Вы находитесь на странице: 1из 10

Volume 7 No.

1
April 2018
ISSN : 2252 - 7311
e-ISSN : 2549 - 6840
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/konversi
Email : jurnalkonversi@umj.ac.id

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A

PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia


(Tenore) Steenis) TERHADAP KEMAMPUAN DAYA HAMBAT BAKTERI
Escherichia coli UNTUK PEMBUATAN HAND SANITIZER

Susanty 1), Sri Anastasia Yudhistirani 1)


1)
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
susanty@umj.ac.id

ABSTRACT. Binahong leaf extract (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) contains


active compounds such alkaloids, flavonoids, terpenoids, and saponins as antibiotic
materials that can be used in the manufacture of antiseptic gel hand sanitizers. The
purpose of this research is to know the effect of extraction time of binahong leaf to the
capability of growth of Escherichia coli (E. Coli) bacteria. Variable times of exstractions
are 0,5; 1; 1.5; 2; and 2.5 hours. Phytochemical qualitative test was conducted to
determine the presence of alkaloids, flavonoids, terpenoids, and saponins in the
binahong leaf extract. Furthermore, dilution of the results of rendement of binahong leaf
extract respectively by 5% to test its inhibitory power to the growth of E. coli bacteria.
The results showed that the yield of rendemen obtained by extraction time variable was
1.64%; 3.72%; 5.56%; 13.74%; and 13.98% are shown through the equation y = 3.47 x
- 2.682 with the value R2 = 0.9049. Data from all five samples showed that samples
with extraction time of 0.5; 1; and 1.5 hours had no inhibitory effect on E. coli bacteria
growth, but samples with 2 and 2.5 hours extraction time had a resistance diameter of
14.5 and 18.5 mm. The sample which has the greatest inhibitory is subsequently used
to make the hand sanitizer antiseptic gel. The product test analysis consists of
organoleptic test and pH value determination, homogeneity, dispersion and viscosity.
The results showed that the pH value obtained was 6.23, the homogeneity of the
product can be seen from the absence of material that still agglomerates, the dissolving
power of the research product is 5.5 cm, and the viscosity of the research result is
2080 mPs.

Keywords: antiseptic, binahong leaf, extraction, Escherichia coli, hand sanitizer

ABSTRAK. Ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)


mengandung senyawa aktif alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan saponin yang bersifat
antibiotik sehingga dapat digunakan dalam pembuatan gel antiseptik hand sanitizer.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu ekstraksi daun
binahong terhadap kemampuan hambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli (E. Coli).
Variabel waktu ekstraksi antara lain 0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 jam. Dilakukan uji kualitatif
fitokimia untuk mengetahui adanya kandungan alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan
saponin pada ekstrak daun binahong. Selanjutnya dilakukan pengenceran terhadap
hasil rendemen ekstrak daun binahong masing-masing sebesar 5 % untuk menguji
daya hambatnya terhadap pertumbuhan bakteri E. coli. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hasil rendemen yang diperoleh berdasarkan variabel waktu ekstraksi sebesar
1,64 %; 3,72 %; 5,56 %; 13,74 %; dan 13,98 % yang ditunjukkan melalui persamaan y
= 3,47 x – 2,682 dengan nilai R2= 0,9049. Data dari kelima sampel menunjukkan
bahwa sampel dengan waktu ekstraksi 0,5; 1; dan 1,5 jam tidak memiliki daya hambat
terhadap pertumbuhan bakteri E. coli, namun sampel dengan waktu ekstraksi 2 dan
2,5 jam memiliki diameter daya hambat sebesar 14,5 dan 18,5 mm. Sampel yang
memiliki daya hambat terbesar selanjutnya digunakan untuk membuat gel antiseptik
hand sanitizer. Uji produk terdiri dari uji organoleptik serta penetapan nilai pH,
homogenitas, daya sebar dan viskositas. Hasil penelitian menunjukan nilai pH yang

1
KONVERSI Vol. 7 No. 1 April 2018 ISSN 2252-7311

didapatkan adalah 6,23, homogenitas produk dapat dilihat dari tidak adanya bahan
yang masih menggumpal, daya sebar produk hasil penelitian sebesar 5,5 cm, dan
viskositas hasil penelitian sebesar 2080 mPs.

Kata kunci: antiseptik, daun binahong, ekstraksi, Escherichia coli, hand sanitizer

PENDAHULUAN
masyarakat, diantaranya adalah tanaman
Telapak tangan merupakan salah satu obat yang memiliki nilai ekonomis seiring
media penyebaran mikroorganisme dengan peningkatan penggunaan bahan
penyebab penyakit diare, jerawat, infeksi alam berupa tumbuh-tumbuhan untuk
dan peradangan. Tanpa disadari, pengobatan herbal sebagai alternatif
mikroorganisme yang yang menempel pengganti obat-obatan kimia diantaranya
pada permukaan telapak tangan dapat Aloe vera (Hendrawati, 2015) dan
berasal dari kontak langsung dengan tanaman binahong.
orang-orang, khususnya orang yang Tanaman binahong (Anredera cordifolia
sedang sakit, memegang permukaan yang (Tenore) Steenis) merupakan tanaman
telah terkontaminasi mikroorganisme yang obat yang telah banyak dibudidayakan
terkumpul dari polusi debu maupun yang oleh masyarakat Indonesia. Selain karena
diterbangkan oleh angin, melalui mudah tumbuh dengan menjalar,
makanan, lingkungan yang kotor, maupun pemeliharaan tanaman ini pun tidaklah
dari hewan dan kotoran hewan. Menurut sulit. Sudah sejak lama tanaman binahong
data Riset Kesehatan Dasar, berdasarkan digunakan sebagai tanaman herbal. Daun
pola penyebab kematian semua umur, binahong misalnya, dapat digunakan
diare merupakan peringkat ke-13 dengan untuk mempercepat proses penyembuhan
proporsi kematian sebesar 3,5 % luka. Berbagai kandungannya
(Kementerian Kesehatan RI, 2011). menyebabkan daun binahong bersifat
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk antibakteri, antivirus, antiinflamasi,
menjaga kebersihan menjadi salah satu analgesik, dan antioksidan. Hal ini
faktor penyebab tingginya angka kematian ditunjang oleh penelitian-penelitian
yang disebabkan oleh penyakit diare. Hal mengenai kandungan zat aktif dalam
yang mudah dilakukan untuk mencegahan tanaman binahong diantaranya
penyakit tersebut adalah dengan menjaga menunjukkan bahwa daun binahong
kebersihan tangan, terutama pada saat mengandung polifenol, alkaloid, flavonoid,
makan. Berdasarkan penelitian, mencuci dan saponin yang bersifat antibiotik, serta
tangan dapat mencegah penyakit diare triterpenoid dan asam fenolat yang
sebesar 50 % (Sunardi, 2017). Kini seiring memiliki aktivitas antioksidan.
dengan perkembangan ilmu pengetahuan Berdasarkan zat aktif yang terkandung di
dan teknologi, membersihkan tangan dalamnya, maka ekstrak daun binahong
tidaklah harus menggunakan air dan layak untuk menggantikan etanol dalam
sabun namun dapat menggunakan gel pembuatan gel hand sanitizer.
antiseptik tangan (hand sanitizer) untuk
membunuh mikroorganisme pada Penelitian ini dilakukan melalui beberapa
permukaan kulit. Penggunaan hand tahapan yaitu, pertama pembuatan
sanitizer dinilai lebih praktis dan ekonomis ekstrak daun binahong dengan metode
sebagai bahan pencuci tangan karena maserasi (perendaman) dan remaserasi,
tidak perlu dibilas. Saat ini bahan selanjutnya pembuatan gel hand sanitizer
antiseptik yang digunakan dalam dengan penambahan ektrak daun
pembuatan sediaan gel hand sanitizer di binahong. Terakhir dilakukan uji aktivitas
pasaran adalah etanol 70 %. bakteri melalui pengujian Kemampuan
Hambat Mikroorganisme (KHM),
Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia pengukuran viskositas, pengukuran pH,
memiliki keanekaragaman hayati yang kadar alkohol, daya sebar gel, dan analisa
sudah banyak dibudidayakan oleh organoleptik, meliputi warna, aroma, dan
tekstur.
2
Pengaruh Waktu Ekstraksi Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) Terhadap Kemampuan
Daya Hambat Bakteri Escherichia Coli Untuk Pembuatan Gel Antiseptik Hand Sanitizer
(Susanty, Sri Anastasia Yudhistirani)

Hasil yang ingin dicapai dari penelitian ini Analisa Perhitungan Hasil Rendemen
adalah mengetahui pengaruh waktu Perhitungan hasil rendemen ekstrak daun
ekstraksi daun binahong terhadap binahong sebagai berikut :
kemampuan hambat pertumbuhan bakteri 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
E. coli. 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑚𝑢𝑙𝑎 −𝑚𝑢𝑙𝑎
𝑥 100 %

METODOLOGI PENELITIAN Uji Kualitatif Fitokimia Ekstrak Daun


Binahong
Bahan dan Alat Uji Alkaloid. Ekstrak ditambahkan 2 tetes
Bahan yang digunakan dalam penelitian HCl kemudian ditambahkan beberapa
ini adalah Daun binahong, larutan etanol tetes pereaksi Wagner. Terbentuknya
70 %, kultur bakteri Escherichia coli, endapan coklat mengindikasikan bahwa
carbopol 940 1 %, TEA, gliserol, propilen uji alkaloid positif.
glikol, metil paraben, larutan FeCl3 1 %,
serbuk Mg, larutan iodin, larutan HCl, Uji Flavonoid. Sebanyak 3 ml ekstrak
larutan eter dan pereaksi Liebermann- pekat ditambah dengan serbuk Mg dan 4-
Burchard. 5 tetes asam klorida pekat. Terbentuknya
warna orange hingga merah menunjukkan
Alat-alat yang digunakan dalam adanya senyawa flavonoid
penelitian ini adalah kertas saring,
batang pengaduk, seperangkat alat Uji Terpenoid. Ekstrak ditambahkan dietil
sokletasi, labu kaca 100, 250, 500 ml, eter lalu dikocok. Lapisan dietil eter
Beaker glass 100, 250, 500 ml, dipisahkan dan ditambahkan pereaksi
erlenmeyer 100, 250, 500 ml, pipet ukur Lieberman-Buchard. Adanya triterpenoid-
kaca, rotary vacuum evaporator, steroid ditunjukkan dengan terbentuknya
viscometer Brookfield, petri dish, kertas warna hijau biru.
cakram
Uji Saponin. Ekstrak ditambahkan 5 mL
Metode Penelitian air lalu dipanaskan selama 5 menit,
Proses Ekstraksi didinginkan dan dikocok kuat.
Ditimbang serbuk halus daun binahong Terbentuknya busa yang stabil selama 15
sebanyak 50 gram. Siapkan etanol menit menunjukkan adanya saponin
dengan konsentrasi 70% sebanyak 200
ml. Dilakukan proses sokletasi selama 0,5; Uji Tanin. Ekstrak ditambahkan larutan
1; 1,5; 2; dan 2,5 jam. Kemudian diambil FeCl3 1 % dalam air. Terbentuknya warna
filtratnya. hijau kehitaman pada ekstrak
menunjukkan adanya senyawa tanin.
Proses Evaporasi
Dinyalakan rotary evaporator dan Preparasi Uji Kemampuan Hambat
disiapkan labu sampel. Kemudian diatur Bakteri Pada Ekstrak Daun Binahong
pada suhu 40oC pada tekanan 175 mbar Sterilisasi Alat dan Bahan
dan laju putaran 120 rpm. Dimasukkan Kertas cakram berbentuk lingkaran
ekstrak daun binahong ke dalam labu dengan diameter ± 1 cm disterilkan
rotary evaporator hingga ekstrak daun bersama cawan petri, pipet serologi,
binahong terpisah dari pelarutnya. Ekstrak pinset dan media agar yang sudah dibuat
daun binahong yang sudah terpisah dari sesuai dengan petunjuk komposisi yang
pelarutnya kemudian disimpan dalam terdapat pada label wadah kemasan. Alat
oven 40oC selama 24 jam hingga dan bahan dapat disterilisasi dengan
pelarutnya menguap sempurna. Dihitung teknik sterilisasi basah menggunakan
hasil rendemen autoklaf dengan tekanan 1 atm selama 15
menit dan suhu 121oC atau dengan
sterilisasi kering menggunakan oven
dengan suhu 180oC selama 1 jam

3
KONVERSI Vol. 7 No. 1 April 2018 ISSN 2252-7311

Pembuatan Media Nutrien Agar mempunyai viskositas antara 40.000-


Larutan media Nutrien Agar (NA) dibuat 60.000 (cP) digunakan sebagai bahan
dengan ditimbang 20 gram serbuk media pengental yang baik, viskositasnya tinggi,
kemudian dilarutkan dengan 800 mL air. menghasilkan gel yang bening (Rowe et
Larutan media agar disimpan di wadah al., 2006). Suhu diturunkan hingga
tertutup untuk selanjutnya disterilisasi. menjadi 30oC. Kemudian ditambahkan
trietanolamin (TEA). Diaduk hingga
Pembuatan Media Agar Miring menjadi gel bening. Ditambahkan
Agar miring dibuat untuk melakukan campuran gliserol, propilen glikol, metil
inokulasi. Agar miring dibuat dengan paraben, dan ekstrak daun binahong 5 %
menuang media agar NA yang sudah
steril ke dalam tabung reaksi yang sudah Analisa produk gel hand sanitizer
steril kemudian tabung reaksi disimpan Organoleptis
pada kemiringan 50o, didiamkan hingga Uji organoleptis dilakukan secara visual
beku. Media agar miring dibuat secara terhadap sediaan gel, meliputi warna,
aseptik. bau, bentuk, dan tekstur gel.

Inokulasi Bakteri Eschericia coli Diameter daya sebar


Inokulasi bakteri dilakukan pada media Gel 0,5 gram diletakkan di tengah cawan
agar miring dalam tabung reaksi. Area petri yang telah ditempeli dengan kertas
kerja dibersihkan dengan alkohol 70%, millimeter blok. Penyebaran gel diukur
bunsen dinyalakan, ose dibakar hingga dengan diameter gel yang menyebar dari
pijar, didinginkan sejenak. Ose dioles dua sisi setelah dibiarkan selama 1 menit.
pada biakan bakteri Eschericia coli (E. Pengukuran diameter gel dimulai tanpa
coli) lalu dioleskan pada media agar beban, kemudian ditambahkan beban 10
miring dalam tabung reaksi, diinkubasi gram sampai diperoleh daya sebar
selama 12-24 jam. Inokulasi bakteri yang konstan dan dicatat diameter
dilakukan secara aseptik. penyebaran gel setelah 1 menit, dilakukan
3x replikasi dengan cara kerja yang sama.
Uji Kemampuan Hambat Antibakteri
Disiapkan cawan petri yang telah Viskositas
disterilisasi lalu dituangkan media NA ke Alat yang digunakan untuk mengukur
masing masing cawan petri sebanyak 15 viskositas adalah viskosimeter.
mL, diratakan dan dibiarkan sampai Pengujian viskosit as bertujuan
mengeras. Setelah mengeras dipipet untuk menentukan nilai kekentalan
masing-masing 4 mL biakan bakteri E. coli suatu zat. Semakin tinggi nilai
dimasukkan kedalam cawan petri viskosit asnya maka semakin tinggi
berbeda-beda, dibiarkan kembali sampai tinggi tingkat kekentalan zat
mengeras. Kertas cakram yg sudah tersebut (Supomo dkk, 2014).
direndam ditempelkan diatas media agar Pengukuran viskositas dilakukan
bagian tengah, 1 cawan petri untuk 4 sebanyak 3 kali reflikasi dengan cara
kertas cakram. Cawan petri diinkubasi kerja yang sama.
pada suhu 30-35°C selama 12-24 jam.
Pertumbuhan bakteri pada media agar pH
diamati lalu diukur diameter kemampuan Sampel ditimbang sebanyak 1 gram.
hambat di area cakram dengan Sebanyak 10 mL akuades pH 7
menggunakan jangka sorong. ditambahkan, lalu dilakukan
pengadukan. Setelah homogen
Pembuatan gel hand sanitizer dilakukan pengukuran pH dengan cara
Aquades dipanaskan hingga suhu 80oC. memasukan pH meter yang telah
Ditambahkan carbopol 1 %. Carbopol dikalibrasi, didiamkan beberapa saat
bersifat stabil, higroskopik, penambahan sehingga didapat pH yang tetap, dilakukan
temperatur berlebih dapat mengakibatkan 3x replikasi dengan cara kerja yang sama.
kekentalan menurun sehingga
mengurangi stabilitas. Carbopol 940

4
Pengaruh Waktu Ekstraksi Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) Terhadap Kemampuan
Daya Hambat Bakteri Escherichia Coli Untuk Pembuatan Gel Antiseptik Hand Sanitizer
(Susanty, Sri Anastasia Yudhistirani)

Homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dilakukan
dengan cara, sediaan dioleskan pada dua ekstraksi secara lengkap dapat dilihat
keping kaca, sediaan harus menunjukkan pada Tabel 1. berikut ini :
susunan yang homogen dan tidak
terlihat adanya butiran kasar. Dilakukan
3x replikasi dengan cara kerja yang sama.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Perhitungan Hasil Rendemen


Ekstraksi Daun Binahong
Ekstraksi daun binahong pada suhu 70oC
menggunakan metode sokletasi dilakukan
terhadap lima variasi waktu yakni selama
0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 jam. Data hasil

Tabel 1. Nilai rendemen hasil ekstraksi daun binahong

Waktu Massa Massa Hasil Ekstraksi Rendemen Bobot Nilai


No. Ekstraksi Sampel (gram) (%) Rendemen (%)
(jam) (gram) Ekstrak

1. 0,5 50 1,64 1,59 7,95


0,82
gram

2. 1 50 3,72 1,48 7,40


1,86
gram

3. 1,5 50 5,56 1,63 8,15


2,78
gram

4. 2 50 6,87 13,74

5. 2,5 50 6,99 13,98

Massa rendemen semakin meningkat Hasil Uji Kualitatif Fitokimia


dengan lamanya waktu ekstraksi. Hal ini Tujuan uji kualitatif fitokimia adalah untuk
dikarenakan semakin lama waktu mengetahui jenis senyawa aktif yang
ekstraksi maka kandungan senyawa aktif diharapkan dapat berperan sebagai zat
daun binahong yang terlarut dalam pelarut antibakteri dalam ekstrak daun binahong.
etanol 70 % akan semakin banyak. Trend Analisis kandungan senyawa aktif dalam
peningkatan hasil rendemen ekstrak daun ekstrak daun binahong dilakukan dengan
binahong berdasarkan lima variabel waktu pereaksi warna. Hasil uji pereaksi warna
dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini : menunjukkan bahwa ekstrak daun
20 binahong mengandung senyawa aktif
Rendemmen (%)

15 saponin, flavanoid, terpenoid, alkaloid dan


10 tanin. Hasil uji kualitatif fitokimia secara
5
y = 3.47x - 2.682
lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.
0 R² = 0.9049
0.5 1 1.5 2 2.5

Waktu Ekstraksi (jam)

Gambar 1. Grafik waktu ekstraksi daun


binahong terhadap hasil rendemen

5
KONVERSI Vol. 7 No. 1 April 2018 ISSN 2252-7311

Tabel 2. Hasil uji kualitatif fitokimia dengan pereaksi warna


Bobot Serbuk tongkol Bobot Nilai
Parameter Pengamatan Hasil Rendemen (%)
jagung Ekstrak
Saponin Terbentuk busa yang stabil Positif 20 gram 2,54 12,70
gram
Flavanoid Terbentuk merah kecoklatan Positif 20 gram 2,75 13,75
gram
Terbentuk endapan warna 20 gram 2,61 13,05
Alkaloid Positif
coklat gram

Terpenoid Terbentuk warna hijau Positif


Terbentuk warna hijau
Tanin Positif
kehitaman

Hasil Uji Kemampuan Hambat Bakteri


Hasil pengujian kemampuan hambat terhadap konsentrasi ekstrak 5%. Kontrol
pertumbuhan bakteri E. coli oleh ekstrak positif dilakukan terhadap etanol 70% dan
daun binahong ditunjukkan pada waktu kontrol negatif dilakukan terhadap
ekstraksi 2 dan 2,5 jam. Uji ini dilakukan aquades steril. Zona hambat pertumbuhan
bakteri E. coli dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Zona hambat pertumbuhan bakteri E. Coli

Waktu Konsentrasi Ekstrak Diameter Kemampuan Bobot Serbuk Bobot Nilai


No. Ekstraksi Daun Binahong (%) Hambat pertumbuhan Rendemen (%)
(jam) tongkol jagung Ekstrak
Bakteri E.coli (mm)
Dilakukan
pada suhu
o
70 C
1. 0,5 5 - 20 gram 2,54 12,70
gram
2. 1 5 - 20 gram 2,75 13,75
gram
3. 1,5 5 - 20 gram 2,61 13,05
gram
4. 2 5 14,5

5. 2,5 5 18,5

Hasil Uji produk gel hand sanitizer Tabel 4. Hasil Uji Produk Hand Sanitizer
Berdasarkan hasil pemeriksaan uji
kemampuan hambat terhadap bakteri E. Uji Produk Produk
Standar
coli maka ekstrak daun binahong pada No. Hand
sanitizer
sampel 5 yang digunakan sebagai zat
aktif pada pembuatan gel antiseptik hand 1. 2000-50.000 mPs
Viskositas 2080 mPs (SNI 16-4399-
sanitizer. Hal ini disebabkan hanya 1996)
sampel 5 yang menunjukkan kemampuan
2. Homogenit homogen Homogen
hambat yang paling besar. Uji produk as (SNI 2588:2017)
dilakukan dengan cara membandingkan 3. pH 6,23 4,5-8,0
produk yang telah dibuat dengan standar (SNI 2588:2017)
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Daya
4. 5,5 cm 5-7 cm
Hasil uji produk yang didapatkan tertera sebar (Garg et.al., 2002)
pada Tabel 4 berikut ini :

6
Pengaruh Waktu Ekstraksi Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) Terhadap Kemampuan
Daya Hambat Bakteri Escherichia Coli Untuk Pembuatan Gel Antiseptik Hand Sanitizer
(Susanty, Sri Anastasia Yudhistirani)

Uji organoleptik produk hand sanitizer secara lengkap dapat dilihat pada Tabel
dilakukan terhadap 20 orang 5 berikut ini :
koresponden. Hasil uji organoleptik
Tabel 5. Hasil Uji Organoleptik

Uji Hasil uji Bobot Serbuk Bobot Nilai


Keterangan Rendemen (%)
No. Organoleptik kesukaan
koresponden tongkol jagung Ekstrak

1. Warna Hijau muda 50 % 20 gram 2,54 gram 12,70


bening
2. Bau Tidak berbau 30 % 20 gram 2,75 gram 13,75

3. Bentuk Gel 85 % 20 gram 2,61 gram 13,05

4. Tekstur Lembut 90 %

Pembahasan hijau kehitaman. Senyawa tanin berfungsi


Uji kualitatif fitokimia bertujuan untuk untuk melapisi lapisan mukosa pada
membuktikan ada atau tidaknya senyawa organ agar terhindar dari infeksi bakteri.
kimia tertentu dalam tumbuhan untuk Penambahan ekstrak dengan FeCl3 1 %
dapat dikaitkan dengan aktivitas dalam air akan menghasilkan warna hijau,
biologinya. Pada penelitian ini didapatkan merah, ungu atau hitam yang kuat.
hasil fitokimia yang terkandung dalam Terbentuknya warna hijau kehitaman
ekstrak daun binahong berupa saponin, pada ekstrak setelah di tambahkan FeCl3
flavanoid, terpenoid dan alkaloid. 1% karena tanin akan bereaksi dengan
ion Fe3+ membentuk senyawa kompleks.
Ekstrak yang ditambahkan aquades Senyawa tanin mengandung gugus OH-
dikocok selama 15 menit sehingga dalam posisi orto pada cincin aromatik,
terbentuk busa setinggi 1 cm dan stabil sehingga tanin mampu membentuk khelat
selama 15 menit menunjukkan adanya dengan besi dan kation logam lainnya.
senyawa saponin. Senyawa aktif pada Thanat besi dapat dibentuk dengan baik
saponin berkemampuan membentuk busa karena tanin terhidrolisa. Ketika ion Fe3+
jika dikocok dengan air dan menghasilkan bereaksi dengan OH- di posisi orto akan
rasa pahit yang dapat menurunkan membentuk komplek thanat besi berwana
tegangan permukaan (Mulyana, 2002). hijau kehitaman (Wahyuni, 2014).
Terbentuknya busa disebabkan adanya Aktivitas tanin sebagai antibakteri karena
glikosida yang mempunyai kemampuan memiliki kemampuan membentuk
membentuk buih dalam air yang senyawa kompleks dengan protein
terhidrolisis menjadi glukosa. Senyawa melalui ikatan hidrogen, jika terbentuk
glikosida steroida yang merupakan ikatan hidrogen antara tanin dengan
senyawa aktif permukaan dan bersifat protein maka protein akan terdenaturasi
seperti sabun serta dapat dideteksi sehingga metabolisme bakteri menjadi
berdasarkan kemampuannya membentuk terganggu (Martin, 1993).
busa dan menghemolisa sel darah merah.
Pola glikosida saponin kadang-kadang Penambahan serbuk Mg dan HCl
rumit, banyak saponin yang mempunyai menunjukkan adanya senyawa flavanoid
satuan gula sampai lima dan komponen dengan hasil positif berwana merah
ang umum ialah asam glukuronat kecoklatan. Warna merah kecoklatan yang
(Harborne, 1996). terbentuk disebabkan karena terjadinya
reduksi senyawa flavonoid oleh Mg dan
Senyawa tanin dapat dideteksi dengan HCl pekat. Magnesium dan asam klorida
penambahan larutan FeCl3 . Hasil positif bereaksi membentuk gelembung-
ditunjukkan dengan terbentuknya warna gelembung yang menghasilkan gas H2,

7
KONVERSI Vol. 7 No. 1 April 2018 ISSN 2252-7311

sedangkan logam Mg dan HCl pekat pada 1992 bahwa nilai pH yang diperbolehkan
uji ini berfungsi untuk mereduksi inti untuk produk pencuci tangan berkisar
benzopiron yang terdapat pada struktur antara 4,5 hingga 8,0. Homogenitas
flavonoid sehingga terbentuk perubahan produk dapat dilihat dari tidak adanya
warna menjadi merah atau jingga. Jika bahan yang masih menggumpal sesuai
dalam suatu ekstrak terdapat senyawa dengan SNI 16-4399-1996. Daya sebar
flavonoid akan terbentuk garam flavilium produk hasil penelitian sebesar 5,5 cm.
saat penambahan Mg dan HCl yang Hasil daya sebar ini memenuhi syarat
berwarna merah atau jingga. yang tertera pada literatur yang
menyatakan bahwa daya sebar gel yang
Hasil uji ekstrak dengan penambahan HCl baik berkisar antara 5-7 cm (Garg et al.,
dan pereaksi Wagner menunjukkan hasil 2002) dan viskositas hasil penelitian
positif adanya senyawa alkaloid dengan sebesar 2080 mPs. Hasil ini memenuhi
terbentuknya endapan warna coklat. standar SNI 16-4399-1996 bahwa nilai
Diperkirakan endapan tersebut adalah viskositas yang baik untuk kelembaban
kalium-alkaloid. Pada pembuatan reaksi kulit berkisar antara 2000-50.000 mPs.
wagner, iodin bereaksi dengan ion I- dari
kalium Iodide menghasilkan ion I3- yang KESIMPULAN DAN SARAN
berwarna coklat. Pada uji wagner ion
logam K+ akan membentuk ikatan kovalen Kesimpulan
koordinat dengan nitrogen pada alkaloid Semakin lama waktu ekstraksi maka hasil
membentuk kompleks kalium-alkaloid rendemen yang diperoleh semakin besar,
yang mengendap. yakni sebesar 1,64 %; 3,72 %; 5,56 %;
13,74 %; dan 13,98 %. Kemampuan
Sedangkan hasil positif uji senyawa hambat ekstrak daun binahong 5 %
terpenoid dengan penambahan eter dan terhadap pertumbuhan E. coli terlihat pada
pereaksi Liebermann-Burchard ditandai ekstraksi 2 dan 2,5 jam yakni sebesar
dengan terbentuknya warna hijau. 14,5 dan 18,5 mm. Waktu minimum
Terbentuknya warna hijau karena oksidasi ekstraksi daun binahong yang
pada golongan senyawa terpenoid/steroid menunjukkan kemampuan hambat bakteri
melalui pembentukan ikatan rangkap E. coli adalah 2 jam. Produk hand
terkonjugasi dan adanya pelepasan H2O sanitizer yang dihasilkan telah memenuhi
serta dan penggabungan karbokation. standar nasional.

Hasil pengujian ekstrak daun binahong 5 Saran


% dengan berbagai lamanya waktu Pada penelitian selanjutnya sebaiknya
ekstraksi tidak menunjukkan kemampuan dilakukan uji stabilitas untuk mengetahui
daya hambat untuk sampel 1, 2, dan 3, umur produk atau ketahanan dari gel
sedangkan sampel 4 dan 5 menunjukkan antiseptik hand sanitizer dari ekstrak daun
diameter kemampuan hambat bakteri binahong serta analisis kuantitatif yang
sebesar 14,5 mm dan 18,5 mm. Hal ini spesifik terhadap senyawa fitokimia yang
dikarenakan senyawa antibiotik pada daun terdapat pada ekstrak daun binahong
binahong belum terekstrak sebelum 2 jam. yang memberikan sifat antibakteri pada
ekstrak tersebut.
Uji organoleptik dilakukan secara visual
dan dilihat secara langsung bentuk, UCAPAN TERIMAKASIH
warna, bau, dari gel yang di buat . Gel
biasanya jernih dengan konsentrasi Terimakasih kepada institusi PAKARTI
setengah padat (Ansel,1989). Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Jakarta atas pendanaan
Analisa uji produk terdiri dari penetapan penelitian ini.
nilai pH, homogenitas, daya sebar dan
viskositas. Hasil penelitian menunjukan
nilai pH yang didapatkan adalah 6,23 hal
ini sesuai dengan syarat SNI 06-2588-

8
Pengaruh Waktu Ekstraksi Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) Terhadap Kemampuan
Daya Hambat Bakteri Escherichia Coli Untuk Pembuatan Gel Antiseptik Hand Sanitizer
(Susanty, Sri Anastasia Yudhistirani)

DAFTAR PUSTAKA SNI 2588:2017. Sabun Cair Pembersih


Tangan. Badan Standardisasi
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Nasional. ICS 71.100.70
Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh
Farida Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Sunardi, dan Ruhyanuddin, F., 2017,.
Edisi keempat, 255-271, 607-608, Perilaku Mencuci Tangan Berdampak
700, Jakarta, UI Press. Pada Insiden Diare Pada Anak Usia
Sekolah Di Kabupaten Malang,
Garg, A., D., Aggarwal, S., Garg, and A. Ejournal Universitas Muhammadiyah
K.Sigla, 2002, Spreading of Semisolid Malang Vol.8 No. 1 E-ISSN : 2443-
Formulation: An Update. 0900
Pharmaceutical Tecnology.
September: 84-102. Supomo, dkk., 2014, Formulasi Gel Hand
Harborne, J.B., 1996, Metode Fitokimia Sanitizer dari Kitosan dengan Basis
Penuntun Cara Modern Menganalisis Natrium Karboksimetil Selulosa,
Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Prosiding Seminar Nasional Kimia,
Kosasasih Padmawinata dan Imam HKI-Kaltim. ISBN:978-602-19421-0-9
Sudiro, Edisi II. Hal:4-7 : 69-76.
Institut Teknologi Bandung Wahyuni, T., dan Abdullah, S., 2014,
Pemanfaatan Tanin Ekstrak Daun Biji
Hendrawati, T. Y., 2015. Aloe Vera Jambu Terhadap Laju Korosi Besi
Powder Properties Produced From dalam Larutan NaCl 3 % (w/v), Jurnal
Aloe Chinensis Baker, Pontianak, Konversi, ISSN: 2252-7311, e-ISSN:
Indonesia, Journal of Engineering 2549-6840, Vol. 3, No. 1, Hal. 45-51
Science and Technology Special
Issue on SOMCHE 2014 & RSCE
2014 Conference, January (2015) :
47-59. School of Engineering, Taylor’s
University.

Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia, 2011, Situasi Diare di
Indonesia, Buletin Jendela Data dan
Informasi Kesehatan, ISSN 2088-
270X

Martin, A., Swarbick, J., dan A.


Cammarata, 1993, Farmasi Fisik 2,
Edisi III, Jakarta: UI Press. Pp. 940-
1010, 1162, 1163,1170.
Mulyana, D., 2002, Metodologi Penelitian
Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung
Rowe, R.C., Sheskey, P.J. and Quinn M.,
E., 2009, Handbook of
Pharmaceutical Excipients. Lexi-
Comp: American Pharmaceutical
Association, Inc. Page 418, 685.

SNI 16-4399-1996. Syarat Mutu


Pelembab Kulit. Dewan Standardisasi
Nasional. ICS

9
KONVERSI Vol. 7 No. 1 April 2018 ISSN 2252-7311

10

Вам также может понравиться