Вы находитесь на странице: 1из 8

Manajemen IKM, September 2009 (217-224) Vol. 4 No.

2
ISSN 2085-8418

Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas Sebagai Energi Alternatif


Berbasis Individu Dan Kelompok Peternak
1 2 3
Sri Wahyuni * , Suryahadi dan Amiruddin Saleh
1
PT. Media Inovasi Transfer
2
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
3
Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

ABSTRACT

Implementation of integrated cow system with biogas technology approach is one of efficient
technology for cow waste treatment. The technology is using available natural microorganism to compose
and process various organic matters on anaerobe condition. This will produce methane gas (CH4) and
carbon dioxide (CO2) and qualified liquid and solid organic manure. The methane gas (CH4) can be use
as gas fuel (BBG). Biogas production may contribute to sustainable agriculture as renewable resources
and environmental friendly. The research was aimed to analyze feasibility of biogas as alternative energy
sources on farmer’s individual and group basis. Particularly, the research’s objectives are : (a) to study
waste treatment performance with biogas installation at research’s site; (b) to analyze feasibility of biogas
development as alternative energy sources on farmer’s individual and group basis; (c) to analyze
sensitivity of biogas development on cost component and the benefit to treat waste at four different sites;
(d) to identify intern and extern affecting that affect of biogas installation; and (e) to determine appropriate
alternative strategy in the biogas installation development for farmer. The biogas reactor can be
constructed both by cement and fiberglass. Biogas reactor from fiberglass is more effective and produces
higher and better gas. Study at the four locations both on individual and group basis by using liquid and
solid organic manure are contribute to increase farmer’s income. Result of financial feasibility analysis
3
with biogas digester capacity 5 m and 17 m3 and interest rate 17% shows that biogas installation project
is feasible to be implemented and developed. Investment cost to construct biogas installation is
Rp.19.800.000. Financial feasibility criteria for NPV individual biogas and 30 years project life are
Rp.35.173.048, B/C ratio (2,018) and IRR (31%). Feasibility criteria for NPV group biogas and 30 years
project life is Rp. 259.882.871, B/C ratio (3,787) and IRR (60%). According to the calculation of switching
value, the project is sensitive on variable cost and selling price changing in the revenue.

Key words: Biogas, alternative energy sources, financial feasibility, NPV, B/C ratio, IRR, strategy

PENDAHULUAN dengan sistem peternakan terpadu. Pada


umumnya petani/peternak adalah petani yang
Sumber daya energi mempunyai peran yang memiliki lahan pertanian dengan jumlah ternak 1-
sangat penting bagi pembangunan ekonomi 10 ekor. Selama ini peternak belum
nasional. Energi diperlukan untuk pertumbuhan memanfaatkan limbah sebagai input usaha
kegiatan industri, jasa, perhubungan dan rumah secara maksimal. Penerapan sistem peternakan
tangga (Widodo, dkk, 2005). Peran energi akan terpadu memungkinkan pemanfaatan sumber
lebih berkembang khususnya guna mendukung daya lokal dapat ditingkatkan, dimana output dari
pertumbuhan sektor industri dan kegiatan lain suatu kegiatan merupakan input bagi kegiatan
yang terkait. Meskipun Indonesia adalah salah lainnya. Dengan sistem ini, konsep pertanian
satu negara penghasil minyak dan gas, namun yang berdasarkan Low external input sustainable
berkurangnya cadangan minyak, penghapusan agriculture (LEISA) dapat diterapkan, sehingga
subsidi menyebabkan harga minyak naik dan dapat meningkatkan pendapatan petani/peternak
mutu lingkungan menurun akibat penggunaan (Soehadji, 1992).
bahan bakar fosil yang berlebihan. Oleh karena Penerapan sistem peternakan terpadu
itu, pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif dengan pendekatan teknologi biogas merupakan
yang terbarukan dan ramah lingkungan menjadi salah satu teknologi tepat guna untuk mengolah
pilihan. limbah peternakan. Teknologi ini memanfaatkan
Pemanfaatan dan penanggulangan permasa- mikroorganisme yang tersedia di alam untuk
lahan pencemaran lingkungan dan sekaligus merombak dan mengolah berbagai limbah
pemberdayaan petani/peternak dapat dilakukan organik yang ditempatkan pada ruang kedap
udara (anaerob). Hasil proses perombakan
_______________ tersebut dapat menghasilkan pupuk organik cair
* Korespondensi: dan padat bermutu berupa gas yang terdiri dari
Jl. Cikerti No. 20 Ciomas, Bogor
Telp. 0251-8631537; Email: swenitrans@yahoo.com
gas metana (CH4) dan gas karbon dioksida (CO2).
Gas tersebut dapat dimanfaatkan menjadi bahan
218 Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas

bakar gas (BBG) yang biasa disebut dengan Tujuan umum kajian ini untuk menganalisa
biogas (Simamora dkk, 2006). kelayakan pengembangan biogas sebagai energi
Energi biogas adalah salah satu dari banyak alternatif berbasis individu dan kelompok
macam sumber energi terbarukan, karena energi peternak, serta secara khusus: (1) mengetahui
biogas dapat diperoleh dari air buangan rumah keragaan pengelolaan limbah dengan instalasi
tangga, kotoran cair dari peternakan ayam, sapi, biogas di lokasi penelitian, (2) menganalisis
babi, sampah organik dari pasar, industri tingkat kelayakan pengembangan biogas sebagai
makanan dan limbah buangan lainnya. Produksi energi alternatif berbasis individu dan kelompok
biogas memungkinkan pertanian berkelanjutan peternak, (3) menganalisis kepekaan kelayakan
dengan sistem proses terbarukan dan ramah pengembangan biogas sebagai energi alternatif
lingkungan. Pada umumnya, biogas terdiri atas berbasis individu dan kelompok peternak
gas metana sekitar 55-80%, dimana gas metana terhadap perubahan komponen biaya dan
diproduksi dari kotoran hewan yang mengandung manfaat dalam mengelola limbah di empat lokasi
3
energi 4.800-6.700 Kcal/m , sedangkan gas penelitian, (4) mengidentifikasi faktor internal dan
3
metana murni mengandung energi 8.900 Kcal/m . eksternal yang mempengaruhi pengembangan
Sistem produksi biogas mempunyai beberapa instalasi biogas dan (5) menentukan alternatif
keuntung-an, yaitu (a) mengurangi pengaruh gas strategi yang tepat dalam pengembangan
rumah kaca, (b) mengurangi polusi bau yang tidak instalasi biogas bagi peternak.
sedap, (c) sebagai pupuk, (d) produksi daya dan
panas.
METODOLOGI
Kegiatan peternakan sapi dapat memberikan
dampak positif terhadap pembangunan, yaitu
Penelitian dilaksanakan di kelompok
peningkatan pendapatan peternak, perluasan
peternakan sapi di Bangka Tengah, Propinsi
kesempatan kerja, peningkatan ketersediaan
Bangka Belitung, Kelompok Peternakan Sapi di
pangan dan penghematan devisa. Namun tanpa
Cisarua, Kab. Bogor, serta lokasi Penelitian
dilakukan pengolahan limbah yang tepat, kegiatan
secara individu dilaksanakan di peternak sapi
ini menimbulkan permasalahan lingkungan.
perah di kelurahan Kelapa Dua Wetan Jakarta
Usaha untuk mengurangi bahkan
Timur dan peternak sapi di desa Kaba wetan Kab.
mengeliminasi dampak negatif dari kegiatan
Kepahiang, Propinsi Bengkulu. Penelitian ini
usaha peternakan sapi ini terhadap lingkungan
dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juli 2008.
tergantung pada beberapa faktor seperti
Data yang dikumpulkan berupa data primer
kebijakan pemerintah dan ketersediaan teknologi
dan data sekunder.
pengolahan limbah. Oleh sebab itu, dengan
1. Pengumpulan data primer dilakukan dengan
adanya investasi instalasi biogas ini memberikan
cara wawancara langsung dengan petani/
dampak positif pada peternakan sapi perah dari
peternak di Bangka Tenggah, Propinsi
aspek ekonomi dan kebersihan lingkungan seperti
bangka Belitung, Kelompok Peternakan Sapi
bahan bakar gas, pupuk organik padat dan cair
di Casarua, Kab. Bogor, serta lokasi
dengan kandungan unsur hara Nitrogen-Phospat-
Penelitian secara individu dilaksanakan di
Kalium (NPK) yang dibutuhkan tanaman cukup
peternak sapi perah di kelurahan Kelapadua
tersedia. Selain itu, teknologi biogas memiliki
Wetan Jakarta Timur dan peternak sapi di
keunggulan sangat praktis, bahan baku lokal
desa Kabawetan Kab. Kepahiang, Propinsi
cukup tersedia dan teknologinya mudah
Bengkulu. Sebanyak 4 (empat) unit digester
diaplikasikan.
biogas.
Namun demikian, pengembangan instalasi
2. Data sekunder diperoleh melalui studi
biogas sebagai energi alternatif perlu ditelaah
pustaka dan dokumen berupa catatan-catatan
lebih lanjut apakah layak atau tidak dalam
yang berkaitan dengan penelitian ini, serta
penerapan skala individu maupun kelompok
dari instansi terkait.
peternak. Analisis kriteria investasi digunakan
Kriteria finansial dianalisis dengan:
untuk melihat bagaimana investasi yang
a. Analisis Biaya
ditanamkan terhadap biaya yang telah
Analisis biaya digunakan untuk
dikeluarkan, sehingga dapat memberikan manfaat
mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan
kepada peternak, baik manfaat finansial dan
oleh peternak dan pemulung.
manfaat-manfaat lainnya. Menurut Gittinger
Analisis biaya internal: TC = TFC + TVC
(1986), aspek kelayakan seperti aspek teknis,
Keterangan:
aspek pasar, aspek institusional-organisasi-
TC = Total Cost (Biaya Total)
manajerial, aspek finansial dan aspek sosial
TFC = Total Fixed Cost (Biaya Tetap Total)
merupakan kriteria yang perlu dikaji dalam menilai
TVC = Total Variable Cost (Biaya Variabel
kelayakan pengembangan biogas sebagai energi
Total)
alternatif. Aspek-aspek tersebut dijabarkan secara
deskriptif untuk mendukung kelayakan.

WAHYUNI DKK Manajemen IKM


Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas 219

b. Analisis Finansial a. Aspek Penilaiaan Kelayakan Usaha


Analisis ini digunakan untuk melihat 1) Aspek Teknis
kelayakan suatu kegiatan yang dilakukan. Aspek teknis merupakan aspek yang
Secara finansial, aspek penilaian kelayakan berkenaan dengan proses pembangunan
dilihat melalui nilai Net Present Value (NPV), proyek secara teknis dan pengoperasiannya
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) dan Internal setelah proyek tersebut selesai dibangun
Rate of Return (IRR). (Husnan dan Suwarsono, 2000).
1) Net Present Value (NPV) Keberhasilan pembangunan instalasi biogas
t n
Bt  Ct didukung oleh faktor lokasi dan aspek teknis
NPV   yang diaplikasikan dalam pembuatan instalasi
t i 1  i t tersebut. Lokasi yang dipilih untuk proyek
Keterangan: instalasi biogas berada di Bangka Tengah,
Bt = Manfaat yang diperoleh tiap bulan Provinsi Bangka Belitung, Kelompok
Ct = Biaya yang dikeluarkan tiap bulan Peternakan Sapi di Cisarua, Bogor, Provinsi
i = Tingkat bunga (diskonto) Jawa Barat, sedangkan untuk lokasi kajian
t = 1, 2, ......, n secara individu dilaksanakan di peternak sapi
n = Jumlah tahun perah di kelurahan Kelapa Dua Wetan
Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta dan
2) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) peternak sapi di desa Kaba Wetan Kabupaten
n
Bt  Ct Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Berdasarkan
 1  i 
t i
t
positif pertimbangan faktor penentu lokasi, lokasi
tersebut sangat strategik karena merupakan
Net B / C  n
Bt  Ct sentra peternakan sapi perah. Di lokasi
 1  i 
t i
t
negatif tersebut bahan baku yang dibutuhkan banyak
tersedia dan berkelanjutan.
Keterangan: 2) Aspek Pasar
Bt = Manfaat yang diperoleh tiap bulan i. Karakteristik Produk
Ct = Biaya yang dikeluarkan tiap bulan Produk yang dihasilkan dari
i = Tingkat bunga (diskonto) pengolahan limbah ternak adalah gas dan
t = 1, 2, ......, n sludge. Ampas atau sludge sebagai
n = Jumlah tahun produk sampingan jika diolah lebih lanjut
akan menghasilkan pupuk organik
3) Internal Rate of Return (IRR) dengan mutu sangat baik. Sebenarnya
tanpa pengolahan, ampas dapat
 NPV1 
IRR  i1  i2  i1  digunakan sebagai pupuk organik. Tetapi
 NPV1  NPV 2  untuk pemasarannya, ampas atau sludge
tersebut harus diproses terlebih dahulu
Keterangan: agar dapat dipasarkan.
NPV1 = NPV yang bernilai positif Gas yang dihasilkan dari instalasi
NPV2 = NPV yang bernilai negative biogas ini tidak dijual, tetapi dimanfaatkan
I1 = Tingkat bunga yang langsung oleh rumah-tangga (RT)
menghasilkan NPV1 peternak. Dalam analisis finansial, harga
i2 = Tingkat bunga yang jual biogas dihitung berdasarkan hasil
menghasilkan NPV2 konversi dengan minyak tanah yang
dipakai RT peternak sebelum
menggunakan biogas.
HASIL DAN PEMBAHASAN ii. Pupuk Organik
Salah satu jenis pupuk organik
Dalam pembuatan instalasi biogas ada adalah kompos. Kompos adalah bahan-
beberapa aspek yang harus dianalisis selain bahan organik (sampah organik) yang
aspek finansial. Aspek-aspek tersebut merupakan telah mengalami proses pelapukan
aspek penunjang dalam penilaian kelayakan karena adanya interaksi antara mikro-
usaha yang meliputi aspek teknis, aspek pasar, organisme (bakteri pembusuk) yang
aspek manajemen dan aspek sosial. Kajian ini bekerja di dalamnya. Bahan-bahan
membahas tentang pengembangan biogas organik tersebut seperti dedaunan,
berbasis kelompok (Bangka Tengah dan Cisarua kotoran ternak, rumput, jerami dan lain-
Bogor) dan individu (Jakarta Timur dan lain. Bahan baku kompos yang berasal
Kepahiang). dari sampah merupakan limbah padat
yang dianggap tidak berguna lagi dan
harus dibuang atau dikelola agar tidak

Vol. 4 No. 2
220 Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas

mencemari lingkungan dan mem- memasarkan dan menampung produk


bahayakan kesehatan. Penggunaan dari peternak. Peternak juga melakukan
kompos sebagai pupuk sangat baik, sistem pemasaran langsung, dimana bagi
karena dapat memberikan beberapa konsumen yang ingin langsung membeli
manfaat. Penggunaan berbagai pupuk pupuk organik dapat langsung
organik di lahan pertanian terbukti dapat mendatangi tempat produksi dan membeli
meningkatkan produksi. secara langsung kepada peternak.
Pupuk cair dan pupuk padat yang Pangsa pasar pupuk organik saat ini
berasal dari instalasi biogas di empat sangat menjanjikan, terlebih dengan
wilayah kajian disebut juga sebagai pendapat "back to nature" telah membuat
pupuk organik, karena berasal dari sebagian orang berlomba-lomba untuk
kotoran ternak yang telah kembali menggunakan produk yang
difermentasikan. Pupuk ini diproses ramah lingkungan, sehat, segar dan
secara berbeda dan menghasil-kan dua alamiah, termasuk dalam penggunaan
produk yaitu pupuk padat dan pupuk cair. pupuk. Pupuk organik yang memiliki
Untuk pupuk padat, peternak hanya banyak keunggulan dirasa cukup aman
menjual dengan kemasan 1 kg/bungkus. digunakan, terutama untuk produk
Sedangkan untuk pupuk cair peternak tanaman sayuran dan buah-buahan.
hanya menghasilkan pupuk dengan Tanaman yang menggunakan pupuk
ukuran 1 l per botol. Namun demikian organik cukup aman untuk dikonsumsi,
pada analisis finansial pupuk padat dijual karena terbebas dari bahan kimia yang
dalam bentuk mentah/belum diolah. berbahaya. Munculnya berbagai penyakit
iii. Gas Bio dan kelainan genetik menurut beberapa
Gas yang dihasilkan dari instalasi ahli medis disebabkan pola konsumsi
biogas disebut juga dengan istilah gas yang kurang baik. Oleh karena itu,
rawa (gas-bio). Gas ini memiliki pangsa pasar pupuk organik dipastikan
perbedaan dengan gas lainnya, akan terus meningkat seiring dengan
perbedaan yang utama adalah dari sisi peningkatan kebutuhan masyarakat
molekul kimianya. Gas-bio bukan modern akan kesehatan.
merupakan gas murni, karena masih
3) Aspek Institusional-Organisasi-Manajerial
memiliki unsur lainnya selain metana
Aspek manajemen dilakukan untuk
yang jumlahnya sangat kecil. Sedang-kan
mengkaji struktur organisasi yang sesuai
gas lain seperti gas LPG merupakan gas
dengan program yang direncanakan, sehingga
murni yang tidak ada unsur lain di
diketahui jumlah, kualifikasi dan deskripsi tugas
dalamnya selain metana walaupun
individu untuk melaksanakan program
berbeda dengan gas LPG, biogas juga
pembuatan instalasi biogas.
memiliki fungsi seperti gas lainnya
Program pembuatan instalasi biogas
memiliki kadar metana sebesar 54% dan
dalam mengelolah limbah ternak sapi perah
dapat digunakan sebagai bahan bakar.
memiliki struktur organisasi dalam penguatan
iv. Pemasaran Produk
kelompok terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Saluran pemasaran merupakan
Bendahara. Struktur organisasi tersebut
serangkaian lembaga yang dapat terlibat
merupakan struktur organisasi lini (line
selama proses penyampaian barang dan
organization) yang dirasa sangat efektif. Sifat
jasa ke konsumen dari produsen,
struktur lini yang sederhana mudah dimengerti
pedagang besar, pengecer, agen
dan jelas batasan wewenangnya untuk
pengangkutan perusahaan penyimpanan,
mempermudah pengambilan keputusan.
biro periklanan dan sebagainya (Limbong
Pengarahan dalam strutur tersebut juga dapat
dan Sitorus, 1987).
dilakukan dengan cepat (Haeruman, 1979).
Saluran pemasaran yang terdapat
dalam pengelolahan limbah ternak ini 4) Aspek Sosial
sangat sederhana. Gas yang dihasilkan di Suatu proyek yang dilaksanakan harus
dalam pengolahan limbah tidak dijual, memperhatikan dampak yang ditimbulkan dan
melainkan digunakan sendiri. Gas yang pengaruhnya terhadap lingkungan, masyarakat
dihasilkan dari instalasi biogas langsung dan negara. Proyek instalasi biogas dalam
dikonsumsi oleh RT peternak, karena itu mengelolah limbah ternak sapi perah di empat
untuk biogas tidak dapat digambarkan wilayah kajian memberikan pengaruh terhadap
bagaimana saluran pemasarannya. lingkungan, masyarakat dan negara. Berikut ini
Berdasarkan hasil wawancara untuk diuraikan secara lebih rinci mengenai dampak
pupuk padat dan cair, peternak biasanya yang ditimbulkan akibat dari adanya proyek
memasarkan pupuk melalui agen yang instalasi biogas.

WAHYUNI DKK Manajemen IKM


Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas 221

i. Lingkungan kepada para peternak. Pertama terciptanya


Perkembangan usaha peternakan yang lapangan kerja dan yang kedua
sejalan dengan peningkatan populasi sapi dihasilkannya manfaat dari penjualan pupuk
menyebabkan meningkatnya jumlah organik. Biogas sebagai sumber energi
kotoran sapi (limbah). Peningkatan jumlah alternatif memberikan manfaat yang cukup
penduduk yang tidak dibarengi dengan besar kepada rumah tangga peternak.
peningkatan luas tanah menyebabkan Selama ini RT peternak menggunakan
kepadatan di wilayah pemukiman menjadi minyak tanah sebagai bahan bakar dalam
dilema bagi kelestarian lingkungan di empat memasak. Minyak tanah yang langka
wilayah kajian. Usaha peternakan sapi dipasaran dan harganya yang relatif
perah di empat wilayah kajian adalah meningkat lima tahun terakhir ini
sumber utama penghasil susu terbesar di menyebabkan keberadaan biogas, khusus-
wilayah tersebut, tetapi di sisi lain nya di wilayah sentra peternak-an sangat
menciptakan lingkungan yang sehat dan dipertimbangkan.
bebas dari polusi yang merupakan iii. Negara
tanggungjawab semua pihak. Pembuatan instalasi biogas diharap-
Biogas mempunyai beberapa keunggul- kan dapat membantu pemerintah dalam
an terhadap lingkungan dibandingkan mencari solusi dari masalah kelangkaan
dengan BBM yang berasal dari fosil. BBM dan penciptaan lapangan kerja baru.
Sifatnya yang ramah lingkungan dan dapat Kelangkaan BBM di daerah, terutama
diperbaharui merupakan keunggulan dari pedesaan sebagai akibat terlambatnya
biogas dibandingkan dengan bahan bakar pasokan BBM dari pusat dapat
fosil. Bahan bakar fosil selama ini diisukan diminimalkan dengan adanya sumber
menjadi penyebab dari pemanasan global. energi alternatif. Sumber energi alternatif
Bahan bakar fosil yang pembakarannya yang dapat dikembangkan selain biogas, di
tidak sempurna dapat menyebabkan gas antaranya biodiesel. Pengembangan
CO2 naik kepermukaan bumi dan menjadi sumber energi alternatif sejenis dapat lebih
penghalang pemantulan panas bumi. Hal mengacu kepada daerah, dimana bahan
tersebut menyebabkan tingginya suhu di baku tersedia berlimpah. Oleh karena itu,
atas permukaan bumi seperti yang terjadi pemerintah harus menggali potensi negara
beberapa tahun ke belakang. Biogas dengan memberdayakan sumber energi
sebagai salah satu energi alternatif yang selama ini terabaikan.
dipastikan dapat menggantikan bahan
bakar fosil yang keberadaannya semakin b. Analisis Finansial Pengembangan Biogas
hari semakin terbatas. Analisis finansial bertujuan untuk
Biogas yang dihasilkan dari instalasi mengetahui jumlah modal, jenis-jenis
secara tidak langsung telah banyak penggunaannya dalam pendirian dan
membawa manfaat terhadap lingkungan. pelaksanaan operasional biogas. Aliran kas
Limbah yang awalnya dibuang ke sungai, dalam pengembangan biogas terdiri dari
dengan dibangunnya instalasi biogas dapat aliran kas masuk dan aliran kas ke luar. Aliran
termanfaatkan dengan baik. Limbah kas masuk (inflow) berasal dari penerimaan
tersebut diproses di dalam instalasi yang penjualan pupuk organik dan biogas yang
tidak menimbulkan bau menyengat. Ampas diusahakan. Arus kas ke luar (outflow)
atau sludge tersebut diproses kembali berasal dari pengeluaran biaya investasi dan
menjadi pupuk organik yang dapat biaya operasional. Selisih besaran antara
dimanfaatkan. Biogas yang telah ada arus kas masuk dengan arus kas ke luar
minimal dapat mengurangi limbah yang merupakan suatu keuntungan atau kerugian
dibuang ke sungai sehingga tingkat dari pengembangan instalasi biogas.
pencemaran sungai akibat limbah dari
1) Arus Penerimaan (inflow)
peternakan dapat dikurangi.
Manfaat atau penerimaan proyek instalasi
ii. Masyarakat
biogas bersumber dari penjualan pupuk
Program pengembangan biogas
organik dan biogas yang dihasilkan. Besarnya
dapat menciptakan lapangan kerja baru
penerimaan sangat bergantung oleh
bagi masyarakat sekitar. Adanya instalasi
banyaknya rumen segar (limbah ternak) yang
biogas dan hasil sampingannya dapat
dimasukkan ke dalam instalasi biogas. Biogas
memberdayakan sumber daya manusia
yang dihasilkan dalam instalasi ini digunakan
(SDM) yang berpendidik-an menengah
oleh RT peternak, maka untuk mendapatkan
untuk diberdayakan secara optimal. Ampas
harga jual dari biogas, harga gas
biogas yang diolah menjadi pupuk organik
dikonversikan dengan harga pemakaian
memberikan dua keuntungan sekaligus
minyak tanah yang dikeluarkan oleh RT

Vol. 4 No. 2
222 Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas

peternak selama ini. Dengan asumsi ii. Biaya Tetap


pemakaian minyak tanah oleh RT peternak Biaya tetap yang dikeluarkan pada
selama ini dapat diketahui harga jual biogas proyek instalasi biogas terdiri dari perawatan
selama setahun Rp. 26.640.000,- merupakan dan penyusutan. Pengeluaran untuk
penerimaan RT peternak berbasis individu perawatan pada individu per tahun Rp.
dan kelompok Rp. 1.152.360.000,-. 200.000, dengan biaya penyusutan per tahun
Untuk penerimaan pupuk organik Rp. 6.666,67. Sedangkan untuk kelompok
berbeda antara pupuk padat dan pupuk cair. Rp. 1.000.000 dengan biaya perawatan dan
Penerimaan untuk pupuk organik hanya biaya penyusutan Rp. 33.333,-
didapatkan per tahun. Untuk pupuk cair dan iii. Biaya Variabel
padat dengan hasil produksi per tahun Biaya variabel dalam instalasi biogas
diperoleh penerimaan individu Rp. meliputi biaya rumen segar (limbah ternak)
20.880.000 dan kelompok Rp. 104.400.000. dan mikroorganisme starter. Jumlah biaya
Total penerimaan keseluruhan instalasi variabel pada tahun ke tahun diasumsikan
biogas Rp. 5.040.000 berbasis individu dan sama dengan biaya tahun pertama. Jumlah
Rp. 1.132.200.000 untuk kelompok. biaya variabel yang dikeluarkan dalam satu
tahun kegiatan operasional instalasi biogas
2) Arus Pengeluaran (outflow)
dan pengolahan limbah untuk individu Rp
Arus pengeluaran dalam analisis
12.960.000, dengan biaya pembelian rumen
kelayakan pengembangan instalasi biogas
segar Rp 792.000,- pada kelompok Rp
terdiri dari biaya investasi dan biaya
64.800.000,- dan rumen segar Rp 3.960.000,-
operasional. Arus biaya mencerminkan
iv. Kriteria Kelayakan Finansial
pengeluaran-pengeluaran yang terjadi selama
Analisis kriteria kelayakan finansial
masa pengembangan instalasi biogas.
digunakan untuk menilai kelayakan proyek.
i. Biaya Investasi
Dalam penelitian ini digunakan beberapa
Pada program pengembangan biogas,
kriteria kelayakan usaha, yaitu NPV, Net B/C
biaya investasi dikeluarkan pada awal
dan IRR. Analisis kelayakan finansial
proyek secara keseluruhan. Umur
dilakukan dengan menggunakan tingkat suku
ekonomis dari instalasi biogas adalah 30
bunga 17% yang merupakan tingkat rataan
tahun. Hal ini dilihat dari kondisi bangunan
suku bunga di beberapa Bank Pemerintah
dan peralatan yang dipakai diperkirakan
selama periode Juli 2007-Juni 2008. Kriteria
dapat bertahan 30 tahun. Biaya investasi
ini dilakukan untuk melihat sejauhmana
instalasi biogas terdiri dari biaya investasi
kelayakan proyek tersebut, jika peternak
bangunan, tanah, peralatan dan instalasi
menggunakan modal pinjaman dari Bank
lainnya. Biaya investasi bangunan
Pemerintah yang ada.
mencakup biaya tenaga kerja yang
Dengan arus tunai (cash flow) pada
digunakan. Rincian biaya investasi yang
tingkat suku bunga 17% dianalisis kelayakan
dikeluarkan pada proyek pembuatan
finansial berdasarkan kriteria-kriteria yang
instalasi biogas dapat dilihat pada Tabel 1
telah ditentukan. Tabel 3 menunjukkan hasil
dan 2.
analisis kelayakan finansial usaha program
pengembangan biogas pada tingkat suku
Tabel 1. Rincian biaya investasi instalasi biogas
3 bunga 17%.
secara individu kapasitas 5 M di DKI
Jakarta
Tabel 3. Hasil analisis kelayakan finansial
No Uraian Satuan
Harga Harga pengembangan biogas
(Rp) Total (Rp)
1. Investasi bangunan 5 (m3) 2.360.000 11.800.000 Indikator Nilai (Individu) Nilai
No
biogas (individu) kelayakan Rp (Kelompok) Rp
2. Investasi tanah 18 (m3) 500.000 9.000.000 1. NPV 39.370.074 6.184.621.541
Total Biaya 20.800.000 2. IRR 34% 90%
3. B/C Ratio 2,14 39,02

Tabel 2. Rincian biaya investasi instalasi biogas Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai NPV
secara kelompok kapasitas 17 M di
3 yang dihasilkan dari proyek instalasi biogas
Cisarua Bogor adalah Rp 39.370.074 untuk individu dan
kelompok Rp 6.184.621.541 untuk kelompok.
Harga Artinya bahwa nilai sekarang (present value)
No Uraian Satuan Harga (Rp)
Total (Rp)
1. Investasi bangunan 17 (m3) 2.360.000 40.120.000
dari pendapatan yang diterima bernilai positif
biogas (kelompok) selama 30 tahun pada tingkat suku bunga
2. Investasi Tanah 34 (m3) 500.000 17.000.000 17%. Dengan hasil analisis NPV tersebut
Total Biaya 57.120.000 ternyata pengembangan biogas dalam

WAHYUNI DKK Manajemen IKM


Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas 223

mengelola limbah ternak ini dinyatakan Tabel 4. Hasil analisis switching value proyek
sangat layak untuk dilaksanakan. Biogas
Net B/C yang dihasilkan pada tingkat
Persentase
diskonto 17%, yaitu 2,14 (individu) dan No. Parameter
(%)
kelompok (50,13). Nilai tersebut menunjukkan 1. Penurunan nilai penjualan 5
bahwa setiap pengeluaran biaya Rp. 1,00 biogas dan pupuk
akan menghasilkan manfaat Rp. 2,14 dan 2. Peningkatan biaya variabel 5
50,13 atau dapat disebutkan bahwa
pendapatan bersih yang diperoleh 2,14 dan
Secara finansial pada tingkat diskonto
50,13 kali dari biaya yang dikeluarkan.
17%, usaha proyek instalasi biogas
Hasil analisis tersebut juga menunjuk-
memperoleh keuntungan normal, jika biaya
kan bahwa nilai IRR yang diperoleh 34%
variabel naik maksimal 5% dan nilai
(individu) dan 90% (kelompok). Nilai ini
penjualan turun maksimal 5%. Berdasarkan
menunjukkan bahwa pemerintah tidak
hasil perhitungan analisis switching value
akan`rugi, jika dana yang dimiliki digunakan
diketahui bahwa proyek ini sangat sensitif
untuk investasi terhadap biogas. Kemampuan
terhadap perubahan biaya variabel dan
proyek untuk mengembalikan modal yang
perubahan harga jual dalam penerimaan.
digunakan lebih besar dari discount factor
Kenaikan biaya variabel melebihi 5% atau
(DF) yang digunakan 17%. Dengan kata lain
penurunan nilai penjualan melebihi 5%
ditinjau dari kriteria IRR, proyek ini telah
menyebabkan proyek instalasi biogas ini
memenuhi kriteria kelayakan finansial.
menjadi tidak layak untuk dilaksanakan.
v. Analisis Switching Value (Nilai Pengganti)
vi. Analisis SWOT
Analisis switching value dinilai karena
Berdasarkan informasi yang diperoleh
terdapat perubahan-perubahan, baik dari arus
dari hasil wawancara dan pengamatan
manfaat maupun pada arus biaya. Untuk
langsung di lokasi industri biogas, dapat
melihat kepekaan hasil analisis kelayakan
diidentifikasikan bahwa faktor-faktor strategik
proyek bila terjadi perubahan dalam
internal, yaitu kekuatan dan kelemahan
perhitunganya, maka perlu dilakukan analisis
pengembang-an biogas; serta faktor-faktor
switching value terhadap arus manfaat dan
strategik eksternal, yaitu peluang dan
arus biaya.
ancaman yang dihadapi dalam pengembang-
Analisis switching value dilakukan
an biogas. Faktor-faktor strategik tersebut
dengan asumsi dasar, yaitu semua manfaat
kemudian dianalisis dengan matriks analisis
dan biaya selain biaya variabel dan nilai
SWOT yang menghasilkan strategi SO,
penjualan diasumsikan konstan (cateris
strategi WO, strategi ST dan strategi WT
peribus). Analisis switching value yang
yang secara deskriptif disajikan pada Tabel 5.
dilakukan secara coba-coba terhadap nilai
penjualan dan kenaikan biaya variabel dapat
dilihat pada Tabel 4.

Tabel 5. Matriks SWOT pengembangan biogas


KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
Faktor Internal S1 Mutu produk baik W1 Belum memasyarakat/kurang
S2 Kontinuitas sebagai sumber energi sosialisasi
S3 Harga murah dibanding BBM lain W2 SDM terampil masih kurang
S4 Dapat mengurangi pencemaran W3 Keterbatasan modal
lingkungan W4 Pemasaran belum optimal
Faktor Eksternal S5 Besarnya dukungan pemerintah W5 Pemeliharaan ternak masih
ekstensif
PELUANG (O) Strategi SO Strategi WO
O1 Dapat mengganti energi dan 1. Meningkatkan produktivitas 1. Memanfaatkan jasa perbankan
sumber lain (O1,O2,O4; S1,S2) untuk pengembangan usaha
O2 Mengurangi ketergantungan 2. Memperluas jaringan pemasaran (O1,O4; W3,W5)
terhadap pupuk anorganik (O1,O3,O4; S1, S2, S4, S5) 2. Meningkatkan pengetahuan
O3 Meningkatkan pendapatan manajemen usaha (O3,O4;
masyarakat W2,W3,W5)
O4 Dapat mendorong berkembang-
nya sektor peternakan
ANCAMAN (T) Strategi ST Strategi WT
T1 Sikap masyarakat kurang peduli 1. Mempertahankan dan menjaga mutu 1. Memasyarakatkan biogas sebagai
T2 Menurunnya populasi ternak produk yang dihasilkan (T2,T3; energi alternatif (T1,T4;W1,W4)
T3 Kandang koloni jauh dari S1,S2,S4) 2. Meningkatkan teknologi produksi
pemukiman 2. Penguatan anggota peternak dengan dan mutu produk (T2,T3, T4;
T4 Adanya produk pengganti kelompok (T1,T2,T3; S1,S3,S5) W2,W3,W5)

Vol. 4 No. 2
224 Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas

KESIMPULAN DAN SARAN Saran


a. Pengembangan proyek instalasi biogas perlu
Kesimpulan
dilakukan, khususnya di sentra peternakan,
a. Instalasi pengolahan limbah (reaktor biogas) karena didapatkan manfaat finansial dan
terbuat dari semen dan fiber glass, karena lainnya
lebih efektif dan hasil produksi gasnya lebih b. Peternak sebagai pihak yang langsung
baik. terlibat dalam operasional biogas sebaiknya
b. Hasil penelitian di empat wilayah, baik secara lebih tanggap dalam mensikapi kerusakan
individu maupun kelompok, dapat meman- maupun masalah dalam operasional instalasi
faatkan pupuk organik cair maupun padat sehari-hari.
untuk meningkatkan pendapatan peternak. c. Pengolahan ampas biogas menjadi pupuk
c. Hasil analisis kelayakan finansial dengan organik diharapkan terus dilakukan oleh
3 3
kapasitas biodigester 5 m dan 17 m pada peternak agar limbah dari usaha peternakan
tingkat suku bunga 17% menunjukkan proyek dapat seluruhnya termanfaatkan dengan baik.
pengembangan instalasi biogas layak
dilaksanakan dan dikembangkan.
d. Hasil Identifikasi faktor internal dan eksternal DAFTAR PUSTAKA
pengembangan usaha biogas adalah : (1)
Meningkatkan produktivitas, (2) Memperluas
jaringan pemasaran, (3) Memanfaatkan jasa Gittinger, J.P. 1986. Analisis Ekonomi Proyek
perbankan untuk pengembangan usaha, (4) Pertanian (Terjemahan). Universitas
Meningkatkan pengetahuan manajemen Indonesia Press, Jakarta.
usaha, (5) Mempertahankan dan menjaga
Haeruman, H. 1979. Perencanan dan
mutu produk yang dihasilkan, (6) Penguatan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Program
anggota peternak dengan kelompok, (7)
Memasyarakatkan biogas sebagai energi Pasca Sarjana IPB, Bogor.
alternatif, (8) Meningkatkan teknologi Husnan, S dan Suwarsono. 2000. Studi
produksi dan mutu produk, (9) Hasil Kelayakan Proyek: Konsep, Teknik dan
perhitungan analisis switching value Penyusunan Laporan. BPFE, Jakarta.
menunjukkan bahwa proyek ini sangat sensitif
terhadap perubahan biaya variabel dan Limbong, W.H. dan Sitorus. 1987. “Pengantar
perubahan harga jual biodigester dalam Tataniaga Pertanian”. Modul Diklat Jurusan
penerimaan, (10) kenaikan biaya variabel Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut
melebihi 5% atau penurunan nilai penjualan Pertanian Bogor, Bogor.
melebihi 5% menyebabkan proyek instalasi Simamora, S., Salundik, S. Wahyuni dan
biogas menjadi tidak layak untuk Sarajudin. 2006. Membuat Biogas
dilaksanakan. Pengganti Bahan Bakar Minyak dan Gas
e. Alternatif Strategi yang tepat untuk dari Kotoran Ternak. Agromedia Pustaka,
pengembangan instalasi biogas bagi peternak Jakarta.
adalah harga reaktor yang murah, kuat dan
mudah didapat, ringan dan mudah Soehadji. 1992. Kebijaksanaan Pemerintah dalam
dipindahkan, perawatan dan operasional Pengembangan Industri Peternakan dan
biodigester lebih efektif dan mudah dilakukan, Penanganan Limbah Peternakan. Direktorat
pemasangan instalasi biodigester lebih Jenderal Peternakan Departemen
mudah, kontinuitas sebagai sumber energi Pertanian, Jakarta.
alternatif, dapat mengurangi pencemaran Widodo, T.W., A. Asari, A. Nurhasanah and E.
lingkungan, mudah dilaksanakan dengan Rahmarestia. 2005. Biogas Technology
teknologi sederhana, mempunyai nilai tambah Development for Small Scale Cattle Farm
lain (pupuk organik) dan besarnya dukungan Level in Indonesia. International Seminar on
pemerintah. Development in Biofuel Production and
Biomass Technology. Jakarta.

WAHYUNI DKK Manajemen IKM

Вам также может понравиться