
dari daftar pernyataan berikut ini.
Dimensi kedua ini menyatakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa punisment yang diberikan pada
Pemberian reward memotivasi peserta didik bisa membawa pengaruh
belajar peserta didik.Ditunjukkan pada yang signifikan. Peserta didik
tabel 1, respon peserta didik terhadap menyatakan sangat tidak setuju dengan
pemberian reward terdiri dari 5 option adanya pelanggaran-pelanggaran yang
yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, terjadi. Prosentase tinggi ditunjukkan dari
tidak setuju, sangat tidak setuju. Disertai hasil penelitian sebesar 59% menyatakan
beberapa pernyataan yang diuraikan sangat tidak setuju jika peserta didik ada
dalam tabel. yang datang terlambat dan sering
Dimensi pertama ini, respon mendapat teguran dari Bapak/Ibu guru.
terhadap reward yang diberikan memiliki 64% siswa menyatakan setuju bahwa
pengaruh terhadap peningkatan motivasi peserta didik merasa malu jika terlalu
belajar pada peserta didik. Dimana item sering melakukan pelanggaran. Peserta
789 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 781-790

didik menyatakan setuju ditunjukkan hal itu akan menjadikan kebiasaan yang
dengan prosentase tinggi yaitu 73%, kurang menguntungkan dalam kegiatan
dimana setiap pelanggaran harus ada belajar mengajar. Dikhawatirkan peserta
tindak lanjut baik berupa teguran ataupun didik giat belajar dan mengerjakan tugas
sanksi. bila hasil kerjanya mendapatkan imbalan
Tabel 2 dari guru. Tetapi bila tidak ada imbalan
Respon peserta didik terhadap punisment yang peserta didik akan menjadi malas belajar
diterima
dan mengerjakan tugas. Alangkah
SS S R TS STS Rata-
No Pernyataan
rata bijaksana jika guru tidak
5 4 3 2 1
Saya datang 0 2 0 13 7 memberitahukan terlebih dahulu kepada
1 terlambat ke 8.2
sekolah
0% 9% 0% 59% 32% peserta didik sebelum ia menyelesaikan
Saya 1 16 0 3 7 tugasnya dengan baik. Dengan kata lain
mendapat
teguran dari reward bisa diberikan secara spontanitas
2 Bapak/Ibu 16.4
Guru karena
5% 73% 0% 14% 32% kepada peserta didik yang menunjukkan
datang
terlambat
prestasi kerjanya. Dengan begitu maka
Saya 0 16 6 3 2 peserta didik akan merasa bangga karena
mendapat
teguran dari hasil kerjanya dihargai baik itu berupa
Bapak/Ibu
Guru karena
materi ataupun ungkapan. Hal itu juga
3 18
tidak 0% 73% 27% 14% 9% menjadi dorongan bagi peserta didik lain
menyelesaikan
tugas tepat untuk turut berprestasi dalam belajar dan
pada
waktunya semua kegiatan sekolah.
Saya merasa 0 14 3 0 5
malu karena
4 sering
0% 64% 14% 0% 23%
14 SIMPULAN
melakukan
pelanggaran Hasil penelitian menjelaskan bahwa
Saya akan
berusaha
12 10 0 0 0 pemberian reward dan punisment harus
memperbaiki dapat diterapkan secara tepat dan efisein.
5 kinerja saya 20
setelah
55% 45% 0% 0% 0% Dalam arti penerapan reward dan
mendapat
teguran
punisment harus disesuaikan dengan
Rata – rata 2.6 11.6 1.8 3.8 4.2 15.32 situasi dan kondisi peserta didik pada saat
itu. Memberikan reward dan punisment
Hasil penelitian menunjukkan dengan mudah akan menghilangkan nilai
bahwa pemberian reward dan punisment efektifitasnya, karena peserta didik akan
dapat memberikan pengaruh besar menjadi jenuh dan tidak mempan dengan
terhadap motivasi belajar siswa. Strategi reward dan punisment tersebut. Oleh
guru dalam meningkatkan motivasi atau karena itu, ada kaitannya antara reward
prestasi peserta didik di sini dengan dan punisment yang bersifat mendidik
upaya mencari tahu secara terus menerus sehingga bisa memberikan motivasi bagi
bagaimana seharusnya peserta didik itu peserta didik yang dalam kondisi prestasi
belajar menggunakan metode yang menurun. Melihat hal ini baik guru
menarik sesuai dengan situasi dan kondisi maupun pihak sekolah berkepentingan
peserta didik. Strategi yang tepat akan untuk mencoba menerapkan
mempengaruhi proses pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan
semakin meningkat secara terus menerus reward dan punisment. Guna merangsang
mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu atau memunculkan motivasi dalam diri
guru senantiasa berupaya memotivasi peserta didik sehingga hasil belajar yang
peserta didik agar mereka lebih tertarik diperoleh semakin maksimal.
untuk mengikuti proses pembelajaran
Salah satu caranya dengan cara DAFTAR PUSTAKA
memberikan reward dan punisment yang
bersifat mendidik. Budiningsih, Asri. (2005).Belajar dan
Keampuhan reward dan punisment Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.
sebagai alat bantu pendidikan untuk
Depdiknas. (2003).Undang-Undang Republik
mendapatkan umpan balik dari peserta
Indonesia No. 20 Tentang Sistem
didik akan terasa jika penerapannya tepat. Pendidikan Nasional. Jakarta:
Terlalu sering memberikan reward dan Depdiknas.
punisment juga tidak dibenarkan, sebab
790 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 781-790

Djaali. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta:


Bumi Aksara

Hamalik, Oemar (2000).Psikologi Belajar


Mengajar . Bandung : Sinar Baru.

Purwanto, Ngalim. M. (2006).Psikologi


Pendidikan.Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi


Pembelajaran. Bandung: Pt.
Kencana

Sardiman ( 2007). Interaksi Dan Motivasi


Belajar Mengajar.Jakarta: Rajawali
Pers.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor


yang mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rinela Cipta.

Suryabrata, Sumadi (2005).Psikologi


Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Syah, Muhibbin (2008). Psikologi


Pendidikan dengan Pendekatan
Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Uno, Hamzah. B. (2007).Teori Motivasi Dan


Pengukurannya Analisis Di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Вам также может понравиться