Вы находитесь на странице: 1из 14

Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

PENINGKATAN KEAMANAN PERJALANAN KERETA API DENGAN


PENGGUNAAN SISTEM AXLE COUNTER DAN MEDIA TRANSMISI FIBER OPTIC
UNTUK HUBUNGAN BLOK DI PERSINYALAN VPI
(STUDI KASUS HUBUNGAN BLOK STASIUN SURODADI – PEMALANG)

Oleh:
Arief Darmawan, API Madiun, Email: darmawan@api.ac.id
Bagoes Eko Yudhanto, API Madiun, Email: bagoes@api.ac.id
Sunaryo, API Madiun, Email: sunaryo@api.ac.id
Dhina Setyo Oktaria, API Madiun, Email: dhina@api.ac.id

ABSTRACT

This research tries to make an alternative to solve problem in block equipment of Station Surodadi
and Pemalang in order to improve the security of rail travel at Surodadi-Pemalang Station. This
study uses theoretical and existing regulations to solve the problem with consideration through
three aspects: technical, operational and safety. The results of this study indicate that the axle
counter system is relatively more efficient, safer and more effective than the track circuit. Fiber
optic transmission system more efficient and profitable than cable transmission system. Some
delays are caused by signaling equipment errors and one of them is block system. In the event of
a disrupted block relationship, the departure of the train with an emergency signal can results to
accident caused by fatigue factors and psychological condition of the train dispatcher. In order to
reduce train delay, reduce the risk of accident occurrence due to emergency 1 (D.1) simultaneously
by train dispatcher of both stations and improve the security of rail travel it is recommended that
the track circuits to be replaced by two axle counters Installed in the station signal to detect the
presence of rolling stock in the block. The study also recommends that the use of physical cables
to be replaced by fiber optic cables.

Keywords: alternative disruption settlement, blocks equipment, station, axle counter, fiber optic
transmission system
ABSTRAKSI

Penelitian ini disusun untuk membuat suatu alternatif penyelesaian gangguan pada peralatan blok
Stasiun Surodadi dan Pemalang dalam rangka meningkatkan keamanan perjalanan kereta api di
Stasiun Surodadi-Pemalang. Penelitian ini menggunakan landasan teori dan peraturan yang
mendukung penyelesaian masalah dengan pengkajian melalui aspek teknis, aspek operasional dan
aspek keselamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem axle counter relatif lebih
hemat, aman dan efisien dibandingkan track circuit. Sistem transmisi fiber opticlebih efisien dan
menguntungkan dibanding sistem transmisi kabel. Sebagian keterlambatan juga diakibatkan
gangguan peralatan persinyalan dan salah satunya adalah gangguan hubungan blok. Dalam
keadaan hubungan blok terganggu, pemberangkatan kereta dengan sinyal darurat memungkinkan
terhadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh faktor kelelahan dan kondisi psikologis PPKA. Guna
mengurangi keterlambatan kereta api, mengurangi resiko kemungkinan terjadinya kecelakaan
akibat pemberian bentuk darurat 1 (D.1) secara bersamaan oleh PPKA kedua stasiun yang
terganggu hubungan bloknya dan meningkatkan keamanan perjalanan kereta api, sebaiknya track
circuit petak jalan diganti dengan dua buah axle counter yang dipasang di sinyal masuk stasiun
untuk mendeteksi keberadaan bakal pelanting di petak jalan, penelitian ini juga
merekomendasikan agar penggunaan kabel fisik diganti menjadi kabel fiber optic.

Kata kunci: alternatif penyelesaian gangguan, peralatan blok Stasiun Surodadi dan Pemalang,
sistem axle counter, sistem transmisi fiber optic
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

1. PENDAHULUAN berfungsi untuk menjaga agar dalam satu


petak blok hanya terdapat satu kereta.
Kereta api merupakan salah satu moda
transportasi massal yang memiliki kelebihan Peralatan hubungan blok bekerja dengan
terutama dalam kemampuannya untuk mengunci sinyal keluar dengan memberikan
mengangkut penumpang maupun barang aspek tidak aman sebelum mendapat ijin dari
secara massal, hemat energi, hemat dalam stasiun sebelahnya untuk memasuki petak
penggunaan ruang, mempunyai faktor jalan atau meninggalkan stasiun tersebut.
keamanan yang tinggi serta tingkat Apabila hubungan blok antar stasiun tersebut
pencemaran yang rendah. mengalami gangguan, maka perjalanan
kereta api menjadi terganggu dan rawan
Agar dalam penyelenggaraan angkutan terjadi kecelakaan.
kereta api dapat diperoleh pelayanan jasa
transportasi dengan tingkat keselamatan, 1.1 Tujuan Penelitian
keamanan, ketepatan, kelancaran dan Adapun tujuan dari peneilitian ini adalah:
kenyamanan yang tinggi, maka prasarana dan a. Melakukan identifikasi permasalahan
sarana kereta api yang dioperasikan harus
mempunyai kehandalan dan memenuhi akibat putusnya hubungan blok antara
persyaratan keselamatan. kedua stasiun,
b. Menguraikan tentang pengaruh gangguan
Angkutan kereta api mempunyai hubungan blok dengan keterlambatan
karakteristik khusus, dibandingkan dengan kereta serta kemungkinan kecelakaan
angkutan darat lainnya, yaitu bergerak diatas yang timbulkan pada waktu gangguan
jalan rel dan dalam satu petak jalan bebas
hubungan blok,
hanya diperbolehkan dilewati oleh satu
kereta api. Untuk menjaga agar dalam satu c. Melakukan analisa terhadap peralatan
petak jalan bebas hanya dilewati satu kereta, blok eksisting sekarang (dengan
maka diperlukanlah suatu sistem persinyalan. penggunaan sistem track circuit dan
media kabel tembaga sebagai media
Peralatan persinyalan mempunyai berbagai transmisi) dengan peralatan blok dengan
macam bentuk, antara lain persinyalan menggunakan axle counter dan fiber
mekanik, elektromekanik dan persinyalan optic sebagai media transmisi, desain
elektrik. Persinyalan mekanik dan serta cara kerja
elektromekanik dalam pengoperasiannya
menggunakan tenaga manusia secara 2 TINJAUAN PUSTAKA
langsung untuk mengatur aspek sinyal, arah 2.1 Peralatan persinyalan Vital Processor
wesel. Salah satu tipe peralatan persinyalan Interlocking (VPI)
mekanik adalah peralatan persinyalan S&H.
Peralatan persinyalan elektrik menggunakan Vital Processor Interlocking (VPI)
tenaga listrik untuk mengatur aspek sinyal merupakan sistem persinyalan elektrik
dan arah wesel. Salah satu tipe peralatan modular berbasis microprocessor buatan
persinyalan elektrik adalah peralatan GRS Alstom signaling Amerika. Sistem
persinyalan VPI (Vital processor persinyalan ini menggunakan processor
interlocking). tunggal (single processor) yang berfungsi
untuk mengendalikan peralatan luar
Peralatan persinyalan VPI (Vital processor berdasarkan perintah dari operator peralatan
interlocking), selain dapat mengatur aspek persinyalan.
sinyal dan arah wesel secara elektrik juga
mempunyai fasilitas hubungan blok antar Peralatan persinyalan VPI terdiri dari 2
stasiunnya. Peralatan hubungan blok ini modul, antara lain modul vital dan modul non
vital. Modul vital berfungsi untuk
16
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

mengendalikan peralatan yang berkaitan c) Relay lampu sinyal;


dengan peralatan luar (yang berhubungan d) Relay motor wesel.
langsung dengan gerakan kereta api 2) Relay non vitalRelay non vital pada
misalnya : wesel, track circuit, atau sinyal). peralatan persinyalan VPI digunakan
Sedangkan modul non vital berfungsi untuk pada rangkaian yang bersifat non-fail
mengendalikan peralatan yang tidak safe seperti indikasi LCP, indikasi
berhubungan langsung dengan gerakan gangguan lampu sinyal.
kereta api (misalnya : indikator pada meja
pelayanan, tombol asal-tujuan/route). 2.2 Peralatan Pendeteksi Keberadaan
Bakal Pelanting
a. Modul-modul pada persinyalan VPI Di Indonesia peralatan pendeteksi
Di dalam peralatan persinyalan vital keberadaan bakal pelanting yang dipakai
processor interlocking terdapat dua modul umumnya berupa:
yaitu modul vital dan modul non vital.
a. Track circuit
Modul vital peralatan persinyalan VPI terdiri Track circuit merupakan suatu metode
dari : pendeteksian bakal pelanting dengan cara
pengisolasian rel yang satu dengan yang lain
- CPU (Cental Processing Unit); dan dihubungkan dengan suatu rangkaian
- VRD (Vital Relay Driver); listrik tertutup.
- I/O Bus interface (Bus antarmuka Track circuit terdiri dari beberapa bagian
Input/Output); antara lain:
- Vital input (DI); - Feed track circuit terdiri dari:
- Vital output (SBO). - Feed transformer.
- Rectifier.
Modul non vital peralatan persinyalan VPI - Track relay.
terdiri dari:
- IRJ (Insulated rail joint)
- CSEX (Code system emulated - Kabel penghubung rel (bonding
extended); cable).
- NVI (Non vital input); b. Axle counter
- NVO (Non Vital Output). Axle counter merupakan metode
pendeteksian bakal pelanting dengan cara
b. Relay interface membandingkan antara jumlah gandar yang
Pada sistem persinyalan VPI, untuk masuk dalam bagian pendeteksi gandar
menghubungkan antara peralatan luar dengan dengan yang keluar bagian pendeteksi
peralatan dalam digunakan relay interface. gandar.
Relay yang dipakai dalam interlocking Axle counter terdiri beberapa bagian antara
menggunakan 2 tipe yaitu relay vital dan lain:
relay non vital. Relay vital yang digunakan - Pendeteksi gandar (wheel detector);
pada VPI terdiri dari relay tipe B dan Q relay. - Track side connection box;
1) Relay vital - Kabel data;
Macam-macam vital relay interface pada - Penghitung gandar (Evaluator).
VPI adalah:
a) Relay interface pendeteksi bakal 2.3 Transmisi fisik
pelanting :
- Relay interface dengan track Transmisi fisik adalah proses
circuit; penyampaian informasi dari suatu
- Relay interface dengan axle tempat ke tempat lain dengan
counter. menggunakan media penghantar dari
b) Relay sistem hubungan blok (untuk logam. Sebuah kabel terdiri dari sebuah
hubungan blok antar dua stasiun); bahan penghantar dan sebuah bahan

17
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

pembungkus yang berfungsi untuk terakait dengan perjalanan kereta api.


mengisolasi bahan penghantar tersebut. (UU No.23 Th. 2007 tentang
Perkeretaapian).
2.4 Transmisi fiber optic f. Lintas adalah bagian dari jalur kereta api
yang terdiri dari rangkaian beberapa
Fiber optic adalah merupakan saluran
petak jalan. (KM 22 tahun 2003 tentang
transmisi yang terbuat dari kaca atau
pengoperasian kereta api).
plastik yang digunakan untuk
g. Peralatan persinyalan adalah seperangkat
menghantarkan sinyal cahaya dari suatu
fasilitas yang berfungsi untuk
tempat ke tempat lain. Transmisi fiber
memberikan isyarat berupa bentuk,
optic adalah proses penyampaian
warna atau cahaya yang ditempatkan
informasi berupa sinyal cahaya dari
pada suatu tempat tertentu dan
suatu tempat ke tempat lain dengan
memberikan isyarat dengan arti tertentu
menggunakan media penghantar fiber
untuk mengatur dan mengontrol
optic. Fiber optic terdiri dari 2 bagian,
pengoperasian kereta api (KM 22 tahun
yaitu cladding dan core.Cladding adalah
2003 tentang pengoperasian kereta api).
selubung dari core.Cladding
h. Petak blok bagian dari petak jalan yang
mempunyai indeks bias lebih rendah dari
dibatasi oleh sinyal keluar dengan sinyal
pada coresehingga dapat memantulkan
masuk, atau sinyal masuk dengan sinyal
kembali cahaya yang mengarah keluar
keluar, atau sinyal keluar dengan sinyal
dari core kembali kedalam core.
blok, atau sinyal blok dengan sinyal blok,
atau sinyal blok dengan sinyal masuk
2.2 Istilah-istilah dan Pengertian yang berurutan sesuai dengan arah
perjalanan kereta api (KM 22 tahun 2003
a. Fail safe adalah karakteristik sistem
tentang pengoperasian kereta api)
interlocking yang sedemikian rupa
i. Petak jalan bebas adalah bagian petak
sehingga apabila suatu atau beberapa
jalan antara dua sinyal masuk pada jalur
bagian dari peralatan mengalami
tunggal atau antara sinyal keluar dengan
kerusakan atau terganggu secara fungsi
sinyal masuk pada jalur ganda (KM 22
maka sistem interlocking akan
tahun 2003 tentang pengoperasian kereta
mengembalikan pada keadaan yang telah
api)
ditentukan sebelumnya.
j. Prasarana perkeretaapian adalah jalur
b. Evaluator adalah alat pembanding
kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas
jumlah gandar yang memasuki petak blok
operasi kereta api agar kereta api dapat
dengan yang keluar petak blok.
beroperasi.(Undang-Undang nomor 23
c. Hubungan blok adalah adalah hubungan
Tahun tentang Perkeretaapian)
antara dua stasiun untuk dapat memasuki
k. Transmisi adalah proses pengiriman
petak blok (Manajemen operasi kereta
informasi dari sumber ke penerima.
api, Drs Uned Supriadi)
d. Interlocking adalah suatu susunan sinyal
– sinyal dan alat pengaman lainnya yang
saling terkait satu sama lain, sehingga 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Waktu Penelitian
pembentukan rute kereta api hanya
Penelitian ini menggunakan metode
dimungkinkan apabila semua kondisi
pendekatan mengacu pada landasan
yang berkaitan dengan rute tersebut telah
peraturan yang sudah ada dan landasan teori
terkontrol dalam kondisi aman.
yang sesuai dengan penelitian yang
e. Kereta api adalah sarana perkeretaapian
dilakukan. Kedua faktor tersebut digunakan
dengan tenaga gerak, baik berjalan
sebagai landasan untuk mendukung
sendiri maupun dirangkaikan dengan
pembahasan, penganalisaan dan pemecahan
sarana perkeretaapian lainnya, yang akan
masalah. Penelitian ini dilakukan di petak
ataupun sedang bergerak di jalan rel yang
jalan antara stasiun Surodadi dan Pemalang,
18
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

mulai tanggal 20 Juni 2016 sampai dengan 26 Analisa bentuk desain sistem hubungan blok
Juni 2016 dengan menggunakan sistem pendeteksian
axle counter sebagai pengganti sistem track
3.2 Metode Pengumpulan Data circuit dan media transmisi fiber optic
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sebagai pengganti sistem transmisi kabel
berdasarkan pengambilan data dari data fisik. Adapaun konsep desain hubungan blok
primer maupun data sekunder dan yang akan direncanakan disajikan dalam
berdasarkan metode kepustakaan. Metode lampiran 3.
kepustakaan yang dilakukan adalah dengan
mengumpulkan data dan informasi Analisa perbandingan kehandalan sistem
berdasarkan literatur, buku-buku referensi dengan menggunakan sistem axle counter
tentang sistem persinyalan VPI, transmisi dan track circuit sebagai pendeteksi
fiber optic, transmisi kabel, track circuit, axle keberadaan sarana kereta api, serta kabel
counter dan peraturan terkait pengoperasian fisik dan fiber optic sebagai media transmisi
kereta api. dari segi gangguan dan pemeliharaan.
Data primer diperoleh dari pengamatan
Analisa prosedur pemberangkatan kereta api
konfigurasi sistem hubungan blok di lintas
dengan aspek darurat terhadap kemungkinan
Surodadi-Pemalang dan pengamatan cara
terjadinya kecelakaan akibat pemberian
kerja peralatan blok pada persinyalan Vital
bentuk darurat kepada masinis secara
Processor Interlocking di Stasiun Surodadi
dan stasiun Pemalang. Data sekunder bersamaan oleh kedua PPKA.
diperoleh dari data andil keterlambatan
pengoperasian kereta api (SIPOKA), data 4 ANALISIS DAN PEMECAHAN
gangguan peralatan blok dan track circuit, MASALAH
data teknis sistem persinyalan Vital 4.1 Analisis Aspek teknis
Processor Interlocking dan Tata aturan
a. Desain hubungan blok
pelayanan sinyal elektrik dan ketentuan
Desain hubungan blok yang direncanakan
pelayanan pada waktu gangguan yaitu
menggunakan sistem axle counter untuk
maklumat direktur operasi PT Kereta api No:
mendeteksi keberadaan sarana kereta api di
5/LL201/KA-2006 dan Reglemen 19.
petak jalan dan sistem transmisi fiber optic
sebagai saluran komunikasi data antar sistem
3.3 Teknik Analisis Data axle counter di masing-masing stasiun.
Analisa kapasitas lintas menggunakan rumus Dalam desain hubungan blok ini peralatan
kapasitas lintas. Rumus yang digunakan pendeteksi keberadaan sarana kereta api
adalah: dipasang di setiap sinyal masuk stasiun.
Data-data tentang keberadaan sarana kereta
api yang memasuki petak jalan dikirim dari
Sumber: Kapasitas lintas dan peralatan penghitung gandar stasiun satu ke
permasalahannya, Uned Supriadi, 2008 stasiun sebelahnya dengan menggunakan
media transmisi fiber optic. Pada sistem ini
tidak memerlukan location case di petak
jalan, sehingga mudah dalam segi perawatan.
Sumber: Kapasitas lintas dan Peralatan pendeteksi sarana kereta api di
permasalahannya, Uned Supriadi, 2008 petak jalan Surodadi – Pemalang adalah
sistem axle counter. Beberapa peralatan
pendeteksi sarana tersebut, antara lain:

Sumber: Kapasitas lintas dan


permasalahannya, Uned Supriadi, 2008 1) Pendeteksi gandar (Wheel detector)
19
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

Tipe pendeteksi gandar yang - Mutual Capacitance at 1 KHz: 60


digunakan adalah sistem double wheel nF/0.5 km
detector yang dapat mendeteksi roda - Capacitance Unbalance antar pair
dengan ukuran standar roda kereta di pada 1 KHz
Indonesia yaitu ≥ 865 mm dengan  Max Value: 800 pF/0.5 km
material gandar berupa besi atau baja.  Min Value: 150 pF/0.5km
Frekuensi operasi dari bagian - Kekuatan dielektrik: 500 V DC or
transmitter dan receiver 34 kHz 350 V AC-1 menit.
dengan konsumsi daya yang rendah
4) Penghitung gandar (Evaluator)
yaitu 5 watt pada tegangan kerja antara
Peralatan penghitung gandar dipasang di
24 V DC s.d 60 V DC. Bagian
ruangan ER (Equipment Room) di stasiun dan
elektronik pendeteksi gandar harus
terintegrasi dengan sistem interlocking VPI.
terlindung dalam satu kemasan yang
Untuk pendeteksian kereta di petak jalan
tahan terhadap cuaca, debu,
cukup menggunakan 2 buah penghitung
temperatur tinggi dan rendah (-40o C gandar yang terhubung dengan kabel data
sampai +80o C). Bagian pendeteksi
untuk komunikasi data dengan penghitung
gandar yang terpasang di rel harus
gandar di stasiun bersebelahan untuk
dipasang pelindung yang dapat
pengontrolan petak jalan. Untuk mendukung
melindungi dari kemungkinan
hal tersebut, peralatan penghitung gandar
benturan atau tekanan secara mekanis
yang akan digunakan harus memenuhi
yang tidak diinginkan dari bagian-
spesifikasi sebagai berikut:
bagian kereta yang lewat diatasnya.
Pendeteksi gandar harus dapat (a) Jumlah maksimum peralatan pendeteksi
dipasang pada semua jenis bantalan gandar yang dapat dipasang pada sebuah
kayu, beton, besi baik menggunakan peralatan penghitung gandar berjumlah
atau tanpa menggunakan balas. 5 buah;
(b) Harus dapat mengontrol peralatan
2) Track side conection box
pendeteksi gandar sesuai dengan jarak
Track side connection box harus
antar stasiun, untuk petak jalan Surodadi
dipasang pelindung yang dapat
– Pemalang minimal jaraknya 12,410
melindungi dari kemungkinan km;
benturan secara mekanis dari bagian-
(c) Untuk komunikasi data antar peralatan
bagian kereta yang lewat. Track side
penghitung gandar menggunakan
connection box harus tahan terhadap
protokol data sesuai standar peralatan
cuaca, debu, temperatur tinggi dan
komunikasi data pada umumnya yaitu
rendah (-40o C sampai +80o C). menggunakan serial port RS 232.
3) Kabel data axle counter Pemasangan peralatan pendeteksi
Kabel yang digunakan untuk keberadaan sarana kereta api dilaksanakan
menyampaikan informasi dari bagian sebagai berikut:
pendeteksi gandar ke bagian 1) Pendeteksi gandar (Wheel detector)
penghitung gandar menggunakan Peralatan pendeteksi gandar dipasang pada
kabel tipe T-Ej (Pem)E dengan bahan sisi tepi rel dalam daerah cakupan
penghantar solid copper wire dan pendeteksian kereta di petak jalan (Track
bahan isolasi solid polyethylene vacancy detection section), yaitu mulai dari
dengan spesifikasi sebagai berikut : sinyal masuk ke stasiun Surodadi (J 414) dan
- Diameter kawat 0.9 mm di sinyal masuk arah ke stasiun Pemalang
- Conductor DC resistance: 29 (J610). Pendeteksi diletakkan di tengah-
Ohms/km tengah bantalan, sedangkan untuk
- Insulation resistance at 20ºC: pemasangannya dengan menggunakan baut
10.000 M.Ohms.km

20
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

dengan diameter 13 mm, sebagaimana pada meninggalkan petak jalan, maka bagian
Gambar 1. penghitung gandar memberikan indikasi
bahwa petak jalan aman ke sistem
interlocking. Apabila jumlah perhitungan
gandar tidak sama, maka bagian penghitung
gandar mengindikasikan bahwa petak jalan
masih belum aman.
Sistem transmisi informasi blok antar stasiun
yang akan digunakan untuk hubungan blok
Gambar 1 Pemasangan peralatan Pendeteksi antar stasiun menggunakan sistem
Gandar komunikasi fiber optic. Dalam sistem
2) Track side connection box dan kabel data transmisi ini terdapat beberapa peralatan,
Kotak sambungan kabel (Track side antara lain:
connection box) dipasang di tepi jalan rel 1) Kabel fiber optic
dengan jarak pemasangan minimal 3 meter Kabel fiber optic yang akan dipasang harus
dari tengah rel. Pemasangan Track side tahan terhadap temperatur lingkungan,
connection box harus memperhatikan ruang tekanan.
bebas sarana agar dalam pengoperasiannya
terhindar dari benturan secara mekanis dari 2) Multiplex
bagian-bagian kereta yang lewat. Sedangkan Peralatan multiplex yang akan dipasang harus
untuk kabel data ditanam di bawah tanah mendukung untuk transmisi data informasi
dasar dengan kedalaman sekiar 25 cm. blok dari peralatan penghitung gandar, yaitu
harus mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
3) Penghitung gandar (Evaluator)
Peralatan penghitung gandar (Evaluator) - Bit rate : 2.048 Mbps;
dipasang di ruang ER (Equipment Room) di - Impendance: 120 Ω balance& 75 Ω
stasiun dan terintegrasi dengan sistem unbalanced ;
interlocking VPI. - Code : HDB 3;
- Bit error : < 1 x 10 -10 ;
- Capacity : min 30 port
Cara kerja peralatan pendeteksi bakal - Voice frequency : 300 ~ 3.400 Hz;
pelanting untuk hubungan blok yaitu ketika - Mempunyai protokol data sama dengan
kereta berangkat dari emplasemen stasiun bagian penghitung gandar yaitu RS 232.
dan bergerak melewati sinyal masuk,
peralatan pendeteksi gandar 3) DDF (Digital distribution frame)
mengindikasikan bahwa ada bakal pelanting
yang memasuki petak jalan (track vacancy Digital distribution frame harus mempunyai
detection section) dengan menghitung sedikitnya 3 saluran penyambungan data,
jumlah gandar yang melewati peralatan. Data yaitu 2 saluran untuk hubungan informasi
jumlah gandar tersebut diproses di bagian blok dan 1 saluran untuk pengiriman data
penghitung gandar. Di bagian penghitung keberadaan sarana kereta api di petak jalan.
gandar data tersebut di bandingkan dengan
4) ODF (Optical distribution frame)
hasil penghitungan gandar di sinyal masuk
stasiun sebelahnya dengan menggunakan Optical distribution frame yang digunakan
kabel fiber optic. Hasil perbandingan kedua harus mendukung untuk penyambungan 2 x
evaluator dikirim ke relay interface 12 core fiber optic.
interlocking VPI.
5) STM (Synchronus transfer module)
Apabila perhitungan jumlah gandar yang STM harus mempunyai karakteristik sebagai
terhitung pada awal petak jalan sama dengan berikut:
perhitungan jumlah gandar yang
21
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

- Fiber connector : SC atau ST 9) Pada tikungan, belokan alur kabel tidak


- Wavelength () : 1310 nm atau 1550 boleh terlalu tajam, jari-jari lengkungan
nm dari belokan kabel minimal 1 meter;
- System gain: pada  1310 nm = 28 db, 10) Setelah kabel diletakkan di dalam galian
dan  1550 nm = 33db maka kabel tersebut harus ditutup
- Kapasitas transfer data: 155.52 Mbps dengan lapisan pasir, lapisan pelindung
dan pengaman. Lapisan pelindung
6) Connector fiber optic berupa rubber strip yaitu material
campuran antara PVC dan karet untuk
Connector fiber optic yang digunakan harus melindungi kabel dari benturan mekanis
sesuai dengan sesuai dengan connector pada secara langsung. Ukuran rubber strip
modul transfer yaitu menggunakan adalah lebar minimum adalah 20cm dan
connector jenis SC atau ST. tebal 5mm. Sedangkan untuk lapisan
Pemasangan peralatan transmisi Kabel fiber pengaman berupa lapisan dekstin yang
optic pada sisi jalan rel. Kabel fiber optic berfungsi untuk melindungi kabel fiber
ditanam di tanah dasar sisi kanan dan kiri rel optic dari pencurian kabel.
dengan ketentuan sebagai berikut:
Apabila kabel melalui jembatan dengan
1) Jarak galian kabel antara sisi dalam bentang diatas 15 meter harus menggunakan
dengan as jalan rel minimum 3 m; bridge crossing sesuai dengan lebar jembatan
2) Kabel ditanam dengan kedalaman 100 dan harus diberi pipa pelindung mengunakan
cm dari permukaan tanah dasar, dengan pipa besi galvanis dan pada masing – masing
lebar galian 30 cm; ujung pipa dilindungi dengan konstruksi
3) Dalam pemasangan, dasar dari alur beton. Untuk keamanan, pada bagian luar
kabel harus bersih dan bebas dari batu pipa tersebut dililitkan kawat duri.
kecil, akar pohon dan benda keras
lainnya yang akan mengganggu kinerja Apabila kabel melalui jembatan dengan
pada saat pemasangan kabel dan kinerja bentang kurang atau sama dengan 15 meter,
operasional; kabel ditempatkan minimal satu meter
4) Pada waktu pemasangan kabel harus dibawah dasar sungai. Kabel ditempatkan
dihindarkan terjadinya tekukan tajam dalam pipa PVC yang diameternya minimal
pada kabel atau terpilinnya kabel. 4” dengan ketebalan 5 mm (sebagai pipa
Tekukan kabel tidak boleh lebih dari 20 pelindung).
kali penampang kabel;
5) Setiap ujung pipa pelindung kabel harus Apabila kabel melintasi peron di stasiun,
dihaluskan dan diberi pelindung supaya kedalaman penanaman kabel harus sedalam
kabel yang dimasukan/ditarik ke dalam minimum 40 cm dari permukaan peron
pipa tidak rusak oleh karena ujung pipa dengan lebar 40 cm. Kabel dipasang di dalam
yang tajam selama penarikan; pipa PVC AW yang diameternya minimal 3”.
6) Setiap ujung kabel, sebelum disambung
atau dimontase pada terminal pembagi Apabila kabel melintasi rel, kabel ditanam
kabel harus ditutup dengan penutup dibawah rel sedalam 150 cm dari permukaan
ujung supaya kabel tidak kemasukan air; tanah, dalam membuat saluran harus
7) Letak kabel-kabel di dalam galian harus menggunakan metode pengeboran /boring.
lurus dan sama di dalamnya (sejajar); Kabel dipasang di dalam pipa PVC AW yang
8) Di setiap ujung kabel diberi cadangan 1 diameternya minimal 3” dan dilengkapi
lingkaran dengan jari-jari lebih besar (ditambah) dengan 1 pipa cadangan.
dari 20 kali penampang kabel, sebelum
ujung kabel tersebut disambung ke Apabila kabel melintasi jalan raya misalnya
peralatan; di perlintasan kabel ditanam sedalam
minimal 125 cm dari permukaan jalan dan
22
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

menggunakan metode pengeboran /boring dan fiber optic sebagai media transmisi
Kabel dipasang di dalam pipa PVC AW yang mempunyai kehandalan dibandingkan
diameternya minimal 3”. dengan sistem yang ada pada kondisi
eksisting sekarang, yaitu dengan sistem
Peralatan multiplex dan modul transfer pendeteksi track circuit dan media transmisi
dipasang pada rak pada ruang equipment kabel fisik. Kelebihannya adalah pada sistem
room dengan memperhitungkan ruang gerak axle counter lebih hemat energi listrik yaitu
bebas bagi petugas perawatan serta sirkulasi dalam pengoperasiannya hanya
udara dalam ruangan. Peralatan multiplex dan membutuhkan daya 25 watt.
modul transfer diletakkan di atas landasan
Penggunaan sistem axle counter lebih
yang kokoh dan tidak boleh terdapat lubang memudahkan kegiatan perawatan dan
di dasar peralatan yang memungkinkan
perbaikan karena peralatan axle counter
masuknya binatang-binatang yang dapat dipasang di dalam ruangan di satu tempat
merusak peralatan. Peralatan multiplex dan
sehingga dalam perbaikan membutuhkan
transfer modul harus ditempatkan pada suhu waktu yang singkat. Untuk lebih jelasnya
sesuai dengan temperatur kerja yaitu pada
kehandalan sistem axle counter
suhu 5 – 40OC.
dibandingkan dengan sistem track circuit
disajikan pada tabel 1 sebagai berikut.
4.2 Analisis kehandalan sistem

Dalam desain sistem axle counter sebagai


pendeteksi keberadaan sarana di petak jalan

Tabel 1 Kehandalan sistem axle counter dibandingkan dengan track circuit


No Aspek Kabel fisik Kabel FO
1 Keamanan Kabel fisik harganya relatif Kabel fiber optic harganya relatif murah
terhadap mahal, sehingga rawan untuk sehingga relatif aman terhadap pencurian
pencurian dicuri kabel. Harga kabel fiber optic tipe double
steel tape standar ITU -T G 652D sekitar
Harga kabel fisik tipe NYFGBy
Rp. 25.000,- / m
10 x 1,5 mm sekitar Rp. 70.000,-
/m
2 Kapasitas Kapasitas transfer data relatif Kapasitas transfer data relatif lebih besar
transfer lebih kecil dibanding dengan dibanding dengan kabel fisik, yaitu
data kabel fiber optic, jadi hanya dapat 155Mbits/s. Karena mempunyai
digunakan untuk transmisi data kapasitas transfer data yang besar
yang sifatnya kecil saja yaitu 2 memungkinkan dijadikan back bone
Mbit/s. saluran telekomunikasi
3 Fail safe Pada sistem transmisi yang Pada sistem transmisi yang direncanakan,
dipakai sekarang kabel untuk kabel fiber optic dipasang di kedua sisi
hubungan blok sekarang hanya rel, jadi apabila terjadi gangguan pada
dipasang pada satu sisi, sehingga satu sisi kabel dapat digunakan kabel
apabila kabel mengalami cadangan
gangguan misalnya pencurian
peralatan hubungan blok tidak
dapat bekerja

23
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

4.3 Aspek Operasional 2) Kemampuan sarana


Komposisi kereta yang berjalan pada
a. Kapasitas lintas lintas Semarang Poncol – Tegal
Untuk mengetahui besar headway, adalah sebagai berikut :
kemampuan lintas tersebut dilalui oleh kereta a) Kereta penumpang kelas argo 6
dan prosentase tingkat kepadatan pada lintas kereta Vmaks 120 Km/jam
tersebut. b) Kereta penumpang kelas non argo
Rumus yang digunakan: 16 kereta Vmaks 90 Km/jam
c) Kereta penumpang ekonomi jauh 8
kereta Vmaks 90 Km/jam
d) Kereta Rel Diesel (KRD)/komuter
Keterangan: 8 kereta Vmaks 90 Km/jam
Vrata-rata : Kecepatan rata-rata kereta yang e) Kereta Parcel 2 kereta V maks 90
melewati lintasSemarang Poncol – Tegal Km/jam
(km/jam) f) Kereta barang 6 kereta V maks 60
∑ KA Pnp: Jumlah kereta penumpang Km/jam
yang melewati lintas Semarang - Tegal Jumlah kereta yang berjalan 46 kereta.
(kereta) Puncak kecepatan grafis sarana dapat
∑ KA Brg : Jumlah kereta barang yang dihitung sebagai berikut :
melewati lintas Semarang Poncol - Tegal a) Kereta penumpang argo: 85% x
(kereta) 100 Km/jam = 85 Km/jam
b) Kereta penumpang non argo: 85%
X 90 Km/jam = 76,5 Km/jam
c) Kereta barang : 85% X 60 Km/jam
Keterangan: = 51 Km/jam
H : Headway (menit)
S A-B : Jarak antar stasiun yang terjauh 3) Perhitungan puncak kecepatan rata-
pada lintas Semarang – Tegal (km) rata
Vrata-rata : Kecepatan rata-rata kereta
yang melewati lintas Semarang - Tegal
(km/jam)

Keterangan :
K : Kapasitas lintas (kereta/hari)
H : Headway (menit)
4) Menentukan petak jalan terjauh di
Diketahui data-data lintas Semarang poncol- lintas Semarang poncol – Tegal.
Tegal : Untuk petak jalan terjauh adalah
1) Kemampuan prasaranaSesuai dengan petak jalan antara stasiun Sragi dan
Grafik perjalanan kereta api Pekalongan, yaitu 11, 228 Km
(GAPEKA 2015) pada lintas tersebut
memiliki 3 puncak kecepatan 5) Menentukan headway di lintas
maksimum jalan rel, sebagai berikut : Semarang poncol – Tegal.
a) pada koridor Tegal – kuripan 100
Km/jam
b) pada koridor Kuripan – Krengseng
70 Km/jam
c) pada koridor Krengseng –
Semarang poncol 100 Km/jam
24
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

maka penulis membandingkan lamanya


gangguan terhadap keterlambatan yang
terjadi berdasarkan data SIPOKA
(Standar Induk Pengoperasian Kereta
Api).

Berdasarkan data gangguan peralatan


persinyalan bulan Nopember 2015
sampai dengan bulan Januari 2016, di
6) Kapasitas Lintas stasiun Surodadi-Pemalang terjadi 10
kali gangguan persinyalan.

Gangguan yang paling lama adalah pada


gangguan track circuit petak jalan pada
tanggal 16 Januari 2016 yaitu 1140
menit dan yang paling sedikit adalah
b. Analisa dampak gangguan hubungan gangguan pada sinyal darurat pada
blok dan track circuit terhadap tanggal 3 Desember yaitu 9 menit.
keterlambatan kereta
Data gangguan persinyalan di stasiun
Untuk melihat pengaruh gangguan
hubungan blok dan track circuit petak Pemalang dan Surodadi disajikan pada
tabel 1 sebagai berikut.
jalan terhadap keterlambatan kereta,

Tabel 1. Data gangguan persinyalan di stasiun Pemalang dan Surodadi


Bulan Nopember 2015 – Januari 2016
KOMPO MULAI
No TANGGAL LOKASI LAMA PENYEBAB
NEN JAM
6 Nopember TC Petak 4:30 315 Short sirkit pada plat jembatan
1 Pml-Sd
2015 Jalan di BH 622 Km 130+328
11 Nopember LCP 3:00 300 Modul CSEX rusak
2 SD
2015 Surodadi
Kabel I/O 12:00 270 Kabel I/O putus terkena MTT
17 Nopember
3 Pml-Sd TC petak di case 430
2015
jalan
29 Nopember LCP 10:00 240 Modul NVO rusak
4 SD
2015 Surodadi
3 Desember Lampu 11:30 9 Lampu speed putus
5 PML
2015 Sinyal
Kabel I/O 09:00 250 Kabel I/O putus terkena MTT
8 Desember
6 Pml-Sd TC petak di case 450
2015
jalan
18 Desember TC Petak 0:30 585 Short sirkit pada bantalan
7 Pml-Sd
2015 Jalan beton,
TC Petak 18:00 1118 Kabel blok & kabel power
30 Desember
8 Pml-Sd Jalan dicuri di BH 618 Km 125 +
2015
1/2

25
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

KOMPO MULAI
No TANGGAL LOKASI LAMA PENYEBAB
NEN JAM
TC Petak 21:00 1080 Pemalang - Surodadi, kabel
14 Januari
9 Pml-Sd Jalan power dan kabel blok di BH
2016
643 Km 129+1 /2 dicuri
TC Petak 22:30 1140 Pemalang - Surodadi, kabel
16 Januari
10 Pml-Sd Jalan power dan kabel blok di BH
2016
642 Km 128+6, dicuri
Sumber: Kantor SDK 41 A Tegal
Berdasarkan data gangguan peralatan Gambar 3 Lama Gangguan Peralatan
persinyalan diatas dapat diketahui bahwa Persinyalan Nopember 2015 s.d. Januari 2016
peralatan yang sering mengalami gangguan
adalah track circuit petak jalan yaitu 7 kali 4.4 Aspek keselamatan
gangguan dan yang paling sedikit adalah
gangguan sinyal darurat yaitu 1 kali. Dari Peralatan hubungan blok merupakan suatu
data diatas dapat, dapat dibuat grafik untuk alat pengamanan perjalanan kereta api.
membandingkan frekuensi terjadinya Peralatan ini merupakan pengganti warta
gangguan dan lama gangguan. Untuk lebih KA, yaitu isyarat permintaan aman,
jelasnya perbandingan frekuensi terjadinya pemberian aman, pemberian warta
gangguan dan lama terjadinya gangguan berangkat, dan pemberian warta masuk yang
disajikan pada gambar 1 dan 2 sebagai telah diatur dalam aturan pengoperasian
berikut. kereta api menurut KM 22 Tahun 2003 Pasal
42 reglemen 19 jilid I pasal 18 dan maklumat
Dari data andil keterlambatan dalam
direksi no 5/LL201/KA-2006. Sebagai
SIPOKA bulan Nopember 2015 – Januari
peralatan pengaman, peralatan hubungan
2016 dan data gangguan peralatan
blok harus fail safe dan kinerjanya tidak
persinyalan dapat dilihat bahwa sebagian
boleh terganggu. Apabila dalam kerjanya
keterlambatan juga di akibatkan karena
terganggu, selain mengakibatkan
gangguan peralatan persinyalan dan salah
keterlambatan juga memungkinkan
satunya adalah gangguan hubungan blok.
terjadinya kecelakaan.

Pertukaran warta kereta api pada lintas


Semarang poncol – Tegal pada saat ini sudah
tidak menggunakan peralatan telegraf,
karena pada lintas tersebut peralatan telegraf
tidak berfungsi karena rusak. Untuk
mengamankan petak jalan pada waktu
gangguan hanya menggunakan pesawat
Gambar 2 Frekuensi Gangguan Peralatan telepon T atau PRT (Pesawat Rekam
Persinyalan Nopember 2015 s.d. Januari 2016 Telepon) yang dilengkapi oleh perekam
pembicaraan (Voice recorder) dan isi warta
kereta api tersebut ditulis dalam buku WK.
Voice recorder pada peralatan tersebut
berfungsi sebagai alat pembuktian
percakapan antar PPKA kedua stasiun
setelah terjadi kecelakaan. Pertukaran warta
kereta api dengan menggunakan telepon T
merupakan pertukaran warta secara lisan,
apabila PPKA lalai dan ceroboh dalam
26
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

melakukan pertukaran warta kereta api dapat sistem transmisi yang dipakai sekarang
menyebabkan kecelakaan karena perbedaan kabel untuk hubungan blok sekarang
penafsiran warta antara kedua PPKA, hanya dipasang pada satu sisi, sehingga
sehingga PPKA kedua stasiun dapat apabila kabel mengalami gangguan
memberangkatkan kereta api dengan bentuk misalnya pencurian peralatan hubungan
D.1 (MS) pada waktu yang bersamaan seperti blok tidak dapat bekerja.
pada PLH tabrakan KA BBR 16 dengan KA 3. Berdasarkan hasil perhitungan kecepatan
2504 di KM 378+2/3 antara stasiun rata-rata, headway, kapasitas lintas dan
Gunungmegang – Ujanmas Sumatera Selatan kepadatan lintas dapat diketahui bahwa
pada jam 06.40 tanggal 13 -4 -2001 dan PLH pada lintas Semarang Poncol-Tegal:
tabrakan KA 760 dengan KA 737 di antara - Jumlah kereta yang lewat 46
stasiun Gedebage – Cimekar Jawa barat pada kereta/hari;
tahun 2002. - Kecepatan rata-rata adalah 74,28
Km/jam;
- Headway adalah 12,99 menit;
5 KESIMPULAN DAN SARAN
- Kapasitas lintasnya adalah 66,5 ≈ 67
5.1 Kesimpulan
kereta/hari.
Dari hasil penelitian ini bisa diambil 4. Dalam keadaan hubungan blok
terganggu, pemberangkatan kereta
kesimpulan sebagai berikut:
dengan sinyal darurat memungkinkan
1. Berdasarkan perbandingan kinerja sistem PPKA untuk membuat kecelakaan.
axle counter dan track circuit untuk Faktor kelelahan dan kondisi psikologis
pendeteksi bakal pelanting di petak jalan PPKA menjadi suatu hal mendasar yang
dapat disimpulkan bahwa sistem axle menyebabkan kecelakaan. Konsentrasi
counter relatif lebih hemat pemakaian yang rendah akan membuat seorang
listrik, tidak memakai skun kabel PPKA salah menerima maksud dari warta
sehingga aman terhadap koros, relatif kereta api dan memberangkatkan kereta
lebih aman dari pencurian peralatan, api dengan bentak darurat secara
karena peralatan yang dipakai lebih bersamaan.
banyak di pasang di dalam ruangan,
perbaikan membutuhkan waktu yang 5.2 Saran
relatif singkat, hanya membutuhkan dua
buah pendeteksi bakal pelanting dan Untuk mengurangi keterlambatan kereta api,
jadwal pemeliharaan berkala axle counter mengurangi resiko kemungkinan terjadinya
setiap 3 bulan sekali sehingga lebih kecelakaan akibat pemberian bentuk darurat
efisien, dan Peralatan axle counter tidak 1 (D.1) secara bersamaan oleh PPKA kedua
memakai insulated rail joint, sehingga stasiun yang terganggu hubungan bloknya
tidak mudah aus. Suku cadang axle dan meningkatkan keamanan perjalanan
counter tersedia di vendor resmi di kereta api, penulis menyarankan agar
Indonesia. dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
2. Berdasarkan perbandingan kinerja sistem 1. Sebaiknya track circuit petak jalan
transmisi fiber optic dan sistem transmisi diganti dengan dua buah axle counter
kabel fisik dapat disimpulkan yang dipasang di sinyal masuk stasiun
bahwakabel fiber optic harganya relatif untuk mendeteksi keberadaan bakal
murah sehingga relatif aman terhadap pelanting di petak jalan;
pencurian kabel, kapasitas transfer relatif 2. Sebaiknya kabel fisik diganti dengan
lebih besar, pada sistem transmisi yang kabel fiber optic yang dipasang di kedua
direncanakan, kabel fiber optic dipasang sisi jalan rel;
di kedua sisi rel, jadi apabila terjadi 3. Diharapkan penggunaan sistem
gangguan pada satu sisi kabel dapat pendeteksian kereta dengan axle counter
digunakan kabel cadangan, dan pada dan sistem transmisi fiber optic dapat
27
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127

mengurangi angka keterlambatan dan


mengurangi kemungkinan terjadinya
kecelakaan, mengingat bahwa sebagian
keterlambatan juga di akibatkan karena
gangguan peralatan persinyalan dan salah
satunya adalah gangguan hubungan blok
dan pemberangkatan kereta dengan
sinyal darurat memungkinkan PPKA
untuk membuat kecelakaan karena
kesalahan maksud dalam menerima warta
KA.

REFERENSI
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23
Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Maklumat Direksi No. 5/LL201/KA-2006.
Reglemen 19 Jilid I PT KAI (Persero).
Keputusan Menteri No. 22 Tahun
2003tentang Pengoperasian Kereta Api.
Supriadi, Uned. 2008. Kapasitas Lintas.
Bandung: Kapasitas lintas dan
permasalahannya

28

Вам также может понравиться