Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
Arief Darmawan, API Madiun, Email: darmawan@api.ac.id
Bagoes Eko Yudhanto, API Madiun, Email: bagoes@api.ac.id
Sunaryo, API Madiun, Email: sunaryo@api.ac.id
Dhina Setyo Oktaria, API Madiun, Email: dhina@api.ac.id
ABSTRACT
This research tries to make an alternative to solve problem in block equipment of Station Surodadi
and Pemalang in order to improve the security of rail travel at Surodadi-Pemalang Station. This
study uses theoretical and existing regulations to solve the problem with consideration through
three aspects: technical, operational and safety. The results of this study indicate that the axle
counter system is relatively more efficient, safer and more effective than the track circuit. Fiber
optic transmission system more efficient and profitable than cable transmission system. Some
delays are caused by signaling equipment errors and one of them is block system. In the event of
a disrupted block relationship, the departure of the train with an emergency signal can results to
accident caused by fatigue factors and psychological condition of the train dispatcher. In order to
reduce train delay, reduce the risk of accident occurrence due to emergency 1 (D.1) simultaneously
by train dispatcher of both stations and improve the security of rail travel it is recommended that
the track circuits to be replaced by two axle counters Installed in the station signal to detect the
presence of rolling stock in the block. The study also recommends that the use of physical cables
to be replaced by fiber optic cables.
Keywords: alternative disruption settlement, blocks equipment, station, axle counter, fiber optic
transmission system
ABSTRAKSI
Penelitian ini disusun untuk membuat suatu alternatif penyelesaian gangguan pada peralatan blok
Stasiun Surodadi dan Pemalang dalam rangka meningkatkan keamanan perjalanan kereta api di
Stasiun Surodadi-Pemalang. Penelitian ini menggunakan landasan teori dan peraturan yang
mendukung penyelesaian masalah dengan pengkajian melalui aspek teknis, aspek operasional dan
aspek keselamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem axle counter relatif lebih
hemat, aman dan efisien dibandingkan track circuit. Sistem transmisi fiber opticlebih efisien dan
menguntungkan dibanding sistem transmisi kabel. Sebagian keterlambatan juga diakibatkan
gangguan peralatan persinyalan dan salah satunya adalah gangguan hubungan blok. Dalam
keadaan hubungan blok terganggu, pemberangkatan kereta dengan sinyal darurat memungkinkan
terhadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh faktor kelelahan dan kondisi psikologis PPKA. Guna
mengurangi keterlambatan kereta api, mengurangi resiko kemungkinan terjadinya kecelakaan
akibat pemberian bentuk darurat 1 (D.1) secara bersamaan oleh PPKA kedua stasiun yang
terganggu hubungan bloknya dan meningkatkan keamanan perjalanan kereta api, sebaiknya track
circuit petak jalan diganti dengan dua buah axle counter yang dipasang di sinyal masuk stasiun
untuk mendeteksi keberadaan bakal pelanting di petak jalan, penelitian ini juga
merekomendasikan agar penggunaan kabel fisik diganti menjadi kabel fiber optic.
Kata kunci: alternatif penyelesaian gangguan, peralatan blok Stasiun Surodadi dan Pemalang,
sistem axle counter, sistem transmisi fiber optic
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127
17
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127
mulai tanggal 20 Juni 2016 sampai dengan 26 Analisa bentuk desain sistem hubungan blok
Juni 2016 dengan menggunakan sistem pendeteksian
axle counter sebagai pengganti sistem track
3.2 Metode Pengumpulan Data circuit dan media transmisi fiber optic
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sebagai pengganti sistem transmisi kabel
berdasarkan pengambilan data dari data fisik. Adapaun konsep desain hubungan blok
primer maupun data sekunder dan yang akan direncanakan disajikan dalam
berdasarkan metode kepustakaan. Metode lampiran 3.
kepustakaan yang dilakukan adalah dengan
mengumpulkan data dan informasi Analisa perbandingan kehandalan sistem
berdasarkan literatur, buku-buku referensi dengan menggunakan sistem axle counter
tentang sistem persinyalan VPI, transmisi dan track circuit sebagai pendeteksi
fiber optic, transmisi kabel, track circuit, axle keberadaan sarana kereta api, serta kabel
counter dan peraturan terkait pengoperasian fisik dan fiber optic sebagai media transmisi
kereta api. dari segi gangguan dan pemeliharaan.
Data primer diperoleh dari pengamatan
Analisa prosedur pemberangkatan kereta api
konfigurasi sistem hubungan blok di lintas
dengan aspek darurat terhadap kemungkinan
Surodadi-Pemalang dan pengamatan cara
terjadinya kecelakaan akibat pemberian
kerja peralatan blok pada persinyalan Vital
bentuk darurat kepada masinis secara
Processor Interlocking di Stasiun Surodadi
dan stasiun Pemalang. Data sekunder bersamaan oleh kedua PPKA.
diperoleh dari data andil keterlambatan
pengoperasian kereta api (SIPOKA), data 4 ANALISIS DAN PEMECAHAN
gangguan peralatan blok dan track circuit, MASALAH
data teknis sistem persinyalan Vital 4.1 Analisis Aspek teknis
Processor Interlocking dan Tata aturan
a. Desain hubungan blok
pelayanan sinyal elektrik dan ketentuan
Desain hubungan blok yang direncanakan
pelayanan pada waktu gangguan yaitu
menggunakan sistem axle counter untuk
maklumat direktur operasi PT Kereta api No:
mendeteksi keberadaan sarana kereta api di
5/LL201/KA-2006 dan Reglemen 19.
petak jalan dan sistem transmisi fiber optic
sebagai saluran komunikasi data antar sistem
3.3 Teknik Analisis Data axle counter di masing-masing stasiun.
Analisa kapasitas lintas menggunakan rumus Dalam desain hubungan blok ini peralatan
kapasitas lintas. Rumus yang digunakan pendeteksi keberadaan sarana kereta api
adalah: dipasang di setiap sinyal masuk stasiun.
Data-data tentang keberadaan sarana kereta
api yang memasuki petak jalan dikirim dari
Sumber: Kapasitas lintas dan peralatan penghitung gandar stasiun satu ke
permasalahannya, Uned Supriadi, 2008 stasiun sebelahnya dengan menggunakan
media transmisi fiber optic. Pada sistem ini
tidak memerlukan location case di petak
jalan, sehingga mudah dalam segi perawatan.
Sumber: Kapasitas lintas dan Peralatan pendeteksi sarana kereta api di
permasalahannya, Uned Supriadi, 2008 petak jalan Surodadi – Pemalang adalah
sistem axle counter. Beberapa peralatan
pendeteksi sarana tersebut, antara lain:
20
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127
dengan diameter 13 mm, sebagaimana pada meninggalkan petak jalan, maka bagian
Gambar 1. penghitung gandar memberikan indikasi
bahwa petak jalan aman ke sistem
interlocking. Apabila jumlah perhitungan
gandar tidak sama, maka bagian penghitung
gandar mengindikasikan bahwa petak jalan
masih belum aman.
Sistem transmisi informasi blok antar stasiun
yang akan digunakan untuk hubungan blok
Gambar 1 Pemasangan peralatan Pendeteksi antar stasiun menggunakan sistem
Gandar komunikasi fiber optic. Dalam sistem
2) Track side connection box dan kabel data transmisi ini terdapat beberapa peralatan,
Kotak sambungan kabel (Track side antara lain:
connection box) dipasang di tepi jalan rel 1) Kabel fiber optic
dengan jarak pemasangan minimal 3 meter Kabel fiber optic yang akan dipasang harus
dari tengah rel. Pemasangan Track side tahan terhadap temperatur lingkungan,
connection box harus memperhatikan ruang tekanan.
bebas sarana agar dalam pengoperasiannya
terhindar dari benturan secara mekanis dari 2) Multiplex
bagian-bagian kereta yang lewat. Sedangkan Peralatan multiplex yang akan dipasang harus
untuk kabel data ditanam di bawah tanah mendukung untuk transmisi data informasi
dasar dengan kedalaman sekiar 25 cm. blok dari peralatan penghitung gandar, yaitu
harus mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
3) Penghitung gandar (Evaluator)
Peralatan penghitung gandar (Evaluator) - Bit rate : 2.048 Mbps;
dipasang di ruang ER (Equipment Room) di - Impendance: 120 Ω balance& 75 Ω
stasiun dan terintegrasi dengan sistem unbalanced ;
interlocking VPI. - Code : HDB 3;
- Bit error : < 1 x 10 -10 ;
- Capacity : min 30 port
Cara kerja peralatan pendeteksi bakal - Voice frequency : 300 ~ 3.400 Hz;
pelanting untuk hubungan blok yaitu ketika - Mempunyai protokol data sama dengan
kereta berangkat dari emplasemen stasiun bagian penghitung gandar yaitu RS 232.
dan bergerak melewati sinyal masuk,
peralatan pendeteksi gandar 3) DDF (Digital distribution frame)
mengindikasikan bahwa ada bakal pelanting
yang memasuki petak jalan (track vacancy Digital distribution frame harus mempunyai
detection section) dengan menghitung sedikitnya 3 saluran penyambungan data,
jumlah gandar yang melewati peralatan. Data yaitu 2 saluran untuk hubungan informasi
jumlah gandar tersebut diproses di bagian blok dan 1 saluran untuk pengiriman data
penghitung gandar. Di bagian penghitung keberadaan sarana kereta api di petak jalan.
gandar data tersebut di bandingkan dengan
4) ODF (Optical distribution frame)
hasil penghitungan gandar di sinyal masuk
stasiun sebelahnya dengan menggunakan Optical distribution frame yang digunakan
kabel fiber optic. Hasil perbandingan kedua harus mendukung untuk penyambungan 2 x
evaluator dikirim ke relay interface 12 core fiber optic.
interlocking VPI.
5) STM (Synchronus transfer module)
Apabila perhitungan jumlah gandar yang STM harus mempunyai karakteristik sebagai
terhitung pada awal petak jalan sama dengan berikut:
perhitungan jumlah gandar yang
21
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127
menggunakan metode pengeboran /boring dan fiber optic sebagai media transmisi
Kabel dipasang di dalam pipa PVC AW yang mempunyai kehandalan dibandingkan
diameternya minimal 3”. dengan sistem yang ada pada kondisi
eksisting sekarang, yaitu dengan sistem
Peralatan multiplex dan modul transfer pendeteksi track circuit dan media transmisi
dipasang pada rak pada ruang equipment kabel fisik. Kelebihannya adalah pada sistem
room dengan memperhitungkan ruang gerak axle counter lebih hemat energi listrik yaitu
bebas bagi petugas perawatan serta sirkulasi dalam pengoperasiannya hanya
udara dalam ruangan. Peralatan multiplex dan membutuhkan daya 25 watt.
modul transfer diletakkan di atas landasan
Penggunaan sistem axle counter lebih
yang kokoh dan tidak boleh terdapat lubang memudahkan kegiatan perawatan dan
di dasar peralatan yang memungkinkan
perbaikan karena peralatan axle counter
masuknya binatang-binatang yang dapat dipasang di dalam ruangan di satu tempat
merusak peralatan. Peralatan multiplex dan
sehingga dalam perbaikan membutuhkan
transfer modul harus ditempatkan pada suhu waktu yang singkat. Untuk lebih jelasnya
sesuai dengan temperatur kerja yaitu pada
kehandalan sistem axle counter
suhu 5 – 40OC.
dibandingkan dengan sistem track circuit
disajikan pada tabel 1 sebagai berikut.
4.2 Analisis kehandalan sistem
23
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127
Keterangan :
K : Kapasitas lintas (kereta/hari)
H : Headway (menit)
4) Menentukan petak jalan terjauh di
Diketahui data-data lintas Semarang poncol- lintas Semarang poncol – Tegal.
Tegal : Untuk petak jalan terjauh adalah
1) Kemampuan prasaranaSesuai dengan petak jalan antara stasiun Sragi dan
Grafik perjalanan kereta api Pekalongan, yaitu 11, 228 Km
(GAPEKA 2015) pada lintas tersebut
memiliki 3 puncak kecepatan 5) Menentukan headway di lintas
maksimum jalan rel, sebagai berikut : Semarang poncol – Tegal.
a) pada koridor Tegal – kuripan 100
Km/jam
b) pada koridor Kuripan – Krengseng
70 Km/jam
c) pada koridor Krengseng –
Semarang poncol 100 Km/jam
24
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127
25
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127
KOMPO MULAI
No TANGGAL LOKASI LAMA PENYEBAB
NEN JAM
TC Petak 21:00 1080 Pemalang - Surodadi, kabel
14 Januari
9 Pml-Sd Jalan power dan kabel blok di BH
2016
643 Km 129+1 /2 dicuri
TC Petak 22:30 1140 Pemalang - Surodadi, kabel
16 Januari
10 Pml-Sd Jalan power dan kabel blok di BH
2016
642 Km 128+6, dicuri
Sumber: Kantor SDK 41 A Tegal
Berdasarkan data gangguan peralatan Gambar 3 Lama Gangguan Peralatan
persinyalan diatas dapat diketahui bahwa Persinyalan Nopember 2015 s.d. Januari 2016
peralatan yang sering mengalami gangguan
adalah track circuit petak jalan yaitu 7 kali 4.4 Aspek keselamatan
gangguan dan yang paling sedikit adalah
gangguan sinyal darurat yaitu 1 kali. Dari Peralatan hubungan blok merupakan suatu
data diatas dapat, dapat dibuat grafik untuk alat pengamanan perjalanan kereta api.
membandingkan frekuensi terjadinya Peralatan ini merupakan pengganti warta
gangguan dan lama gangguan. Untuk lebih KA, yaitu isyarat permintaan aman,
jelasnya perbandingan frekuensi terjadinya pemberian aman, pemberian warta
gangguan dan lama terjadinya gangguan berangkat, dan pemberian warta masuk yang
disajikan pada gambar 1 dan 2 sebagai telah diatur dalam aturan pengoperasian
berikut. kereta api menurut KM 22 Tahun 2003 Pasal
42 reglemen 19 jilid I pasal 18 dan maklumat
Dari data andil keterlambatan dalam
direksi no 5/LL201/KA-2006. Sebagai
SIPOKA bulan Nopember 2015 – Januari
peralatan pengaman, peralatan hubungan
2016 dan data gangguan peralatan
blok harus fail safe dan kinerjanya tidak
persinyalan dapat dilihat bahwa sebagian
boleh terganggu. Apabila dalam kerjanya
keterlambatan juga di akibatkan karena
terganggu, selain mengakibatkan
gangguan peralatan persinyalan dan salah
keterlambatan juga memungkinkan
satunya adalah gangguan hubungan blok.
terjadinya kecelakaan.
melakukan pertukaran warta kereta api dapat sistem transmisi yang dipakai sekarang
menyebabkan kecelakaan karena perbedaan kabel untuk hubungan blok sekarang
penafsiran warta antara kedua PPKA, hanya dipasang pada satu sisi, sehingga
sehingga PPKA kedua stasiun dapat apabila kabel mengalami gangguan
memberangkatkan kereta api dengan bentuk misalnya pencurian peralatan hubungan
D.1 (MS) pada waktu yang bersamaan seperti blok tidak dapat bekerja.
pada PLH tabrakan KA BBR 16 dengan KA 3. Berdasarkan hasil perhitungan kecepatan
2504 di KM 378+2/3 antara stasiun rata-rata, headway, kapasitas lintas dan
Gunungmegang – Ujanmas Sumatera Selatan kepadatan lintas dapat diketahui bahwa
pada jam 06.40 tanggal 13 -4 -2001 dan PLH pada lintas Semarang Poncol-Tegal:
tabrakan KA 760 dengan KA 737 di antara - Jumlah kereta yang lewat 46
stasiun Gedebage – Cimekar Jawa barat pada kereta/hari;
tahun 2002. - Kecepatan rata-rata adalah 74,28
Km/jam;
- Headway adalah 12,99 menit;
5 KESIMPULAN DAN SARAN
- Kapasitas lintasnya adalah 66,5 ≈ 67
5.1 Kesimpulan
kereta/hari.
Dari hasil penelitian ini bisa diambil 4. Dalam keadaan hubungan blok
terganggu, pemberangkatan kereta
kesimpulan sebagai berikut:
dengan sinyal darurat memungkinkan
1. Berdasarkan perbandingan kinerja sistem PPKA untuk membuat kecelakaan.
axle counter dan track circuit untuk Faktor kelelahan dan kondisi psikologis
pendeteksi bakal pelanting di petak jalan PPKA menjadi suatu hal mendasar yang
dapat disimpulkan bahwa sistem axle menyebabkan kecelakaan. Konsentrasi
counter relatif lebih hemat pemakaian yang rendah akan membuat seorang
listrik, tidak memakai skun kabel PPKA salah menerima maksud dari warta
sehingga aman terhadap koros, relatif kereta api dan memberangkatkan kereta
lebih aman dari pencurian peralatan, api dengan bentak darurat secara
karena peralatan yang dipakai lebih bersamaan.
banyak di pasang di dalam ruangan,
perbaikan membutuhkan waktu yang 5.2 Saran
relatif singkat, hanya membutuhkan dua
buah pendeteksi bakal pelanting dan Untuk mengurangi keterlambatan kereta api,
jadwal pemeliharaan berkala axle counter mengurangi resiko kemungkinan terjadinya
setiap 3 bulan sekali sehingga lebih kecelakaan akibat pemberian bentuk darurat
efisien, dan Peralatan axle counter tidak 1 (D.1) secara bersamaan oleh PPKA kedua
memakai insulated rail joint, sehingga stasiun yang terganggu hubungan bloknya
tidak mudah aus. Suku cadang axle dan meningkatkan keamanan perjalanan
counter tersedia di vendor resmi di kereta api, penulis menyarankan agar
Indonesia. dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
2. Berdasarkan perbandingan kinerja sistem 1. Sebaiknya track circuit petak jalan
transmisi fiber optic dan sistem transmisi diganti dengan dua buah axle counter
kabel fisik dapat disimpulkan yang dipasang di sinyal masuk stasiun
bahwakabel fiber optic harganya relatif untuk mendeteksi keberadaan bakal
murah sehingga relatif aman terhadap pelanting di petak jalan;
pencurian kabel, kapasitas transfer relatif 2. Sebaiknya kabel fisik diganti dengan
lebih besar, pada sistem transmisi yang kabel fiber optic yang dipasang di kedua
direncanakan, kabel fiber optic dipasang sisi jalan rel;
di kedua sisi rel, jadi apabila terjadi 3. Diharapkan penggunaan sistem
gangguan pada satu sisi kabel dapat pendeteksian kereta dengan axle counter
digunakan kabel cadangan, dan pada dan sistem transmisi fiber optic dapat
27
Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume I Nomor 1 Maret 2017 ISSN 2550-1127
REFERENSI
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23
Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Maklumat Direksi No. 5/LL201/KA-2006.
Reglemen 19 Jilid I PT KAI (Persero).
Keputusan Menteri No. 22 Tahun
2003tentang Pengoperasian Kereta Api.
Supriadi, Uned. 2008. Kapasitas Lintas.
Bandung: Kapasitas lintas dan
permasalahannya
28