Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma
(reza.adityaaaa@gmail.com)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma
(nurmalikaratu@staff.gunadarma.ac.id)
ABSTRACT
ABSTRAK
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah suatu rangkaian kegiatan konstruksi yang
dikelola secara sistematis pada suatu proyek untuk menghasilkan mutu, biaya
dan waktu yang sesuai rencana agar tercapai tujuan proyek secara optimal.
Manajemen proyek memiliki fungsi untuk merencanakan, menyusun organisasi,
memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai
sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Manajemen proyek merupakan
penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan untuk mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal
dalam hal kinerja biaya, mutu, waktu, serta keselamatan kerja.
Untuk mencapai terciptanya manajemen proyek yang baik, diperlukan
adanya sumber daya yang saling mendukung, terutama sumber daya manusia
yang menjadi kunci dalam menentukan terciptanya sistem manajemen proyek
yang benar-benar dapat terlaksana dengan baik. Fungsi dari perencanaan
proyek secara mendasar adalah merencanakan, mengatur, menyediakan staff,
mengarahkan, melakukan koordinasi, dan melakukan pengontrolan demi
mencapai target dengan optimal dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai tugas,
wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek baik
langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya tugas dan
tanggung jawab yang dilakukan secara bersamaan.
Perencanaan Proyek
Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakan dasar tujuan
dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya.
Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk meletakan dasar sasaran
proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu. Adapun sasaran perencanaan
yang harus direncanakan diantaranya adalah perencanaan biaya, perencanaan
mutu, perencanaan waktu, dan perencanaan keamanan kerja. Pada tahap
perencanaan ini, hal yang harus lebih diperhatikan yaitu perencanaan waktu
pelaksanaan proyek.
Dalam proyek rekontrukasi jalan tol, rencana waktu kerja atau time
schedule menggunakan kurva S sebagai alat kontrol untuk mengetahui tingkat
prestasi kerja. Pada time schedule dilengkapi dengan kurva S yang dibuat dari
hasil kumulatif presentase bobot pekerjaan yang menunjukan idealnya urutan
pekerjaan. Kurva S berbentuk grafik yang menyatakan hubungan waktu sebagai
absis dengan bobot kumulatif pekerjaan dalam persen sebagai ordinatnya.
Pengendalian Mutu
Pengawasan dan pengendalian mutu dilakukan terhadap material, alat, dan
juga pekerjaan. Pada pengendalian material dilakukan dengan cara pemeriksaan
dan pengujian terhadap bahan-bahan yang akan digunakan ke dalam bangunan.
Pengendalian mutu alat dilakukan dengan cara pemeriksaan terhadap alat-alat
pendukung pekerjaan agar tidak terjadi kerusakan selama proses pekerjaan.
Yang terakhir adalah pengendalian mutu kerja yaitu melakukan pengawasan
selama proses pekerjaan dan juga setelah pekerjaan selesai agar didapat hasil
yang baik dan sesuai dengan spesifikasi.
Mutu dari sebuah material yang digunakan sangat mempengaruhi hasil
pekerjaan yang dilakukan. Sebelum penggunaan material-material yang
tersedia, material-material yang akan digunakan haruslah sesuai dengan aturan
dan regulasi yang berlaku di Indonesia. Selain itu perlu juga diadakan pengujian
bahan agar didapat material yang baik dan sesuai dengan aturan sehingga
nantinya akan didapat pula hasil yang baik, aman, dan sesuai dengan spesifikasi
yang dibutuhkan, Penyediaan material harus disesuaikan dengan kebutuhan
pekerjaan agar tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan bahan material.
Berikut adalah uji tes material dan mutu material dari proyek rekontruksi
perkerasan jalan tol :
Tabel : 3.1 Data Mutu Material
1 Mutu Beton BMT > 500 K (f’c : 41,5
Mpa)
2 Mutu Base Coruse Kelas A
Tulangan Ulir D25 mm
3 Mutu Tulangan Tulangan Ulir D16 mm
Tulangan Polos Ø8 mm
Sumber : PT. Jasa Layanan Pemeliharaan
Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu pada suatu proyek pada umumnya dilkukan dengan
sistem penjadwalan dengan pembuatan time schedule yang merupakan sistem
pengendalian waktu dengan menetapkan alokasi waktu untuk masing-masing
tahap pekerjaan yang disesuaikan dengan urutan logika pekerjaan. Progress fisik
proyek juga dilihat dari laporan harian, mingguan, dan bulanan. Pada time
schedule terdapat S curve, kemajuan proyek dapat dilihat dari presentase
pekerjaan yang dicapai harian, mingguan, maupun bulanan. Sebelum melakukan
suatu pekerjaan di lapangan, pihak kontraktor harus membuat rencana kerja
(time schedule) sebagai pelaksanaan fungsi manajemen untuk merikan
gambaran mengenai pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan. Rencana
kerja harus mendapat persetujuan dari pihak konsultan manajemen. Setelah itu
baru rencana kerja disahkan oleh pemilik proyek (owner).
Berikut pengertian dari laporan harian, mingguan, bulanan adalah :
1. Laporan harian adalah laporan pekerjaan yang dilakukan setiap harinya.
2. Laporan mingguan adalah laporan laporan pekerjaan yang terdiri dari
laporan harian, yang setiap minggu didapat dari persentase kemajuan
proyek mingguan.
3. Laporan bulanan adalah laporan pekerjaan yang terdiri dari laporan harian
dan mingguan, yang setiap akhir bulan didapat persentase kemajuan
proyek bulanan.
Pengendalian Biaya
Pengendalian waktu pada suatu proyek pada umumnya dilkukan dengan
sistem penjadwalan dengan pembuatan time schedule yang merupakan sistem
pengendalian waktu dengan menetapkan alokasi waktu untuk masing-masing
tahap pekerjaan yang disesuaikan dengan urutan logika pekerjaan. Progress fisik
proyek juga dilihat dari laporan harian, mingguan, dan bulanan. Pada time
schedule terdapat S curve, kemajuan proyek dapat dilihat dari presentase
pekerjaan yang dicapai harian, mingguan, maupun bulanan. Sebelum melakukan
suatu pekerjaan di lapangan, pihak kontraktor harus membuat rencana kerja
(time schedule) sebagai pelaksanaan fungsi manajemen untuk merikan
gambaran mengenai pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan. Rencana
kerja harus mendapat persetujuan dari pihak konsultan manajemen. Setelah itu
baru rencana kerja disahkan oleh pemilik proyek (owner).
Semen yang sudah ditaburkan diatas mata air yang muncul pada fondasi
kembali dipadatkan hingga didapatkan struktur yang sekeras mungkin.
Setelah plastik cor sudah diletakkan dan dirapihkan dengan sempurna oleh
pekerja lapangan maka pada langkah berikutnya akan diletakkan dowel dengan
fungsi sebagai tulangan dengan spesifikasi tulangan ulir D25 mm dan tulangan
polos Ø10 mm, Ø8 mm. Dowel yang telah dirakit sedemikian rupa dipasang pada
tiga tempat, yakni dikedua ujung yang berlawanan serta satu ditengah antara
kedua segmen. Pemasangan hingga tiga dowel dikarenakan perkerasan kali ini
langsung dilakukan untuk 2 segmen sekaligus.
Dowel yang sudah terpasang akan diukur ulang untuk memastikan bahwa
jarak antara dowel satu dengan yang lainnya sudah simetris. Pada langkah
berikutnya segmen akan dipasang bekisting yang berfungsi sebagai cetakan
atau tempat dimana beton basah dapat dituangkan dan dipadatkan, sehingga
akan mengalir ke profil dalam kotak lalu dimuat untuk beberapa jam selama
penempatan beton. Setelah beberapa hari atau jam dapat dibongkar untuk
penggunaan berikutnya.
Gambar 14. Pemasangan Bekisting
Setelah bekisting terpasang maka pasta atau beton akan dituang kedalam
segmen langsung dari molen. Pasta yang digunakan pada proyek perkerasan
jalan tol kali ini dapat setting atau dapat langsung digunakan hanya dalam waktu
3 jam. Hal ini karena adanya bahan khusus pada komposisi pasta yang
digunakan. Penggunaan beton yang dapat setting dalam 3 jam dikarenakan
waktu yang diberikan oleh pihak berwenang dalam pengerjaan tiap harinya
terbilang singkat, oleh karena itu dengan segala pertimbangan dipilihlah beton
yang dapat setting dalam 3 jam untuk pengaplikasiannya.
Beberapa pekerja harus bersiap di segmen yang sedang dikerjakan untuk
langsung meratakan beton yang sedang dituang dari dalam molen menggunakan
pacul dan garukan untuk pembuatan alur perkerasan jalan. Selain pada segmen,
beton juga dituang kedalam cetakan yang berguna untuk dilakukan kembali
berbagai pengujian pada laboratorium oleh penguji dari PT. Jasa Marga.
Pemotongan Segmen
Proses setting pada proyek kali ini tergolong jauh lebih cepat, yaitu hanya
3 jam. Hal tersebut terjadi karena pasta yang digunakan merupakan beton
khusus dengan mutu beton mutu tinggi (BMT) > 500 K. Setelah waktu setting
selesai maka kain geotextile akan diangkat dan perkerasan akan dipotong
menggunakan concrete cutter untuk membagi antar segmen.
Gambar 18. Pemotongan Antar Segmen
Pengaspalan
Setelah waktu setting telah tercapai dan kain geotextile dilepas maka pada
tahap berikutnya dilakukan proses pengaspalan yang berguna sebagai pelapis
perkerasan yang sudah jadi serta dapat membuat permukaan yang akan dilalui
kendaraan menjadi lebih halus. Untuk asphalt mixing plant berlokasi di Karawang
Barat, hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk ke lokasi pekerjaan. Sebelum
diaplikasikan aspal dipanaskan terlebih dahulu hingga aspal mencapai suhu
±165°C. Setelah tercapainya suhu yang sudah ditetapkan maka aspal
diaplikasikan dengan ketebalan 5 cm dengan waktu setting ±20 menit.
Finishing
Aspal yang sudah diaplikasikan selanjutnya kembali dipadatkan diratakan
menggunakan pneumatic roller. Perkerasan pada Proyek “Pekerjaan
Pemeliharaan Periodik dan Rekontruksi Perkerasan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
(2017)” dirancang untuk 5 tahun kedepan.
KESIMPULAN
Selama menjalankan kerja praktik di PT. Jasa Marga dengan mengikuti
kegiatan “Pekerjaan Pemeliharaan Periodik dan Rekontruksi Perkerasan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek (2017)”, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan,
antara lain :
1. Proyek ini merupakan proyek rekonstruksi jalan tol yang terangkum
dalam “Pekerjaan Pemeliharaan Periodik dan Rekontruksi Perkerasan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek (2017)” yang berlangsung pada jalan tol
Jakarta-Cikampek jalur A KM 25 pada STA 25+380-STA 25+385. Berikut
adalah tahapan dalam pengerjaannya :
a. Penandaan Segmen Lingkup Kerja.
b. Menghancurkan Segmen yang Telah Rusak.
c. Perapihan pada Sisi-Sisi Segmen.
d. Penuangan Base Course A.
e. Pemadatan Fondasi Bawah.
f. Penaburan Limestone atau Semen.
g. Peletakkan Tulangan Beserta Penuangan Beton.
h. Pemasangan Kain Geotextile.
i. Pemotongan Segmen.
j. Pengaspalan.
k. Finishing.
2. Masalah yang didapat pada saat pengerjaan proyek rekonstruksi ini
berupa munculnya mata air dari lapisan tanah dasar yang menembus
lapisan fondasi bawah. Munculnya mata air tentu akan membuat struktur
yang dibuat menjadi tidak optimal dan oleh karena itu kejadian ini perlu
diatasi. Cara yang digunakan pekerja untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan menaburkan semen pada sekitar titik munculnya mata air
serta pada beberapa bagian segmen yang diasumsikan akan mengalami
masalah serupa. Digunakannya material semen untuk menutupi titik
mata air karena semen memiliki sifat untuk menyerap air serta akan
menjadikannya bahan struktur pasta sehingga air yang muncul akan
tertutup dan menjadi bahan pemadat struktur. Mengatasi masalah ini
dengan menaburkan semen pada titik munculnya mata air merupakan
cara yang cukup bagus, namun akan dapat lebih dimaksimalkan jika
penggunaan semen diganti dengan menggunakan limestone murni.
Penggunaan limestone murni dikatakan lebih maksimal karena sifat
dasar limestone yang dapat menurunkan kadar sulfur pada air,
mengurangi plastisitas fondasi, serta mengurangi penyusutan dan
pemuaian fondasi jalan raya.
DAFTAR PUSTAKA
Bolla, Margareth Evelyn. 2012. “Ruas Jalan Kaliurang, Kota Malang” dalam
Perbandingan Metode Bina Marga dan Metode PCI (Pavement Condition
Index) Dalam Penilaian Kondisi Perkerasan Jalan. Kupang: Nusa Cendana.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota. (1990). Tata Cara Penyusunan Pemeliharaan
Jalan Kota (No. 018/T/BNKT/1990). Direktorat Jendral Bina Marga
Departemen PU. Jakarta.
Gadangdirantau. 2013. Buat Apa Limestone.
https://mylimestone.wordpress.com/2013/11/21/buat-apa-limestone/,
diakses tanggal 15 Agustus 2018 pukul 01.37 WIB.
Hadihardaja, Joetata. 1997. Rekayasa Jalan Raya. Jakarta: Gunadarma.