Вы находитесь на странице: 1из 7

IDUL ADHA SEBAGAI KACA BENGGALA

PENINGKATAN KWALITAS IMAN DAN TAQWA


Oleh : Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama D.I.Yogyakarta

َ َ‫بر‬
َ‫للاهَاَكَ ه‬
َ َ‫للهَاَكَبَ هَرَو‬
َ َ‫َا‬,‫للهَاَكَبَ هَر‬
َ َ‫َا‬,‫للهَاَكَبَ هَر‬
َ َ‫َا‬,‫للهَاَكَبَ هَر‬
َ َ‫َا‬,‫للهَاَكَبَ هَر‬
َ َ‫ََا‬,‫للهَاَكَبَ هَر‬
َ َ‫َا‬,َ‫للهَاَكَبَ هَر‬
َ َ‫َا‬,‫للهَاَكَبَ هَر‬
َ َ‫ا‬
َ َ,‫َ ههو َللاه َاكب هر‬,‫ََل َاِله َاَِلَّللاه‬,‫ـًل‬
َِ‫للاه َاكب هر َولل‬ ً ‫صي‬
ِ ‫سبـحان َللاِ َبهكـرة ًَوا‬
‫لله َاَكَبَ هَر َكبِي ًراَوالحمد ِهَلِلِ َكثي ًراَو ه‬
َ َ‫ا‬
َِ‫َوا ه ِقيمت َِلِل‬,ٍّ‫َمن َ هك ِّل َف ّج‬
ِ ‫ََوقصد َالحرام‬,‫ََولبىَ همحر هم َوعج‬,‫لله َاَكَبَ هَر َماَتح َّرك َ همتح ِ ّركه َوارتج‬ َ َ‫َا‬,‫الحمـده‬
َّ ‫فِىَه ِذه‬
َ ,ِ‫َِاَلي ِامَمنا ِسكه َالح ّج‬
ِ ‫َواشـ هك هرههَعلىَاِدراِكَذِىَا‬,‫َاحمدهههَحمدًَمنَعرفهه‬,‫للهَاَكَبَ هَر‬
ََ‫َاَشَـهَـد‬,‫لح َّجـ ِةَويو ِمَبرك ِة‬ َ َ‫َا‬,‫للهَاَكَبَ هَر‬
َ َ‫َا‬,‫للهَاَكَبَ هَر‬
َ َ‫ا‬
َ‫َاللــهـ ام‬,‫الرأفة‬
‫نَسيّـدناَمَحَـ اَمدَاَعبدهَورسـولهَبالرحمـةَو ا‬ َ‫لاَللاََوَحَـدَهََلََشـرَيَكََلَهََوَاشَـهَـدََاَ ا‬ َ َ‫انََلَاَلَهََا‬
َ‫صـلّى َوسَ َـلّمَ َوبارك َعَلىَ َسيّـدنا َومولنا َمَحَ اَمداَ َوَعَليَ َاَلَهَ َوَاصحا َبَهَ َومن َتبع َدين َمَحَ اَمدَ َوسـلّم‬
َ‫َاتّقواَللا َح اق َتقاته َول َتموت ان‬,‫َاوصيكم َونفسىَبتـقوىَللا‬,‫َفياَايُّهاَالمسـلمون َالكرام‬,‫تسليمـاَكثيرا‬
َ‫ َوموسم‬,‫ان َهذا َاليوم َيوم َعيد َالمَؤمنين‬ ‫ َو ا‬,‫شهـر َشه ٌر َعظي ٌم‬ ‫ َواعلموا َا ّن َهذ َال ا‬,‫الا َوانتم َمسـلمون‬
,‫الح ّجَالمسـلمينَوغـفـرانََالذُّنوبَلمنَح ُّجَواعتمـر‬
ََ‫لا َسَدَيَ اَداَيَصَلَحَ َلَكَمَ َأَعَمَالَكَمَ َوَيَغَـفَـرَ َلَكَمَ َذَنَوَبَكَمَ َوَمَنَ َيَطَعَ َللا‬
َ َ‫يَاَأَيَهَاَالَذَيَنَ َآمَنَواَاتَقَوَاَللاَ َوَقَوَلَوَاَقَو‬
‫وَرَسَولَهََفَقَدََفَازََفَوَ اَزاَعَظَيَ اَما‬
Maasyiral Muslimin Rahima Kumullah
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena untuk kesekian
kalinya, Allah menganurahi kita nikmat dapat merayakan Hari Raya Idul Adha, terasa
cepat waktu berlalu, zaman bertukar, masih segar dalam ingatan kita, ketika pada tanggal
10 Dzul Hijjah 1434 yang lalu, kita merayakannya, pada hari ini tepat setahun, 10 Dzul
Hijjah 1435 kita kembali merayakanya.
Kita di sini dan seluruh umat Islam dari setiap sudut dunia, yang laki-laki, yang
wanita, yang tua, yang muda bahkan anak-anak, yang sedang tidak melaksanakan ibadah
haji bersma-sama menyambut dan merayakan Idul adha dengan berbondong-bondong
pergi ke tanah lapang dan atau masjid untuk melaksanakan shalat Ied dengan tanpa henti
mengumandangkan takbir, tahlil, tahmid serta puja puji kepada Allah Yang maha Agung
‫َللاَاكبرَوللَالحمـد‬,‫َهوَللاَاكبر‬,‫ََلَالهَاَلَّللا‬,‫للاَاكبرَللاَاكبرَللاَاكبر‬
Allah Maha Besar, Allah Maha Agung, tiada tuhan yang hak di sembah selain Allah,
Allah Maha Besar, Allah maha Agung dan hanya bagiNyalah segala puji
Betapa indah pujian itu, terasa nikmat di kalbu, terdengar merdu di telinga, menggugah
kalbu membangkitkan rasa rindu, kepada Allah ingin bertemu.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia
Saat ini bangsa Indonesia khususnya umat Islam sedang di terpa prahara yang
sangat dasyat, problem umat Islam seperti rapuhnya lembaga perkawinan, kemiskinan,
dekadensi moral belum terselesaikan, kini berkembang propaganda bahwa Islam identik
dengan kekerasan, bertentangan dengan HAM, pondok pesantren adalah sarang teroris dan
lain-lain nada miring tentang Islam. Hal ini berkaitan dengan berbagai tindakan kekerasan
yang di lakukan oleh saudara kita yang kebetulan beragma Islam atau yang
mengatasnamakan Islam, isu paling ahir adalah kemunculan ISIS yang sekarang berubah
menjadi IS (Islamic State) sebagai ideologi trans nasional yang telah merobek-robek
dotrin Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin. Yang perlu di perhatian dari fenomena Islamic
State adalah cara-cara propaganda dari kelompok Islam garis keras, untuk menarik simpati
umat Islam dan kemudian melakukan doktrinasi kepada simpatisannya, di mana kemudian
mereka menjadi muslim yang sangat “militan” dalam bingkai mereka, walau demikian
kami yakin bahwa propaganda dan doktrinasi oleh kelompok-kelompok Islam garis keras
semacan IS diatas hanya akan masuk kepada orang-orang yang lemah imannya atau
ketaqwaaanya atau yang pemahaman keagamaannya masih dangkal.

Oleh karena itu pelaksanaan Idul Adha tahun ini sungguh berada pada saat yang
paling tepat, khususnya dalam upaya menghapuskan stigma buruk atas Islam tersebut dan
menghilangkan problem akut umat Islam diatas pada umumnya, mengingat Idul Adha
adalah sebagian dari syiar agama Allah, Yang harus kita raih di setiap kita mengagungkan
syiar-syiar agama Allah, tidak lain adalah tambahnya ketaqwaan kita kepada Allah,
sebagaiman diungkapkan dalam QS : Al-Haj (22) : 32

ِ َ‫اَمنََتَقَوَىَاَلَقهـَلهو‬
َ‫ب‬ َِ َ‫للاَِفََِانََّه‬ َّ ِ َ‫وَمَنَََيهع‬
َ ََ‫ظمََشَعَـائَِر‬
Artinya: Dan barang siapa menagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu
timbul dari ketaqwaan hati

Dan bagi orang-orang yang bertaqwa Allah berjanji untuk memberikan jalan keluar dari
setiap kesulitan yang menghimpitnya, simaklah firman Allah dalam QS At-Thkaq (65) : 2َ
َ ‫َّللاَيجعـلَلههَمخـرج‬
ّ ‫ق‬ ِ َّ ‫“َََومنَيت‬Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan
membukakan jalan keluar baginya”. Maka marilah kita jadikan Idul Adha tahun ini
sebagai tolok ukur untuk melihat seberapa besar dan teguh ketaqwaan kita, mengingat ada
beberapa pelajaran yang yang bisa kita ambil dari ibadah Idul Adha yang relevan dengan
situasi dan kondisi umat Islam saat ini, sebagaimana Firman-Nya dalam QS Al
Mumtahanah (60) : 4

ُ‫سنَةٌ فِى اِب َْرا ِه ْي َم َوالَّ ِذ ْينَ َم َعه‬ ْ ُ ‫قَ ْد كَانَتْ لَ ُك ْم ا‬


َ ‫س َوةٌ َح‬
Artinya: Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan
orang-orang yang bersama dengan dia

‫لِلَاَلحَمَـ َد ه‬
َِ ِ ََ‫للهَاَكَبَ هَرََو‬
َ َ‫للهَاَكَبَ هَرَا‬
َ َ‫للهَاَكَبَ هَرَا‬
َ َ‫ا‬
Jamaah Shalat Ied Rakhima Kumullah
Cerita tentang pengorbanan Nabi Ibrahim walau telah terjadi 14 abad yang lalu,
namun pelajaran atau pesan yang ingin di sampaikan tetap akan menjadi inspirasi bagi
siapapun yang ingin mendapatkan ridho Allah di manapun dan kapanpun, diantaranya :
Pertama ; Keluarga Nabi Ibrahim adalah wujud dari keluarga yang dalam bahasa kita
sekarang adalah keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah, yaitu keluarga yang diliputi
kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan lingkungannya dengan selaras dan
serasi, keluarga yang mampu mengamalkan, menghayati dan memperdalam nilai-nilai
keimananan, ketakwaan dan akhlaqul karimah. Keteladanan Nabi Ibrahim terlihat ketika
beliau berhasil menanamkan keimanan kepada putranya Ismail dan Istrinya Siti Hajar. Siti
Hajar rela dan bersedia di tinggalkan di suatu tempat yang disebut Gunung Faran (Mekah
sekarang), suatu tempat yang sangat tandus, padang pasir yang tidak ada tanda-tanda
kehidupan, kemudian Ismail dengan sangat sadar sama sekali tidak menolak untuk
menyerahkan dirinya untuk disembelih sebagai bukti ketaatan Ibrahim terhadap Allah,
padahal dasarnya hanya berpedoman kepada mimpi.
Hal itu semua tidak akan terjadi manakala pondasi keimanan tidak kokoh, Setiap
orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Berbagai cara dilakukan untuk
mewujudkan anak menjadi saleh dan pintar. Namun di zaman modern ini kiranya hal itu
sangatlah sulit, melihat pengaruh dari media yang buruk, dan lingkungan yang sudah
tergores oleh gaya hidup kebarat-baratan. Hal ini sehingga membutuhkannya peran
penting orang tua dalam mendidik anak-anaknya. itulah yang telah di lakukan oleh
Ibrahim Khalilullah, maka di ketika kita merayakan Idhul Adha, haruslah menggelora
keinginan selaku orang tua untuk mendidik anak-anak kita sedemikian rupa, karena anak
adalah investasi orang tua, tidak saja untuk kehidupan di dunia ini bahkan sampai akhir
kelak, simaklah sabda Nabi berikut

‫عوَاَلَ َهه‬ َ ‫علَمََيهنَتَـفَ هَعََِب َِهَاَوََوَلَ ٍَّدَصَاَِل‬


َ‫حٍَّيَدَ ه‬ َِ َ‫اريَ ٍَّةَاَو‬ ٍَّ َ‫َمنََثًَل‬
َِ َ‫َصدقةٍَّج‬:ََ‫ث‬ َ َّ َ‫إذَاَمَاتََإبَنَأدَمََإنَقَطَعََعَمََله َهه‬
َِ ‫إَل‬

Artinya: Apabila anak Adam (manusia) mati maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal;
bersedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang selalu mendoakan
kedua orang tuanya. (HR. Muslim)

َ‫ج ه‬
ََ‫ل َوَلَدَ َهه َخَيَ ًَر َلَ َهه َ َِمنَ َاَن‬ َ‫الر ه‬
ََّ َ َ‫َلنَ ََيهؤَ َِدب‬:‫لم‬ َ َ َ‫للاِ َصََلّى‬
َ ِ َ‫للاه َعَلَيَ َِه َوَس‬ َ َ‫ل‬َ‫سوَ ه‬
َ‫َقَالَ َرَ ه‬:َ‫ن َسَ هَمرَةَ َقَال‬
َِ َ‫عَنَ َجَاَبَِ َِرب‬
)‫اعٍَّ(رواهَالترمذ‬ َ َ‫قََبِص‬ َ‫يَنصَ َدَّ ه‬

Artinya:“Dari Jubair bin Samurah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sungguh


bahwa seseorang mendidik anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah satu sha”.
(H.R. Tirmidzi)

Kedua ; Idul Adha adalah potret puncak kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya,
Betapa Nabi Ibrahim telah mengalami ujian yang sangat berat, ketika beliau menerima
perintah untuk menyembelih putranya. Perintah tersebut telah menimbulkan gelombang
yang dasyat serta gelora perjuangan yang hebat, yakni perjuangan antara iman dan hawa
nafsu, imanya menuntut ketaatan atas perintah Allah sedang nafsunya mendesaknya untuk
menyelamatkan Ismail, anak kandung sibiran tulang, tempat kasih tumpuan sayang, yang
menjadi idaman dan telah di nantikannya hinga putih rambutnya, kenapa sekarang harus di
korbankan???
Iblis dengan segala cara berupaya agar Nabi Ibrahim tidak melaksanakan perintah
itu, Karena itu, Ibrahim lantas mengambil 7 buah batu dan melemparkannya kepada iblis.
Inilah yang dinamakan Jumrah Ula (pertama). Tidak berhasil menggoda Ibrahim, iblis
dalam wujud aslinya lantas membujuk Siti Hajar agar segera melarang Ibrahim yang
bermaksud menyembelih putranya tersayang, Namun Siti Hajar juga menolak dan
melemparinya dengan batu ke arah iblis. Lokasi ini sekarang merupakan tempat melontar
Jumrah Wustha (pertengahan). Iblis beralih menggoda Nabi Ismail As yang dianggap
masih rapuh keimanannya. Namun sebaliknya, justru dari awal Ismail memiliki pendirian
yang teguh dan meyakini bahwa perintah (penyembelihan dirinya) itu langsung dari Allah
SWT. Maka, Ismail pun mengambil batu dan melemparkannya pada iblis. Inilah yang
dimaksud dengan Jumrah Aqabah , Pada tanggal 10 Dzulhijjah hari ini, para jemaah haji
yang telah selesai wukuf di Arafah akan melontar Jumratul Aqabah di Mina.
Berkaca dari kisah Nabi Ibrahim diatas, mari kilat lihat potret ketaatan kita kepada
Allah; apa yang telah kita lakukan ketika perintah Allah datang kepada kita: apakah kita
bersegera dan berupaya sekuat tenaga untuk mengerjakannya, kalaupun sudah kita
kerjakan apakah itu demi ridho Allah atau demi yang lain??? apa yang kita lakukan ketika
adhan berkumandang?? Adakah telah kita bersihkan harta yang kita miliki dengan zakat
atau setidaknya mengeluarkan infaq,َ sedekah, adakah telah kita utamakan kepentingan
masyarakat diatas kepentingan pribadi, ketika kita menjadi pimpinan, RT, RW, Lurah,َ
Camat, Bupati/Wali Kota, Kepala Kantor/Dinas dll, sebagai suami adakah kita telah
memulyakan istri dengan memberikan hak-haknya secara penuh atau justru suami yang
senantiasa minta di penuhi haknya mengabaikan kwajibannya, sebagai seorang anak
sudahkan memberikan penghormatan yang sepadan kepada ibu/bpk yang telah
membesarkannya.
Kalau kwajiban yang kecil-kecil ini tidak mampu kita selesaikan bagaimana lagi
kita akan mampu melaksanakan perintah yang lebih besar? sementara syaitan telah
bersumpah untuk memotong jalan kita menuju keridhoan Allah. QS : Al-A’raf (7) : 16-17

َِ َ‫َث هَم َلََِتيَنََّ هَهـمَ َ َِمنَ َبَي‬,َ‫صرَاطَكَ َاَل هَمسَتََِقيَم‬


ََ‫ن َاَيَ َِديَ َِهـمَ َوَ َِمنَ َخَلََِف َِهـم‬ ََّ َ‫قَالَ َفََِبمَاَاَغَوَيَتََِنىَلَقَ َعهد‬
َ ِ َ َ‫ن َلَ هَهم‬
َِ ‫ج َد هَاَكَثَرَ هَهمََشَا َِك‬
َ‫ـريَن‬ َِ َ‫َوََلََت‬,َ‫وَعَنََاَيَمَاََِن َِهـمََوَعَنََسَمَاَِئَِل َِهـم‬
Artinya: Iblis menjawab, karena engkau telah menghukum saya tersesat, maka saya benar-
benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan engakau yang lurus, kemudin saya
akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan mereka dan kiri
mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka brsyukur.

Disinilah tantangan iman dan taqwa kita itu berada. Sahabat Sufyan bin Abdullah
atau biasa di sebut Abu Amr suatu hari pernah menghadap baginda Nabi dan bertanya
tenang tentang sikap hidup dan pendirian hidup, maka nabi menjawab:ََ
ََََ َ‫للََِث ه ََّمَاسَتَـَِقم‬
َ ‫َقهـلََأََمَنَتهَ ََِبا‬
“Katakanlah : Aku beriman kepada Allah kemudian tetaplah
dalam keimanan itu” Maka marilah kita jaga konsistensi iman kita, ketika agama
memerintahkan untuk menutup aurat, maka jangan sekali-kali kita buka aurat kita, ada
yang beralasan terpaksa karena tuntutan pekerjaan, karena mode dll, Coba dengan sekuat
tenaga kita luangkan waktu antara Magrib sd Isya’ untuk membaca dan mempelajari
kandungan al-Qur’an, mari kita tingkatkan kwalitas iman kita dengan tetap bersedekah
walau dalam kondisi sulit, bersedekah dalam keadan kita kaya atau lapang sudah
semestinya, tapi di waktu sempit, tidk kalah beratnya ketika Ibrahim menerima perintah
menyebelih Ismai’l, sebagaimana yang kita peringati hari ini. Itu semua yang nanti akan di
lihat oleh Allah sebagaimana termaktub dalam QS Al-Ankabut (28) : 1-3

ََّ َ‫ َوَلَقَدَ َفَت‬,َ‫لس َاَنَ ََيهتَرَ هَكوَا َلَنَ َيََقهوََلهوَا َاَمَنّا َوَ هَهمَ ََلَ ََيهفَـتََنهوَن‬
ََ‫ن َالَ َِذيَنَ َ َِمنَ َقَبََِل َِهم‬ َ‫سبَ َالن ه‬ َِ َ‫ َاَح‬,‫الم‬
َ‫فَلَيَعَلَمَ ّنَالَ َِذيَنََصَدََقهوَاَوَلَيَعَلَمَ ّنَالَكَا َِذَبهوَن‬
Artinya: Alif Lam Mim. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan di biarkan hanya
dengan mengatakan “kami telah Beriman” dan mereka tidak di uji. Dan sungguh, Kami
telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang
yang benar dan pasti mengetahui orng-orang yang dusta

‫َلِلَالحمـ َد ه‬
ِ ِ ‫للهَاَكَبَ هَرََو‬
َ َ‫للهَاَكَبَ هَرَا‬
َ َ‫للهَاَكَبَ هَرَا‬
َ َ‫ا‬
Ma’asyirol muslimin Rakhima Kumullah
Ketiga ; Bahwa sesungguhnya penyembelihan hewan qurban oleh shahibul qurban
memilik 2 dimensi, dimensi vertical sekaligus dimensi social, namun dimensi vertical
lebih di tekankan untuk di raih oleh shohibul qurban, sebagaimana firman Allah dalam QS
al-Haj (22) : 37
َِ َ‫حوَ هَمهَـاَوََلََ َِدمَا هَؤهَاَوَلَ َِكنََيَناَله َههَالتَـقَـو‬
َ‫ىَمنَ هَكـم‬ َ‫لَنََيَنالََللاَََله ه‬
Artinya: Daging (hewan qurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada
Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketaqwaan kamu

Ayat tersebut secara tegas menetapkan bahwa yang di lihat Allah dari ibadah qurban yang
kita lakukan adalah tambahnya nilai taqwa di hadapan Allah, dalam arti bahwa
penyembelihan hewan qurban itu harus benar-benar didasarkan atas keihlsan hati dan
niatan semata-mata mencari Ridho Allah, kalau niat ikhlas dan semata karena Allah belum
ada di hati shahibul qurban, maka kiranya perlu di tata kembali niatan berqurban sebelum
binatang qurban di sembelih, agar idak sia-sia qurban kita di sisi Allah bukan di sisi para
calon penerima daging qurban.

Hal ini berbeda dengan ibadah Zakat yang juga sama-sama memiliki dimensi
social, namun sisi keihlasan hati muzakki pada saat mengeluarkan zakat terkadang tidak di
perlukan, kenapa??? Karena titik sentral fungsi zakat adalah pemerataan kesejahteraan
kepada semua umat manusia, khususnya umat Islam, sebagaimana firman Allah dalam QS
Al-Hasyr (59) : 7 dan QS At-Taubah (9) : 103
َِ َ‫كَيَََلََيَ هَكـوَنََ َدهوَلَ َةًَبَيَنََاََلَغََـ ِني‬
َ َ‫اءَ َِمنَ هَكم‬
Artinya: Agar harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang yang kaya saja
diantara kamu
‫خدََ َِمنََاَمَوَاَِل َِهـمََصَدَقَ َةًََت هطَـ ِ َّه هَر هَهمََوتهز ِ َّكيَ َِهـمََ ِبها‬
َ‫ه‬
Artinya: Ambilat zakat dari harta mereka guna membersihkan dan mensucikan mereka

Ayat ditas jelas memerintahkan kepada ulil amri dalam hal ini pemerintah untuk
menarik/mengambil secara paksa dari orang-orang yang mampu yang enggan
mengeluarkan zakat, dalam hal penarikan paksa ini maka keihlasan muzakki tidak terlalu
penting, tapi di sisi Allah, para muzakki yang dengan terpaksa mengeluarkan zakatnya
telah terbebas dari kwajiban zakat dan dapat terbebas dari siksa Allah, sementara bagi
yang dengan kesadaran dan keihlasan hati mengeluarkan zakat, maka muzaki tersebut
mendapat 2 kali lipat kebaikan dari muzakki yang terpaksa.

‫َلِلَالحمـ َد ه‬
ِ ِ ‫للهَاَكَبَ هَرََو‬
َ َ‫للهَاَكَبَ هَرَا‬
َ َ‫للهَاَكَبَ هَرَا‬
َ َ‫ا‬
Jamaah shalat ied yang di Rahmati Allah

Berkenaan dengan dimesi social zakat dan qurban, pembagian harta zakat sudah secara
definitive di tetapkan, yakni 8 golongan/asnaf, diantaranya ; fakir, miskin, amil, mualaf,
riqab, gharim, ibnu sabil, dan sabilillah, di bagikan di luar itu tidak sah, dan muzaki haram
menerima harta zakat. Sementara pembagian daging tidak di tetapkan secara definif, dan
‫‪shahibul qurban berhak mendapatkan daging dari hewan semeblihanya, Allah‬‬
‫‪menyebutkan dalam QS Al-Haj (22) : 36‬‬

‫وَاَلَبهدَنََجَعَلَنَهَاَلَ هَكمََ َِمنََشَعَائَ َِرَللاََِلَ هَكمَََِفيَهَاَخَيَ ًَر‪َ,‬فَاذَ هَك هَروَاَاسَمََللاََِعَلَيَهَاَصَ ََّوافَ‪َ,‬فََِاذََوَجَبَتََ‬


‫جَنهوََبههَاَفَ هَكَلهوَ َِ‬
‫اَمنَهَاَوَاَطَ َِع هَموَاَاَلقَانَِعََوَاَل هَمعَتَ ََّرَ َ‬ ‫هَ‬
‫‪Artinya: Dan dari unta-unta itu kami jadikan untukmu bagian dari syiar agama Allah, kamu‬‬
‫‪banyak memperoleh kebaikan dari padanya, maka sebutlah nama allah –ketika kamu akan‬‬
‫‪menyembelihnya- dalam keadaan berdiri, dan apabila telah rebah maka makanlah sebagiannya‬‬
‫‪dan ber makanlah orang-orang yang telah mersa cukup (tidak meminta-minta) dan orang yan‬‬
‫‪meminta‬‬

‫‪Demikianlah Islam, kepada kebutuhan yang pokok untuk menopang kehidupan, maka‬‬
‫‪Islam tegas dalam distribusi zakat, sementara untuk kebutuhan pelengkap semisal‬‬
‫‪pembagian daging kurban Islam sangat elastic, di luar orang-orang yang sangat‬‬
‫‪membtuhkan, maka shohibul qurban di perbolehkan menikmati, bahkan orang-orang yang‬‬
‫‪telah berkecukupan juga boleh di berikan,‬‬

‫‪Semaoga semua ibadah kita di terima Allah‬‬

‫باركَللاَليَولكـمَفيَأياتَالـقـرأنَالعـظيم‪َ,‬ونفـعـناَبهَتَلَوتـهَفيَذَكـرَالحـكيـم‪َ,‬‬
‫وادخـلـناَوايَّاهَفيَجـنَّـةَالنـعـبم‪َ,‬وقلَربَاغـفرَوارحـمَوانتَارحـم َّ‬
‫َالراحـمـينَ َ‬

‫‪KHUTBAH II‬‬

‫للاه َأكب هر‪َ ،‬للاه َأكب هر‪َ ،‬للاه َأكب هر‪َ ،‬للاه َأكب هر‪َ ،‬للاه َأكب هر‪َ ،‬للاه َأكب هر‪َ ،‬للاه َأكب هر‪َ .‬للاه َأكب هَر َك ِبي ًراَ‬
‫صيًلً‪َ،‬لَإِ ٰله َإَِلََّللاهَوللاهَأكب هر‪َ.‬الحَمدهَِللَِالَّذِىَجعلَ‬ ‫سبحان َللاِ َبهكرة ًَوأ ِ‬ ‫والحمدهَِللِ َك ِثي ًرا‪َ،‬و ه‬
‫سبحان َمن َح َّرم َصومه هَ‬ ‫س هرو ِر َوضاعف َ ِلل همت َّ ِقين َج ِزيل َال ه هجو ِر‪َ ،‬ف ه‬ ‫العياد َبِالفراحِ َوال ُّ‬
‫سبحانهه َوتعالى َف ههو َأح ُّق َمحَ همو ٍّد َوأج ُّلَ‬ ‫َمن َالغه هرو ِر‪َ ،‬أحمدههه َ ه‬ ‫وأوجب َفِطرهه َوحذَّر َ ِفي ِه ِ‬
‫صد هور‪َ ،‬وأشهد هَ‬ ‫مش هكو ِر‪َ.‬أشهد هَأ َّن َلَ ِإ ٰلهَ ِإَلََّللاهَوحدههََلش ِريكَلههَشهادةًَيشر هح َللاهَلهاَلناَال ُّ‬
‫سولهههَالَّذِى َأقام َمنار َا ِإلسًل ِم َبعد َالدُّثهو ِر‪َ.‬اللّٰ هه َّم َص ِّل َوس ِلّمَ‬ ‫أ َّن َسيِّدناَونبِيَّناَ همح َّمدًاَعبدهههَور ه‬
‫على َس ِيّدِنا َ همح َّم ٍّد َوعلى َٰأ ِل ِه َوصح ِب ِه َصًلة ً َوسًل ًما َدائِمي ِن َ همتًل ِزمي ِن َ ِإلى َيو ِم َالبعثَِ‬
‫َهذاَيو ٌمَع ِظي ٌم‪َ.‬فأكثِ هرواَ‬ ‫اسَاتَّقهواَللاَتعالىَواعل هَمواَأ َّن َيوم هكم ٰ‬ ‫شو ِر‪َ.‬أ َّمابعد ه‪َ:‬فياَأيُّهاَالنَّ ه‬ ‫والنُّ ه‬
‫ىَالك ِري ِم‪َ.‬وقالَتعالىَفِىَ ِكتابِ ِهَالك ِري ِم؛َإِ َّنَللاَومآلئِكتههَيهصلُّوَنَعلىَ‬ ‫صًلةَِعلىَالنَّ ِب ِ ّ‬ ‫ِمنَال َّ‬
‫ٰ‬
‫ى َيآأيُّهاَالَّذِين َأمنهواَصلُّواَعلي ِه َوَس ِلّ همواَتس ِلي ًما‪َ.‬اللّٰ هه َّم َص ِّل َوس ِلّم َعلىَسيِّدِناَ همح َّم ٍّد َسيِّدَِ‬ ‫النَّبِ ِ ّ‬
‫ىَأ ِل ِه َوأصحا ِب ِه َوالتَّا ِب ِعين َوتا ِب ِعىَالتَّا ِب ِعين َوتا ِب ِعي ِهم َ ِبإِحس ٍّ‬
‫ان َ ِإلىَيوَ ٍّم َال ِدّي ِن‪َ.‬‬ ‫ال همرس ِلين َوعل ٰ‬
‫اح ِمين‪.‬‬
‫َالر ِ‬ ‫وارحمناَمع ههمَ ِبرحمَ ِتكَياأرحم َّ‬
‫ت‪ِ َ ،‬إنَّكَ‬ ‫َمن ههم َوالَموا َِ‬ ‫اء ِ‬ ‫ت َالحي ِ‬ ‫ت َوال همؤ ِم ِنين َوال همؤ ِمنا ِ‬ ‫َاللّٰ هه َّم َاغ ِفر َ ِلل همس ِل ِمين َوال همس ِلما ِ‬
‫صرَمنَنصرَال ِدّينَواخذهلَمنَخذلَال همس ِل ِمينَود ِ ّمرَ‬ ‫بَالدَّعواتِ‪َ.‬اللّٰ هه َّمَان ه‬ ‫بَ هم ِجي ه‬
‫س ِمي ٌعَق ِري ٌ‬
‫أعداءنا َأعداء َال ِدّي ِن َوأه ِل ِك َالكفرة َوال همبتدِعة َوالمش ِر ِكين‪َ ،‬وأع ِل َك ِلماتِك َ ِإلى َيو َِم َال ِدّي ِن‪َ.‬‬
‫َالظا ِل ِمين َواك ِفنا َش َّر َالحا ِسدِين‪َ .‬واك ِفنا َش َّر َمن َيهؤذِينا َوأه ِلك َمن َأرادناَ‬ ‫اللّٰ هه َّم َاك ِفنا َش َّر َّ‬
‫ان َوَلتجَعل َفِىَ‬ ‫اح ِمين‪َ .‬ربَّنا َاغ ِفر َلنا َو ِإلخوانِنا َالَّذِين َسبقهونا َ ِبا ِإليم ِ‬ ‫َالر ِ‬
‫سو ِء َياأرحم َّ‬ ‫ِبال ُّ‬
‫َر ِحي ٌم‪َ.‬‬
‫ف َّ‬‫قهلهو ِبناَ ِغًلًَّ ِللَّذِينَآمنهواَربَّناَ ِإنَّكَر هءو ٌ‬
‫لظالمينَمنَأنصارَ ربَّناَإ َّنناَسمعناَمناديااَيناديَ‬ ‫ربَّناَإنَّكََمنَتدخلَالنَّارَفقدَأخزيتهَوماَل َّ‬
‫لْليمان َأن َءامنوا بربكم َفآمنَّاَربَّناَفاغفر َلناَذنوبناَوكفر َعنَّاَسيئاتناَوتوفَّناَمع َاْلبرارَ‬
‫ربَّناَوءاتناَماَوعدتناَعلىَرسلكَولَتخزناَيومَالقيامةَ إنَّكَلَتخلفَال ِميعادَََاللَّ هه َّمَاقسِمَ‬
‫صيتِك َو ِمن َطاع ِتك َما َتهبَِلّغهنابِ ِه َجنَّتك َو ِمن َالي ِقي ِنَ‬ ‫َمن َخشيتِك َمات هحو هل َبيننا َوبين َمع ِ‬ ‫لنا ِ‬
‫ارناَوقه َّو ِتناَماَأحييتناَواجعلههَ‬ ‫ماتهه ّ ِو هن َ ِب ِه َعليناَمصا ِئب َالدُّنيا ‪.‬اللَّ هه َّم َم ِت ّعناَ ِبأسما ِعناَوأبص ِ‬
‫صيبتناَفِىَدِي ِنناوَلَتجع ِلَالدُّنياَأكبرَ‬ ‫َمنَّاَواجعلههَثأرناَعلىَمنَعاداناَوَلَتجَعلَ هم ِ‬ ‫الو ِارث ِ‬
‫ه ِ ّمناَوَلَمبلغَ ِعل ِمناَوَلَتهس ِلّطَعليناَمنََلَيرح هَمنا َ‬
‫افتَ ْح َلنَا فَ ِانَّكَ َخ ْي ُر ا ْلفَاتِ ِح ْي َن َوا ْغ ِف ْر لَنَا فَ ِانَّكَ َخ ْي ُر‬ ‫اص ِر ْي َن َو ْ‬
‫ص ْر َنا فَ ِانَّكَ َخ ْي ُر النَّ ِ‬ ‫للَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫الر ِازقِ ْي َن َوا ْه ِدنَا َونَ ِجنَا ِم َن‬‫ار ُز ْقنَا فَ ِانَّكَ َخ ْي ُر َّ‬ ‫اح ِم ْي َن َو ْ‬ ‫ار َح ْمنَا فَ ِانَّكَ َخ ْي ُر َّ‬
‫الر ِ‬ ‫ا ْلغَافِ ِر ْي َن َو ْ‬
‫ظا ِل ِم ْي َن َوا ْلكَا ِف ِر ْي َن‬ ‫ا ْلقَ ْو ِم ال َّ‬
‫اءَ‬ ‫اء َذِىَالقهربىَوينهىَع ِن َالفخش ِ‬ ‫ان َوإِيت ِ‬‫للاه َأكب هر‪ِ َ،‬عباد َللاِ‪َ،‬إِ َّن َللا َيأ هم هر َبِالَعد ِل َوا ِإلحس ِ‬
‫ظ هكم َلعلَّ هكم َتذ َّك هرون‪َ.‬فاذ هك هرواَللا َالع ِظيم َيذ هكر هكم‪َ،‬واش هك هروهه َعَلىَنِع ِم ِهَ‬ ‫وال همنك ِر َوالبغي َِي ِع ه‬
‫َمنَفض ِل ِهََيهع ِط هكمَولذِك هرَللاَِأكب هَر‪.‬‬ ‫ي ِزد هكمَواسألهوهه ِ‬

Вам также может понравиться