Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract
Sludge is the starting raw material in the process of forming wheels with
forging method. Performance wheels strongly influenced by the quality of sludge.
Sludge should have physical properties that light , soft and easy strengthened. One
material that can be used as materials for sludge are: duralumin material.
Duralumin is another name for aluminum & copper alloy (Al / Cu) with a Cu content
of about 4 %. Making sludge powder duralumin with powder metallurgical methods
can improve the quality of sludge.Making the specimen begins to weigh 100 g of
powder duralumin and enter into a mold that has been in the preheating (100 ° C).
Wait about 10-15 minutes until the mold temperature reached (450 ° C), (475 ° C) ,
(500 ° C) , and (525 ° C). Perform (hot iso- static pressing) HIPing by using a
hydraulic press machine at 50 MPa and kept constant for 30 minutes. After the
specimens were removed from the mold. The results showed the higher
temperature tends to result in a percentage sitering porosity and wear rate
decreases. This is evidenced by the percentage of porosity at a temperature of 450
° C , 475 ° C , 500 ° C , and 525 ° C is 1.193 ° C , 1:03 ° C , 0757 ° C and 0733 °
C. While the wear rate at the sintering temperature of 450 ° C , 475 ° C , 500 ° C ,
and 525 ° C is 0.00095 g / s , 0.00080 g / s , 0.00059 g / s , 0.00050 g / s. Then
from the microstructural observations with 500x magnification SEM image shown
that with increasing temperature HIPing likely to result looks smooth surface of the
test specimen
Keywords: Powder Metallurgy, Temperature HIPing, Duralumin, Sludge, Porosity,
Wear, Microstructure.
209
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 209-216 ISSN 0216-468X
ketahanan lelahnya sangat tinggi, dan dapat Variabel bebas yang digunakkan adalah
diberi perlakuan panas [3]. temperatur sintering 450°C, 470°C, 490°C,
Pada proses pembentukan paduan 510°C,dan 530°C. Variabel terikat diperoleh
dengan metode metalurgi serbuk ada distribusi kekerasan dan porositas. Variabel
beberapa faktor termodinamika yang perlu yang dijaga tetap yaitu berat serbuk duralumin
diperhatikan agar diperoleh hasil yang optimal 40 gram, beban penekanan 400 bar dan di
diantaranya temperatur dan tekanan, lakukan proses compacting dan sintering
keduanya.mengakibatkan terikatnya serbuk selama 30 menit. Hasil dari penelitian adalah
sebagai akibat adanya interlocking dan difusi semakin tinggi temperatur maka nilai distribusi
antar permukaan. Setelah dilakukan proses kekerasannya semakin tinggi dan nilai
sintering disertai proses kompaksi terhadap porositasnya semakin menurun [7].
sampel maka ikatan antar serbuk akan Pengaruh variasi suhu sintering pada
semakin kuat. Meningkatnya ikatan setelah komposit Al-Mg-Si terhadap kekuatan dengan
proses sintering ini disebabkan timbulnya teknik metalurgi serbuk. Dari hasil penelitian
liquid bridge (necking) sehingga porositas tersebut dapat disimpulkan bahwa
berkurang dan bahan menjadi lebih meningkatnya suhu sinter dapat
kompak/padat [4]. menyebabkan kekerasan menurun, dengan
Pengaruh suhu pada proses sintering nilai kekerasan tertinggi 64,20 kgf/mm2 yang
campuran nikel pada molybdenum.Dengan diperoleh pada suhu sinter 400°C. Munculnya
bertambahnya suhu sintering kekuatan dan fase Al2O3 dan MgO pada hasil XRD dapat
kekerasan molybdenum meningkat. Efek ini disebabkan oleh terjadinya oksidasi dan
lebih terlihat dengan semakin banyaknya impuritas selama sintering.Keberadaan oksida
kandungan nikel pada paduan. Peningkatan logam dan pengotor pada komposit Al- Mg-Si
suhu sintering mengakibatkan ukuran pori berakibat pada kualitas mekanik yang
semakin halus dan difusi nikel semakin menurun [8].
sempurna [5].
Membran PTFE (teflon) dapat dibuat Metalurgi Serbuk (Powder Metallurgy)
dengan sintering, hasil dari penelitian ini Powder Metallurgy merupakan suatu
menunjukkan bahwa sifat mekanik dan proses pembentukan produk berbahan dasar
morfologi dari membrane sangat tergantung serbuk logam dengan cara penekanan
pada suhu sintering yang digunakan. Pada disertai pemanasan.
temperatur sintering yang lebih tinggi
membran yang dihasilkan menunjukkan
konfigurasi ukuran pori yang lebih baik.
Peningkatan kekuatan tarik terlihat pada
membran pada suhu sintering 385 °C [6].
Berdasarkan ulasan di atas perlu
dilakukan penelitian secara eksperimen untuk Gambar 1. Langkah Dasar Powder
mengetahui sejauh mana pengaruh suhu Hot Metallurgy[5].
Iso Static Pressing terhadap porositas,
keausan, dan makrostruktur pada sludge Proses pembentukan logam
serbuk duralumin. Dari hasil penelitian menggunakan metalurgi serbuk diawali
nantinya akan diketahui suhu sinter optimal dengan mencampurkan unsur-unsur serbuk
sehingga menghasilkan sifat mekanik logam yang dipadukan, kemudian dilakukan
maksimum dari hasil pengujian porositas, uji pemadatan dengan menggunakan dies[5].
keausan dan dari pengamatan Metalurgi serbuk memiliki banyak keuntungan
makrostrukturnya. antara lain:
Dapat menghasilkan produk dengan
TINJAUAN PUSTAKA porositas yang terkendali
Penelitian Sebelumnya Dapat menghasilkan bagian yang
Pengaruh Temperatur Sintering kecil dengan toleransi yang tinggi dan
Terhadap Distribusi Kekerasan Dan Porositas permukaan yang halus.
Powder Metallurgy Pada Bushing duralumin’
210
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 209-216 ISSN 0216-468X
Sangat ekonomis karena tidak ada 3. Rolling, yaitu penekanan pada serbuk
bahan yang terbuang metal dengan memakai rolling mill.
4. Hot Iso Statis Pressing yaitu penekanan
Pembuatan Serbuk pada serbuk didalam cetakan pada
Ada beberapa cara dalam pembuatan temperature panas yang memiliki tekanan
serbuk antara lain: Decomposition, yang sama dari setiap arah.
ElectrolyticDeposition, Atomization of Liquid
Metals, Mechanical Processing of Solid Sintering
Materials. Sinter adalah suatu prosespengikatan
partikel melalui prosespemanasan dibawah
titik lebur, yangdilakukan selama proses
penekanan atausesudah penekanan.
Temperatur sinterumumnya berada pada 0.7
– 0.9 daritemperatur cair serbuk utama atau
Ts = 0.7- 0.9 Tm. Proses sinter
menyebabkanbersatunya partikel sedemikian
rupasehingga kepadatan bertambah.
Selamaproses ini terbentuklah batas-batas
Gambar 2. Proses Atomisasi [5]. butir,yang merupakan tahap rekristalisasi.
Disamping itu gas yang ada menguap.Waktu
(a) Water or gas atomization, pemanasan berbeda untuk jenis logam
(b) Centrifugal atomization, berlainan dan tidak diperoleh manfaat
(c) Rotating electrode tambahan dengan diperpanjangnya waktu
pemanasan [5].
Mixing (Pencampuran serbuk) Terdapat beberapa tahapan yang terjadi
Kualitas produk sangat dipengaruhi pada proses sinteringyaitu :
kehomogenan komponen penyusun bahan
melalui proses pencampuran atau yang juga
biasa disebut sebagai proses kalsinasi.Dua
serbuk yang berbeda unsur dicampur untuk
menghasilkan paduan, pencampuran serbuk
tersebut harus homogen untuk menghasilkan
pencampuran yang sebaik-baiknya.
Komposisi paduan tersebut dicampur dengan
perbandingan jumlah yang sama agar
didapatkan pencampuran yang terbaik [5].
211
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 209-216 ISSN 0216-468X
CuAl2 dalam logam yang menjadikan logam Persamaan 1 menjelaskan tentang true
rapuh [7]. density berdasarkan ASTM Standar B 311 –
93, 2002 [9].
Sludge
Sludge merupakan bahan baku awal
dalam proses pembuatan velg melalui proses ( ) ( )
212
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 209-216 ISSN 0216-468X
213
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 209-216 ISSN 0216-468X
terendah terdapat pada suhu HIPing optimum Hasil perhitungn persentase porositas
525 °C dengan tingkat laju keausan yaitu kemudian di plot dalam bentuk grafik seperti
0.0005 g/s disebabkan karena adanya yang terlihat pada gambar 4.
hubungan jarak difusi antar atom meningkat Dari gambar 4 secara umum terjadi
dan semakin berdekatan. Serbuk yang penurunan presentase porositas disetiap
berdifusi didalam sludgeakan membentuk kenaikan suhu sintering. Ini terjadi karena
nitride yang keras dan stabil, sehingga semakin tinggi suhu sintering maka jumlah
dengan semakin banyaknya difusi antar atom/ pori dari material uji akan semakin sedikit
ikatan atom yang terjadi akan mengakibatkan yang mengakibatkan presentasenya
peningkatan kepadatan/kekompakan serta menurun, jika dilihat dari hasil pengujian
mengakibatkan laju keausan akan semakin peresentase porositas terdapat nilai hasil
menurun. maximum dan minimunnya.
Porositas (%)
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1
450 2475 3500 4
525
Variasi Suhu Sintering (°C)
214
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 209-216 ISSN 0216-468X
porositasnya yaitu : 0.757 % ke 0.733, karena partikel didaerah neck seperti yang terlihat
tidak begitu terjadi pengecilan dimensi pori- pada Gambar 4 diatas.
pori yang mencolok. Pada suhu yang
optimum yaitu 525 °C menyebabkan Perhitungan Keausan
terjadinya penurunan peresentase porositas Laju keausan dapat diperoleh dengan
terendah disebabkan telah terbentuknya dihitung Menggunakan rumus persamaan (4)
batas butir halus (grain boundary) antar
Rata-rata
Variasi
Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 Pengujian 4 Laju
suhu
0 (g/s) (g/s) (g/s) (g/s) Keausan
( C)
(g/s)
0
450 C 0.001 0.0008 0.001 0.001 0.00095
0
475 C 0.002 0.0004 0.0004 0.0004 0.00080
0
500 C 0.0006 0.0006 0.0011 0.00006 0.00059
0
525 C 0.0005 0.0005 0.0006 0.0006 0.00050
distribusi partikel, akibat suhu sinteringakan
0.001 mengakibatkan porositas cenderung menurun
yang berimbas pada kepadatan yang
Laju Keausan (g/s)
0.0008
diperoleh sampel.
0.0006
0.0004
0.0002
0
1 2 3 4
450 475 500 525
Variasi Suhu Sintering (°C)
215
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 209-216 ISSN 0216-468X
DAFTAR FUSTAKA
[1] Shi, Zhongliang. 2001. The Oxidation of
SiC Particle and Its Interfal Characteristics
in Al-Matrix Composites. Journal of
Material Science 36. Pp. 2441 – 2449.
Kluwer Academic Publisher.
[2] Winterbottom, W, L., 2000, Semi-Solid
Forming Applications : High Volume
216