Вы находитесь на странице: 1из 13

Riptek Vol. …, No. …, Tahun …, Hal.

KAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN


PERKOTAAN DI KOTA SEMARANG
Wiwandari Handayani
Prihadi Nugroho
Dini Oktaviani Hapsari

Abstract
High urban population growth that are followed by prominent urbanization phenomena
is a global issue. It raises challenges and problems in various aspects, such as a decrease in
environmental quality due to reduced green space, and the need for adequate and quality food
availability for the growing urban population. Accordingly, as has been implementing in most
advanced urban areas worldwide, urban farming activities appears as a promising solution to
supply a sustain good quality agricultural products. The Semarang City Government has
designated urban farming program to promote food resilience as one of the priority development
issues stated in the RPJMD 2016-2021. Following the commitment, this study aims to elaborate
potentials and co-benefits to further develop the urban farming activities within the city.
Descriptive and spatial analyses supported by secondary and primary data were applied to
assess the findings. There are two types of urban farming activities, those are (a) located in the
outskirt of the city mostly using conventional approach, and (b) urban farming mostly in the city
center applying hydroponic or other approaches those are suitable for limited space. The
potentials are various including many kinds of vegetables, cassava, sugar cane, durian, and
mushrooms. The co-benefits include different aspects (i.e. environmental, economic, social,
health, education and tourism). Proper top-down and bottom-up policy instruments are very
critical to ensure that the urban farming activity brings optimize benefit to the people as well
as to the city.
Keywords : urban farming, co-benefits, Semarang City

Abstrak
Pertumbuhan penduduk perkotaaan yang disertai oleh fenomena urbanisasi adalah isu
global. Hal tersebut menimbulkan tantangan dan permasalahan dalam berbagai aspek, antara
lain penurunan kualitas lingkungan karena berkurangnya ruang hijau serta kebutuhan akan
ketersediaan pangan yang memadai. Seperti yang telah diterapkan di berbagai kota di dunia,
kegiatan pertanian perkotaan kemudian dikembangkan sebagai solusi yang menjanjikan untuk
memasok produk pertanian berkualitas yang berkelanjutan. Pemerintah Kota Semarang telah
menetapkan program pertanian perkotaan untuk mendukung ketahanan pangan sebagai salah
satu isu pembangunan prioritas dalam RPJMD 2016-2021. Menindaklanjuti komitmen
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi potensi dan manfaat tambahan (co-
benefits) untuk mengembangkan lebih lanjut kegiatan pertanian perkotaan di Kota Semarang.
Analisis yang dilakukan meliputi analisis deskriptif dan spasial yang didukung oleh data
sekunder dan primer. Terdapat dua jenis kegiatan pertanian perkotaan di Kota Semarang yaitu
(a) pertanian konvensional yang terletak di pinggiran kota dengan lahan yang luas, dan (b)
pertanian di lahan terbatas yang memanfaatkan teknologi sederhana seperti hidroponik dan
aquapomik. Potensi pertanian perkotaan di kota Semarang sangat beragam meliputi berbagai
jenis sayuran, singkong, tebu, durian, dan jamur. Selain itu, berbagai manfaat lain dari pertanian
perkotaan yaitu manfaat pada aspek lingkungan, ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan dan
wisata merupakan nilai tambah yang sangat penting untuk mendorong pengembangan aktifitas
ini dengan lebih masif dan terstruktur. Instrumen kebijakan melalui pendekatan top-down dan
bottom-up yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa kegiatan pertanian perkotaan
dapat berkelanjutan dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat diseluruh kota.
Kata Kunci : pertanian perkotaan, co-benefits, Kota Semarang

*) Staf pengajar Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro Semarang
Riptek Vol. …, No. …, Tahun …, Hal. …

Pendahuluan dari 17 strategi dalam SDGs adalah


Wilayah perkotaan di seluruh mengakhiri kelaparan, mencapai
belahan dunia dunia tumbuh dan ketahanan pangan dan peningkatan gizi,
berkembang semakin pesat. World Bank dan mencanangkan pertanian
(2018) menyatakan bahwa jumlah berkelanjutan (FAO, 2015). Pertanian
penduduk dunia yang tinggal di perkotaan telah menjadi solusi bagi
perkotaan pada tahun 2017 telah penyediaan bahan pangan di negara-
mencapai 54,73%, dan angka tersebut negara maju. Hasil yang organik dan
akan terus meningkat hingga 70% pada segar menambah kualitas dari produk
tahun 2050. Jika diperkirakan penduduk pertanian perkotaan. Namun demikian,
dunia akan mencapai 10 miliar jiwa pada melihat kondisi lahan di perkotaan yang
2050, maka kurang lebih dalam kurun sangat terbatas, terdapat banyak
waktu 30 tahun, akan terdapat tujuh tantangan dalam mengaplikasikan konsep
miliar penduduk dunia yang tinggal di pertanian perkotaan. Karena meskipun
perkotaan (United Nations -UN, 2014). dapat dilakukan intensifikasi pertanian,
Tingginya tingkat pertumbuhan jumlah produksi pertanian di perkotaan
penduduk kota yang ditandai dengan masih tidak dapat memenuhi secara
terjadinya urbanisasi telah menjadi isu mandiri kebutuhan pangan kota. Selain
global yang memerlukan perhatian dan itu, pengaplikasian pertanian perkotaan
pengelolaan secara komprehensif karena di Indonesia masih memiliki tantangan
dampaknya akan terkait dengan berbagai tersendiri seperti kesadaran dan
aspek pembangunan. Beberapa pengetahuan masyarakat tentang konsep
tantangan dan permasalahan yang kerap pertanian perkotaan dan ketahanan
muncul diantaranya adalah tidak pangan. Keberadaan lahan-lahan
seimbangnya jumlah, distribusi dan pertanian konvensional yang masih
komposisi penduduk, penurunan kualitas cukup banyak di Indonesia juga dapat
lingkungan akibat berkurangnya lahan menjadi salah satu alasan mengapa
terbuka/ruang hijau, dan ketersedian pertanian perkotaan di Indonesia,
pangan yang memadai dan berkualitas khususnya di Kota Semarang belum
bagi penduduk kota yang terus dapat mencapai tujuan utamanya yaitu
bertambah. Salah satu solusi yang perlu untuk meningkatkan ketahanan pangan.
dikembangkan untuk mengatasi Pemerintah Kota Semarang telah
permasalahan tersebut adalah aktifitas menempatkan ketahanan pangan dan
pertanian perkotaan atau urban farming. pertanian perkotaan sebagai salah satu
Aktifitas pertanian perkotaan diharapkan isu prioritas pembangunan. Hal tersebut
dapat secara bertahap membantu tercantum sebagai salah satu strategi
mencapai ketahanan pangan di pembangunan yaitu Peningkatan
perkotaan. Selain itu, pertanian Ketahanan Pangan dalam RPJMD tahun
perkotaan juga memiliki beberapa 2016-2021. Peningkatan ketahanan
manfaat lain (co-benefit) seperti manfaat pangan dilakukan melalui peningkatan
terkait aspek lingkungan, ekonomi, ketersediaan pangan, peningkatan akses
sosial, kesehatan, edukasi dan pariwisata pangan dan perilaku pangan masyarakat
(Fauzi, Ichniarsyah, & Agustin, 2016). yang beragam, bergizi seimbang dan
Ketahanan pangan dan pertanian aman. Selain itu, tercantum dalam
berkelanjutan merupakan salah satu isu RTRW Kota Semarang tahun 2011-
penting dan prioritas dalam perencanaan 2031, bahwa salah satu sasaran dalam
dan pelaksanaan pembangunan di menghadapi isu ketahanan pangan di
Indonesia. Hal ini sesuai dengan Kota Semarang adalah pengembangan
komitmen global yang tercantum dalam pertanian perkotaan dengan indikator
Sustainable Development Goals (SDGs) kinerja meningkatnya jumlah kawasan
untuk mendorong pelaksanaan pertanian perkotaan (tingkat kelurahan)
pembangunan berkelanjutan. Salah satu
*) Staf pengajar Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro Semarang
Riptek Vol. …, No. …, Tahun …, Hal. …

serta sentra produk unggulan (tingkat melakukan kegiatan pertanian


kawasan). perkotaan.
Program pertanian perkotaan Pengembangan pertanian
merupakan program yang sangat perkotaan di Kota Semarang diharapkan
strategis untuk menghadapi tingginya dapat menjadi solusi bagi upaya untuk
pertumbuhan penduduk kota Semarang. memastikan ketersediaan pangan bagi
Sebagai kota metropolitan dan ibukota penduduknya. Pertanian perkotaan
provinsi Jawa Tengah, jumlah penduduk merupakan proses menumbuhkan,
Kota Semarang cenderung meningkat. mengembangan dan distribusi berbagai
Pada tahun 2016, jumlah penduduk Kota produk pertanian dengan penggunaan
Semarang sebesar 1.729.428 jiwa dengan sumber daya manusia, lahan dan air,
tingkat pertumbuhan penduduk sebesar produk dan jasa yang ditemukan
1,66% (BPS Kota Semarang, 2017). disekitar wilayah perkotaan tersebut
Bertambahnya jumlah penduduk (Food and Agriculture Organization of
perkotaan menyebabkan terjadinya the United Nations, n.d.). Selain itu,
peningkatan kebutuhan akan tempat pengembangan aktifitas pertanian
tinggal serta fasilitas pendukung lainnya. perkotaan juga memiliki banyak manfaat
Sebagai akibatnya, karena jumlah lahan lain (co-benefits), dalam arti tidak
perkotaan relatif tetap, pelaksanaan terfokus pada ketersediaan pangan saja.
pembangunan cenderung diiringi dengan Namun, pengembangan aktifitas
terjadinya konversi lahan pertanian pertanian perkotaan di kota besar
menjadi lahan terbangun untuk seperti Kota Semarang perlu diarahkan
mengakomodir berbagai aktifitas pada pemanfaatan di aspek-aspek lain
perkotaan tersebut. Berdasarkan agar kemanfaatannya menjadi lebih
dokumen RPJMD Perubahan Kota optimal. Penelitian ini bertujuan untuk
Semarang Tahun 2016-2021, diketahui mengelaborasi potensi pertanian
penambahan lahan terbangun di kota perkotaan di Kota Semarang serta
Semarang mencapai 742,5 Ha/tahun, mengidentifikasi sektor-sektor
bahkan persentase penggunaan lahan pembangunan yang dapat menerima/
terbangun di beberapa kecamatan memberi manfaat (co-benefits) dari
mencapai >90%. Fenomena ini secara perkembangan pertanian perkotaan
signifikan berpengaruh kepada tersebut.
ketersediaan, akses, dan keterjangkauan
masyarakat untuk dapat tinggal di suatu Metode Penelitian
lingkungan dengan kualiats yang memadai Penelitian ini menggunakan
(Chatterjee, Tran, & Shaw, 2016). pendekatan kuantitatif dengan analisis
Ketersediaan lahan pertanian yang deskriptif dan pemetaan. Pendekatan ini
tidak sebanding dengan kebutuhan dilakukan dengan menyajikan data
pangan di suatu kota menyebabkan kota berupa angka-angka dan kemudian
tersebut bergantung terhadap daerah menginterpretasikannya (Prasetyo &
lain disekitarnya. Sebuah kota bersifat Jannah, 2005). Pendekatan kuantitatif
‘nutrient sink’ ketika kota tersebut lebih digunakan untuk mendeskripsikan
banyak mengambil sumberdaya daripada produksi, distribusi dan konsumsi
memberi, hal ini dikarenakan kota-kota pertanian perkotaan berdasarkan data
banyak mengkonsumsi banyak sumber statistik yang tersedia. Hasil analisis
daya seperti tanah, pangan dan energi deskriptif dimanfaatkan sebagai input
dari berbagai tempat namun tidak dalam proses pemetaan sehingga dapat
mampu mengembalikannya (Mougeot, memudahkan dalam melakukan analisis
2006). Namun, suatu kota akan menjadi mengenai potensi pengembangan
lebih stabil jika lingkungan perkotaan pertanian perkotaan secara keruangan
mampu menyediakan sumber daya bagi (spasial). Selain itu, analisis deskriptif juga
kebutuhan kota tersebut dengan dilakukan untuk mengelaborasi potensi
3
Kajian Potensi Pengembangan Pertanian
Perkotaan Di Kota Semarang

pertanian perkotaan, program pertanian ruang hijau seperti hutan produksi tetap,
perkotaan di Kota Semarang dan co- perkebunan, pertanian, dan tegalan.
benefits serta arahan kebijakan pertanian Adanya kepadatan bangunan yang
perkotaan di Kota Semarang. berbeda di setiap daerah menyebabkan
pertanian di Kota Semarang dibagi
Gambaran Umum menjadi pertanian konvensional di
Perkembangan Lahan Terbangun pinggiran kota dan pertanian lahan
Seiring dengan terjadinya terbatas yang berlokasi di permukiman
urbanisasi, lahan terbangun di Kota padat padat penduduk.
Semarang tumbuh dengan pesat. Lahan
terbangun ini terdiri dari guna lahan Komoditas Pertanian Perkotaan
permukiman, industri, perdagangan jasa Pertanian perkotaan di Kota
dan perkantoran. Lahan tidak terbangun Semarang memiliki beberapa komoditas
yang terdiri dari guna lahan pertanian, dengan luas lahan pertanian dan produksi
perkebunan, area perairan, dan lain-lain yang beragam di setiap komoditasnya.
berkurang karena terjadinya konversi Terdapat tiga jenis kelompok pertanian
lahan. Persebaran persentase lahan yaitu kelompok tanaman pangan,
terbangun Kota Semarang pada tahun perkebunan, dan hortikultura (buah-
2015 adalah sebagai berikut. buahan, sayuran, tanaman hias, dan
tanaman biofarmaka). Tabel 1
menjelaskan Kelompok dan Komoditas
Pertanian Perkotaan.

Tabel 1 Kelompok dan


Komoditas Pertanian Perkotaan
Kelompok Pertanian
Komoditas
Perkotaan
Padi, padi gogo,
jagung, ubi kayu, ubi
Tanaman Pangan jalar, kacang tanah,
Sumber: Sejati, A.W., Buchori, I., Rudiarto, I., 2018 kacang hijau dan
kedelai
Gambar 1 Peta Persentase Lahan Kelapa, kopi
Terbangun Kota Semarang Tahun robusta, cengkeh,
Perkebunan
2015 mete, kapuk,
siwalan, dan tebu
Alpukat, belimbing,
Pada Gambar I, dapat dilihat bahwa duku/langsep,
pada bagian utara dan timur Kota durian, jambu biji,
Semarang, lahan terbangun yang ada jambu air, jeruk
cenderung lebih padat. Kepadatan siam, jeruk besar,
bangunan tersebut dapat dilihat dari Buah-buahan mangga, manggis,
nangka, nanas,
tingginya persentase lahan terbangun papaya, petai, pisang,
yang berkisar mulai angka 46,19% hingga rambutan, salak,
100%. Hal tersebut dapat terjadi karena sawo, sirsak, sukun,
Hortikultura
pada daerah tersebut merupakan daerah dan mlinjo.
yang relatif datar. Sedangkan untuk Kacang panjang,
bayam, jamur,
bagian barat Kota Semarang memiliki Sayuran kangkung, terong,
persentase lahan terbangun yang cabe besar, cabe
tergolong rendah yaitu tidak lebih dari rawit
20%. Hal tersebut dapat terjadi karena Anggrek, Palem
daerah tersebut merupakan daerah Tanaman Anthurium Daun,
Hias Aglaonema,
dengan peruntukan guna lahan sebagai
Adenium, Ixora

4
Riptek Vol. …, No. …, Tahun …, Hal. …

Kelompok Pertanian
Komoditas Hasil dan Pembahasan
Perkotaan 1. Potensi Pertanian Perkotaan
(Soka), Sansivera,
Sektor pertanian mempunyai peran
Euphorbia, Dracena,
Philodendron yang strategis dalam pembangunan
Jahe, Temulawak, nasional. Menurut data Badan Pusat
Kunyit, Kencur, Statistik Tahun 2010 sektor ini
Laos, Temuireng, menyerap 40.491.257 (38,35%) tenaga
Kapulaga, kerja nasional dan sebanyak 14.081.620
Tanaman Temukunci,
Biofarmaka Lempuyang, Lidah (34,78%) orang merupakan Generasi
buaya, Mahkota Muda Pertanian atau tenaga kerja
Dewa, kelompok umur 15-34 tahun. Sektor
Mengkudu/pace, pertanian juga berfungsi sebagai
Sambuloto penyangga ketahanan nasional baik dalam
Sapi Perah, Sapi
Potonh, Kerbau, bidang ekonomi, politik, maupun
Kambing, Domba, keamanan. Namun, penyerapan tenaga
Peternakan
Ayam Ras Petelur, kerja sektor pertanian tidak sebanding
Ayam Ras Pedaging, dengan produk domestik bruto (PDB)
Ayam Buras, Kuda, yang disumbangkan sebesar 14,04 %.
Itik, Angsa, Entog,
Burung Puyuh Kondisi ini berbeda dengan sektor lain
Perikanan Bandeng, Belanak, dengan tingkat penyerapan tenaga kerja
Darat Rumput Laut, Udang yang lebih rendah namun menyumbang
Perikanan
(Tambak) PDB yang lebih besar. Kondisi demikian
Perikanan Karper, Lele, Nila, mencerminkan produktivitas tenaga
Darat Tawes, Gurami,
(Kolam) Mujahir
kerja di bidang pertanian tergolong
Sumber: Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan Kota rendah. Produktivitas yang rendah ini
Semarang, 2017 dipengaruhi banyak faktor antara lain
tingkat pendidikan, penguasaan
Setiap komoditas memiliki teknologi, ketersediaan sarana dan
kecenderungan pertumbuhan jumlah prasarana, akses pasar dan permodalan.
produksi yang berbeda dari tahun ke Kebutuhan pangan merupakan salah satu
tahun. Kontribusi tertinggi pada kebutuhan pokok selain sandang dan
kelompok tanaman pangan adalah padi, papan. Ketersediaan kebutuhan pangan
sedangkan untuk kelompok perkebunan di suatu tempat dipengaruhi oleh
adalah kelapa, dan pada kelompok produktivitas lahan pangan tersebut.
sayuran memiliki kontribusi tertinggi Pertanian konvensional di Kota
adalah kacang panjang. Pada ketiga Semarang digolongkan menjadi empat
kelompok pertanian tersebut yaitu pertanian tanaman pangan,
pertumbuhannya cenderung menurun perkebunan, hortikultura dan sayuran.
dari tahun 2012-2017. Namun hal Beberapa indikator yang dapat
tersebut berbeda dengan kelompok menunjukkan kondisi pertanian
hortikultura yang memiliki produksi konvensional diantaranya data produksi,
tertinggi yaitu pisang dan memiliki luas lahan panen, dan produktivitas.
tingkat pertumbuhan produksi yang Produksi pertanian di Kota Semarang
cukup fluktuatif. tidak sebanyak produksi wilayah lain di
Sebagian besar komoditas Jawa Tengah.
pangan/pertanian yang ada di Kota Pengembangan sektor pertanian
Semarang berasal dari luar Kota yang meliputi perkebunan, peternakan,
Semarang. Beberapa komoditas yang kehutanan, perikanan darat diatur dalam
berasal dari dalam Kota Semarang, RTRW Kota Semarang. Pengembangan
antara lain ubi dan singkong yang berasal sektor tersebut berada di wilayah
dari Mijen dan Gunungpati. pengembangan kota IV Bagian Wilayah
Kota VIII Kecamatan Gunungpati dan
5
Kajian Potensi Pengembangan Pertanian
Perkotaan Di Kota Semarang

Bagian Wilayah Kota IX Kecamatan yaitu Kawasan Rumah Pangan Lestari


Mijen. Pertanian perkotaan di Kota (KRPL). Pertanian lahan terbatas di
Semarang memiliki berbagai macam Perkotaan Kota Semarang dibagi menjadi
komoditas. Pada tabel 2 menjelaskan tiga bagian berdasarkan institusi yang
tentang potensi pertanian di Kota menginisiasi. Adapun pembagiannya
Semarang. adalah Dinas Pertanian Kota Semarang,
Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang,
Tabel 2 Potensi Pertanian di Kota dan inisiatif masyarakat.
Semarang a. Dinas Pertanian Kota
Semarang
Jenis
Tanaman
Produksi Luas Panen Produktivitas Pertanian lahan terbatas di
Tanaman • Padi: • Padi: 5886• Padi:
perkotaan didominasi oleh tanaman
Pangan 35.845 Ha 60,90 sayur-sayuran. Hal ini karena jenis
ton • Jagung: Kw/Ha
• Jagung: 556 Ha • Jagung: 70
tanaman sayuran cenderung lebih mudah
3892 ton • Ubi Kayu: Kw/Ha untuk dirawat dan membutuhkan lahan
• Ubi Kayu: 198 Ha • Ubi yang lebih sedikit daripada jenis tanaman
3267 ton Kayu:
165 lain seperti tanaman pangan, tanaman
Kw/Ha holtikultura dan tanaman perkebunan.
Tanaman • Kelapa: • Kelapa: • Kelapa:
Perkebunan 245,48 201,02 Ha 12,21 Lokasi pertanian perkotaan di Kota
ton • Tebu: 164 Kw/Ha Semarang telah terdistribusi dengan
• Tebu: Ha • Tebu: 49
803,6 ton • Kapuk: Kw/Ha cukup baik. Meskipun sebagian besar
• Kapuk: 10,88 Ha • Kapuk: kelurahan yang menjadi lokasi pertanian
24,78 ton 22,78
Kw/Ha perkotaan berada di pusat-pusat kota
Hortikultura • Rambutan: • Rambutan: • Rambutan: seperti Kecamatan Semarang Tengah,
23.243 kw 169.839 13,69
• Durian: pohon kg/pohon Semarang Selatan, Semarang Barat dan
8325 kw • Durian: • Durian: Semarang Timur. Setidaknya satu
• Nangka: 13.825 60,22
5084 kw pohon kg/pohon kelurahan di setiap kecamatan telah
• Nangka: • Nangka: menjadi lokasi pertanian perkotaan.
10.914 46,58
pohon kg/pohon
Program unggulan dari Dinas
Tanaman • Kangkung: • Kangkung: • Kangkung: Pertanian Kota Semarang terkait
Sayuran 206 kw 7 Ha 29,43
• Cabe • Cabe Kw/Ha
pengembangan pertanian lahan terbatas
Besar: 163 Besar: 5 • Cabe adalah program optimalisasi pekarangan.
kw Ha Besar: Adanya kecenderungan penurunan luas
• Jamur: • Jamur: 32,60
169564 kg 2755 m2 Kw/Ha dan produktivitas pertanian di Kota
• Jamur: Semarang, maka diperlukan penanganan
61,55
Kg/m2 dan inovasi yang dilakukan oleh setiap
Sumber: Pertanian dalam Angka Kota Semarang instansi yang bersangkutan. Dinas
Tahun 2012-2016 Pertanian Kota Semarang memiliki
Program Kegiatan Optimalisasi
2. Program Pertanian Perkotaan Pekarangan yang telah dimulai dari tahun
Pertanian lahan terbatas di 2015 hingga sekarang dan dilakukan di
perkotaan telah dilakukan dengan beberapa kelurahan di Kota Semarang.
melibatkan Pemerintah Kota Semarang. Pada gambar 2 menampilkan peta
Beberapa kegiatan telah dilakukan oleh mengenai lokasi program kegiatan
instansi terkait seperti Dinas Pertanian optimalisasi pekarangan di Kota
Kota Semarang dan Dinas Ketahanan Semarang:
Pangan Kota Semarang. Dinas Pertanian
Kota Semarang memiliki program
kegiatan yaitu optimalisasi pekarangan,
sedangkan Dinas Ketahanan Pangan Kota
Semarang memiliki program kegiatan

6
Riptek Vol. …, No. …, Tahun …, Hal. …

b. Dinas Ketahanan Pangan Kota


Semarang
Kegiatan Pengembangan Kawasan
Rumah Pangan Lestari merupakan salah
satu kegiatan unggulan Dinas Ketahanan
Pangan Kota Semarang. Kawasan Rumah
Pangan Lestari adalah suatu konsep
rumah pangan yang dibangun dalam
suatu kawasan (RT, RW, Kelurahan,
Kecamatan dst.) dengan prinsip
Sumber: BAPPEDA Kota Semarang dan Dinas
pemanfaatan pekarangan yang ramah
Pertanian Kota Semarang, 2017
lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan
Gambar 2 Peta Persebaran Lokasi pangan dan gizi keluarga, sekaligus dapat
Program Optimalisasi Pekarangan menjadi cara untuk meningkatkan
pendapatan (Farasonalia, 2018).
Berdasarkan peta persebaran Untuk mencapai tujuan program
lokasi optimalisasi pekarangan untuk KRPL, terdapat dana yang dialokasikan
pertanian perkotaan di Kota Semarang, yang berasal baik dari APBN, APBD
terdapat peningkatan jumlah lokasi sejak Provinsi maupun APBD Kota Semarang.
tahun 2015. Sebagian besar lokasi Penerima manfaat kegiatan KRPL
optimalisasi pekarangan berada di berdasarkan sumber anggaran dan tahun
Kecamatan Semarang Selatan, Semarang anggaran dapat dilihat pada gambar 4 dan
Utara dan Semarang Tengah. Sedangkan 5.
dapat dilihat di peta, Kecamatan Tugu
dan Kecamatan Ngaliyan yang berada di
sebelah Barat Kota Semarang belum
mendapat program optimalisasi
tersebut.
Pada gambar 3 mengilustrasikan
pelaksanaan pertanian perkotaan yang
dilakukan oleh Dinas Pertanian Kota
Semarang di Kelompok Wanita Tani
Kelurahan Purwosari.
Sumber: BAPPEDA Kota Semarang & Dinas
Pertanian Kota Semarang, 2017

Gambar 4 Peta Persebaran Lokasi


Program KRPL berdasarkan Sumber
Dana

Sumber: Dokumentasi Penyusun, 2018

Gambar 3 Kelompok Wanita Tani


Sumber: BAPPEDA Kota Semarang & Dinas
Kelurahan Purwosari
Pertanian Kota Semarang, 2017

7
Kajian Potensi Pengembangan Pertanian
Perkotaan Di Kota Semarang

Gambar 5 Peta Persebaran Lokasi menggabungkan antara metode


Program KRPL berdasarkan Tahun hidroponik dan akuakultur dalam suatu
Perolehan lingkungan (Zuliana, 2017). Dalam
praktiknya, metode akuaponik yang
Sebanyak 69 dari total 177 kelurahan di dilakukan oleh pelaku pertanian
Kota Semarang telah mendapatkan perkotaan di Kota Semarang berupa
bantuan dana untuk program kegiatan penanaman tanaman berjenis sayuran
kawasan rumah pangan lestari. Jumlah dengan media sederhana yang diletakkan
tersebut baru mencakup 38,9% dari total diatas kolam ikan. Hal ini merupakan
kelurahan di Kota Semarang. Namun inovasi dan dapat menjadi cara yang
demikian, dilihat dari peta efektif karena dapat menghasilkan dua
persebarannya, tiap kecamatan sudah produk sekaligus yaitu panen dari
terwakili oleh beberapa kelurahan yang tanaman dan panen ikan.
memperoleh bantuan dana untuk Sedangkan hidroponik merupakan
program KRPL. Beberapa kelurahan metode pertanian perkotaan yang sudah
bahkan sudah menerima lebih dari satu lebih dahulu populer dibandingkan
sumber dana dan lebih dari satu tahun. dengan metode akuaponik. Metode
Pada gambar 6, mengilustrasikan penanaman Hidroponik bisa di lakukan di
pelaksanaan pertanian perkotaan yang lahan terbatas perkotaan. Nurtrisi pada
dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan Hidroponik diperoleh dengan
Kota Semarang di Kelompok Tani mencampurkan formula cair A dan B,
Ternak Kelurahan Tandang. biasa disebut dengan pupuk AB Mix.
Hidroponik pertama kali dikenalkan oleh
W.F Gericke pada tahun 1936. Hal
tersebut terus berkembang hingga saat
ini. Proses Hidroponik dimulai dari
pembuatan media tanam hidroponik
sistem NFT menggunakan gelas plastik
atau media lain yang diisi arang sekam
kemudian diletakkan pada talang PVC
yang diisi bioball, dan kapas filter
akuarium diletakkan di lubang masuk dan
keluar air pada talang. Pada gambar 7
menampilkan peta tentang lokasi
pelaksanaan pertanian perkotaan
akuaponik dan hidroponik yang
dilakukan oleh individu.
Sumber: Dokumentasi Penyusun, 2018

Gambar 6 Kelompok Tani Ternak


Kelurahan Tandang

c. Inisiatif Masyarakat
Kegiatan pertanian lahan terbatas
di Kota Semarang juga diinisiasi oleh
masyarakat secara mandiri. Kegiatan
pertanian lahan terbatas yang dilakukan
oleh individu diantaranya adalah kegiatan
Sumber: Zuliana, 2017
akuaponik dan hidroponik. Akuaponik
merupakan salah satu metode dalam Gambar 7 Lokasi Kegiatan Pertanian
pertanian perkotaan yang Perkotaan Akuaponik dan Hidroponik

8
Riptek Vol. …, No. …, Tahun …, Hal. …

Pada gambar 8 mengilustrasikan


salah satu contoh pelaksanaan pertanian
perkotaan yang dilakukan atas inisiasi
masyarakat di Kelurahan Kandri.

Sumber: Analisis Penyusun, 2018

Gambar 9 Peta Overlay Persebaran


Lokasi Program Pertanian Perkotaan
di Kota Semarang

3. Manfaat Lain (Co-Benefit)


Sumber: Dokumentasi Penyusun, 2018 Pertanian Perkotaan
Keberadaan pertanian di wilayah
Gambar 8 Inisiasi Masyarakat di perkotaan memberikan nilai positif
Kelurahan Kandri dalam pemenuhan kebutuhan pangan
serta nilai-nilai praktis yang dapat
Berdasarkan ketiga program berdampak bagi keberlanjutan ekologi
pertanian lahan terbatas di perkotaan ataupun ekonomi wilayah perkotaan.
Kota Semarang, maka akan menghasilkan Pada praktek pelaksanaan pertanian
persebaran kelurahan yang terdapat perkotaan dilakukan dengan
program tersebut yaitu, program dari memperhatikan aspek lingkungan,
Dinas Pertanian Kota Semarang, Dinas ekonomi, ekologi, sosial, estetika,
Ketahanan Pangan Kota Semarang dan edukasi dan wisata (Fauzi et al., 2016).
inisiatif masyarakat. Pada gambar 9, Pada tabel 3 menjelaskan tentang
menampilkan peta mengenai persebaran manfaat pertanian perkotaan jika dilihat
lokasi program pertanian lahan terbatas dari aspek lingkungan, ekonomi, sosial,
di perkotaan. kesehatan, edukasi dan wisata.

Tabel 3 Manfaat Lain (Co-Benefit)


Pertanian Perkotaan di Kota
Semarang

Aspek Keterangan Sumber


Aspek Pertanian perkotaan Setiawan &
Lingkungan memberikan peranan Rahmi (2004)
yang dapat dilihat dari
aspek ekologi yaitu:

9
Kajian Potensi Pengembangan Pertanian
Perkotaan Di Kota Semarang

Aspek Keterangan Sumber Aspek Keterangan Sumber


1. Menciptakan keberadaan RTH tidak
iklim mikro yang hanya digunakan sebagai
sehat tempat bersosialisasi
2. Konservasi dan berkumpul serta
sumber daya berekreasi. Terbatasnya
tanah dan air RTH dan tidak adanya
3. Memperbaiki praktik pertanian
kualitas udara menjadikan contoh-
4. Memberikan contoh nyata pertanian
keindahan perkotaan menjadi daya
karena pertanian tarik tersendiri bagi
perkotaan masyarakat untuk
memperhatikan berkunjung dan
nilai estetika berwisata sekaligus
5. Upaya mitigasi menjadi sarana edukatif
terhadap bagi anak-anak dan
perubahan iklim remaja.
Aspek Adanya stimulus Setiawan & Sumber: Analisis Penyusun, 2018
Ekonomi penguatan ekonomi Rahmi (2004)
lokal dengan adanya
pembukaan lapangan
Manfaat lain yang dirasakan setiap
kerja baru dalam pelaku pertanian perkotaan di Kota
bentuk peningkatan Semarang dapat berbeda sesuai dengan
penghasilan masyarakat
serta pengurangan
karakteristik wilayah pada lokasi
kemiskinan. pertanian perkotaan tersebut. Masing-
Aspek Sosial Pertanian perkotaan Setiawan & masing pelaku pertanian tersebut
juga memberikan Rahmi (2004)
keuntungan jika dilihat
memiliki potensi pengembangan
dari aspek sosial yaitu: pertanian yang berbeda-beda dilihat dari
1. Meningkatkan aspek co-benefit. Namun secara garis
persediaan
pangan
besar, manfaat yang diperoleh dalam
2. Meningkatkan melakukan pertanian perkotaan adalah
nutrisi menghemat pengeluaran terhadap
masyarakat
miskin kota
sayuran. Pada gambar 10 menampilkan
3. Meningkatkan peta mengenai persebaran pelaku
kesehatan pertanian perkotaan yang menjadi
masyarakat
4. Mengurangi
narasumber pada penelitian ini.
pengangguran
5. Mengurangi
konflik sosial.
Aspek Wilayah perkotaan yang Fauzi,
Kesehatan memiliki kepadatan Ichniarsyah, dan
bangunan yang tinggi Agustin (2016)
membuat jumlah Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
semakin terbatas.
Keberadaan pertanian
perkotaan
meningkatkan jumlah
ruang hijau di wilayah
perkotaan, sehingga Sumber: Analisis Penyusun, 2018
wilayah perkotaan dapat
menyerap CO2 lebih Gambar 10 Peta Persebaran Pelaku
banyak dan
meningkatkan kualitas
Pertanian Perkotaan di Kota
udara di wilayah Semarang
perkotaaan.
Aspek Pengembangan Fauzi, Pada setiap kelompok pertanian
Edukasi dan pertanian perkotaan Ichniarsyah, dan
Wisata secara terpadu dapat Agustin (2016)
yang ada di Kota Semarang memiliki co-
memberikan edukasi benefit yang menonjol disetiap aspeknya
bagi masyarakat bahwa sehingga menjadi potensi yang dapat

10
Riptek Vol. …, No. …, Tahun …, Hal. …

dikembangkan. Pada tabel 4, terdapat pada Griya KetelaQ dan KWT


kondisi co-benefit pada saat ini dan Kelurahan Plalangan serta Crispy Farm
kondisi yang dapat menjadi potensi di lebih mengembangkan pertanian
masa yang akan datang. perkotaan yang berorientasi bisnis dan
sudah melakukan penjualan hingga luar
Tabel 4 Kondisi Manfaat Lain (Co- Kota Semarang. Sedangkan manfaat
Benefit) Pertanian Perkotaan di Kota edukasi dan wisata yang dirasa lebih
Semarang penting berada pada Griya KetelaQ,
Edukasi KWT Kelurahan Plalangan, Kelompok
Narasumber
Lingkungan Ekonomi Sosial Kesehatan dan
Wisata Tani Ternak Kelurahan Tandang dan
KWT Kelurahan
S

D S

D S D
●● √
S

D S D
Crispy Farm, karena pada pelaku
Pandean Lamper
Pak Wisnu ● ●● √ pertanian tersebut sudah menjadi suatu
Ketua
Kelompok Tani objek kunjungan bagi institusi pendidikan
ELGIRO
Kelurahan
mulai dari TK hingga perguruan tinggi.
Barusari
KWT Kelurahan ● ● ●● √
Berdasarkan tabel tersebut juga dapat
Purwosari
Penerima KRPL ● ● √
dilihat bahwa pada manfaat yang dirasa
Kelurahan
Purwosari
lebih penting seperti manfaat ekonomi,
Pengelola Griya
KetelaQ dan
●● ●● √ sosial dan edukasi serta wisata dapat
KWT Kelurahan
Plalangan
menjadi manfaat yang paling potensial
Bu Sutiyah
Penerima KRPL,
● ● ●● ●● √ dikembangkan untuk kedepannya.
Kelompok Tani
Ternak
Kelurahan Kesimpulan
Tandang
Bu Tari ●● √ ● ●● √ Aktifitas pertanian perkotaan tidak
Crispy Farm
Pondok ● ● √ ● hanya dikembangkan semata-mata untuk
Pesantren Sunan
Gunung Jati penyediaan pangan, tetapi diperlukan
Ba’alawy
English Village ● √ ● ●● √ karena terdapat manfaat lain yang dapat
Gunungpati
diperoleh. Berdasarkan analisis manfaat
Keterangan lain (co-benefit), diketahui bahwa
Tidak ada manfaat yang diterima dan atau diberikan
● Penting pada masing-masing kelompok berbeda
●● Lebih Penting
√ Potensi yang dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik
S Kondisi Sekarang kelompoknya. Namun secara garis besar
D Kondisi yang Akan Datang manfaat lain yang dapat diperoleh
Sumber: Analisis Penyusun, 2018
terutama manfaat yang berhubungan
dengan kualitas lingkungan (lebih asri dan
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa
lebih teduh) dan manfaat sosial (media
pada KWT Kelurahan Pandean Lamper,
bersosialisasi dengan tetangga sekitar).
Kelompok Tani Kelurahan Barusari,
KWT Kelurahan Purwosari, dan
Rekomendasi
Kelompok Tani Ternak Kelurahan
Berdasarkan hasil penelitian yang
Tandang, manfaat sosial dirasa menjadi
telah dilakukan, maka dapat dirumuskan
manfaat yang paling penting, karena
beberapa rekomendasi untuk
adanya aktivitas pertanian perkotaan
mendorong aktifiats pertanian perkotaan
dapat mengajak masyarakat disekitar
di Kota Semarang di masa yang akan
untuk ikut melakukan aktivitas pertanian
datang. Secara garis besar, dengan
perkotaan tersebut, sehingga dapat
mempertimbangkan kondisi yang
menumbuhkan minat masyarakat dalam
berkembang dan terjadi saat ini, upaya
pertanian perkotaan. Kemudian jika
untuk mendorong aktifitas pertanian
dilihat pada Griya KetelaQ dan KWT
perkotaan ini dapat dilakukan dengan
Kelurahan Plalangan serta Crispy Farm,
tiga koridor kebijakan:
manfaat yang diperoleh dapat dilihat dari
manfaat ekonomi. Hal tersebut karena

11
Kajian Potensi Pengembangan Pertanian
Perkotaan Di Kota Semarang

a. Kebijakan pengembangan ▪ Bekerjasama dengan berbagai pihak


yang berorientasi populis untuk menyelenggarakan paket-
Dengan mempertimbangkan paket pelatihan
bahwa program-program pertanian
perkotaan yang sudah dilaksanakan c. Kebijakan Co-Benefit
cenderung melibatkan kelompok- Mendorong kegiatan-kegiatan yang
kelompok masyarakat secara aktif dan dapat mengoptimalkan berbagai manfaat
berkontribusi penting maka pelibatan aktifitas pertanian perkotaan, meliputi:
masyarakat dalam mendorong aktifitas ▪ Mendorong pertanian perkotaan
pertanian perkotaan menjadi sangat untuk dijadikan sebagai wisata
strategis. Beberapa hal yang dapat edukasi (sebagai contoh: di
dilakukan untuk mendorong kebijakan Plalangan dan Crispy Farm di
populis ini adalah: Gedawang)
▪ Melaksanakan pemberdayaan ▪ Sosialisasi pentingnya pola hidup
masyarakat secara berkelanjutan sehat melalui penerapan pertanian
dengan melibatkan kelompok perkotaan
masyarakat. Ketiga rekomendasi tersebut
▪ Melakukan sosialisasi mengenai memerlukan integrasi dan koordinasi
pertanian perkotaan secara terus yang lebih intensif diantara Organisasi
menerus. Perangkat Daerah (OPD) terkait.
▪ Melakukan pendampingan yang
berkelanjutan dan dilakukan secara
terstruktur oleh dinas terkait DAFTAR PUSTAKA
Namun, perlu dipahamai bahwa, Chatterjee, R., Tran, T., & Shaw, R.
kebijakan ini bersifat populis dalam arti (2016). Chapter 11 - Urban Food
nilai manfaat yang diperoleh akan lebih Security in Asia: A Growing Threat.
cenderung pada aspek sosial dan Urban Disasters and Resilience in
lingkungan. Aspek ekonomi tidak Asia. Elsevier Inc.
menjadi pertimbangan utama dalam https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
koridor kebijakan ini. 802169-9.00011-2

b. Kebijakan pengembangan FAO. (2015). Transforming our world:


yang berorientasi bisnis the 2030 Agenda for Sustainable
Berbeda dengan kebijakan yang Development, 16301(October), 1–
bersifat populis, alternatif lain adalah 35.
dengan menjadikan pertanian perkotaan
sebagai peluang bisnis yang baru. Untuk Fauzi, A. R., Ichniarsyah, A. N., &
itu, diperlukan enterpreuner-enterpreuner Agustin, H. (2016). Pertanian
potensial yang mampu melakukan Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan
aktivitas pertanian yang lebih modern Praktik Terbaik. Jurnal
(Hidroponik/Aquaponik). Beberapa hal Agroteknologi, 10(1), 49–62.
yang dapat dilakukan untuk mendorong
kebijakan yang lebih berorientasi bisnis Food and Agriculture Organization of
ini adalah: the United Nations. (n.d.). FAO’s
▪ Memberikan insentif ataupun role in Urban Agriculture.
bantuan bagi para pelaku bisnis di
Mougeot, L. J. A. (2006). Growing Better
bidang pertanian perkotaan
Cities_ Urban Agriculture for
▪ Melakukan kerjasama dengan pihak
Sustainable Development. Canada:
universitas/lemlit dan membangun
IDRC.
jejaring untuk pemanfaatan
teknologi tepat guna
12
Riptek Vol. …, No. …, Tahun …, Hal. …

Prasetyo, B., & Jannah, L. M. (2005).


Metode Penelitian Kuantitatif: Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Setiawan, B., & Rahmi, D. . (2004).


Ketahanan Pangan, Lapangan Kerja,
dan Keberlanjutan Kota : Studi
Pertanian Kota di Enam Kota di
Indonesia. Warta Penelitian
Universitas Gajah Mada (Edisi
Khusus).

13

Вам также может понравиться