Вы находитесь на странице: 1из 10

Disruptive Technology: Opportunities and Challenges for Libraries and Librarians, 2018

PERAN CERDAS PUSTAKAWAN DALAM MENDUKUNG KEGIATAN


PENELITIAN DAN PUBLIKASI
Maniso Mustar1*, Purwani Istiana2
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
2
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada
ariemaniso1205@ugm.ac.id

ABSTRACT
Research and publication are two closely related activities. Based on the results of research that has
been done a lecturer and or student will present in the form of scientific papers to be published. The
number of publications produced by one college becomes one of the benchmarks of college
performance. Kemenristek DIKTI through its various programs seeks to encourage all university to
improve the quantity and quality of research conducted, and then to be published in quality journals
as well. Librarians as part of professional staff at a university can play a role in research and
publication activities. Kind of smart roles librarian in supporting research and publication activities
will be presented in this paper. Data is collected through observation of students at the Department of
Child Health, Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada and documentation of activities that
have been done. The result of descriptive analysis shows that the smart role of librarian in supporting
research activity is actively follow the research topic conducted by lecturer and or student, making
pathfinder, information literacy, and data research manager. The role of librarians in supporting
publication activities is to identify publication media, information literacy related to journal
publishing for lecturers and or students, librarians also play a role in journal publishing and or
proceedings, and improve visibility of lecturers and or student publications.

Keywords: librarian, publication, research

ABSTRAK
Penelitian dan publikasi merupakan dua kegiatan yang terkait erat. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan seorang dosen dan atau mahasiswa akan menyajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah
untuk dipublikasikan. Jumlah publikasi yang dihasilkan satu perguruan tinggi menjadi salah satu tolok
ukur kinerja perguruan tinggi. Kemenristekdikti melalui berbagai programnya berupaya mendorong
semua perguruan tinggi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian yang dilakukan, untuk
kemudian dapat dipublikasikan dalam jurnal yang berkualitas pula. Pustakawan sebagai bagian dari
staf profesional di suatu perguruan tinggi dapat berperan dalam kegiatan penelitian dan publikasi. Apa
saja peran cerdas yang dapat dilakukan oleh pustakawan dalam mendukung kegiatan penelitian dan
publikasi akan dipaparkan dalam makalah ini. Pengumpulan data melalui observasi terhadap
mahasiswa pada Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
dan dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa peran
cerdas pustakawan dalam mendukung kegiatan penelitian yaitu aktif mengikuti topik penelitian yang
dilakukan dosen dan atau mahasiswa, membuat pathfinder, literasi informasi, dan pengelola data
penelitian. Peran cerdas pustakawan dalam mendukung kegiatan publikasi adalah mengidentifikasi
media publikasi, literasi informasi terkait penerbitan jurnal bagi dosen dan atau mahasiswa,
pustakawan berperan dalam penerbitan jurnal dan atau prosiding, serta meningkatkan visibilitas
publikasi dosen dan atau mahasiswa.

Kata kunci: pustakawan, publikasi, penelitian

1. PENDAHULUAN
Jumlah publikasi penelitian di suatu universitas merupakan salah satu indikator kinerja untuk
menjadi universitas riset kelas dunia. Hasil penelitian perguruan tinggi yang telah dipublikasikan
merupakan bentuk sumbangan keilmuan perguruan tinggi bagi pengembangan ilmu dan juga aplikasi

139
Disruptive Technology: Opportunities and Challenges for Libraries and Librarians, 2018

pengetahuan kepada masyarakat. Telah menjadi program Kemenristekdikti untuk mendorong


peningkatan jumlah publikasi di perguruan tinggi. Berbagai skema hibah penelitian dan publikasi
diselenggarakan guna mendorong peningkatan tersebut. Jumlah publikasi yang dihasilkan oleh sebuah
perguruan tinggi menjadi salah satu tolok ukur dalam menilai kinerja sebuah perguruan tinggi (Istiana,
2017). Bahkan sejak tahun 2017, Kemenristikdikti telah melaunching portal SINTA (Science and
Technology Index), yang di dalamnya mencakup data publikasi yang dihasilkan institusi perguruan
tinggi di Indonesia. Hal ini berarti bahwa jumlah publikasi yang dihasilkan menjadi satu poin penting
bagi sebuah perguruan tinggi. Tidak hanya mendorong dalam peningkatan jumlah publikasi saja,
melalui dana penelitian dan insentif hibah, namun juga mendorong dalam peningkatan kualitas media,
tempat dimana hasil penelitian tersebut dipublikasikan. Ketersediaan jurnal ilmiah yang berkualitas
menjadi salah satu perhatian kemenristekdikti, agar publikasi yang dihasilkan juga semakin baik.
Publikasi yang dihasilkan merupakan hasil dari kajian atau riset yang dilakukan oleh dosen
atau mahasiswa, yang kemudian disajikan dalam sebuah karya ilmiah. Artinya untuk meningkatkan
jumlah publikasi, diperlukan pula dukungan terhadap kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen
dan mahasiswa. Dalam kasus di lingkungan lebih kecil, yakni di lingkungan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, upaya mendorong peningkatan jumlah publikasi dan pengabdian kepada
masyarakat juga cukup terasa. Sebagai bagian dari Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran
juga berkomitmen untuk meningkatkan jumlah publikasi dan kegiatan pengabdian masyarakatnya.
Upaya dilakukan dengan memfasilitasi dan memberikan insentif kepada para dosen dan mahasiswa
untuk melakukan kegiatan penelitian yang selanjutnya hasilnya dipublikasikan baik dalam jurnal
nasional maupun internasional.
Program universitas dan fakultas dalam rangka peningkatan jumlah publikasi dan pengabdian
masyarakat tentu saja tidak akan berjalan dengan baik, jika tanpa didukung oleh seluruh sivitas
akademik, tak terkecuali pustakawan. Perguruan tinggi memiliki sumberdaya manusia yang dapat
berperan lebih dalam mendukung dan meningkatkan publikasi dan pengabdian pada masyarakat.
Profesi pustakawan di lingkup perguruan tinggi merupakan salah satu SDM yang dapat diandalkan
dalam hal ini. Pustakawan mampu berperan lebih dalam upaya mendukung program fakultas dan
universitas dalam meningkatkan jumlah publikasi dan pengabdian pada masyarakat.
Makalah ini akan memaparkan secara deskriptif peran apa saja yang dapat dilakukan
pustakawan dalam peningkatan publikasi dan mendukung kegiatan pengabdian masyarakat, khususnya
di lingkup Fakultas Kedokteran UGM, khususnya pada Departemen Ilmu Kesehatan Anak.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pustakawan
Pustakawan adalah orang yang berhubungan dengan pustaka, sedangkan pustaka adalah
sinonim dari kata buku (Basuki, 2009). Pustakawan dalam definisi tersebut saat ini perannya
menjadi sangat luas. Jika berhubungan dengan pustaka, maka pemahaman saat ini terhadap
pustaka adalah berupa sumber pengetahuan dan informasi. Artinya pustakawan adalah seseorang

140
Disruptive Technology: Opportunities and Challenges for Libraries and Librarians, 2018

yang berhubungan dengan pengetahuan dan informasi. Di era perkembangan teknologi informasi
saat ini, tentunya pustaka sudah berkembang dalam berbagai format. Sumber informasi dan
pengetahuan semakin beraneka ragam, orang tidak hanya merujuk pada buku, namun juga dapat
menggunakan artikel dalam jurnal, makalah yang dipresentasikan, artikel dalam prosiding dan
sebagainya
Adapun definisi pustakawan menurut organisasi Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI),
pustakawan adalah orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam
usaha pemberian layanan atau jasa kepada masyarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh
badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diperolehnya
melalui pendidikan. Definisi ini lebih mencerminkan profesionalisme pustakawan, dimana
pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dia berdasarkan ilmu dan
keterampilan dibidang perpustakaan , dokumentasi dan informasi.
Hasil Lokakarya IPI DIY tanggal 5 Juli 1989 pustakawan adalah seseorang yang
memiliki keahlian dan keterampilan di bidang ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi
yang diperolah melalui pendidikan formal maupun nonformal dan memiliki sikap pengembangan
diri, mau menerima dan melaksanakan hal-hal baru dengan jalan memberikan pelayanan
profesional kepada masyarakat dalam rangka melaksankan UUD 1945, yaitu mencerdasakan
kehidupan bangsa Indonesia (Basuki, 2009). Undang-Undang Nomor. 43 Tahun 2007 tentang
perpustakaan menyebutkan pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan
tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan (Suwarno, 2007).
Merujuk berbagai batasan di atas, pengertian pustakawan yang lebih komprehensif dan
dapat mencakup semuanya adalah batasan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2007. Pustakawan sebagai seseorang yang memiliki kompetensi dalam bidang perpustakaan,
dokumentasi dan informasi, sehingga dituntut untuk mandiri dalam melaksanakan profesinya
dimanapun pustakawan beraktifitas, dan tidak dibatasi pada instansi tempat bekerja (Hs, 2007).
Kemandirian pustakawan memberikan keleluasaan bagi pustakawan untuk berinovasi dan
berkembang yang pada intinya untuk memberikan kualitas layanan jasa informasi yang semakin
berkualitas baik. Pustakawan profesional harus memiliki keinginan untuk terus mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.

141
Disruptive Technology: Opportunities and Challenges for Libraries and Librarians, 2018

2.2. Penelitian
Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang
dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan,
menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu
pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum,
serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Penelitian pada dunia
akademis merupakan bagian yang terintegrasi dalam keseluruhan proses pembelajaran di
perguruan tinggi. Wujud penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa bersama dosen
pembimbingnya berupa karya laporan penelitian, skripsi, tesis maupun disertasi.
Kemenristekdikti menghimbau agar hasil penelitian tidak berhenti pada dokumen laporan
penelitian atau grey literature, namun juga dapat dibaca, diketahui dan dimanfaatkan oleh lebih
banyak ilmuwan dan masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri. Upaya yang dapat
dilakukan dalam rangka diseminasi informasi ini adalah dengan mempublikasikan hasil
kajian/penelitian yang telah dilakukan. Dalam kegiatan penelitian ini dosen dan atau mahasiswa
pastinya memerlukan sumber-sumber informasi pendukung, dan perpustakaan sebagai salah satu
unit yang mendukung dalam penyediaan sumber informasi yang relevan. Pada kajian yang
dilakukan oleh Azwar (2017) menunjukkan bahwa dalam penulisan skripsi mahasiswa
menggunakan artikel sebagai bahan referensi, dengan jawaban terbanyak adalah 3-4 artikel.
Penggunaan artikel penelitian dalam penulisan skripsi, tesis dan disertasi masih perlu terus
didorong, agar lebih banyak lagi.

2.3. Publikasi
Mempublikasikan adalah membuat konten yang diperuntukkan bagi publik atau umum.
Kata publikasi berarti tindakan penerbitan, dan juga mengacu pada setiap salinan (Sutomo, 2015).
Hasil penelitian yang telah dilakukan penting untuk dapat diketahui khalayak sehingga dapat
dimanfaatkan lebih banyak lagi, baik dalam pengembangan keilmuan maupun untuk
implementasi dalam industri maupun dalam kegiatan sosial budaya.
Saat ini tersedia berbagai media publikasi (wadah) sebagai kendaraan untuk dapat
mempublikasikan hasil penelitian yang dilakukan bagi dosen dan mahasiswa. Hampir semua
bidang keilmuwan memiliki jurnal ilmiah yang dapat diakses, dimanfaatkan sebagai rujukan
maupun sebagai media untuk mempublikasikan hasil penelitian yang telah kita hasilkan.
Saat ini, publikasi ilmiah mengalami transformasi dalam pengelolaan manajemen dan
dalam proses penerbitannya. Manajemen pengelolaan penerbitan online menjadi satu keharusan
bagi pengelolaan sebuah penerbitan jurnal ilmiah. Saat ini Kemenristekdikti telah mewajibkan
semua pengelola jurnal ilmiah di Indonesia, melakukan pengelolaan penerbitan jurnal secara
online penuh. Ini menjadi syarat wajib untuk dapat dilakukan penilaian terhadap kualitas sebuah
jurnal ilmiah (Widodo, 2017).

142
Disruptive Technology: Opportunities and Challenges for Libraries and Librarians, 2018

Kecenderungan umum yang berjalan sekarang, akses terhadap jurnal ilmiah secara
elektronik disediakan secara terbuka. Hal ini berarti semakin banyak publikasi ilmiah yang dapat
diakses secara gratis melalui internet, baik yang disediakan oleh pihak penerbit jurnal, maupun
yang disediakan oleh para penulis artikel jurnal itu sendiri. Penelitian dan publikasi memiliki
keterkaitan yang sangat erat.

3. METODE
Untuk menjawab permasalahan tentang peran apa saja yang dapat dilakukan pustakawan
dalam mendukung kegiatan penelitian dan publikasi di Fakultas Kedokteran, khususnya di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, dilakukan observasi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen
dan mahasiswa di lingkungan Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Serta mengidentifikasi berbagai
peran pustakawan yang dapat dilakukan untuk memberikan berbagai solusi dan dukungan terhadap
kegiatan penelitian dan publikasi. Untuk mendukung analisis dari peran pustakawan yang telah dan
perlu dilakukan, maka penulis juga menggunakan data dokumentasi dan pustaka yang mendukung.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan Penelitian dan publikasi seolah merupakan dua hal yang melekat. Penelitian yang
telah dilakukan baik oleh dosen, mahasiswa atau peneliti, perlu segera dipublikasikan ke khalayak
yang lebih luas, baik melalui kegiatan konferensi ilmiah, maupun dipublikasikan dalam jurnal.
Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan berbagai penelitian untuk
dipublikasikan sebagai salah satu bentuk sumbangan keilmuan. Pada beberapa kesempatan Bapak
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, mendorong perguran tinggi meningkatkan jumlah
publikasi. Penelitian dan publikasi menjadi salah satu poin penting bagi perguruan tinggi, oleh karena
itu perlu didukung oleh banyak pihak terkait tak terkecuali pustakawan.

4.1. Peran Cerdas Pustakawan dalam Kegiatan Penelitian.


Kegiatan penelitian bukan merupakan kegiatan sederhana. Kegiatan ini memerlukan
keterlibatan berbagai pihak, karena kegiatan penelitian dimulai sejak dari penyusunan proposal
penelitian, sampai pada analisis data dan simpulan penelitian. Sesungguhnya kegiatan ini paralel
dengan kegiatan penulisan paper untuk di submit pada jurnal atau konferensi ilmiah. Bagaimana peran
pustakawan dalam kegiatan penelitian? Sebagaimana kita ketahui bahwa peran aktif pustakawan
dalam kegiatan penelitian dibanyak perguruan tinggi, tidak secara eksplisit jelas terlihat. Namun
sesungguhnya pustakawanlah yang harus aktif secara mandiri bersedia membantu kepada dosen dan
mahasiswa dalam penelitian mereka. Berikut ini penulis paparkan beberapa peran yang dapat
dilakukan pustakawan, berdasarkan kasus di Departmen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada. Peran tersebut antara lain:
1. Aktif Mengikuti Topik Riset yang sedang Dilaksanakan.

143
Disruptive Technology: Opportunities and Challenges for Libraries and Librarians, 2018

Sebagai pustakawan, kita dituntut aktif untuk mengikuti tema-tema penelitian yang sedang
dilakukan oleh pengguna kita, dalam hal ini oleh dosen dan mahasiswa. Ketika
pustakawan mengetahui tema atau topik penelitian yang sedang dilakukan oleh
mahasiswa/dosen, maka pustakawan dapat mengambil peran cerdas dalam membantu
mereka dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang terkait dengan topik penelitian yang
sedang dilakukan.
2. Membantu membuat Pathfinder atau daftar sumber informasi yang terkait dengan topik.
Dalam kegiatan penelitian tentu saja membutuhkan banyak sekali sumber informasi
tentang penelitian sebelumnya, yang memiliki tema yang sama atau hampir sama. Maka
pustakawan dapat menyajikan daftar artikel penelitian yang terkait dengan topik penelitian
yang dilakukan oleh dosen/mahasiswa. Artikel penelitian-artikel penelitian yang kita
berikan kepada dosen/mahasiswa sebagai bahan rujukan yang akan melengkapi dan
mendukung penelitian yang dilakukan. Dengan bantuan beberapa kata kunci, pustakawan
dapat membuat daftar buku, artikel ilmiah yang terkait dengan tema penelitian yang
dilakukan oleh beberapa dosen dan mahasiswa. Akan lebih menarik dan membantu jika
pustakawan juga dapat menyusunnya berdasarkan tahun penelitian tersebut dilakukan.
Artinya pustakawan secara tidak langsung mampu berperan dalam meningkatkan kualitas
penelitian. Dengan melakukan kegiatan ini maka pustakawan mampu memberi nilai
tambah bagi informasi yang tersebar, sehingga mudah dimanfaatkan oleh dosen dan atau
mahasiswa dalam mendukung kegiatan penelitian mereka. Hal ini disebutkan pula oleh
Hidayat (2016) bahwa salah satu peran pustakawan di era globalisasi yakni harus mampu
memberikan nilai tambah bagi suatu informasi.
3. Membimbing Mahasiswa dan Dosen melalui kegiatan Literasi Informasi
Setelah mengamati aktifitas mahasiswa dan atau dosen dalam kegiatan penelitian mereka,
maka terlihat bahwa mereka belum maksimal dalam memanfaatkan berbagai sumber
informasi yang disediakan oleh perpustakaan. Ada beberapa alasan mengapa mereka tidak
maksimal dalam memanfaatkan sumber informasi, yakni ketidaktahuan tentang sumber
informasi yang dapat diakses dan keterbatasan keterampilan dalam mengakses sumber
informasi. Berdasarkan pengamatan dilapangan, tidak sedikit mahasiswa bahkan dosen
yang belum memahami dalam pencarian artikel penelitian baik dalam jurnal nasional
maupun internasional. Peran pustakawan dalam memberikan bimbingan bagi dosen dan
mahasiswa untuk mengakses sumber informasi menjadi satu hal yang cukup penting.
Penelitian yang bersifat pribadi ataupun kelompok kecil, perlu disikapi oleh pustakawan
dengan memberikan bimbingan dalam kelompok kecil pula. Pustakawan harus memulai
membuat pendampingan dalam mengakses sumber informasi ini, dilakukan secara
personal. Berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh pustakawan di Departemen Ilmu
Kesehatan Anak, mahasiswa dan dosen merasa lebih nyaman belajar secara personal atau
dengan kelompok kecil, 2-5 orang saja.

144
Disruptive Technology: Opportunities and Challenges for Libraries and Librarians, 2018

Universitas Gadjah Mada saat ini melanggan cukup banyak jurnal internasional atau
database jurnal dibidang kedokteran. Pemanfaatannya masih perlu ditingkatkan lagi, agar
semakin banyak dosen dan mahasiswa yang menggunakannya sebagai bahan pendukung
dalam kegiatan penelitian.
4. Sebagai pengelola data penelitian. Dalam setiap penelitian, ada data mentah penelitian
yang dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk penelitian selanjutnya. Pustakawan dapat
melakukan pengelolaan terhadap data penelitian yang diperoleh peneliti di lapangan atau
di laboratorium. Tentu saja ini akan sangat bermanfaat bagi pelaksanaan penelitian-
penelitian selanjutnya. Data ini juga dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain, dengan tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan.

4.2. Peran Cerdas Pustakawan dalam Kegiatan Publikasi


Setelah kegiatan penelitian, maka hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut perlu
disebarluaskan, dibaca dan diketahui lebih banyak khalayak. Hasil penelitian diharapkan tidak berhenti
sebagai dokumen laporan penelitian tersimpan di perpustakaan, namun dipublikasi dalam berbagai
bentuk. Media publikasi dapat digunakan seperti majalah, jurnal, prosiding maupun dipresentasikan
dalam konferensi ilmiah.
Masih terbatasnya jumlah publikasi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, salah satu
sebabnya adalah hasil penelitian hanya tersimpan di perpustakaan, tidak dipublikasikan. Hasil
penelitian perlu dikemas, ditulis ulang dalam format naskah publikasi, sehingga layak untuk
diterbitkan dalam jurnal ilmiah atau media lainnya.
Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap berbagai jurnal yang dapat
digunakan sebagai tujuan publikasi menjadi salah satu alasan, mereka tidak mengirimkan naskah
publikasi mereka kepada redaksi suatu jurnal tertentu. Tidak ada dorongan kewajiban untuk publikasi
menjadi satu alasan lain sehingga tidak termotivasi untuk mempublikasikan hasil penelitian yang
mereka miliki. Hal itu berbeda dengan kondisi saat ini dimana mahasiswa memiliki kewajiban untuk
mempublikasikan hasil penelitian (skripsi, tesis, disertasi) yang telah dilakukan. Pemahaman tentang
dunia penerbitan karya ilmiah dalam sebuah jurnal belum banyak dipahami oleh mahasiswa.
Pustakawan yang dalam kesehariannya sangat erat dengan dunia pustaka, sumber rujukan,
jurnal ilmiah, dapat memberikan beberapa kontribusi dalam kegiatan publikasi yang akan dilakukan
oleh dosen dan atau mahasiswa. Pustakawan sebagai tenaga profesional mengetahui tentang dunia
penerbitan dan publikasi. Dengan demikian, akan mampu berperan dalam mendukung kegiatan
publikasi institusi, dalam hal ini institusi perguruan tinggi, dimana dia bertugas.
Dalam upaya meningkatkan jumlah publikasi dan mendukung kegiatan publikasi, maka
pustakawan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi jurnal/media yang dapat digunakan oleh dosen dan atau mahasiswa untuk
mereka dapat mengirimkan naskah hasil penelitian mereka. Pustakawan dapat menyajikan
judul-judul jurnal. Dalam kasus ini, di lingkup Departemen Ilmu Kesehatan Anak, maka kami

145
Disruptive Technology: Opportunities and Challenges for Libraries and Librarians, 2018

pustakawan menyajikan daftar judul jurnal yang memiliki fokus dan lingkup bidang kesehatan
anak, sehingga mahasiswa dan atau dosen kami memungkinkan untuk mempublikasikan
naskah hasil penelitian mereka. Jika pada tahap kegiatan penelitian pustakawan menyediakan
berbagai sumber informasi sesuai tema-tema penelitian yang sedang dilakukan, dalam tahap
ini pustakawan membuat daftar atau memberi informasi judul-judul jurnal sebagai media
publikasi. Ada beberapa jenis jurnal sebagai media publikasi, yakni jurnal nasional, jurnal
nasional terakreditasi, jurnal internasional dan jurnal internasional bereputasi. Untuk jurnal
internasional bereputasi masih terbagi lagi dalam Quartile satu sampai dengan empat.
Beberapa hal terkait jurnal belum dipahami oleh sebagian mahasiswa. Oleh karena itu literasi
informasi terkait dengan publikasi artikel dalam jurnal perlu diberikan.
2. Literasi Informasi terkait dengan penerbitan artikel dalam jurnal ilmiah
Pemahaman tentang dunia penerbitan paper dalam satu jurnal ilmiah, belum seluruhnya
dipahami oleh dosen dan atau mahasiswa. Oleh karena itu, menurut penulis perlu dilakukan
literasi informasi kepada dosen dan atau mahasiswa terhadap proses penerbitan jurnal dan
bagaimana submit jurnal secara online. Kita ketahui saat ini seluruh proses penerbitan artikel
dalam jurnal ilmiah dilakukan secara online. Beberapa mahasiswa (mungkin banyak) yang
belum memahami cara-cara atau langkah-langkah yang harus dilakukan ketika mereka akan
mengirimkan naskah kepada satu redaksi jurnal. Bagaimana cara login, bagaimana mereka
harus mengikuti gaya selingkung jurnal, memperhatikan format yang diminta oleh redaksi
jurnal yang dituju dan lain sebagainya. Dalam hal ini rambu-rambu dalam akreditasi jurnal
ilmiah nasional perlu juga dipahami, sehingga dosen dan mahasiswa dapat menyesuaikan dan
memperhatikan, agar artikel mereka dapat diterima dan dimuat dalam jurnal nasional
terakreditasi.
3. Pustakawan berperan aktif atau terlibat dalam penerbitan jurnal.
Pustakawan berperan dalam penerbitan suatu jurnal di institusi, barangkali menjadi satu
langkah “embeded librarian” untuk pustakawan. Pustakawan dengan keahliannya dalam
pengelolaan informasi, mampu berkontribusi di unit lain. Di beberapa perguruan tinggi, sudah
terlihat aktivitas ini. Pustakawan berperan serta dalam penerbitan di jurnal yang diterbitkan
oleh institusi perguruan tinggi. Disebutkan oleh Yudhanto (2017) bahwa pustakawan mampu
berperan aktif dalam peningkatan kualitas jurnal. Di Universitas Gadjah Mada ada beberapa
pustakawan yang telah terlibat aktif dalam penerbitan jurnal. Tidak hanya jurnal dibidang
perpustakaan dan informasi, namun jurnal-jurnal dibidang lain yang diterbitkan oleh institusi.
Tentu saja hal ini akan semakin memberikan citra positif pula bagi profesi pustakawan.
4. Pustakawan dapat berperan aktif dalam penerbitan Prosiding
Prosiding merupakan salah satu media yang digunakan untuk mempublikasikan hasil
penelitian yang telah dipresentasikan dalam satu konferensi/seminar ilmiah. Terkait dengan
permohonan ISBN, format prosiding dan sebagainya pustakawan mampu melakukan kegiatan
ini, sehingga mampu berperan lebih bagi publikasi perguruan tinggi.

146
Disruptive Technology: Opportunities and Challenges for Libraries and Librarians, 2018

5. Pustakawan berperan dalam meningkatkan visibilitas publikasi dosen


Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan bimbingan kepada dosen dan atau
mahasiswa untuk memiliki profil Google Scholar. Melalui profil Google Scholar ini maka
setiap dosen dan atau peneliti akan mengetahui sejauhmana dampak publikasi yang telah
mereka hasilkan melalui perolehan angka h- indeks. Berdasarkan pengamatan penulis,
tampilan profil Google Scholar memicu dosen/peneliti untuk menampilkan lebih banyak lagi
publikasi yang mereka hasilnya, yang artinya mereka akan lebih bersemangat untuk
menghasilkan publikasi yang lebih berkualitas.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya dosen dan
atau mahasiswa membutuhkan peran pustakawan secara aktif dalam kegiatan penelitian dan publikasi
yang mereka lakukan. Pustakawan memiliki kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
mendukung kedua kegiatan tersebut. Pustakawan adalah tenaga profesional yang kompeten untuk
mendukung kegiatan penelitian dan publikasi. Aktif mengikuti tema/topik riset, membuat pathfinder,
melakukan literasi informasi terkait akses sumber informasi, sebagai pengelola data penelitian
merupakan peran cerdas pustakawan dalam mendukung kegiatan penelitian. Guna mendukung
kegiatan publikasi, pustakawan melakukan identifikasi jurnal/media publikasi yang memungkinkan
digunakan sebagai media publikasi, melakukan literasi informasi terkait penerbitan artikel dalam
jurnal ilmiah, terlibat aktif dalam penerbitan jurnal dan prosiding, serta berperan dalam peningkatan
visibilitas publikasi dosen dan mahasiswa. Seluruh peran tersebut akan sangat mendukung kegiatan
penelitian dan publikasi di lingkup perguruan tinggi serta dapat diimplementasikan oleh pustakawan di
berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Muhammad & Amaliah, Rizka. 2017. Pemanfaatan Jurnal Elektronik sebagai sumber
Referensi dalam Penulisan Skripsi di Institut Pertanian Bogor. Libraria (5) 1: 87-110
Hs, Lasa. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus.
Hidayat, Aat. 2016. Rekonstruksi Peran Pustakawan di Era Globalisasi. Libraria (4) 2: 467-480.
Istiana, Purwani. 2017. Peran Luas Pustakawan dalam Mendukung Visibilitas Publikasi Institusi
Berkelanjutan. Media Pustakawan: Media Komunikasi Antar Pustakawan (24) 3: 5-12
Lutfi, M. 2013. Pemanfaatan Google Scholar untuk Karya Tulis Ilmiah. Retrieved August 19, 2017,
from http://www.kompasiana.com/musthafalutfi/pemanfaatan-google-scholar-untuk-karya-tulis-
ilmiah_55287798f17e6145518b45e6
Mashdurohatun, A. 2015. Identifikasi Fair Use/Fair Dealing Hak Cipta atas Buku dalam
Pengembangan IPTEK pada Pendidikan Tinggi di Jawa tengah. Yustisia. Vol. 4 No. 3
September – Desember 2015

147
Disruptive Technology: Opportunities and Challenges for Libraries and Librarians, 2018

Nashihuddin, W. 2016. Peningkatan Peran Pustakawan Perguruan Tinggi Melalui Program Difusi
Informasi IPTEK ke Masyarakat. Jakarta: PDII-LIPI
Sulistyo-Basuki. 2009. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Sutomo, R. 2015. Petunjuk Penelitian: Usulan Penelitian. Tesis dan Naskah Publikasi. Yogyakarta:
Program Studi Kedokteran Klinis FK UGM.
Suwarno, W. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Widodo, dkk . 2017. Panduan Indeksasi, Manajemen Referensi, dan Akreditasi Jurnal. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Yudhanto, Seno & Nashihuddin, Wahid. 2017. Upaya Pustakawan dalam Peningkatan Kualitas
Jurnal dan Mendukung Gerakan Open Acces Jurnal di Indonesia. Pustakaloka: Jurnal Kajian
Informasi dan Perpustakaan (9) 2
Undang-Undang No. 43 tahun 2007. Tentang Perpustakaan

Biodata Penulis ke-1


Maniso Mustar, lahir di Kebumen, 12 Mei 1980. Pendidikan terakhir memperoleh gelar Ahli Madya
pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UGM (2002). Saat ini bekerja sebagai Pengadministrasi Perpustakaan di Departemen Ilmu
Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada. Selain mengerjakan tugas
kepustakawanan saat ini dipercaya untuk menjadi Sekretaris Koordinator Penelitian, publikasi dan
pengabdian kepada masyarakat.

Biodata Penulis ke-2


Purwani Istiana, lahir di Yogyakarta, 23 Juni 1973. Pendidikan terakhir memperoleh gelar Master of
Art, pada Prodi Kajian Budaya dan Media, Minat Manajemen Informasi dan Perpustakaan di UGM
(2012). Saat ini sebagai Pustakawan Ahli Madya di Universitas Gadjah Mada, tepatnya di Fakultas
Geografi. Aktif sebagai narasumber pada kegiatan pelatihan yang terkait dengan Kepustakawanan dan
Informasi. Penghargaan terakhir yang diperolehnya adalah sebagai Pustakawan Berprestasi Terbaik
tahun 2017 versi Perpustakaan Nasional RI dan juga meraih predikat pustakawan terbaik ke-2 yang
diselenggarakan oleh Kemenristekdikti di tahun yang sama. Aktif melakukan publikasi dan juga
sebagai reviewer pada beberapa jurnal bidang pusdokinfo.

148

Вам также может понравиться