Вы находитесь на странице: 1из 42

EKSTRAKSI

Riani Ayu Lestari, M. Eng


Ekstraksi sederhana minyak kelapa
Ekstraksi Cair-Cair
Suppose that you have a mixture of sugar in vegetable oil (it
tastes sweet!) and you want to separate the sugar from the oil.
You observe that the sugar particles are too tiny to filter and you
suspect that the sugar is partially dissolved in the vegetable oil.
How about shaking the mixture with
water
Will it separate the sugar from the oil?
Sugar is much more soluble in water
than in vegetable oil, and, as you know,
water is immiscible (=not soluble) with
oil.

Did you see the result?The water phase is


the bottom layer andthe oil phase is the
top layer, because water is denser than oil.

*You have not shaken the mixture yet, so


sugar is still in the oil phase.
By shaking the layers (phases) well, you increase the
contact area between the two phases.The sugar will
move to the phase in which it is most soluble: the
water layer

Now the water phase tastes sweet, because


the sugar is moved to the water phase upon
shaking.**You extracted sugar from the
oil with water
**In this example,water was the extraction
solvent ;the original oil-sugar mixture was
the solution to be extracted; and sugar was
the compound extracted from one phase to
another. Separating the two layers
accomplishes the separation of the sugar
from the vegetable oil
Pengertian Ekstraksi
Suatu proses pemisahan suatu zat
berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut
(immiscible) yang berbeda, misalnya air
(diluen) dan pelarut organik (solven).

Kelarutan (transfer massa) solut terjadi di 2


fase yaitu fase rafinat (solut+diluen) dan
fase ekstrak (solut+solven)
Extraction Techniques

 Separatory Funnel
 Ring & ring stand
 Stopcock (closed)
 Erlenmeyer flask

8
The funnel is shaken vigorously, while taking care to
vent any gases or vapors formed.

The shaking enhances the surface area of contact between


the phases, while the agitation enhances mass transfer from one phase to
the other by providing convection.

The shaken mixture is allowed to stand until the two phases separate into
layers (hopefully without forming an emulsion!)
Diagram Alir Unit Ekstraksi

1. Penambahan sejumlah massa solven untuk dikontakkan dengan


sampel
2. Solut akan terpisah dari sampel dan larut oleh solven membentuk
fase ekstrak
3. Pemisahan fase ekstrak dengan sampel
Care is taken to recover the extract phase, which is thought to
contain a high concentration of the solute. The extract phase may
be either the top or the bottom phase!

The extraction may be repeated by shaking the remaining


raffinate phase with more solvent two or three additional times
until most of the solute is extracted. The raffinate phase is usually
discarded at this point.

After possible additional washing or drying steps, the solute is


generally recovered by distillation of the solvent, or by
crystallization from solution followed by filtration, to yield a
concentrated solute.
Faktor yang mempengaruhi
ekstraksi
Suhu
 suhu~ diffusivitas
 menghindarkan reaksi samping

Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel semakin besar luas bidang kontak,
semakin tinggi laju transfer massanya
Solven
 Memiliki daya larut besar terhadap solut
 Dapat diregenerasi
 Memiliki koefisien distribusi solut yang tinggi
 Dapat memuat solut dalam jumlah yang besar
 Tidak/sedikitmelarutkan diluen
 Memiliki kecocokan dengan solut yang akan diekstraksi
 Viskositas rendah
 Antara solven dan diluen harus mempunyai perbedaan
densitas yang cukup besar
 Memiliki tegangan anta muka yang cukup
 Mengurangi terbentuknya fase ketiga
 Tidak korosif
 Tidak mudah terbakar
 Tidak beracun
 Tidak berbahaya bagi lingkungan
 Murah dan mudah didapat
Dasar Teori ekstraksi
 Proses-proses kecepatan (Perpindahan
massa)
 Kesetimbangan
Perhitungan memerlukan konsep
kecepatan perpindahan massa, kecepatan
perpindahan pada umumnya tergantung
jauhnya keadaan dari keadaan setimbang
Chemical Engineering Tools
Teori-teori/ konsep-konsep dasar (fundamental) yang
selalu dipakai dalam penyusunan persamaan-persamaan
matematis di bidang teknik kimia tercakup dalam
Chemical Engineering Tools.

1. Neraca Massa
2. Neraca Energi
3. Kesetimbangan
4. Proses-proses kecepatan, meliputi proses fisis:
Proses transfer/perpindahan (perpindahan
momentum, perpindahan panas dan perpindahan
massa) serta proses kimiawi (kinetika kimia)
5. Ekonomi
6. Humanitas
Parameter penting dalam ekstraksi
 Koefisien perpindahan (dipengaruhi oleh :
jenis pelarut, kecepatan pelarut, diameter
partikel, diameter alat dll)
 Luas bidang kontak (leaching)
 Kadar kesetimbangan
Mekanisme perpindahan massa
Ekstraksi Cair-cair
Tanpa reaksi
Mekanisme perpindahan massa
Dengan reaksi
Ekstraksi Padat-cair

Mekanisme ekstraksi padat-cair:


1. Difusi solut dari dalam padatan ke permukaan
padatan
2. Kesetimbangan fase
Koefisien Distribusi
Nernst (1891):

Suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan


yang tak-dapat campur sedemikian rupa sehingga angka
banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstanta
pada suatu temperatur tertentu
𝐴1
=konstan
𝐴2

[A] menyatakan konsentrasi zat terlarut A dalam fase cair 1


1

[A]2 menyatakan konsentrasi zat terlarut A dalam fase cair 2


Meskipun hubungan ini berlaku cukup baik dalam kasus-
kasus tertentu, pada kenyataannya hubungan ini tidaklah
eksak.
Yang benar dalam pengertian termodinamika, angka
banding aktivitas bukannya rasio konsentrasi yang
seharusnya konstan. Aktivitas suatu spesies kimia dalam
satu fase memelihara suatu rasio yang konstan terhadap
aktivitas spesies itu dalam fase cair yang lain.
𝑎𝐴1
= 𝐾𝐷𝐴
𝑎𝐴2

aA menyatakan aktivitas zat terlarut A dalam fase cair 1


1

KDA disebut koefisien distribusi dari spesies A


Saat setimbang maka [A] disebut S dan
1 A1

[A]2 disebut SA2


Jika [A] /[A]2 ≈ konstan, maka S /S , artinya
1 A1 A2

KDA dapat dipandang sebagai rasio kelarutan


A dalam kedua pelarut
Rasio Distribusi (D)
Bagaimana memperhitungkan komplikasi kimia dalam
kesetimbangan ekstraksi ???

Distribusi asam benzoat antara dua fase cair benzena


dan air
Dalam fase air, asam benzoat terionisasi sebagian,
𝐻𝐵𝑧 + 𝐻2 𝑂 ↔ 𝐻3 𝑂+ + 𝐵𝑧 −
Asam benzoat Ion benzoat

Dalam fase benzena, asam benzoat terdimerisasi


sebagian oleh pengikatan hidrogen dalam gugus
karboksil,
2𝐻𝐵𝑧 ↔ 𝐻𝐵𝑧 2
Dimer benzoat
Tiap spesies, HBz, 𝐵𝑧 − , 𝐻𝐵𝑧 2 akan mempunyai
nilai 𝐾𝐷 masing-masing.

Maka sistem air, benzena dan asam benzoat dapat


diberikan oleh koefisien distribusi sbb:
𝑎𝐻𝐵𝑧𝑜𝑟𝑔
𝐾𝐷𝐻𝐵𝑧 =
𝑎𝐻𝐵𝑧𝑎𝑞
𝑎𝐵𝑧 − 𝑜𝑟𝑔
𝐾𝐷𝐵𝑧− =
𝑎𝐵𝑧 − 𝑎𝑞
𝑎𝐻𝐵𝑧2𝑜𝑟𝑔
𝐾𝐷(𝐻𝐵𝑧)2 =
𝑎𝐻𝐵𝑧2𝑎𝑞
Berdasarkan eksperimen, ion benzoat hampir
seluruhnya tetap berada dalam fase air dan
dimer asam benzoat hanya dalam fase organik.
Maka persamaan yang menggabungkan
konsentrasi semua spesies dalam kedua fase
itu:

Jumlah benzoat dalam fase organik


𝐷=
Jumlah benzoat dalam fase air
𝐻𝐵𝑧 𝑜𝑟𝑔 + 2 𝐻𝐵𝑧 2 𝑜𝑟𝑔
𝐷=
𝐻𝐵𝑧 𝑎𝑞 + 𝐵𝑧 − 𝑎𝑞
Analisis:

Nilai D tak akan tetap sepanjang kondisi


eksperimen. Misal, dengan naiknya pH fase air
maka D akan turun karena asam benzoat
diubah menjadi ion benzoat yang tak
terekstrak ke dalam benzena.

Penambahan elektrolit (apa saja) dapat


mempengaruhi D dengan mengubah koefisien
aktivitas.
Ekstraksi Vs Asam Lemah
Jika suatu asam lemah (HB) monomerik dalam kedua
fase dan anion asam tidak menembus fase organik? Fase
solven , maka persamaan kesetimbangan antara lain:

𝐻𝐵 𝑜𝑟𝑔
𝐷= (1)
𝐻𝐵 𝑎𝑞 + 𝐵𝑧 − 𝑎𝑞

𝐻𝐵 𝑜𝑟𝑔
𝐾𝐷𝐻𝐵 = (2)
𝐻𝐵 𝑎𝑞

𝐻𝐵 + 𝐻2 𝑂 ↔ 𝐻3 𝑂+ + 𝐵 −

𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 𝐵− 𝑎𝑞
𝐾𝑎 = (3)
𝐻𝐵 𝑎𝑞
Penataan ulang (3) memberikan

𝐻𝐵 𝑎𝑞
𝐵 𝑎𝑞 = 𝐾𝑎
𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞

dan substitusi ke dalam persamaan (1) menghasilkan


𝐻𝐵 𝑜𝑟𝑔
𝐷=
𝐻𝐵 𝑎𝑞
𝐻𝐵 𝑎𝑞 + 𝐾𝑎
𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞

atau dengan mengeluarkan 𝐻𝐵 𝑎𝑞 dalam pembagi


𝐻𝐵 𝑜𝑟𝑔
𝐷=
𝐾𝑎
1+
𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞

merujuk ke (2), diperoleh


𝐾𝐷𝐻𝐵
𝐷= (4)
𝐾𝑎
1+
𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
Persamaan (4) menunjukkan secara eksplisit
hubungan antara angka banding distribusi pada
koefisien distribusi asam lemah, tetapan
pengionan dan pH fase air.

Dengan adanya hubungan ini , maka kita dapat


memanfaatkan selisih yang inheren dalam nilai
tetapan yang tepat untuk memisahkan
campuran asam dengan mengatur pH fase air.

Untuk ekstraksi basa lemah B dapat dijelaskan


dengan persamaan yang analog.
Persamaan (4) dapat disusun ulang yaitu:

𝐾𝐷𝐻𝐵 𝐾𝐷𝐻𝐵
𝐷= =
𝐾𝑎𝐻𝐵 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 + 𝐾𝑎𝐻𝐵 / 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
1+
𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞

𝐾𝐷𝐻𝐵 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
𝐷= (5)
𝐾𝑎𝐻𝐵 + 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞

sehingga bentuk persamaan (5) lebih lazim dilihat dalam


konteks lain yang mungkin dijumpai mahasiswa, misalnya,
persamaan Michaelis-Menten (kinetika reaksi enzimatis)
Jika D diplotkan terhadap 𝐻3 𝑂+ grafik bentuk hiperbola.

HB dapat diekstrak ke dalam fase organik, sedangkan anion 𝐵 −


tidak, sehingga kurva mencerminkan hampiran hiperbolik
penjenuhan 𝐵 − dengan proton yang membentuk spesies yang
dapat diekstrak dalam kuantitas yang maksimal.

Persamaan (5) menunjukkan bahwa D menghampiri


𝐾𝐷𝐻𝐵 secara asimtotis dengan naiknya 𝐻3 𝑂+

𝐾𝐷𝐻𝐵

𝐾𝐷𝐻𝐵
2

𝐾𝑎𝐻𝐵 𝐻3 𝑂+
𝐾𝐷𝐻𝐵 dan 𝐾𝑎𝐻𝐵 dapat diperkirakan nilainya dari data ekstraksi
yang ditunjukkan dalam Grafik. Tampak dari persamaan (5),
bahwa bila 𝐷 = 𝐾𝐷𝐻𝐵 /2 , 𝐻3 𝑂+ =𝐾𝐷𝐻𝐵 maka:

𝐾𝐷𝐻𝐵 𝐾𝐷𝐻𝐵 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
= (6)
2 𝐾𝑎𝐻𝐵 + 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞

bila dibagi dengan 𝐾𝐷𝐻𝐵 , diperoleh

1 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
= (7)
2 𝐾𝑎𝐻𝐵 + 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞

𝐾𝑎𝐻𝐵 + 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 =2 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 (8)

𝐾𝑎𝐻𝐵 = 2 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 - 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 = 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 (9)
Untuk data yang sukar untuk menentukan
limit yang didekati D maka dapat digunakan
plot linear, sehingga persamaan (5) diubah
bentuknya dengan mencari kebalikan dari
kedua ruasnya yaitu:

+
1 𝐾𝐷𝐻𝐵 𝐻3 𝑂 𝑎𝑞 𝐾𝐷𝐻𝐵 1 1
=
𝐷 𝐾𝑎𝐻𝐵 + 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
=
𝐾𝑎𝐻𝐵 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
+
𝐾𝐷𝐻𝐵
(10)
Jika 1/D diplotkan terhadap 1/ 𝐻3 𝑂+ ,akan
diperoleh suatu garis lurus dengan arah
𝐾𝐷𝐻𝐵
kemiringan dengan suatu titik potong
𝐾𝑎𝐻𝐵
sebesar 1/ 𝐾𝐷𝐻𝐵 pada sumbu 1/D.
1/D

𝐾𝐷𝐻𝐵
Kemiringan 𝐾𝑎𝐻𝐵
1/𝐾𝐷𝐻𝐵

−1/𝐾𝑎𝐻𝐵 1/ 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞

(Analog dengan plot Lineweaver-Burk dalam


kinetika enzim)
Ekstraksi Ganda
Satu transfer tidaklah menimbulkan
pemisahan yang bersih, sehingga perlu
dipertimbangkan cara terbaik untuk
menggabung sejumlah pemisahan parsial
yang berurutan sampai akhirnya tercapai
derajat kemurnian yang diinginkan.
Zat terlarut dalam air dan diekstraksi
dengan kloroform

𝑊𝑜 =berat zat terlarut mula-mula, g


𝑉 =volum air, ml
𝑆 =volum pelarut organik, ml
𝑊1 =zat yang tertinggal di air, g

maka,
𝑊𝑜 −𝑊1 /𝑆
𝐾𝐷 = (11)
𝑊1 /𝑉
𝐾𝐷 . 𝑊1 . 𝑆 = 𝑊𝑜 𝑉 − 𝑊1 V
𝑉
𝑊 1= 𝑊𝑜 (12)
𝐾𝐷 .𝑆+𝑉
𝑊1
= rafinat
𝑊𝑜
Analog, jika diekstraksi 2x maka:
𝑉 2
𝑊2 = 𝑊𝑜 (13)
𝐾𝐷 .𝑆+𝑉
Jika diekstraksi n-kali,
𝑉 𝑛
𝑊𝑛 = 𝑊𝑜 (14)
𝐾𝐷 .𝑆+𝑉
% zat yang tertinggal (rafinat) :
𝑊1
faq = (15)
𝑊𝑜

% zat yang terekstraksi (ekstrak) :


𝑊𝑜 −𝑊1
forg = 1 − faq = x100% (16)
𝑊𝑜
𝑛
𝑉
𝑊𝑛 = 𝑊𝑜
𝐾𝐷 . 𝑆 + 𝑉

Fraksi /bagian air

% zat yang tertinggal = fraksi air x 100%


% zat terekstraksi = fraksi pelarut organik x 100 %
= (1-fraksi air) x 100%
Example
Andaikan KD (org/cair) untuk suatu zat terlarut tertentu dalam suatu
system air kloroform adalah 10. hitunglah persentase zat terlarut yang
diekstraksi dari dalam 50 mL air oleh 100 mL kloroform bila:
a. Kloroform digunakan semuanya sekaligus
b. 100 mL kloroform itu dibagi menjadi 5 porsi @20 mL yang
digunakan satu setelah yang lain

Вам также может понравиться