Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract
High urban population growth that are followed by prominent urbanization phenomena
is a global issue. It raises challenges and problems in various aspects, such as a decrease in
environmental quality due to reduced green space, and the need for adequate and quality food
availability for the growing urban population. Accordingly, as has been implementing in most
advanced urban areas worldwide, urban farming activities appears as a promising solution to
supply a sustain good quality agricultural products. The Semarang City Government has
designated urban farming program to promote food resilience as one of the priority development
issues stated in the RPJMD 2016-2021. Following the commitment, this study aims to elaborate
potentials and co-benefits to further develop the urban farming activities within the city.
Descriptive and spatial analyses supported by secondary and primary data were applied to
assess the findings. There are two types of urban farming activities, those are (a) located in the
outskirt of the city mostly using conventional approach, and (b) urban farming mostly in the city
center applying hydroponic or other approaches those are suitable for limited space. The
potentials are various including many kinds of vegetables, cassava, sugar cane, durian, and
mushrooms. The co-benefits include different aspects (i.e. environmental, economic, social,
health, education and tourism). Proper top-down and bottom-up policy instruments are very
critical to ensure that the urban farming activity brings optimize benefit to the people as well
as to the city.
Keywords : urban farming, co-benefits, Semarang City
Abstrak
Pertumbuhan penduduk perkotaaan yang disertai oleh fenomena urbanisasi adalah isu
global. Hal tersebut menimbulkan tantangan dan permasalahan dalam berbagai aspek, antara
lain penurunan kualitas lingkungan karena berkurangnya ruang hijau serta kebutuhan akan
ketersediaan pangan yang memadai. Seperti yang telah diterapkan di berbagai kota di dunia,
kegiatan pertanian perkotaan kemudian dikembangkan sebagai solusi yang menjanjikan untuk
memasok produk pertanian berkualitas yang berkelanjutan. Pemerintah Kota Semarang telah
menetapkan program pertanian perkotaan untuk mendukung ketahanan pangan sebagai salah
satu isu pembangunan prioritas dalam RPJMD 2016-2021. Menindaklanjuti komitmen
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi potensi dan manfaat tambahan (co-
benefits) untuk mengembangkan lebih lanjut kegiatan pertanian perkotaan di Kota Semarang.
Analisis yang dilakukan meliputi analisis deskriptif dan spasial yang didukung oleh data
sekunder dan primer. Terdapat dua jenis kegiatan pertanian perkotaan di Kota Semarang yaitu
(a) pertanian konvensional yang terletak di pinggiran kota dengan lahan yang luas, dan (b)
pertanian di lahan terbatas yang memanfaatkan teknologi sederhana seperti hidroponik dan
aquapomik. Potensi pertanian perkotaan di kota Semarang sangat beragam meliputi berbagai
jenis sayuran, singkong, tebu, durian, dan jamur. Selain itu, berbagai manfaat lain dari pertanian
perkotaan yaitu manfaat pada aspek lingkungan, ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan dan
wisata merupakan nilai tambah yang sangat penting untuk mendorong pengembangan aktifitas
ini dengan lebih masif dan terstruktur. Instrumen kebijakan melalui pendekatan top-down dan
bottom-up yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa kegiatan pertanian perkotaan
dapat berkelanjutan dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat diseluruh kota.
Kata Kunci : pertanian perkotaan, co-benefits, Kota Semarang
*) Staf pengajar Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro Semarang
Riptek Vol. …, No. …, Tahun …, Hal. …
pertanian perkotaan, program pertanian ruang hijau seperti hutan produksi tetap,
perkotaan di Kota Semarang dan co- perkebunan, pertanian, dan tegalan.
benefits serta arahan kebijakan pertanian Adanya kepadatan bangunan yang
perkotaan di Kota Semarang. berbeda di setiap daerah menyebabkan
pertanian di Kota Semarang dibagi
Gambaran Umum menjadi pertanian konvensional di
Perkembangan Lahan Terbangun pinggiran kota dan pertanian lahan
Seiring dengan terjadinya terbatas yang berlokasi di permukiman
urbanisasi, lahan terbangun di Kota padat padat penduduk.
Semarang tumbuh dengan pesat. Lahan
terbangun ini terdiri dari guna lahan Komoditas Pertanian Perkotaan
permukiman, industri, perdagangan jasa Pertanian perkotaan di Kota
dan perkantoran. Lahan tidak terbangun Semarang memiliki beberapa komoditas
yang terdiri dari guna lahan pertanian, dengan luas lahan pertanian dan produksi
perkebunan, area perairan, dan lain-lain yang beragam di setiap komoditasnya.
berkurang karena terjadinya konversi Terdapat tiga jenis kelompok pertanian
lahan. Persebaran persentase lahan yaitu kelompok tanaman pangan,
terbangun Kota Semarang pada tahun perkebunan, dan hortikultura (buah-
2015 adalah sebagai berikut. buahan, sayuran, tanaman hias, dan
tanaman biofarmaka). Tabel 1
menjelaskan Kelompok dan Komoditas
Pertanian Perkotaan.
4
Riptek Vol. …, No. …, Tahun …, Hal. …
Kelompok Pertanian
Komoditas Hasil dan Pembahasan
Perkotaan 1. Potensi Pertanian Perkotaan
(Soka), Sansivera,
Sektor pertanian mempunyai peran
Euphorbia, Dracena,
Philodendron yang strategis dalam pembangunan
Jahe, Temulawak, nasional. Menurut data Badan Pusat
Kunyit, Kencur, Statistik Tahun 2010 sektor ini
Laos, Temuireng, menyerap 40.491.257 (38,35%) tenaga
Kapulaga, kerja nasional dan sebanyak 14.081.620
Tanaman Temukunci,
Biofarmaka Lempuyang, Lidah (34,78%) orang merupakan Generasi
buaya, Mahkota Muda Pertanian atau tenaga kerja
Dewa, kelompok umur 15-34 tahun. Sektor
Mengkudu/pace, pertanian juga berfungsi sebagai
Sambuloto penyangga ketahanan nasional baik dalam
Sapi Perah, Sapi
Potonh, Kerbau, bidang ekonomi, politik, maupun
Kambing, Domba, keamanan. Namun, penyerapan tenaga
Peternakan
Ayam Ras Petelur, kerja sektor pertanian tidak sebanding
Ayam Ras Pedaging, dengan produk domestik bruto (PDB)
Ayam Buras, Kuda, yang disumbangkan sebesar 14,04 %.
Itik, Angsa, Entog,
Burung Puyuh Kondisi ini berbeda dengan sektor lain
Perikanan Bandeng, Belanak, dengan tingkat penyerapan tenaga kerja
Darat Rumput Laut, Udang yang lebih rendah namun menyumbang
Perikanan
(Tambak) PDB yang lebih besar. Kondisi demikian
Perikanan Karper, Lele, Nila, mencerminkan produktivitas tenaga
Darat Tawes, Gurami,
(Kolam) Mujahir
kerja di bidang pertanian tergolong
Sumber: Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan Kota rendah. Produktivitas yang rendah ini
Semarang, 2017 dipengaruhi banyak faktor antara lain
tingkat pendidikan, penguasaan
Setiap komoditas memiliki teknologi, ketersediaan sarana dan
kecenderungan pertumbuhan jumlah prasarana, akses pasar dan permodalan.
produksi yang berbeda dari tahun ke Kebutuhan pangan merupakan salah satu
tahun. Kontribusi tertinggi pada kebutuhan pokok selain sandang dan
kelompok tanaman pangan adalah padi, papan. Ketersediaan kebutuhan pangan
sedangkan untuk kelompok perkebunan di suatu tempat dipengaruhi oleh
adalah kelapa, dan pada kelompok produktivitas lahan pangan tersebut.
sayuran memiliki kontribusi tertinggi Pertanian konvensional di Kota
adalah kacang panjang. Pada ketiga Semarang digolongkan menjadi empat
kelompok pertanian tersebut yaitu pertanian tanaman pangan,
pertumbuhannya cenderung menurun perkebunan, hortikultura dan sayuran.
dari tahun 2012-2017. Namun hal Beberapa indikator yang dapat
tersebut berbeda dengan kelompok menunjukkan kondisi pertanian
hortikultura yang memiliki produksi konvensional diantaranya data produksi,
tertinggi yaitu pisang dan memiliki luas lahan panen, dan produktivitas.
tingkat pertumbuhan produksi yang Produksi pertanian di Kota Semarang
cukup fluktuatif. tidak sebanyak produksi wilayah lain di
Sebagian besar komoditas Jawa Tengah.
pangan/pertanian yang ada di Kota Pengembangan sektor pertanian
Semarang berasal dari luar Kota yang meliputi perkebunan, peternakan,
Semarang. Beberapa komoditas yang kehutanan, perikanan darat diatur dalam
berasal dari dalam Kota Semarang, RTRW Kota Semarang. Pengembangan
antara lain ubi dan singkong yang berasal sektor tersebut berada di wilayah
dari Mijen dan Gunungpati. pengembangan kota IV Bagian Wilayah
Kota VIII Kecamatan Gunungpati dan
5
Kajian Potensi Pengembangan Pertanian
Perkotaan Di Kota Semarang
6
Riptek Vol. …, No. …, Tahun …, Hal. …
7
Kajian Potensi Pengembangan Pertanian
Perkotaan Di Kota Semarang
c. Inisiatif Masyarakat
Kegiatan pertanian lahan terbatas
di Kota Semarang juga diinisiasi oleh
masyarakat secara mandiri. Kegiatan
pertanian lahan terbatas yang dilakukan
oleh individu diantaranya adalah kegiatan
Sumber: Zuliana, 2017
akuaponik dan hidroponik. Akuaponik
merupakan salah satu metode dalam Gambar 7 Lokasi Kegiatan Pertanian
pertanian perkotaan yang Perkotaan Akuaponik dan Hidroponik
8
Riptek Vol. …, No. …, Tahun …, Hal. …
9
Kajian Potensi Pengembangan Pertanian
Perkotaan Di Kota Semarang
10
Riptek Vol. …, No. …, Tahun …, Hal. …
11
Kajian Potensi Pengembangan Pertanian
Perkotaan Di Kota Semarang
13