Вы находитесь на странице: 1из 6

PENGARUH PELANGGARAN LALU LINTAS TERHADAP KINERJA SIMPANG TAK

BERSINYAL KM. 5 KARIANGAU


Ana Ubudiyah1), Azizah D. Handayani2), Fadhilah Wijaya3), Rimadhany D. Putri4), Yudha B. Putra5)
1
Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil dan Perencaan, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan. 07151003@itk.ac.id
2
Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil dan Perencaan, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan. 07171015@itk.ac.id
3
Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil dan Perencaan, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan. 07171027@itk.ac.id
4
Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil dan Perencaan, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan. 07171073@itk.ac.id
5
Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil dan Perencaan, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan. 07171083@itk.ac.id

ABSTRACT
Congestion that occurs in certain hours at KM 5 unsigned intersection Karingau often occurs. This is
related to violations of markers that often occur at intersections. So, an analysis is carried out by calculating vehicles
that intersect, and violations that occur at intersections so that it will affect the analysis of intersection performance
calculations adjusted to MKJI 1997. Data collection is done by conducting surveys in the field by collecting road
characteristics data, and counting passing vehicles by using a counter and recorded every 5 minutes in three different
peak hours namely morning at 6:00 a.m. to 8:00 p.m., at 12:00 a.m. to 3:00 p.m., afternoon at 5:00 p.m. to 7:00 p.m.
Then the data is processed using the Microsoft Excel help program.
From the results of data analysis and calculations showing the performance of unsignalized three
intersections having peak morning hours at 06.50-07.50, afternoon at 12:15-13.15, and afternoon 17.00-18.00. It is
known that the violation of the intersection causes excessive use of the lane so that the width of the lane on one side
increases and the other side decreases. This causes a change in calculation on the effective width of the path. From
the results of calculations at each peak hour it was found that the degree of saturation changed after the traffic
violation, namely, at morning peak hours 2,569 to 2,440, during the afternoon peak hours 1.29 to 1,244, and at
afternoon peak hours 2,393 to 2,267. From the results of these calculations it can be seen that the violation of the
intersection arm actually reduces the degree of saturation in the intersection arm. So, it also reduces the intersection
delay and queue length at the intersection.

Keywords: Road, Infringement, 3-way junction

ABSTRAK
Kemacetan yang terjadi di jam-jam tertentu pada simpang tak bersinyal KM 5 Karingau sering terjadi. Hal
ini terkait dengan adanya pelanggaran marka yang sering terjadi pada simpang. Maka, dilakukan Analisis dengan
menghitung kendaraan yang melalui simpang, dan pelanggaran yang terjadi pada simpang sehingga akan
berpengaaruh pada analisis perhitungan kinerja simpang yang disesuaikan dengan MKJI 1997. Pengumpulan data
dilakukan dengan melakukan survey di lapangan dengan mengummpulkan data karakteristik jalan, dan menghitung
kendaraan yang lewat dengan menggunakan counter dan dicatat setiap 5 menit ditiga jam puncak yang berbeda
yaitu pagi jam 06.00-08.00, siang jam 12.00-14.00, sore jam 17.00-19.00. Kemudian data diolah dengan
menggunakan program bantuan Microsoft Excel.
Dari hasil Analisis data dan Perhitungan menunjukkan kinerja simpang tiga tak bersinyal memiliki jam
puncak pagi pada jam 06.50-07.50, siang pada jam 12.15-13.15, dan sore 17.00-18.00. Diketahui bahwa adanya
pelanggaran pada lengan simpang menyebabkan terjadinya penggunaan jalur yang berlebih sehingga lebar jalur
pada salah satu sisi bertambah dan sisi lainnya berkurang. Hal ini menyebabkan perubahan perhitungan pada lebar
efektif jalur. Dari hasil perhitungan ditiap jam puncak didapatkan hasil bahwa derajat kejenuhan berubah setelah
adanya pelanggaran lalu lintas yaitu, pada jam puncak pagi 2.569 menjadi 2.440, pada jam puncak siang 1.29
menjadi 1.244, dan pada jam puncak sore 2.393 menjadi 2.267. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui
bahwa pelanggaran pada lengan simpang justru mengurangi nilai derajat kejenuhan di lengan simpang. Sehingga,
juga mengurangi tundaan simpang serta panjang antrian pada simpang.

Kata kunci : Jalan, Pelanggaran, Simpang tiga.


1. PENDAHULUAN

Kemacetan sering terjadi di beberapa titik krusial jalan contohnya dipersimpangan jalan, atau di area
yang padat pengunjung seperti pertokoan, pasar, festival, atau pusat kegiatan lainnya. Keadaan ini dapat
dilihat pada simpang tak bersinyal KM. 5 Kariangau Balikpapan. Simpang tiga tak bersinyal ini sering kali
terjadi kemacetan di jam-jam tertentu dan menyebabkan aktivitas lalu lintas menjadi terhambat. Selain itu,
kemacetan yang terjadi mempengaruhi kenyamanan berkendara dan mengganggu pergerekan kendaraan
di sepanjang jalan di simpang tiga tersebut. Banyaknya pelanggaran lalu lintas pada simpang ini menjadi
salah satu faktor penyebab terjadinya kemacetan.
Seharusnya, di area persimpangan jalan tidak terjadi kemacetan sehingga aktivitas lalu lintas
kendaraan dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi tundaan kendaraan yang menyebabkan kapasitas
jalan tidak dapat menampung jumlah kendaraan yang ada. selain itu, area persimpangan yang tidak macet
dapat meningkatkan kenyamanan dalam berkendara dan waktu tempuh kendaraan menjadi stabil.
Sehingga, persimpangan jalan dapat berfungsi dengan optimal.
Untuk itu perlu dilakukan pendalaman dan survey pada simpang tiga KM.5 Kariangau Balikpapan,
untuk mengetahui pengaruh pelanggaran lalu lintas terhadap kemacetan yang ada di simpang tiga
kariangau tersebut. Sehingga, didapatkan solusi untuk mengatasi kemacetan yang terjadi pada simpang
tiga tersebut.
Untuk mengetahui pengaruh pelanggaran lalu lintas terhadap kemacetan yang terjadi pada simpang
tiga KM. 5 Kariangau maka dilakukan survey terhadap jumlah kendaraan yang melalui simpang tiga, dan
jam puncak terjadinya kemacetan jalan yang dibagi menjadi 3 waktu yaitu pagi, siang dan sore. Sesuai
dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aris munandar, survey dilakukan dengan
menghitung jumlah kendaraan yang melalui simpang tiga dan jumlah kendaraan yang melanggar. Selain
itu, penelitian mengenai simpang tak bersinyal sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Ari Sandhyavitri
dkk, Vrisilia Bawangun dkk, dan Novriyadi Rorong dkk yang membahas mengenai kinerja simpang tak
bersinyal di kota yang berbeda.
Setelah dilakukan Survey dan penelitian maka dari hasil yang didapatkan akan diberikan kesimpulan
mengenai kinerja simpang tak bersinyal KM 5 kariangau dan pengaruh pelanggaran lalu lintas terhadap
kemacetan yang terjadi. Sehingga, dapat diberikan solusi terhadap permasalahan yang ada seperti
penambahan rambu pengaturan lalu lintas, pelebaran jalan, dan solusi lainnya yang relevan dalam
menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada simpang 3 KM 5 Kariangau.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Simpang Tak Bersinyal
Tujuan Pengaturan Simpang adalah mengurangi maupun menghindari kemungkinan terjadinya
kecelakaan yang berasal dari berbagai kondisi titik konflik pada simpang. Sedangkan kondisi konflik
pada setiap jenis simpang berbeda (Sinuhaji, Lanico. 2012).

2.2 Teknik Pengumpulan Data


Metode penelitian terhadap pelanggaran lalu lintas atau lampu pemberi isyarat dapat dilakukan
dengan menghitung kendaraan yang lewat dan menghitung kendaraan yang melanggar pada jalan
sehingga, dapat dikalukulasikan pengaruh pelanggaran terhadap kondisi lalu lintas (Munandar, 2012).

2.3 Penelitian Terkait


Adapun beberapa penelitian serupa yang melakukan analisis mengenai kinerja simpang tak
bersinyal antara lain dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1 Penelitian Terkait
Nama Peneliti Judul Penelitian Tahun
Ari Sandhya Vitri, dkk Analisis Simpang Tak Bersinyal (Studi Kasus: Jalan Imam 2016
Munandar-Bukit Barisan, Pekanbaru, Provinsi Riau)
Novriyadi Rorong, dkk Analisa Kinerja Simpang Tak Bersinyal di Ruas Jalan S. 2015
Parman dan Jalan DI. Panjaitan
Vrisilya Bawangun, dkk Analisa Kinerja Simpang Tak Bersinyal untuk Simpang Jalan 2015
W.R.Supratman dan Jalan B.W.Lapian di Kota Manado
Dari penelitian-penelitian sebelumnya dapat diketahui kinerja simpang tak bersinyal berdasarkan
perhitungan derajat kejenuhan, tundaan simpang, panjang antrian, dan peluang antrian. Simpang
dinyatakan tidak memenuhi kapasitas apabila DS > 0.85. dan dari ketiga penelitian sebelumnya nilai
DS > 0.85.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Adapun diagram alir dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


3.1.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan mendiskusikan permasalahan yang terjadi di balikpapan
tepatnya pada persimpangan jalan simpang tak bersinyal.

3.1.2 Studi Literatur


Studi literatur Literatur yang dipakai sebagai aturan dalam menganalisis lalu lintas dan kinerja
simpang tak bersinyal adalah Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Tahun 1997 dan penelitian-
penelitian yang terkait simpang tak bersinyal.

3.1.3 Lokasi Survey


Penelitian ini dilakukan di simpang 3 (tiga) Jalan Soekarno-Hatta km.5 / Simpang Kariangau
Balikpapan yang dapat dilihat pada gambar 3.2. Lokasi ini dipilih karena merupakan lokasi yang
sangat padat dengan kendaraan pada jam-jam tertentu. Waktu survey dilakukan pada hari kerja yaitu
pada hari Kamis, 29 November 2018 dan dilakukan dalam 3 pembagian jam yaitu pada jam 06.00-
08.00, jam 12.00-14.00, dan jam 17.00-19.00.
Gambar 3.2 Lokasi Survey
Sumber: google image

Adapun titik survey pada tiap ruas jalan dapat dilihat pada gambar 3.3 sebagai berikut.

Gambar 3.3 Titik Survey


3.1.4 Pengumpulan Data
Adapun Data yang butuhkan antara lain sebagai berikut.
1. Data Geometrik jalan
2. Data primer Volume lalu lintas kendaraan jam puncak dan geometrik simpang 3 (tiga)
Jalan Soekarno-Hatta KM.5 / simpang Kariangau Balikpapan.
3. Data arah kendaraan setelah melewati simpang.
4. Data jumlah kendaraan yang melanggar marka jalan

3.1.5 Survey Kendaraan


Data yang dibutuhkan untuk menganalisa kinerja simpang tak bersinyal di simpang 3 Jalan Soekarno-
Hatta km.5 / simpang Kariangau adalah jumlah kendaraan yang melewati simpang tersebut dengan
memperhitungkan pergerakan kendaraan tersebut, pergerakan yang dimaksud adalah apakah
kendaraan tersebut berbelok ke kiri, belok kanan, atau lurus, sedangkan kendaraan yang dihitung
berupa kendaraan tak bermotor (UM), sepeda motor (MC), kendaraan ringan (LV), dan kendaraan
berat (HV).
Langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama, tentukan lokasi yang akan dipakai untuk melakukan survey. Dalam hal
ini telah ditentukan lokasi survey yaitu di simpang 3 (tiga) Jalan Soekarno-Hatta KM.5
Balikpapan / simpang Kariangau.
2. Selanjutnya, menentukan titik-titik dimana para peneliti melakukan survey. Terdapat 3
titik survey.
3. Langkah ketiga, menempatkan para peniliti di 3 titik yang telah ditentukan dan per
titiknya ada 2 peneliti. 1 peneliti menghitung data kendaraan tak bermotor (UM), sepeda
motor (MC) dan data pelanggaran, sedangkan peneliti yang lain menghitung data
kendaraan ringan (LV) dan kendaraan berat (HV).
4. Catat jumlah kendaraan yang melewati titik survey selama interval 5 menit pada lembar
survey. Setelah 5 menit, kembalikan counter ke posisi 0 (nol) dan mulai menghitung dari
awal. Waktu yang ditentukan untuk pelaksanaan survey yaitu pukul 06.00-08.00, 12.00-
14.00, dan 17.00-19.00.
5. Lakukan langkah ketiga dan empat untuk 3 titik survey. Lakukan survey sebanyak 3 sesi
dengan lama setiap sesinya yaitu 2 jam.
3.1.6 Analisis Data dan Pembahasan
Analisis dilakukan dengan melakukan penentuan jam puncak kendaraan, menghitung derajat
kejenuhan, tundaan simpang, panjang antrian dan peluang terjadinya antrian pada simpang.
Perhitungan dilakukan dengan dua tahap yaitu menggunakan lebar lajur sesuai dengan
eksisting lokasi survey dan melakukan perhitungan setelah terjadinya pelanggaran.
Perhitungan dilakukan sesuai dengan MKJI 1997.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil analisis simpang tak bersinyal dilakukan perhitungan sesuai dengan MKJI 1997. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.2 dimana perhitungan tersebut
menampilkan analisis simpang dalam keadaan normal dan dalam keadaan apabila ada kendaraan yang
melanggar.
Tabel 4.1 Tipe pendekat dan Tipe Simpang

Tabel 4.2 Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas


Dari Tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pelanggaran lalu lintas justru menurunkan derajat
kejenuhan jalan, selain itu tundaan simpang, panjang antrian dan peluang antrian juga turun nilainya.
Sehingga, dapat dibuktikan bahwa tidak selamanya pelanggaran lalu lintas menyebabkan kemacetan.
Walaupun menurunkan nilai DS jalan, kinerja simpang tiga tak bersinya KM.5 Kariangau masih
diperlukan perbaikan. Hal ini dikarenakan nilai DS pada simpang > 0.85.

5. KESIMPULAN
Dari hasil Analisis data dan Perhitungan menunjukkan kinerja simpang tiga tak bersinyal memiliki
jam puncak pagi pada jam 06.50-07.50, siang pada jam 12.15-13.15, dan sore 17.00-18.00. Dari hasil
perhitungan ditiap jam puncak didapatkan hasil bahwa derajat kejenuhan berubah setelah adanya
pelanggaran lalu lintas yaitu, pada jam puncak pagi 2.569 menjadi 2.440, pada jam puncak siang 1.29
menjadi 1.244, dan pada jam puncak sore 2.393 menjadi 2.267. Dari hasil perhitungan tersebut dapat
diketahu bahwa pelanggaran pada lengan simpang justru mengurangi nilai derajat kejenuhan di lengan
simpang. Sehingga, juga mengurangi tundaan simpang serta panjang antrian pada simpang.

DAFTAR PUSTAKA
Ari Sandhya Vitri, dkk. 2016. Analisis Simpang Tak Bersinyal (Studi Kasus: Jalan Imam Munandar-
Bukit Barisan, Pekanbaru, Provinsi Riau. Riau.
Direktorat Jenderal Bina Marga (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia ( MKJI). Bina Karya. Jakarta.
Munandar, Aris. 2012.Persepi Masyarakat Terhadap Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Sistem
Counter Down Traffic Light Dalam Menciptakan Perilaku Tertib Berkendara di Kota
Yogyakarta. Tugas akhir Program Studi S1 Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.
Novriyadi Rorong, dkk. 2015. Analisa Kinerja Simpang Tak Bersinyal di Ruas Jalan S. Parman dan Jalan
DI. Panjaitan. Sumatera Utara.
Sinuhaji, Lanico. 2012. Analisis Kinerja Simpang tak bersinyal (Studi kasus Simpang tiga Jalan
Gamping Tengah – Jalan Wates Km 5, Gamping, Sleman, Yogyakarta), Tugas akhir Program
Studi S1 Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakrta. Yogyakarta.
Vrisilya Bawangun, dkk. 2015. Analisa Kinerja Simpang Tak Bersinyal untuk Simpang Jalan
W.R.Supratman dan Jalan B.W.Lapian di Kota Manado. Manado.

Вам также может понравиться