Вы находитесь на странице: 1из 8

Berita Biologi, Volume 8, Nomor I, April 2006

FLUKTUASI POTENSIAL AIR HARIAN GEWANG {Corypha gebanga Lamk.),


JEMS TUMBUHAN HIJAU ABADIDISAVANANTT
[Diurnal Water Potential Fluctuations of Gewang {Corypha gebanga Lamk.), An Evergreen
Plant Species in Savanna Area of East Nusa Tenggara]
B Paul Naiola
Laboratorium Treub
Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi - LIPI
Jin Ir. H Juanda 18, PO Box 208, Bogor

ABSTRACT
A physiological study on Gewang or Tune (Corypha utan Lamk.), a drought resistant and still-wild native palm species in the
savanna area of Timor island, East Nusa Tenggara (NTT), shows that this species undergoes a sharp fluctuation in her diurnal water
potential (Wd). In two different sites, the early morning Wd shows a less negative values (-1,9 bars to -5,40 bars); however in the
afternoon, due to environmental stresses, the Wd drastically dropped to between (-9,7 bars and -17,3 bars). Interestingly, Gewang
successfully regulates her Wd during the afternoon and along the night as their ^d went back normal levels, due to quickly recharged
of their Vd to less negative values (-2,1 bar to -8,5 bars). The values of ^d differs between two sites, however they have similar
patterns when comes to recharge their WA. This phenomenon is in line with their relative water content (RWC), as shown a
fluctuation following the drops and recharge of Vd. This figure indicates that Gewang may develop mechanism of osmotic
adjustment to cope with environmental especially water stress, thus proves her ability to lead as a drought resistant and evergreen
species.

Kata Kunci: Gewang, tune, (Corypha utan Lamk), potensial air, fluktuasi harian, stress air, kandunganair relatif, savana NTT.

PENDAHULUAN {Eucalyptus alba Reinw. ex Blume) dan ampupu {E.


Indonesia yang dijuluki "one among the two of Platyphylla Auct.), savana cemara yang didominasi
the richest biodiversity country in the world" memang oleh cemara timor {Casuarinajunghuhniana Miq.) dan
ada benarnya. Selain kekayaan biodiversitas yang savana palm yang didominasi oleh lontar (Borassus
terkandung dalam hutan-hutan tropiknya, sundaicus L.) dan gewang {Corypha gebanga Lamk.).
sesungguhnya terdapat pula kawasan savanna di salah Gewang atau tune {Corypha utan Lamk.) yang
satu provinsi di Indonesia yaitu Nusa Tenggara Timur begitu penting bagi masyarakat NTT, merupakan salah
(NTT). Di NTT, vegetasi savanna mendominasi satu jenis tumbuhan, yang walaupun masih berstatus
wilayah ini yang ditandai dengan padang rumput da liar di kawasan savanna NTT, namun potensinya yang
area terbuka. Sebagai daerah dengan latar belakang cukup besar telah dimanfaatkan oleh masyarakat
lahan kering, tidak banyak jenis tumbuhan yang setempat. Dalam status liar ini, pemanfaatan potensinya
diandalkan di NTT untuk kebutuhan hidup masyarakat. oleh masyarakat NTT cukup intensif; baik sebagai
Namun dari kekayaan jenis tumbuhan yang ada, bahan perumahan, makanan, minuman, furnitur,
beberapa di antaranya memiliki potensi besar untuk peralatan rumahtangga (Naiola et ai, 1992; Sumiasri,
dikembangkan menjadi bahan komoditi ekonomis yang 1992).
mampu menunjang kehidupan masyarakat setempat. Menyadari potensi Gewang di savana NTT ini,
Gewang/ tune {Corypha utan Lamk.) adalah salah satu sebuah riset telah dilakukan untuk mempelajari dan
jenis yang berpotensi (Naiola, 2004). memahami kemampuan fisiologis gewang sebagai
Biodiversitas savana di Timor, menurut komponen utama lahan kering; yakni bagaimana jenis
Ormeling (1955), berada dalam beberapa tipe vegetasi ini mengelola tata air tubuhnya sehingga selalu tampil
dalam savana itu sendiri. Ada 4 tipe savana utama yang sebagai the evergreen species (jenis hijau abadi) yang
dibedakan yaitu savana akasia yang didominasi oleh mampu tumbuh melampaui berbagai perubahan iklim
kabesak {Acacia leucophloea Willd.), savana dari musim hujan hingga kemarau panjang {drought
eukaliptus yang didominasi oleh 2 jenisnyayakni hu'e resistant species) di savana NTT. Memahami sifat tahan

75
Naiola - Fluktuasi Potensial Air Harian Gewang (Corypha Gebanga Lamk.)

keringnya merupakan salah satu upaya untuk Alat dan Bahan


dikembangkan menjadi tanaman budidaya yang bernilai Alat yang digunakan yakni tabung reaksi,
guna besar. erlenmeyer, pipet pasteur, spatula, cawan petri,
Pendekatan dilakukan dengan mempelajari timbangan analitik, oven, pinset dan gunting. Bahan
fluktuasi harian potensial air (daun) tumbuhan. Dengan yang digunakan meliputi daun tumbuhan gewang,
mengamati fkluktuasi ini dapat diungkapkan lebih dalam sukrosa, methylen blue, alumilium foil, kertas tissue
kemampuan gewang dalam beradaptasi terhadap dan aquades.
kondisi kering.
Cara Kerja
BAHANDAN METODE Penentuan Water Potensial Daun (leaf water
Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di potential)
desa Usapi Sonbai, Kecamatan Nekamese serta di Desa Penentuan potensail air daun mengikuti metode
Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Shardakov (Salisbury and Ross, 1974), sebagai berikut:
Kupang, Timor, NTT. Parameter yang diamati pada 1. Dibuat larutan standar sukrosa dengan
penelitian ini adalah fluktuasi harian {diurnal konsentrasi 1 M.
fluctuiation) water potensial daun gewang; sebagai 2. Dari larutan standar sukrosa dibuat 2 seri larutan
tambahan, di Naibonat dipelajari pula kandungan air dalam tabung reaksi yang telah disediakan masing-
relatif - relative water content (RWC) daun dengan masing dengan konsentrasi 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M,
dukungan dari Laboratorium BPTP-NTT setempat. 0,4 M , 0,5 M, 0,6 M dan 0,7 M.
Pengukuran RWC ini tidak dapat dilakukan di Usapi 3. Sedikit bubuk metylen blue dimasukkan dan
Sonba'i karena kendala jarak, peralatan dan alasan dicampurkan hingga rata ke dalam seri I larutan
teknis lain. sukrosa untuk memberikan warna biru.
Pengambilan sampel pada hari pertama di Usapi 4. Dengan menggunakan gunting, dibuat potongan-
Sonba'i, dilakukan sebanyak dua kali yaitu siang (11.00 potongan daun gewang berukuran ± 1 x 1 cm
- 12.00) Witeng serta sore (16.00 - 17.00). Sampling dengan jumlah masing-masing 8 potongan
pada siang hari dilakukan pada daun dari dua tanaman pertabung. Setelah itu tabung segera ditutup
gewang yang masing-masing mewakili bagian sisi dengan menggunakan aluminium foil dan
sebelah kanan, bagian tengah serta sisi sebelah kiri dibiarkan selama 2 jam.
dari daun gewang yang berbentuk kipas. Sementara 5. Dengan menggunakan pipet pasteur, diambil
itu, sampling pada sore hari dilakukan pada tiga pohon larutan berwarna dari masing-masing konsentrasi
gewang dengan pola yang sama. yang berisi potongan daun gewang. Dengan
Pengambilan sampel pada hari berikutnya, perlahan-lahan dimasukkan ujung pipet hingga
sebanyak tiga kali yaitu pada waktu pagi (08.00-09.00), ke bagian tengah larutan kontrol sesuai dengan
siang(12.00-13.00) dan sore (16.00-17.00). Sampling tingkat konsentrasinya dan dilepaskan satu tetes
dilakukan pada tiga pohon gewang. larutan berwarna tersebut.
Penelitian di Naibonat dilaksanakan selama 2 6. Diamati larutan kontrol manakah yang tetes
hari. Pengambilan sampel hari pertama sebanyak 2 kali berwarnanya tidak bergeser ke atas atau ke bawah.
yaitu siang serta sore. Sementara itu, pada hari ke 2, Kemudian dilakukan konversi nilai larutan kontrol
dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pagi, siang dan sore, ini dengan nilai water potensial sukrosa
dilakukan pada tiga pohon gewang. berdasarkan tabel Osmotic Pressures of Sucrose
Namun untuk keseragaman, dalam analisa di Solutions at 20 " C oleh Ursprung dan Blum
bawah ini digunakan paket data masing-masing satu (1916).
hari {single day measurement) dari kedua lokasi, yaitu 7. Setiap titik dilakukan 9 kali ulangan.
di Usapi Sonba'i pada tanggal 26 September 2005 dan Kandungan Air Relatif (Relative Water Content-
di Naibonat pada tanggal 28 September 2005. RWC) tumbuhan dapat ditentukan melalui estimasi

76
Berita Biologi, Volume 8, Nomor I, April 2006

kandungan air relatif daunnya. RWC ini dapat jaringan daun yang nantinya akan dapat
digunakan sebagai salah satu bahan untuk mempengaruhi hasil akhir.
menginterpretasi tingkat stress air dan ketahanan suatu 4. Potongan-potongan daun tersebut direndam di
jenis tumbuhan terhadap kekeringan. Penghitungan dalam cawan petri yang berisi aquadest kemudian
RWC (%) dilakukan dengan menggunakan rumus : ditutup rapat dan diletakkan di tempat gelap selama
12 jam.
5. Dengan menggunakan kertas tissue, daun gewang
FW - DW
RWC= x 100% dikeringkan dan segera dilakukan penimbangan
TW - DW untuk mengetahui berat turgidnya.
6. Dikeringkan di dalam oven dengan suhu 120° C
selama 2 jam.
di mana FW adalah fresh weight (berat segar sebelum 7. Dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat
direndam aquades), DW, dry weight (berat kering, keringnya.
setelah dioven) dan TW adalah turgid weight (berat 8. Dilakukan penghitungan terhadap RWC (%).
setelah direndam jenuh).
HASIL
Penentuan Relative Water Content (RWC)
Gambar la menunjukkan fluktuasi potensial air
Penentuan RWC dilakukan dengan cara:
(-bar = -0,1 MPa) Gewang di Usapi Sonba'i, sedangkan
1. Setelah jaringan daun gewang dipisahkan dari
Gambar lb adalah fluktuasi potensial air Gewang di
organ daun maka daun gewang segera ditutup
Naibonat.
dengan menggunakan aluminium foil untuk
Selanjutnya, untuk memahami lebih jauh
menghindari kehilangan air dari jaringan.
tentang karakter fluktuasi potensial air daun ini pada
2. Dibuat potongan-potongan daun gewang yang
tiap waktu (pagi, siang, sore) dan lokasi (Usapi,
dikoleksi dari lapangan.
Naibonat) dilakukan analisa varian (Anova) untuk
3. Dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat
menentukan kondisi signifikansi terhadap paket data
basahnya.
pada Gambar di atas, dengan menggunakan metode
Langkah-langkah ini harus dilakukan dengan
two-way classification (Martin dan Firth (1983).
cepat untuk menghindari kehilangan air dari

HPagi
• Siang
• Sore

8 9

Gambar la. Fkuktuasi potensial air Gewang di Usapi Sonba'i sebanyak 9 kali ulangan

77
Naiola - Fluktuasi Potensial Air Harian Gewang (Corypha Gebanga Lamk.)

Gambar lb. Fkuktuasi potensial air Gewang di Naibonat sebanyak 9 kali ulangan

Tabel 1. Hasil uji varian terhadap nilai fluktuasi potensial air total (vf,,,1) pada Gewang (Corypha utan Lamk.)
pada 3 waktu-harian (diurnal) dan 2 lokasi yang berbeda pula.

Sumber Jumlah Derajat bebas Kuadrat nilai Fhit Ftab


Variasi kuadrat tengah
Antarwaktu 127,98 5 25,59 32,39 5,05
Antarlokasi 15,87 1 15,87 20,09 6,61
Residual 3,96 5 0,79 -
Total 147,81 11 42,25 - -

Gambar 2. Nilai Kandungan Air Relatif Daun Gewang pada 28 September 2005 di Naibonat (9 ulangan)

78
Berita Biologi, Volume 8, Nomor 1, April 2006

Tabel 1 menyajikanhasilanalisavarian fluktuasi terhadap kekeringan dengan mengatur nilai I ' d


potensial air daun Gewang pada 3 awaktu berbeda dan hariannya. Nilai Wd Gewang di Usapi Sonba'i pada pagi
2 lokasi berbeda. hari berkisar antara (-2,60 bar hingga -5,40 bar), Naibonat
Gambar 2, menampilkan hasil pengukuran (-1,9 bar hingga -4,1 bar); pada sianghari nilai ini secara
kandungan air relatif (%) daun gewang di Naibonat. agak drastis menurun menjadi lebih negatif di Usapi
Tampak bahwa fluktuasi RWC secara konsisten Sonba'i (-12,30 bar hingga -17,3 bar), Naibonat (-9,7
mengikuti fluktuasi potensial air daun harian; yakni bar hingga -14,5 bar); sedangkan pada sore hari dengan
pada pagi hari mencapai (97,21 %), sianghari mengikuti cepat Gewang mampu melakukan recharge terhadap
"jatuhnya" nilai ^d menjadi (93,09%), sedangkan pada kandungan air tubuhnya sehingga nilai Wd kembali
sore hari kembali melakukan recharge sehingga menjadi kurang negatif di Usapi Sonba'i (-7,40 hingga
mencapai ke keadaan sebelumnya yakni (96,99%). -8,5 bar) dan Naibonat (-2,1 bar hingga -3,4 bar).
Fenomena ini sangat konrras dengan laporan
PEMBAHASAN tentang kelakuan fluktuasi potensial air harian satu
Potensial air (\p), adalah perbedaan potensial jenis tumbuhan hutan hujan tropik (kianak-Castanopsis
kimia air pada suatu tingkat dalam suatu sistem dengan accuminatissima) di Taman Nasional Gunung Halimun
air murni pada suhu yang sama dan pada tekanan udara (Naiola dan Hoesen, 2003). Hasil uji terhadap diurnal
1 atmosfir yang setara dengan 102 kPa (Sutcliffe, 1979). (fluktuasi) potensial air C. accuminatissima (-4,7 bar
Potensial air dikontrol oleh suhu dan konsentrasi solute pada pagi, -4,8 bar pada siang dan -4,8 bar pada sore),
(bahan terlarut). Semakin besar solute dalam cairan sel, menunjukkan bahwa fluktuasi harian jenis hutan tropika
nilai potensial osmotik (ip^) semakin besar (lebih basah ini tidak berbeda secara signifikan, dengan nilai
negatif). Nilai potensial osmotik yang semakin negatif, yang mendekati nol, berarti sel-sel daun dalam keadaan
menyebabkan nilai potensial air mengikuti turunnya terairi baik (well watered), karena kondisi lingkungan
nilai 14K hutan yang stabil. Data ini pula mengindikasikan bahwa
Tampilan data (Gambar la dan lb) yang C. accuminatissima tidak mengalami stres osmotik
didukung oleh hasil analisa varian (Tabel 1), yang berarti.
menunjukkan bahwa fluktuasi potensial air harian Pada C. accuminatissima yang tumbuh di
(diurnal water potential) pada Gewang berbeda secara kawasan hutan tropik, walaupun klimat di sekitar daerah
signifikan pada 3 waktu-harian yakni pagi (08.00-09.00), kanopi bisa saja mengalami fluktuasi, namun perubahan
siang(12.00-13.00) dan sore (16.00-17.00). Fluktuasi itu tidak mempengaruhi status airnya, yang
potensial air harian ini juga berbeda nyata antarlokasi mencerminkan kondisi lingkungan yang stabil. Defisit
(Usapi Sonba'i dan Naibonat); seperti dalam Tabel 1, air yang dialami oleh daun-daun di daerah kanopi pada
nilai Fhitun lebih besar dari nilai Ftabel pada perlakuan siang hari sebagai resiko meningkatnya suhu udara
waktu maupun lokasi. Perbedaan fluktuasi pada 2 lokasi yang meningkatkan laju transpirasi, segera terpulihkan
ini, menunjukkan kemampuan Gewang menanggapi (recharged) oleh ketercukupan air yang disuplai oleh
perubahan iklim mikro setempat. Usapi Sonba'i terletak sistem akarnya. Ini dapat terlihat dari nilai potensial air
di kawasan yang berbukit-bukit sekitar 2-3 km dari pada pagi, siang dan sore yang sangat kurang-negatif,
daerah pantai, pada altitud kurang dari 50 m dpi. yakni mendekati nol (sekitar -0,48 MPa). Kondisi ini
Sementara itu Naibonat merupakan daerah yang datar, juga menggambarkan nilai turgor sel-sel hampir
berjarak lebih dari 10 km dari pantai, pad altitudkurang seimbang dengan nilai osmotiknya sehingga
dari 100 m dpi. Namun pola fluktuasi harian (diurnal) pertumbuhan (pembelahan sel) berlangsung normal.
potensial air memiliki kesamaan, yakni perubahan yang Serasah lantai hutan yang terjaga dan ketebalan kanopi
relatif tajam pada pagi, siang hingga sore hari. menekan laju evaporasi lantai hutan sehingga defisit
Hasil pengukuran pada 2 lokasi berbeda ini, air tidak dialami oleh tanah lantai hutan.
menunjukkan suatu fenomena yang sangat menarik. Sebaliknya, berbeda dengan apa yang dialami
Bahwa Gewang secara sistematis menyesuaikan diri Gewang yang tumbuh di lahan kering savana NTT.

79
Naiola - Fluktuasi Potensial Air Harian Gewang (Corypha Gebanga Lamk.)

Ketiadaan kanopi "hutan" yang tebal dan tipisnya sel daun sedang mengalami tekanan turgor positip.
lapisan serasah di lantainya menciptakan kondisi Kondisi nilai turgor positip akan menjamin tetap
kekurangan air yang signifikan berlangsung sepanjang berlangsungnya pembelahan sel (oleh karena itu,
siang hari. Defisit air di lingkungannya mempengaruhi pertumbuhan) berlangsung normal.
kondisi air dalam tubuh Gewang seperti terlihat pada Menurut Blum (1988), stres air pada tumbuhan
potensial air daun (sebagai fungsi dari kandungan berkaitan erat dengan ketersediaan air di dalam tubuh
aimya), yang secara drastis menjadi lebih negatif pada tumbuhan itu sendiri. Apabila kelembaban media
siang hari. Nilai potensial air (ip) merupakan fungsi dari tumbuh tumbuhan berkurang atau berada pada
status air pada tumbuhan/daun (Kramer, 1983). Status keadaan kering, maka water potensial daun juga akan
air tumbuhan biasanya berhubungan erat dengan menjadi lebih negatif sehingga tumbuhan akan
ketersediaan air pada lingkungan/media di mana mengalami stres air. Stres air pada tumbuhan akan
tumbuhan sedang bertumbuh. mencapai puncaknya di waktu tengah hari ketika
Arti biologis dari fluktuasi harian nilai tyimmsS matahari bersinar dengan terik, di mana pada saat itu
yang signifikan, adalah bahwa Gewang tetap water potensial daun mencapai taraf yang paling
membutuhkan pertukaran gas untuk melakukan rendah (lebih negatif). Keadaan pada Gewang dapat
fotosintesis bagi kelangsungan hidupnya, yang diamati dari nilai potensial air pada siang hari, yakni
dilakukan melalui pengaturan konduktifitas stomata. menurun secara drastis (-14,5 bar hingga -17,3 bar).
Namun, sebuah dilema berlangsung di sini; yakni pada Tetapi sekali lagi, pada sore hari dengan sempurna,
siang hari jika stomata tetap dibuka, akan Gewang berhasil melakukan pemulihan. Defisit air yang
membahayakan tata airnya. Di lain pihak fotosintesa dialami oleh daun-daun pada siang hari sebagai resiko
haras terus berlangsung. Oleh karena itu, tampaknya meningkatnya suhu udara yang meningkatkan laju
Gewang tetap haras membuka stomatanya pada siang transpirasi, segera terpulihkan (recharged) oleh
hari untuk menjamin tetap berlangsungnya pertukaran ketercukupan air yang disuplai oleh sistem akarnya.
gas (fotosintesis). Jika stomata tetap dibuka, akan Salah satu aspek yang menarik adalah bahwa
meningkatkan laju transpirasi (yang berarti kehilangan dalam kondisi defisit air pada lingkungannya, Gewang
air) yang lebih besar. Kehilangan uap air dari sel-sel mampu melakukan recharge sehingga kondisi sel tetap
mesofil ini, sesungguhnya tidak dapat dihindari karena terairi baik. Fenomena potensial air yang fluktuatif ini,
terdapat gradien potensial air antara daun dengan mengindikasikan bahwa Gewang, dalam upaya
atmosfir yang selalu haus (the thirsty atmosphere). mengatasi kekeringan, melakukan proses regulasi
Meningkatnya velositas angin yang besar (di kawasan osmotik (Kramer, 1980; Naiola dan Hoesen, 2003). Sel-
savana fenomena ini sering berlangsung), juga akan sel tumbuhan yang mengalami stres air, potensial air
meningkatkan arus transpirasi karena terusiknya (xp) akan bergerak ke arah lebih negative (lebih rendah),
'boundary layer', yaitu suatu lembaran uap air yang karena sebagaimana yang dibahas di atas, bahwa
stabil di sekitar permukaan daun yang biasanya potensial air adalah fungsi kandungan air. Beberapa
terbentuk dalam kondisi udara tanpa turbulensi yang spesies tumbuhan mampu mengembangkan
berarti (Kramer, 1983). Lembaran ini berfungsi sebagai mekanisme internal untuk mengantisipasi perubahan
pelindung terhadap kehilangan air. potensial air ini; yaitu dengan cara mengatur nilai
Namun, kelebihan Gewang adalah (yang potensial osmotiknya ke arah lebih negative/ lebih
mungkin merupakan suatu strategi dari jenis tumbuhan rendah (lower osmotic potential), mengikuti arah
lahan kering), dengan cepat melakukan recharge potensial air, yang dikenal dengan istilah regulasi
kandungan air tubuh yang dimulai pada sore, osmotik (osmotic adjustment; osmoregulation).
sepanjang malam hingga pagi hari. Deposit air hasil Regulasi osmotik dicapai dengan cara mensintesa dan
recharge akan dipakai dalam proses fotosintesis mengakumulasikan beberapa solut dengan berat
sepanjang pagi hingga siang. Nilai potensial air sore molekul kecil dalam selnya-dalam semuakompartemen
dan pagi hari (mendekati nol) menunjukkan bahwa sel- sel seperti vakuol, sitoplasma dan organela (Kauss,

80
Berita Biologi, Volume 8, Nomor 1, April 2006

1977; Zimmermann, 1978; Sutcliffe, 1979; Ford dan


Wilson, 1981; Tyree dan Jarvis, 1982; Naiola, 1996; BAHANPUSTAKA
Naiola, 2005). Blum A. 1988. Plant Breeding for Stress Environments, 43
Fenomena regulasi osmotik pada Gewang ini - 44. CRC Boca Raton, Florida.
diperkuat dengan data Kandungan Air Relatif pada Ford CW and Wilson JR. 1981. Changes in levels of solute
Gewang di Naibonat (Gambar 2). Pada pagi hari RWC during osmotic adjustment to water stress in leaves
lebih besar dibandingkan dengan sianghari mengikuti of four tropical pasture species. Australian Journal
"jatuhnya" nilai Vd. Kemudian pada sedangkan pada of Plant Physiology 8,77-91.
sore hari dengan relatif cepat melakukan recharge Kauss H. 1977. Biochemistry of osmoregulation. In:
sehingga kembali mendekati nilai pagi hari. International Review of Biochemistry, Vol 13: Plant
Biochemistry. DHNorthcote (Ed.). University Park,
KESMPULAN Baltimore.
Nilai potensial air Gewang {Corypha utan Kramer PJ. 1983. Water Relations of Plants. Academic.
Lamk.), yang tumbuh di kawasan kering savana Timor, Orlando.
NTT, mengalami fluktuasi harian {diurnal) karena stres Martin ET dan Firth JR. 1983. Core Business Studies:
lingkungan (defisit air). Fluktuasi yang diukur pada 2 Statistics. Mitchell Beazley, London.
lokasi berbeda (Usapi Sonba'i dan Naibonat) Morgan JM. 1984. Osmoregulation and Water Stress in
menunjukkan fenomena yang sangat menarik; yaitu Higher Plants. Annual Review of Plant Physiology
walaupun besarnya nilai potensial air Gewang berbeda 35,299-319.
pada kedua lokasi ini, namun pola fluktuasi potensial Munns R, 1988. Why Measure Osmotic Adjustment?
air harian {diurnal) pada kedua lokasi ini menampilkan Australian Journal of Plant Physiology 15,717-726.
fenomena yang sama: yakni kurang negatif pada pagi Naiola BP. 1996. Regulasi Osmotik sebagai Kriteria Seleksi
(turgor positip), meningkat taj am pada siang hari secara untuk Pemuliaan Benih Tanaman Resisten Stres Air
agak drastis menjadi lebih negatif karena perubahan dan Salinitas. Makalah dipresentasikan dalam
lingkungan (fluktuasi iklim) yang cepat (turgor Seminar Pemuliaan Dalam Menumbuhkan Industri
mendekati nol), namun pada sore hingga sepanjang Perbenihan Memasuki Abad 21, Bandung, 16 Juli
malam Gewang pad akedua lokasi ini melakukan 1996. Periiimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia
pemulihan potensial airnya, hingga mencapai nilai (PERIPI).
yang sama (kurang negatif) pada pagi hari. Fluktuasi Naiola BP. 1996. Regulasi Osmotik pada Tumbuhan Tinggi.
potensial air Gewang yang berbeda nyata pada 2 lokasi Hayati3{l), 1-6.
ini, adalah sebagai wujud tanggapannya terhadap Naiola BP, 2004. Studi Awal terhadap Potensi Gewang
kondisi iklim mikro pada kedua tempat yang berbeda {Corypha Utan Lamk.) Savana NTT sebagai Sumber
pula. Namun, sifat unggul Gewang (yang mungkin Pangan dan Minuman Baru serta Bahan Dasar
merupakan suatu strategi dari jenis tumbuhan lahan Industri Alkohol. Berita Biologi 7 (3), 169-172.
kering), adalah bahwa dengan cepat melakukan Naiola BP. 2005. Akumulasi Solut dan Regulasi Osmotik
pemulihan {recharge) kandungan air tubuh yang Dalam Sel Tumbuhan pada Kondisi Stres Air:
berlangsung pada sore, sepanjang malam hingga pagi Tinjauan Ulang. Berita Biologi (7) 6, 333-340.
hari. Sesuatu yang tidak dilakukan jenis tumbuhan di Naiola BP dan Murningsih T. 1995. Estimasi "osmotic
kawasan hutan hujan tropik, setidak-tidaknya adjustment" dan akumulasi proline sebagai
Castanopsis accuminatissima. Fluktuasi ini komponen osmotikum sitosolute dalam stres
mengindikasikan adanya mekanisme lain yang salinitas NaCl pada kedele. ProsidingKongres Ilmu
dikembangkan Gewang yaitu regulasi osmotik. Pengetahuan Nasional VI: 224-237.
Diperlukan studi lanjut untuk mengetahui lebih dalam Naiola BP dan Hoesen DSH. 2003. Fluktuasi Air dalam
tentang regulasi osmotik pada Gewang dalam Tumbuhan (Plant Water Relation) dan Stabilitas
mengatasi kekeringan. Taman Nasional Gunung Halimun: Kianak

81
Naiola - Fluktuasi Potensial Air Harian Gewang {Corypha Gebanga Lamk.)

{Castanopsis accuminatissima (Bl.) DC}. Berita Plant Physiology 12B, 35-77. Springer-Verlag.
Biologi (6) 4,601 -607. Berlin.
Sutcliffe JF. 1979. Plants and Water. Edward Arnold. Zimmermann U. 1978. Physics of Turgor and
London. Osmoregulation. Annual Review of Plant Physiology
Tyree MT and Jarvis PG. 1982. Water in Tissues and Cells. 29,121-148.
In: Physiological Plant Ecology II. Encylopedia of

82

Вам также может понравиться