Вы находитесь на странице: 1из 14

DETEKSI FINANCIAL STATEMENT FRAUD DENGAN ANALISIS FRAUD

TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR


DI BURSA EFEK INDONESIA
Laila Tiffani
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
e-mail: lailatiffani93@gmail.com

Marfuah
e-mail: marfuah@uii.ac.id
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Abstract

The purpose of this study is to test the effect of fraud triangle in explaining the phenomenon of
financial statement frauds. To achieve these objectives, this research examines the factors that
influence financial statement frauds consists of 7 (seven) independent variables are adopted from
research (Skousen, Smith, and Wright 2009). Four variables of pressure elements (financial
stability, personal financial need, external pressure and financial targets), the two variables of
opportunity elements (nature of the industry and effective monitoring) and one variable of the
elements of rationalization. Based on logistic regression analysis of the 36 companies that
commit fraud and 54 companies that did not commit fraud during 2011 to 2013 concluded that
there is a positive influence between financial stability (ACHANGE) and external pressure (LEV)
against financial statement frauds, while the effective monitoring (IND) has negative effect on the
financial statement frauds. These results give support to the fraud triangle theory in explaining
the phenomenon of financial statement frauds.
Keywords: fraud, opportunity, pressure, rationalization
http://dx.doi.org/10.20885/jaai.vol19.iss2.art3

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh fraud triangle dalam menjelaskan fenomena
kecurangan laporan keuangan. Penelitian ini terdiri dari tujuh variabel independen yang diadopsi
dari penelitian (Skousen, Smith, dan Wright 2009). Empat variabel dari elemen pressure
(financial stability, personal financial need, external pressure,dan financial target). Dua variabel
dari elemen opportunity (nature of the industry dan effective monitoring) dan satu variabel dari
elemen rationalization. Berdasarkan analisis regresi logistic dari 36 perusahaan yang melakukan
fraud dan 54 perusahaan yang tidak melakukan fraud selama 2011 sampai 2013 menyimpulkan
bahwa ada pengaruh positif antara financial stability (ACHANGE) anad external pressure (LEV)
terhadap financial statement fraud, sementara effective monitoring (IND) memiliki pengaruh
negatif terhadap financial statement fraud. Hasil ini memberikan dukungan kepada fraud
triangle theory dalam menjelaskan fenomena financial statement fraud.
Kata kunci: fraud, opportunity, pressure, rationalization

PENDAHULUAN beberapa manfaat yang tidak baik kepada


individu atau entitas. Ernst & Young (2009)
Menurut Association of Certified Fraud
menemukan bahwa kasus fraud yang terjadi
Examiners (ACFE), fraud adalah tindakan
dilakukan oleh pemilik perusahaan atau dewan
penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh se-
seorang atau badan yang mengetahui bahwa direksi. Selain itu, ACFE juga menemukan
bahwa lebih dari setengah pelaku fraud adalah
kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan
manajemen. Jika financial statement fraud

112
JAAI VOLUME 19 NO. 2, DESEMBER 2015: 112–125

memang sebuah masalah yang signifikan, Sweneey (1996) diperkuat kembali oleh Dunn
auditor sebagai pihak yang bertanggungjawab (2004) yang menyimpulkan bahwa kecu-
harus dapat mendeteksi aktivitas kecurangan rangan lebih mungkin terjadi ketika ada
sebelum akhirnya berkembang menjadi skan- konsentrasi kekuasaan di tangan orang dalam.
dal akuntansi yang sangat merugikan. Dalam rangka memberikan solusi ter-
Skandal akuntansi telah berkembang hadap kelemahan dalam prosedur pende-
secara luas, seperti halnya di Amerika Serikat. teksian kecurangan di dunia, American Insti-
Spathis (2002) menjelaskan bahwa di USA, tute Certified Public Accountant (AICPA
kecurangan akuntansi yang menimpa Enron 2002) menerbitkan Statement of Auditing
menimbulkan kerugian yang sangat besar di Standards No. 99 (SAS No. 99) mengenai
hampir seluruh industri. Skandal akuntansi Consideration of Fraud in a Financial State-
tersebut diperkirakan menimbulkan kerugian ment Audit pada Oktober 2002. Tujuan
bagi Enron sebesar US$50 miliar, ditambah dikeluarkannya SAS No.99 adalah untuk
lagi kerugian investor sebesar US$32 miliar meningkatkan efektivitas auditor dalam men-
dan ribuan pegawai Enron harus kehilangan deteksi kecurangan dengan menilai pada
dana pensiun mereka sekitar US$1 miliar. faktor risiko kecurangan perusahaan. Faktor
Indonesia sebagai negara dengan kon- risiko kecurangan yang diadopsi dalam SAS
disi ekonomi yang belum stabil juga terkena No.99 didasarkan pada teori faktor risiko
wabah meluasnya kasus skandal akuntansi. kecurangan (Cressey 1953).
Berdasarkan indikasi oleh Kementerian Menurut teori Cressey (1953), terdapat
BUMN dan pemeriksaan Bapepam tiga kondisi yang selalu hadir dalam tindakan
(BAPEPAM 2002) ditemukan adanya salah fraud yaitu pressure, opportunity dan ratio-
saji dalam laporan keuangan yang meng- nalization yang disebut sebagai fraud triangle.
akibatkan lebih saji (overstatement) laba ber- Ketiga kondisi tersebut merupakan faktor risiko
sih untuk tahun yang berakhir 31 Desember munculnya kecurangan dalam berbagai situasi.
2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang merupakan Penelitian di Indonesia tentang deteksi
2,3 % dari penjualan dan 24,7% dari laba kecurangan telah dilakukan sebelumnya oleh
bersih. Maraknya skandal kecurangan akun- Sukirman dan Maylia (2013) yang menunjuk-
tansi di Indonesia juga diindikasikan dengan kan bahwa financial stability (ACHANGE),
adanya likuidasi beberapa bank, diajukannya external pressure (LEV) dan financial target
manajemen BUMN dan swasta ke pengadilan, (ROA) dan nature of industry (RECEIVABLE)
kasus kejahatan perbankan, manipulasi pajak, tidak berpengaruh terhadap fraud. Hanya satu
korupsi di komisi penyelenggara pemilu, dan variabel yang berpengaruh terhadap fraud
DPRD (Soselisa dan Mukhlasin 2008). yaitu audit report yang merupakan proksi dari
Pendeteksian terhadap financial state- rasionalisasi.
ment fraud tidak selalu mendapatkan titik Penelitian ini berbeda dengan yang
terang karena berbagai motivasi yang men- dilakukan Sukirman dan Maylia (2013) dalam
dasarinya serta banyaknya metode untuk beberapa hal. Pertama, Sukirman dan Maylia
melakukan financial statement fraud (Brennan (2013) mengidentifikasi perusahaan melaku-
dan McGrath 2007). Corporate governance kan fraud berdasarkan daftar resmi perusahaan
seringkali dikaitkan dengan fraudulent finan- yang melakukan pelanggaran sesuai dengan
cial reporting. Pernyataan itu dibuktikan laporan Bapepam, sedangkan penelitian ini
dengan penelitian Dechow, Sloan, dan Swee- membedakan perusahaan dalam kelompok
ney (1996) yang menemukan bahwa kejadian sampel fraud dan non fraud berdasarkan per-
kecurangan paling tinggi terjadi pada perusa- hitungan Model Beneis-M Score (Beneish
haan yang lemah corporate governancenya, 1997). Kedua, variabel independen yang digu-
seperti perusahaan yang lebih didominasi oleh nakan untuk mendeteksi kecurangan dalam
orang dalam dan cenderung tidak memiliki penelitian Sukirman dan Maylia (2013) terdiri
komite audit. Temuan Dechow, Sloan, dan dari 5 (lima) variabel, sedangkan penelitian ini

113
Deteksi Financial Statement… (Laila Tiffani & Marfuah)

menggunakan 7 (tujuh) variabel. Ketiga, Pressure


variabel pengukur rasionalisasi dalam pene-
litian Sukirman dan Maylia (2013) menggu-
nakan audit report, sedangkan dalam peneli-
tian ini menggunakan pergantian auditor.
Mengacu pada SAS No. 99 (AICPA
2002), faktor tekanan yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari financial stability,
Opportunity Rationalization
external pressure, personal financial need dan
financial targets. Faktor peluang terdiri dari Gambar 1: Fraud Triangle (Cressey 1953)
nature of industry dan effective monitoring,
sedangkan organizational structure tidak Financial Stability dan Financial Statement
digunakan sebagai variabel pengukur peluang, Fraud
karena alasan kesulitan data. Faktor yang Menurut SAS No. 99 (AICPA 2002), manajer
ketiga adalah rasionalisasi. Oleh karena itu menghadapi tekanan untuk melakukan finan-
tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi cial statement fraud ketika stabilitas keuangan
financial statement fraud dengan analisis (financial stability) terancam oleh keadaan
fraud triangle. Untuk mencapai tujuan ter- ekonomi, industri, dan situasi entitas yang
sebut, penelitian ini menguji apakah faktor beroperasi. Financial stability merupakan
tekanan yang terdiri dari financial stability, keadaan yang menggambarkan kondisi ketidak-
personal financial need, external pressure dan stabilan keuangan perusahaan (Skousen et al.
financial target dan faktor peluang yang ter- 2009).
diri dari nature of industry dan effective Manajemen seringkali mendapatkan
monitoring serta variabel rasionalisasi mem- tekanan untuk menunjukkan bahwa perusa-
pengaruhi financial statement fraud. haan telah mampu mengelola aset dengan baik
sehingga laba yang dihasilkannya juga banyak
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN dan nantinya akan menghasilkan return yang
HIPOTESIS tinggi pula untuk investor. Dengan alasan
Fraud Triangle Theory demikian, manajemen memanfaatkan laporan
Fraud triangle theory merupakan suatu gagasan keuangan sebagai alat untuk menutupi kondisi
tentang penyebab terjadinya kecurangan yang stabilitas keuangan yang buruk dengan mela-
dikemukakan oleh Cressey (1953) yang kukan fraud.
dinamakan fraud triangle. Fraud triangle Penelitian yang dilakukan oleh
menjelaskan tiga faktor yang hadir dalam setiap Skousen et al. (2009) menunjukkan bahwa
situasi fraud, yaitu pressure, opportunity dan persentase perubahan total aset (ACHANGE)
rationalization seperti disajikan pada gambar 1. berpengaruh positip terhadap financial state-
Menurut SAS No.99 (AICPA, 2002) ment fraud. Berdasarkan uraian tersebut,
terdapat 4 (empat) jenis kondisi yang umum diajukan hipotesis sebagai berikut:
terjadi pada pressure yang dapat mengakibat- H1: Financial Stability berpengaruh positif
kan kecurangan, yaitu financial stability, terhadap Financial Statement Fraud.
external pressure, personal financial need,
dan financial targets. Sedangkan opportunity Personal Financial Need dan Financial
terdiri dari 3 (tiga) kategori kondisi, yaitu Statement Fraud
nature of industry, ineffective monitoring, dan Personal financial need merupakan suatu
organizational structure. Komponen terakhir kondisi ketika keuangan perusahaan turut
yang menyebabkan terjadinya kecurangan dipengaruhi oleh kondisi keuangan para ekse-
(fraud) adalah rasionalisasi. Rasionalisasi kutif perusahaan (Skousen et al. 2009).
menyebabkan pelaku kecurangan mencari Beasley (1996), Committee of Sponsoring
pembenaran atas perbuatannya. Organizations of the Treadway Commission

114
JAAI VOLUME 19 NO. 2, DESEMBER 2015: 112–125

(COSO) (1999), dan Dunn (2004) menunjuk- Person (1999) menyatakan bahwa
kan bahwa ketika eksekutif perusahaan memi- leverage (LEV) yang lebih besar dapat dikait-
liki peranan keuangan yang kuat dalam per- kan dengan kemungkinan yang lebih besar
usahaan, personal financial need dari ekse- untuk melakukan pelanggaran terhadap per-
kutif perusahaan tersebut akan turut terpenga- janjian kredit dan kemampuan yang lebih ren-
ruh oleh kinerja keuangan perusahaan. dah untuk memperoleh tambahan modal
Adanya kepemilikan saham oleh orang melalui pinjaman. Pernyataan tersebut juga
dalam perusahaan menyebabkan yang ber- diperkuat oleh Lou dan Wang (2009) yang
sangkutan merasa punya hak klaim atas peng- menyatakan bahwa ketika perusahaan menga-
hasilan dan aktiva perusahaan sehingga akan lami tekanan eksternal perusahaan, dapat
mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan. diidentifikasi risiko salah saji material yang
Ketidakjelasan pemisahan antara pemilik dan lebih besar akibat kecurangan.
kontrol dari perusahaan memicu para manajer Penelitian yang dilakukan oleh
sewenang-wenang menggunakan dana per- Skousen et al. (2009) menunjukkan bahwa
usahaan untuk kepentingan pribadi. Contoh persentase total hutang terhadap total aset
kepentingan pribadi yang merupakan tekanan (LEV) berpengaruh positif terhadap financial
yang dialami para manajer yang akan men- statement fraud. Berdasarkan uraian tersebut,
dorong terjadinya kecurangan laporan diajukan hipotesis sebagai berikut:
keuangan antara lain tekanan keuangan, H3: External Pressure berpengaruh positif
tekanan kebiasaan buruk dan tekanan ber- terhadap Financial Statement Fraud.
kaitan dengan pekerjaan. Semakin tinggi per-
sentase kepemilikan saham oleh orang dalam Financial Target dan Financial Statement
maka praktek fraud dalam memanipulasi Fraud
laporan keuangan semakin bertambah. Menurut SAS No.99 (AICPA, 2002), financial
Penelitian yang dilakukan oleh target adalah risiko adanya tekanan berlebihan
Skousen et al. (2009) menunjukkan bahwa pada manajemen untuk mencapai target ke-
persentase kepemilikan saham oleh orang uangan yang dipatok oleh direksi atau mana-
dalam (OSHIP) berpengaruh positif terhadap jemen, termasuk tujuan-tujuan penerimaan
financial statement fraud. Berdasarkan uraian insentif dari penjualan maupun keuntungan.
tersebut, diajukan hipotesis berikut: Skousen et al. (2009) mengatakan bahwa
H2: Personal Financial Need berpengaruh Return on asset (ROA) sering digunakan da-
positif terhadap Financial Statement Fraud. lam menilai kinerja manajer dan dalam me-
nentukan bonus, kenaikan upah, dan lain-lain.
External Pressure dan Financial Statement Semakin tinggi ROA yang ditargetkan
Fraud perusahaan, maka semakin rentan manajemen
External pressure merupakan tekanan yang akan melakukan manipulasi laba yang menjadi
berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi salah satu bentuk kecurangan sehingga
persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. memiliki hubungan positif dengan kecurangan
Menurut SAS No. 99, saat tekanan berlebihan laporan keuangan. Berdasarkan uraian ter-
dari pihak eksternal terjadi, maka terdapat sebut, diajukan hipotesis sebagai berikut:
risiko kecurangan terhadap laporan keuangan. H4: Financial Targets berpengaruh positif
Hal ini didukung oleh pendapat Skousen et al. terhadap Financial Statement Fraud.
(2009) yang menyatakan bahwa salah satu
tekanan yang seringkali dialami manajemen Nature of Industry dan Financial Statement
perusahaan adalah kebutuhan untuk mendapat- Fraud
kan tambahan utang atau sumber pembiayaan Nature of Industry merupakan keadaan ideal
eksternal agar tetap kompetitif, termasuk suatu perusahaan dalam industri. Pada laporan
pembiayaan riset dan pengeluaran pem- keuangan terdapat akun-akun tertentu yang
bangunan atau modal. besarnya saldo ditentukan oleh perusahaan

115
Deteksi Financial Statement… (Laila Tiffani & Marfuah)

berdasarkan suatu estimasi, misalnya akun Lou dan Wang (2009) menyatakan
piutang tak tertagih dan akun persediaan bahwa sebuah perusahaan bisa mengganti
usang. Summers dan Sweeney (1998) men- auditor untuk mengurangi kemungkinan pen-
catat bahwa akun piutang dan persediaan deteksian kecurangan laporan keuangan oleh
memerlukan penilaian subjektif dalam mem- pihak auditor. Loebbecke, Eining, dan
perkirakan tidak tertagihnya piutang. Willingham (1989) menunjukkan bahwa 36
Summers dan Sweeney, (1998) juga menya- persen dari kecurangan dalam sampel mereka
takan bahwa manajer akan fokus terhadap dituduhkan dalam dua tahun awal masa
kedua akun tersebut jika berniat melakukan jabatan auditor. Berdasarkan uraian tersebut,
manipulasi pada laporan keuangan. diajukan hipotesis sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh H7: Rationalization berpengaruh positif
Summers dan Sweeney (1998) menunjukkan terhadap Financial Statement Fraud.
bahwa rasio perubahan dalam piutang usaha
(RECEIVABLE) berpengaruh positif terhadap Kerangka Pemikiran Teoritis
financial statement fraud. Berdasarkan uraian Dari uraian di atas dapat digambarkan dalam
tersebut, diajukan hipotesis sebagai berikut: kerangka pemikiran teoritis seperti pada
H5: Nature of Industry berpengaruh positif Gambar 2 di bawah.
terhadap Financial Statement Fraud.
METODA PENELITIAN
Effective Monitoring dan Financial Statement
Fraud Populasi dan Sampel Penelitian
Fraud dapat diminimalkan salah satunya Populasi dalam penelitian ini adalah
dengan mekanisme pengawasan yang baik. perusahaan yang terdaftar (listed) di Bursa Efek
Komite audit dipercaya dapat meningkatkan Indonesia (BEI) tahun 2011-2013. Metode
efektifitas pengawasan perusahaan. Beasly, pengambilan sampel menggunakan metode
Dana dan Terry (2010) menyatakan bahwa purposive sampling dengan kriteria berikut:
anggota komite audit yang lebih besar dapat 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
mengurangi insiden fraud. Busa Efek Indonesia berturut-turut selama
Penelitian yang dilakukan oleh periode tahun 2011 - 2013.
Skousen et al. (2009) menunjukkan bahwa 2. Perusahaan yang menyajikan annual
proporsi anggota komite audit independen report lengkap dalam website perusahaan
(IND) berpengaruh negatif terhadap kecu- atau website BEI secara berturut-turut
rangan laporan keuangan. Berdasarkan uraian selama periode pengamatan.
tersebut, diajukan hipotesis sebagai berikut: 3. Perusahaan terindikasi melakukan mani-
H6: Effective monitoring berpengaruh negatif pulasi (fraud) minimal 1 kali dalam 3
terhadap Financial Statement Fraud. tahun pengamatan.

Rationalization dan Financial Statement Fraud Untuk menentukan apakah perusahaan


terindikasi melakukan manipulasi (fraud) atau
Auditor adalah pengawas penting dalam lapo- tidak, peneliti menggunakan model perhitungan
ran keuangan. Informasi tentang perusahaan Beneish M-Score. Jika Benesih M-Score lebih
yang terindikasi terjadi kecurangan, biasanya besar dari -2.22 mengindikasikan bahwa
juga diketahui dari auditor. Perusahaan yang laporan keuangan telah dimanipulasi dan jika
melakukan fraud lebih sering melakukan per- skor lebih kecil dari -2.22 maka perusahaan
gantian auditor, karena manajemen perusa- dikategorikan sebagai perusahaan yang tidak
haan cenderung berusaha mengurangi ke- melakukan manipulasi (non fraud).
mungkinan pendeteksian oleh auditor lama
terkait tindak kecurangan laporan keuangan.

116
JAAI VOLUME 19 NO. 2, DESEMBER 2015: 112–125

PRESSURE
Financial Stability
H1 (+)
(ACHANGE)
Personal Financial Need
H2 (+)
(OSHIP)
External Pressure (LEV)
H3 (+)
Financial Targets (ROA)
H4 (+)
Financial Statement
OPPORTUNITY Fraud
(FRAUD)
H5 (+)
Nature of Industry
(RECEIVABLE) H6 (-)
Effective monitoring (IND)

RATIONALIZATION
H7 (+)
Rationalization
(AUDITCHANGE)
Gambar 2: Kerangka Pemikiran Teoritis

Tabel 1: Proses Pemilihan Sampel


No Keterangan Total
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berturut-turut selama tahun 2011 -2013 136
2. Perusahaan tidak mengeluarkan annual report secara berturut-turut selama tahun (36)
pengamatan
3. Perusahaan tidak terindikasi melakukan manipulasi (fraud) minimal 1 kali dalam 3 (70)
tahun pengamatan
Perusahaan terindikasi melakukan fraud minimal 1 kali dalam 3 tahun pengamatan 30
Sumber : Data Diolah, 2015

Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah diukur dengan menggunakan model Beneish


perusahaan manufaktur yang terindikasi M-Score. Beneish M-Score diukur dengan
melakukan fraud minimal 1 kali dalam 3 menggunakan 8 (delapan) rasio keuangan
tahun pengamatan adalah sebanyak 30 untuk mengidentifikasikan apakah perusahaan
perusahaan, sehingga sampel keseluruhan memiliki indikasi untuk memanipulasi pen-
selama 3 tahun sebanyak 90 sampel. Dari 90 dapatan dalam laporan keuangan (Beneish
sampel terpilih, kemudian diklasifikasikan 1997). Delapan rasio keuangan dan peng-
menjadi 2 kelompok sampel, yaitu kelompok ukurannya disajikan pada tabel 2.
perusahaan yang terindikasi melakukan fraud Setelah dilakukan perhitungan ke-
sebanyak 36 dan yang tidak melakukan fraud delapan rasio tersebut, kemudian diformulasi-
54. Adapun proses pemilihan sampel disajikan kan kedalam rumus Beneish M Score Model:
pada tabel 1.
M-Score = -4.84 + 0.920 DSRI + 0.528 GMI +
Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian 0.404 AQI + 0.892 SGI + 0.115
DEPI - 0.172 SGAI - 0.327 LVGI
Variabel dependen
+ 4.697 TATA
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
financial statement fraud (FRAUD) yang

117
Deteksi Financial Statement… (Laila Tiffani & Marfuah)

Tabel 2: Rasio Keuangan Untuk Mengukur Beneish- M Score


No Rasio Keuangan Rumus
Days Sales in Receivable
1
Index (DSRI)
Gross Margin Index
2
(GMI)
3 Asset Quality Index (AQI)

4 Sales Growth Index (SGI)

5 Depreciation Index (DEPI)


Sales General and
6 Administrative Expenses
Index (SGAI)

7 Leverage Index (LVGI)

Total Accruals to Total


8
Assets (TATA)
Sumber: Skousen et al. (2009)

Jika Benesih M-Score lebih besar dari -2.22, Variabel independen


dikategorikan sebagai perusahaan yang mela- Variabel independen dalam penelitian ini
kukan fraud. Sedangkan jika skor lebih kecil merupakan variabel yang dikembangkan dari
dari -2.22, dikategorikan sebagai perusahaan ketiga komponen fraud triangle, yaitu (1)
yang tidak melakukan fraud (non fraud). Pressure, (2) Opportunity dan (3) Rationali-
Selanjutnya perusahaan yang melakukan fraud
zation. Pada penelitian ini pengukuran varia-
diberi skor 1 dan yang tidak melakukan fraud bel independen mengacu pada Skousen et al.
(non fraud) diberi skor 0. (2009), akan tetapi tidak memasukkan variabel
organizational structure, karena kesulitan
memperoleh data. Tabel 3 berikut menyajikan
variabel independen dan pengukurannya.

Tabel 3: Variabel Independen dan Pengukurannya


Fraud Risk
Nama Variabel Pengukuran Variabel
Factor
Financial Stability
(ACHANGE) =
External Pressure =
(LEV)
Pressure
Personal Financial
Need (OSHIP)
Financial Targets =
(ROA)
Nature Of Industry = )
(RECEIVABLE)
Opportunity Ineffective
Monitoring
Rationalization 1 (satu) untuk perusahaan yang melakukan pergantian
Rationalization
(AUDCHANGE) auditor sedangkan 0 (nol) untuk sebaliknya.
Sumber: Skousen et al. (2009)

118
JAAI VOLUME 19 NO. 2, DESEMBER 2015: 112–125

Metode Analisis Data RECEIVABLE: rasio perubahan piutang usaha


IND : proporsi dewan komisaris independen
Metode analisis data yang digunakan untuk
AUDCHANGE : pergantian auditor
menguji hipotesis adalah model regresi
€ : error term
logistik dengan rumus:
FRAUD = α + β1 . ACHANGE + β2 . OSHIP +
Selain itu juga dilakukan pengujian tambahan
β3 . LEV + β4 . ROA + β5 .
yaitu dengan Independent Sample T-Test untuk
RECEIVABLE + β6 . IND + β7 .
menguji perbedaan karakteristik dari kedua
AUDCHANGE + €
kelompok sub sampel fraud dan non fraud
berdasarkan 7 (tujuh) variabel independen.
Keterangan :
FRAUD: variabel dummy, kode 1 (satu) untuk
perusahaan yang melakukan kecurangan lapo- HASIL DAN PEMBAHASAN
ran keuangan, kode 0 (nol) untuk yang tidak Deskripsi Data
α : konstanta Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,
β : koefisien variabel terlebih dahulu disajikan deskripsi data variabel
ACHANGE: rasio perubahan aset selama dua penelitian yang meliputi nilai minimum,
tahun maksimun, mean dan standar deviasi pada tabel
OSHIP : komposisi saham yang dimiliki mana- 4. Panel A menyajikan deskripsi data untuk
jemen total sampel, Panel B untuk sub sampel fraud
LEV : rasio leverage dan Panel C untuk sub sampel non fraud.
ROA : rasio return on asset (ROA)
Tabel 4: Deskrisi Variabel Penelitian
Panel A : Total Sampel
n Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ACHANGE 90 -,3094 1,5881 ,192119 ,2101762
OSHIP 90 ,0000 ,2888 ,062571 ,0887271
LEV 90 ,0366 1,0072 ,454215 ,2018919
ROA 90 ,0029 ,3211 ,082886 ,0660785
RECEIVABLE 90 -,1049 ,0896 ,009437 ,0353497
IND 90 ,2500 ,6667 ,364815 ,1064242
Sumber : Hasil Olah Data, 2015

Panel B : Sub Sampel Fraud


n Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ACHANGE 36 -,3094 ,5279 ,224348 ,1490865
OSHIP 36 ,000010 ,256100 ,05381639 ,086173078
LEV 36 ,0366 1,0072 ,521713 ,2020039
ROA 36 ,0129 ,2806 ,084656 ,0593531
RECEIVABLE 36 -,0521 ,0611 ,012911 ,0253889
IND 36 ,2500 ,3333 ,324074 ,0265606
Sumber : Hasil Olah Data, 2015

PanelC : Sub Sampel Non Fraud


n Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ACHANGE 54 -,1824 1,5881 ,170633 ,2415057
OSHIP 54 ,000010 ,288800 ,06840796 ,090715204
LEV 54 ,0372 ,7611 ,409217 ,1906355
ROA 54 ,0029 ,3211 ,081706 ,0707269
RECEIVABLE 54 -,1049 ,0896 ,007122 ,0407315
IND 54 ,2500 ,6667 ,391975 ,1291295
Sumber : Hasil Olah Data, 2015

119
Deteksi Financial Statement… (Laila Tiffani & Marfuah)

Analisis Regresi Logistik


Tabel 5: Hasil Uji Regresi Logistik
Persamaan Regresi:
FRAUD = 4,973 + 3,152 ACHANGE -0,401 OSHIP + 2,994 LEV + 2,608 ROA + 0,059
RECEIVABLE -22,705 IND + 0,984 AUDCHANGE + e
Variabel Prediksi B S.E. Wald Sig. Exp(B) Kesimpulan
ACHANGE + 3,152 1,585 3,955 ,047 23,394 Ha1 didukung
OSHIP + -,401 3,047 ,017 ,895 ,669 Ha2 tidak didukung
LEV + 2,994 1,522 3,872 ,049 19,971 Ha3 didukung
ROA + 2,608 4,306 ,367 ,545 13,578 Ha4 tidak didukung
RECEIVABLE + ,059 7,930 ,000 ,994 1,060 Ha5 tidak didukung
IND _ -22,705 8,684 6,836 ,009 ,000 Ha6 didukung
AUDCHANGE + ,984 ,926 1,128 ,288 2,675 Ha7 tidak didukung
Constant 4,973 2,713 3,361 ,067 144,496
Hosmer and Lemeshow Test: Chi-square = 13,415, Sig. = 0,098
Overall Model Fit Test : -2 Log Likehood Block Number = 0 adalah 121,143,
-2 Log Likehood Block Number = 1 adalah 101,682
Nagel Karke R Square : 0,342
Cox & Snell R Square :0,253
Sumber: Hasil Olah Data, 2015.

Hasil uji hipotesis penelitian dengan model Prediksi ketepatan model juga dapat
regresi logistik disajikan pada tabel 5. menggunakan matrik klasifikasi yang meng-
Langkah pertama yang dilakukan adalah hitung nilai estimasi yang benar dan yang
menilai kelayakan model regresi. Berdasarkan salah pada variable dependen. Matrik klasi-
hasil uji Hosmer and Lemeshow diperoleh fikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari
nilai Chi-square sebesar 13,415 dengan sig model regresi untuk memprediksi kemung-
0,098. Hal ini menunjukkan bahwa model kinan terjadinya kecurangan. Hasil nilai Uji
mampu memprediksi nilai observasi karena klasifikasi disajikan pada tabel 6.
cocok dengan data observasinya. Berdasarkan tabel 6 di atas menunjuk-
Langkah kedua adalah menilai kese- kan bahwa secara keseluruhan 71,1% sampel
luruhan model regresi dengan membanding- dapat diprediksikan dengan tepat oleh model
kan nilai -2 Log Likelihood Block Number = 0 regresi logistik ini. Tingginya persentase kete-
dan -2 Log Likelihood Block Number = 1. patan tabel klasifikasi tersebut mendukung
Adanya penurunan yang signifikan nilai -2 tidak adanya perbedaan yang signifikan ter-
Log Likelihood Block Number = 0 sebesar hadap data hasil prediksi dan data observasi-
121,143 menjadi 101,682 pada model -2 Log nya yang menunjukkan sebagai model regresi
Likelihood Block Number = 1, menunjukkan logistik yang baik.
bahwa model regresi dengan memasukkan Langkah selanjutnya adalah menguji
semua variabel independen lebih baik atau pengaruh dari masing-masing variabel inde-
dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit penden terhadap variabel dependennya.
dengan data.

Tabel 6: Hasil Uji Klasifikasi


Classification Tablea
Predicted
Observed FRAUD Percentage
0 1 Correct
0 45 9 83,3
FRAUD
Step 1 1 17 19 52,8
Overall Percentage 71,1
Sumber : Hasil Olah Data, 2015

120
JAAI VOLUME 19 NO. 2, DESEMBER 2015: 112–125

Pengaruh Financial Stability Terhadap sahan yang jelas menyebabkan manajer tidak
Financial Statement Fraud mempunyai kemampuan yang cukup untuk
Berdasarkan tabel 05, koefisien variabel melakukan kecurangan laporan keuangan.
ACHANGE bernilai positif 3,152 dengan nilai Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pene-
signifikansi 0,047, artinya financial stability litian yang dilakukan oleh Skousen et al.
(ACHANGE) berpengaruh positif signifikan (2009) yang menyimpulkan bahwa persentase
terhadap financial statement fraud. Hasil ini kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP)
mengindikasikan bahwa semakin tinggi berpengaruh positif terhadap financial state-
kondisi ketidakstabilan keuangan perusahaan, ment fraud.
maka kemungkinan perusahaan melakukan
financial statement fraud juga semakin tinggi. Pengaruh External Pressure Terhadap
Hasil ini sesuai dengan pernyataan Personal Financial Need
Skousen et al. (2009) bahwa manajer mengha- Koefisien regresi variabel LEVERAGE ber-
dapi tekanan untuk melakukan financial state- nilai positif 2,994 dengan nilai signifikansi
ment fraud ketika stabilitas keuangan (financial sebesar 0,049 sehingga dapat disimpulkan
stability) terancam oleh keadaan ekonomi, bahwa external pressure (LEVERAGE) ber-
industri, dan situasi entitas yang beroperasi. pengaruh positif signifikan terhadap financial
Artinya dengan adanya ketidakstabilan keu- statement fraud. Artinya semakin besar
angan, akan memicu terjadinya pelanggaran- tekanan dari pihak eksternal maka akan
pelanggran yang dilakukan manajemen. meningkatkan potensi manajemen untuk
Loebbecke et al. (1989) menunjukkan melakukan kecurangan laporan keuangan.
bahwa kasus dimana perusahaan mengalami Hasil penelitian ini sejalan dengan
pertumbuhan industri di bawah rata-rata, pendapat Person (1999) yang menyatakan
manajemen mungkin melakukan manipulasi bahwa leverage (LEV) yang lebih besar dapat
laporan keuangan untuk meningkatkan pros- dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih
pek perusahaan. Kondisi perusahaan yang besar untuk melakukan pelanggaran terhadap
tidak stabil akan menimbulkan tekanan bagi perjanjian kredit dan kemampuan yang lebih
manajemen karena kinerja perusahaan terlihat rendah untuk memperoleh tambahan modal
menurun di mata publik sehingga akan meng- melalui pinjaman. Hasil ini juga mendukung
hambat aliran dana investasi di tahun men- pendapat Lou dan Wang (2009) yang menya-
datang. takan bahwa ketika perusahaan mengalami
tekanan eksternal perusahaan, dapat diiden-
Pengaruh Personal Financial Need tifikasi risiko salah saji material yang lebih
Terhadap Financial Statement Fraud besar akibat kecurangan. Hasil penelitian ini
Koefisien regresi personal financial need sesuai dengan penelitian Skousen et al. (2009)
(OSHIP) adalah -0,401 dengan signifikansi yang menyimpulkan bahwa external pressure
sebesar 0,895, maka dapat disimpulkan bahwa (LEVERAGE) berpengaruh positif terhadap
personal financial need (OSHIP) tidak ber- financial statement fraud.
pengaruh signifikan terhadap financial state-
ment fraud. Hasil ini kemungkinan disebabkan Pengaruh Financial Target Terhadap
karena masih rendahnya rata-rata kepemilikan Financial Statement Fraud
manajerial dalam perusahaan sampel, yaitu Koefisien variabel ROA bernilai positif 2,608
sebesarr 0,062571 atau 6,2571%. dengan signifikansi sebesar 0,545, maka dapat
Kepemilikan manajerial yang rendah disimpulkan bahwa financial target (ROA)
mengindikasikan bahwa pada perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap financial
sampel telah terjadi pemisahan yang jelas statement fraud. Artinya bahwa besar kecilnya
antara pemegang saham sebagai pemilik yang tingkat ROA yang ditargetkan perusahaan tidak
mengontrol jalannya perusahaan dan manajer mempengaruhi manajemen untuk melakukan
sebagai pengelola perusahaan. Adanya pemi- kecurangan laporan keuangan.

121
Deteksi Financial Statement… (Laila Tiffani & Marfuah)

Hasil penelitian ini berbeda dengan Pengaruh Effective Monitoring Terhadap


temuan Skousen et al. (2009) yang menyim- Financial Statement Fraud
pulkan bahwa financial target (ROA) ber- Koefisien variabel effective monitoring (IND)
pengaruh positif terhadap financial statement sebesar -22,705 dengan nilai signifikansi se-
fraud. Tidak berpengaruhnya ROA terhadap besar 0,009, maka disimpulkan bahwa effec-
financial statement fraud pada penelitian ini tive monitoring (IND) berpengaruh negatiF
kemungkinan disebabkan karena manajer signifikan terhadap financial statement fraud.
menganggap bahwa besarnya target ROA Artinya bahwa semakin tinggi efektifitas
perusahaan masih dinilai wajar dan bisa di- pengawasan perusahaan akan menurunkan
capai. Manajer tidak menganggap bahwa potensi manajemen untuk melakukan ke-
target ROA tersebut sebagai target keuangan curangan laporan keuangan.
yang sulit untuk dicapai sehingga besarnya Hasil penelitian ini sesuai dengan
target ROA tidak memicu terjadinya kecu- Skousen et al. (2009) yang menyimpulkan
rangan laporan keuangan yang dilakukan oleh bahwa effective monitoring (IND) berpenga-
manajemen. ruh negatip terhadap financial statement fraud.
Fraud dapat diminimalkan salah satunya
Pengaruh Nature of Industry Terhadap dengan mekanisme pengawasan yang baik.
Financial Statement Fraud Komite audit dipercaya dapat meningkatkan
Koefisien variabel RECEIVABLE bernilai efektifitas pengawasan perusahaan. Artinya
positif 0,059 dengan nilai signifikansi sebesar bahwa semakin besar proporsi komite audit
0,994, maka dapat disimpulkan bahwa nature independen, maka proses pengawasan yang
of industry (RECEIVABLE) tidak berpenga- dilakukannya akan semakin efektif sehingga
ruh signifikan terhadap financial statement akan menurunkan potensi manajemen untuk
fraud, rtinya bahwa besar kecilnya rasio per- melakukan kecurangan laporan keuangan.
ubahan dalam piutang usaha tidak memicu
manajemen untuk melakukan kecurangan Pengaruh Rationalization Terhadap Finan-
laporan keuangan. cial Statement Fraud
Hasil penelitian ini berbeda dengan Koefisien variabel AUDCHANGE bernilai
penelitian yang dilakukan oleh Summers dan positif 0,984 dengan nilai signifikansi sebesar
Sweeney (1998) yang menyimpulkan bahwa 0,228, maka dapat disimpulkan bahwa ratio-
nature of industry (RECEIVABLE) berpenga- nalization (AUDCHANGE) tidak berpengaruh
ruh positif terhadap financial statement fraud. signifikan terhadap financial statement fraud.
Tidak berpengaruhnya variabel nature Artinya bahwa pergantian auditor yang di-
of industry (RECEIVABLE) terhadap finan- lakukan perusahaan tidak dapat digunakan
cial statement fraud pada penelitian ini untuk mendeteksi terjadinya kecurangan
kemungkinan disebabkan nilai rata-rata per- laporan keuangan dalam perusahaan.
ubahan piutang usaha (RECEIVABLE) pada Hasil penelitian ini berbeda dengan
sub sampel fraud dan sub sampel non fraud temuan Sorenson et al. (1983) dan Skousen et
besarnya tidak jauh berbeda, yaitu masing- al. (2009) yang menunjukkan bahwa rationa-
masing sebesar 0,012911 pada sub sampel lization (AUDCHANGE) berpengaruh positif
fraud dan 0,007122 pada sub sampel non terhadap financial statement fraud. Hasil ini
fraud. Hal ini mengindikasikan bahwa per- kemungkinan disebabkan karena perusahaan
usahaan yang masuk dalam kelompok sub sampel yang melakukan pergantian auditor,
sampel fraud maupun sub sampel non fraud bukan disebabkan perusahaan ingin mengu-
mempunyai sifat industri yang tidak berbeda, rangi kemungkinan pendeteksian kecurangan
sehingga RECEIVABLE tidak dapat diguna- laporan keuangan oleh auditor lama, tetapi
kan untuk mendeteksi terjadinya kecurangan lebih dikarenakan perusahaan ingin mentaati
laporan keuangan dalam perusahaan. Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3

122
JAAI VOLUME 19 NO. 2, DESEMBER 2015: 112–125

ayat 1 yang menyatakan bahwa pemberian hipotesis ketiga dan keenam dengan menggu-
jasa audit umum atas laporan keuangan dari nakan analisis regresi logistik.
suatu entitas dapat dilakukan paling lama
untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut oleh SIMPULAN
KAP yang sama dan 3 (tiga) tahun berturut- Berdasarkan pengujian terhadap 7 (tujuh)
turut oleh auditor yang sama kepada satu klien hipotesis yang dilakukan dengan mengguna-
yang sama. kan analisis regresi logistik, disimpulkan se-
bagai berikut: 1) Financial stability
Pengujian Tambahan (ACHANGE) dan external pressure (LEVE-
Pengujian tambahan dilakukan dengan uji RAGE) berpengaruh positif signifikan ter-
beda Independend Sample T-Test untuk hadap kecurangan laporan keuangan. Hal ini
menguji apakan masing-masing variabel mengindikasikan bahwa perusahaan yang
independen dalam penelitian ini mempunyai mempunyai ketidakstabilan keuangan dan
karakteristik yang berbeda secara signifikan tekanan eksternal yang tinggi, manajemen
pada kedua kelompok sub sampel penelitian. mempunyai potensi yang lebih tinggi dalam
Hasil pengujian dengan Independent Sample melakukan kecurangan laporan keuangan.
T-Test disajikan pada tabel 7. 2)Variabel effective monitoring (IND) ber-
Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat pengaruh negatif signifikan terhadap financial
disimpulkan bahwa variabel external pressure statement fraud. Hasil ini mengindikasikan
(LEV) dan effective monitoring (IND) berbeda bahwa semakin besar proporsi komite audit
secara signifikan pada subsampel perusahaan independen, maka proses monitoring terhadap
yang melakukan fraud dan yang tidak mela- peusahaan semakin efektif sehingga akan
kukan fraud. Artinya berdasarkan uji beda menurunkan potensi manajemen untuk mela-
Independent sample T-Test, kedua variabel kukan kecurangan laporan keuangan. 3)
tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi Variabel personal financial need (OSHIP),
potensi kecurangan yang terjadi pada perusa- financial target (ROA), nature of industry
haan. Semakin tinggi leverage dan semakin (RECEIVABLE) dan rationalization
kecil proporsi komite audit independen, maka (AUDCHANGE) tidak berpengaruh signifikan
potensi terjadinya kecurangan laporan ke- terhadap kecurangan laporan keuangan. Arti-
uangan dalam perusahaan akan semakin nya keempat variabel tersebut tidak mampu
tinggi. Hasil ini mendukung hasil pengujian mendeteksi potensi kecurangan yang terjadi
dalam perusahaan manufaktur.

Tabel 7: Hasil Uji Independent Sample T-Test


Kelompok n Mean Mean Difference T statistic Sig- (2-tailed)
Non Fraud 54 ,170633
ACHANGE -,0537155 -1,304 ,196
Fraud 36 ,224348
Non Fraud 54 ,06840796
OSHIP ,014591574 ,770 ,443
Fraud 36 ,05381639
Non Fraud 54 ,409217
LEV -,1124962 -2,647 ,010
Fraud 36 ,521713
Non Fraud 54 ,081706
ROA -,0029502 -,214 ,831
Fraud 36 ,084656
Non Fraud 54 ,007122
RECEIVABLE -,0057884 -,830 ,409
Fraud 36 ,012911
Non Fraud 54 ,391975
IND ,0679012 3,747 ,000
Fraud 36 ,324074
Non Fraud 54 ,06
UDCHANGE -,111 -1,578 ,121
Fraud 36 ,17
Sumber: Hasil Olah Data, 2015

123
Deteksi Financial Statement… (Laila Tiffani & Marfuah)

Implikasi Association of Certified Fraud Examinations


(ACFE). 2014. Reports to the nations:
Penelitian ini memberi kontribusi bagi pihak-
On occupational fraud and abuse.
pihak yang berkepentingan terhadap deteksi
Global Fraud Study.
financial statement fraud, seperti auditor dan
pemerintah dalam menilai potensi terjadinya BAPEPAM. 2002. Pedoman penyajian dan
fraud dalam perusahaan. Semakin tinggi pengungkapan laporan keuangan
perubahan total aset dan LEVERAGE serta emiten atau perusahaan-perusahaan
semakin rendah proporsi komite audit publik. Jakarta: BAPEPAM.
independen dalam perusahaan, maka potensi Beasley, M. S., 1996. An empirical analysis of
terjadinya kecurangan laporan keuangan the relation betwen the board of
perusahaan tersebut semakin besar. director compositon and financial
statement fraud. The Acounting Review
Keterbatasan dan Saran 71 (4): 43-65.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keter- Beasly, M., J. V. Dana, dan L. Terry. 2010.
batasan yang kemungkinan dapat mempenga- Fraudulant financial reporting.
ruhi hasil penelitian, antara lain: 1) Variabel http://www.coso.org/documents/COSO
yang digunakan untuk mendeteksi financial
FRAUDSTUDY2010_001.pdf
statement fraud pada penelitian ini hanya (diakses: 13 Mei 2015).
sebatas variabel yang dikembangkan dari
Fraud Triangel Theory, yaitu tekanan, kesem- Beneish, M. 1997. Detecting GAAP violation:
patan dan rasionalisasi. Disarankan untuk Implications for assessing earnings
menambahkan variabel independen yang dapat management among firms with ex-
digunakan untuk mendeteksi terjadinya finan- treme financial performance. Journal
cial statement fraud, misalnya manajemen of Accounting and Public Policy 16
laba, perataan laba dan unexpected audit fee (3): 271-309.
seperti digunakan dalam penelitian Hribar, Brennan, N., dan Mc. Grath. 2007. Financial
Kravet, dan Wilson (2014). 2) Pengukuran statement fraud some lesson from US
variabel rasionalisasi dengan menggunakan and Europe: An Case studies. Journal
proksi pergantian auditor (AUDITCHANGE), Australia Accounting Review 17 (42):
sebaiknya dikaji secara lebih baik untuk 49-61.
memastikan bahwa pergantian auditor tersebut
bukan disebabkan karena perusahaan melak- Committee of Sponsoring Organizations of
sanakan Peraturan Menteri Keuangan Re- Treadway Commission (COSO). 1999.
publik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 Fraudulent Financial Reporting:
pasal 3 ayat 1. Caranya adalah hanya menge- 1987-1997 – Analysis of US. New
lompokkan sebagai sampel perusahaan yang York: Public Companies.
melakukan pergantian auditor (AUDIT- Cressey, D. 1953. Other people’s money: A
CHANGE) untuk perusahaan yang melakukan Study in the social psychology of
pergantian auditor dan laporan keuangan embezzlement. Glencoe, IL: Free
tahun sebelumnya mendapatkan opini selain Press.
wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).
Dechow, P., R. Sloan, and A. Sweeney. 1996.
DAFTAR REFERENSI Causes and consequences of earnings
manipulation: An analysis of firms
AICPA. 2002. Consideration of fraud in a subject to enforcement actions by the
financial statement audit. Statement on SEC. Contemporary Accounting
Auditing Standard No. 99. AICPA. Research 13 (1): 1–36.
New York.

124
JAAI VOLUME 19 NO. 2, DESEMBER 2015: 112–125

Dunn, P. 2004. The impact of insider power Skousen, C. J., K. R. Smith, dan J. C. Wright.
on fraudulent financial reporting. 2009. Detecting and predicting
Jurnal of Management 30 (3): 397- financial statement fraud: The
412. Effectiveness of the fraud triangle and
SAS No. 99. Corporate and Firm
Ernst & Young. 2009. Detecting financial
Performance Advances in Financial
statement fraud: What every manager
Economics 13: 53-81.
needs to know.
Soselisa, R., dan Mukhlasin. 2008. Pengaruh
Hribar, P., T. Kravet, dan R. Wilson. 2014. A
faktor kultur organisasi, manajemen,
New measure of accounting quality.
strategik keuangan, dan auditor
Review Accounting Studies Journal 19
terhadap kecenderungan kecurangan
(1): 506–538.
akuntansi pada perusahaan publik di
Loebbecke, J., M. Eining. Dan J. Willingham. Indonesia. Tesis, Unika Atma Jaya
1989. Auditor’s experience with Jakarta.
material irregularities: frequency,
Spathis, C. T. 2002. Detecting false financial
nature, and detestability. Auditing: A
statements using published data: Some
Journal of Practice and Theory 9 (1).
evidence from Greece. Managerial
Lou, Y.I., dan M. L. Wang. 2009. Fraud risk Auditing Journal 17 (4): 179-191.
factor of the fraud triangle assesing the
Sukirman., dan P. S. Maylia. 2013. Model
likelihood of fraudulent financial
deteksi kecurangan berbasis fraud
reporting. Journal of Business and
triangle (Studi kasus pada perusahaan
Economic Research 7 (2): 62-66.
publik di Indonesia). Jurnal Akuntansi
Person, O. 1999. Using financial information dan Auditing 9 (2): 199-225.
to differentiate failed vs surviving
Summers, S., dan J. Sweeney. 1998. Frau-
finance companies in Thailand: An
dulently misstated financial statements
Implication for emerging economies.
and insider trading: An Empirical
Multinational Finance Journal 3 (2):
analysis. The Accounting Review 73
127-145.
(1): 131-146.

125

Вам также может понравиться